PENDAHULUAN
daratan oleh air. Perubahan iklim global yang tidak menentu di beberapa tahun
yang bervariasi seperti pasir (lumpur), bebatuan dan limbah kayu dengan
ukuran mecapai puluhan meter dan bergerak turun mengikuti gaya gravitasi
dari hulu hingga ke hilir sungai. Ketika bergerak, banjir ini menyerupai beton
cair dan cenderung mengalir sepanjang lereng bawah saluran atau lemba-
lembah sungai. Banjir bandang terbentuk ketika material yang tidak lagi
merupakan peristiwa alam yang dapat mengalir ke jarak yang sangat jauh
menyusuri sungai/ lembah dan peristiwa alam ini dapat mencapai kecepatan
yang sangat tinggi hingga mencapai 85 km/ jam.(Utama & Naumar, 2015)
maka dapat di pahami bahwa banjir bandang bisa terjadi akibat ketidak
1
seimbangan statik antara gaya geser yang ditimbulkan oleh aliran lebih besar
ketinggian dan kecepatannya akan selalu bertambah, dan pada tingkat batas
tertentu keadaan menjadi tidak stabil sehingga massa debit air terangkat dengan
cepat. Dengan kecepatan yang tinggi banjir bandang tidak dapat lagi mengikuti
lekungan sungai yang luasnya sangat terbatas bahkan dampat memperlebar atau
bahkan membuat jalur air baru yang di akibatkan kecepatan mengalirnya air.
Massa air yang mengalir pada peristiwa banjir bandang memiliki kecepatan
yang selalu bertambah dan pada tingkat tertentu. Massa sedimen bisa terangkat
dengan cepat oleh karena itu, untuk menyikapi permasalahan di atas maka harus
peristiwa atau fenomena alam yang bisa terjadi kapan saja secara tiba-tiba di
daerah yang memiliki aliran sungai. Biasanya bencana banjir bandang banyak
terjadi pad musim hunjan, hal ini di karenakan dengan intensitas curah hujan
bandang atau yang lebih di kenal dengan bahasa suku Tae yang ada di daerah
Lempa Magasa atau banjir bandang yang melanda beberapa lokasi yang
2
Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat. pada hari
Senin,13 Juli 2020 di akibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi pada
air yang ada di sungai Rongkong yang besar di tambah lagi dengan longsornya
tanah pada hulu sungai Rongkong yang mengakibatkan bencana banjir pada
saat itu tidak hanya air sungai melainkan berbagai campuran pasir, bebatuan,
dan batang pohon besar yang ikut terseret hingga hilir sungai.
bandang yang telah melandah Kabupaten Luwu Utara telah menelan banyak
korban jiwa di dua kecematan yang berbeda sebanyak 12 korban jiwa berasal
dari Kecematan Masamba dan 24 korban berasal dari Kecematan Baebunta dan
2 korban jiwa bersal dari Kecematan Malangke sehingga jumlah korban jiwa
yang meninggal sebanya 38 jiwa ada sebanyak 11 orang yang belum di temukan
berdasarkan data laporan warga yang kehiilangan keluarganya, sampai saat ini
tim SAR masi berupaya melakukan pencarian terhadap korban hilang dan 58
orang yang luka-luka di antaranya ada yang rawat nginap dan rawat jalan.
(Arman, 2020)
pertama kalinya melainkan sudah banyak terjadi di beberapa daerah yang ada
di Indonesia, Seperti pada yang terjadi di Kota Bima pada akhir tahun 2016,
banjir yang melanda Kota Bima, hal ini juga di picu oleh curah hujan yang
tinggi sehingga menyebabkan air hujan tidak lagi dapat lagi menampung oleh
3
pemukiman warga. Dampak dari banjir ini mengakibatkan beberapa
mengakibatkan lumpur dan air luap hingga naik ke jalan raya yang merupakan
pihak, karna bencana bukan hanya urusan pemerintah melainkan urusan semua
Nomor 24 tahun 2007 dan kemudian diikuti oleh produk hukum turunannya,
4
pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang
rekonstruksi secara adil dan setara. Kemudian pada tanggal 22 oktober 2008
tujuan dari Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 adalah untuk tertib administrasi
dan standarisasi organisasi dan tata kerja BPBD. BPBD adalah lembaga
perangkat daerah dan mesti mengikuti tata aturan dari Kementrian Dalam
Negri. Disini perangkat daerah adalah lembaga yang membatu Kepala Daerah
termaksud daerah yang rawan bencana terutama bencana alam seperti gempa,
lingkungan, kerugian harta benda, dampak psikologis dan korban jiwa. Pasal 2
5
dan ilmu pengetahuan teknologi dari beberapa poin tersebut jika di Tarik
pemulihan semua aspek pelayanan public, atau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dan sasaran utama untuk nomalisasi atau
semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik
dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat pada wilayah pasca
memulihkan kembali tatanan social seperti apa yang telah ada sebelumnya,
sehinggah pada output yang timbul pasca bencana menghasilkan nilai positif
bagi masyarakat terdampak banjir, Konsep Modal Sosial menjadi ujung tombak
6
pada hasil yang positif untuk menjanga hubungan dalam bermsyarakat.
(Lukman, 2018)
daerah harus melakukan manajemen pasca banjir bandang sebagai langka awal
infrastruktur.
kerja sama dengan pihak swasta selaku investor, menjalin kerjasama dengan
7
Sebutan lain dari PPP (Public Private Partnership) adalah KPS
Di Indonesia sendiri PPP mulai diadaptasikan sejak tahun 2005, hal yang
kesejatraan masyarakat. PPP sendiri telah di atur dalam Peraturan Presiden no.5
dengan pihak swasta, dalam hal ini PT.Tataloga Lesetari sebagai investor yang
bergerak dalam meteral bagunan yang berupa gentel metal dan baja ringan.
berbagai daerah rawan bancana, diatarannya Kota Palu, Lombok dan Konawe.
8
Dengan kerja sama yang di lakukan suatu langka awal bagi pemerintah
Merupakan daerah yang rawan akan terjadi berbaagai bencana alam dengan
berbagai data yang sudah terkumpul sampai saat ini mitigasi bencana
lokasi yang aman untuk dijadikan pemukiman yang baru bagi para korban
pemerintah dan swasta merupakan sebuah kontrak antara pihak pemerintah dan
pihak swasta, dalam hal ini yang dimana pihak swasta mengambil alih fungsi
pemerintah dalam jangka waktu yang sudah di sepakati dan pihak swasta
bertanggungjawab atas resiko yang akan timbul pada saat pelaksanaan kontrak.
tetap (HUNTAP) untuk para korban bencana banjir bandang, Maka demikian,
9
1.2 Rumusan Masalah
Utara?
Luwu Utara.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang pertama dalam penelitian ini adalah bagaimana penelitian ini
yang telah diciptakan oleh pemerintah, selain itu dalam penelitian ini
real di lapangan.
10
b. Pengembangan wawasan
Penelitian ini juga sebagai ajang bagi peneliti untuk menambah wawasan,
2. Manfaat Praktis
berikut; Pertama, bagi pemerintah daerah diharapkan bisa menjadi sulusi untuk
sehingga hasil dari kerja sama ini di harapkan masyarakat bisa mejalani
Kedua, bagi Akademisi hasil dari penilitian ini juga diharapkan dapat
menjadi salah satu referensi, khusunya bagi para mahasiswa Jurusan Ilmu
konstitutif yang telah disepakati oleh banyak pihak. Berdasarkan pada judul
11
yang diangkat “Kerjasama Pemerintah Dan Privat Sektor Dalam
dapat di ambil dari beberapa konsep yang di gunakan untuk pedoman dalam
pembagian resiko antara pemerintah dan pihak investor atau swasta dalam
bangun berupa fasilitas seperti penyediaan air minum, jalan tol, energi listrik
Negara, 2016), ini merupakan suatu bentuk kerja sama antara pemerintah
membahas serta menentukan secara detail kewajiban yang harus di penuhi serta
pembuat kebijakan atau peraturan dalam pembangunan dan pihak swasta selaku
2018).
12
Sumber pembiayaan pada kegiatan pemberian fasilitas tempat tinggal
yang layak sebagai mana yang telah termaktud dalam Pancasila sebagai idelogi
baik itu sebelum terjadinya bencana, pada saat terjadinya bencana dan setelah
terjadinya suatu bencana (pas bencana) atau setelah terjadinya bencana (pasca
dapat di pahami bahwa pada poin ini merupakan suatu bentuk upaya keaman
dalam kehidupan masyarakat agar terhindar dari berbagai ancama bencana alam
13
Menjamin terselenggaranya penanggulangan pasca bencana mengara
1) Tanggap darurat.
2) Rehabilitasi.
3) Rekonstruksi
14
1.5.2.1 Bencana Banjir
Peristiwa bencana banjir pada umumnya disebabkan oleh
dari anak sungai atau sungai sehingga tidak mampu lagi menampung
curah hujan yang tinggi, banjir juga disebabkan oleh alam yang statis,
sistem sungai yang terbentuk karna proses alam dan aliran air yang di
buat uleh manusia. Seperti kasus banjiir bandang yang terjadi pada
sungai dengan aliran yang begitu deras walaupun tidak begitu dalam
15
kerusakan akan nampak jelas baik itu pada tenaman, perumahan bahkan
alam yang telah direlokasi ketempat yang dianggap aman dari bencana dengan tatanan
kehidupan yang baru di masyarakat yang baru juga. Hunian tetap (huntap) juga
memiliki pengartian sebagai tempat tinggal untuk para korban bencana pasca tinggal
dari hunian sementara yang bersifat permanen. Bangunan hunian tetap berbeda dengan
hunian sementara. Hunian tetap ini bangunannya bersifat permanen, sedangkan hunian
Jadi dapat disimpulkan bahwa huniat tetap (huntap) adalah bagian permukaan
bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang
kehidupannya. Dimana hunian tetap ini memiliki kriteria seperti : rumah tangga atau
keluarga yang telah kehilangan rumah yang rusak akibat bencana alam, rumah warga
yang utuh tetapi berada di kawasan beresiko tinggi terhadap bencana alam, yang berhak
mendapat hunian tetap bantuan dana rumah (BDR) adalah kepala keluarga yang
mempunyai kepemilikan rumah yang sah walaupun memiliki lebih dari satu rumah,
16
a. Program kerjasama Pemerintah Dan Privat Sektor Dalam
Utara.
Utara.
Utara.
Luwu Utara.
Luwu Utara?
kelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
17
diantaranya: analisis wacana, pendekatan partisi patoris, etnografi, studi
1. Jenis Penelitian
Ciri-ciri dari penilitian studi kasus ialah dengan cara mengindentifikasi kasus
nantinya penelitian yang diambil tidak hanya berfokus pada satu sumber. Studi
kasus kualitatif sendiri terdiri dari dua tipe yaitu studi kasus berdasarkan dari
analisis kasus dan studi kasus kualitatif berdasarkan ukuran batas dari studi
kasus.
kasus intrinsic yang berfokus pada studi kasus yang tidak biasa karena dalam
memahami isu-isu maupun permasalahan yang ada dilakukan dengan teliti dan
spesifik agar nantinya dalam menyeleksi kasus tersebut dapat dipahami dengan
baik dan benar. Pilihan tipe studi kasus intrinsic ini dilakukan agar
18
Dalam Penanggulangan Pasca Bencana Banjir Bandang Di Kabupaten Luwu
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer ini akan digunakan sebagai bukti bahwa penelitian telah
pihak-pihak terkait dari objek penelitian. Adapun data primer yang akan
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bisa diperoleh dari beberapa pihak
kedua yang bisa digunakan sebagai bahan pendukung data primer. Data
yang bisa diperoleh yaitu dalam bentuk data yang sudah dikelola oleh
19
lembaga, instansi atau penelitian terdahulu atau bentuk data yang sudah jadi
yang sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Data sekunder dari
penelitian ini berupa sumber data yang relevan dan sudah ada yaitu berupa
3. Subjek Penelitian
menemui dan wawancara pihak yang mengerti dan faham terkait dengan
20
huni. Adapun Subjek penelitian yang peneliti akan lakukan untuk
Pertanahan.
Pertanahan.
a. Wawancara
21
mendapatkan informasi yang kejelasannya terjamin, peneliti melakukan
hasil wawancara akan ditulis dan direkam sehingga nantinya penulis dapat
b. Observasi
seacara terstruktur dengan apa yang sudah diamati, kapan dan dimana
Utara.
c. Dokumentasi
22
5. Teknik Analisis Data
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan bahan-bahan lainnya
Data yang terkait dengan Kerjasama Pemerintah Dan Privat Sektor Dalam
kategori-kategori, dan tema yang akan ditulis. Data yang diperoleh akan
dipilah untuk memahami lebih isi dari data-data tersebut. Misalnya data
d. Menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema ini akan ditulis dalam narasi
23
yang cukup dan peneliti menganalisis data dalam semua sumber misalnya
6. Lokasi Penelitian
LESTARI Jl. Veteran Selatan No.145, Maricaya Sel., Kec. Mamajang, Kota
24