Anda di halaman 1dari 3

NAME : ASA NADIRA PRAMESTI

NPM : 2210631110011

CLASS : PAI 1 B

Permasalahan Banjir Yang Sering Terjadi Di Ibukota Jakarta Setiap


Tahunnya

Banjir adalah bencana alam yang terjadi karena adanya luapan air yang berlebihan
hingga akhirnya mengakibatkan terendamnya suatu wilayah atau area tertentu.
Meskipun terkadang tidak menimbulkan banyak korban jiwa, bencana ini tetap
saja merusak infrastruktur dan mengganggu stabilitas perekonomian masyarakat
secara signifikan. Bencana banjir tidak hanya terjadi di perkotaan, daerah
pedesaan yang memiliki wilayah resapan air yang luas pun dapat mengalaminya.

Banjir juga sering terjadi di Indonesia, khususnya di kota Jakarta. Seperti


diketahui pada tanggal 26 Oktober 2022 pukul 06.00 WIB, terdapat 20 RT di
Jakarta yang terendam banjir. BPBD mencatat banjir yang sebelumnya terjadi di
12 RT, saat ini menjadi 20 RT atau 0,066 persen dari 30.470 RT yang ada di
wilayah DKI Jakarta. Banjir disejumlah wilayah Jakarta disebabkan banyak
sampah di sungai, curah hujan yang tinggi dan daerah resapan air di wilayah
Jakarta berkurang setiap tahun. Akibatnya saat musim hujan sungai tidak mampu
menampung air hujan. Bendung Katulampa menjadi Siaga 3 (Waspada), Pos
Depok Siaga 3 (Waspada), dan Pintu Air Manggarai Siaga 3 (Waspada) serta
terdapat genangan di beberapa titik di wilayah DKI Jakarta. Gubernur DKI
Jakarta, Heru Budi Hartono menemui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan,
Rakyat Basuki Hadimuljono membahas infrastruktur penanganan banjir di
Jakarta. Usai melakukan pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta Heru Budi
Hartono dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR), Basuki
Hadimuljono. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
tengah melakukan penanganan kolaboratif dari hulu ke hilir sesuai rencana induk
(masterplan) pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta. Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan penanganan banjir
harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir lewat kegiatan multisectoral,
tugas dan fungsi seluruh pihak, perlu diterjemahkan di lapangan menjadi peran
dan tanggung jawab bersama. Salah satu langkah yang telah dilakukan
Kementerian PUPR dalam penanganan banjir Jakarta sesuai rencana induk itu
adalah, di bagian hulu dilakukan pembangunan dua bendungan kering yakni
Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang ditargetkan selesai akhir 2022. Di wilayah
hulu, selain Bendungan Ciawi juga dibangun Bendungan Sukamahi dengan daya
tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare untuk mereduksi banjir
sebesar 15,47 m3/detik. Kementerian PUPR juga tengah membangun Pompa
Ancol Sentiong yang berkapasitas 50 m3/detik. Dengan progres konstruksi
49,53% dan target rampung pada Desember 2023, pompa ini akan mengamankan
Kelurahan Kemayoran, Sunter Agung, dan Sunter Jaya di Kecamatan Tanjung
Priok dari risiko banjir. Penanganan banjir Jakarta juga dilakukan dengan
normalisasi sungai Ciliwung sepanjang 33,69 km. Hingga tahun 2017
Kementerian PUPR sudah menyelesaikan normalisasi sepanjang 16,19 km. Pada
tahun 2022 normalisasi direncanakan akan dilakukan sepanjang 1,2 km, namun
baru bisa dikerjakan sepanjang 500 m karena masih terdapat lahan yang belum
dibebaskan. Normalisasi Kali Ciliwung akan segera dilanjutkan setelah
pembebasan lahan oleh Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Saat ini Pemerintahan
DKI Jakarta sudah membebaskan lahan di sepanjang Kali Ciliwung seluas 4,7 ha.
Untuk menangani upaya banjir selain dari pemerintah, juga harus dari upaya
kesadaran diri sendiri contohnya seperti tidak membungan sampah ke sungai,
tidak membangun permukiman penduduk di tepi sungai.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bencana banjir disebabkan banyak sampah di


sungai, curah hujan yang tinggi dan daerah resapan air di wilayah Jakarta
berkurang setiap tahun. Akibatnya saat musim hujan sungai tidak mampu
menampung air hujan. upaya pemerintah dalam mencegah banjir yaitu dengan
membangun infrastruktur berupa pembangunan bendungan, membangun pompa
air, normalisasi Kali Ciliwung. Cara upaya mencegah banjir dimulai dari
kesadaran diri kita sendiri dengan tidak membuang sampah disungai, tidak
membangun permukiman penduduk di tepi sungai.

Anda mungkin juga menyukai