Anda di halaman 1dari 45

1

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar isi ................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 4


a. Gambaran umum kab. Majene Provinsi Sulbar .............................................. 4
b. Gambaran umum kab. Mamuju Provinsi Sulbar ............................................. 7
c. Sejarah gempa bumi Majene ........................................................................ 9
d. Asesmen Gempa Bumi di kab. Majene / Mamuju Provinsi Sulbar ................ 11
• Lokasi Dan Waktu Kejadian ...................................................................... 11
• Jenis Bencana ............................................................................................. 12
• Dampak Gempa Bumi ................................................................................ 12
• Faktor Penyebab Terjadinya Bencana Diperkiraka .................................... 16
• Rekomendasi Teknis .................................................................................. 18

B. TUJUAN................................................................................................................ 20
C. JENIS KEGIATAN ................................................................................................ 21
D. TARGET DAN SASARAN ................................................................................... 21
E. MANFAAT KEGIATAN ......................................................................................21
F. WAKTU DAN TEMPAT .................................................................................... 22

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................................................. 24

A. PERSIAPAN TEKNIS NON TEKNIS .................................................................. 24


B. PELAKSANAAN EVAKUASI DAN PENYALURAN LOGISTIK ..................... 25
C. STRUKTUR TIM .................................................................................................. 34

2
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 35

LAMPIRAN

• LAPORAN KEUANGAN........................................................................................... 36
• DOKUMENTASI KEGIATAN .................................................................................. 49
• SURAT TUGAS RELAWAN
• LAIN-LAIN

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

a) GAMBARAN UMUM KAB. MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT


Indonesia adalah Negara yang rawan bencana baik secara geografis,
geologis maupun akibat ulah ulah manusia. Secara geografis, Indonesia
merupakan wilayah yang mayoritas terdiri dari laut dan juga terletak persis
diantara garis khatulistiwa sehingga Indonesia sangat dipengaruhi oleh iklim laut
tropik (Daljoeni, 2003). Kondisi iklim laut tropis membuat curah hujan di wilayah
Indonesia relative tinggi sehingga rentan terhadap bencana banjir akibat curah
hujan tinggi maupun banjir rob akibat pasang laut, dan juga tanah longsor akibat
hujan di dataran tinggi (Lubis, 2009). Sementara ketika musim kemarau dimana
curah hujan sanga trendah, potensi kebakara hutan maupun lahan gambut menjadi
semakin tinggi akibat kelalaian manusia yang mengolah lahan pertanian atau
perkebunan. Secara geologis, Indonesia terletak di antara 3 lempeng bumi dan 2
sabuk gunung api dunia, yakni sirkum pasifik dan sirkum mediterania
(Winchester, 2006). Akibatnya, wilayah Indonesia rentan terhadap bencana akibat
aktivitas geologis yang tinggi, seperti misalnya letusan gunung berapi, gempa
bumi, gelombang tsunami akibat gempa bawah laut. Kemudian secara sosio-
demografis, Indonesia juga sangat rawan bencana. Kerawanan tersebut terkait
dengan jumlah penduduk Indonesia yang sudah lebih dari 200 juta jiwa, akan
tetapi tersegregasi bukan hanya secara teritorial namun juga suku, agama, ras dan
berbagai kelompok kepentingan (SARA).

Kabupaten Majene adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi


Barat. Secara geografis, Kabupaten Majene terletak pada 2°38' - 3°38' Lintang
Selatan dan 118°45' - 119°4' Bujur Timur. Kabupaten Majene berada di pesisir
barat Pulau Sulawesi yang berjarak sekitar 143 km dari ibu kota provinsi Sulawesi
Barat, kota Mamuju dan sejauh 378 km berkendara dari Kota Makassar,
provinsi Sulawesi Selatan.

4
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Mamuju

Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten


Timur
Mamasa

Selatan Teluk Mandar

Barat Selat Makassar

Kabupaten Majene memiliki topografi bervariasi mulai dari pesisir, dataran


rendah, dan dataran tinggi dengan ketinggian wilayahnya antara 0-1.600 meter
diatas permukaan air laut (mdpl). Namun sebagian besar wilayah Kabupaten
Majene berupa perbukitan hingga pegunungan yang membentang dari utara ke
selatan. Pesisir yang terletak di sepanjang batas barat wilayah ini cenderung datar
dan sempit.

Kabupaten Majene terbagi menjadi 8 kecamatan yaitu:

1. Banggae
2. Banggae Timur
3. Malunda
4. Pamboang
5. Sendana
6. Tammerodo Sendana
7. Tubo Sendana
8. Ulumanda
Penduduk Kabupaten Majene pada tahun 2017 menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) tercatat 169.072 jiwa, mengalami pertumbuhan sebesar 1,6% dari
tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 34.939 rumah tangga.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 82.618 jiwa dan perempuan sebanyak
86.454 jiwa, sehingga sex-ratio-nya sebesar 100. Kepadatan penduduk Kabupaten

5
Majene sebesar 178 jiwa/km², dengan Kecamatan Banggae merupakan daerah
terpadat penduduknya dengan 1.675 jiwa/km²

Kecamatan Ulumanda merupakan daerah terjarang penduduknya dengan


20 jiwa/km². Penduduk Kabupaten Majene sebagian besar berasal dari Suku
Mandar yang merupakan suku asli di Sulawesi Barat. Umumnya mereka
berbahasa dengan menggunakan Bahasa Mandar. Bahasa ini bagian dari
kelompok Utara dalam rumpun bahasa Sulawesi Selatan dalam cabang Melayu-
Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Mandar yang digunakan oleh
mereka memiliki dialek bahasa bervariasi, tetapi sebagian besar menggunakan
Dialek Majene atau Banggae dan sisanya menggunakan dialek Pamboang yang
umum digunakan di wilayah pesisir Pamboang sedangkan dialek Awok
Sumakengu diucapkan hanya di Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana[8].

b) GAMBARAN UMUM KAB. MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

Kabupaten Mamuju adalah sebuah kabupaten dan merupakan Ibu


Kota Provinsi Sulawesi Barat. Walaupun demikian, Mamuju sampai saat ini,
bukanlah daerah otonom yang memiliki wali kota ataupun Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota sendiri, melainkan masih menjadi bagian dari Kabupaten
Mamuju yang dipimpin oleh seorang bupati.

Kabupaten Mamuju berada di antara Palu (Sulawesi Tengah)


dan Makassar (Sulawesi Selatan). Kabupaten ini menjadi jembatan ekonomi
ataupun budaya Kota Palu dan Makassar.

Secara geografi Kota Mamuju berada ditepi barat Pulau Sulawesi. Di


utara terdapat Teluk Mamuju dan di selatan ada Teluk Lebani. Secara astronomis,
wilayah Mamuju berada di antara 2°8'24" LS – 2°57'46" LS dan 118°45'26" BT –
119°47'48" BT. Topografi wilayah Kota Mamuju berupa pesisir
hingga pegunungan. Ketinggian wilayah Kota Mamuju antara 0 sampai >1500
meter di atas permukaan air laut (Mdpl) dengan titik tertinggi berada di Gunung
Adang Batambalo. Sungai-sungai besar yang ada di Kota Mamuju di antaranya
Sungai Mamuju, Sungai Karema, Sungai Simboro, Sungai Anung, Sungai
Taparia, Sungai Anusu, Sungai Tampala dan Sungai Malunda. Secara geologi,
wilayah Kota Mamasa tersusun oleh batuan Formasi Gunung Api Adang berupa
tuf lapili, breksi bersisipan lava, batupasir dan batu lempung. Sedangkan wilayah

6
lembah yang dialiri Sungai Taparia serta Sungai Karema terusun atas Formasi
Mamuju berupa Napal, kalkerenit dan batugamping koral bersisipkan tuf dan
batupasir. Kota Mamuju yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu
tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang
hari berkisar antara 24 - 34 derajat Celcius.

Batas Wilayah Kota Mamuju antara lain;

Utara Kabupaten Mamuju Tengah

Timur Sulawesi Selatan

Selatan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamasa

Barat Selat Makassar

Kabupaten Mamuju meliputi 11 kecamatan dengan luas 4.954,57 km2,


penduduk 107.864 jiwa, dan kepadatan 142,77 jiwa/km2, yaitu;

1. Kepulauan Balabalagan
2. Bonehau
3. Kalukku
4. Kalumpang
5. Mamuju
6. Papalang
7. Sampaga
8. Simboro dan Kepulauan
9. Tapalang
10. Tapalang Barat
11. Tommo

7
c) Sejarah gempa bumi Majene

Berdasarkan catatan yang dihimpun BMKG, pusat gempa atau episenter


gempa bumi Majene sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu
gelombang tsunami pada 23 Februari 1969, yang pada saat itu berkekuatan
magnitudo 6,9 dan pusat gempa bumi adalah pada kedalaman 13 kilometer.

Gempa bumi yang terjadi pada saat itu telah menyebabkan sedikitnya 64
orang meninggal dunia, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah serta rumah ibadah
mengalami kerusakan. Selain itu dermaga pelabuhan pecah dan timbul
gelombang tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pellatorang dan 1,5 meter di
Parasanga dan Palili.

Selanjutnya, sejarah juga mencatat rentetan peristiwa gempa bumi yang


mengguncang sekitar wilayah Majene, masing-masing; Gempa bumi Polewali
Mandar pada 11 April 1967 yang tercatat menimbulkan tsunami dan
menyebabkan 13 warga meninggal dunia.

Kemudian gempa bumi juga tercatat pernah terjadi pada 23 Februari 1969
dengan kekuatan 6,9 di Majene yang menyebabkan 64 orang meninggal dunia, 97
orang luka, 1.287 rumah rusak di empat desa. Selanjutnya, sejarah juga mencatat
rentetan peristiwa gempa bumi yang mengguncang sekitar wilayah Majene,
masing-masing; Gempabumi Polewali Mandar pada 11 April 1967 yang tercatat
menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 warga meninggal dunia.

Kemudian gempa bumi juga tercatat pernah terjadi pada 23 Februari 1969
dengan kekuatan 6,9 di Majene yang menyebabkan 64 orang meninggal dunia, 97
orang luka, 1.287 rumah rusak di empat desa.

Berikutnya 8 Januari 1984 gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,7


mengguncang wilayah Mamuju dan mengakibatkan rumah-rumah mengalami
kerusakan.

8
d) ASESMEN GEMPA BUMI DI KAB. MAJENE / MAMUJU

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa


bumi tektonik yang mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat, merupakan
jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake yang diakibatkan
adanya aktivitas sesar aktif.

Adapun hasil analisa tersebut didapatkan dengan memperhatikan lokasi


pusat gempa atau episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan
pertama maupun yang kedua.

Hal itu dibuktikan dari hasil analisis mekanisme sumber yang


menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thurst
fault. Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok yang
terjadi pada 2018, yang mana bidang sesar membentuk kemiringan bidang sesar
ke daratan.

Lebih lanjut, mengenai Sesar Naik Mamuju, itu memiliki magnitudo


dengan target mencapai 7,0 dengan laju geser sesar adalah 2 milimeter (mm) per
tahun, sehingga sesar aktif ini harus diwaspadai karena mampu memicu gempa
kuat.

➢ Lokasi dan waktu kejadian

Sebagaimana informasi sebelumnya, gempa bumi yang pertama


sebagai pembuka atau foreshock dilaporkan terjadi pada Kamis (14/1) pukul
13.35 WIB dengan Magnitudo 5,9 pada episenter 2,99 LS dan 118,89 BT atau
di darat pada jarak 4 kilometer (km) arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat,
kedalaman 10 km.

Selanjutnya gempa yang kedua atau mainshock terjadi pada Jumat


(15/1) pukul 01.28 WIB dini hari dengan magnitudo 6,2 pada episenter 2,98
LS dan 118,94 BT atau di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene,
Sulawesi Barat, kedalaman 10 km. Gempa bumi yang tercatat menewaskan

9
sebanyak 42 jiwa tersebut dipicu oleh adanya Sesar Naik Mamuju atau
Mamuju Thurst. Diduga kuat pemicu gempa ini adalah Sesar Naik Mamuju,

➢ Jenis bencana

Bencana yang terjadi berupa gempa bumi dengan magnitudo M 5,9,


gempa bumi ini disusul oleh gempa bumi lebih besar M 6,2 kembali melanda
daerah ini 13 jam kemudian. BMKG menyatakan bahwa gempa bumi pertama
berepisenter pada koordinat 118. 89˚ BT dan 2.99˚ LS, sementara gempa bumi
kedua berpusat di 118. 94˚ BT dan 2.98˚ LS dengan kedalaman episenter
masing-masing 18 km.

➢ Dampak Gempa Bumi

Dari data yang berhasil didapatkan, diketahui bahwa daerah yang


mengalami kerusakan paling parah adalah Mamuju, ibukota Sulawesi Barat.
Lebih spesifik lagi, kerusakan parah melanda kawasan pantai yang termasuk
ke dalam Desa/Kelurahan Rangas dan Simboro di Kecamatan Simboro serta
Karema, Rimuku dan Binanga di Kecamatan Mamuju. Daerah tersebut
terutama disusun oleh batuan lunak dengan Vs sekitar 180 m/s, berjarak sekira
35 km dari episenter gempa bumi tanggal 15 Januari. Dengan jarak 35 km,
dimungkinan untuk gelombang S (Vs) terbentuk dan merambat di permukaan
lalu diresonansi oleh batuan lunak sehingga merusak bangunan di Mamuju
Gambar 4

Jika melihat tipologi bangunan, ada suatu fenomena menarik seperti


yang terjadi di Palu. Bangunan dengan tinggi 4 lantai atau lebih mengalami
kerusakan berat atau bahkan runtuh. Dari data yang berhasil dikumpulkan,
bangunan 4-5 lantai yang mengalami kerusakan berat atau runtuh adalah RS.
Mitra Manakarra (4 lantai), kantor PLN Mamuju (5 lantai), Hotel Matos (4
lantai) dan bangunan 5 lantai di Jl. Dahlia.

Keempat bangunan tersebut ditandai dengan titik B, E, F dan I


di Gambar 4. Hal ini menguatkan dugaan adanya pengaruh signifikan jenis
batuan terhadap kerusakan tinggi di Mamuju.

10
Peta Kawasan Rawan Bencana Bencana Gempa bumi (KRBG)
Sulawesi Barat yang dibuat dan disebarluaskan oleh Badan Geologi pada
tahun 2011 menyebutkan bahwa hampir seluruh kawasan pantai barat
Sulawesi Barat, tidak terkecuali Kota Mamuju, termasuk daerah
dengan kerawanan tinggi terhadap guncangan gempa bumi. Demikian pula
cekungan yang diisi aluvium tebal di daerah yang sekarang menjadi
Campalagian dan Wonomulyo. Sebagian besar wilayah pegunungan di
provinsi ini dikelompokkan ke dalam daerah dengan kerawanan menengah
terhadap bahaya seismik, sedangkan pojok tenggara provinsi ini, daerah yang
berbatasan dengan Sulawesi Selatan, termasuk ke dalam daerah dengan
kerawanan rendah terhadap bahaya seismik (Gambar 5).

Tingginya tingkat kerawanan di kawasan pantai selain karena dekat


dengan sumber gempa bumi utama, yaitu Makassar Thrust, juga karena
litologi kawasan tersebut yang berumur relatif lebih muda daripada daerah
lainnya, kecuali Campalagian dan Wonomulyo. Batuan berumur lebih muda
dan berada pada daerah yang bertopografi lebih datar cenderung lebih lunak
daripada batuan tua bermorfologi pegunungan. Di lain pihak, tingginya
kerawanan seismik di Cmpalagian dan Wonomulyo lebih disebabkan oleh

11
kondisi geologi lokal. Kedua daerah ini berdiri di atas cekungan berisi endapan
aluvium yang belum terkompaksi (Gambar 5).

Gambar 5: Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Sulawesi Barat yang
diproduksi dan disebarluaskan oleh Badan Geologi pada tahun 2011.

Jumlah Posko Induk serta relawan yang bergerak untuk membantu


masyarakat yang terdampak akibat bencana gempa bumi :

o Posko Induk ada 2 yakni di Kec. Malunda, Kab. Majene dan jl. Martadinata, Kec.
Mamuju, Kab. Mamuju yang bertugas untuk mengasesmen masyarakat yang
terdampak dari bencana alam Gempa bumi serta mengakomidir logistic.
o Jumlah relawan kurang lebih 1000 orang yang berasal dari Basarnas, Mapala “45”
Makassar, BNPB Jakarta, BPBD Provinsi Sulbar, BPBD Kota Mamuju, BPBD
Kab. L, BPBD Kab. Luwu Timur, Form PA Kota Palopo, Masyarakat setempat
dan masih banyak lagi yang tidak disebutkan satu per satu yang bertugas untuk
mengevakuasi korban masyarakat yang berdampak bencana serta
mendistribusikan logistik ke daerah pengungsian.

12
➢ Faktor penyebab terjadinya bencana diperkirakan karena
Dengan menggunakan parameter gempa bumi yang disediakan oleh
GFZ pemodelan guncangan tanah dilakukan untuk mengetahui apakah
gelombang gempa bumi perioda panjang menjadi penyebab runtuhnya
bangunan tingkat 4-5 di Mamuju. Parameter yang digunakan adalah sebagai
berikut: strike/dip/rake=351o/16o/94o dengan panjang dan lebar patahan 18 dan
10.5 km, diperoleh dengan persamaan Papazachos (2004). Patahan naik
dengan dip ke arah timur, terletak di sebelah timur pantai barat, termasuk
Mamuju, diasumsikan sebagai sumber gempa bumi. Posisi dan parameter
patahan seperti ini akan memberikan efek goncangan lebih besar ke arah dip
jika faktor geologi lokal diabaikan.
Model guncangan gempa bumi menunjukkan bahwa percepatan tanah
puncak (PGA) di pantai barat Sulawesi Barat yang nota bene berada di
belakang patahan, ternyata mengalami guncangan lebih besar daripada daerah
di timur yang searah dip (kemiringan) patahan yaitu daerah yang berada
pada hanging wall patahan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor geologi lokal
tidak bisa diabaikan dalam menghitung bahaya gempa bumi (Gambar 6a-c).
Gambar 6a-c memperlihatkan bahwa daerah yang disusun oleh batuan lunak
akan lebih besar daripada daerah yang tersusun oleh batuan keras. Yang
menarik adalah Gambar 6c (paling kanan), secara jelas menunjukkan
besarnya guncangan dengan perioda gelombang 0,44 detik pada daerah yang
disusun oleh sedimen lunak. Hal ini disebabkan oleh resonansi gelombang
gempa dengan perioda 0,4 detik merambat secara efektif melalui timbunan
sedimen tebal di lokasi tersebut. Jika di lokasi yang tersusun oleh sedimen
lunak yang tebal tersebut didirikan bangunan dengan ketinggian sekitar 4-5
lantai, maka gelombang gempabumi akan beresonansi dengan guncangan
alamiah gedung tersebut, hal ini memicu kerusakan parah atau bahkan
kehancuran bangunan tinggi.

13
Gambar 6: Model guncangan gempabumi pada perioda gelombang 0 s (PGA),
0.1 detik dan 0.4 detik. Parameter sumber gempa bumi dari GFZ

➢ Rekomendasi Teknis

Di sisi lain, BMKG juga mengatakan bahwa gempa susulan masih


akan terjadi seperti lazimnya pasca terjadi gempa kuat, oleh karena itu
masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa
susulan yang kekuatannya signifikan.

Selain itu, gempa susulan signifikan juga dapat memicu adanya


longsoran landslide dan runtuhan batu rockfall, sehingga masyarakat di
kawasan perbukitan dengan tebing curam agar perlu waspada.

Belajar dari sejarah bahwa pesisir Majene pernah dilanda gelombang


tsunami yang dipicu adanya gempa bumi seperti pada tahun 1969, maka
masyarakat khususnya yang berada di wilayah pantai atau pesisir agar
waspada. Apabila merasakan gempa bumi kuat agar segera menjauhi pantai.

14
Untuk terus meningkatkan kewaspadaan, masyarakat juga diminta agar
tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau hoax
mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi yang akan terjadi dengan
kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.

• Perlu ditanam vegetasi berakar dalam dan kuat untuk menahan lereng pada
bekas longsor serta untuk menahan laju erosi dan aliran bahan rombakan;
• Sebagai pencegahan jika ditemukan retakan pada tebing atas, maka segera
menutup retakan dengan tanah liat dan dipadatkan;
• Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dari
pemerintah daerah / BPBD setempat

.Dari hasil informasi media dan pantauan lapangan tentunya


mengundang keprihatinan berbagai pihak, salah satunya adalah lembaga
Mahasiswa Pencinta Alam 45 Makassar (MAPALA 45). Dalam bencana alam
gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Majene dan Kab. Mamuju. Mahasiswa
Pencinta Alam 45 Makassar (MAPALA 45) terlibat dalam berbagai upaya
reaksi cepat bantuan kemanusiaan dan upaya pemulihan bencana alam gempa
bumi ini. Adapun kegiatan bantuan yang diberikan Mahasiswa Pencinta Alam
45 Makassar (MAPALA 45) untuk bencana alam gempa bumi yang terjadi
Kabupaten Majene dan Kab. Mamuju Sulawesi Barat yaitu berupa evakuasi
dan distribusi bantuan logistik ke beberapa titik pengungsian yang ada di
kabupaten Majene dan Kab.Mamuju Diharapkan pemberian bantuan ini dapat
bermanfaat bagi para pengungsi khususnya yang berada pada posko-posko
pengungsian.

15
B. TUJUAN KEGIATAN
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk
1. Meningkatkan kepedulian Mahasiswa Pencinta Alam 45 Makassar (MAPALA 45)
untuk bersama masyarakat luas untuk terlibat dalam upaya penanggulangan
bencana dan krisis secara nyata.
2. Mendorong inisiatif pengembangan jejaring kerjasama antar lembaga Mahasiwa
Pencinta Alam (MAPALA) pada penanggulangan bencana dan situasi krisis.
3. Memberikan kontribusi nyata kepada para penyelenggara penanggulangan
bencana baik pemerintah maupun swasta (LSM), agar dapat membantu
masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Majene dan
Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat

C. JENIS KEGIATAN
Jenis Kegiatan Kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan seperti di atas
adalah Fase Tanggap Darurat, meliputi upaya evakuasi, pengiriman tim tanggap
daruat bencana (Relawan) ,dan distribusi bantuan logistik

D. TARGET DAN SASARAN KEGIATAN

Dari kegiatan ini target yang ingin dicapai adalah Mencari dan mengevakuasi
korban yang terdampak bencana alam gempa bumi serta menyalurkan dan
mendistribusikan logistik untuk kebutuhan pengungsi di beberapa titik
pengungsian. Adapun sasaran kegiatan adalah Menggalang Donasi dari
masyarakat, dan menyalurkan bantuan logistik ke korban yang terdampak
bencana Gempa Bumi

E. MANFAAT KEGIATAN

Diharapkan dengan bantuan yang diberikan oleh para donatur dan tim tanggap darurat
bencana alam mapala 45 makassar dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pada
khususnya korban bencana alam gempa bumi yang ada di Kabupaten Majene Dan
Kab. Mamuju.Provinsi Sulawesi Barat

16
F. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan kegiatan dimulai sejak adanya kabar kejadian sampai pasca
kejadian yaitu tanggal 14 sampai 23 Januari 2021 . Tempat kegiatan terbagi atas
dua tempat yaitu di Makassar untuk proses Penggalangan donasi dari masyarakat,
dan untuk pencarian/ evakuasi serta pendistribusian bantuan logistik korban
bencana di laksanakan di lokasi bencana yaitu di Kabupaten Majene dan kab.
Mamuju Sulawesi Barat

Tabel Jadwal Pelaksanaan tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi

No Tanggal Kegiatan Penanggung jawab

1. 14 Januari 2021 1. Tim Melakukan Pengumpulan


Donasi Dewan Kehormatan
2. Penjemputan Logistik untuk
Disalurkan ke lokasi bencana

2. 15 Januari 2021 Tim Mengadakan Pelepasan Ketua Umum


Relawan di Sekretariat MAPALA MAPALA 45
45 Makassar Makassar

3. 16 Januari 2021 1. Tim Tiba Di Posko Bencana Koordinator


MAPALA 45 Makassar Di Kota Pelaksana
Mamuju depan Kantor Statistik
Provinsi Sulawesi Barat
2. Tim Berkoordinasi Dengan
Tokoh Masyarakat Kota
Mamuju
3. Tim Melakukan Serah Terima
Logistik distribusi Logistik Ke
Titik Pengungsian

4. 16-23 Januari Tim Terbagi menjadi Dua, Tim Koordinator

17
2021 pertama melakukan Evakuasi dan Pelaksana
tim Kedua melanjutakan distrbusi
logistik

5. 23 Januari 2021 Dengan Berakhirnya tanggap Koordinator


darurat bencana Tim Melakukan Pelaksana
Penarikan Ke Makassar

18
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PERSIAPAN
1. Non Teknis

Setelah terdengarnya berita tentang adanya bencana alam gempa bumi di Kab.
Majene dan Kab. Mamuju Sulawesi Barat, maka Dewan kehormatan dan Badan
Pengurus Harian Mapala 45, secara spontan berinisiatif untuk terlibat dalam tanggap
darurat tersebut yaitu saling menjalin komunikasi dan pertemuan di Sekretariat
Mapala 45 Makassar, dari pertemuan tersebut disepakati untuk membentuk serta
menurunkan team tanggap darurat bencana Mapala 45 Makassar dalam kegiatan
tersebut.

2. Persiapan Teknis

Demi tertib dan lancarnya kegiatan tanggap darurat tersebut maka hasil
diskusi Dewan Kehormatan dan Badan Pengurus Harian Mapala 45 Makassar, maka
persiapan teknis yang dilaksanakan adalah :

1. Dengan Membuat Iklan berupa pamflet dan spanduk yang di sebar di media
sosial dan di posko posko yang telah ditentukan Untuk menjaring Donasi dari
masyarakat.
2. Menginventarisir anggota yang bersedia untuk terlibat dalam kegiatan ini, baik
itu yang berada di sekretariat Mapala 45 Makassar, maupun yang nantinya
terlibat sebagai Relawan langsung di Lokasi Bencana.
3. Badan Pengurus Harian mengeluarkan Surat Tugas Relawan yang ditunjuk
sebagai Relawan ke Lokasi Bencana.

B. PELAKSANAAN EVAKUASI DAN PENYALURAN LOGISTIK

Pelaksanaan kegiatan tanggap darurat bencana alam MAPALA 45 Makassar di

Kabupaten Majene dan Kab. Mamuju dilakukan pada tanggal 14 sampai dengan 23

19
Januari 2021 oleh perwakilan MAPALA 45 makassar. Tim MAPALA 45 mulai

berangkat dari Sekretariat MAPALA 45 Makassar pada pukul. 08.30 dan sampai di

tempat pada 22.00 Wita..Selanjutnya tim berdiskusi tentang metode untuk menyalurkan

bantuan pada korban bencana gempa bumi. Melihat banyaknya jumlah warga yang

berkunjung ke posko, hal ini akan menyulitkan tim untuk memberikan langsung bantuan

pada korban yang bersangkutan.

Koordinator Pelaksana menyarankan agar bantuan dititipkan atau akan disalurkan

langsung oleh Koordinator Pelaksana pada masyarakat yang mengungsi di beberapa titik

pengungsian seperti di Pengunsian stadion, Rangas Barat, Tamasapi, Malunda dan

lainnya . kemudian dilakukan serah terima bantuan dari tim taggap darurat bencana alam

MAPALA 45 Makassar kepada masyarakat yang terdampak, baik yang berada di titik

pengungsian ataupun yang korban bencana Gempa yang mengungsi di rumah keluarga,

berdasarkan pengamatan tim di lokasi, sarana air bersih dan tempat mandi cuci kakus

telah memadai, yang merupakan bantuan dari berbagai pihak lembaga/instansi yang

terlibat dalam tanggap darurat bencana.

1. Kegaiatan Penyaluran Logistik

Berikut ini Pendataan dan Jumlah Logistik yang Masuk Ke Posko MAPALA

45 Makassar Di Depan Kantor Statistik Provinsi Kota Mamuju, JL. Marta Dinata

Provinsi Sulawesi Barat

a) . DAFTAR LOGISTIK MASUK GELOMBANG PERTAMA DARI


MAPALA 45 MAKASSAR
No. Nama Logistik Jumlah Waktu/Tanggal Tanggal Lokasi Penyaluran Logistik
Masuk Penyaluran
1. Mamy Poko M 34 pak
2. Mamy Poko L 34 pak
3. Mamy Poko XL 24 pak Pukul 20.00
4. Tisu Basah Bayi 8 Lusin 16 Januari 2021 16 Januari2021 Pengunsian SMK Negeri

20
5. Pepsoden 75 2 Lusin BALANIPA Warga Malunda
6. Minyak telon baby 4 Lusin
7. Sikat gigi Formula 2 Lusin
8. Lifeboy ekonomis 8 Pak
9. Sampoo Lifeboy 10 Gantung
10. Soffel 10 Lusin
11. Batrai Panasonic 6 Pasang
12. Vitalis glamor 1 Botol
13. Ponds men 1 botol
14. Charm X 10 Pak
15. Bedak Kodomo 4 Lusin
16. Hb Scarlet 1 botol 17 Januari 2021 Pengunsian RANGAS BARAT
17 Tissu Paseo 2 Buah Kota Mamuju
18. Tissu Basah 1 Pcs 25 KK
19. Sabun Baby 4 Lusin Pengunsian Salopangi Kota
20. Air Mineral 20 Dos mamuju
21. Lactogen 1+ 180 18 Pcs Pengunsian Korongana simboro
22 Lactogen 2+ 180 18 Pcs Kota Mamuju
23. SUN Biskuit Kecil 40 Pak Pengunsian Pasar Lama kota
24. SGM 1+ 150 12 Pcs Mamuju
25. SUN Biskuit Besar 8 Pak Pengunsian Tabayako Kota
26. Indomie Kaldu 1 Dos Mamuju
27. Kaos Tangan Karet 4 Buah 10 KK
28. Tenda 5 X 6 1 pcs
29. Tikar 1 Pcs
30. Tali Rafiah ½ Kg
31. Lilin Marlin Besar 24 Pak
32. Kantong Kresek 1 Pak
33. Token Listrik 53 ribu

Gambar 2.1 Penyaluran Logstik MAPALA 45 Makassar

21
b) DAFTAR LOGISTIK MASUK DARI JUMAT BAROKA SOBAT PADI
SIDRAP DI POSKO MAPALA 45 MAKASSAR
No. Nama Logistik Jumlah Waktu Dan Tanggal Lokasi Penyaluran
Tanggal Masuk Penyaluran Logistik
1. Ikan kaleng 46 Paket
2. Sembako 30 Paket
3. Alat Mandi 51 Paket Pengunsian TAMASAPI
4. Perlengkapan Bayi 37 Paket 10 KK
5. Popok Bayi 10 Pak BTN Pasokoran
6. Beras 10 Zak 4 KK

7. Minyak Goreng 1 Dos Jl. Sultan Hasanuddin

8. Obat -obatan 1 Dos Besar 10 KK

9. Selimut 1 Dos Pukul 08.00 Wita 20Januri 2021 Posko Pengunsian Stadion

10. Alat mandi 1 Dos 20,Januari 2021 5 KK

11. Makanan Ringan 1 Dos


15. Dot Bayi 9 bh
16. Balon Lampu 3 pcs
17. Indomie 1 Dos
Dusun Tapalang Desa
18. Ikan kaleng 1 dos besar
Labuni Tapalang Barat
19. Perlengkapan bayi 1 dos besar
10 KK
20. Tikar 40 pcs

Gambar 2.2 Penyerahan Logistik Jumat Baroka SOBAT PADI SIDRAP DI Lokasi
Pengunsian

22
c) DAFTAR LOGISTIK GELOMBANG KEDUA MASUK DI POSKO
MAPALA 45 MAKASSAR
No. Nama Logistik Jumlah Waktu/Tanggal Tanggal Lokasi Penyaluran
Masuk Penyaluran Logistik
1. Beras 103 Zak Pengunsian Al Ihlas Kota
2. Minyak Kayu putih 12 btl 20 Januari Mamuju
3. Akacha botol 20 pcs 2021
4. Minyak telon Plus 12 btl Pengunsian depan
5. Sabun Baby 28 pcs Kantor Perindustrian
6. Bedak baby 13 btl Kota Mamuju

7. Popok Bayi L 1 pcs Pengunsian samping

8. Popok Bayi XXL 23 pcs 21 Januari Kantor Bupati Mamuju

9. SGM 1+ madu 19 box 2021

10. SGM 2 15 box


Desa Labani Dusun Salu-
11. SGM Eksplor 1+ 1 box
Salu
15. Sun Beras Marah 12 box
16. Sun Pisang 10 box
17. Sun Ayam 2 box
21 Januari
18. Sun Brokoli 5 box
2021 Pengunsian Sese Utara
19. Nutri Promina 8 bks
10 KK
20. Nutri Promina pisang 5 bks
Pukul 22.00 19
21. Nutri Promina strob 2 bks
Januari 2021
22. Sun pisang 15 bks
23. Sun beras merah 4 bks
24. Sun biskuit 9 pcs
22 Januari Jl. Sukarno Hatta
25. Milk chocolate 4 pak
2021 4 KK
26. Milk strawberry 7 pak
27. Sensi regular S 8 pcs
28. Sensi Regular M 8 pcs
29. Laurier relax 2 pcs
30. Laurier Super 1 pcs
31 Wenny’s Toples 1 tps
32. Skippy Chuky 1 btl
33. Paseo Anti Bacterial 36 pak
34 Roma Malkist 5 pcs
35. Roma malkist keju 4 pcs
36 Superco 2 pcs
37. SGM 3+ 5 pcs
28. Karet dot bayi 1 Dos

23
Gambar 2.4Kegiatan Penyaluran Logistik

2. Kegiatan Evakuasi Barang

Gempa bumi meninggalkan reruntuhan yang dapat menimbun lokasi yang

terkena dampak gempa tersebut. Gempa tersebut menutupi tempat-tempat dan

mengganggu kegiatan yang dilakukan di tempat bersangkutan. Fasilitas umum seperti

Perkantoran rumah sakit, masjid, dan balai desa dapat berhenti berfungsi dengan

adanya reruntuhan puig-puing bangunan yang cukup tebal. Maka dari itu Evakuasi

perlu dilakukan untuk membantu masyarakat sekitar yang terkena dampak. Bantuan

ini berupa membersihkan sisa-sisa puing-puing bangunan di rumah rumah warga. Hal

tersebut dapat memudahkan warga yang terkena dampak bencana untuk

membersihkan perlatan atau rumah yang telah dibersihkan untuk dapat dipergunakan

kembali.

24
C. STRUKTUR TIM TANGGAP DARURAT BENCANA

Pengarah : Dewan Kehormatan MAPALA 45 Makassar

Penanggung Jawab : Ketua Umum MAPALA 45 Makassar

Koord. Pelaksana : ANDI MUH WIWIN

Bendahara : A. Sufriyanti Hindi S.H


Anggota
- Rayuddin S.T

- Ahmad Nur Al Amin

- Andi Wahyuddin, ST

- Achmad Kadim, ST

- M. Isra Abdullah, SH

- Wahid Suryadi

- Muh. Hasbi Assiddiqi

- Julio Bowalso

Humas :Humas MAPALA 45 Makassar

Pihak Yang Terlibat :MAPALA 45 Makassar, M. Irsan ST ( PT. JAPFA

COMFEED INDONESIA, Tbk ), JUMAT BAROKA

SOBAT PADI SIDRAP, Keluarga

25
BAB III
PENUTUP

Demikian Laporan ini dibuat untuk dapat dipelajari oleh pihak-pihak yang terkait.

Diharapkan seluruh rangkaian kegiatan Gerakan Kemanusiaan MAPALA 45 Makassar peduli

,akan memberikan dampak positif bagi semua pihak terkait, dalam masalah penanganan dan

tanggap darurat bencana di Indonesia khususnya di Kabupaten Majene dan Mamuju Sulawesi

Barat. Kegiatan ini juga diharapkan berdampak positif terhadap tingkat apresiasi serta

keterlibatan lembaga Kepencinta alaman lainnya dalam gerakan kemanusiaan dan Juga untuk

mengetahui pula sejauh mana inovasi-inovasi baru yang seharusnya diciptakan terkait upaya

tanggap darurat bencana dan pengurangan dampak risiko bencana di Indonesia. Pada

umumnya dan Kabupaten Majenne dan Kab. Mamuju pada khususnya. Dan kami segenap

Keluarga Besar MAPALA 45 Makassar mengucapkan banyak terimah kasih kepada seluruh

pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tanggap darurat bencana Gempa Bumi di

Kabupaten Majene dan Kab. Mamuju Provinsi Sulawesi Barat ini semoga apa yang kita

berikan untuk saudara-saudara kita boleh bermanfaat dan mejadi berkat untuk kita semua

amin.

26
LAPORAN KEUANGAN

1. Pemasukan
Jumlah Donasi Yang Masuk Ke Rekening Rp.22.750.000
2. Pengeluarn
a) Belanja Barang
- Beras Rp.5.000.000,-
- Perlengkapan Mandi Rp.1.000.000,-
- Susu + Makanan Anak dan Balita Rp.11.900.000.-
b) Operasional Rp.3.250.000,-
Total Keseluruhan Rp 21.150.000,-
Sisa Dana Rp. 1.600.000,-

27
LAMPIRAN NOTA LOGISTIK

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
DOKUMENTASI KEGIATAN

Lokasi Bencana

40
TEAM RELAWAN MAPALA 45 MAKASSAR

41
42
LOKASI TEMPAT PENGUNSIAN

43
SURAT TUGAS TEAM RELAWAN MAPALA 45 MAKASSAR

44
45

Anda mungkin juga menyukai