Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA

KELOMPOK TERNAK RIZKI NOMPLOK, DUSUN SUKADANA, DESA GERANTUNG,


KECAMATAN PRAYA TENGAH, KABUPATEN LOMBOK TENGAH

OLEH :

MOCHAMAD RESTU JULIAN B1D021251


MOH SIGIT HARDI B1D021252
MUH HASBIALLAH B1D021255
MUHAMAD ISKANDAR B1D021256
MUHAMMAD RIFAL HADI B1D021257

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
karunia- Nya serta kesempatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen Ternak Potong Dan
Kerja yang bertempat di Dusun Dasan Sukadana, Desa Gerantung, Kecamatan
Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Dengan tepat pada waktu sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, do’a dan bantuannya dalam penyusunan
laporan praktikum ini. Bapak Ir. Happy Poerwoto, M.P selaku dosen peengampuh
mata kuliah manajemen ternak potong dan kerja, yang telah memberikan kami
praktikum sebagai pelengkap satu SKS mata kuliah sebagai syarat kelulusan.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan laporan


praktikum ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi kami di penulisan
laporan praktikum yang akan datang. Akhir kata kami berharap semoga laporan
praktikum ini dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.

Mataram,9 Mei 2023

Praktikan
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................

1.1. Latar Belakang............................................................................................................


1.2. Tujuan Praktikum........................................................................................................
1.3. Kegunaan Praktikum...................................................................................................
1.4. Tinjauan Pustaka .........................................................................................................
1.4.1. Pengertian Sapi Potong..................................................................
1.4.2. Manajemen Pemeliharaan...............................................................
1.4.3. Metode Pemberian Pakan dan Penyusunan Ransum Sapi Potong..
1.4.4. Produktivitas Ternak Potong...........................................................
1.4.5. Manajemen Perkandangan...............................................................
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................................

2.1. Macam-macam Usaha Ternak Sapi..............................................................................

2.2. Masalah Utama dalam Ternak Sapi..............................................................................

2.3. Prospek Ternak Sapi.................................................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM ATAU PENGAMATAN...............................................................

3.1 Materi dan Metode Praktikum.......................................................................................

3.1.1 Waktu dan Tempat Praktikum

3.1.2 Alat dan Bahan Praktikum

3.2 Variabel Yang Diamati

3.3 Devisi Oprasional

3.4 Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................

4.1. Profil Peternak..............................................................................................................

4.1.1 Tabel...................................................................................................
4.2 Kepemilikan Ternak....................................................................................................

4.2.1 Tabel Kepemilikan Ternak..............................................................

4.3 Manajemen Kandang....................................................................................................

4.4 Manajemen Ternak......................................................................................................

4.5 Manajemen Pakan.......................................................................................................

4.5.1 Tatalaksana Pemberian Pakan........................................................

4.6 Manajemen Pemasaran................................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................

5.1 Kesimpulan..................................................................................................................

5.2 Saran............................................................................................................................

DAFTAR BACAAN............................................................................................................................

LAMPIRAN.........................................................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1. Variabel Ternak............................................................................................................

Tabel 4.1.1. Identitas Peternak..........................................................................................................

Tabel 4.2.1. Kepemilikan Ternak......................................................................................................


Tabel 4.3.1. Pemeliharaan Ternak................................................................................................... .

Tabel 4.4.1. Produksi Ternak.............................................................................................................

Tabel 5.1.1. Tatalaksana Pemberian Pakan........................................................................................

Tabel 6.1.1. Pendapatan Bersih Peternak...........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ternak potong merupakan salah satu penghasil daging yang memiliki nilai gizi dan ekonomi
tinggi. Disamping itu, produksi sapi potong di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan
permintaan daging sehingga usaha penggemukan sapi potong mempunyai potensi yang baik untuk
dikembangkan. Salah satu penyedia daging untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia adalah
dari para peternak yang memelihara bangsa sapi lokal dan sapi hasil persilangan sapi lokal dengan
sapi impor. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam mengembangkan dan meningkatkan
produktivitas sapi- sapi lokal dan sapi importersebut seperti manajemen pemeliharaan yang baik.
Peningkatan populasi sapi potong disebabkan oleh perkembangan dan kemajuan informasi mengenai
dunia peternakan, sementara peningkatan populasi penduduk juga semakin meningkat sebagai pangsa
pasar bagi peternak sehingga peternak bergairah dalam memelihara sapi potong sebagai mata
pencaharian mereka.
Pemeliharaan sapi tidak hanya bagaimana sapi-sapi yang dipelihara bisa makan dan tumbuh
besar begitu saja. Peternak harus memperhatikan aspek-aspek terkait dalam hal pemeliharaan sapi.
Aspek-aspek tersebut meliputi pakan yang diberikan, perkandangan, penanganan kesehatan,
perkawinan, pengelolaan limbah, serta aspek terkait lainnya diharapkan akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi. Kendala yang terdapat di dalam pemeliharaan sapi potong diantaranya
adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Good Farming Practices dan penerapannya yang
menyebabkan pemeliharaan sapi-sapi tersebut kurang maksimal.

Perkandangan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pemeliharaan (segitiga
produksi) ternak sapi karena kandang sangat berperan dalam usaha peningkatan produksi. Letak dan
bentuk kandang harus sesuai dengan sifat biologis temak yang dipelihara dan iklim setempat.
Pembuatan kandang perlu mendapatkan perhatian yang serius dengan mempertimbangkan unsur-unsur
efesiensi kerja dan perhitungan ekonomis serta masalah yang menyangkut lingkungan. Kandang harus
dirancang untuk memenuhi persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, mudah serta nyaman untuk
di Gabung oleh peternak, dapat meningkatkan efisiensi pemeliharaan dan tidak menimbulkan polusi.

Manajemen perkandangan merupakan salah satu bentuk pengelolaan perkandangan yang


meliputi fungsi kandang, jenis-jenis kandang dan tipe-tipe kandang. Fungsi kandang sebagai tempat
berlindung sekaligus berlangsungnya berbagai aktivitas dari ternak. Jenis kandang meliputi kandang
individu, kandang kelompok, kandang pejantan, kandang beranak, kandang karantina. Manajemen
perkandangan yang belum sesuai dengan persyaratan dapat mengganggu produktivitas ternak dan
berdampak pada lingkungan sekitar.

Kandang yang dibangun bukan saja sekedar melindungi ternak dari hujan, panas, dingin dan
Angin kencang atau melindungi dari pencuri dan hewan pemangsa tetapi kandang dibangun harus
memenuhi persyaratan kandang yang baik. Kandang yang baik yaitu jauh dari pemukiman penduduk,
ventilasi dan suhu udara kandang yang baik, efisien dalam pengelolaan, kuat dan tahan lama, tidak
berdampak pada lingkungan sekitar serta memudahkan petugas dalam proses produksi seperti
pemberian pakan, pembersihan kandang dan penanganan kesehatan. Tatalaksana pemeliharaan diatas
dapat ditemukan di lokasi peternakan secara komersial maupun pada peternakan rakyat. Model
kandang yang baik, persyaratan kandang yang baik, dapat lebih memperhatikan manajemen
perkandangan untuk menunjang berdirinya suatu usaha peternakan dan mencegah timbulnya berbagai
penyakit yang dapat merugikan masyarakat.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukan praktikum ini, yaitu :

a) Untuk dapat lebih mengenal model dan sistem peternakan di rakyat.


b) Untuk dapat menilai tingkat pemilikan ternak bila dikaitkan dengan sistem pemeliharaan yang
dilaksanakan oleh peternak.
c) Untuk dapat menganalisa faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah pemilikan ternak dari
manusia yang melaksanakan.
d) Untuk dapat menggambarkan struktur populasi ternak pada kelompok tersebut.
e) Untuk dapat membuat kesimpulan faktor apayang diperlukan untuk dapat meningkatkan
pemilikan ternak.

1.3 Kegunaan Praktikum


Adapaun manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

a) Agar mahasiswa dapat mengetahui latar belakang peternak (pendidikan, pengalaman, dan
sebagainya).
b) Agar mahasiswa dapat mengetahui kondisi peternakan di masyarakat saat ini.
c) Agar mahasiswa dapat mengetahui manajemen penanganan ternak (ketersediaan pakan, minum,
perawatan, kebersihan dan kesehatan ternak).
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Pengertian Sapi Potong
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Adapun ciri-ciri
sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok, kualitas dagingnya
maksimum, laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi,
dan mudah dipasarkan (Santosa, 1995). Menurut Abidin (2006) sapi potong adalah jenis
sapi khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat
pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan
sebagai sapi bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh
pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong.

1.4.2 Manajemen Pemeliharaan


Manajemen pemeliharaan merupakan sistem yang terdiri dari beberapa elemen
berupa fasilitas (machine), penggantian komponen atau sparepart (material), biaya
pemeliharaan (money), perencenaan kegiatan pemeliharaan (method), dan eksekutor
pemeliharaan (man). Elemen-elemen tersebut saling terkait dan berinteraksi dalam
kegiatan pemeliharaan di industri (Ansori, 2013).

Terdapat lima tugas pokok di dalam sebuah organisasi pemeliharaan. Tugas-tugas


pokok tersebut antara lain (Assauri, 2008):
1. Kegiatan inspeksi yang meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala
bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-
laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.

2. Kegiatan teknik yang meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan
kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu
diganti. Kegiatan teknik termasuk pula kegiatan penyelidikan sebab-sebab terjadinya
kerusakan pada peralatan tertentu dan cara-cara atau usaha-usaha untuk
memperbaikinya yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi.

3. Kegiatan produksi yakni kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya yaitu memperbaiki


dan mereparasi mesin atau peralatan. Secara fisik melaksanakan pekerjaan yang
disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik.
4. Pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai
biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan,
komponen atau spare part yang dibutuhkan, laporan mengenai pemeliharaan yang
telah dilakukan. Kegiatan pencatatan ini termasuk dalam penyusunan rencana dan
penjadwalan kapan dilaksanakannya pemeliharaan.
5. Pemeliharaan bangunan yakni kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap
terpelihara dan terjamin kebersihannya. Kegiatan pemeliharaan bangunan juga
meliputi pembersihan, pengecatan dan kegiatan yang tidak termasuk dalam kegiatan
teknik dan produksi dari bagian pemeliharaan (maintenance).

1.4.3 Metode Pemberian Pakan dan Penyusunan Ransum Sapi Potong


 PH rumen harus stabil untuk efisiensi rumen yang maksimum.  Jika hewan
memakan atau diberi makan konsentrat terlebih dahulu, mereka akan memproduksi sedikit
air liur dan oleh karena itu rumen akan lebih asam. Dengan memberi makanan kasar
dahulu, ternak sudah akan memproduksi air liur untuk menyeimbangkan porsi konsentrat
makanan mereka. Pakan kasar harus dipotong dengan panjang yang benar antara 2,5 dan 3
cm untuk pemamahbiakan yang memadai.

1.4.4 Produktivitas Ternak Potong


Secara umum produktivitas seekor ternak ditentukan oleh tiga faktor yaitu genetik,
lingkungan, dan umur. Faktor keturunan akan mempengaruhi performa seekor ternak dan
faktor lingkungan merupakan pengaruh kumulatif yang dialami oleh ternak sejak
terjadinya pembuahan hingga dewasa (Basir wello, 2011). Produktivitas juga ditentukan
oleh pakan, jika pakan yang diberikan nutrisinya rendah maka akan berpengaruh
produktivitas ternak tersebut.

1.4.5 Manajemen Perkandangan


Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga
pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, harus bisa
menjamin hidup yang sehat dan nyaman.Bangunan kandang harus memberikan jaminan
hidup yang nyaman bagi sapi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan tata
laksana. Oleh karena itu konstruksi, bentuk, macam kandang harus dilengkapi dengan
ventilasi yang sempurna, dinding, atap, lantai, tempat pakan, tempat minum, serta adanya
saluran drainase  yang menuju bak penampung kotoran
Sedapat mungkin bangunan kandang tunggal dibangun menghadap ke timur dan
kandang ganda membujur ke arah utara selatan.Sehingga hal ini memungkinkan sinar pagi
bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa. Sinar pagi besar artinya
bagi kehidupan ternak karena membantu proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh/
unsur ultraviolet berfungsi sebagai desinfektan dan pembasmi bibit penyakit, serta
mempercepat proses pengeringan kandang yang basah akibat air kencing ataupun air
pembersih (Sudarmono dan Sugeng, 2008).

Perlengkapan kandang yang harus disediakan adalah tempat pakan dan tempat
minum.Tempat pakan dan tempat minum dapat dibuat dari tembok beton yang bagian
dasarnya dibuat cekung dengan lubang pembuangan air pada bagian bawah, atau bisa juga
tempat pakan terbuat dari papan atau kayu dan tempat minum menggunakan ember
(Siregar, 2003).
BAB II
LANDASAN TEORI

Sapi potong adalah sap yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang
dimilikinya seperti tingkat pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi inilah yang
umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga
diperoleh pertambahan berat badan yang ideal untuk dipotong (Abidin, 2002).

Sapi Bali dikenal dengan nama balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos
javanicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke dalam
subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos. Sapi Bali ini diduga berasal dari pulau Bali, pulau in
sekarang merupakan pusat penyebaran/distribusi sapi untuk Indonesia, karena itu dinamakan sapi bali yang
didomestikasi sejak zaman rasejarah 3500 SM (Payne dan Rollinson, 1973).

2.1. Macam-macam Usaha Ternak Sapi:


a) Peternakan Penggemukan: Usaha ini fokus pada pemberian pakan dengan tujuan
meningkatkan berat badan sapi dalam waktu singkat.
b) Peternakan Perah: Usaha ini bertujuan untuk memproduksi susu sapi dengan memelihara
sapi-sapi betina yang produktif.
c) Peternakan Pedaging: Usaha ini difokuskan pada pemeliharaan sapi-sapi dengan tujuan
mendapatkan daging yang berkualitas.

2.2. Masalah Utama dalam Ternak Sapi:


a) Kesehatan Ternak: Penyakit dan gangguan kesehatan dapat menjadi masalah utama dalam
usaha ternak sapi. Contohnya, penyakit infeksi, parasit, dan gangguan reproduksi.
b) Manajemen Pakan: Menyediakan pakan yang cukup dan berkualitas merupakan tantangan
utama dalam usaha ternak sapi. Ketersediaan pakan hijauan, hijauan pakan tambahan, dan
suplemen pakan yang sesuai harus dipertimbangkan.
c) Manajemen Lingkungan: Persoalan limbah ternak dan pengelolaan lingkungan peternakan
yang berkelanjutan juga menjadi masalah penting yang perlu diatasi.
d) Pasar dan Harga: Fluktuasi harga ternak dan daging dapat mempengaruhi keuntungan usaha.
Selain itu, persaingan di pasar juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

2.3. Prospek Ternak Sapi:


a) Permintaan Daging Sapi: Permintaan akan daging sapi masih tinggi dan cenderung
meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
b) Potensi Ekspor: Ternak sapi memiliki potensi untuk diekspor ke pasar internasional,
terutama jika kebutuhan dan standar kualitas terpenuhi.
c) Pengembangan Teknologi: Penggunaan teknologi dalam ternak sapi, seperti pengelolaan
pakan, reproduksi, dan kesehatan ternak, dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
produktivitas usaha.
d) Kebijakan Dukungan: Dukungan kebijakan pemerintah dalam bentuk subsidi, bantuan
teknis, dan pengembangan infrastruktur peternakan dapat membantu meningkatkan prospek
usaha ternak sapi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM ATAU PENGAMATAN

3.1. Materi dan metode praktikum

3.1.1.Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilakukan pada tanggal Selasa, 9 Mei 2023bertempat di dusun Dasan
Sukadana, Desa Gerantung, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah.
3.1.2. Alat dan bahan Praktikum
 Alat praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu :


1. Tongkat ukur
2. Alat tulis
3. Pita ukur

 Bahan praktikum

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu :


1. Sapi Peternak
2. Pakan Ternak
3. Kandang Ternak

3.2 Variable yang diamati


Tabel 3.2.1 variable ternak
No.
Variabel Satuan Jumlah

1. Anak
Jantan Ekor 1
Betina Ekor 3
2. Muda
Jantan Ekor 4
Betina Ekor 3
3. Dewasa
Jantan Ekor 3
Betina Ekor 6
Jumlah 20
Rata-rata 6,66
Pada pelaksanaan praktikum di Dusun Sukadana, Desa Gerantung kecamatan Praya
Tengah Kabupaten Lombok Tengah, dari 10 (sepuluh) peternak yang di wawancarai diketahui
memiliki ternak dengan total sebanyak 20 ekor sapi.

3.3 Devinisi Oprasional

Adapun definisi operasional dalam praktikum Manajemen Temak Potong dan Kerja ini yaitu
sebagai berikut :
a) Struktur Populasi adalah : Proporsi anak, muda dan dewasa pada masing-masing jenis kelamin
ternak yang ada saat pengamatan. Yakni; dengan mencatat jumlah sapi yang dikatagorikan sebagai
anak, muda dan dewasa yang dipelihara oleh responden kemudian diidentifikasi menurut jenis
kelamin.
b) 2. Populasi Dasar adalah : Total populasi ternak yang ada pada tahun pengamatan «yakni; total dari
tegnak yang dimiliki saat pengamatan, ternak mati, ternak keluar (dijual, dipotong pengembalian
kadasan, disumbangkan dIl) dikurangi ternak yang dibeli pada tahun tersebut.
c) Service per Conception (S/C) adalah : Jumlah perkawinan untuk satu kebuntingan/berapa kali
ternak dikawinkan alam/(B)
d) untuk menghasilkan
e) kebuntingan
f) Angka Kelahiran (Calf Cröp/Calving Rate) adalah: Jumlah anal yang lahir pertahun dibagi dengan
jumlah betina dewasa atau populasi dikcali 100%.
g) Panen Pedet adalah : Dihitung dari jumlah anak yang lahir hidup dalam setahun dibagi dengan
jumlah betina dewasa atau populasi dikali 100%.
h) Umur Produktif adalah : Umur mulai digunakan dalam pembiakan sampai dijual atau afkir.
i) Lama digunakan dalam Pembiakan adalah : Lama waktu sejak pertama kali kawin(anak I) sampai di
afkir Jumlah anak yang dapat dilahirkan selama hidup dikurangi satu dikalikan jangka beranak
dikurangi umur kawin I.
j) Angka Kemajiran adalah : Jumlah sapi jantan (kebini) dan betina yang tidak mampu menghasilkan
keturunan.
k) Umur Afkir adalah : Dihitung berdasarkan jumlah anak yang dapat dilahirkan induk selama hidup
dikurangi satu dikalikan jangka beranak dan ditambah dengan umur kawin I. Dapat juga diketahui
berdasarkan rata-rata umur terak dijual/ dipotong.
l) Angka Kematian adalah : Persentase ternak yang mati dalam satu tahun dari populasi dan atau
betina dewasa.
m) Pertumbuhan Alami / Natural Increase (NI) adalah : Selisih antara angka kelahiran dengan angka
kematian.

3.4 Analisis Data


Analisis data di yang di gunakan berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan peternak
Kelompok Tani Ternak Rezki Nomplok, dusun sukadana, desa gerantung, kecamatan praya tengah,
kabupaten Lombok Tengah yang meliputi jumlah pemberian pakan, tinggi badan, berat badan
berdasarkan pita ukur, dan hitungan seta kemudian data atau hasil di tabulasi menurut jenis
perhitungannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Peternak
Tabel 4.1.1 Identitas Peternak
Nama Umur Pendidi Tanggun Pekerjaan PEMILIKI LAHAN KURSUS Pengala
Petern kan gan Pokok Sampin PEKARAN SAW KEB PERN TIDAK man
ak gan GAN AH UN AH PERN beternak
AH
Nurhasan 35 SD 1 Orang Petern Petani 3 Are - - 5 Tahun
ah Tahun ak
Nurhiday 25 SMP 2 Orang Petern - 1,3 Are 9 Are - 10 Tahun
anti Tahun ak
Ukaini 45 SD 1 Orang Petern Buruh 1 Are - - 10 Tahun
Tahun ak
Musaidi 38 SD 1 0rang Petani Peternak 1,5 Are - 25 Tahun
Tahun
Sahini 34 SD 1 Orang Buruh Peternak 5 Are - - 2 Tahun
Tahun
Sahuji 50 SMP 3 0rang Petani Peternak 2 Are 5 Are - 20 Tahun
Tahun
Mahnim 54 SMK 4 Orang Petani Peternak ½ Are 8 Are - 20 Tahun
Tahun
M yasir 65 SD 3 Orang Petani Peternak 1 Are 3 Are - 10 Tahun
Tahun
Saleh 42 SD 3 Orang Petern Petani 1 Are - - 20 Tahun
Tahun ak
Rohani 50 Mts 2 Orang Buruh Peternak 1 Are - - 18 Tahun
Tahun
4.2 Kepemilikan Ternak

Tabel 4.2.1. Kepemilikan Ternak

PEMILIKAN TERNAK
NO PETERNAK JENIS TERNAK JUMLAH TERNAK
1 Nurhasanah Berangus dan 2
bali
2 Nurhida Bali 2
Yanti
3 Ukaini Bali 3
4 Musaidi Bali 3
5 Sahini Bali 2
6 Sahuji Bali 3
7 Mahnim Simental 3
8 M Yasir Bali 3
9 Saleh Bali 4
ibrahim
10 Rohani Simental 2
Jumlah 27
Rata-rata 2,7

Dari data di atas, rata-rata peternak memelihara sapi bali,simental dan berangus,tidak
ada yang memelihara sapi dari bangsa yang lain. Jumlah ternak yang ada di kelompok ternak
tersebut berjumlah 27 ekor.

4.3 Manajmen Kandang

Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan, didapatkan data bahwa sapi-sapi yang berada di
kelompok ternak tersebut Sistem pemeliharaannya menggunakan sistem intensif atau ternak di pelihara
didalam kandang. Ternak diikat dikandang sehingga kebutuhan ternak disiapkan oleh para peternak
seperti Pakan, air minum dan obat-obatannya. Umumnya para peternak selalu memelihara ternak di
dalam kandang dikarenakan kurangnya lahan penggembalaan dan juga ternak tidak diberi kebebasan
untuk mencari makannya sendiri sesuai dengan tujuan pemeliharaanya yaitu penggemukan sapi.

Model kandang yang digunakan oleh peternak yaitu kandang tradisional karena kandang
menggunakan atap seng dan lantai terbuat dari tanah yang dipadatkan dan juga tempat pakan terbuat dari
kayu.
Tabel 4.3.1 Pemeliharaan Ternak
Pemeliharaan Ternak
No Peternak
Pemberian
Memandikan
Air minum
Ternak Garam
Frek (kali) Vol. (L/ek/hari)
1 Nurhasanh Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu-waktu 2 12
2 Nurhidayanti Ya, sewaktu-waktu Tidak pernah 2 12
3 Ukaini Jarang Tidak pernah 2 8
4 Musaidi Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu-waktu 2 12
5 Sahini Ya, sewaktu-waktu Tidak pernah 2 8
6 Sahuji Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu waktu 2 10
7 Mahnim Jarang Tidak pernah 2 8
8 M yasir Ya, sewaktu-waktu Ya, sewaktu-waktu 2 6
9 Saleh Ya, sewaktu-waktu Ya,sewaktu-waktu 2 8
ibrahim
10 Rohani Ya, sewaktu-waktu Ya,sewaktu-waktu 2 10
Jumlah 20 94
Rata-rata 2 9,4
4.3 Manajmen Ternak

Tabel 4.3.1. Produksi Ternak

Umur Warna Panjang Lingkar Tinggi badan

No. SEX Terna Ternak Badan Dada (cm)


k (thn) (cm)

1. Betina 6 th Merah bata 118 171 119


2. jantan 1 th Merah bata 120 142 117
3. Betina 8 bulan coklat 100 95 110
4. Betina 3 th coklat 123 133 116
5. Betina 2,5 th Merah bata 120 131 115
6. Betina 2 th Merah bata 115 127 119
7. Jantan 2,5 th Merah bata 119 125 118
8. Jantan 4 th Merah bata 135 148 123
9. Betina 1 th Merah bata 117 119 125
10. Jantan 2 th Merah bata 118 168 120
11. Betina 8 bulan Merah bata 119 168 119
12. Jantan 1 th Merah bata 110 134 129
13. Jantan 3,5 th coklat 120 135 129
14. Jantan 2 th coklat 130 130 120
15. Jantan 1,8 th coklat 125 140 130
16. Jantan 3 th coklat 131 138 129
17. Betina 2 th Merah Bata 118 168 140
18. Betina 1 th Merah Bata 120 119 115
19. Betina 3,5 th Merah bata 121 182 120
20. Jantan 2 th Merah bata 125 146 118
Jumlah 2404 2673 2313
Rata-rata 120,2 133,65 115,65

Produktivitas utama dari ternak potong adalah banyaknya daging yang dihasilkan.
Pengukuran bagian-bagian tubuh ternak sapi penting sekali dan sangat bermamfaat, karena
postur tubuh ternak berkaitan dengan kapasitas produksi daging dari ternak tersebut. Panjang
badan ternak diukur menggunakan pita ukur mulai dari ujung sendi bahu (tulang scapula)
sampai ujung bangkul (tulang duduk) dan Lingkar dada diukur menggunakan pita ukur
dengan
cara melingkari dada ternak. Satuan yang digunakan untuk mengukur tubuh ternak yaitu centi
meter (cm). Pendugaan bobot badan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
 Pita ukur

Pita ukur dapat digxcunakan untuk mengestimasi bobot badan dengan melihat
angka pada pita ukur dan menyesuaikannya dengan lingkar dada.

 Rumus

Penghitungan dengan panjang badan dikali dengan lingkar dada kudrat dibagi
dengan konstanta 10840.
Rumus:
BB=Panjang Badan X (Lingkar Dada) 2
4.4 Manajmen Pakan
4.4.1. Tatalaksana Pemberian Pakan

Tabel 4.4.1 Tatalaksana Pemberian Pakan


Jumlah pakan
Bahan Asal Sisa
(kg/ekor/hari)
Pakan
Anak Muda Dewasa Beli Tanam Cari
Rumput
5 12 30 - - 
Lapangan

Daun - - 
mangga
Daun
4 8 15 - - 
nangka
Daun turi 3 5 10 
- -
Limbah 
- -
batang
pisang
Pemberian pakan dilakukan secara adlibitium, artinya pakan disediakan setiap waktu
untuk ternak. Pemberian pakan oleh peternak dilakukan 3 kali sehari yaitu pada saat pagi, siang
dan sore hari. Pakan yang diberikan diberikan peternak adalah rumput lapangan, daun mangga,
daun nangka, daun turi dan limbah batang pisang. Selain itu, ada peternak yang memberikan
garam kepada ternaknya sewaktu-waktu. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari adalah empat
karung, dalam satu karung rata-rata berat pakanna adalah 20 kg, pakan ini didapatkan dengan cara
dicari sendiri oleh peternak.

4.5 Manajmen Pemasaran

Tabel 4.5.1. Pendapatan Bersih Peternak

Komponen Unit /vol Harga satuan Jumlah


(satuan) (Rp) (Rp)

A. Penerimaan
- Penjualan sapi
1. Jantan 1 17.000.000 17.000.000
2. Betina
1 15.000.000 15.000.000
- - -

- - -
- Penjualan kotoran - -

- Sapi akhir perhitungan 1 17.000.000 17.000.000


- Sapi dipotong - - -
- Pengembalian sapi - - -

Jumlah penerimaan 3 Rp. 49.000.000


B. Pengeluaran(Biaya
variable)
- Bakalan/bibit 2 7.000.000 14.000.000
- Pakan - - -
- Obat-obatan - - -
- Tenaga kerja 12 - -
- Bunga biaya variabel - - -
- Perkawinan ternak - -
- Pertolongan beranak -
- Lain-lainnya -

Jumlah pengeluaran (biaya - Rp. 14.000.000

variable)
C. Gross margin (a-b) Rp 35.000.000
D. Biaya tetap -

- Penyusutan kandang 12 450.000 Rp 5.400.000


- Penyusutan alat 5 40.000 Rp.200.000

- Lain-lain -
Jumlah biaya tetap - Rp 5.600.000
E. Total biaya (b+d) - Rp 19.600.000
Pendapatan bersih (a-e) Rp 25.200.000

Data diatas merupakan pendapatan peternak di dusun Dasan Kebon, Desa Sembung,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat selama 1 tahun. Sumber utama pendapatan
peternak di kelompok ini adalah dari hasil penjualan ternak ditambah dengan sisa ternak yang
masih ada.

Untuk biaya Variabel (biaya tidak tetap) yang termasuk adalah biaya pengadaan pakan,
biaya untuk perkawinan ternak, obat-obatan untuk ternak danlain-lain. Pakan hijauan tidak
dibeli, untuk garam peternak tidak mengeluarkan biaya yang banyak karena garam sangat
jaran diberikan. Disamping itu, peternak juga mengeluarkan biaya untuk pengadaan kandang,
pengadaan peralatan dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara bersama peternak rata-rata pada tahun ini para peternak
hanya dapat menjual sapi 1-3 ekor tidak menentu tergantung kondisi ternak tersebut. Total
penjualan ternak ada 3 ekor. Sehingga total penjualan sapi sebesar Rp.49.000.000, jumlah
penerimaan total Rp.25.200.000. Kemudian total jumlah pengeluaran sebesar
Rp.14.000.000.,dan total biaya tetapsebesar Rp.5.600.000 sehingga total pendapatan bersih
peternak sebesar Rp.25.200.000
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di kelompok ternak Pternakan
Asuhan Keluarga Assolihin, Dusun Bagik Nunggal Peteluan Indah, Kecamatan
Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, kami dapat mengambil kesimpulan:
1. Rata-rata pendidikan peternak tamat SD (Sekolah Dasar).
2. Tatalaksana pemeliharaannya adalah dikandangkan dan diikat secara terus
menerus.
3. Sistem perkandangannya menggunakan tipe ganda dan kesehatan ternak cukup
bagus.
4. Tatalaksana perkembang biakan menggunakan kawin alam dan inseminasi buatan.
5. Tatalaksana pakan para peternak mencari, menanam dan ada juga yang membeli.
6. Produktivitas ternak masih rendah.
7. Untuk sistem pemasarannya para peternak menjual di saudagar yang langsung
datang.
8. Kendala utama para peternak adalah kurangya pakan dan kurangnya pejantan
yang ada di daerah tersebut, sehingga para peternak membeli dan untuk
reproduksinya peternak kadang-kadang menggunakan sinstem inseminasi buatan.

5.2 SARAN
Sebaiknya praktikum ini dilakukan secara bersamaan dengan dosen agar
praktikum ini berjalan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan dan diinginkan
agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan terjadi. Semoga praktikum
selanjutnya lebih baik dari praktikum yang sebelumnya.
DAFTAR BACAAN

Sandi, S, P.P. Purnama. 2017. Manajemen Perkandang Sapi Potong di Desa


Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Peternakan
Sriwijaya. Vol. 6 N0. 1 (12- 19)

HM, Zaenal, Muh. Khairil. 2020. Sistem Manajemen Kandang Pada


Peternakan Sapi Bali Di Cv Enhal Farm. Jurnal Peternakan Lokal. Vol. 2 No.
1

Sandi, S, M Desiarni, Asmak. 2018. Manajemen Pakan Ternak Sapi Potong


Di Peternakan Rakyat Di Desa Sejaro Sakti Kecamatan Indralaya Kabupaten
Ogan Ilir. Jurnal Peternakan Sriwijaya. Vol 7, No 1

Setiawan, Asep. 2013. Pengelolaan Limbah Ternak Pada Kawasan


Budidaya Ternak Sapi Potong di Kabupaten Majalengka (Pengelolaan
Limbah Pada Peternakan Sapi Potong di Majalengka). Jurnal Ilmu Ternak
Universitas Pajajaran. Vol 13, No 1.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai