Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTEK PENGENALAN LAPANGAN (PPL)

SISTEM PEMBIAYAAN PADA PRODUK ARRUM EMAS DI PT.

PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH (CPS)

SIMPANG PATAL PALEMBANG

OLEH:

ADELIA TRIANI

NIM : 1526200069

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2018

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Pengenalan

Lapangan (PPL) ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya,

hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, aamiin.

Penulisan laporan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat telah melaksanakan tugas Praktek Pengenalan

Lapangan (PPL) pada PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang.

Judul Laporan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) ini adalah “Sistem

Pembiayaan Pada Produk Arrum Emas di PT. Pegadaian (Persero) Cabang

Pegadaian Syariah (CPS) Simpang Patal Palembang”

Dalam penyusunan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) ini tentunya tidak

lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun kuantitas. Semua ini

didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis menyadari bahwa

Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) ini jauh dari sempurna sehingga penulis

membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan

pendidikan di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ayah dan Ibu atas doa-doa, dan yang tidak pernah lelah mendidik dan

memberi cinta yang tulus serta ikhlas kepada penulis.

iii
2. Saudara-saudara tercinta yang telah banyak memberi dorongan,

semangat, dan kasih sayang.

3. Ibu Dessy Handayani sebagai dosen pembimbing dalam Praktek

Pengenalan Lapangan.

4. Bapak Akhmadi S.E selaku pemimpin cabang di PT. Pegadaian

(Persero) Cabang Pegadaian Syariah (CPS) Simpang Patal Palembang.

5. Ibu Nadya Elfira S.E,.MM sebagai penaksir madya dan Pak Andy

Pratomo Amd, sebagai penaksir muda yang telah banyak membantu

penulis.

6. Seluruh staf dan karyawan di PT. Pegadaian (Persero) Syariah Cabang

Simpang Patal Palembang.

7. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi

penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan

penulis terima dengan senang hati.

Palembang, 3 Agustus 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan ................................................................................................. 5

1.4 Manfaat ................................................................................................ 5

1.5 Metode Penelitian ................................................................................ 6

1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Arrum Emas ......................................................................................... 10

2.2 Keunggulan Produk Arrum Emas ........................................................ 10

2.3 Standard Operating Procedure (SOP) Produk Arrum Emas .............. 10

2.4 Dasar Hukum Produk Arrum Emas ..................................................... 11

2.4.1 Al-Qur’an ................................................................................. 11

2.4.2 Hadist ....................................................................................... 12

2.4.3 Fatwa MUI ............................................................................... 12

2.5 Akad yang Digunakan pada Produk Arrum Emas ............................... 12

v
2.5.1 Akad Rahn ............................................................................... 13

2.5.2 Akad Ijarah .............................................................................. 13

BAB III GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG

PEGADAIAN SYARIAH (CPS) SIMPANG PATAL PALEMBANG.

3.1 Sejarah PT. Pegadaian (Persero) .......................................................... 14

3.2 Sejarah PT. Pegadaian Syariah ............................................................ 16

3.3 Pengertian PT. Pegadaian Syariah ....................................................... 17

3.4 Visi dan Misi PT. Pegadaian Syariah .................................................. 18

3.4.1 Visi ........................................................................................... 18

3.4.2 Misi .......................................................................................... 18

3.5 Struktur Organisasi dan Budaya Perusahaan .................................. 19

3.5.1 Struktur Organisasi PT. Pegadaian (Persero) ..................... 19

CPS Simpang Patal Palembang

3.5.2 Budaya Perusahaan .................................................................. 20

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pembiayaan Pada Produk Arrum Emas ................................... 22

4.1.1 Persyaratan Calon Rahin .......................................................... 22

4.1.2 Persyaratan Dokumen Rahin.................................................... 22

4.1.3 Persyaratan Marhun ................................................................. 22

4.2 Langkah Kerja Pemberian Pinjaman ................................................... 23

4.3 Prosedur Penyimpanan Marhun ........................................................... 25

vi
4.4 Prosedur Pengeluaran Marhun ............................................................. 26

4.5 Sistem Perhitungan Taksiran ............................................................... 27

4.5.1 Jangka Waktu Pinjaman Produk Arrum Emas .............................. 28

4.5.2 Batas Pinjaman Produk Arrum Emas ........................................... 29

4.5.3 Kualifikasi Pinjaman Pada Produk Arrum Emas .......................... 29

4.6 Kegiatan Harian Praktek Pengenalan Lapangan .................................. 30

4.7 Kendala dan Hambatan Praktek Pengenalan Lapangan serta

Cara Penyelesaiannya .......................................................................... 36

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 38

5.2 Saran .................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40

LAMPIRAN ....................................................................................................... 41

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Surat Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia No.792

Tahun 1990 tentang “Lembaga Keuangan”, lembaga keuangan diberi batasan

sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan

penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai

investasi perusahaan. Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan

diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut

tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk

investasi perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga

keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta

kegiatan distribusi barang dan jasa. Secara umum lembaga keuangan dapat

dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan bukan bank. Mengingat

kegiatan utama dari lembaga keuangan adalah menghimpun dan menyalurkan

dana, perbedaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilihat

melalui kegiatan utama mereka tersebut.1

Perbedaan antara lembaga keuangan bank dengan lembaga keuangan

bukan bank, yaitu lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang

paling lengkap kegiatannya, yaitu menghimpun dana ke masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk pinjaman serta melaksanakan

kegiatan jasa keuangan lainnya, sedangkan lembaga keuangan bukan bank


1
Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Selemba
Empat. Hal.7

1
kegiatannya difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya

Pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan

jaminan jangka panjang.

PT. Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang

berfungsi sebagai perantara investasi yang kepemilikanya dikelola oleh

pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Gadai merupakan hak

yang diperoleh seseorang atau perusahaan pegadaian atas suatu barang bergerak

yang diserahkan oleh pihak yang berhutang maupun pihak lain yang

menggunakan atas namanya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang

tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu

digadaikan.

Pegadaian terbagi dua, yaitu Pegadaian Konvensional dan Pegadaian

Syariah. Pegadaian Konvensional (Umum) adalah suatu hak yang diperbolehkan

seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak

tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai

utang atau orang lain atas nama orang yang mempunyai utang, seseorang yang

berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk

menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang

apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh

tempo.2

Pegadaian Syariah adalah hubungan hukum antara satu orang atau lebih

dengan seorang atau lebih dengan kata sepakat untuk mengikatkan dirinya bahwa

2
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Hal.278

2
di satu pihak (rahin) bersedia menyerahkan barang untuk ditahan oleh murtahin

dan membayar biaya perawatan dan sewa tempat penyimpanan serta asuransi,

sedangkan murtahin sepakat untuk memberikan pinjaman uang tertentu sebesar

nilai taksir.

Pegadaian syariah merupakan Gadai yang diidentikkan dengan Rahn

yang secara bahasa diartikan al-tsubut wa al-habs (tetap dan menahan), ada pula

yang menjelaskan bahwa rahn adalah terkurung dan terjerat.

Rahn merupakan perjanjian penyerahan barang yang digunakan sebagai

agunan untuk mendapatkan fasilitas pembiyaan. Rahn juga diartikan sebagai

jaminan terhadap utang yang mungkin dijadikan sebagai pembayar kepada

pemberi utang baik seluruhnya atau sebagian apabila pihak yang berutang tidak

mampu melunasiya.3 Ijaroh merupakan akad pemindahan hak guna atas barang

dan atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi

Pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak milik nasabah

yang telah melakukan akad.4

Ujroh merupakan sebutan atas akad ijaroh, ujrah adalah biaya atas sewa

tempat yang dilakukan, Rahin (Nasabah) terhadap Murtahin (Pegadaian). Biaya

perawatan dan sewa tempat di pegadaian dalam sistem gadai syariah biasa di

sebut dengan biaya ijarah, biaya ini biasanya di hitung per 10 hari. Untuk biaya

administrasi dan ijarah tidak boleh di tentukan berdasarkan jumlah pinjaman

tetapi berdasarkan taksiran harga barang yang digadaikan Sedangkan besarnya


3
M. Sholahudin. 2010. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta:
Muhammadiyah University Press. Hal. 87
4
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana. Hal. 159

3
jumlah pinjaman itu sendiri tergantung dari nilai jaminan yang diberikan,

semakin besar nilai barang maka semakin besar pula jumlah pinjaman yang

diperoleh nasabah.5

PT. Pegadaian (Persero) Syariah memiliki produk-produk seperti

pembiayaan gadai (Rahn), pembiayaan Amanah untuk pembelian kendaraan

bermotor, pembiayaan Arrum Haji, Arrum Emas, Arrum BPKB, tabungan emas,

jasa titipan untuk barang berharga, dan berbagai produk lainnya.

PT. Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Simpang Patal menyediakan

salah satu produk yaitu produk Ar-Rum Emas yang merupakan produk yang

banyak diminati para nasabahnya. Produk Ar-Rum Emas ini dijalankan di

Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Simpang Patal yang mekanismenya sama

dengan gadai emas biasa. Arrum Emas yaitu gadai dengan sistem pembayaran

secara angsuran atau dengan kata lain gadai dengan sistem jangka panjang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

Laporan Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) ini dengan judul “Sistem

Pembiayaan Pada Produk Arrum Emas di PT. Pegadaian (Persero) Cabang

Pegadaian Syariah (CPS) Simpang Patal Palembang”.

5
Kasmir. 2012. Bank dan Keuagan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada. hal. 249

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pembiayaan pada produk Arrum Emas di PT.

Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang?

2. Bagaimana perhitungan taksiran terhadap barang jaminan berupa emas

yang diagunkan sebagai marhun pada produk Arrum Emas di PT.

Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pembiayaan pada produk Arrum

Emas di PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang.

2. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan taksiran terhadap barang

jaminan berupa emas yang diagunkan sebagai mahrun pada produk

Arrum Emas di PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal

Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan pada produk Arrum

Emas, dan lebih mengetahui sistem kerja di dalam dunia pegadaian serta

dapat mengetahui perbedaan mekanisme secara teori dalam perkeluiahan

dan secara praktik di dalam pegadaian.

2. Bagi Masyarakat

Penulis dapat menjelaskan secara jelas tentang pegadaian kepada

masyarakat terutama dalam mekanisme melakukan gadai terutama pada

5
produk Arrum Emas sehingga masyarakat lebih mengenal dan megetahui

produk-produk di dalam pegadaian.

3. Bagi PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang

Semoga apa yang di lakukan penulis dalam penulisan laporan ini dapat

di jadikan acuan pegadaian untuk lebih baik dalam meningkatkan

kepuasan nasabah dan dalam mengembankan produk produk yang ada di

dalam pegadaian.

1.5 Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan Praktek Pengenalan

Lapangan (PPL) ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah lapangan (Field Reseach)

yaitu penelitian yang mencari data secara langsung ke lapangan, dalam hal

ini terhadap PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua sumber data yang akan penulis gunakan

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumber pertama.6 Sumber data primer yang penulis gunakan dalam

laporan ini adalah data yang diperoleh dengan cara wawancara

langsung dengan Karyawan PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang

6
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B, Bandung:
Alfabeta.Hal.225.

6
Patal Palembang yaitu pada Kasir dan Penafsir guna memperoleh

data yang akurat.

b. Sumber data sekunder adalah sumber yang dapat memberikan

informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok,

baik yang berupa manusia atau benda (majalah, buku, Koran dll).7

Sedangkan sumber data sekunder yang diperoleh penulis yaitu dari

dokumentasi yang diterbitkan PT. Pegadaian Syariah, Buku-buku

maupun data lainnya yang berkenaan dengan PT. Pegadaian

Syariah.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari responden dengan cara tanya jawab secara

bertatap muka antara pewawancara dengan informan.8 Teknik ini

digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh data secara langsung

dengan narasumber agar lebih jelas permasalahan yang akan dibahas,

yaitu dengan Pengelola PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal

Palembang.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subyek penelitian, namun melalui dokumen

7
Ibid. Hal. 225
8
M. Iqbal Hasan.2014. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Jakarta: Ghalia IndonesiaHal. 159.

7
yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada sangkut pautnya

dengan penelitian, sebagai pelengkap hasil wawancara.9

4. Analisis Data

Merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil

observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan

bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut,

analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna (meaning).10

Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, penulis

menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mewujudkan

bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian

deskriptif.

Adapun cara pembahasan yang digunakan untuk menganalisa data

dalam hal ini dengan menggunakan pola pikir induktif yaitu berangkat dari

fakta- fakta atau peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian

temuan tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu

kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum.11 Kemudian dianalisis

dengan data yang ada, selanjutnya dengan analisis seperti ini akan

diketahui bagaimana sistem pembiyaan dan perhitungan taksiran pada

produk Arrum Emas.

9
Ibid. Hal. 159.
10
Noeng Muhadjir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake
Saraswati,Hal. 104
11
Sutrisno Hadi. 2010. Metodologi Reseach, Yogyakarta: Andi Offset. Hal.42

8
1.6 Sistematika Penulisan

Agar dalam penyusunan laporan ini lebih sistematis dan terfokus dalam

satu pemikiran maka penulis sajikan sistematika penulisan sebagai berikut :

a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitan, telaah pustaka, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

b. BAB II LANDASAN TEORI

Bagian ini mengkaji konsep dan teori yang digunakan dalam

penelitian.

c. BAB III GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN (PERSERO)

CABANG PEGADAIAN SYARIAH (CPS) SIMPANG PATAL

PALEMBANG.

Bab ini berisi tempat penelitian, deskripsi obyek penelitian, deskipsi

geografis, dan lain-lain.

d. BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.

e. BAB V KESIMPULAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Arrum Emas

Arrum Emas dari Pegadaian Syariah adalah skim pemberian pinjaman

berprinsip syariah dengan jaminan emas dalam jangka waktu tertentu, dengan

pengembalian pinjaman dilakukan secara angsuran.

2.2 Keunggulan Produk Arrum Emas

a. Proses transaksi berprinsip syariah sesuai fatwa DSN-MUI.

b. Plafon pinjaman tinggi

c. Pinjaman berjangka waktu fleksibel mulai 12, 18, 24, 36 bulan

d. Pinjaman mulai dari Rp. 1.000.000 s/d 200.000.000

e. Proses cepat tanpa survey

f. Perlindungan atas resiko kehilangan atau kerusakan barang

g. Dikenakan biaya berupa ongkos titip 0,95% x harga taksiran perhiasan

x jangka waktu.

2.3 Standard Operating Procedure (SOP) Produk Arrum Emas

Standard Operating Procedure (SOP) produk Arrum Emas ini merupakan

pedoman bagi semua hal yang berkaitan dengan pemberian pinjaman berprinsip

syariah dengan jaminan emas atau berlian terikat yang cara pembayaran

pinjamannya dilakukan secara angsuran.

10
Yang dimaksud Standard Operating Procedure (SOP) Arrum Emas

adalah:

a. Pedoman teknis bagi pengelolaan Pegadaian Arrum Emas

b. Sarana komunikasi dalam organisasi Perusahaan mengenai tata kerja

penyaluran produk

c. Panduan pembinaan dan pengawasan internal perusahaan dan acuan

dalam pendidikan dan pelatihan perusahaan.

Standard Operating Procedure (SOP) ini dibuat untuk tujuan:

a. Memperjelas tugas dan tanggung jawab masing-masing pelaksana

dalam organisasi perusahaan.

b. Memberikan persamaan persepsi kebijakan perusahaan baik teknis

maupun administratif dalam penyaluran produk

2.4 Dasar Hukum Produk Arrum Emas

2.4.1 Al-Qur’an

Q.S Al-Baqarah (2): 283:

………ْ‫علَى ُكنتُمْ َو ِإن‬ َ ْ‫ضةْ فَ ِرهَانْ َكاتِبًا ت َِجدُوا َولَم‬


َ ْ‫سفَر‬ َ ‫َمقبُو‬

“dan apabila kalian dalam perjalanan sedang kalian tidak

memperoleh seorang juru tulis, maka hendaklah ada barang

tanggungan yang dipegang…..”

11
2.4.2 Hadist

1. Hadist Nabi riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA, ia

berkata:

“sesungguhnya Rasulullah SAW pernah membeli makanan

dengan berutang dari seorang Yahudi, dan Nabi

menggadaikan sebuah baju besi kepadanya”

2. Hadits Nabi riwayat al-Syafi’i, al-Daraquthni dan Ibnu Majah

dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang

menggadaikannya, ia memperoleh manfaat dan menanggung

resikonya”

2.4.3 Fatwa MUI

Fatwa yang menjadi landasan adalah Fatwa DSN MUI Nomor

92/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan yang disertai rahn yang

menyatakan bahwa semua bentuk pembiayaan atau penyaluran dana

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh dijamin dengan agunan (rahn)

sesuai ketentuan dalam fatwa ini.

2.5 Akad yang Digunakan pada Produk Arrum Emas

Akad yang dipergunakan dalam transaksi Arrum Emas adalah qardh yang

disertai dengan rahn, dan akad ijarah yakni: Murtahin memberikan pinjaman uang

kepada rahin dengan jaminan barang berharga berupa perhiasan emas atau berlian

yang terikat emas.

12
Pendapatan Murtahin hanya berasal dari Mu’nah (biaya

pemeliharaan/penjagaan) atas marhun yang besarnya ditetapkan pada saat akad.

2.5.1 Akad Rahn

Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan

memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian

piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai

jaminan atas utang nasabah (Rahin)

2.5.2 Akad Ijarah

Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui

pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi Pegadaian

untuk menarik Biaya Ijarah atas penyimpanan dan pemeliharaan barang

bergerak milik nasabah (Rahin) yang telah melakukan akad.

13
BAB III

GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG

PEGADAIAN SYARIAH (CPS) SIMPANG PATAL PALEMBANG.

3.1 Sejarah PT. Pegadaian (Persero)

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda

(VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di

Batavia pada tanggal 20 agustus 1746. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan

Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah

dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian

asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun

metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir

atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa

(Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel

yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan

pajak yang tinggi kepada pemerintah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap

dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak

ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.

Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan

“cultur stelsel” dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan

adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat

memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan

14
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha

Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan

Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1

April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian

yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan

Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak

banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi

kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian

dalam Bahasa Jepang disebut “Sitji Eigeikyuku”, Pimpinan Jawatan Pegadaian

dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang

pribumi yang bernama M. Saubari.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan

Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang

kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan

Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan

Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali

dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin

dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service

obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang

signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat

mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak

menguntungkan.

15
3.2 Sejarah PT. Pegadaian Syariah

Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak

awal kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10

menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik

riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai

landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak

berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16

Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah

meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis

anggapan itu. Berkat Rahmat Allah SWT dan setelah melalui kajian panjang,

akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai

langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha syariah.

Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi

modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan

nilai Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-

kantor Cabang Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai

satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS

ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya

dari usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta

dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan

Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar,

Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September

2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh

dikonversi menjadi Pegadaian Syariah.

16
3.3 Pengertian PT. Pegadaian Syariah

Gadai Syariah sering diidentikkan dengan Rahn yang secara bahasa

diartikan al-tsubut wa al-dawam (tetap dan kekal) sebagian Ulama Luhgat

memberi arti al-hab (tertahan). Sedangkan definisi al-rahn menurut istilah yaitu

menjadikan suatu benda yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syara

untuk kepercayaan suatu utang, sehingga memungkinkan mengambil seluruh atau

sebagaian utang dari benda itu.

Istilah rahn menurut Imam Ibnu Mandur diartikan apa-apa yang diberikan

sebagai jaminan atas suatu manfaat barang yang diagunkan. Dari kalangan Ulama

Mazhab Maliki mendefinisikan rahn sebagai “harta yang dijadikan pemiliknya

sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat”, ulama Mazhab Hanafi

mendefinisikannya dengan “menjadikan suatu barang sebagai jaminan terhadap

hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak tersebut, baik

seluruhnya maupun sebagiannya”. Ulama Syafii dan Hambali dalam mengartikan

rahn dalam arti akad yakni menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang,

yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berhutang tidak bisa

membayar hutangnya.

Dalam bukunya: Pegadaian Syariah, Muhammad Sholikul Hadi (2003)

mengutip pendapat Imam Abu Zakariya al-Anshari dalam kitabnya Fathul

Wahhab yang mendefenisikan rahn sebagai: “menjadikan benda bersifat harta

sebagai kepercayaan dari suatu utang yang dapat dibayarkan dari (harga) benda

itu bilautang tidak dibayar.” Sedangkan menurut Ahmad Baraja, rahn adalah

jaminan bukan produk dan semata untuk kepentingan sosial, bukan kepentingan

bisnis, jual beli mitra.

17
Adapun pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam kitab Al-

Mughni adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu hutang untuk

dipenuhi dari harganya, apabila yang berhutang tidak sanggup membayarnya dari

yang berpiutang.

3.4 Visi dan Misi PT. Pegadaian Syariah

3.4.1 Visi

“Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu

menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang

terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.”

3.4.2 Misi

1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan

selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan

menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang

memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh

Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain

regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan

usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya

perusahaan

18
3.5 Struktur Organisasi dan Budaya Perusahaan

3.5.1 Struktur Organisasi PT. Pegadaian (Persero) Cabang

Pegadaian Syariah (CPS) Simpang Patal Palembang

Akhmadi S.E

PEMIMPIN CABANG

P
Nadia Elfira S.E.,MM Andy Pratomo Amd Ahmad Sumarta
Jaya S.S
PENAKSIR PENAKSIR
MADYA MUDA ANALIS
KREDIT

Wirya Adiharja S.E Kiki Aria Pratama

KASIR PENGELOLA
AGUNAN
Sumber: PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah
(CPS) Simpang Patal Palembang

a. Pemimpin Cabang

Pemimpin Cabang memiliki fungsi merencanakan,

mengorganisasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan

kegiatan operasional, administrasi dan keuangan Kantor Cabang

dan Unit Pelayanan yang ada dibawahnya sesuai dengan

kewenangannya

b. Penaksir

Penaksir memiliki fungsi melakukan kegiatan penaksiran dan

pengadministrasian marhun sebagai agunan pinjaman pada kantor

19
Cabang/Unit. Kegiatan menaksir dilakukan oleh karyawan yang

sudah memperoleh pendidikan menaksir.

c. Analis Kredit

Analis Kredit bertugas melakukan survei ke tempat usaha dan ke

rumah calon nasabah mikro dengan tujuan memastikan kelayakan

usaha, kemampuan bayar (repayment capacity) dan karakter calon

nasabah mikro untuk meminimalisir resiko wanprestasi terhadap

akad produk mikro.

d. Kasir

Kasir melakukan kegiatan administrasi pembayaran dan

penerimaan uang pada kantor Cabang/Unit.

e. Pengelola Agunan

Pengelola Agunan melakukan kegiatan penyimpanan, merawat

atau memelihara dan mengadministrasikan marhun.

3.5.2 Budaya Perusahaan

Untuk mendukung terwujudnya visi dan misi Perseroan, maka telah

ditetapkan budaya perusahaan yang harus selalu dipelajari, dipahami, dihayati,

dan dilaksanakan oleh seluruh insan Pegadaian yaitu jiwa INTAN yang terdiri

dari:

a. Inovatif

Selalu melakukan penyempurnaan yang mempunyai nilai tambah

berkelanjutan

20
b. Nilai Moral Tinggi

Memahami, mematuhi, dan mengamalkan ajaran agama masing-

masing serta etika Pegadaian.

c. Terampil

Melaksanakan tugas secara professional

d. Adi Layanan

Memberikan layanan yang cepat, aman dan nyaman untuk

kepuasan pelanggan

e. Nuansa Citra

Senantiasa peduli dan menjaga nama baik serta reputasi Pegadaian

21
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pembiayaan Pada Produk Arrum Emas

Akad yang digunakan dalam transaksi Arrum Emas adalah qardh yang

disertai dengan rahn, yakni: murtahin memberikan pinjaman uang kepada rahin

dengan jaminan barang berharga berupa perhiasan emas atau berlian yang terikat

emas.

Target pasar yang ingin dilayani dalam operasional Arrum Emas adalah

masyarakat menengah ke bawah yang memiliki aset berupa emas atau berlian

yang terikat dengan emas.

4.1.1 Persyaratan Calon Rahin

1. Rahin merupakan rahin perorangan, yaitu orang yang

mengatasnamakan dirinya sendiri dalam bertransaksi.

2. Umur paling rendah 18 (delapan belas) tahun dan memiliki

kecakapan untuk melakukan perbuatan umum.

3. Memiliki marhun berupa emas atau berlian terikat emas

4.1.2 Persyaratan Dokumen Rahin

Menyerahkan fotocopy KTP/Passport dan menunjukkan aslinya.

4.1.3 Persyaratan Marhun

Barang berharga yang dapat diterima sebagai Marhun adalah:

1. Emas dalam bentuk perhiasan, lantakan maupun logam mulia

2. Berlian yang terikat dengan perhiasan emas. Berlian yang

terlepas tidak boleh diterima sebagai jaminan.

22
4.2 Langkah Kerja Pemberian Pinjaman

Langkah kerja pemberian pinjaman mencangkup proses permintaan

pinjaman, pencatatan data rahin, serta penaksiran marhun. Organ yang terlibat

dalam proses ini adalah:

a. Rahin

b. Kasir

c. Penaksir

d. Pinca

Pelaksana No Langkah Kerja

Rahin 1 Mengisi Formulir Permintaan Pinjaman (FPP)

2 Menyerahkan kepada penaksir berupa:

a. Formulir Permintaan Pinjaman

b. Fotocopy KTP/Passport

c. Marhun

Penaksir/Pengelola 3 Menerima dari rahin berupa:

a. Formulir Permintaan Pinjaman

b. Fotocopy KTP/Passport

c. Marhun

4 Menuliskan keterangan singkat marhun yang

memuat informasi ringkas yang berisi jenis

marhun di kitir FPP

5 Menyerahkan kitir FPP kepada rahin

Rahin 6 Menerima klitir FPP dan menunggu proses

penaksiran marhun

23
Penaksir/Pengelola 7 Menaksir marhun

8 Input data rahin dan data marhun di sistem

aplikasi

9 Mengecek riwayat transaksi rahin

10 Mengajukan taksir ulang dan persetujuan nilai

taksiran kepada Kuasa Pemutus Taksiran

Pinca 11 Menaksir ulang marhun dan menetapkan nilai

taksiran marhun

Penaksir/Pengelola 12 Memberitahukan nilai taksiran, marhun bih

kepada rahin dan ketentuan akad

Rahin 13 Menyetujui nilai taksiran, marhun bih dan

ketentuan akad

Pinca 14 Membuatkan rekening pendamping untuk

menampung transaksi Arrum Emas Rahin

15 Membuat persetujuan pencairan pinjaman

Penaksir/Pengelola 16 a. Mencetak Formulir Akad rangkap dua

b. Mencetak Formulir Rekapitulasi Akad

Arrum Emas pada akhir hari

Rahin dan 17 Menandatangani akad

Pinca/Penaksir/Pengelola 18 a. Memasukkan FPP, fotocopy KTP dan


marhun ke dalam kantong serta
menyematkan kitir
b. Menyimpan dokumen berupa Formulir Akad
Dwilipat ke dalam map/bandel Akad Arrum
Emas

24
19 Menyerahkan Formulir Akad asli kepada kasir

Kasir 20 Menerima Formulir Akad Asli

21 Menerima biaya proses

22 Input proses pencairan di sistem aplikasi

23 Mencetak slip/bukti pembayaran rangkap dua

24 Menyerahkan uang, slip/bukti pembayaran asli

dan formulir akad kepada rahin

25 Menyimpan dan mengarsipkan slip/bukti

pembayaran dwilipat sebagai lampiran rekening

koran

Rahin 26 Menerima uang, slip/bukti pembayaran asli dan

Formulir Akad.

Sumber: PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang

4.3 Prosedur Penyimpanan Marhun

Pelaksana No Langkah Kerja

Penaksir/Pengelola 1 Mengisi dan menandatangani Formulir Berita Acara

Serah terima Marhun

2 Menyerahkan marhun yang telah diplombir kepada

pengelola agunan

Pengelola Agunan 3 a. Menerima marhun yang telah diplombir

b. Mengecek isi marhun

25
c. Mengisi dan menandatangani Formulir Berita Acara

Serah terima Marhun

4 a. Menyimpan marhun di dalam brangkas/kluis

b. Marhun Arrum Emas disimpan di dalam kelompok

marhun yang terpisah dari marhun produk lain

5 a. Membuat buku gudang, atau

b. Mencocokkan saldo marhun yang tertera di sistem

aplikasi dengan fisik marhun

Sumber: PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang

4.4 Prosedur Pengeluaran Marhun

Prosedur Pengeluaran Marhun pada saat pelunasan adalah sebagai berikut:

Pelaksana No Langkah Kerja

Kasir 1 Menyerahkan slip/bukti pelunasan kepada Pengelola


Agunan
Pengelola Agunan 2 Menerima slip/bukti pelunasan rangkap dua
3 a. Mencocokkan data di slip/bukti pelunasan dengan
marhun
b. Mengeluarkan marhun
4 Menyerahkan marhun kepada rahin dan
Menandatangani serah terima marhun di slip/bukti
pembayaran
5 Menyimpan/mengarsipkan serah terima marhun
dwilipat
6 Mengisi buku gudang
Sumber: PT. Pegadaian (Persero) CPS Simpang Patal Palembang

26
4.5 Sistem Perhitungan Taksiran

Dalam menetapkan taksiran setiap produk yang ada, termasuk produk

Arrum Emas di PT. Pegadaian Syariah CPS Simpang Patal selalu mengacu pada

Standar Taksiran Logam (STL) yang ditetapkan oleh kantor pusat.

Adapun biaya administrasi dibayarkan oleh rahin pada saat akad

ditetapkan sebesar Rp. 70.000. Adapun sistem perhitungan taksiran yang

diterapkan pada PT. Pegadaian Syariah CPS Simpang Patal yaitu:

Rumus Perhitungan Taksiran :


Cara Tase x STL (541.718) x Berat Barang (gram)
24 (Maksimal Karat)

Contoh Perhitungan Taksiran :


Ibu A menggadaikan kalung emas 21 karat seberat 6.7 gram

21 x 541.718 x 6,7 (1 suku) = 3.175.821


24
Dalam menetapkan marhun bih (uang pinjaman) pada produk Arrun Emas

dilakukan pembulatan 10 ribu ke atas setelah jumlah marhun bih didapatkan

melalui rumus perhitungan tersebut.

Jadi nilai taksiran pada contoh di atas yaitu sebesar Rp. 3.180.000

Contoh perhitungan marhun bih (uang pinjaman):

Marhun Bih = Taksiran x 0.95

3.180.000 x 0.95 = 3.020.000

27
4.5.1 Jangka Waktu Pinjaman Produk Arrum Emas

Pilihan jangka waktu pinjaman Arrum Emas ditetapkan selama:

a. 12 (dua belas) bulan

b. 18 (delapan belas) bulan

c. 24 (dua puluh empat) bulan

d. 36 (tiga puluh enam) bulan

Contoh perhitungan pinjaman dalam jangka waktu 12 bulan:

Ibu A menggadaikan kalung emas. Oleh Penaksir ditentukan

harga taksiran kalung tersebut sebesar Rp. 3.180.000.

Ibu A bisa memperoleh pinjaman (marhun bih) maksimum

sebesar Rp. 3.020.000. Besarnya angsuran jika memilih akad

12 bulan:

Angsuran Pokok Pinjaman 3.020.000 : 12 bulan = 252.000

Mu’nah (biaya titip perbulan) 3.180.000 x 0,95 = 33.000

Jumlah angsuran perbulan Rp. 285.000

28
4.5.2 Batas Pinjaman Produk Arrum Emas

1. Besarnya nilai marhun bih yang dapat diberikan kepada rahin

adalah sebesar 95% dari besarnya nilai taksiran.

2. Batas minimum pemberian marhun bih Arrum Emas adalah Rp.

1000.000 dan batas maksimum marhun bih adalah Rp.

500.000.000 dengan kelipatan Rp. 10.000

3. Pemberian pinjaman di atas Rp. 500.000.000 dapat diberikan

setelah mendapat persetujuan dari Pemimpin Wilayah secara

berjenjang

4. Pemimpin Cabang memberikan persetujuan taksiran dan

pencairan pinjaman setelah dilakukan taksiran secara berjenjang.

4.5.3 Kualifikasi Pinjaman Pada Produk Arrum Emas

Atas dasar tingkat kelancaran dalam melakukan angsuran

pinjaman, kualifikasi pinjaman Arrum Emas ditetapkan sebagai berikut:

a. Kolektibilitas Pinjaman Lancar (L), apabila tidak terdapat

tunggakan sampai dengan tanggal jatuh tempo angsuran.

b. Kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus (DPK), apabila terdapat

tunggakan angsuran mulai dari hari ke-1 (satu) sampai dengan

hari ke-10 (sepuluh) setelah tanggal jatuh tempo angsuran

c. Kolektibilitas Pinjaman Kurang Lancar (KL), apabila terdapat

tunggakan angsuran mulai dari hari ke-11 (sebelas) sampai hari

ke-20 (dua puluh) setelah tanggal jatuh tempo angsuran

29
d. Kolektibilitas Pinjaman Macet (M), apabila terdapat tunggakan

angsuran mulai dari hari ke-21 (dua puluh satu) sampai dengan

tanggal jatuh tempo angsuran berikutnya atau terdapat

tunggakan angsuran sampai dengan tanggal jatuh tempo

pinjaman.

4.6 Kegiatan Harian Praktek Pengenalan Lapangan

Minggu Ke-1:

Hari/Tanggal Pukul Jenis Kegiatan

Senin 07.15 Perkenalan kepada seluruh staf

02 Juli 2018 10.00 Arahan dari pimpinan

14.00 Pengenalan produk-produk

16.00 Arahan menyusun berkas

Selasa 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

03 Juli 2018 10.00 Arahan dari staff

14.00 Pengenalan produk-produk

16.00 Arahan menyusun berkas

Rabu 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

04 Juli 2018 10.00 Arahan melayani nasabah

14.00 Menyusun surat masuk dan surat

keluar

16.00 Menyusun kas kecil dan kas besar

30
Kamis 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

05 Juli 2018 10.00 Arahan mencetak brosur

14.00 Angkat telepon nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Jumat 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

06 Juli 2018 10.00 Mengantar moker ke UPS Atmo

14.00 Melayani nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Sabtu 07.00 Briefing rutin pagi

07 Juli 2018 10.00 Melayani nasabah

14.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Minggu Ke-2

Senin 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

09 Juli 2018 10.00 Mencetak brosur

14.00 Mengarsipkan surat

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Selasa 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

10 Juli 2018 10.00 Mencetak brosur

14.00 Mengantar moker ke UPS Km.11

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

31
Rabu 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

11 Juli 2018 10.00 Mencetak brosur

14.00 Menelpon nasabah jatuh tempo

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Kamis 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

12 Juli 2018 10.00 Menyiapkan brosur-brosur

14.00 Menyusun berkas produk-produk

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Jumat 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

13 Juli 2018 10.00 Membagikan brosur di Seduduk Putih

14.00 Mencetak surat jatuh tempo nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Sabtu 07.00 Briefing rutin pagi dan menjadi petugas

14 Juli 2018 membaca Al-Quran.

10.00 Membagikan brosur di Plaju, Banten

14.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Minggu Ke-3

Senin 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

16 Juli 2018 10.00 Membantu staff melayani nasabah

14.00 Membantu staff menyiapkan barang

lelang

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

32
Selasa 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

17 Juli 2018 10.00 Mengantar moker ke UPS Perum

14.00 Membantu karyawan mencari souvenir

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Rabu 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

18 Juli 2018 10.00 Membantu karyawan mencari souvenir

14.00 Membantu staff melayani nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kecil

Kamis 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

19 Juli 2018 10.00 Literasi dan sosialisasi di RS Ernaldi

Bahar

14.00 Membantu karyawan menyiapkan barang

lelang

16.00 Menyusun kas besar dan kecil

Jumat 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

20 Juli 2018 10.00 Membagikan brosur di sekitar Kol.Atmo

16.00 Menyusun kas besar dan kecil

Sabtu 07.15 Briefing rutin pagi dan menjadi petugas

21 Juli 2018 Baca Al’Quran

10.00 Membantu staff melayani nasabah

14.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

33
Minggu Ke-4

Senin 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

23 Juli 2018 10.00 Mengarsipkan surat

14.00 Menyiapkan brosur

16.00 Menyusun kas besar dan kecil

Selasa 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

24 Juli 2018 10.00 Mengantar moker ke UPS Sukabangun

14.00 Membantu staff melayani nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Rabu 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

25 Juli 2018 10.00 Menelpon nasabah jatuh tempo

14.00 Membantu staff melayani nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Kamis 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

26 Juli 2018 10.00 Menyiapkan brosur

14.00 Mengantar moker ke UPS Km.11

16.00 Menyusun kas besar dan kecil

Jumat 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

27 Juli 2018 10.00 Membagikan brosur di Tegal Binangun

dan Opi Mall

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

34
Sabtu 07.00 Briefing rutin dan menjadi petugas baca

28 Juli 2018 Al-Qur’an

10.00 Membantu staff melayani nasabah

14.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Minggu ke-5

Senin 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

30 Juli 2018 10.00 Mengantar moker ke UPS A.Yani

14.00 Mengarsipkan berkas

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Selasa 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

31 Juli 2018 10.00 Menelpon nasabah jatuh tempo

14.00 Membantu staff melayani nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Rabu 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

01 Agustus 2018 10.00 Membantu menyiapkan barang lelang

14.00 Menyusun berkas

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Kamis 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

02 Agustus 2018 10.00 Membantu staff melayani nasabah

14.00 Menyusun berkas

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

35
Jumat 07.15 Menyiapkan Komputer dan Printer

03 Agustus 208 09.00 Ke UIN untuk bimbingan laporan

14.00 Membantu staff melayani nasabah

16.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

Sabtu 07.00 Briefing rutin dan menjadi petugas baca

04 Agustus 2018 Al’Quran

10.00 Membantu staff melayani nasabah

14.00 Menyusun kas besar dan kas kecil

4.7 Kendala dan Hambatan Praktek Pengenalan Lapangan serta Cara

Penyelesaiannya

Setelah menjalani berbagai kegiatan kerja praktik di PT. Pegadaian

syariah CPS Simpang Patal, banyak hal-hal yang penulis dapatkan ketika berada

di PT. Pegadaian Syariah CPS Simpang Patal tersebut diantaranya kerja sama

tim, tanggung jawab, kedisiplinan dan kepercayaan.

Selain itu keunggulan lain yang penulis dapatkan selama kerja praktik,

yaitu produk Ar-Rum Emas sudah sesuai dengan Standar Operasional

Perusahaan (SOP) yang telah ditetapkan pada PT. Pegadaian Syariah CPS

Simpang Patal. Produk Ar-Rum Emas mempunyai prosedur pembiayaan yang

tidak rumit sehingga memudahkan bagi masyarakat untuk memperoleh dana

dengan cepat, yaitu dengan cara menggadaikan barang berupa emas/berlian,

kemudian tanpa proses yang panjang dan waktu yang lama dapat diperoleh dana

dengan cepat. Kemudian nasabah bisa mengangsur atau melunasi pinjaman

36
kapan saja sampai batas jatuh tempo, ataupun apabila nasabah belum mampu

membayarnya, nasabah bisa memperpanjang batas jatuh tempo.

Di samping itu, terdapat juga kendala yang ada pada PT. Pegadaian

Syariah CPS Simpang Patal, yaitu nasabah tidak melunasi pinjaman dengan tepat

waktu, sehingga ketika jatuh tempo pembayaran pihak Pegadaian Syariah harus

menghubungi nasabah atau mengirimkan surat pemberitahuan untuk proses

gadainya atau nasabah akan melunasi pinjamannya. Adapun kendala lain yang

penulis dapatkan selama kerja praktik, yaitu nasabah yang meminta pinjaman

melebihi nilai taksiran, hal itu tidak diperbolehkan, karena menyalahi prosedur

yang telah ditetapkan oleh pihak Pegadaian Syariah. Penetapan nilai taksiran

berpedoman pada ketentuan dalam buku pedoman menaksir dan surat edaran

yang berlaku pada sistem pegadaian.

Berdasarkan kegiatan yang telah penulis pelajari selama mengikuti kerja

praktik, penulis dapat melihat bahwa bidang kerja praktik yaitu sistem produk

pembiayaan Ar-rum pada PT. Pegadaian Syariah CPS Simpang Patal, terdapat

kesesuaian antara teori yang berkaitan dengan bidang kerja praktik yang telah

penulis jelaskan sebelumnya. Salah satu kesesuaian yaitu pegadaian memenuhi

ketentuan umum menurut Fatwa DSN-MUI No.26/DSN –MUI/III/2002

mengenai gadai emas dibolehkan berdasarkan prinsip rahn, ongkos dan biaya

penyimpanan barang ditanggung oleh rahin, ongkos penyimpanan besarnya

berdasarkan pengeluaran yang diperlukan, dan biaya penyimpanan marhun

dilakukan berdasarkan akad ijārah. Dimana hal ini terdapat dalam praktik

pelaksanaan pegadaian syariah, yang meggunakan akad rahn dan nasabah

bersedia membayar ijarah yang telah ditentukan atas biaya penyimpanan.

37
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pembiayaan Ar-Rum Emas merupakan produk pembiayaan yang

disediakan oleh PT. Pegadaian Syariah CPS Simpang Patal berprinsip

syariah dengan jaminan emas atau berlian dalam jangka waktu 12, 18,

24, 36 bulan, dengan pengembalian pinjaman dilakukan secara

angsuran. Pembiayaan ini menggunakan akad rahn dan ijārah dalam

penerapannya.

2. Pembiayaan produk Ar-Rum Emas sudah sesuai dengan Standar

Operasional Perusahaan (SOP) yang berlaku pada PT. Pegadaian

Syariah.

3. Penetapan taksiran pada produk Arrum Emas di PT. Pegadaian Syariah

CPS Simpang Patal selalu mengacu pada Standar Taksiran Logam

(STL) yang ditetapkan oleh kantor pusat dan biaya administrasi

dibayarkan oleh rahin pada saat akad ditetapkan sebesar Rp. 70.000

5.2 Saran

Dari hasil Kerja Praktik, maka penulis mencoba memberikan kontribusi

atau saran yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, dintaranya:

1. Agar pelayanan kepada nasabah lebih memuaskan, diharapkan PT.

Pegadaian Syariah CPS Simpang Patal menambah jumlah karyawan.

agar lebih cepat dalam melayani nasabah dan lebih hemat waktu.

38
2. Diharapkan PT. Pegadaian Syariah CPS Simpang Patal kedepannya

memiliki gedung yang lebih luas untuk kenyamanan nasabah dalam

bertransaksi.

3. Untuk menghindari tunggakan pembayaran oleh nasabah, pihak

pegadaian syariah harus selalu melakukan pantauan dan menjaga

komunikasi yang baik dengan nasabah.

39
DAFTAR PUSTAKA

Totok dan Nuritmo. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Selemba

Empat

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan Jakarta: Rajawali Pers.

M. Sholahudin. 2010. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta:

Muhammadiyah University Pers

Islmail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.

Kasmir. 2012. Bank dan Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dab R & B. Bandung:

Alfabeta

Hasan M. Iqbal. 2014. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Muhadjir Noeng. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake

Saraswati

Hadi Sutrisno. 2010. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset

www.pegadaian.co.id

www.ssopegadaian.co.id

40
LAMPIRAN

41
42
43
Penyebaran Brosur di Daerah Kol. Atmo

Literasi Di RS Ernaldi Bahar

44

Anda mungkin juga menyukai