Anda di halaman 1dari 52

KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR PALEMBANG JAYA

TERHADAP TATA KELOLA PASAR


(Analisis Filsafat Lingkungan Alexander Sonny Keraf)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat Islam

Oleh:

DESI ROMILAH SARI


NIM. 1830302089

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023 M/ 1444 H
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................
SURAT PERNYATAAN.....................................................................................
PENGESAHAN SKRIPSI MAHASISWA........................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ABSTRAK............................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................
B. Rumusan dan Batasan Masalah.................................................................
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................................
D. Definisi Operasional..................................................................................
E. Tinjauan Kepustakaan...............................................................................
F. Metode Penelitian......................................................................................
G. Sistematika Penulisan................................................................................

BAB II BIOGRAFI DAN KONSEP LINGKUNGAN A. SONNY KERAF

A. Riwayt Hidup A. Sonny Keraf..................................................................


a. Latar belakang Pendidikan
b. Karya-karya A. Sonny Keraf...............................................................
B. Konsep Lingkungan A. Sonny Keraf........................................................
a. Holistik-Ekologis.................................................................................
b. Melek Ekologi.....................................................................................
c. Ekologi dan Politik Lingkungan..........................................................
C. Pandangan Islam mengenai Lingkungan...................................................

BAB III PROFIL PERUSAHAAN DAERAH PASAR PALEMBANG JAYA


A. Sejarah singkat PDPJ Palembang..............................................................
B. Visi dan Misi PDPJ Palembang.................................................................
C. Struktur Organisasi PDPJ Palembang.......................................................

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PDPJ PALEMBANG TERHADAP


TATA KELOLA DI PASAR DITINJAU DARI KONSEP LINGKUNGAN
A. SONNY KERAF

A. Analisis Konsep Holistik-Ekologis terhadap Peraturan Daerah No. 1


Tahun 2021 Mengenai Tata Kelola Pasar
...................................................................................................................
B. Analisis Konsep Melek Ekologi terhadap Peraturan Daerah No. 1
Tahun 2018 mengenai Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan
...................................................................................................................
C. Analisis Konsep Ekologi dan Politik Lingkungan terhadap Peraturan
Daerah No. 3 Tahun 2015 mengenai Pengelolahan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah sejenis Sampah Rumah Tangga
...................................................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pasar sudah menjadi bagian yang melekat dari kehidupan bermasyarakat.

Bahkan sebagian orang menggantungkan pekerjaan sehari-hari dari pasar. Peran

pemerintah merupakan hal mutlak yang menjadi tolak ukur berlangsungnya

pembangunan pasar.1 Di kota Palembang, pasar tradisional dikelola oleh

Perusahaan daerah pasar jaya palembang yang merupakan salah satu badan usaha

MilikPemerintah Kota Palembang yang bergerak di bidangperpasaran.

Adapun pasar yang dikelola oleh perusahaan daerah pasar palembang jaya

terdiri dari 20 pasar, diantaranya pasar Tangga Buntung, Lemabang, Soak Bato,

Cinde, Kuto, Sako, Sekanak, 10 Ulu, 3-4 Ulu, Gandus, Kamboja, Sekip Ujung,

Kebon Semai, Km 5, Kertapati, Yada, Padang Selasa, 16 Ilir, Talang Kelapadan

Pasar Gubah.2Pasar tersebut merupakan pasar tradisional yaitu salah satu sumber

akses kebutuhan masyarakat.

Pentingnya tata kelola pasar di kota Palembang pada dasarnya untuk

menjaga agar kegiatan dalam suatu sistem tata kelola pasar sesuai dengan yang

ditentukan. Selain itu tata kelola ini ditujukan untuk mengetahui kelemahan yang

dihadapi dalam tata kelola pasar tersebut. Meskipun dalam tata kelola pasar di

Kota Palembang ini nyatanya tidak semua pasar menunjukaan keberhasilan.

Dianul Muhsinat, “Potensi Pasar Tradisional dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat


1

menurut Perspekif Ekonomi Islam”, (Skripsi, S1 FEBI Universitas Islam Negeri Makasar, 2016).
Hlm 1.
2
Dokumentasi Laporan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya

1
2

Permasalahan yang sering ditemui salah satunya yakni fasilitas kebersihan pasar

yang belum memadai.3

Kebersihan lingkungan pasar juga merupakan salah satu faktor untuk

menarik para konsumen yang akan berbelanja ke pasar. Salah satunya yakni para

pedagang di Pasar Kuto palembang mengeluhkan terus menurunnya konsumen

yang datang untuk berbelanja. Hal itu tidak terlepas dari kondisi lingkungan pasar.

Tumpukan sampah menggunung di depan pasar kuto turut menjadi pertimbangan

konsumen untuk berbelanja di pasar tersebut.4

Sebagaimana kondisi Pasar Tangga Buntung, Pengelolaan sampah di pasar

yang tidak berjalan lancar disebabkan karena kurangnya tempat penampungan

sampah, sehingga menyebabkan Tempat Penyimpanan Sampah Sementara (TPS)

yang ada di Pasar Tangga Buntung dipenuhi dengan tumpukan sampah dan

menimbulkan bau yang menyengat di sekitar TPS, menyebabkan TPS tidak dapat

menampung seluruh sampah yang akibatnya sampah berceceran di sekitar jalan

yang berdekatan dengan TPS.5

Pasar Cinde juga merupakan salah satu pasar yang dikelola oleh

Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya, Salah satu pedagang di Pasar Cinde

mengungkapkan jika Pasar Cinde mulai sepi sejak relokasi tempat baru. Relokasi

Pasar Cinde sekarang tidak layak, terlihat dari lantai-lantai yang dilalui

pengunjung berlubang dan kotor disertai genangan air serta atap-atap yang

ditutupi seng berlepasan. Karena kondisi ini membuat beberapa pedagang


3
Reni Juliati, “Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pasar Rakyat (Kecamatan Sako
Sematang Borang), Jurnal Ilmu Administrasi dan Informasi 1, No. 1, (2021). Hlm 3.
4
http://www.rmolsumsel.id/pasar-kuto-kian-semerawut-dprd-sumsel-segera-temui-wali-
kota-palembang, diakses Selasa 09 Agustus 2022, 09:46 WIB.
5
Hasil observasi pada tanggal 17 Maret 2022, 12:30 WIB
3

memutuskan untuk tutup. Akibatnya kondisi pasar sepi jarang dikunjungi

pembeli.6

Selain sampah, tata kelola pasar juga menjadi tanggung jawab Perusahaan

Daerah Pasar Palembang Jaya. Tata kekola yang tidak teratur rmembuat pasar

dinilai menjadi semerawut. Kepala dinas perdagangan kota palembang

mengatakan “Pasar Lemabang saat ini dalam kondisi padat bahkan tidak sedikit

pedagang yang menggelar lapak di pinggir jalan, sehingga kerap menghambat

arus lalu lintas karena terjadi penyempitan jalan.” 7Perlunya penataan ulang

pasar merupakan hal yang harus dilakukan sehingga aktivitas pedagang di pasar

tersebut lebih kondusif dan nyaman dikunjungi masyarakat. Keamanan dan

kenyamanan bagi para pengunjung pasar sangat diutamakan.

Lain halnya dengan kondisi Pasar Gubah, pasar ini merupakan salah satu

pasar yang memiliki fasilitas yang memadai. Dilengkapi dengan tempat parkir

yang luas, toilet, serta mushola. Pasar ini juga bersih dan tertata rapi. Pedagang di

Pasar Gubah terbagi menjadi 2 jenis yaitu pedagang buah-buahan, sayur-sayuran,

ikan, dan daging, yang berada di bagian dalam pasar. Serta pedagang barang

umum dan makanan yang berada di bagian depan atau luar pasar.8

Baik buruk tata kelola pasar terkait dengan kebijakan-kebijakan yang ada.

Maka dari itu penulis ingin melacak kebijakan yang mengantur tentang pasar dan

lingkungannya. Salah satu penilaian kebijakan tata kelola pasar di kota palembang

6
https://detiksumsel.com/pasar-cinde-sepi-pembeli-kenapa/, diakses Senin 12 Desember
2022, 13:12 WIB
7
https://sumsel.inews.id/amp/berita/perdagangan-geser-ke-jalan-pasar-tradisional-di-kota-
palembang-perlu-penataan, diakses Minggu 20 November 2022, 19:32 WIB
8
https://charmingpalembang.com/detail-tempat/pasar-gubah, diakses Senin 12 Desember
2022, 20:15 WIB
4

sebenarnya sudah diatur melalui peraturan daerah No.1 Tahun 2021 mengenai tata

kelola pasar, untuk melakukan pengurusan, pengelolaan pasar dan fasilitas serta

utilitas pasar. Pendirian Pasar Tradisional wajib memenuhi ketentuan yang sudah

ditetapkan salah satunya yakni Menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar

Tradisional yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan ruang publik yang

nyaman.9

Maka dari itu penulis tertarik melihat kebijakan tata kelola pasar dari sudut

pandang A. Sonny Keraf. A. Sonny keraf adalah seorang dosen filsafat dan juga

dipercaya menjadi Menteri Lingkungan Hidup. Jabatan ini didapatnya pada masa

kepemimpinan Gus Dur, di bawah Kabinet Persatuan Nasional. 10 Sebagai seorang

dosen ahli filsafat A. Sonny Keraf berusaha menyumbangan pemikirannya di

bidang lingkungan.

Adapun Kosep Lingkungan menurut A. Sonny Keraf, yang pertama

Holistik-Ekologis yaitu alam dipandang satu kesatuan yang saling tergantung, dan

saling berpengaruh satu sama lain. Alam sebuah kehidupan artinya memelihara

alam berarti memelihara kehidupan manusia itu sendiri. Paradigma ini melahirkan

sikap dan perilaku yang bermuatan moralitas yakni perilaku yang mengutamakan

kerja sama serta menekankan kualitas dalam relasi yang saling melengkapi.

Kedua, Melek Ekologi yaitu mengatakan pemahaman akan pentingnya memiliki

kesadaran penuh terhadap lingkungan hidup mampu menggeser persepsi selama

ini, bahwa kebutuhan untuk melindungi ekosistem bukan hanya dalam hal

Peraturan Daerah Kota Palembang No. 1 Tahun 2021, Perusahaan Umum Daerah Pasar
9

Palembang Jaya.
10
https://m.merdeka.com/alexander-sonny-keraf/profilDiakses Minggu 25 Desember
2022, 20:13 WIB
5

keyakinan yang dipegang oleh seseorang yang telah berkomitmen terhadap

kepedulian lingkungan, akan tetapi hal ini adalah sebuah sistem keharusan yang

memang harus dipertahankan untuk kelanjutan kehidupan manusia.11 Ketiga,

Ekologi dan Politik Lingkungan, menurutnya ada hubungan yang erat antara

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan pengelolaan lingkungan hidup

yang baik. Bahkan ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dengan pengelolaan lingkungan hidup yang baik.

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik akan mempengaruhi dan menentukan

pengelolaan lingkungan hidup yang baik.12

Pada dasarnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik akan menentukan

sejauh mana tujuan penyelenggaraan pemerintahan itu bisa dicapai dan

diwujudkan. Paradigma penyelenggaraan pemerintahan yang benar adalah,

pemerintahan memerintah berdasarkan aspirasi dan kehendak masyarakat demi

menjamin kepentingan bersama seluruh rakyat. Untuk mewujudkan paradigma

penyelenggaraan pemerintahan yang benar ini, penyelenggaraan pemerintahaan

itu sendiri harus dilaksanakan secara baik.13Hal inilah yang hendak menjadi

perhatian khusus bagi Pemerintah yang mana dalam pengoperasian suatu

kebijakan harus memperhatikan agar dalam implementasi kebijakan tersebut dapat

dilaksanakan.14

11
A. Sonny Keraf, "Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra", (Yogyakarta: Kanisius, 2014), Hlm 51.
12
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 229.
13
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara,
2010), Hlm 218.
14
Reni Juliati, “Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pasar Rakyat (Kecamatan Sako
Sematang Borang), Jurnal Ilmu Administrasi dan Informasi 1, No. 1, (2021). Hlm 3.
6

Berdasarkan pembahasan diatas, maka mendorong peneliti untuk mengkaji

dan menelaah serta untuk memperoleh pemahaman tentang Kebijakan Perusahaan

Daerah Pasar Palembang Jaya dalam Perspektif Filsafat Lingkungan A. Sonny

Keraf.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pandangan A. Sonny

Keraf terhadap kebijakan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya. Rumusan

masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Apa saja Kebijakan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya mengenai

tata kelola pasar?

2. Bagaimana konsep lingkungan A. Sonny Keraf?

3. Bagaimana analisis lingkungan A.Sonny Keraf dalam melihat atau

membaca kebijakan tentang tata kelola pasar.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis perlu membatasi

masalah penelitian ini.

1. Kebijakan yang dianalisis adalah kebijakan yang tertulis dalam perda

perusahaan daerah pasar palembang jaya dan kebijakan perda mengenai

pasar.

2. Konsep Lingkungan yang digunakan merupakan pandangan dari A. Sonny

Keraf.

3. Tidak menganalisis implementasi di lapangan dari kebijakan, tetapi hanya

menganalisis kebijakan saja dalam bentuk teks tertulis.


7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

B. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kebijakan perusahaan daerah pasar jaya palembang

mengenai tata kelola pasar.

b. Untuk mengetahui konsep lingkungan A. Sonny Keraf.

c. Untuk mengetahui sudut pandang konsep lingkungan A. Sonny Keraf

terhadap kebijakan perusahaan daerah pasar Palembang jaya

Palembang.

C. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat

tentang masalah kebijakan perusahaan daerah pasar Palembang jaya

mengenai tata kelola pasar. Selain itu juga diharapkan dapat

menambah ilmu pengetahuan mengenai masalah lingkungan di sekitar

pasar.

b. Dapat dijadikan bahan studi dalam bidang Ilmu Aqidah dan Filsafat

Islam yang berkaitan dengan filsafat lingkungan.

D. Definisi Operasional

Kebijakan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam

pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang


8

pemerintahan, organisasi) pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, dan garis pedoman

untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran.Kebijakan melibatkan perilaku

yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi

kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan apa yang

sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan

pada suatu masalah.15

Tata kelola atau pengelolaan adalah sebuah kata yang besar, yang

mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumber daya dan terutama

pengelolaan informasi.16Dalam kamus besar bahasa indonesia, pengelolaan di

artikan sebagai proses, perbuatan, cara mengelola. 17Pengelolaan pada dasarnya

adalah pengendalian dan pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu

perencanaan diperlakukan untuk penyesuaian suatu tujuan kerja tertentu. Secara

umum pengelolaan diartikan sebagai manajemen, karena fungsi manajemen

adalah sebagai pengelola, yakni mengatur dan menggerakkan sekelompok orang

dengan segenap fasilitas untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya.18

Pasar, menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai tempat

tempat penjual dan pembeli yg ingin menukar barang atau jasa dengan uang.19

15
Taufiqurokhman, "Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggungjawab Negara kepada
Pemerintahan", (Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univ Moestopo Beragama Pers,
2014) Cet 1, Hlm 2.
16
Beriman Tambunan, “Tata Kelola Pasar Tradisional di Kota Pekanbaru”, JOM FISIP
Vol.4 No. 1 (2017), Hlm 4.
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2008, Hlm 719.
18
Beriman Tambunan, “Tata Kelola Pasar Tradisional di Kota Pekanbaru”..., Hlm 4.
19
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., Hlm 1129.
9

Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli, pasar

merupakan pusat dan ciri pokok dari jalinan tukar-menukar yang menyatukan

kehidupan ekonomi. Pasar didalamnya terdapat tiga unsur, yaitu: penjual, pembeli

dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Pertemuan

antara penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual beli, akan tetapi bukan

berarti bahwa setiap orang yang masuk ke pasar akan membeli barang. Ada yang

datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin berjumpa dengan seseorang

guna mendapatkan informasi tentang sesuatu.20

Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi alam, kelangsungan perikehidupan. Lingkungan adalah keadaan

sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup.

Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan

kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.21

Lingkungan hidup berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup

termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.22

E. Tinjauan Kepustakaan

20
Nyoman Suartha, "Revatalisasi Pasar Tradisional Bali Berbasis Pelanggan (Studi
Kasus di Kabupaten Gianyar)", (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), Hlm 9.
21
Sihadi Darmo Wihardjo dan Henita Rahmayanti, "Pendidikan Lingkungan Hidup"...,
Hlm 2.
22
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., Hlm 831.
10

Upaya penulis untuk melakukan penelusuran karya ilmiah lainnya

bertujuan agar tidak terjadi kesamaan antara masalah yang dikaji dengan tema

yang sudah ada dalam penelitian. Dalam penulisan peneliti menemukan beberapa

tulisan diantaranya:

Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pasar Rayat (Kecamatan Sako

Sematang Borang).23 Oleh Reni Juliati. Dalam Jurnal ini menjelaskan

bahwasannya Pembangunan sebuah pasar pada dasarnya adalah guna untuk

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sebagai konsumen atau objek

pembangunan pasar itu sendiri. Dalam pelaksanaan pasar itu sendiri tentu

dibutuhkan sebuah manajemen tata kelola yang baik untuk keberlangsungan dari

pasar itu sendiri. Persamaan pada Penelitian ini yakni sama-sama membahas

mengenai kebijakan tata kelola sebuah pasar. Dari penelitian tersebut ditemukan

titik persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti teliti. Adapun titik

persamaannya adalah sama-sama membahas tentang  kebijakan tata kelola pasar.

Perbedaannya yaitu penelitian tersebut membahas mengenai implementasi dari

kebijakan di lapangan, sedangkan peneliti membahas mengenai analisis kebijakan

tertulis di dalam teks.

Filsafat Lingkungan Hidup A.Sonny Keraf dan Penerapannya terhadap

Ekowisata di Indonesia.24 Oleh Desi Utami. Dalam Skripsi ini menjelaskan

mengenai bagaimana konsep Filsafat Lingkungan Hidup A.Sonny Keraf terhadap

penerapan ekowisata di Indonesia.Dalam Penelitian ini bertujuan dengan adanya


23
Reni Juliati, “Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pasar Rakyat (Kecamatan Sako
Sematang Borang), Jurnal Ilmu Administrasi dan Informasi 1, No. 1, (2021)
24
Desi utami, "Filsafat Lingkungan Hidup A. Sonny Keraf dan Penerapannya terhadap
Ekowisata di Indonesia", (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel, 2017)
11

penerapan ekowisata di Indonesia yang berkonsep Filsafat Lingkungan Hidup

dapat menawarkan solusi untuk mengurangi krisis global yang terjadi di Indonesia

agar warga Indonesia menjadi warga yang aktif dan berkesadaran lingkungan.

Dari penelitian tersebut ditemukan titik persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang peneliti teliti. Adapun titik persamaannya adalah sama-sama

membahas mengenai analisis Filsafat Lingkungan A. Sonny Keraf. Perbedaannya

yaitu penelitian tersebut membahas mengenai Analisis Filsafat Lingkungan A.

Sonny Keraf terhadap Ekowisata di Indonesia, sedangakan peneli membahas

mengenai Analisis konsep lingkungan A. Sonny Keraf terhadap Kebijakan

Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya mengenai tata kelola Pasar.

Analisis Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Pemerintah Kota Pekanbaru Bidang Pasar dalam Mengatasi Kebersihan dan

Ketertiban Pasar Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.25Oleh

Indra Putra Siregar. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja

pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota Pekanbaru bidang

pasar yang meliputi kualitas kerja, pelaksanaan tugas, dan tanggungjawab sudah

berjalan dengan cukup baik. Sedangkan faktor yang menyebabkan Pasar Simpang

Baru belum bersih yaitu sarana dan prasarana yang ada belum dimanfaatkan

semaksimal mungkin baik itu oleh pedagang maupun pengunjung, dan faktor

yang sangat penting sekali yaitu kurangnya kesadaran dari masyarakat sekitarnya

dalam menjaga ketertiban dan kebersihan Pasar tersebut. Dari penelitian tersebut

25
Indra Putra Siregar, "Analisis Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pemerintah Kota Pekanbaru Bidang Pasar dalam Mengatasi Kebesihan dan Ketertiban Pasar
Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru", (Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau, 2018).
12

ditemukan titik persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti teliti.

Adapun titik persamaannya adalah sama-sama membahas tentang pasar.

Perbedaannya yaitu penelitian tersebut membahas mengenai Analisis Kinerja

Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kota Pekanbaru

Bidang Pasar dalam Mengatasi Kebersihan dan Ketertiban Pasar Simpang Baru

sedangkan peneliti membahas mengenai Kebijakan Perusahaan Daerah Pasar

Palembang Jaya terhadap Tata Kelola Pasar analisis Filsafat Lingkungan A. Sonny

Keraf.

Kinerja Pemerintah terhadap Pengelolaan Kebersihan Pasar Tradisional.

Oleh Supitma Arnitadkk26. Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai kinerja

pemerintah terhadap pengelolaan kebersihan pasar tradisional di Pasar Baru Kota

Bangko kabupaten Merangin melalui manajemen pengelolaan kebersihan, sistem

pemungutan dan pengangkutan sampah, ketersediaan perwadahan sampah untuk

pedagang dan pengelolaan sampah di Pasar Baru. Kendala pemerintah terhadap

pengelolaan kebersihan pasar tradisional di Pasar Baru kota Bangko kabupaten

Merangin adalah kurangnya fasilitas dan sarana prasarana kebersihan pasar,

kurangnya kesadaran pedagang dan masyarakat dan kurangnya pengawasan.

Upaya pemerintah terhadap pengelolaan kebersihan pasar tradisional di Pasar

Baru kota Bangko kabupaten Merangin adalah dengan meningkatkan fasilitas

kebersihan pasar, penerapan peraturan kebersihan pasar, pemungutan iuran

retribusi kebersihan pasar dan pengawasan kebersihan pasar. Dari penelitian

tersebut ditemukan titik persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti
26
Supitma Arnita, dkk, "Kinerja Pemerintah terhadap Pengelolaan Kebersihan Pasar
Tradisional di Pasar Baru Kota Bangko Kabupaten Merangin", (Jurnal Universitas Islam Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, 2020).
13

teliti. Adapun titik persamaannya adalah sama-sama membahas tentang pasar.

Perbedaannya yaitu penelitian tersebut membahas mengenai Kinerja Pemerintah

terhadap Pengelolaan Kebersihan Pasar Tradisional, sedangkan peneliti membahas

mengenai Kebijakan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya terhadap Tata

Kelola Pasar analisis Filsafat Lingkungan A. Sonny Keraf.

Krisis Lingkungan Hidup dan Pandangan Antroposentrisme Menurut A.

Sonny Keraf.27Oleh Dwi Febriyanti. Dalam tulisan tersebut memaparkan krisis

lingkungan ini di awali dengan kesalahan cara pandangan yang dilakukan manusia

terhadap alam lingkungannya yang bersifat antroposentris. Antroposentrisme ini

melihat manusia itu pusat dari segala aktivitas atau kegiatan di alam semesta. Oleh

karena itu, dalam analisisnya jalan keluarnya krisis dan bencana lingkungan hidup

pada global yaitu dengan melalui perubahan cara pandang baru, yakni dengan cara

memahami alam sebagai sebuah sistem yang dilihat dari sistem holistic dan juga

ekologisnnya. Dari penelitian tersebut ditemukan titik persamaan dan perbedaan

dengan penelitian yang peneliti teliti. Adapun titik persamaannya adalah sama-

sama membahas mengenai analisis Filsafat Lingkungan A. Sonny Keraf.

Perbedaannya yaitu penelitian tersebut membahas mengenai Krisis Lingkungan

Hidup dalam pandangan A. Sonny Keraf. Sedangakan peneli membahas mengenai

Analisis konsep lingkungan A. Sonny Keraf terhadap Kebijakan Perusahaan

Daerah Pasar Palembang Jaya mengenai tata kelola Pasar.

27
Dwi Febiyanti, “Krisis Lingkungan Hidup Dan Pandangan Antroposentrisme Menurut
A. Sonny Keraf”, (Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Yogyakarta 2017)
14

Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Tradisional di Bantul (Analisis dari

Perspektif Pengembangan Masyarakat).28Oleh Ahmad Izudin. Dalam penelitian

ini menjelaskan mengenai adanya regulasi pemerintah pusat tentang pasar bebas,

tidak menjadi acuan daerah Bantul sehingga konsep ekonomi kerakyatan menjadi

prioritas. Dimana eksistensi pasar tradisional masih menjadi prioritas daripada

pasar modern. Walaupun pasar modern menjamur di daerah ini, tetapi regulasi

ketak diberlakukan bagi siapapun yang bergelut di bidang pasar modern. Selain

itu, ditemukan pula kelemahan yang diterapkan oleh pemerintah, seperti lemahnya

menejemen, pengelolaan pasar, dan persaingan revitalisasi pasar tradisional. Dari

penelitian tersebut ditemukan titik persamaan dan perbedaan dengan penelitian

yang peneliti teliti. Adapun titik persamaannya adalah sama-sama membahas

mengenai Kebijakan pasar. Perbedaannya yaitu penelitian tersebut membahas

mengenai Kebijakan pemerintah tentang pasar tradisional di Bantul dalam

perspektif pengembangan masyarakat. Sedangkan peneliti membahas mengenai

Kebijakan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya terhadap Tata Kelola Pasar

analisis Filsafat Lingkungan A. Sonny Keraf.

Evaluasi Kebijakan Pengelolahan Pasar Tradisional Plaza Bandar Jaya,

Lampung Tengah.29 Oleh Ernawati. Dalam penelitian ini menjelaskan kebijakan

pengelolaan pasar tradisional yaitu pada Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun

2007 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional. Kebijakan ini belumlah efektif dalam

pelaksanaannya, hal ini terlihat dari poin utama dalam kebijakan yang belum

28
Ahmad Izudin, "Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Tradisional di Bantul (Analisis
dari Perspektif Pengembangan Masyarakat)" (Skripsi S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012)
29
Ernawati, "Evaluasi Kebijakan Pengelolahan Pasar Tradisional Plaza Bandar Jaya,
Lampung Tengah" (Skripsi S1 Universitas Lampung, 2016)
15

terlaksana dengan baik. Kebijakan ini pula belum efesien dalam hal sumber daya

manusia, di mana masih kekurangan tenaga kerja untuk mengelola pasar, namun

telah efesien dalam hal waktu, hal ini terlihat dari berbagai permasalahan yang

telah ditangani. Dari penelitian tersebut ditemukan titik persamaan dan perbedaan

dengan penelitian yang peneliti teliti. Adapun titik persamaannya adalah sama-

sama membahas tentang kebijakan pasar. Perbedaannya yaitu penelitian tersebut

membahas mengenai Evaluasi Kebijakan Pengelolahan Pasar Tradisional Plaza

Bandar Jaya. Sedangkan peneliti membahas mengenai Kebijakan Perusahaan

Daerah Pasar Palembang Jaya terhadap Tata Kelola Pasar analisis Filsafat

Lingkungan A. Sonny Keraf.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara bertindak dari sistem aturan atau

tatanan yang bertujuan supaya kegiatan praktis terealisasi secara rasional serta

terarah sehingga mampu mencapai hasil maksimal dan juga hasil yang optimal.30

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research).

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil

penelitian terdahulu.31Dan peneliti menggunakan jenis kualitatif dalam penulisan

ini yaitu teks-teks Peraturan Daerah mengenai tata kelola pasar.


30
Anton Bekker, Metode-Metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), Hlm 6.
31
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif (Konsep dan Aplikasi dalam Ilmu
Sosial, Keagamaan dan Pendidikan), (Bandung: Citapustaka Media, 2012), Hlm 92.
16

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

filsafat lingkungan. Pendekatan ini dipilih karena penelitian merupakan sudut

pandang pemikiran tokoh A. Sonny Keraf yang berkaitan dengan filsafat

lingkungan. Melalui pendekatan filosofis ini, digunakan untuk meneliti dan

menilai Kebijakan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya mengenai tata kelola

pasar.

c. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data pokok dan dalam penelitian ini sumber

data primer yang diambil adalah aturan, kebijakan, mengenai tata kelola pasar

oleh perusahaan daerah pasar palembang jaya maupun peraturan daerah mengenai

izin lingkungan sebagai bahan penelitian (perda terlampir).

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Buku-buku yang membahas tentang tata kelola pasar maupun buku-buku

yang membahas mengenai lingkungan (Sejarah, Visi Misi, dan Struktur

Organisasi).

2. Dan buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian penulis yaitu

Kebijakan Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya.

Pemahaman mengenai berbagai sumber data penelitian merupakan bagian

yang sangat penting bagi peneliti, karen aketepatan dalam memilih dan
17

menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan, kedalaman dan

kelayakan informasi yang diperoleh.

d. Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

maupun gambar. Dokumen tersebut berisi kebijakan peraturan daerah mengenai

tata kelola pasar dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Perusahaan

Daerah Pasar Pasar Palembang Jaya.

Untuk dapat melakukan verifikasi pada bagian-bagian literatur tersebut,

penelitian melakukan langkah awal dengan literatur-literatur itu, setelah selesai

dengan membacanya, barulah dilakukan analisis terhadap semua data yang ada.

Verifikasi ini dibutuhkan agar tidak terjadi pelebaran aspek pembahasan dari tema

sentral objek penelitian. Data-data yang telah diverifikasi kemudian dikumpulkan

untuk selanjutnya dilakukan penganalisaan data. Library research menggunakan

teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan literatur-

literatur tentang data Peraturan Daerah mengenai tata kelola pasar di Kota

Palembang.

Setelah melakukan verifikasi terhadap bahan bacaan, data yang diperoleh,

dan informasi, maka selanjutnya semua data itu dikutip, dengan mengambil bahan

dari semua jenis data. Mengutip itu sendiri dilakukan untuk memperkuat yang

ada, serta dibuat untuk mengadakan sorotan, analisa atau kritik.

e. TeknikAnalisis Data
18

Dalam penelitian ini menggunakan metode induksi. Metode induksi adalah

suatu cara yang dipakai untuk mendapat ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik

tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian

menarik kesimpulan yang bersifat umum.32 Analisis isi dapat digunakan untuk

menganalisis tentang teks-teks kebijakan peraturan daerah mengenai tata kelola

pasar. Yang dengan mengaitkan antara teks kebijakan perusahaan daerah pasar

jaya palembang mengenai tata kelola pasar dengan konsep lingkungan A. Sonny

Keraf.

G. SistematikaPenulisan

Agar penelitian ini dapat mengarah pada tujuan yang diharapkan maka

akan disusun secara sistematika. Sistematika penulisannya terdiri dari lima bab,

yang masing-masing membicarakan masalah yang berbeda-beda namun saling

memiliki keterkaitan. Secara rinci pembahasan masing-masing bab tersebut

adalah sebagai berikut :

Bab pertama merupakan pendahuluan yang menggambarkan seluruh

penelitian ini. Yang memiliki tujuh sub bab yaitu latar belakang masalah, rumusan

dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi opersional, kajian

kepustakaan, metode peneltian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisikan konsep A.Sonny Keraf yang memiliki empat sub bab

yaitu: riwayat kehidupan dan karya-karya A.Sonny Keraf, Konsep Lingkungan

32
Ibrahim, Metode Penelitian (Perspektif Aqidah dan Filsafat),(Makasar:Carabaca. 2018),
Hlm 50.
19

A.Sonny Keraf, Ekologi dan politik lingkungan hidup A.Sonny Keraf dan

Pandangan Islam mengenai Lingkungan.

Bab ketiga berisikan profil Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya yang

memiliki tiga sub bab yaitu: sejarah singkat perusahaan daerah pasar Palembang

Jaya, visi dan misi, serta struktur organisasi perusahaan daerah pasar Palembang

Jaya.

Bab keempat berisikan analisis konsep lingkungan A. Sonny Keraf

terhadap perda-perda mengenai tata kelola pasar di kota Palembang yang

memiliki 2 sub bab yaitu: analisis konsep Holistik-ekologis terhadap peraturan

daerah No. 1 Tahun 2021 mengenai tata kelola pasar, analisis konsep melek

ekologi terhadap peraturan daerah No. 1 Tahun 2018 tentang lingkungan hidup

dan izin lingkungan.

Bab kelima berisikan penutup yang memiliki dua sub bab yaitu:

kesimpulan dan saran.


BAB II
BIOGRAFI DAN KONSEP LINGKUNGAN A. SONNY KERAF

A. Riwayat Hidup A. Sonny Keraf

a. Latar Belakang Pendidikan

Sonny Keraf mempunyai nama lengkap Alexander Sonny Keraf. Lahir

pada tanggal 1 Juni 1958 di Lamalera, Nusa Tenggara Timur. Setelah lulus dari

SMA San Dominggo, Hokeng Larantuka, ia melanjutkan pendidikan strata-1 di

Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara tahun 1988, setelah mendapat gelar sarjana

Sonny Keraf tidak langsung berpuas diri, kemudian meraih gelar master dan

doktor dalam studi lanjut di Highet Institute of Philosophy Khatolieke,

Universiteid Leuven Belgia pada tahun 1992 untuk strara-2 dan tahun 1995 untuk

strata-3.33

Adapun riwayat karir A. Sonny keraf, sejak tahun 1988 A. Sonny Keraf

adalah Staf Pusat Pengembangan Etika dan Staf Pengajar Universitas Atmajaya

dan Anggota Dewan Etika Indonesia Corruption Wathch. Pengalaman lain Sonny

Keraf adalah sebagai Staf Editor pada Penerbit Yayasan Obor Indonesia tahun

1985-1988. Selain itu tahun 2002 menjadi staf pengajar pada Program

Pascasarjana, Program Studi Kajian Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia.34

Pada tahun 1999-2001 masa kepemimpinan Abdurahman Wahid A. Sonny

Keraf mendapat kepercayaan untuk menduduki kursi Menteri Negara Lingkungan

Hidup. Kemudian pada tahun 2004-2009 Sonny Keraf menjabat sebagai wakil

A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara,


33

2010), Hlm 407.


34
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm viii-ix.
21

Ketua Komisi VII DPR RI. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014-2019

mendudukkan dirinya sebagai anggota Dewan Energi Nasional.35

Sementara dalam ranah politik dan organisasi yang pernah A. Sonny Keraf

jalankan adalah pada tahun 1998-1999 sebagai pengurus Badan Penelitian dan

Pengembangan DPP PDI Perjuangan, pada tahun 2001-2004 sebagai pengurus

Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan, pada tahun dan masa

periode yang sama A. Sonny Keraf memegang jabatan sebagai Wakil Kepala

Kaderisasi DPP PDI Perjuangan. Kemudian pada tahun 2004 A. Sonny Keraf

menjadi bendahara pada Tim Pemenangan Calon Presiden Megawati

Soekarnoputri-Hasyim Muzadi. Pada tahun 2009 menjabat sebagai wakil Ketua

Tim Pemenangan Calon Presiden Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.

Terakhir pada tahun 2005-2010 Sonny Keraf menjabat sebagai ketua DPP PDI

Bidang Lingkungan Hidup dan Pengabdian Masyarakat.36

Sebagai seorang dosen ahli filsafat, meskipun berlatar belakang

pendidikan filsafat A. Sonny Keraf berusaha menyumbangkan pemikirannya di

bidang lingkungan hidup baik ketika menjabat sebagai menteri, anggota dewan

maupun sebagai dosen.37 Pada awalnya A. Sonny Keraf telah memiliki spesialisasi

Lingkungan Hidup, pada masa Presiden Abdurrahman Wahid maka A. Sonny

Keraf menerima kesempatan yang ada tersebut dan belajar memperdalam bidang

yang bagi A. Sonny Keraf merupakan bidang yang relatif baru tersebut. Setelah

selang dua tahun menjabat dan A. Sonny Keraf telah memperdalam dalam bidang
35
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 408.
36
https://tokoh.id/direktori/alexander-sonny-keraf/ Diakses Senin 16 Januari 2023, 13:15
WIB
37
https://m.merdeka.com/alexander-sonny-keraf/profil Diakses 16 Januari 2023, 13:20
WIB
22

lingkungan hidup. A. Sonny Keraf menemukan bahwasannya penyelesaian

persoalan lingkungan hidup adalah persoalan moral. Persoalan lingkungan hidup

harus didekati secara lebih komprehensif-holistik, termasuk secara moral.38

Di masa menjabatnya sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup,

berbagai kebijakan lingkungan diambil terutama yang berkaitan langsung dengan

industri. Dari sini Sonny Keraf banyak menulis karya-karya yang berhubungan

dengan lingkungan hidup seperti Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global

dan Etika Lingkungan Hidup. Dari beberapa pemikiran Sonny Keraf memang

banyak yang memfokuskan dalam hal etika.

b. Karya-karya A. Sonny Keraf

Adapun karya-karya A. Sonny Keraf yang pernah diterbitkan antara lain:

Pragmatisme Menurut William James (Kanisius-1985); Etika Bisnis. Membangun

Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur (Kanisius, 1991); Pasar Bebas, Keadilan dan

Peran Pemerintah, Telaah Atas Etika Politik Adam Smith (Kanisius, 1996);

Hukum Kodrat dan Teori Hak Milik Pribadi (Kanisius, 1997); Etika Bisnis.

Tuntutan dan Relevansinya-Edisi Baru (Kanisius, 1998); Ilmu Pengetahuan.

Sebuah tinjauan Filosofis-Bersama Mikhael Dua (Kanisius, 2001). Kemudian

buku tentang Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global (Kanisius, 2010) lalu

dilanjutkan dengan karyanya yang lain yang masih berkaitan dengan lingkungan

yaitu Etika Lingkungan Hidup (Kompas, 2006). Kemudian menyusul dengan

karya dibidang yang sama yaitu Filsafat Lingkungan Hidup (Kanisius, 2014).39

B. Konsep Lingkungan A. Sonny Keraf


38
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm vii-ix.
39
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 408.
23

Dalam buku Filsafat Lingkungan Hidup, lingkungan hidup

dipahami sebagai oikos dalam bahasa Yunani yang berarti tempat tinggal,

tetapi oikos tidak dipahami sekadar rumah tempat tinggal manusia. Oikos

dimaknai sebagai keseluruhan alam semesta dan seluruh interaksi saling

pengaruh yang terjalin di dalamnya di antara makhluk hidup lainnya dan

dengan keseluruhan ekosistem atau habitat. 40 Jadi bisa dikatakan

lingkungan hidup dimaknai secara global yang merupakan lingkup alam

semesta, ekosistem atau lebih sempit adalah bumi tempat tinggal dan

keseluruhan atmosfir yang menunjang segala porsi kehidupan yang terus

berkembang secara dinamis.

Dengan demikian seperti yang dapat dipahami di atas bahwa definisifilsafat

lingkungan hidup tidak lain adalah sebuah kajian tentang lingkungan hidup,

tentang oikos, tempat tinggal makhluk hidup. Filsafat lingkungan hidup adalah

sebuah proses pencarian dari pertanyaan yang dilakukan secara terus tentang

lingkungan hidup, baik tentang makna dan hakikatnya maupun tentang segala hal

yang berkaitan dan bersangkutan dengan lingkungan hidup yang meliputi alam

semesta, ekosistem, tempat kehidupan ini berlangsung dan segala interaksi yang

berlangsung di dalamnya.

Eksistensi filsafat jika dikaitkan dengan ekologi nantinya akan

menjadi alternatif baru yang mana kearifan ekologi yang terdapat pada

kearifan lokal (local wisdom), asketisme yang ada pada ilmu pengetahuan

dan etika filosofis (ekosentrisme) dapat digunakan sebagai alternatif untuk

40
A. Sonny Keraf, "Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra", (Yogyakarta: Kanisius, 2014), Hlm 42.
24

mencegah kerusakan lingkungan yang dikarenakan sistem kapitalisme,

kaum sekuler, kaum atheisme dan termasuk juga agama yang telah

kehilangan orientasi penyelamatan lingkungan dan ilmu yang gemar

mengeksploitasi alam secara besar-besaran.41

Filsafat lingkungan kemudian diarahkan dalam bidang kajian

sebagai ilmu pengetahuan dan kritik terhadap ilmu pengetahuan yaitu

filsafat ilmu. Melalui bidang kajian ini, filsafat lingkungan hidup dapat

membongkar kembali seluruh pemahaman yang telah lama dirumuskan

tentang alam semesta. Telah diketahui bahwa cara pandang ilmu

pengetahuan tentang alam semesta telah menjadi cara pandang dominan

yang dimiliki oleh peradaban bangsa Barat hingga membentuk budaya

masyarakat. Hingga pada akhirnya telah membentuk kearifan dan

mempengaruhi perilaku manusia modern atas lingkungan hidup, atas alam

dengan segala dampak positif dan negatifnya sebagaimana yang dialami

saat ini.42

Ilmu pengetahuan yang melepaskan diri dari filsafat kemudian

telah digunakan sebagai suatu usaha yang menjurus kepada praktik-praktik

destruktif terhadap manusia dan lingkungan. Memang harus diakui krisis

ekologi dan bencana lingkungan yang dihadapi manusia modern saat ini

telah menggugah banyak pemikir untuk mencari pemahaman baru dalam

rangka menjawab akar dari krisis tersebut. Menurut Fritjof Capra keadaan

41
Hardiansyah, “Filsafat menjadi Alternatif Pencegah Kerusakan Lingkungan”, Jurnal
Substantia, Vol. 14 No. 2 (Oktober, 2012), Hlm 244.
42
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 47-48.
25

semacam ini disebut sebagai sebuah keadaan krisis yang mendalam dan

melanda seluruh dunia. Sebuah krisis yang kompleks dan multidimensi

yang berbagai aspeknya menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia.43

Bila ditinjau lebih lanjut kesalahan cara pandang terhadap alam ini bersumber dari

paradigma antroposentrisme yang memandang manusia sebagai pusat dari alam

semesta, dimana manusia dipandang memiliki nilai sementara alam dan segala

isinya sekadar alat bagi pemuas kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Cara

pandang ini menyebabkan sikap dan perilaku yang eksploitatif tanpa

memedulikan alam dan segala isinya yang dianggap tidak memiliki nilai. Etika

antroposentrisme merupakan buah pemikiran Barat yang bermula dari Aristoteles

hingga filsuf-filsuf modern. Dalam paradigma ini manusia diposisikan sebagai

subjek superior dan alam sebagai objek inferior. Manusia bukan lagi sebagai

peziarah bumi tetapi sebagai pencipta bumi yang berada di luar hukum dan

kerangka kerja alam. Dengan demikian manusia lebih dianggap memiliki kuasa

atas eksploitasi alam.44.

Menurut A. Sonny Keraf dalam filsafat lingkungan hidup

berangkat dari pemikiran Thomas Khun yang mengatakan bahwa krisis

lingkungan ini bersumber pada kesalahan fundamental-filosofis dalam

pemahaman atau cara pandang manusia mengenai dirinya, alam dan

tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem atau yang disebut perubahan

43
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 48.
44
Husain Heriyanto, Paradigma Holistik (Bandung: Teraju, 2003), Hlm 56.
26

paradigma (paradigm shift). Akibatnya manusia keliru memandang alam

dan keliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta seluruhnya.45

Paradigma ini oleh Fritjof Capra diidentifikasi dengan istilah paradigma

Cartesian-Newtonian, yaitu paradigma yang bertumpu pada asumsi filosofis dan

metode ilmiah yang dikembangkan oleh Descartes dan Newton. Paradigma

Cartesian-Newtonian ini, di satu sisi berhasil mengembangkan sains dan teknologi

yang memudahkan kehidupan manusia, namun di sisi lain mereduksi

kompleksitas dan kekayaan kehidupan manusia itu sendiri. Perubahan dari

paradigma ini mendominasi budaya dan masyarakat Barat modern serta

mempengaruhi secara mendalam dunia pada umumnya. Akhirnya pandangan yang

mekanistik terhadap alam telah melahirkan pencemaran di udara, air, tanah yang

mengancam kehidupan manusia. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa

penekanan yang berlebihan terhadap metode ilmiah eksperimental dan rasional

analitis melahirkan sikap yang antiekologis.46

Dalam paradigma ilmu pengetahuan yang Cartesian, ada pemisahan

dengan tegas antara alam sebagai obyek ilmu pengetahuan dan manusia sebagai

subyek. Sementara cara pandang mekanistis-reduksionistis cenderung membela

paham bebas nilai dalam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bersifat otonom,

sehingga seluruh perkembangan ilmu pengetahuan diarahkan hanya demi ilmu

pengetahuan. Penilaian terhadap ilmu pengetahuan tentang baik buruknya dan

teknologi beserta dampaknya kemudian tidak relevan jika dinilai dari segi moral

dan agama.47
45
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm xiv-xv.
46
Husain Heriyanto, Paradigma Holistik...,Hlm 2-3.
47
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm xix.
27

Hal inilah yang melahirkan sikap manipulatif, destruktif dan eksploitatif

terhadap alam dan menimbulkan krisis seperti saat ini. Salah satu cara untuk

keluar dari krisis dan bencana lingkungan hidup tersebut dibutuhkan perubahan

radikal dalam pemahaman manusia, dalam cara berpikir dan penilaian manusia.

Sebuah perubahan paradigma mengenai cara berpikir tentang hakikat alam

semesta dan perubahan radikal dalam perilakumanusia terhadap alam semesta.48

Bagi Thomas Kuhn, kemajuan ilmu pengetahuan hanya bisa dicapai

melalui sebuah perubahan paradigma dengan meninggalkan sepenuhnya

paradigma lama yang dinilai sudah tidak mampu lagi menjelaskan realitas yang

ada. Adapun perubahan paradigma disini tidak hanya menyangkut perubahan

mendasar dalam pemikiran, pemahaman, cara pandang, melainkan juga

menyangkut perubahan nilai dan perilaku yang didasarkan pada cara pandang

tertentu terhadap realitas.49

Ada tiga konsep lingkungan A. Sonny Keraf, yaitu diantaranya Holistik-

Ekologis, Melek Ekologi, dan Ekologi dan Politik Lingkungan. Ketiga konsep

tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Holistik-Ekologis

Konsep Holistik Ekologis A. Sonny Keraf berangkat dari pemikiran Fitjof

Capra yang menawarkan sebuah paradigma baru yang lebih sistemis-organis dan

holistik-ekologis. Cara pandang baru tersebut tidak lain adalah cara pandang yang

memahami alam semesta sebagai sebuah sistem, sebuah organisme yang dilihat

48
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm xiv.
49
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra.., Hlm 51.
28

secara holistik.50 Berbeda dengan cara pandang mekanistik yang

melihatkeseluruhan sebagai bagian-bagian, cara pandang holistik lebih

menyeluruh dengan penekanan pada interrelasi, interkoneksi dan interpendensi

entitas-entitas dalam sebuah jaringan ekologi.51

Melalui cara pendekatan baru terhadap alam, dengan tidak melakukan

dominasi dan kontrol atas alam, kemudian sikap hormat dan kerja sama serta

dialog dengan alam diharapkan dapat menangkap hakikat,keutuhan (integrity) dan

keindahannya. Dengan demikian terciptalah perilaku yang mengutamakan

dominasi menuju nilai, mengutamakan konservasi, kerja sama serta menekankan

kualitas dalam pola relasi yang saling melengkapi,memperkaya serta saling

menghargai antara alam dengan manusia.52 Dengan cara pandang ini menilai

bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini mengandung nilai intrinsik dan

melahirkan kesadaran ekologis dalam arti terciptanya kesadaran ikut berpartisipasi

dalam kesatuan kosmos.

Selain bersifat holistik, alam juga bersifat ekologis yaitu dipahami karena

alam mempunyai nilai instrinsik yang lebih luas daripada sekadar nilai

instrumentalis ekonomis bagi kepentingan manusia sebagaimana yang menjadi

pemahaman antroposentrisme. Karena alam adalah sebuah kehidupan, bermuatan

kehidupan, memberi kehidupan dan menunjang kehidupan. Dengan memelihara

alam berarti memelihara kehidupan manusia itu sendiri sebagaimana paham yang

dianut oleh masyarakat adat pada umumnya. Yang mengisyaratkan ada semacam
50
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 70.
51
Husain Heriyanto, Paradigma Holistik..., Hlm 12.
52
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 50.
29

ungkapan tabu, pamali, upacara adat dalam rangka menjaga keseimbangan dan

komunikasi dengan alam. Terkandung moral didalam relasi antara manusia

dengan alam tersebut.53

Jadi bisa disimpulkan paradigma baru ini melahirkan semacam sikap dan

perilaku yang bermuatan moralitas. Anggapan bahwa alam semesta juga

merupakan sistem kehidupan dan hubungan timbal balik yang terjadi antara

manusia dengan alam memberikan ciri bahwa memang seharusnya antara manusia

dengan alam sama-sama memiliki kepentingan masing-masing bahwa manusia

adalah makhluk yang harus menjaga sebagaimana alam yang juga sebuah

kehidupan yang selalu memberikan kemudahan bagi manusia. Setiap kehidupan

dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Manusia

mempunyai nilai moral dan berharga justru karen kehidupan dalam diri manusia

itu sendiri, hal ini juga berlaku untuk entitas kehidupan lain di alam semesta. Ada

prinsip yang sama berlaku bagi segala sesuatu yang hidup baik yang memberi

maupun yang menjamin kehidupan bagi makhluk hidup lainnya.

b. Melek Ekologi

A. Sonny Kerafjuga mengadopsi pemikiran Fritjof Capra lainnya yaitu

ecoliteracy yang bertujuan untuk memberikan tawaran solusi dalam membangun

sebuah masyarakat berkelanjutan yang mampu membangun dan menata hidup

secara bersama dengan bertumpu pada kesadaran tentang pentingnya lingkungan

hidup. Ecoliteracy sendiri merupakan sebuah paradigma baru yang dipopulerkan

oleh Fritjof Capra, bersama para praktisi lain di bidang pendidikan maupun

53
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 84.
30

lingkungan seperti David W Orr, Michael K. Stone dan Zenobia Barlow. Gerakan

ini digagas dalam rangka mengupayakan kepedulian terhadap lingkungan dan

berusaha meningkatkan kesadaran ekologis bagi masyarakat. Dalam ecoliteracy

ini juga berupaya mengenalkan dan memperbarui pemahaman masyarakat

terhadap pentingnya kesadaran ekologis global. Semua itu bertujuan untuk

menciptakan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan kesanggupan bumi

untuk menopang segala kehidupan yang ada didalamnya.54

Menurut Capra, istilah ecoliteracy lebih mudah disebut dengan melek

ekologi yang artinya sebuah kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan

hidup. Istilah lain dari ecoliteracy adalah ecological literacy. Ecoliteracy berasal

dari dua kata, yaitu eco dan literacy. Eco berasal dari kata Yunani, oikos

yangberarti rumah tangga atau dalam pengertian secara global dimaknai

sebagailingkup alam semesta, bumi tempat tinggal manusia, habitat seluruh

kehidupan. Eco kemudian lebih dipahami sebagai lingkungan hidup. Ecological

sendiri dimaknai lebih luas sebagai ecology yang mengandung pengertian ilmu

tentang bagaimana merawat dan memelihara alam semesta tempat tinggal

makhluk hidup. Sementara literacy dalam bahasa Inggris artinya melek huruf

dalam arti yang luas adalah keadaan dimana orang sudah paham atau tahu tentang

sesuatu.55

Ecoliteracy ini diinspirasi dan bersumber dari apa yang disebut Capra

yaitu kearifan alam. Dengan ecoliteracy, Capra mendambakan masa depan umat
54
Badrud Tamam, “Peningkatan Ecoliteracy Siswa sebagai Green Consumer melalui
Pemanfaatan Kemasan Produk Konsumsi dalam Pembelajaran IPS (Tesis, UPI, Bandung, 2013),
4.
55
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 127.
31

manusia, masa depan komunitas manusia dan masa depan planet bumi ini yang

tergantung pada ecoliteracy ini, kondisi dimana manusia memiliki

kesadaranpenuh tentang pentingnya lingkungan hidup, mampu dan serius dalam

mengelola lingkungan hidup yang ada di sekitar. Capra juga menghendaki

ecoliteracy sebagai keadaan di mana orang telah memahami prinsip-prinsip

ekologi dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip ekologi dalam mengelola dan

membangun bersama kehidupan umat manusia.56

Dengan kesadaran ekologis tersebut inilah diharapkan manusia dapat

menata pola dan gaya hidup yang lebih selaras dengan alam dan lingkungan

hidup. Dengan demikian manusia menggunakan kesadaran tersebut untuk

menuntun hidupnya dalam sebuah dimensi yang berbudaya di masyarakat dan

akhirnya terciptalah sebuah masyarakat berkelanjutan. Adapun gaya hidup yang

dapat merusak lingkungan menurut Neolaka adalah gaya hidup yang menekankan

pada kenikmatan, foya-foya, berpesta pora; gaya hidup yang mementingkan

materi; gaya hidup yang konsumtif; dan gaya hidup yang mementingkan diri

sendiri. Oleh karena itu hal ini sejalan dengan gagasan Emil Salim yang

mengatakan proses pembangunan dengan pengembangan lingkungan tidak cukup

mengatur hanya pengelolaan sumber alam secara bertanggung jawab, tetapi harus

dilengkapi dengan langkah usaha pengembangan konsumsi dan pola hidup yang

wajar sesuai porsi dengan daya dukung alam yang menopang sambung sinambung

untuk jangka panjang.57

56
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 127.
57
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 125-126.
32

Akan tetapi menurut Arne Naess, perubahan pola dan gaya hidup itu tidak

hanya dilakukan oleh masing-masing individu tetapi keseluruhan masyarakat.

Pola dan gaya hidup itu harus melembaga dan menjadi budaya baru bagi

masyarakat modern yaitu budaya ramah lingkungan hidup atau yang kerap

diistilahkan Capra sebagai masyarakat berkelanjutan (sustainable society).58

Masyarakat berkelanjutan yang dikehendaki Capra adalah masyarakat

berkelanjutan yang berpolakan dan bersumberkan model ekosistem berkelanjutan

seperti komunitas tumbuhan, binatang dan mikroorganisme yang berkelanjutan.

Dari komunitas tersebut manusia belajar untuk saling terkait satu sama lain dalam

satu mata rantai kehidupan yang saling menunjang atau lebih tepatnya menganut

prinsip-prinsip ekologi. Selanjutnya manusia perlu merevitalisasi, membangun

dan menata kembali komunitas-komunitas masyarakat dengan model komunitas

ekologis yang berkelanjutan seperti dalam komunitas pendidikan, komunitas

bisnis dan komunitas politik agar prinsip-prinsip ekologi dapat diimplementasikan

dalam komunitas-komunitas tersebut sebagai prinsip-prinsip pendidikan,

manajemen, industri, teknologi, struktur sosial dan politik. Hal tersebut dilakukan

dengan tujuan untuk mempertahankan, untuk menjaga, melindungi lingkungan

hidup.59

Sejalan dengan pemikiran David W. Orr, seorang pakar pendidikan

Amerika, menambahkan bahwasannya tujuan ecoliteracy dibangun berdasarkan

pengakuan bahwa gangguan ekosistem mencerminkan gangguan pemikiran

58
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 126.
59
Eko Handoko dkk, Studi Masyarakat Indonesia , (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015),
Hlm 151.
33

seseorang atau suatu lembaga, sehingga gangguan ekosistem tersebut menjadi titik

perhatian bagi lembaga-lembaga yang berkepentingan kemudian agar mereka

serius dalam menanggapi masalah tersebut dan berusaha untuk mencari solusinya.

Dalam hal ini, krisis ekologi didalamnya mencakup tentang krisis pendidikan,

karena pendidikan berkaitan dengan pendidikan lingkungan. dikarenakan manusia

tidak bisa terpisahkan dengan alam, karena manusia adalah bagian dari alam dan

lingkungan itu sendiri.60

Hal tersebut Dengan pemahaman ecoliteracy yang dimiliki maka secara

alami akan menggeser persepsi selama ini, bahwa kebutuhan untuk melindungi

ekosistem bukan hanya dalam hal keyakinan yang dipegang oleh seseorang yang

telah berkomitmen terhadap kepedulian lingkungan, akan tetapi hal ini adalah

sebuah sistem keharusan yang memang harus dipertahankan untuk kelanjutan

kehidupan manusia. Hal inilah yang dinilai akan menjadi prioritas dalam prinsip

dasar pemikiran serta tindakan dalam masyarakat berkelanjutan. Ecoliteracy ini

dapat melibatkan berbagai banyak bidang, karena lingkungan tidak hanya berkutat

pada satu bidang melainkan menyeluruh pada segi apapun yang ada disekitar

manusia. Seperti halnya dalam bidang pendidikan, ecoliteracy ini bisa

dinampakkan dalam hal pembelajaran terhadap siswa-siswa untuk selalu peduli

terhadap lingkungan.61

c. Ekologi dan Politik Ekologi

Badrud Tamam, “Peningkatan Ecoliteracy Siswa sebagai Green Consumer melalui


60

Pemanfaatan Kemasan Produk Konsumsi dalam Pembelajaran IPS..., Hlm 5.


61
Desi utami, "Filsafat Lingkungan Hidup A. Sonny Keraf dan Penerapannya terhadap
Ekowisata di Indonesia", (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel, 2017)
34

Menurut A. Sonny keraf ada hubungan erat antara penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dengan pengelolaan lingkungan hidup yang baik bahkan

ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan yang baik

dengan pengelolaan lingkungan hidup yang baik titik penyelenggaraan

pemerintahan yang baik akan mempengaruhi dan menentukan pengelolaan

lingkungan hidup yang baik titik oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup

yang baik mencerminkan tingkat penyelenggaraan pemerintahan yang baik tanpa

penyelenggaraan pemerintahan yang baik sulit mengharapkan akan adanya

pengelolaan lingkungan yang baik.62

Ini disebabkan, penyelenggaraan pemerintahan yang baik akan

menentukan komitmen penyelenggaraan pemerintahan terhadap lingkungan hidup

titik tentu saja, Pemerintah perlu menyadari dan merasa yakin mengenai betapa

pentingnya lingkungan yang baik bagi kepentingan masyarakat dan bangsa titik

pemerintah juga perlu menyadari bahwa keteladanan dan kelalaian terhadap

lingkungan akan membawa dampak yang merugikan bagi masyarakat bangsa dan

negara baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang titik pemerintah sendiri

perlu menyadari secara serius bahwa kesalahan kebijakan di bidang lingkungan

akan sangat merugikan baik dari segi ekonomi kesehatan, lingkungan dan

lingkungan itu sendiri.63

Keseriusan dalam menangani lingkungan mengadakan pula adanya

komitmen moral pemerintah dalam mematuhi berbagai ketentuan formal dan

kebijakan yang pro lingkungan ini sangat penting Betapapun bagus dan rincinya

62
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 229.
63
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 229-230
35

ketentuan formal serta kebijakan yang lingkungan kalau komitmen moral

pemerintah tidak bisa menjamin lingkungan akan tetap terabaikan titik ini berarti,

penyelenggaraan negara harus benar-benar mempunyai integritas moral yang

diandalkan. Penyelenggaran negara harus mempunyai kredibilitas yang

memungkinkan mereka benar-benar bertindak secara profesional khususnya

bertindak sesuai dengan ketentuan, dan tidak dengan seenaknya mengangkangi

ketentuan formal yang ada baik dengan mengalahkan lingkungan untuk

mengutamakan aspek ekonomi maupun dengan mengorbankan lingkungan karena

kepentingan sempit pihak-pihak tertentu dengan kata lain moralitas pejabat publik

baik di bidang lingkungan hidup maupun di bidang lain yang terkait merupakan

faktor penting agar aturan lingkungan dan aturan terkait lainnya tidak dilanggar.64

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik di bidang lingkungan

mengadakan pula kesediaan untuk mendengar aspirasi dan kehendak masyarakat

dalam hal pengelolaan lingkungan titik alasan dasarnya dibalik ini adalah

lingkungan merupakan urusan dan tanggung jawab semua pihak. Lingkungan

bukan hanya tanggung jawab pemerintah titik demikian pula, bukan hanya

pemerintah yang paling tahu tentang pengelolaan lingkungan titik bahkan harus

diakui bahwa pemerintah sendiri harus belajar dari berbagai pihak lain khususnya

masyarakat. Karena itu, kesediaan, kesediaan berkomunikasi, bertukar pikiran dan

belajar dari berbagai pihak adalah salah satu bentuk penyelenggaraan

pemerintahan yang baik.65

C. Pandangan Islam mengenai Lingkungan

64
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 230.
65
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 234.
36

Islam merupakan agama (jalan hidup=as-syirath) yang lengkap, serba

cakup, termasuk yang berkaitan denganlingkungan. Pilihan bahwa Islam adalah

pedoman hidup manusia ini ditegaskan oleh Tuhan Allah yang telah menciptakan

kehidupan ini dalam al Qur’an. Islam merupakan agama yang sangat

memperhatikan lingkungan (eco-friendly) dan keberlanjutan kehidupan di

dunia.Banyak ayat al-Qur’an dan al Hadist yang menjelaskan,menganjurkan

bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga kelangsungan kehidupannya

dan kehidupan makhluk lain di bumi, walaupun dalam situasi yang sudah kritis.66

Salah satu pilar dalam islam mengenai pengelelolahan lingkungan yaitu Al

istishlah atau kemashlahatan. Istishlah bermakna pemeliharaan terhadap alam

termasuk kepada kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan di bumi. Hewan dan

tumbuhan diciptakan Tuhan memang diperuntukkan bagimanusia untuk

menunjang kehidupannya, dan bukan untuk dirusak. Dengan kata lain

pemanfaatan alam termasuk hewan dan manusia adalah pemanfaatan yang

berkelanjutan. Alam telah diciptakan oleh Tuhan dalam disain yang sempurna dan

setimbang, maka gangguan ciptaan dan keseimbangan ini berarti juga merupakan

perbuatan perusakan terhadap alam, yang berarti juga merusak kehidupan di alam

termasuk kehidupan manusia, dan perbuatan demikian merupakan perbuatan dosa

besar,setara dengan pembunuhan.67

Peningkatan kualitas lingkungan hidup yang dibebankan kepada manusia

sebab Allah telah menciptakan manusia dari bumi (tanah) dan menjadikan

66
Ilyas Assad, “ Teologi Lingkungan (Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif
Islam), (Yogyakarta: Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah), Hlm 20-21
67
Ilyas Assad, Teologi Lingkungan (Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif
Islam..., Hlm 30-31.
37

manusia sebagai pemakmurnya. Amanat Allah yang di bebankan kepada manusia

ialah memakmurkan bumi ini dengan kemakmuran yang mencakup segala bidang,

menegakkan masyarakat insani yang sehat dan membina peradaban insani yang

menyeluruh, mencakup semua segi kehidupan sehingga dapat mewujudkan

keadilan hukum ilahi di bumi tanpa paksaan dan kekerasan, tapi dengan pelajaran

dan kesadaran sendiri.68

Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam mencegah terjadinya

pencemaran dalam lingkungan hidup. Dalam pencegahan ini tidak hanya

dilakukan secara lahiriyah saja melainkan juga dari kesadaran manusianya itu

sendiri yang tidak lepas dari keimanan. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah dua

kata umum, yang pertama mencakup segala perbuatan yang faedah dan

barokahnya kembali kepada pribadi dan masyarakat serta di dalamnya tidak ada

paksaan dan hal buruk lainnya. Segala larangan yang tersebut dalam Qur’an dan

Sunnah adalah termasuk dalam pengertian kemungkaran. Seperti Firman Allah

dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 114, Q.S. Al-A’raf ayat 119, Q.S. Luqman ayat

27.Surah al-araf 56

Maka sudah jelas bahawa dalam pelaksanaan kewajiban itni terdapat

kemaslahatan yang besar bagi kaum muslimin. Tidak boleh seorangpun

menghindari kewajiban ini dan tidak boleh ada satu masyarakatpun yang tidak

melaksanakannya, sebab dengan tidak terlaksananya tugas wajib ini maka seluruh

masyarakat akan terjemus dalam kancah dosa, bencana maddi dan maknawi.69

68
M. Muhtarom Ilyas, Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam, (Jurnal Sosial
Humaniora Vol. 1 No. 2, 2008), Hlm 156.
69
M. Muhtarom Ilyas, Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam, (Jurnal Sosial
Humaniora Vol. 1 No. 2, 2008), Hlm 158
38

Dapat dipahami bahwa Al-Qur’an terdapat banyak tuntunan atau petunjuk

untuk memelihara alam lingkungan, manusia diperintahkan untuk memiliki

kesadaran pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan sebagaimana yang

dijelaskan dalam Al-Qur’an.


BAB III

PROFIL PERUSAHAAN DAERAH PASAR PALEMBANG JAYA

A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya

Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya awalnya merupakan hasil

reorganisasi dari dinas pasar. Dikarenakan pengelolaan perpasaran yang selama

ini dikelola oleh pemerintah kota melalui dinas pasar dirasakan sudah tidak sesuai

lagi dengan kemajuan teknologi dan persaingan global yang menuntut pelayan

serba cepat dan transparan, maka seiring dengan perkembangan Kota Palembang

sebagai kota metropolitan menuntut kualitas pelayanan diberbagai bidang

termasuk perpasaran dan persaingan usaha yang kompotitif. Untuk menjawab

tantangan di atas, pemerintah Kota Palembang telah mendirikan Perusahaan

Daerah Pasar Palembang Jaya dengan status dan kedudukan hukumnya ditetapkan

melalui Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 01 tahun 2021.70

Saat ini Perusahaan daerah pasar palembang jaya mengelolah 20 pasar,

diantaranya pasar Tangga Buntung, Lemabang, Soak Bato, Cinde, Kuto, Sako,

Sekanak, 10 Ulu, 3-4 Ulu, Gandus, Kamboja, Sekip Ujung, Kebon Semai, Km 5,

Kertapati, Yada, Padang Selasa, 16 Ilir, Talang Kelapa dan Pasar Gubah. 71 Hal ini

bertujuan untuk mengantisipasi persaingan perdagangan yang semakin tajam dan

ketat di masa yang akan datang. Oleh karena itu pemerintah kota Palembang

bertekad untuk mensejajarkan diri dengan kota besar lainnya, melalui upaya

perbaikan manajemen serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu

70

71
Dokumentasi Peusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya
40

diantaranya adalah memperbaiki citra pelayanan pasar tradisional.72Perusahaan

Daerah Pasar Palembang Jaya didirikan dengan maksud untuk:

a. Menyediakan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan lingkup

usahanya;

b. Turut serta dalam melaksanakan pembangunan Kota, menunjang

kebijakan serta program Pemerintah Kota di bidang ekonomi dan

perdagangan, serta membantu terciptanya ketahanan pangan dan

perlindungan konsumen di Kota;

c. Membangun dan mengembangkan pasar dengan menerapkan prinsip-

prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik;

d. Melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap pedagang pasar;

e. Memanfaatkan serta mendayagunakan sumber daya dan aset yang

dimiliki guna meningkatkan likuiditas, aktivitas dan profitabilitas serta

daya saing perusahaan;

f. Melaksanakan penataan dan pembinaan pedagang disekitar kawasan

pasar;

g. Meningkatkan pendapatan asli daerah;

h. Mencari keuntungan dengan tetap melaksanakan fungsi pembinaan dan

pelayanan pada masyarakat73

B. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya sebagai

berikut:
72

73
Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 1 Tahun 2021 tentang: Perusahaan Umum
Daerah Pasar Palembang Jaya
41

a. Visi

Visi PD Pasar Palembang Jaya adalah menjadikan Perusahaan pasar

terbaik dalam pengelolaan pasar Tradisional-modern.

b. Misi

1. Memberikan pelayanan yang unggul dalam pengelolaan pasar tradisional-

modern.

2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan

produk dan jasa.

3. Menyediakan dan membangun Human Capita yang berkualitas,

professional dan memiliki integritas tinggi.

4. Melaksanakan manajemen pengelolaan pasar sesuai dengan prinsip

Customer Excellent atau pelayanan terbaik.

5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.74

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perusahaan Daerah Pasar Palembang Jaya berbentuk

organisasi garis, karena kekuasaan akan mengalir secara langsung dari walikota

kemudian direktur utama, lanjut ke karyawan-karyawan bawahnya. Struktur

organisasi perusahaan pasar palembang jaya adalah sebagai berikut:75

a. Dewan Pengawas: Sekretaris Dewan Pengawas.


b. Direktur Utama.
c. Direktur Umum.
1. Bagian Umum dan Kepegawaian, membawahi:
74
Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 1 Tahun 2021 tentang: Perusahaan Umum
Daerah Pasar Palembang Jaya
75
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022 tentang: Organisasi dan Tata
Kerja Perusahaan Umum Daerah Pasar Palembang Jaya.
42

a. sub Bagian Umum; dan


b. sub Bagian Kepegawaian;
2. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat, membawahi:
a. sub Bagian Hukum; dan
b. sub Bagian Hubungan Masyarakat;
3. Bagian Keuangan, membawahi:
a. sub Bagian Akuntansi;
b. sub Bagian Anggaran dan pendapatan; dan
c. sub Bagian Perbendaharaan;
d. Direktur Operasional.
1. Bagian Penatausahaan, Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban,
membawahi:
a. sub Bagian Penatausahaan; dan
b. sub Bagian Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban;
2. Bagian Pembangunan, Pemasaran dan Bisnis, membawahi:
a. sub Bagian Pembangunan; dan
b. sub Bagian Pemasaran dan Bisnis;
3. Bagian Perizinan, Pengendalian Pasar Tradisonal Swasta dan Parkir,
membawahi:
a. sub Bagian Perizinan; dan
b. sub Bagian Pengendalian Pasar dan Parkir;
e. Unit Pasar; dan
f. Satuan Pengawas Intern.76

Adapun tugas masing-masing kepengurusan Perusahaan Daerah Pasar

Palembang Jaya sebagai Berikut:77

1. Dewan Pengawas
A. Dewan Pengawas mempunyai tugas:
a. melakukan pengawasan terhadap Perumda Pasar; dan
b. mengawasi dan memberi nasehat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan Operasional Perumda Pasar.
B. Dewan Pengawas mempunyai fungsi:
a. melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam pengurusan Perumda
Pasar;

76
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
77
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
43

b. mengambil keputusan dalam rapat Dewan Pengawas dan diluar rapat


Dewan Pengawas sepanjang seluruh anggota Dewan Pengawas setuju
tentang tata cara dan materi yang diputuskan;
c. Melaksanakan tugas pengurusan Perumda Pasar apabila terjadi
kekosongan jabatan seluruh anggota Direksi;
d. Dapat menunjuk pejabat Perumda Pasar untuk membantu dalam
pelaksanaan tugas Direksi sampai dengan pengangkatan Direksi
definitif paling lama 6 (enam) bulan;
e. Memberikan pertimbangan kepada Direksi dalam pengangkatan
Satuan Pengawas Intern;
f. Dapat membentuk komite audit dan komite lainnya yang berfungsi
membantu Dewan Pengawas;
g. Memberikan persetujuan standar operasional prosedur yang disusun
oleh Direksi;
h. Mengesahkan rencana bisnis, rencana kerja dan anggaran serta laporan
manajemen bersama dengan Direksi; dan
i. Melaksanakan kewenangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;78

2. Direktur utama
A. Direktur Utama mempunyai tugas:79
Melaksanakan perencanaan, pengoordinasian, pembinaan dan pengawasan
di bagian umum dan operasional.
B. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktur Utama
mempunyai fungsi:
a. merencanakan dan menetapkan program kerja Perusahaan serta
pengelolaan kekayaan Perusahaan;
b. menjabarkan kebijakan pokok yang telah digariskan oleh Walikota
kedalam kebijaksanaan umum Perusahaan;
c. membina, mengkoordinir, memimpin perencanaan kerja masing-
masing unit organisasi yang dibawahi;
d. bertindak sebagai otorisator dalam anggaran Perusahaan;
e. menandatangani Peraturan dan/atau Keputusan Direksi dan naskah
dinas lain yang dianggap perlu bagi Perusahaan;
f. mengevaluasi laporan untuk bahan pengambilan keputusan;

78
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
79
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
44

g. mengusulkan tarif jasa pengelolaan pasar kepada Walikota melalui


Dewan Pengawas;
h. menyusun dan mengajukan rencana anggaran tahunan Perusahaan;
i. menyusun perubahan atau tambahan anggaran yang terjadi dalam
tahun berjalan;
j. menyusun laporan keuangan dan kegiatan Perusahaan secara periodik;
k. menandatangani kontrak, cheque dan dokumen Perusahaan;
l. menyampaikan perhitungan tahunan setiap tahun buku, berupa neraca,
laporan arus kas dan daftar rugi atau laba kepada Walikota melalui
Dewan Pengawas selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun
buku berakhir;
m. bertindak atas nama Direksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf h;
n. Direktur Utama Perumda Pasar membentuk satuan pengawas intern
yang merupakan aparat pengawas intern Perumda Pasar; dan
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.80

3. Direktur umum
A. Direktur Umum mempunyai tugas:81
a. perencanaan, pengoordinasian, pembinaan dan pengawasan di bagian
umum, kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat dan keuangan.
B. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Direktur Umum
mempunyai fungsi:
a. memimpin dan mengkoordinasikan pengelolaan sumber pendapatan dan
belanja Perusahaan;
b. menyusun data statistik perkembangan pendapatan dan keuangan
Perusahaan;
c. mengawasi pengelolaan keuangan yang berhubungan dengan Bank,
Giro dan Pos;
d. menandatangani cheque;
e. menyusun inventarisasi barang milik Perusahaan;
f. mengoordinasikan kegiatan yang menyangkut hukum, hubungan
masyarakat, dan perlengkapan Perusahaan;
g. mengoordinasikan dalam hal peningkatan sumber daya manusia
Perusahaan;

80
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
81
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
45

h. menginventarisasi aset milik Perusahaan dan mengevaluasi kekayaan


Perusahaan;
i. mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan keuangan Perusahaan; dan
j. menyusun laporan keuangan Perusahaan setiap tahun;
C. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dan ayat (2) Direktur Umum membawahi:
a. Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat; dan
c. Bagian Keuangan;82

4. Direktur Operasional
A. Direktur Operasional mempunyai tugas:83
Pelaksanaan, pengoordinasian, pembinaan dan pengawasan dibagian
penatausahaan, kebersihan, keamanan, ketertiban, pembangunan,
pemasaran, bisnis, penzman, pengendalian pasar tradisonal dan swasta
serta parkir.
B. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. Direktur Operasinal
mempunyai fungsi:
a. memimpin dan mengoordinasikan kegiatan di bidang pembangunan fisik
dan fasilitas perdagangan;
b. mengoordinasikan kegiatan pemasaran dan tempat usaha;
c. mengoordinasikan dan mengawasi pengelolaan dan pemanfaatan pasar;
d. melaksanakan, mengendalikan dan mengawas1 kelancaran sistem
mekanisme kegiatan operasional Perusahaan;
e. menyelenggarakan kegiatan pembinaan pedagang;
f. memberikan fasilitas dan perizinan usaha dalam rangka pengembangan
potensi perpasaran;
g. menyelenggarakan analisis terhadap kelayakan bangunan gedung pasar
dan fasilitas penunjang;
h. melaksanakan peningkatan, pemeliharaan, perawatan sarana dan
prasarana pasar serta fasilitas penunjang lainnya;
i. mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan di bidang kebersihan,
ketertiban pasar serta urusan perparkiran pasar dan tunggakan seluruh
pasar;
j. mengoordinasikan kegiatan pengendalian pasar yang dikelola oleh
Perumda Pasar dan pihak swasta; dan

82
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
83
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
46

k. mengoordinasikan kegiatan terhadap pengembangan fasilitas usaha dan


pemasaran;
C. Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud. Direktur
Operasional membawahi:
a. Bagian Penatausahaan, kebersihan, keamanan dan ketertiban;
b. Bagian Pembangunan, Pemasaran dan Bisnis; dan
c. Bagian Perizinan, Pengendalian Pasar Tradisonal, Pasar Swasta dan
Parkir.84

84
Peraturan Walikota Palembang, Nomor 3 Tahun 2022...,Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.
DAFTAR PUSTAKA

Arnita, Supitma, dkk, 2020. "Kinerja Pemerintah terhadap Pengelolaan


Kebersihan Pasar Tradisional di Pasar Baru Kota Bangko Kabupaten
Merangin", jurnal Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Bekker, Anton. 1986. Metode-Metode Filsafat, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional, 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,


Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.

Ernawati. 2016. Skripsi “Evaluasi Kebijakan Pengelolahan Pasar Tradisional


Plaza Bandar Jaya, Lampung Tengah", Lampung: Universitas Lampung.

Febiyanti, Dwi. 2017. Skripsi “Krisis Lingkungan Hidup Dan Pandangan


Antroposentrisme Menurut A. Sonny Keraf”, Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Yogyakarta.

Hardianto, Hendra. 2020.Skripsi "Analisis Struktur Pasar Tradisional Sayuran


Kubis di Pasar KM 5 Kota Palembang", Palembang: Universitas
Muhammadiyah.

Hermawan, Yoni dan Oman Roesman, 2008.“Perilaku Pedagang Sayur dalam


Mengelola Kebersihan Lingkungan Hidup”, Jurnal Bumi Lestari 8 No.2.

Hudda, Atok Miftachul, DKK, 2019. Etika Lingkungan (Teori dan Praktik
Pembelajarannya), Malang: Penerbit Universitas Muhammadyah
Malang.

Ibrahim. 2018. Metode Penelitian (Perspektif Aqidah dan Filsafat), Makasar:


Carabaca.

Izudin, Ahmad. 2012. Skripsi "Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Tradisional


di Bantul (Analisis dari Perspektif Pengembangan Masyarakat)",
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga..

Julianti Reni, 2021“Implementasi Kebijakan Tata Kelola Pasar Rakyat


(Kecamatan Sako Sematang Borang), Jurnal Ilmu Administrasi dan
Informasi 1, No. 1.
Keraf A. Sonny, 2010. Etika Lingkungan Hidup, Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.

Keraf, A. Sonny, 2014. "Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah


Sistem Kehidupan Bersama Fritjof Capra", Yogyakarta: Kanisius.
Peraturan Daerah Kota Palembang No. 1 Tahun 2021, Perusahaan Umum Daerah
Pasar Palembang Jaya.

Salim dan Syahrum, 2012.“Metodologi Penelitian Kualitatif (Konsep dan


Aplikasi dalam Ilmu Sosial, Keagamaan dan Pendidikan)”. Bandung:
Citapustaka Media.

Sipangkar Daniel, 2018. Skripsi: “Pengelolahan Sampah Tradisional Studi


Deskriptif Pasar Tradisional Sukaramai”, Medan: USU.

Siregar indra Putra 2018. "Analisis Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Pemerintah Kota Pekanbaru Bidang Pasar dalam
Mengatasi Kebesihan dan Ketertiban Pasar Simpang Baru Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru", (Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.

Suartha, Nyoman, 2016. "Revatalisasi Pasar Tradisional Bali Berbasis


Pelanggan (Studi Kasus di Kabupaten Gianyar)", Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Tambunan, Beriman, 2017. “Tata Kelola Pasar Tradisional di Kota Pekanbaru”,


JOM FISIP Vol.4 No. 1

Taufi qurokhman, 2014. "Kebijakan Publik Pendelegasian Tanggungjawab


Negara kepada Pemerintahan", (Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Univ Moestopo Beragama Pers, 2014) Cet 1.

Utami, Desi, 2017. "Filsafat Lingkungan Hidup A. Sonny Keraf dan


Penerapannya terhadap Ekowisata di Indonesia", Skripsi S1 Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Wihardjo, Sihadi Darmo dan Henita Rahmayanti, 2021. Pendidikan Lingkungan


Hidup, Semarang: PT. NEM, Cet 1.

Wiryono, 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan, Bengkulu: Partelon Media.

Zed, Mestika, 2004. “metode penelitian kepustakaan”, Jakarta: Yayasan pustaka


obor indonesia.

Dikutip dari: (http://bappeda.sumselprov.go.id), diakses pada 1 juni 2022, pukul


19:32

Dikutip dari: https://charmingpalembang.com/detail-tempat/pasar-gubah, diakses


Senin 12 Desember 2022, 20:15 WIB
Dikutip dari: https://detiksumsel.com/pasar-cinde-sepi-pembeli-kenapa/, diakses
Senin 12 Desember 2022, 13:12 WIB

Dikutip dari: http://www.rmolsumsel.id/pasar-kuto-kian-semerawut-dprd-sumsel-


segera-temui-wali-kota-palembang, diakses Selasa 09 Agustus 2022,
09:46 WIB.

Dikutip dari: https://sumsel.inews.id/amp/berita/perdagangan-geser-ke-jalan-


pasar-tradisional-di-kota-palembang-perlu-penataan, diakses Minggu 20
November 2022, 19:32 WIB

Anda mungkin juga menyukai