PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran
air, terutama di sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami, meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang
menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah
serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap
di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar
daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik. Palur adalah desa di kecamatan
Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia.jumlah penduduknya sekitar 13.256
jiwa dan mempunyai luas wilayah sebesar 408882 Ha.Palur merupakan nama suatu
daerah yang terletak antara dua daerah tingkat dua yaitu Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karanganyar, di sebelah timur kota Solo dekat dengan sungai Bengawan
Solo. Palur dilalui oleh jalan negara Solo - Surabaya dan merupakan pertigaan jalur
Solo - Surabaya via Sragen - Bojonegoro dan Solo - Surabaya via
TawangmanguNgawi. Sebelah barat jalan masuk wilayah desa Ngringo, Jaten,
Karanganyar, sedangkan sebelah selatan merupakan wilayah Kabupaten Sukoharjo. 2
Sedangkan Stasiun Palur masuk wilayah Kabupaten Karanganyar dan bukan
Sukoharjo (Kompas,20/1/2013)
“Desa Palur daerah yang terjadi banjir rata-rata pemukiman yang berada di area
bantaran sungai Bengawan solo,kampung yang mengalami luapan banjir sungai
bengawan Solo diantaranya Japanan, Turisari dan Jogobondo.pada banjir tahun 2013
bulan januari di kampung Japanan tergenang banjir setinggi pinggang orang dewasa
begitu pula dengan kampung Turisari, Rejosari dan Jogobondo juga tergenang air
setinggi pinggang orang dewasa”.
Desa Palur juga merupakan daerah yang berada di kawasan aliran sungai
bengawan Solo jadi secara geografis rawan bencana banjir, beberapa kampung yang
berada di bantaran sungai bengawan Solo di desa Palur yaitu Japanan, Turisari,
Rejosari dan Jogobondo. Keempat kampung tersebut ratarata cuma berada 20 meter
dari DAS dan jumlah korban banjir dari ke empat kampung tersebut mencapai 64 kk,
selanjutnya untuk membedakan kesiapsiagaan masyarakat yg berada dikawasan
bantaran dan non bantaran sungai bengawan solo saya mengambil 30 Respoden
terletak di kampung Panjang Rejo karena lokasinya terletak pada kawasan yang cukup
jauh dari sungai Bengawan solo sehingga bisa untuk pengambilan data penelitian.
Masyarakat Desa palur pada umumnya jika terjadi banjir hanya mengungsikan
barang-baranganya di langit-langit bawah atap dan untuk hewan ternak diungsikan di
tanggul-tanggul terdekat. begitu banyaknya dampak kerugian yang diakibatkan oleh
bencana banjir jika tidak segera ditanggulangi pemerintah desa palur maupun
pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
Banjir adalah suatu kejadian saat air menggenangi daerah yang biasanya tidak
digenangi air dalam selang waktu tertentu. Banjir umumnya terjadi pada saat aliran air
melebihi volume air yang dapat ditampung dalam sungai,danau,rawa,drainase
maupun saluran air lainya pada selang waktu tertentu.hujan lebat yang terjadi dalam
waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan berlebihnya jumlah air yang dapat
ditampung dalam sungai,danau,rawa maupun saluran air lainya, sehingga air meluap
dan menimbulkan banjir yang menggenangi daerah sekitarnya. masyarakat yang
tinggal di sekitar sungai atau daerah pantai yang landai merupakan masyarakat yang
paling berisiko terhadap ancaman banjir. Semakin dekat tempat tinggal kita dengan
sumber banjir,semakin resiko kita terkena banjir. Banjir terjadi secara cepat dengan
periode penggenangan yang singkat. Banjir terjadi secara perlahan dengan periode
penggenangan yang cukup lama. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya banjir
adalah intensitas curah hujan dan lamanya hujan terjadi. Kondisi topografi, kondisi
tanah,serta kondisi tutupan lahan juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
kejadian banjir (Krishna S.Pribadi Dkk, 2008:71).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan penelitian yang di himpun berbagai sumber,maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut ini;
a. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap dampak bencana banjir yang masih rendah.
b. Alat peringatan sistem dini bencana banjir yang belum ada.
c. Dampak kerugian yang di akibatkan bencana banjir.
d. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir masih rendah.
e. kegiatan sosialisi terhadap dampak yang diakibatkan bencana banjir masih jarang dilakukan
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, agar penelitian bisa mendapatkan hasil yang bagus maka pembatasan
masalah saya cakupkan meliputi:
a. Pentingnya tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana banjir.
b. Tingkat perbedaan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu:
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat meliputi;
A.BANJIR
1.Pengertian banjir
Banjir adalah sebuah bencana yang di akibatkan oleh air. Air yang menggenang atau
bahkan mengalir deras pada tidak tempatnya. Inilah yang sering terjadi pada akhir-akhir
ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Terutama pada beberpa tahun terakhir ini.
Banyak masyarakat yang kehilangan harta benda mereka. Bahkan, nyawa mereka akibat
banjir. Oleh karena itu alangkah bijaksananya jika kita mencari cara agar banjir itu tidak
lagi di alami oleh masyarakat Indonesia.
Banjir ini biasanya terjadi akibat dari sungai tidak mampu lagi menampung aliran air
yang ada di sungai itu akibat debit airnya sudah melebihi kapasitas. Kalo sudah seperti
ini, airnya itu akan mencari tempat lain, tempat itu ada di kanan kiri sungai yang
biasanya merupakan daerah dataran banjir. air ini bisa juga terjadi akibat kiriman, bila
curah hujan tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai itu rusak maka luapan
airnya akan terjadi di hilir sungai.
b. Banjir lokal.
Banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan di tempat itu dan meluap juga di tempat itu.
Pada saat curah hujan tinggi di lokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi itu sulit
dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya
lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan
terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air di
bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain
melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau
cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah banjir.
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau
sungai. Bisa terjadi ditempat yang tinggi maupun tempat yang rendah. Pada saat air jatuh
kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ke
tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk / meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan
sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa
bisa alami? Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir
merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat
banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah- tanah yang berasal dari hilir
aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan- pertemuan sungai.
Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yang subur bagi
pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman
dan perkotaan. Itu faktor penyebab banjir yang alami, sekarang kita lihat yang tidak
alami atau akibat dari perubahan.
Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi. Pertama itu perubahan lingkungan
dimana di dalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi
dan perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri.
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola
hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjdi mempunyai waktu yang pendek tetapi
intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi
menampung besarnya aliran permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan .
Penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll. Sedangkan tutupan
lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya
aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju
infiltrasi tanah.
Kita tidak mengharapkan bencana banjir datang ke lingkungan ataupun rumah kita tetapi
sebagai manusiakita harus waspada dan sigap bila banjir ternyata datang menghampiri
kita. Cara mengantisipasi banjir antara lain :
a. Bila hujan deras turun cukup lama, pantau terus keadaan melalui media elektronik
seperti televisi dan terutama radio, sebab ada beberapa radio lokal yang akan terus
mengabarkan kondisi / banjir yang akan terjadi.
c. Isi bak / drum / torn penampung air hingga penuh terutama untuk yang berada /
pada lantai atas / tinggi. Hal ini untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di saat
sumber air milik anda tercemar oleh air banjir. Untuk yang praktis, anda dapat
mengisi air bersih pada kantung plastik, mengikatnya dengan kuat dan
meletakkannya pada tmpat yang aman.
d. Saat tanda-tanda banjir mulai muncul di rumah / lingkungan anda, siapkan barang
bawaan untuk mengungsi dan pantau terus ketinggian air.
e. Sebelum air mulai meninggi, pindahkan barang-barang ke tempat atau lantai yang
lebih tinggi. Untuk barang-barang yang kecil atau ringan sebaiknya di ikat terlebih
dahulu pada arang yang lebih bert / besar agar tidak hanyut terseret banjir.
f. Bila diperkirakan air akan menggenang lebih tinggi lagi, lakukan evakuasi selagi
mudah untuk dilakukan (sebelum air lebih tinggi), jangan menunggu air benar-benar
tinggi.
g. Tutup keran utama air bersih (terutama jika menggunakan air ledeng / PDAM) bila
ketinggian air hendak mencapai keran air.
h. Matikan / putuskan aliran listrik rumah melalui saklar / sikring utama bila ketinggian
air hendak mndekati sikring utama atau bila terlihat mengkhawatirkan / dapat
berbahaya.
j. Bila tidak ada posko banjir, cari dan pergilah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi
tetapi lokasinya dekat dengan tempat yang lebih tinggi lagi bila dibandingkan dengan
tempat tersebut. Hal ini untuk mencegah bila ternyata airbanjir terus meluap /
semakin tinggi.
k. Sebelum air terlalu tinggi, ungsikan terlebih dahulu orang tua / lanjut usia, anak-
anak, wanita dan ibu hamil, dan sisakan dua atau tiga orang pria dewasa yang
menjaga rumah bila anda khawatir akan keselamatan harta benda.
l. Bila anda terlambat mengungsi dan ketinggian air sudah cukup tinggi, pergilah
mengungsi secara berkelompok, agar bila terjadi sesuatu dapat saling tolong-
menolong.
m. Saat mengungsi, jauhi dari saluran air agar tidak terjatuh dan hanyut terseret
arusbanjir yang lebih deras.
o. Siapkan jerigen bekas yang kosong, gabus, perahu, atau alat pelampung lainnya
sehingga bila anda terjebak di atap rumah dengan air yang semakin meninggi, anda
dapat berusaha untuk menyelamatkan diri anda secara darurat.
c. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon
adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota
tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai
penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan
melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang
akan terjadi bila hujan tiba.
Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui keterlibatan dalam proyek rehabilitasi
sejumlah kanal dan waduk untuk mendukung sistem manajemen banjir Desa Palur
Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
Studi menunjukkan bahwa langkah yang paling membawa manfaat bagi mitigasi banjir
di Sukoharjo adalah merehabilitasi sistem manajemen banjir kota, agar kembali pada
kapasitas semula. Selain pengerukan, perawatan rutin juga akan membantu mitigasi
banjir. Proyek Mitigasi Banjir Darurat Sukoharjo akan melakukan pengerukan pada
sebelas saluran air sepanjang 67,5 km serta empat waduk seluas 65 hektar, untuk
membantu mengembalikan kapasitas aliran air.
Rencana yang disebut juga " Sukoharjo Emergency Dredging Initiative " ini akan
merehabilitasi sekitar 42 km bantaran sungai dan semua kegiatan akan dilakukan pada
titik-titik prioritas sistem manajemen banjir Sukoharjo.
Proyek ini akan semaksimal mungkin mengurangi jumlah penduduk yang terkena
dampak banjir, sedangkan relokasi sebagai dampak kegiatan ini akan mengikuti
Kerangka Kebijakan Permukiman Kembali dari Pemerintah Daerah Sukoharjo. Kerangka
Kebijakan ini konsisten dengan praktik terbaik internasional untuk proses permukiman
kembali dan mereka yang akan direlokasi oleh proyek ini akan memperoleh akses
perumahan yang memadai.
Proyek Mitigasi Banjir Darurat Sukoharjo atau " Sukoharjo Urgent Flood Mitigation
Project" akan didanai melalui pinjaman sebesar 139,64 juta dolar AS dan pemerintah
Pusat serta Pemda Sukoharjo akan memberikan kontribusi dana pendamping sebesar
49,71 juta dolar AS. Saat ini, Jakarta telah menderita kerugian akibat banjir yang
berulang terutama yang terjadi pada bulan Januari 1996, Februari 2001, dan Februari
2007. Banjir pada 2007 menggenangi sekitar 36 persen kota, berdampak kepada lebih
dari 2,6 juta penduduk dan memaksa 340 ribu orang untuk mengungsi dari rumah. Saat
itu, lebih dari 70 orang meninggal dan penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh banjir
berakibat kepada lebih dari 200 ribu penduduk dengan total kerugian mencapai 900 juta
dolar AS.