KABUPATEN SIMALUNGUN
Potensi Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja Pada Proses Pengangkatan
Kayu di Stasiun Kamar Asap di Pabrik Pengolahan Karet/Ribbed Smoke Sheet
PTPN III Kebun Bandar Betsy
SABDA PRATAMA
2005902010118
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang ini dengan baik. Ada banyak hal yang didapatkan selama
pelaksanaan magang, penulis mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat serta banyak
pengalaman baru yang belum pernah didapatkan selama perkuliahan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr.Ishak Hasan,M.Si selaku Rektor Universitas Teuku Umar
2. Bapak Dr. T. Alamsyah, SKM., MPH selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar;
3. Ibu Maiza Duana, SKM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar;
7. Bapak David Richardo Chaniago, ST selaku Asisten Teknik dan Pengolahan, dan juga
supervisor kerja magang di PTPN III Kebun Bandar Betsy
8. Seluruh karyawan Kebun Bandar Betsy yang telah memberikan pengarahan dan
membimbing penulis dalam pelaksanaan kegiatan selama magang.
9. Ayahanda Edwyn dan Ibunda Rajina Wati sebagai orang tua selalu mendoakan dan
memberikan dukungan dalam pembuatan laporan maupun karya tulis ilmiah
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan
laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis, dan pada umumnya bagi para pembaca.
Sabda Pratama
2005902010118
iii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Masalah..................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 3
1.4 Metodologi/ Langkah Kerja...................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI MITRA.............................................................. 5
2.1 Profil Mitra................................................................................................................ 5
2.2 Geografi.................................................................................................................... 11
2.3 Demografi................................................................................................................. 12
2.4 Hasil Identifikasi Masalah........................................................................................ 13
BAB III METODE PELAKSANAAN MAGANG............................................................. 16
3.1 Kegiatan Penanganan Masalah................................................................................. 16
3.2 Desain/Pola/Bagan.................................................................................................... 17
3.3 Kerjasama................................................................................................................. 17
3.4 Hambatan/Kendala.................................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG.................................... 19
4.1 Hasil.......................................................................................................................... 19
4.2 Pembahasan............................................................................................................... 26
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................................... 28
5.1 kesimpulan ............................................................................................................... 28
5.2 Rekomendasi............................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 29
LAMPIRAN........................................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Magang merupakan sarana untuk mengembangkan beberapa keahlian atau
keterampilan baik softskill atau hardskill yang sudah diperoleh selama perkuliahan, dan
kemudian diterapkan di suatu perusahaan atau instansi selama beberapa bulan. Magang juga
sangat penting bagi seorang mahasiswa/i dalam mendapatkan gelar sarjana dikarnakan
tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi. Dengan begitu magang sangat penting bagi
mahasiswa/i untuk mendapatkan pengalaman langsung didunia kerja. Hal tersebut
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa agar dapat
mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum terjun ke dunia kependidikan sepenuhnya.
Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama magang diharapkan dapat dipakai
sebagai bekal untuk membentuk calon tenaga kerja yang profesional. Objek kajian program
magang adalah penerapan ilmu pengetahuan di institusi maupun perusahaan yang menjadi
mitra program magang. Melihat latar belakang yang ada, praktikan akan melaksanakan
magang di tempat yang telah disetujui oleh pihak magang, yaitu PT Perkebunan Nusantara III
Kebun Bandar Betsy.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero), yang selanjutnya disingkat dengan PTPN III,
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Perkebunan yang bergerak di
bidang pengelolaan, pengolahan, dan pemasaran hasil komoditi perkebunan. Komoditi
perkebunan yang diusahakan adalah kelapa sawit, karet, tebu, the, kopi, kakao, tembakau,
aneka kayuan, buah-buahan dan aneka tanaman lainnya. Saat ini PT Perkebunan Nusantara
III (Persero) telah memiliki Brand Nasional produk Hilirisasi Komoditi perkebunan dengan
nama “Nusakita” disamping beberapa brand lain yang dimiliki oleh Anak Perusahaan dari
PTPN Group.
PTPN III memiliki beberapa Unit Kebun yang salah satunya adalah Kebun Bandar
Betsy. Kebun Bandar Betsy merupakan salah satu Unit Kebun dari PTPN III yang memiliki
komoditi berupa karet dan sawit. Kebun Bandar Betsy mempunyai Hak Guna Usaha (HGU)
dengan luas 5.348,90 Ha, terdiri dari 8 Afdeling dan 1 Pabrik Pengolahan Karet (PPK).
Jumlah seluruh karyawan kebun Bandar Betsy adalah 839 orang. Sedangkan untuk karyawan
di Pabrik Pengolahan Karet sendiri berjumlah 74 karyawan.
Kebun Bandar Betsy memiliki produk berupa lembaran karet asap atau biasa disebut
dengan Ribbed Smoked Sheet (RSS). RSS merupakah salah satu jenis produk karet olahan
1
dari getah tanaman karet Hevea Brasiliensis yang diperoleh secara perkebunan maupun
perorangan. RSS diproses melalui proses pengasapan yang berlangsung selama 5 hari
berturut-turut dengan suhu yang berbeda.
Hari pertama : 40° - 45° C
Hari kedua : 45° - 50° C
Hari ketiga : 50° - 55° C
Hari keempat : 55° - 60° C
Hari kelima : 60° C
Gambar 1 : Lembaran Karet yang sudah selesai proses pengasapan
Sumber : Dokumentasi
Dengan banyaknya jumlah karyawan yang ada di PPK, maka semakin tinggi pula
resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi di lingkungan pabrik.
Maka perusahaan harus menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) guna meminimalisir kasus
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi kepada karyawan.
2
Metode kerja yang tidak tepat juga masih menjadi permasalahan kompleks yang
terjadi dikalangan para pekerja. Hal tersebut terjadi karena masih kurangnya pengetahuan
yang dimiliki oleh pekerja tentang metode kerja yang benar, dan juga kurangnya pengawasan
dan pelatihan tentang metode kerja yang benar juga menjadi hal yang berpengaruh terhadap
metode kerja yang digunakan.
Metode kerja yang salah dapat memicu terjadinya kasus kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Ukuran dan bobot kayu yang berat menjadi penyebab terjadinya resiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Beberapa resiko yang dapat terjadi adalah nyeri
punggung, pinggang, leher, kaki, dan otot. Berbagai resiko yang dapat terjadi biasanya
berhubungan dengan metode kerja yang salah atau kurang tepat.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membuat laporan magang yang
berjudul “Potensi Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja Pada Proses Pengangkatan
Kayu di Stasiun Kamar Asap di Pabrik Pengolahan Karet/Ribbed Smoke Sheet PTPN III
Kebun Bandar Betsy”
1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaan magang adalah :
5. Melatih kemampuan softskill dan hardskill yang tidak bisa dijangkau saat proses
perkuliahan.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI MITRA
2.1 Profil Mitra
Perusahaan Perkebunan Bandar Betsy (KBDBY) pada awalnya dibuka dan diusahai
oleh Perusahaan HVA Belanda yang berdiri pada tahun 1918. Sejak tahun 1957 Perusahaan
Perkebunan Bandar Betsy diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dari Perusahaan
HVA Belanda dan di Nasionalisasi menjadi Perusahaan Perkebunan Milik Negara Indonesia.
Kebun Bandar Betsy mempunyai HGU dengan luas 5.348,90 Ha, terdiri dari 8 Afdeling dan
1 Pabrik Pengolahan Karet.
Pabrik Pengolahan Karet (PPK) Kebun Bandar Betsy milik PT Perkebunan Nusantara
III (Persero) telah dirintis sejak awal tahun 1972, dengan mendirikan pabrik crumb rubber
high grade. Pada tahun 1982 Kebun Bandar Betsy mendirikan pabrik RSS (Ribbed Smoke
Sheet) dengan surat izin pabrik No. 16/02/12/IPNK.1/X/1982 tanggal 15 Oktober 1982. Sejak
tahun 1998, pabrik crumb rubber high grade stop operasional dan Kebun Bandar Betsy hanya
memiliki pabrik pengolahan karet (PPK) RSS (Ribbed Smoke Sheet) dengan kapasitas olah
terpasang 16 ton KK/hari.
Sumber: www.holding-perkebunan.com
5
Visi & Misi Perusahan
Visi :
Menjadi perusahaan agribisnis nasional yang unggul dan berdaya saing kelas dunia serta
berkontribusi secara berkesinambungan bagi kemajuan bangsa.
Misi :
Mewujudkan grup usaha berbasis sumber daya perkebunan yang terintegrasi dan
bersinergi dalam memberi nilai tambah (value creation) bagi stakeholders dengan :
1. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi bagi pelanggan
2. Membentuk kapabilitas proses kerja yang unggul (operational excellence) melalui
perbaikan dan inovasi berkelanjutas dengan tata kelola perusahaan yang baik
3. Mengembangkan organisasi dan budaya yang prima serta SDM yang kompeten dan
sejahtera dalam merealisasi potensi setiap insan
4. Melakukan optimalisasi pemanfaatan aset untuk memberikan imbal hasil terbaik
5. Turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian
lingkungan untuk kebaikan generas masa depan
7
FLOW PROSES PENGOLAHAN DI PPK KBDBY
Lateks
Untuk pembekuan lateks dilakukan pembubuhan formic acid sesuai dosisyang telah diencerkan
7,5-9Kg/Ton KK menjadi 13-15% kemudian dialirkan menuju
Lateks yang Bak
akanKoagulasi dan disaring
diolah menjadi dengan
sheet harus menggunakan
diencerkan denganmesh
air b
8
Pengadukan dilakukan sebanyak 8-10 kali didorong & 8-10 kaliPemasangan
ditarik. Buihplat
yangsekat aluminium
terbentuk sebelumnya
dibuang harus
dengan alat dibasahi dengan air untuk menghindari timbulnya gelembung-gelembung udara
seser
Bila penggumpalan telah sempurna (2-4jam setelah penambahan asa
Koagulum digiling menjadi lembaran dengan ketebalan 3-4 mm dengan mengatur jarak antara gilingan
Lori yang telah penuh lembaran sheet agar dilakukan penirisan selama 2-4 jam agar air menetes
Koagulum dialirkan ke talang peluncuran koagulum
ke penggilingan
9
Proses packing pada Small Bale di Metal Box Coating dan Pelabelan pada Lose Ball Sortasi dilakukan secara visual sesuai dengan The Green Book.
10
Pengiriman
2.2 Geografi
1. Koordinat :
Bujur Timur : 99° 18' 30,98"
Lintang Utara : 03° 12' 11,74"
2. Ketinggian dari permukaan laut : 51 s/d 58 meter
3. Letak Lokasi Kebun Bandar Betsy :
Desa/Huta : 1. Bandar Betsy I
2. Bandar Betsy II
3. Tanjung Hataran
Kecamatan : Bandar Huluan
Kabupaten : Simalungun
Provinsi : Sumatera Utara
Gambar 4 : Layout PPK KBDBY
Sumber;
11
2.3 Demografi
Perkebunan Bandar Betsy memiliki luas lahan seluas 5.348,90 Ha, yang terdiri dari 8
Afdeling, tiap Afdeling dihuni oleh beberapa karyawan. Namun ada pula sebagian karyawan
yang lebih memilih tinggal di desa. Jumlah total seluruh karyawan Perkebunan Bandar Betsy
adalah 839 orang. Rata-rata karyawan kebun memiliki jenjang pendidkan SMP dan
SMA/SMK.
Sumber : Dokumentasi
12
2.4 Hasil Identifikasi Masalah
Keselamatan pekerja merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari pihak perusahaan.
Perusahaan wajib menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk meminimalisir
terjadinya kasus kecelakaan kerja maupun Penyakit Akibat Kerja. Seperti yang disebutkan
dalam PP No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ; “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kebijakan
nasional sebagai pedoman perusahaan untuk penerapan K3 yaitu Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja”.
Kayu merupakan salah satu bahan utama yang digunakan dalam proses pengasapan
lembaran karet yang masih mentah. Ukuran dan bobot kayu yang digunakan juga tergolong
besar dan cukup berat untuk diangkat. Dalam proses pengasapan, kayu akan diangkat dan
dimasukkan kedalam tungku yang tersedia di setiap kamar asap. Tentunya dalam proses
pengangkatan ini pekerja dapat mengalami berbagai resiko kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, terutama permasalahan pada punggung, pinggang, leher, kaki, dan otot.
Gambar 6 : Kayu yang digunakan dalam proses pengasapan
Sumber : Dokumentasi
Salah satu upaya pencegahan kecelakaan tenaga kerja adalah dengan mengharuskan
memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang memenuhi syarat, yaitu nyaman dalam
13
penggunaan, tidak menghalangi dalam proses bekerja, dan memberikan perlindungan efektif
terhadap jenis-jenis bahaya.
Ketersediaan APD merupakan faktor pendukung dalam kepatuhan menggunakan
APD untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan resiko kerja yang terjadi di perusahaan, jika
perusahaan tidak menyediakan APD berarti perusahaan telah membahayakan pekerjanya dari
risiko kecelakaan danpenyakit yang akan timbul di lingkungan kerja. Oleh sebab itu
perusahaan memberlakukan aturan untuk menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan
pekerjaan masing-masing karena pekerja merupakan asset perusahaan yang sangat penting,
jika pekerja mengalami kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja maka berkuranglah asset
yang dimiliki perusahaan.
Selain itu, sikap kerja juga dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Sikap kerja yang ergonomis dapat mengurangi resiko terjadinya kasus
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Adapun gangguan yang biasa dihadapi para
pekerja adalah nyeri punggung (Low Back Pain), dan masalah musculoskeletal. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan menerapkan sikap kerja yang ergonomis.
14
Gambar 7 : Proses Pengangkatan dan Penurunan Kayu
Sumber : Dokumentasi
15
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
16
3.2 Desain/Pola/Bagan
3.3 Kerjasama
Dalam rangka mendukung dan mengimplementasikan program merdeka belajar
kampus merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi RI, Universitas Teuku Umar melakukan kerjasama dengan PT Perkebunan
Nusantara III (Persero).
Kerjasama yang di bangun dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yakni
berkaitan dengan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta
bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja di perkebunan dalam rangka pemgembangan,
implementasi dan atau pemanfaatan Ilmu Pengetahun dan Teknologi (IPTEK) sesuai tugas,
fungsi dan kapasitas masing-masing. Kerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) di tanda tangani oleh Bapak Christian Orchard Tharanon Selaku Kepala Bagian
Umum PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
17
3.4 Hambatan/Kendala
Selama proses kegiatan magang tidak banyak hambatan ataupun kendala yang berarti,
karena penulis mendapatkan dukungan dari pihak manajemen perusahaan beserta karyawan
yang ada di PTPN III Kebun Bandar Betsy.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN MAGANG
4.1 Hasil
4.1.1 Potensi bahaya dan risiko yang dapat terjadi pada proses pengangkatan kayu
Potensi bahaya adalah situasi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau kombinasi
dari hal-hal tersebut. Sedangkan risiko adalah konsekuensi yang diperoleh dari suatu kejadian
yang berbahaya dan berpeluang terjadinya kejadian kecelakaan kerja.
Untuk mengetahui potensi bahaya yang dapat terjadi maka dapat melakukan kegiatan
identifikasi bahaya. Identifikasi bahaya adalah proses identifikasi untuk menentukan bahaya
yang mungkin akan terjadi dan karakteristik bahaya tersebut berdasarkan sumber bahaya.
Proses identifikasi bahaya dapat dilakukan dengan metode JSA (Job Safety Analysis).
JSA merupakan metode analisis bahaya kerja dengan menggunakan teknik yang berfokus
pada uraian tugas pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi
(OSHA,2002). Metode yang digunakan saat proses identifikasi bahaya pada penulisan
laporan ini juga menggunakan metode JSA, yaitu dengan menentukan salah satu jenis
pekerjaan yang akan dianalisis, kemudian membaginya kedalam beberapa langkah kerja.
Selanjutnya dari beberapa langkah kerja tersebut terdapat potensi bahaya yang dapat
diidentifikasi. Setelah langkah kerja dan potensi bahaya sudah teridentifikasi, maka usulan
atau rekomendasi dapat dibuat sebagai bahan masukan bagi perusahaan.
Beikut merupakan hasil dari Job Safety Analysis yang dilakukan oleh penulis :
19
Tabel 2 Form JSA (Job Safety Analysis)
20
1. Memasang pegangan pada sisi
3. Petugas turun ke area tungku 1. Tidak ada pegangan pada 1. Terjatuh dari tangga tangga
melalui tangga tangga
4. Memasukkan kayu ke dalam 1. Percikan api dari tungku 1. Luka bakar 1. Memakai baju tahan panas
tungku 2. Abu dari sisa pembakaran 2. Gangguan pernafasan, 2. Memakai masker, dan Kacamata
Kelilipan
3. ISPA, Mata merah dan
3. Asap dari kayu perih 3. Memakai masker, Kacamata
4. Suhu panas 4. Heat Stress, Dehidrasi 4. Mencukupi cairan tubuh
5. Petugas naik dari area tungku 1. Tidak ada pegangan pada 1. Terjatuh dari tangga 1. Memasang peganan pada sisi tangga
menggunakan tangga tangga
21
Dari analisis yang sudah dilakukan dengan Form JSA (Job Safety Analysis) terdapat
beberapa bahaya dan risiko yang dapat terjadi pada proses pengangkatan kayu di stasiun
kamar asap, pabrik pengolahan karet, Kebun Bandar Betsy.
22
Tabel 3: Kuesioner Nordic Body Map
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui pengisian kuesioner Nordic body
map yang diberikan kepada 6 pekerja. Kemudian dari hasil yang telah di dapat selanjutnya
melakukan skoring terhadap individu dengan skala likert yang telah di tetapkan. Skala
tersebut berupa keterangan yang ada di dalam kuesioner yaitu TIDAK SAKIT (tidak
merasakan gangguan pada bagian tertentu) dengan skor 1, AGAK SAKIT (merasakan sedikit
gangguan atau rasa nyeri pada bagian tertentu) dengan skor 2, SAKIT (merasakan
23
ketidaknyamanan pada bagian tubuh tertentu) dengan skor 3, dan SANGAT SAKIT
(merasakan ketidaknyamanan pada bagian tertentu dengan skala yang tinggi) dengan skor 4.
Tabel 4 : Rekapitulasi Hasil Total Skor Per Individu
Tingkat Keluhan
No Jenis Keluhan Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3
TS AS S SS TS AS S SS TS AS S SS
0 Sakit/kaku di leher bagian atas 2 1 2
1 Sakit/kaku di leher bagian bawah 2 1 2
2 Sakit di bahu kiri 3 3 1
3 sakit di bahu kanan 3 3 2
4 Sakit pada lengan atas kiri 3 2 2
5 Sakit di punggung 1 3 3
6 Sakit pada lengan atas kanan 3 2 2
7 Sakit pada pinggang 1 3 4
8 Sakit pada bokong 1 1 1
9 Sakit pada pantat 1 1 1
10 Sakit pada siku kiri 1 2 1
11 Sakit pada siku kanan 1 2 1
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 1 2
13 Sakit pada lengan bawah kanan 1 1 2
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 1 1 1
Sakit pada pergelangan tangan
15 kanan 1 1 1
16 Sakit pada tangan kiri 1 1 2
17 Sakit pada tangan kanan 1 1 2
18 Sakit pada paha kiri 1 1 1
19 Sakit pada paha kanan 1 1 1
20 Sakit pada lutut kiri 2 2 1
21 Sakit pada lutut kanan 3 2 1
22 Sakit pada betis kiri 1 1 1
23 Sakit pada betis kanan 1 1 1
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 2 3
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 1 2 1
26 Sakit pada kaki kiri 1 1 1
27 Sakit pada kaki kanan 1 1 1
TOTAL 41 44 44
24
Tingkat Keluhan
No Jenis Keluhan Pekerja 4 Pekerja 5 Pekerja 6
TS AS S SS TS AS S SS TS S AS SS
0 Sakit/kaku di leher bagian atas 1 1 1
1 Sakit/kaku di leher bagian bawah 3 1 1
2 Sakit di bahu kiri 1 1 1
3 sakit di bahu kanan 3 1 1
4 Sakit pada lengan atas kiri 1 1 1
5 Sakit di punggung 1 1 3
6 Sakit pada lengan atas kanan 1 1 1
7 Sakit pada pinggang 3 3 3
8 Sakit pada bokong 1 1 1
9 Sakit pada pantat 1 1 1
10 Sakit pada siku kiri 1 1 1
11 Sakit pada siku kanan 1 3 1
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 1 1
13 Sakit pada lengan bawah kanan 1 1 1
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 1 1 3
Sakit pada pergelangan tangan
15 kanan 1 1 3
16 Sakit pada tangan kiri 1 1 3
17 Sakit pada tangan kanan 1 1 3
18 Sakit pada paha kiri 1 1 1
19 Sakit pada paha kanan 1 1 1
20 Sakit pada lutut kiri 4 2 1
21 Sakit pada lutut kanan 4 3 1
22 Sakit pada betis kiri 2 1 3
23 Sakit pada betis kanan 2 1 3
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 1 1 1
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 1 1 1
26 Sakit pada kaki kiri 1 1 2
27 Sakit pada kaki kanan 1 1 2
TOTAL 42 35 46
25
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari data yang telah diolah dapat diketahui bahwa tingkat keluhan
yang memiliki risiko terjadinya cedera pada otot yaitu bagian pinggang, lutut kiri, dan lutut
kanan. Bagian otot tersebut dapat dilihat pada tabel 4 yang telah diisi oleh 6 orang pekerja
yang dimana bagian otot tersebut berskala 4 (Sangat Sakit). Kemudian setelah mengetahui
bagian otot yang beresiko mengalami cedera maka selanjutnya akan dilakukan scoring
terhadap individu pekerja, hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui langkah yang
akan diambil selanjutnya.
Dari hasil scoring yang telah dilakukan di dapatkan hasil scoring sebesar 41 pada
pekerja 1, 44 pada pekerja 2 dan 3, 42 pada pekerja 4, 35 pada pekerja 5, dan 46 pada pekerja
6. Dari total skor tersebut tingkat risiko yang akan terjadi dalam kategori “rendah” yang
artinya belum diperlukan tindakan perbaikan.
Tabel 6 Ringkasan Penyebab Keluhan
No Bagian Tubuh Data Hasil
Sakit akibat dari mengangkat bobot kayu yang berat dan posisi pengangkatan
1 Pinggang yang salah
2 Lutut Kiri Terasa sakit akibat gerakan berulang, dan menjadi tumpuan
3 Lutut Kanan Terasa sakit akibat gerakan berulang, dan menjadi tumpuan
Mengangkat beban berat secara terus menerus dapat menyebabkan otot tangan sakit,
sakit pinggang, punggung, dan kaki yang menjadi tumpuan. Hal tersebut diakibatkan oleh
sikap kerja yang tidak ergonomis serta gerakan yang berulang saat melakukan suatu
pekerjaan. Posisi kerja yang tidak ergonomis dapat membuat otot mengalami cedera dan
menyebabkan cepat lelah saat melakukan pekerjaan.
26
Pada tabel 6 dijelaskan penyebab sakit yang dialami oleh para pekerja seperti sakit
pinggang akibat mengangkat beban kayu yang berat, kemudian lutut kiri dan lutut kanan
terasa nyeri akibat gerakan berulang dan menjadi tumpuan pada saat proses pengangkatan
kayu.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis yang dilakukan kepada
para pekerja pengangkat kayu di stasiun kamar asap dengan menggunakan Form JSA (Job
Safety Analysis) dan kuesioner NBM (Nordic Body Map) dengan tujuan untuk mengetahui
bahaya dan risiko yang dapat terjadi dan juga untuk mengetahui keluhan yang dialami oleh
para pekerja maka dapat disimpulkan bahaya yang dapat terjadi pada proses pengangkatan
kayu adalah bobot kayu yang berat, tumpukan kayu tinggi, permukaan kayu kasar, tangga
tidak memiliki pegangan, percikan api dari dalam tungku, abu dari pembakaran yang
beterbangan, asap dari kayu yang dibakar, dan suhu panas.
Sementara itu risiko yang dapat terjadi adalah nyaeri otot dan gangguan
musculoskeletal lainnya, terjepit dan tertimpa tumpukan kayu, terperosok kebawah
tungku,terjatuh dari tangga, luka bakar, gangguan pernafasan, mata perih dan kelilipan, serta
dehidrasi akibat suhu panas.
Adapun keluhsn ysng berisiko tinggi mengalami cidera yaitu bagian pinggang, lutut
kiri, dan lutut kanan. Hal tersebut disebabkan oleh mengangkat kayu yang berat, posisi kerja
yang tidak tepat, dan terjadi gerakan berulang yang mengakibatkan sakit di bagian pinggang
dan lutut.
Setelah dilakukan skoring terhadap keenam pekerja didapatkan total skor sebesar
sebesar 41 pada pekerja 1, 44 pada pekerja 2 dan 3, 42 pada pekerja 4, 35 pada pekerja 5, dan
46 pada pekerja 6. Dari total skor yang diperoleh dapat dikategorikan ”Rendah” yang berarti
belum perlu dilakukan tindakan perbaikan
5.2 Rekomendasi
Penulis merekomendasikan kepada perusahaan agar melakukan pelatihan cara kerja
yang ergonomis kepada para pekerja, serta menyediakan alat untuk menurunkan kayu agar
para pekerja dapat terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja meskipun saat ini
belum perlu dilakukan tindakan perbaikan. Pengamatan sebaiknya dilakukan lebih lanjut oleh
petugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja di waktu yang akan datang untuk mengetahui
tingkat risiko yang terjadi pada pekerja dan dapat dilakukan tindakan perbaikan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Indragiri S & Salihah L. 2018. Hubungan Pengawasan dan Kelengkapan Alat Pelindung Diri
Dengan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri. Jurnal Kesehatan,
Volume 10, Nomer 1. Tahun 2019
SOP Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Risiko K3. (2023). Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
https://eng.unhas.ac.id/fakultas/download/sop_k3/1_SOP_Identifikasi_Bahaya_Pe
nilaian_dan_Pengendalian_risiko.docx
Tengor & dkk. 2017. Analisis Potensi Bahaya Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis
(JSA) Pada Pekerja Open Area Di Perusahaan Tepung Kelapa Desa Lelema.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Volume 6, Nomor 3,
Mei 2017.
Arifin & Sokhibi. 2021. Analisis Postur Kerja pada Stasiun Kerja Proses Som Kaos Kaki
Studi Kasus UD. Karunia Sentosa Utama. Journal Of Industrial Engineering And
Technology (JOINTECH) Universitas Muara Kudus, Volume 1 No.2. Juni 2021.
Wijaya, K. (2019). Identifikasi Risiko Ergonomi dengan Metode Nordic Body Map Terhadap
Pekerja Konveksi Sablon Baju. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2019
Surakarta, 2-3 Mei 2019.
Hairiyah, dkk. (2022). Pengendalian Kualitas Produk Ribbed Smoked Sheet (RSS)
Menggunakan Statistical Quality Control (SQC) Di PT.XYZ. Jurnal
Agroindustri, Vol.12, No. 1, Mei 2022, Hal. 21-28.
29
Gambar 8 : Audit SMK3 dan Simulasi tanggap darurat
Sumber : Dkumentasi
30
Gambar 9 : Pemeriksaan kualitas udara
Sumber : Dokumentasi
31
Gambar 10 : Pelaksanaan kegiatan Safety Talk
Sumber : Dokumentasi
32
Gambar 11 : Pengecatan tanda APAR
Sumber : Dokumentasi
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59