DOSEN PEMBIMBING:
(Istiana Kusumastuti, S.ST, M.kes)
DISUSUN OLEH:
N NPM Nama Mahasiswa
o
1. 01190100015 Alpin Siregar
2. 01190100032 Wildan Ramadhani
3. 01190100023 Mutiara Dwi Anggraini
4. 01190100033 Ardi Setyo Nugroho
5. 01190100036 Suwarno
6. 01190100019 Ida parida
i
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat I
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Ka. Departemen Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
SURAT PERNYATAAN
iii
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
LAPORAN HASIL PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN 1
ABSTRAK
Kata kunci: Hipertensi, Pola Hidup Sehat, Primer, Sekunder, Usia Muda
iv
PUBLIC HEALTH GRADUATE STUDY PROGRAM INDONESIAN
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES FORWARD
REPORT OF FIELD LEARNING PRACTICE 1
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Belajar
Lapangan Kesehatan Masyarakat yang berjudul “Analisis Faktor Resiko
Penyakit Hipertensi di wilayah DKI Jakarta” pada Program Studi
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
(STIKIM).
Senantiasa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dan dosen Prodi yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam
hal ini, kepada:
1. Dr. Astrid Novita, SKM. MKM selaku Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)
2. Nina, SKM. M.Kes selaku Kepala Departemen Kesehatan
Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
(STIKIM).
3. Agustina Sari, S.ST. M.Kes selaku Koordinator Program Studi
Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Indonesia Maju
(STIKIM) Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, atas rahmat-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan laporan
praktek belajar lapangan kesehatan masyarakat yang berjudul
“Analisis Faktor Resiko Penyakit Hipertensi di wilayah DKI Jakarta"
vi
pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
4. Istiana Kusumawati, S,ST. M.Kes selalu dosen pembimbing dan
sebagai dosen pembinmbing lapangan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
5. Rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan PBL 1 ini. Kami sangat bersukur telah
dapat menyelesaikan laporan PBL 1 ini. Tidak lupa kami memohon
maaf apabila ada kesalahan penulisan nama maupun gelar. Besar
harapan kami agar laporan PBL 1 ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Jakarta, 01 September 2021
Tim Penulis
Daftar Isi
HALAMAN PERSETUJUAN
……………………………………………………………………………………...
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
……………………………………………………………………………………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN
……………………………………………………………………………………...
iii
ABSTRAK
……………………………………………………………………………………...
iv
ABSTRACT
……………………………………………………………………………………..
v
vii
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………..
vi
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………...
vii
DAFTAR TABEL
……………………………………………………………………………………...
x
DAFTAR GAMBAR
……………………………………………………………………………………...
xi
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………………..
1
1.1 Latar Belakang
……………………………………………………………………………………..
1
1.2 Tujuan
……………………………………………………………………………………..
8
1.2.1 Tujuan Umum
……………………………………………………………………………………..
8
1.2.2 Tujuan Khusus
.......................................................................................................................
8
1.3 Manfaat
.......................................................................................................................
9
1.3.1 Bagi Dinas Kesehatan
.......................................................................................................................
9
1.3.2 Bagi Sudinkes
.......................................................................................................................
9
1.3.3 Bagi P.S Sarjan Kesehatan Masyarakat dan STIKIM
.......................................................................................................................
9
1.3.4 Bagi Mahasiswa
.......................................................................................................................
10
viii
1.4 Ruang Lingkup
.......................................................................................................................
10
ix
4.3 Proses Pelaksanaan Kegiatan
……………………………………………………………………………………..
17
4.2 Persiapan
……………………………………………………………………………………..
17
5.1. Mengikuti Mata Kuliah Pelajaran Mikro
……………………………………………………………………………………..
17
5.2. Sosialisasi dan Koordinasi
……………………………………………………………………………………...
17
5.3. Observasi
……………………………………………………………………………………..
18
4.4 Pengelolaan Data
.......................................................................................................................
18
4.5 Penyajian Data
.......................................................................................................................
19
xi
6.5.2 Gambaran Pelaksanaan PHBS
…………………………………………..
27
6.5.3 Gambaran Upaya Pencegahan Penyakit Melalui Gerakan
Masyarakat (GERMAS)
………………………………………………………….
28
6.5.4 Gambaran Upaya Keluarga Sehat
……………………………………….
30
6.6 Gambaran Derajat Kesehatan Berdasarkan Aspek Pelayanan
Kesehatan ……………………………………………………………………..
30
6.6.1 Gambaran Ketersedian dan Aksebilitas Pelayanan Kesehatan
……………………………………………………………………………………..
31
xii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
6
besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan
darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Hasil penelitian didapatkan (46%) responden memiliki usia
35-55 tahun, (51%) responden mengalami pola makan buruk,
(51%) responden memiliki stress tinggi dan (51%) responden
mengkonsumsi rokok. Hasil uji statistik didapatkan pada hubungan
faktor usia dengan kejadian hipertensi nilai p- value 0,031, Resiko
hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia
semakin bertambahnya usia seseorang maka pengaturan
metabolisme zat kapur terganggu, dan pertambahan usia juga
akan menyebabkkan elastisitas arteri berkurang dan jantung harus
memompa darah lebih kuat sehingga hal ini menyebabkan
banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah,
akibatnya darah menjadi lebih padat dan tekanan darah pun
meningkat. pada hubungan faktor pola makan dengan kejadian
hipertensi didapatkan p- value 0,083, pola makan yang buruk
mengalami kejadian hipertensi. pada hubungan faktor stress
dengan kejadian hipertensi didapatkan p- value 0,050 memang ada
hubungan antara stress dengan kejadian hipertensi hal ini di
karenakan stress yang berlangsung cukup lama dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang menetap, apalagi
jika dibarengi dengan mengatasi stress dengan makan lebih
banyak, menggunakan tembakau atau minum alkohol, maka hanya
dapat meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. dan pada
hubungan faktor merokok dengan kejadian hipertensi didapatkan p-
value 0,204, Hal ini kemungkinan karena jumlah responden pada
penelitian ini sebagian berjenis kelamin perempuan yang
semuanya tidak mempunyai kebiasaan merokok. Rokok dapat
meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah dengan
mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner,
7
sehingga jantung bekerja lebih keras. aparan asap rokok yang
diterima oleh perokok pasif dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Prehipertensi adalah klasifikasi tekanan darah baru
yang direkomendasikan oleh JNC VII. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan asap
rokok dengan kejadian prehipertensi. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
31 siswa di SMK Negeri 10 Surabaya yang dipilih dari
populasi dengan simple random sampling. Pengujian statistik
dengan menggunakan epi info untuk melihat hubungan dan besar
risiko. Hasil penelitian menunjukkan dari 31 responden, sebanyak
28 responden terpapar asap rokok. Pengujian hubungan dengan
tabel 2x2 antara paparan asap rokok dengan kejadian
prehipertensi menunjukkan tidak ada hubungan (p=0,60;OR=0,67).
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara paparan asap rokok dengan
kejadian prehipertensi.
Upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian
Hipertensi yaitu dengan meningkatkan promosi kesehatan melalui
KIE dalam pengendalian Hipertensi dengan perilaku cerdik dan
patuh, meningkatkan pencegahan dan pengendalian Hipertensi
berbasis masyarakat dengan Self Awareness melalui pengukuran
tekanan darah secara rutin, penguatan pelayanan kesehatan
khususnya Hipertensi (Anon n.d.).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti
meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatah Tingkat Pertama
(FKTP), optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
pelayanan. Salah satu upaya pencegahan komplikasi Hipertensi
khususnya Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di FKTP melalui
8
Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM, 5) Pemberdayaan masyarakat
dalam deteksi dini dan monitoring faktor risiko hipertensi melalui
Posbindu PTM yang diselenggarakan di masyarakat, di tempat
kerja dan institusi dengan latar belakang di atas maka di ambil
kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui prevalensi
hipertensi di Kota Jakarta (Anon 2022)
Hipertensi pada remaja juga sangat dipengaruhi oleh riwayat
hipertensi keluarga, seperti kasus yang ditemukan di Korea Selatan
yang mana riwayat hipertensi keluarga merupakan faktor dominan
kejadian hipertensi pada remaja14 Riwayat hipertensi dalam
keluarga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor pola asuh
dalam keluarga yang meliputi pola makan.15 Terdapat berbagai
faktor yang mempengaruhi riwayat hipertensi dalam keluarga
sebagai faktor risiko dalam kejadian hipertensi pada remaja
sehingga dilakukan analisis terhadap faktor risiko tersebut.(Shaumi
and Achmad 2019)
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya
penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan
penglihatan dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi
umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi tersebut.
Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem
organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20
tahun.(Nuraini 2015)
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko penyakit hipertensi di wilayah DKI
Jakarta Tahun 2021.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan Jakarta
Manfaat bagi Dinas Kesehatan, penelitian ini sebagai
tindakan untuk menangani masalah kesehatan dalam menyusun
program kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, dalam rangka
meningkatkan presentase kesehatan yang disebabkan Hipertensi
di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2021.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
Hipertensi adalah kelainan sistem sirkulasi darah yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau
tekanan darah ≥140/90 mmHg (Shaumi and Achmad 2019).
Hipertensi merupakan penyakit tanpa gejala, yang mana tekanan
darah tinggi menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke,
serangan jantung dan kerusakan lainnya, (Zhou, Yang, and Wang
2020) penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita
hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun
hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya.
12
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya bervariasi
pada individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala penyakit hipertensi adalah sakit kepala rasa berat seperti
tengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan
kabur, telinga berdenging, dan mimisan (who 2018), hipertensi
didefinisikan sebagai keadaan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Menurut Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment on High Blood Pressure
(JNC VII) hipertensi diklasifikasikan seperti berikut.
13
hipertensi ini sangat penting karena perubahan tingginya hipertensi
sangat mempengaruhi perhitungan prevalensi dalam populasi (Tiara
2020). (Ekarini, Heryati, and Maryam 2019) mengungkapkan, pada
awalnya diperkirakan bahwa kenaikan 8 pada tekanan darah diastolik
merupakan suatu faktor yang lebih penting daripada peningkatan sistolik,
namun sekarang diketahui bahwa pada orang-orang yang berumur 50
tahun lebih hipertensi sistolik mewakili suatu risiko yang lebih besar
(Siswanto and Lestari 2020)
2.3. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Esensial Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
(idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup
seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar
90% penderita hipertensi
2. Hipertensi Sekunder Prevalensi hipertensi sekunder sekitar 5-8% dari
seluruh penderita hipertensi. Penyebab hipertensi sekunder yaitu ginjal
(hipertensi renal), penyakit endokrin dan obat (Sartika, Wardi, and Sofiani
2018)
15
4. Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan
dengan berkembangnya hipertensi.
5. Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang
terkandung dalam keduanya (Ainsyah et al. 2018)
2.4. Remaja
16
Menurut (Andriyani 2020) faktor penting seorang remaja adalah
masa – masa transisi (kenakalan remaja), yang sering terjadi pada usia
12-18 tahun. Andriani dalam penelitiannya memberi batasan usia remaja
adalah 12- 21 tahun. Menurut (Karlina 2020) usia remaja berada pada
rentang 12- 23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para
ahli bahwa mulainya masa remaja relatif sama. Remaja adalah masa
yang penuh dengan permasalahan. Pendapat ini sudah dikemukakan jauh
pada masa lalu yaitu diawal abad ke-20 oleh bapak psikologi Remaja yaitu
Stanley Hall pada saat itu bahwa masa remaja merupakan masa badai
dan tekanan (Storm and Stress). Menurut Ericson masa remaja adalah
masa masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri,
gagasan Ericson ini diperkuat oleh James Marcia bahwa karakteristik
remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri sering
menimbulkan masalah pada diri remaja. Masa remaja berlangsung antara
umur 12 Tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita. Sedangkan 13tahun
sampai dengan 22 Tahun bagi pria, rentang usia remaja ini dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun
adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun
adalah remaja akhir. Remaja adalah masa peralihan diantara masa
kanak-kanak dan dewasa.
17
Jadi dapat di simpulkan bahwa remaja adalah masa transisi/peralihan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya
perubahan secara fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang
tergolong remaja memiliki usia berkisar 12-21 tahun bagi perempuan dan
13-22 tahun bagi laki-laki.
2.4.2. Tugas Perkembangan Remaja
Pada usia remaja terdapat tugas-tugas perkembangan tertentu yang
harus dipenuhi oleh individu. Menurut Pikunas 1976 (dalam Agustiani
2006), mengemukakan beberapa tugas perkembangan yang penting pada
tahap pertengahan dan akhir masa remaja yaitu :
1. Tahap yang pertama adalah remaja awal, dimana tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada
penerimaan terhadap keadaan fisiknya secara lebih efektif. Hal ini karena
remaja pada usia tersebut mengalami perubahan- perubahan fisik yang
sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan,
berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti
tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.
2. Tahapan yang kedua adalah remaja madya, di mana tugas
perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan otonomi
dari orangtua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya
dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan dan belajar
menangani hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.
3. Tahapan yang ketiga adalah remaja akhir, di mana tugas
perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian seperti
yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada persiapan diri
untuk benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang
bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk
ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai
dan sistem etik. Dapat disimpulkan bahwa setiap tahap yang dilewati oleh
remaja memiliki tugas-tugas yang berbeda sesuai tahapan yang sedang
dialami oleh remaja tersebut dan tugas-tugas itu harus diselesaikan agar
dapat melewati tugas berikutnya yaitu memasuki usia pernikahan (Yendi,
Ardi, and Ifdil 2018).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Adapun kerangka teori yang digunakan dalam PBL 1 mengacu pada teori
yang dikemukakan oleh Dr. Hendrik. L.Blum diaplikasikan pembuatan
Keturunan
(Genetik)
DERAJAT
Pelayanan KESEHATAN Lingkungan
Kesehatan
Perilaku
3. 2 Kerangka Konsep
Dalam observasi kelompok kami membahas variabel mengenai factor-faktor
penyakit Sekunder
Hipertensi (Telaah
dalam Dokumen)
keluarganya
1
3. Aktifitas fisik Masyarakat Obsevasi Data Primer Diketahui gambaran masyarakat
Jakarta yang (menggunakan Jakarta yang melakukan aktifitas
rutin dan Kuisioner) fisik secara rutin dan tidak rutin
tidak rutin
melakukan
aktifitas fisik
4. Makanan sehat Masyarakat Observas Data Primer Diketahui gambaran masyarakat
Jakarta yang i dan (menggunakan Jakarta yang memiliki kebiasaan
memiliki telaah Kuisioner) dan mengkonsumsi makanan sehat
kebiasaan Dokumen Data Sekunder seperti sayuran dan buah -
makan sehat (Telaah buahan
Dokumen)
5. Tidak merokok Masyarakat Observas Data Primer Diketahui gambaran masyarakat
Jakarta yang i dan (menggunakan Jakarta yang memiliki kebiasaan
tidak Telaah Kuisioner) dan merokok dan tidak merokok
merokok Dokumen Data Sekunder
(Telaah
Dokumen)
6. Cek Kesehatan Masyarakat Observas Data Primer Diketahui gambaran masyarakat
Berkala Jakarta yang i (menggunakan Jakarta yang melakukan cek
rutin Kuisioner) kesehatan secara berkala dan
melakukan yang tidak melakukan cek
cek kesehatan pada pelayanan
kesehatan kesehatan yang tersedia
pada
pelayanan
kesehatan
yang tersedia
7. Pemanfaatan Masyarakat Observas Data Sekunder Informasi mengenai masyarakat
Program Jakarta yang i dan (Telaah yang mengikuti program
PROLANIS mengikuti Telaah Dokumen) PROLANIS
program Dokumen
PROLANIS
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
2
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisa Observasi di lapangan yang bertujuan mengetahui
hubungan kebiasaan merokok, alkohol, pola makan tidak sehat
serta hipertensi bawaan. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif dimana pengukuran kejadian hipertensi
dilakukan terlebih dahulu dengan cara melakukan sosialisasi
dengan masyarakat setempat seperti melakukan tes tekanan darah
dan ditelusuri dengan pendekatan retrospektif untuk menentukan
ada atau tidaknya hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian
hipertensi dan responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok kasus dan kelompok kontrol.
3
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah seluruh DKI Jakarta dengan dasar
Observasi dan Analisa PBL 1 ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu;
1 Identifikasi masalah
Identifikasi masalah di mulai dengan melihat kondisi derajat kesehatan di
wilayah DKI Jakarta melalui Profil Kesehatan RISKESDA, DINAS
KESEHATAN PEMPROV DKI
2 Kuisioner
Untuk memperoleh data pendukung, dilakukan dengan cara memberikan
suatu daftar pertanyaan untuk mengetahui masalah kesehatan apa yang
tengah menjadi current issue di DKI Jakarta
3 Analisis data
Berdasarkan data kuisioner yang didapat saya menemukan factor yang
dapat mengakibatkan bertambahnya kejadian hipertensi pada usia
produktif di DKI Jakarta
4.4. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan dari data sekunder (Profil RISKESDAS &
Dinas Kesehatan 2018 dan jurnal pendukung lain) dan data primer
(Kuisioner-google form), dikumpulkan dan diolah dengan Microsoft word.
4.5. Penyajian Data
4
melakukan penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Hasil peningkatan
prosentase yang terjadi sebelum dan sesudah penyuluhan, yaitu sebesar
24%. dapat disimpulkan adanya peningkatan pengetahuan terhadap
pasien hipertensi.
BAB V
GAMBARAN UMUM
Provinsi DKI Jakarta mempunyai luas daratan 661,52 km2 dan lautan seluas
6.977,5 km2 serta tercatat ±110 pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu.
Secara administrasi, Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah
Kotamadya dan 1 Kabupaten Administrasi yaitu Jakarta Pusat dengan luas
5
daratan 47,90 km2; Jakarta Utara dengan luas daratan 154,01 km2, Jakarta
Barat dengan luas daratan 126,15 km2; Jakarta Selatan dengan luas daratan
145,73 km2; Jakarta Timur dengan luas daratan 187,73 km2 dan Kabupaten
Adm. Kepulauan Seribu.
Jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta 9,041 juta jiwa dengan kepadatan
penduduk 13.667,01 jiwa per km2. Jakarta beriklim tropis, dengan suhu
tahunan rata-rata 27°C dengan kelembaban 80-90%. Karena terletak di dekat
garis khatulistiwa, arah angin dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim
barat bertiup antara November dan April, sedang angin musim timur antara
Mei dan Oktober. Curah hujan rata-rata 2.000 mm, curah hujan paling besar
sekitar bulan Januari dan paling kecil pada bulan September.
Provinsi DKI Jakarta terletak disebelah Selatan Laut Jawa; sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten/Kota Bekasi; sebelah Selatan dengan
Kabupaten/Kota Bogor dan Depok serta sebelah Barat dengan
Kabupaten/Kota Tangerang. Lokasi Provinsi DKI Jakarta yang strategis di
Kepulauan Indonesia menjadikan Jakarta pintu gerbang utama dalam
perdagangan antar pulau dan hubungan Internasional dengan pelabuhan
utamanya Tanjung Priok dan Bandara Soekarno Hatta.
Nama kota JAKARTA dapat kita telusuri mulai abad ke-14. Kota ini pada
masa itu masih bernama Sunda Kelapa, yakni sebagai pelabuhan kerajaan
Pajajaran. Kemudian, pada tanggal 22 Juni 1527, oleh Fatahillah, nama
Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Dalam perjalanannya dari masa ke
masa, nama Jayakarta pun mengalami perubahan.
6
(Jakarta Toko Betshu Shi) dan setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya
pada September 1945, pemerintah kota Jakarta diberi nama “Pemerintah
Nasional Kota Jakarta.” Sejak itu nama Jakarta tidak mengalami perubahan
lagi sampai sekarang.
7
Gambar 5.1. Karakterisitik Responden Sesuai Kelamin
8
Gambar 5.3. Karakterisitik Responden Sesuai Status
Ii’
9
{Jakarta, dengan luas kota: 661,52 Km2, terletak di antara 60 8′
Lintang Selatan dan 106 0 48′ Bujur Timur.
Sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Banten dan sebelah
timur dan selatan berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat. Di
sebelah utaranya berbatasan dengan laut Jawa.
Beberapa bagian wilayahnya berada di bawah permukaan laut.
Secara umum beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 28 –
310 C.
Jumlah penduduk kurang-lebih 11 juta pada siang hari, dan 8 juta
pada siang hari, dengan kepadatan rata-rata 16.500 jiwa/Km2.
Panjang jalan kira-kira mencapai 6.400-an meter, dimana baru
kurang lebih setengahnya yang dilalui jaringan pipa air minum
PDAM.
Dilintasi oleh 13 kali, besar dan kecil, di antaranya kali Ciliwung,
Kali Malang, Kali Cideng, Kali Krukut.
Terdapat sarana telekomunikasi umum, seperti telepon umum,
yang sebagian besar diantaranya tidak berfungsi/rusak.
Merupakan ibukota negara yang sekaligus berfungsi sebagai pusat
pemerintahan.
Dibagi ke dalam 5 (lima) wilayah kotamadya, 43 kecamatan dan
267 kelurahan
10
BAB VI
HASIL PENELITIAN
Tabel 6.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jakarta Timur, Tahun 2021
Tabel 6.2
Karakteristik Responden berdasarkan Usia
di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jakarta Timur, Tahun 2021
11
Tabel 6.3
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jakarta Timur, Tahun 2021
Tabel 6.4
Karakteristik Responden berdasarkan Status Pekerjaan
di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jakarta Timur, Tahun 2021
Tabel 6.5
Karakteristik Responden berdasarkan Status Perkawinan
di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Tahun 2021
12
6.2. Derajat Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Aspek 10 Penyakit
Tertinggi di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jakarta Timur,
Tahun 2021
Tabel 6.6
Derajat Kesehatan Masyarakat berdasarkan 10 Penyakit Tertinggi
di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Tahun 2021
13
6.4. Derajat Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Aspek Lingkungan
di Wilayah Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Jakarta Timur, Tahun 2021
14
memenuhi syarat
4 Milik sendiri dan memenuhi 26 28
syarat
Total 100
Sumber: Data primer penelitian, 2021
15
1 Tidak ada 6 5
2 Ada, tidak kedap air dan tidak 66 68
tertutup
3 Ada, kedap air dan tertutup 28 27
Total 100
Sumber: Data primer penelitian, 2021
Tabel 13
Gambaran Analisis Situasi Kesehatan Skala Rumah Tangga
Berdasarkan Perilaku Penghuni Rumah
Tahun 2021
16
No Komponen Kriteria Jumah %
6.5.2.
1 Membuka jendela a. Tidak pernah 5 2
b. Pernah 23 21
c. Kadang-kadang 27 29
d. Sering 40 46
e. Selalu (setiap hari) 5 2
2 Menyapu dan a. Tidak pernah 2 1
mengepel rumah b. Pernah 18 16
c. Kadang-kadang 14 12
d. Sering 36 38
e. Selalu (setiap hari) 30 33
3 Cara membuang a. Ke 2 1
tinja (termasuk tinja sungai/kebun/kolam
bayi) b. Ke WC/Jamban 98 99
4 Pengelolaan a. Dibuang ke 14 16
sampah sungai/kebun
b. Ke PTS/Petugas 60 60
sampah
c. Dimanfaatkan/daur 26 24
ulang
5 Menguras kamar a. 1x dalam 1 bulan 15 20
mandi b. 1x dalam Seminggu 35 30
c. Setiap 3 hari 25 25
d. Setiap 2 hari 25 25
Gambaran Pelaksanaan PHBS
Tabel 6.14
Gambaran Analisis Situasi Kesehatan Skala Rumah Tangga
Berdasarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tahun 2021
17
3 Menimbang bayi dan balita secara Ya 71 68
rutin Tidak 29 32
4 Menggunakan air bersih (memiliki Selalu 26 24
akses terhadap air bersih untuk Sering 34 36
kebutuhan sehari-hari) Kadang- 12 14
kadang
Pernah 28 26
Tidak Pernah 0 0
5 Mencuci tangan pakai sabun Selalu 32 35
Sering 42 45
Kadang- 18 15
kadang
Pernah 8 5
Tidak Pernah 0 0
6 Menggunakan jamban sehat Ya 82 80
(Jamban leher angsa dengan Tidak 18 20
tangki septik atau lubang
penampungan kotoran)
7 Memberantas jentik nyamuk Selalu 11 9
Sering 35 38
Kadang- 55 48
kadang
Pernah 5 3
Tidak Pernah 4 2
8 Makan buah dan sayur setiap hari Selalu 41 46
Sering 29 27
Kadang- 23 21
kadang
Pernah 7 6
Tidak Pernah 0 0
9 Melakukan aktivitas fisik setiap Selalu 37 35
hari Sering 42 40
Kadang- 12 15
kadang
Pernah 9 10
Tidak Pernah 0 0
10 Tidak ada anggota keluarga yang Ada 67 65
merokok (terutama di dalam Tidak ada 33 35
rumah)
\
18
Tabel 15
Gambaran Analisis Situasi Kesehatan Skala Rumah Tangga
Berdasarkan Upaya Pencegahan Penyakit melalui GERMAS
Tahun 2021
No Indikator Jumlah %
19
Tidak Pernah 8 10
6 Menjaga kebersihan Selalu 37 34
lingkungan Sering 21 20
Kadang-kadang 26 28
Pernah 11 12
Tidak Pernah 5 6
7 Menggunakan jamban Selalu 39 38
Sering 47 49
Kadang-kadang 9 7
Pernah 4 5,5
Tidak Pernah 1 0,5
20
E Rumah Lingkungan Sehat
11 Keluarga mempunyai akses sarana air bersih Ya 83 85
Tidak 17 15
12 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan Ya 71 70
jamban sehat Tidak 29 30
*silahkan dikosongkan apabila tidak ada angka kesakitan pada lingkungan keluarga
21
BAB VII
PEMBAHASAN
7.1. Pembahasan
7.1.2 Umur
Dalam penelitian terdapat Penderita hipertensi terbanyak yang tertera di
Puskesmas Seluruh Wilayah DKI Jakarta timur pada tahun 2021 adalah
pada rentang umur 36-45 tahun sebanyak 199 orang. Peneliti menemukan
kecenderungan peningkatan prevalensi menurut peningkatan usia dan
biasanya pada usia >40 tahun di wilayah DKI Jakarta. Pada pasien umur
20-40 tahun. Resiko hpertensi terus meningkat disebabkan oleh adanya
perubahan struktur pada pembuluh dara besar sehingga menjadi lebih
22
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi beku. Hasil studi
pendahuluan ditemukan bahwa kategori usia dewasa dengan respon
terbanyak yaitu rentang 26-45 tahun.
7.1.4 Obesitas
Hasil menunjukan menunjukan bahwa index masa tubuh terdapat kurus
124 orang (25%), normal 364 orang (42%) dan gemuk 164 orang (33%).
Index masa tubuh pada penderita hipertensi di Puskesmas Seluruh
Wilayah DKI Jakarta 2021 tidak ada yang mengalami obesitas. Karena
IMT obesitas > 25 Penderita hipertensi yang obesitas mempunyai daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah lebih tinggi dibandingkan
dengan yang mempunyai berat badan normal, sehingga mempunyai
resiko terserang hipertensi enam kali lebih besar dari yang mempunyai
berat badan normal.
23
hanya salah satu dari orang tua kita terserang hipertensi maka prevalensi
kita untuk terserang akan turun menjadi 25%. Adanya faktor genetik pada
suatu keluarga akan mengakibatkan keluarga tersebut mempunyai faktor
keturunan yang sama beresiko terkena hipertensi. Sifat bawaan dari orang
tua yang diwariskan melalui gen sehingga akan diwariskan kepada
keturunannya.
7.1.7 Alkohol
Angka penderita hipertensi di wilayah Jakarta timur 2021 100% tidak
mengkonsumsi alcohol, prevalensi hipertensi yang lebih tinggi, buruknya
kepatuhan pada terapi hipertensi. Serta sesekali terjadi hipertensi
refraktori berhubungan dengan pengkonsumsian alkohol lebih dari 1 ons
perhari.
7.1.8 Kafein
Sekitar 399 responden Penderita hipertensi yang diteliti, penderita
menkonsumsi minuman yang berkafein setiap harinya, mengonsumsi
kafein secara terarur sepanjang hari mempunyai tekanan darah rata-rata
lebih tinggi dibandingkan dengan kalua mereka mengkonsumsi kafein juga
24
meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan terkena penyakit
jantung.
7.1.9 Merokok
Kebiasaan merokok pada penderita hipertensi Puskesmas Seluruh
Wilayah DKI Jakartatahun 2021 sebesar 28 %. Seseorang yang merokok
dari satu pak (15 batang) rokok sehari memiliki resiko 2 kali lebih rentan
untuk menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dari pada mereka
yang tidak merokok.
7.1.10 Stress
Keadaan stress pada penderita hipertensi di Puskesmas Seluruh Wilayah
DKI Jakarta, Jakarta Timur tahun 2021 mengatakan bahwa meraka sering
memikirkan sesuatu yang sehingga mengalami stress dan penyebabkan
tekanan darah seing meningkat Jika respons stress menjadi berlebihan
atau berkepanjangan, disfungsi organ dan sasaran atau penyakit akan
dihasilkan. Sebuah laporan dari lembaga strss amerika (American Institute
Of The Stress) memperkirakan 60%-90% dari seluruh kunjungan
perawatan primer meliputi keluhan yang berhubungan dengan stres. Oleh
karena stres adalah permasalahan persepsi, interprestasi orang terhadap
kejadian yang diciptakan banyak stressor dan respon stres.
7.1.11 Gejala
Yang muncul Gejala yang paling domain pada penderita hipertensi di
Puskesmas Seluruh Wilayah DKI Jakarta tahun 2021 adalah keluhan sakit
kepala 70%, mengalami sering gelisah 62% dan mata berkunang-kunang
55% Manifestasi klinis pasien hipertensi diantaranya: mengeluh sakit
kepala, pusing, lemas, kelelahan, gelisah, mual dan muntah, epistaksis,
kesadaran menurun. Gejala lainnya yang sering ditemukan adalah marah,
telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-
kunang.
25
26
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
27
3) Nutrisi
4) Merokok
5) Kurang Olahraga
c. Jenis-jenis Hipertensi
1) Menurut Kausanya
a. Hipertensi Primer
b. Hipertensi Sekunder
c) Hipertensi pada kelainan endokrin
d) Sindrom cushing
e) Hipertensi adrenal konginetal
f) Koarktasi aorta
g) Feokromositoma
h) Hipertensi pada kehamilan
i) Hipertensi penggunaan obat-obatan
2) Menurut gangguan tekanan darah
a. Hipertensi Diastolik
b. Hipertensi Sistolik
c. Hipertensi Campuran
8.2. Mekanisme Terjadinya Penyakit Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE).
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan
kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi
pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa
haus. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks
adrenal.
Cara Pencegahan Penyakit Hipertensi Hipertensi dapat dicegah dengan
pengaturan pola makan yang baik, serta aktivitas fisik yang cukup seperti
olahraga secara teratur. Selain itu dengan menghindari kebiasaan buruk
28
seperti merokok dan konsumsi alkohol, serta konsumsi natrium/sodium
yang berlebih seperti garam dapur yang berlebihan, penyedap rasa
(MSG). Selain itu, dengan melakukan diagnosis dini sebagai cara
pencegahan.
8.2. Saran
1. Bagi Remaja
- Hindari stres
2. Bagi Mahasiswa
29
3. Bagi Institusi STIKIM (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju)
30
professional maka selama pendidikannya mahasiswa Program Studi
Sarjana Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju (STIKIM) khususnya input dari Sekolah Menengah
Lanjutan Atas (SLTA)/sederajat harus mulai diperkenalakan dengan
masalah-masalah-masalah kesehatan masyarakat secara nyata
ditengah
kondisi yang sesungguhnya, bukan lagi hanya dalam batasan teori di
dalam kelas belaka. Melihat pentingnya kebutuhan pemenuhan aplikasi
ilmu secara langsung di lapangan masyarakat oleh mahasiswa maka,
sejak tahun 2003, Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKIM telah
melaksanakan mata ajaran Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)
Kesehatan Masyarakat. Silabus PBL kemudia disusun secara lebih
rinci berdasarkan masukan dari berbagai pihak terutama dari
pengalaman selama STIKIM melaksanakan kegiatan ini. PBL Kesmas
merupakan bagian penting dalam pembelajaran pendidikan profesi
kesehatan masyarakat dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan
ini dimulai dengan pengenalan masalah sampai penentuan prioritas
masalah, melakukan intervensi sebagai solusi problematika kesehatan
masyarakat, dan evaluasi hasil intervensi yang telah dilakukan dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Anon. 2022. “Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun
2017 - 2022.”
Anon. n.d. “75 @ Jurnal.Stikes-Yrsds.Ac.Id.”
Ekarini, Ni Luh Putu, Heryati Heryati, and Raden Siti Maryam. 2019.
“Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Respon
Fisiologis Pasien Hipertensi.” Jurnal Kesehatan 10(1):47. doi:
10.26630/jk.v10i1.1139.
Halitopo, Yoel. 2019. “Pola Hidup Pasien Hipertensi Rumah Sakit Umum
Daerah Wamena, Jayawijaya.” Jurnal Keperawatan Tropis Papua
2(2):96–100. doi: 10.47539/jktp.v2i2.63.
Karlina, Lilis. 2020. “Fenomena Terjadinya Kenakalan Remaja.” Edukasi
Nonformal 1(Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Edukasi NonFormal):1–12.
Lay, Grisda Ledivia, Herman Pieter Louis Wungouw, and Dyah Gita
Rambu Kareri. 2020. “Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian
Hipertensi Pada Wanita Pralansia Di Puskesmas Bakunase.”
Cendana Medical Journal (CMJ) 18(3):464–71.
Ninla Elmawati Falabiba. 2019. “PENGOBATAN TRADISIONAL DI
NAGARI TOBOH KETEK, KECAMATAN ENAM LINGKUNG,
KABUPATEN PADANG PARIAMAN Studi Kasus: Ayam Sebagai
Media Mengidentifikasi Penyakit.” 1–11.
Nisa, Suvia. 201. 2019. Hubungan Intensitas Penggunaan Media Sosial
(Jejaring Sosial) Dengan Kecenderungan Narsisme Dan Aktualisasi
Diri Remaja Akhir.
Nuraini, Bianti. 2015. “Risk Factors of Hypertension.” J Majority 4(5):10–
19.
Nurarif, and Kusuma. 2016. “Pengaruh Hipertensi Terhadap Perilaku
Hidup Pada Lansia.” Poltekkes Jogja (2011):8–25.
Panjaitan, Arip Ambulan, Sherly Angelia, and Nurdaniah Apriani. 2020.
“Sikap Remaja Putri Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Saat
Pubertas.” Jurnal Vokasi Kesehatan 6(1):42. doi:
10.30602/jvk.v6i1.213.
Perpustakaan, U. P. T., Universitas Serambi, and Mekkah Aceh. 2019.
“Kata Kunci 57–50:)2(11 ”.و.
Riskesdas. 2018. Riskesdas DKI Jakarta 2018.
Sartika, Andry, Anwar Wardi, and Yani Sofiani. 2018. “Perbedaan
Efektivitas Progressive Muscle Relaxation (PMR) Dengan Slow Deep
Breathing Exercise (SDBE) Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi.” Jurnal Keperawatan Silampari 2(1):356–70. doi:
10.31539/jks.v2i1.380.
Shaumi, Nur Rahmah Fadilah, and Engkus Kusdinar Achmad. 2019.
“Kajian Literatur: Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja Di Indonesia.”
Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan 29(2):115–22. doi:
10.22435/mpk.v29i2.1106.
Siswanto, Yuliaji, and Ita Puji Lestari. 2020. “Status Gizi Dan Merokok
Sebagai Determinan Kejadian Hipertensi Pada Remaja SMA.” Jurnal
Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal 10(2):177–84.
33
Sylvestris, Alfa. 2017. “HIPERTENSI DAN RETINOPATI HIPERTENSI.”
Saintika Medika 10(1). doi: 10.22219/sm.v10i1.4142.
Tiara, Ulfa Intan. 2020. “Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi.”
Journal of Health Science and Physiotherapy 2(2):167–71. doi:
10.35893/jhsp.v2i2.51.
Wang, Ji Guang, and Lisheng Liu. 2018. “Global Impact of 2017 American
College of Cardiology/American Heart Association Hypertension
Guidelines: A Perspective from China.” Circulation 137(6):546–48.
doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.117.032890.
who. 2018. “WHO, 2018.Pdf.” World Health Organisation 1–6. Retrieved
(http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis).
Yendi, Frischa Meivilona, Zadrian Ardi, and Ifdil Ifdil. 2018. “Pelayanan
Konseling Untuk Remaja Putri Usia Pernikahan.” Jurnal Konseling
Dan Pendidikan 1(2):109. doi: 10.29210/11800.
Zhou, Yang, and Wang. 2020. “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者
における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title.” 21(1):1–9.
Acelajado M, dkk., 2012. Pathogenesis of Hypertension. In: Hypertension:
A Companion to Braunwald's Heart Disease, 2nd ed. H. R. Black, & W. J.
Elliot. Philadelphia: Elsevier Saunders.
Dr. Nunuk Dwi Retnandari, MS. 2016. Factors Effecting The Degree Of
Community Health Economic Factors , Material Education, Tutik Sri
Handayani. Yogyakarta
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Pedoman-Teknis-Penemuan-
dan-Tatalaksana-Hipertensi.pdf, 2016
https://www.slideshare.net/andra_soulgt/preplaning-hipertensi, 2019
https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-
paling-banyak-diidap-masyarakat.html, 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Rebo,_Jakarta_Timur#Referensi, 2018
https://data.jakarta.go.id/dataset/10-penyakit-terbanyak-rawat-jalan-di-
puskesmas-dki-jakarta-tahun-2020
34
NO TIM SURVEY & PENYUSUN BIODATA
.
1 Nama : Mutiara Dwi
Anggraini
Lahir : 21 Mei 1996
Tinggal : Jl. lapangan
tembak no 11 RT 005/002
Cibubur
Agama : Islam
35
Npm : 01190100023
3
Nama : Ardi Setyo
Nugroho
Lahir : 1 Januari 1998
36
Npm : 01190100033
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
4 Nama : Muhammad
Ichwan Hidayat
Lahir : 14 juni 1997
Npm : 01190100016
Alamat : Jl. Jatayu , RT.
001/013
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
37
Lahir : 01-04-1987
Npm : 01190100015
Alamat : jl Patra raya
Kampung guji RT 003 RW
002 kel. Duri kepa kebon
jeruk Jakarta Barat
7 Nama : Suwarno
38
Lahir : 13 Juli 1996
Npm : 01190100036
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Asrama
YONZIKON 14 RT/RW
002/014 Srengseng
sawah kec jagakarsa
Jakarta Selatan DKI
Jakarta
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
39
Kelompok : -
Lokasi PBL : PUSKESMAS SELURUH WILAYAH DKI
JAKARTA JAKTIM
40
NPM : - 01190100015
DAFTAR HADIR
PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KESEHATAN MASYARAKAT
P.S. SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
41
4. 0119010003 Wildan Ramadhani
2
5. 0119010003 Ardi Setyo Nugroho
3
6. 0119010001 Muhammad Ichwan
6 Hidayat
7. 0119010001 Ida Parida
9
42
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
19
.
20
43
6. Lembar Monitoring Harian Kegiatan PBL
LEMBAR MONITORING HARIAN
PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KESEHATAN MASYARAKAT
P.S. SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
Nama : ………………………………………………………………….
NPM : ………………………………………………………………….
Kelompok : ………………………………………………………………….
Lokasi PBL : ………………………………………………………………….
44
Tahun Ajaran : ………………………………………………………………….
Kelompok : ………………………………………………………………….
Lokasi PBL : ………………………………………………………………….
Waktu : …………………………… s/d
Pelaksanaan ………………………………..
Catatan :
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
45
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………………
…
Uraian Bimbingan:
……………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………
…
46
……………………………………………………………………………………
…
……………………………………………………………………………………
…
Jakarta, ………-…….-2021
Dosen Pembimbing Akademik
(……………………………….)
9. Dokumentasi umum
47
Gambar 9.2 Dokumentasi Observasi
48
Gambar 9.3 Dokumentasi Observasi
49
Gambar 9.4 Dokumentasi Observasi
50
Gambar 9.2 Dokumentasi Observasi, 2021
51
10. Instrumen Lapangan
52
e. Menyerahkan surat ijin studi pendahuluan ke Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKIM)
f. Melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Seluruh Wilayah DKI
Jakarta, Jakarta Timur
g. Menyusun proposal penelitian dengan bimbingan pembimbing dan
melakukan
perbaikan setelah proposal diperiksa oleh pembimbing.
h. Melakukan ujian proposal
i. Melakukan perbaikan proposal sesuai saran saat ujian proposal
j. Mengurus surat izin pelaksanaan penelitian dari Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKIM), untuk ke Puskesmas Seluruh Wilayah DKI Jakarta
Jakarta Timur
k. Menyamakan persepsi dengan asisten penelitian dalam cara
pengambilan data.
Peneliti menggunakan 2 asisten penelitian, yaitu mahasiswa tingkat akhir.
53
c. Peneliti memberikan kuesioner pengetahuan pengendalian hipertensi
yang mengalami hipertensi sebelum diberikan pendidikan kesehatan serta
di dampingi oleh asisten mahasiswa dan peneliti di Puskesmas Seluruh
Wilayah DKI Jakarta Jakarta Timur.
Daftar Pustaka
54