OLEH :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
karunia- Nya serta kesempatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen Ternak Potong Dan
Kerja yang bertempat di Dusun Dasan Sukadana, Desa Gerantung, Kecamatan
Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Dengan tepat pada waktu sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, do’a dan bantuannya dalam penyusunan
laporan praktikum ini. Bapak Ir. Happy Poerwoto, M.P selaku dosen peengampuh
mata kuliah manajemen ternak potong dan kerja, yang telah memberikan kami
praktikum sebagai pelengkap satu SKS mata kuliah sebagai syarat kelulusan.
Praktikan
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
4.1.1 Tabel...................................................................................................
4.2 Kepemilikan Ternak....................................................................................................
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................
5.2 Saran............................................................................................................................
DAFTAR BACAAN............................................................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................................................
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Perkandangan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pemeliharaan (segitiga
produksi) ternak sapi karena kandang sangat berperan dalam usaha peningkatan produksi. Letak dan
bentuk kandang harus sesuai dengan sifat biologis temak yang dipelihara dan iklim setempat.
Pembuatan kandang perlu mendapatkan perhatian yang serius dengan mempertimbangkan unsur-unsur
efesiensi kerja dan perhitungan ekonomis serta masalah yang menyangkut lingkungan. Kandang harus
dirancang untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, mudah serta nyaman untuk
di Gabung oleh peternak, dapat meningkatkan efisiensi pemeliharaan dan tidak menimbulkan polusi.
Kandang yang dibangun bukan saja sekedar melindungi ternak dari hujan, panas, dingin dan
Angin kencang atau melindungi dari pencuri dan hewan pemangsa tetapi kandang dibangun harus
memenuhi persyaratan kandang yang baik. Kandang yang baik yaitu jauh dari pemukiman penduduk,
ventilasi dan suhu udara kandang yang baik, efisien dalam pengelolaan, kuat dan tahan lama, tidak
berdampak pada lingkungan sekitar serta memudahkan petugas dalam proses produksi seperti
pemberian pakan, pembersihan kandang dan penanganan kesehatan. Tatalaksana pemeliharaan diatas
dapat ditemukan di lokasi peternakan secara komersial maupun pada peternakan rakyat. Model
kandang yang baik, persyaratan kandang yang baik, dapat lebih memperhatikan manajemen
perkandangan untuk menunjang berdirinya suatu usaha peternakan dan mencegah timbulnya berbagai
penyakit yang dapat merugikan masyarakat.
a) Agar mahasiswa dapat mengetahui latar belakang peternak (pendidikan, pengalaman, dan
sebagainya).
b) Agar mahasiswa dapat mengetahui kondisi peternakan di masyarakat saat ini.
c) Agar mahasiswa dapat mengetahui manajemen penanganan ternak (ketersediaan pakan, minum,
perawatan, kebersihan dan kesehatan ternak).
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Pengertian Sapi Potong
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Adapun ciri-ciri
sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok, kualitas dagingnya
maksimum, laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi,
dan mudah dipasarkan (Santosa, 1995). Menurut Abidin (2006) sapi potong adalah jenis
sapi khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat
pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan
sebagai sapi bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh
pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong.
2. Kegiatan teknik yang meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan
kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu
diganti. Kegiatan teknik termasuk pula kegiatan penyelidikan sebab-sebab terjadinya
kerusakan pada peralatan tertentu dan cara-cara atau usaha-usaha untuk
memperbaikinya yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi.
Perlengkapan kandang yang harus disediakan adalah tempat pakan dan tempat
minum.Tempat pakan dan tempat minum dapat dibuat dari tembok beton yang bagian
dasarnya dibuat cekung dengan lubang pembuangan air pada bagian bawah, atau bisa juga
tempat pakan terbuat dari papan atau kayu dan tempat minum menggunakan ember
(Siregar, 2003).
BAB II
LANDASAN TEORI
Sapi potong adalah sap yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang
dimilikinya seperti tingkat pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi inilah yang
umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga
diperoleh pertambahan berat badan yang ideal untuk dipotong (Abidin, 2002).
Sapi Bali dikenal dengan nama balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos
javanicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke dalam
subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos. Sapi Bali ini diduga berasal dari pulau Bali, pulau in
sekarang merupakan pusat penyebaran/distribusi sapi untuk Indonesia, karena itu dinamakan sapi bali yang
didomestikasi sejak zaman rasejarah 3500 SM (Payne dan Rollinson, 1973).
Praktikum ini dilakukan pada tanggal Selasa, 9 Mei 2023bertempat di dusun Dasan
Sukadana, Desa Gerantung, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah.
3.1.2. Alat dan bahan Praktikum
Alat praktikum
Bahan praktikum
1. Anak
Jantan Ekor 1
Betina Ekor 3
2. Muda
Jantan Ekor 4
Betina Ekor 3
3. Dewasa
Jantan Ekor 3
Betina Ekor 6
Jumlah 20
Rata-rata 6,66
Pada pelaksanaan praktikum di Dusun Sukadana, Desa Gerantung kecamatan Praya
Tengah Kabupaten Lombok Tengah, dari 10 (sepuluh) peternak yang di wawancarai diketahui
memiliki ternak dengan total sebanyak 20 ekor sapi.
Adapun definisi operasional dalam praktikum Manajemen Temak Potong dan Kerja ini yaitu
sebagai berikut :
a) Struktur Populasi adalah : Proporsi anak, muda dan dewasa pada masing-masing jenis kelamin
ternak yang ada saat pengamatan. Yakni; dengan mencatat jumlah sapi yang dikatagorikan sebagai
anak, muda dan dewasa yang dipelihara oleh responden kemudian diidentifikasi menurut jenis
kelamin.
b) 2. Populasi Dasar adalah : Total populasi ternak yang ada pada tahun pengamatan «yakni; total dari
tegnak yang dimiliki saat pengamatan, ternak mati, ternak keluar (dijual, dipotong pengembalian
kadasan, disumbangkan dIl) dikurangi ternak yang dibeli pada tahun tersebut.
c) Service per Conception (S/C) adalah : Jumlah perkawinan untuk satu kebuntingan/berapa kali
ternak dikawinkan alam/(B)
d) untuk menghasilkan
e) kebuntingan
f) Angka Kelahiran (Calf Cröp/Calving Rate) adalah: Jumlah anal yang lahir pertahun dibagi dengan
jumlah betina dewasa atau populasi dikcali 100%.
g) Panen Pedet adalah : Dihitung dari jumlah anak yang lahir hidup dalam setahun dibagi dengan
jumlah betina dewasa atau populasi dikali 100%.
h) Umur Produktif adalah : Umur mulai digunakan dalam pembiakan sampai dijual atau afkir.
i) Lama digunakan dalam Pembiakan adalah : Lama waktu sejak pertama kali kawin(anak I) sampai di
afkir Jumlah anak yang dapat dilahirkan selama hidup dikurangi satu dikalikan jangka beranak
dikurangi umur kawin I.
j) Angka Kemajiran adalah : Jumlah sapi jantan (kebini) dan betina yang tidak mampu menghasilkan
keturunan.
k) Umur Afkir adalah : Dihitung berdasarkan jumlah anak yang dapat dilahirkan induk selama hidup
dikurangi satu dikalikan jangka beranak dan ditambah dengan umur kawin I. Dapat juga diketahui
berdasarkan rata-rata umur terak dijual/ dipotong.
l) Angka Kematian adalah : Persentase ternak yang mati dalam satu tahun dari populasi dan atau
betina dewasa.
m) Pertumbuhan Alami / Natural Increase (NI) adalah : Selisih antara angka kelahiran dengan angka
kematian.
PEMILIKAN TERNAK
NO PETERNAK JENIS TERNAK JUMLAH TERNAK
1 Nurhasanah Berangus dan 2
bali
2 Nurhida Bali 2
Yanti
3 Ukaini Bali 3
4 Musaidi Bali 3
5 Sahini Bali 2
6 Sahuji Bali 3
7 Mahnim Simental 3
8 M Yasir Bali 3
9 Saleh Bali 4
ibrahim
10 Rohani Simental 2
Jumlah 27
Rata-rata 2,7
Dari data di atas, rata-rata peternak memelihara sapi bali,simental dan berangus,tidak
ada yang memelihara sapi dari bangsa yang lain. Jumlah ternak yang ada di kelompok ternak
tersebut berjumlah 27 ekor.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan, didapatkan data bahwa sapi-sapi yang berada di
kelompok ternak tersebut Sistem pemeliharaannya menggunakan sistem intensif atau ternak di pelihara
didalam kandang. Ternak diikat dikandang sehingga kebutuhan ternak disiapkan oleh para peternak
seperti Pakan, air minum dan obat-obatannya. Umumnya para peternak selalu memelihara ternak di
dalam kandang dikarenakan kurangnya lahan penggembalaan dan juga ternak tidak diberi kebebasan
untuk mencari makannya sendiri sesuai dengan tujuan pemeliharaanya yaitu penggemukan sapi.
Model kandang yang digunakan oleh peternak yaitu kandang tradisional karena kandang
menggunakan atap seng dan lantai terbuat dari tanah yang dipadatkan dan juga tempat pakan terbuat dari
kayu.
Tabel 4.3.1 Pemeliharaan Ternak
Pemeliharaan Ternak
No Peternak
Pemberian
Memandikan
Air minum
Ternak Garam
Frek (kali) Vol. (L/ek/hari)
1 Nurhasanh Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu-waktu 2 12
2 Nurhidayanti Ya, sewaktu-waktu Tidak pernah 2 12
3 Ukaini Jarang Tidak pernah 2 8
4 Musaidi Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu-waktu 2 12
5 Sahini Ya, sewaktu-waktu Tidak pernah 2 8
6 Sahuji Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu waktu 2 10
7 Mahnim Jarang Tidak pernah 2 8
8 M yasir Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu-waktu 2 6
9 Saleh Ya, sewaktu-waktu Ya,sewaktu-waktu 2 8
ibrahim
10 Rohani Ya, sewaktu-waktu Ya,sewaktu-waktu 2 10
Jumlah 20 94
Rata-rata 2 9,4
4.3 Manajmen Ternak
Produktivitas utama dari ternak potong adalah banyaknya daging yang dihasilkan.
Pengukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi penting sekali dan sangat bermamfaat, karena
postur tubuh ternak berkaitan dengan kapasitas produksi daging dari ternak tersebut. Panjang
badan ternak diukur menggunakan pita ukur mulai dari ujung sendi bahu (tulang scapula)
sampai ujung bangkul (tulang duduk) dan Lingkar dada diukur menggunakan pita ukur
dengan
cara melingkari dada ternak. Satuan yang digunakan untuk mengukur tubuh ternak yaitu centi
meter (cm). Pendugaan bobot badan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
Pita ukur
Pita ukur dapat digxcunakan untuk mengestimasi bobot badan dengan melihat
angka pada pita ukur dan menyesuaikannya dengan lingkar dada.
Rumus
Penghitungan dengan panjang badan dikali dengan lingkar dada kudrat dibagi
dengan konstanta 10840.
Rumus:
BB=Panjang Badan X (Lingkar Dada) 2
4.4 Manajmen Pakan
4.4.1. Tatalaksana Pemberian Pakan
Daun - -
mangga
Daun
4 8 15 - -
nangka
Daun turi 3 5 10
- -
Limbah
- -
batang
pisang
Pemberian pakan dilakukan secara adlibitium, artinya pakan disediakan setiap waktu
untuk ternak. Pemberian pakan oleh peternak dilakukan 3 kali sehari yaitu pada saat pagi, siang
dan sore hari. Pakan yang diberikan diberikan peternak adalah rumput lapangan, daun mangga,
daun nangka, daun turi dan limbah batang pisang. Selain itu, ada peternak yang memberikan
garam kepada ternaknya sewaktu-waktu. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari adalah empat
karung, dalam satu karung rata-rata berat pakanna adalah 20 kg, pakan ini didapatkan dengan cara
dicari sendiri oleh peternak.
A. Penerimaan
- Penjualan sapi
1. Jantan 1 17.000.000 17.000.000
2. Betina
1 15.000.000 15.000.000
- - -
- - -
- Penjualan kotoran - -
variable)
C. Gross margin (a-b) Rp 35.000.000
D. Biaya tetap -
- Lain-lain -
Jumlah biaya tetap - Rp 5.600.000
E. Total biaya (b+d) - Rp 19.600.000
Pendapatan bersih (a-e) Rp 25.200.000
Data diatas merupakan pendapatan peternak di dusun Dasan Kebon, Desa Sembung,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat selama 1 tahun. Sumber utama pendapatan
peternak di kelompok ini adalah dari hasil penjualan ternak ditambah dengan sisa ternak yang
masih ada.
Untuk biaya Variabel (biaya tidak tetap) yang termasuk adalah biaya pengadaan pakan,
biaya untuk perkawinan ternak, obat-obatan untuk ternak danlain-lain. Pakan hijauan tidak
dibeli, untuk garam peternak tidak mengeluarkan biaya yang banyak karena garam sangat
jaran diberikan. Disamping itu, peternak juga mengeluarkan biaya untuk pengadaan kandang,
pengadaan peralatan dan lain-lain.
Berdasarkan hasil wawancara bersama peternak rata-rata pada tahun ini para peternak
hanya dapat menjual sapi 1-3 ekor tidak menentu tergantung kondisi ternak tersebut. Total
penjualan ternak ada 3 ekor. Sehingga total penjualan sapi sebesar Rp.49.000.000, jumlah
penerimaan total Rp.25.200.000. Kemudian total jumlah pengeluaran sebesar
Rp.14.000.000.,dan total biaya tetapsebesar Rp.5.600.000 sehingga total pendapatan bersih
peternak sebesar Rp.25.200.000
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di kelompok ternak Pternakan
Asuhan Keluarga Assolihin, Dusun Bagik Nunggal Peteluan Indah, Kecamatan
Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, kami dapat mengambil kesimpulan:
1. Rata-rata pendidikan peternak tamat SD (Sekolah Dasar).
2. Tatalaksana pemeliharaannya adalah dikandangkan dan diikat secara terus
menerus.
3. Sistem perkandangannya menggunakan tipe ganda dan kesehatan ternak cukup
bagus.
4. Tatalaksana perkembang biakan menggunakan kawin alam dan inseminasi buatan.
5. Tatalaksana pakan para peternak mencari, menanam dan ada juga yang membeli.
6. Produktivitas ternak masih rendah.
7. Untuk sistem pemasarannya para peternak menjual di saudagar yang langsung
datang.
8. Kendala utama para peternak adalah kurangya pakan dan kurangnya pejantan
yang ada di daerah tersebut, sehingga para peternak membeli dan untuk
reproduksinya peternak kadang-kadang menggunakan sinstem inseminasi buatan.
5.2 SARAN
Sebaiknya praktikum ini dilakukan secara bersamaan dengan dosen agar
praktikum ini berjalan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan dan diinginkan
agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan terjadi. Semoga praktikum
selanjutnya lebih baik dari praktikum yang sebelumnya.
DAFTAR BACAAN