Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/375754877

Peran Banjir Kanal Timur Dalam Menanggulangi Banjir di Wilayah Jakarta


Timur

Article · November 2023

CITATIONS READS

0 14

15 authors, including:

Bintang Ramadhan
Pancasila University
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bintang Ramadhan on 19 November 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  1

Peran Banjir Kanal Timur Dalam Menanggulangi Banjir di


Wilayah Jakarta Timur

Bintang Ramadhan1
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia

Article Info ABSTRAK


Banjir adalah peristiwa berlimpahnya air yang meluap hingga meluap
Article history:
ke daratan, yang biasanya kering, akibat curah hujan yang tinggi,
Received 19 11, 2023 lelehan salju, atau masalah lain yang mengakibatkan air tak dapat
Revised mm dd, yyyy diserap dengan cepat oleh tanah atau dialirkan oleh saluran air yang
Accepted mm dd, yyyy ada. Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap.
Perkembangan kota Jakarta beserta wilayah pendukung di sekitarnya
- Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi - mengakibatkan dampak
Keywords: banjir makin buruk dari tahun ke tahun. Sebagai upaya untuk
Banjir mengatasi bencana banjir yang setiap tahun melanda DKI Jakarta
Banjir Kanal Timur khususnya di Wilayah Utara dan Timur Jakarta, pemerintah pusat
Pengendalian Banjir dalam hal ini Dep. Kimpraswil bersama Pemprov. DKI Jakarta telah
membangun Banjir Kanal Timur (BKT) sejak awal November 2003
sampai dengan akhir tahun 2010. Pembangunan Banjir Kanal Timur
(BKT) merupakan upaya pengendalian banjir di bagian timur dan
sebagian utara Jakarta. Saluran BKT memotong Cipinang, Kali
Sunter, Kali Buaran, Kali Jatikramat, dan Kali Cakung dari barat ke
timur dan dialirkan ke utara di perbatasan timur wilayah DKI Jakarta.
This is an open access article under the CC BY-SA license.

Corresponding Author:
Bintang Ramadhan
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Indonesia
Jalan Lenteng Agung Raya No.56, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta,
Indonesia
Email: bintang9223008@univpancasila.ac.id

I. PENDAHULUAN

Banjir merupakan salah satu permasalahan kompleks yang masih melanda kota Jakarta dari zaman
kolonial Belanda hingga saat ini. Secara alami, faktor penyebab banjir yang ada di Jakarta selain morfologi
daerahnya yang berupa dataran rendah, dapat pula disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di bagian
hinterland (daerah pinggiran kota atau belakang), aliran permukaan (run off) yang besar, gradien sungai
atau drainase yang sangat landai, pengaruh pasang surut dan pendangkalan sungai di sekitar muaranya.
Wilayah banjir di Jakarta selama periode dua puluh lima tahun terakhir berubah-ubah, baik secara spasial
maupun temporal. Misalnya, pada tahun 1980 luas daerah banjir 770 Ha, kemudian meningkat pada tahun
1996 menjadi 2.300 Ha dan semakin meningkat pada tahun 2002 menjadi 16.800 Ha.).

Banjir yang terjadi di DKI Jakarta dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat signifikan,
karena banjir yang terjadi melanda kawasan perdagangan kelas grosir di beberapa wilayah, khsusunya pada
wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Prihatin, 2013). Menurut data Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) yang dikutip oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) (2015)
menyatakan bahwa ada sekitar 93 titik genangan atau banjir di Jakarta dengan ketinggian bervariasi sekitar
10-80 centimeter yang tersebar di beberapa lokasi, yaitu di Jakarta Pusat sebanyak 35 titik, Jakarta Barat
sebanyak 28 titik, Jakarta Utara sebanyak 17 titik, Jakarta Timur sebanyak 8 titik dan Jakarta Selatan
sebanyak 5 titik. Kondisi topografi Provinsi DKI Jakarta berada pada dataran rendah dengan tingkat
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  2

kemiringan lereng berkisar 0-3 persen. Kondisi kemiringan lereng di Jakarta termasuk ke dalam kategori
yang relatif landai dan terdapat 13 sungai yang mengalir di wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta semakin
rendahnya daerah resapan air menyebabkan terjadinya run off yang makin besar. Hal ini mengakibatkan
wilayah DKI Jakarta menjadi semakin rentan untuk terjadi banjir pada musim hujan (Bappeda DKI Jakarta,
2013).

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Lokasi Penelitian


Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan salah satu upaya pengendalian banjir di bagian timur dan
sebagian utara Jakarta. Saluran BKT memotong Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jatikramat, dan
Kali Cakung dari barat ke timur dan dialirkan ke utara di perbatasan timur wilayah DKI Jakarta. Pada bagian
muara sepanjang kurang lebih 2 km sebelum pantai Laut Jawa, saluran BKT memotong Sungai Blencong.
Kanal dengan panjang 23,5 km dan lebar 100 meter hingga 300 meter ini akan melintasi 13 kelurahan (dua
kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan di Jakarta Timur).

Pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan upaya pengendalian banjir di bagian timur dan
sebagian utara Jakarta. Saluran BKT memotong Ci Pinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jatikramat, dan
Kali Cakung dari barat ke timur dan dialirkan ke utara di perbatasan timur wilayah DKI Jakarta. Pada bagian
muara sepanjang kurang lebih 2 km sebelum pantai Laut Jawa, saluran BKT memotong Sungai Blencong.
Kanal dengan panjang 23,5 km dan lebar 100 meter hingga 300 meter ini akan melintasi 13 kelurahan (dua
kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan di Jakarta Timur).

Banjir Kanal Timur (BKT) akan melayani sistem drainase pada wilayah seluas 207 km2 dan dapat
mengurangi genangan di 13 kawasan rawan genangan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Selain
berfungsi mengurangi ancaman banjir di 13 kawasan, melindungi permukiman, kawasan industri, dan
pergudangan di Jakarta bagian timur, BKT juga dimaksudkan sebagai prasarana konservasi air untuk
pengisian kembali air tanah dan sumber air baku serta prasarana transportasi air. BKT direncanakan untuk
menampung aliran Kali Ciliwung, Kali Cililitan, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat,
dan Kali Cakung. Daerah tangkapan air (catchment area) mencakup luas lebih kurang 207 kilometer persegi
atau sekitar 20.700 hektare. Rencana pembangunan BKT tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI
Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 Provinsi DKI Jakarta.

Banjir Kanal Timur (BKT) akan melintasi 13 kelurahan (2 kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan
di Jakarta Timur) dengan panjang 23,5 kilometer. Total biaya pembangunannya Rp 4,9 triliun, terdiri dari
biaya pembebasan tanah Rp 2,4 triliun (diambil dari APBD DKI Jakarta) dan biaya konstruksi Rp 2,5 triliun
dari dana APBN Departemen Pekerjaan Umum.

2.2. Sejarah Banjir Kanal Timur

Dalam buku Adhi Ksp (2010:33-35) BKT ini adalah kanal buatan yang berfungsi mengatasi banjir
akibat hujan lokal dan aliran dari hulu di Jakarta bagian Timur. BKT mengacu pada Rencana Induk 1973,
yang kemudian dilengkapi dengan “The Study on Comprehensive River Water Management Plan in
Jabodetabek” (1997), keduanya dibuat oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).

Rencana pembangunan BKT disampaikan pertama kali pada tahun 1973 dalam Pola Induk
Pengendalian Banjir dan Sistem Drainase Jakarta yang dibuat oleh Konsultan Nedeco. Namun, rencana itu
belum dapat terlaksana karena biaya pembangunan yang relative besar untuk pembebasan tanah. Setelah
tahun 1973, diadakan beberapa studi dan perencanaan untuk memperoleh rencana trase dan dimensi saluran
yang paling optimal. Perencanaan itu diantaranya dilakukan oleh Nedeco (1973), Nikken (1989 dan 1993),
Nedeco (1996), dan JICA (1997). Terakhir pada tahun 2003, PT. Virama Karya, sebuah perusahaan
konsultan nasional milik negara (BUMN) dan Associates membuat revisi detail desain BKT, yang hasilnya
digunakan untuk pelaksanaan pembangunan BKT saat ini.
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  3

III. HASIL & PEMBAHASAN

3.1 Penjelasan Banjir Kanal Timur

Banjir Kanal Timur (BKT) sebagai kanal saluran banjir sepanjang 23,5 km dengan kedalaman 3- 7
meter tersebut melayani sistem drainase pada wilayah seluas 20.700 hektar, dan mengurangi 13 kawasan
rawan genangan di 13 kelurahan dalam 2 wilayah kotamadya, KotamadyaJakarta Timur dan Jakarta Utara,
serta mampu menampung air sebanyak 390 m³/detik. Di wilayah Kotamadya Jakarta Timur, proyek BKT
ini melintasi 11 kelurahan, yaitu Kelurahan Cipinang BesarSelatan, Cipinang Muara, Pondok Bambu,
Duren Sawit, Pondok Kelapa, Malaka Jaya, Malaka Sari, Pondok Kopi, Pulogebang, Ujung Menteng, dan
Cakung Timur. Sedangkan di wilayah Kotamadya Jakarta Utara, proyek BKT meliputi 2 kelurahan, yaitu
Rorotan dan Marunda. Data kelurahan dan RW yang dilalui oleh BKT beserta panjang trase saluran di
setiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.1. dibawah ini:

Tabel 2.1 Kelurahan dan Panjang Wilayah Yang Dilalui Banjir Kanal Timur

Rencana pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) mengacu pada Master Plan for Drainage and Flood
Control of Jakarta (NEDECO) tahun 1973. Detail Desain oleh Nikken dan Nippon Koeitahun 1990 dan
1993 serta Studi JICA 1997.

Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan proyek yang dinilai bermanfaat bagi pengendalian banjir dan
pembangunan potensi wilayah DKI Jakarta. Kanal ini akan mengalir dari Cipinang Besar Selatan di wilayah
Jakarta Timur hingga Marunda di wilayah Jakarta Utara. Selain pengendalian banjir, BKT pun akan
menampilkan sejumlah manfaat bagi pengembangan potensi wilayah antara lain sebagai sarana rekreasi
dan marina, sarana pelabuhan dan tranportasi air, sarana sentra bisnis serta terciptanya kawasan Utara dan
Timur Jakarta sebagai kawasan water front city. BKT dirancang sebagai penggerak pertumbuhan
pembangunan yang mampu mendorong pengembangan potensi wilayah perkotaan, khususnya wilayah
Utara dan Timur Jakarta.
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  4

3.2 Desain BKT Oleh NEDECO Tahun 1973

Perencanaan Banjir Kanal Timur pada awalnya didasarkan pada masterplan Jakarta tahun 1965 – 1985.
Prinsipnya adalah masterplan untuk sistem drainase dan pengendalian banjir Jakarta harus terintegrasi
dengan masterplan kota Jakarta itu sendiri, sehingga dilakukan berbagai survey oleh Nedeco selaku
konsultan. Perencanaan Banjir Kanal Timur oleh Nedeco untuk pengendalian banjir wilayah Jakarta Timur
memotong Kali Cipinang, Sunter, Buaran, dan Cakung kemudian menuju kelaut.

Perecanaan desain BKT oleh Nedeco didasarkan pada :


a. Saluran didesain berdasarkan periode ulang 100 tahunan
b. Alinyemen horizontal dari saluran disesuaikan dengan perencanaan kota
c. Alinyemen vertikal dan potongan melintang dari masing-masing saluran ditentukan atas
berbagai pertimbangan, diantaranya yang paling penting yaitu kapasitas transport sediment
sepanjang saluran.
d. Tinggi air pada mulut saluran ditentukan berdasarkan tinggi permukaan air laut.
e. Tinggi bebas dari muka air pada desain banjir harus sebesar 1,5 m.
Banjir Kanal Timur didesain dengan definite design berdasarkan hidrograf banjir masing-masing
sungai yaitu Cipinang, Sunter, Buaran, dan Cakung dengan periode ulang 2, 25, dan 100 tahun. Hidrograf
ini dapat diperoleh dengan pecatatan dan observasi banjir pada lokasi bersangkutan pada periode tertentu
atau dengan permodelan matematika dengan mengubah data curah hujan menjadi limpasan, yang
dihasilkan dalam hidrograf. Selain itu untuk kondisi di Indonesia dapat digunakan metode SCS (Soil
Conservation Service).
Pada perencanaannya Nedeco melakukan perhitungan aliran puncak dengan metode SCS, dimana
data yang diperlukan adalah :

Data curah hujan


Sifat geologi dan hidrologi dari daerah aliran sungai (catchment area) yang meliputi :

 Luas DAS (catchment area)

 Bentuk DAS (catchment area)

 Tinggi dari aliran air

 Perbedaan tinggi antara titik tertinggi dan terendah dari aliran air

 Kealamian dari DAS (catchment area)

3.3 Desain BKT Oleh NEDECO Tahun 1973

Tujuan pekerjaan adalah menentukan desain rinci definitif yang optimum ditinjau dari aspek teknis,
ekonomi dan sosial sehingga siap untuk segera dilakukan pelaksanaan pembangunan Banjir Kanal Timur
yang tidak hanya berfungsi sebagai flood-way tetapi juga sebagai sarana transportasi air, konservasi dan
rekreasi dikaitkan dengan pengembangan wilayah pada daerah bagian timur- utara DKI Jakarta.

3.3.1 Tata Guna Lahan

Perhitungan hidrologi untuk Banjir Kanal Timur dilakukan berdasarkan karakteristik


daerah aliran sungai dan prediksi tata guna lahan tahun 2025 di hulu Banjr Kanal Timur yang
diperoleh dari data peta topografi Bakosurtanal tahun 2001, peta DKI Jakarta tahun 1997 dan
peta tata guna lahan tahun 2001
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  5

Tabel 2.2 Tata Guna Lahan DAS Hulu BKT (Tinjauan Kondisi Tahun 2025)

3.3.2 Kapasitas Desain Banjir Kanal Timur

Debit banjir dianalisa berdasarkan karakteristik daerah aliran sungai dan curah hujan
efektif dari data 5 (lima) stasiun hujan yaitu : Cibinong, Ragunan, Pondok Gede, Halim Perdana
Kusuma dan Bekasi. Analisa debit banjir rencana dilakukan dengan menentukan hidrograf
satuan menggunakan metode SCS.

Tabel 2.3 Debit Banjir Kanal Timur

Tabel 2.4 Debit Sungai Hulu Banjir Kanal Timur


International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  6

3.3.3 Alternatif Desain

Banjir Kanal Timur rencananya dibangun sebagai sarana yang multifungsi.


Sehingga perlu dilakukan evaluasi alternatif desain sebagai berikut :

 Alternatif 1 Banjir Kanal Timur juga berfungsi sebagai sarana


transportasi kapal kargo sepanjang tahun dari muara sampai inlet
Cipinang.
 Alternatif 2 Banjir Kanal Timur juga berfungsi sebagai sarana transportasi
air untuk kapal penumpang sepanjang tahun dari muara sampai inlet
Cipinang

 Alternatif 3A Banjir Kanal Timur juga berfungsi sebagai sarana


transportasi air untuk kapal kargo dari weir II sampai inlet Cipinang
tidak sepanjang tahun (musiman) dan parsial serta transportasi kapal dari
muara sampai weir II.

 Alternatif 3B Banjir Kanal Timur juga berfungsi sebagai sarana


transportasi air untuk kapal penumpang dari weir II sampai inlet Cipinang
tidak sepanjang tahun (musiman) dan parsial serta transportasi kapal dari
muara sampai weir II.

Dari kelebihan dan kekurangan alternatif diatas alternatif 3B adalah alternatif


yang berdampak lingkungan paling minimal dan dipilih untuk dilanjutkan ketahap
desain rinci dengan mempertimbangkan aspek optimasi fungsi saluran Banjir Kanal
Timur.

2.3. Implementasi Kebijakan Pengendalian Banjir Provinsi DKI Jakarta Melalui Proyek Banjir Kanal
Timur

Pihak instansi pemerintah yang terlibat dalam implementasi kebijakan pengendalian banjir di wilayah
Provinsi DKI Jakarta melalui Proyek Banjir Kanal Timur/BKT pada masa pembangunan ialah Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat khususnya Balai Besar Wilayah Sungai 8 Ciliwung-Cisadane
yang bertugas melaksanakan pembangunan kontruksi dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta yang bertugas melaksanakan pembebasan lahan kawasan
kanal tersebut. Sedangkan pasca pembangunan, operasi dan pemeliharaanya dilakukan bersama antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Intansi pusat khususnya BBWSCC dan Direktorat Jenderal Cipta
Karya. Instansi pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta yang terlibat kedalam proses operasi dan
pemeliharaan ialah Dinas Pekerjaaan Umum, Dinas Kebersihan, Dinas dan Dinas Pertamanan dan
Penerangan Listrik Negara (PLN) yang merupakan satu-satunya pihak BUMN yang ikut serta dalam
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan Banjir Kanal Timur.
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  7

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan jurnal berikut dapat disimpulkan bahwa adanya Banjir Kanal Timur memiliki tujuan
untuk melindungi wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara seluas 160 km² dari banjir akibat luapan
Sungai Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, dan Cakung. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian
yang dilakukan oleh beberapa informan dapat diketahui bahwa Banjir Kanal Timur sudah dirasakan
manfaatnya secara langsung oleh penduduk sekitar kawasan kanal tersebut, khususnya wilayah Kotamdya
Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Penduduk yang tidak terkena proyek BKT adalah masyarakat yang
paling beruntung karena mereka tidak kebanjiran, sementara jalan dan fasilitas lainnya menjadi lebih baik.
Bahkan, tanah mereka jika dijual harganya menjadi berlipat ganda.

Pembangunan BKT terbukti membantu mengurangi kemacetan akibat banjir. Jika sebelum BKT
dibangun, sering kali terdapat genangan saat hujan deras turun yang berdampak pada kemacetan lalu lintas
yang relatif lama. Sekarang setelah BKT dibangun genangan di jalan cepat surut sehingga tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas. Dengan adaanya jalan inspeksi yang dibangun di sisi-sisi kanal
membuat akses jalan untuk sebagian masyarakat semakin mudah ke wilayah timur dan utara Jakarta.

4.1 Saran

1. Diharapkan adanya Banjir Kanal Timur (BKT) dapat selalu berguna dan bermanfaat bagi masyarakat
sekitar
2. Diharapkan masyarakat sekitar selalu menjaga kebersihan dan kelestarian Banjir Kanal Timur, agar
fungsi dari Banjir Kanal Timur (BKT) dapat bejalan
3. Adanya program – program lanjutan dari pemerintah guna mengedukasi masyarakat sekitar agar selalu
menjaga kebersihan dan kelestarian Banjir Kanal Timur (BKT).
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)
Vol. 99, No. 1, Month 2099, pp. 1~1x
ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v99i1.paperID  8

REFERENSI`

[1] Shalih, O., Khaerunnisa, M., Safrizal, A. 2019. Analisis Fungsi Banjir Kanal Timur : Dalam
Menanggulangi Banjir di Wilayah DKI Jakarta bagian Timur. Ilmu Geografi : Universitas Indonesia
[2] Setrio Puto, Y., Ketut Kerta Widana, I Dewa., Sarpono., Widodo, P., Risma Saragih, Herlina J., Raka
Kurniawan Putra, Dimas. 2022 Analisis Upaya Mitigasi Pemerintah Jakarta Utara untuk Menanggulangi
Bencana Banjir Rob Guna Mendukung Keamanan Nasional. Prodi Manejemen Bencana, Universitas
Pertahanan Republik Indonesia.
[3] Ramadhayanti, Z. 2014. Implementasi Kebijakan Pengendalian Banjir Provinsi DKI Jakarta Melalui
Proyek Kanal Banjir Timur.. Prodi Ilmu Pemerintahan, Universitas Diponegoro.
[4] Widyaiswara, E. 2020. Analisis Penyebab Banjir Di DKI Jakarta. Kementrian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertahanan Nasional.
[5] Soewandita, H., Sudiana, N. 2010. Studi Dinamika Kualitas Air DAS Ciliwung. Pusat Teknologi
Sumberdaya Lahan Wilayah dan Mitigasi Bencana.
[6] Harsoyo, B. 2013. Mengulas Penyebab Banjir Di Wilayah DKI Jakarta Dari Sudut Pandang Geologi,
Geomorfologi dan Morfometri Sungai. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
[7] (https://id.wikipedia.org/wiki/Kanal_Banjir_Jakarta) diakses pada tanggal 18 November 2023
[8] (https://web.bpbd.jatimprov.go.id/2023/10/19/banjir-pengertian-penyebab-dan-dampaknya/) diakses
pada tanggal 18 November 2023
[9] (https://pu.go.id/berita/banjir-kanal-timur-selesai-seluruhnya-tahun-ini) diakses pada tanggal 18
November 2023.

BIOGRAFI PENULIS

Bintang Ramadhan adalah Mahasiswa yang sedang menempuh studi di Universitas


Pancasila Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Tahun Ajaran 2023/2024. Lahir di
Jakarta, 24 Desember 2000. Sebelumnya pernah menempuh pendidikan Diploma III di
Universitas Negeri Jakarta Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil pada tahun 2018 –
2021. Email : bintang9223008@univpancasila.ac.id

Journal homepage: http://ijere.iaescore.com

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai