Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Era pasar bebas, atau yang biasa disebut dengan era globalisasi sering

didengungkan oleh para pemerhati ekonomi sejak beberapa dekade lalu hingga

sekarang ini. Kata “globalisasi” secara populer dapat diartikan menyebarnya sesuatu

secara sangat cepat ke seluruh dunia.

Robertson dalam Globalization: Social Theory and Global Culture (London, Sage:

1992) mendefinisikan globalisasi sebagai “the compression of the world into a single

space and the intensification of conciousness the world as a whole”.

Terjadinya era globalisasi memberi dampak ganda; dampak yang menguntungkan

dan dampak yang merugikan. Dampak yang menguntungkan adalah memberi

kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya kepada negara-negara asing. Tetapi di sisi

lain, jika kita tidak mampu bersaing dengan mereka, karena sumber daya manusia

(SDM) yang lemah, maka konsekuensinya akan merugikan bangsa kita.

Terjadinya perdagangan bebas harus dimanfaatkan oleh semua pihak dalam

berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan, di mana pendidikan diharuskan

mampu menghadapi perubahan yang cepat dan sangat besar dalam tantangan pasar

bebas, dengan melahirkan manusia-manusia yang berdaya saing tinggi dan tangguh.

Sebab diyakini, daya saing yang tinggi inilah yang akan menentukan tingkat kemajuan,

efisiensi dan kualitas bangsa untuk dapat memenangi persaingan era pasar bebas yang

ketat tersebut.
Fenomena abad 21 telah menyebabkan terjadinya perubahan pada dunia kerja yang

mengarah kepada sistem pengembangan tenaga kerja atau SDM yang bersifat

profesionalisme. Karena dunia kerja harus berkompetisi, maka pasar kerja juga

semakin ketat. Sehingga dunia kerja membutuhkan kompetensi seperti pengetahuan,

keterampilan dan sikap perilaku.

Kebutuhan dunia kerja akan komponen kompetensi tersebut juga didukung dengan

hasil studi JICA tahun 1996 tentang Engineering Manpower Development Plannning,

yang salah satu hasilnya, bahwa dari komponen kompetensi, maka angkatan kerja

lulusan perguruan tinggi menduduki ranking pertama dalam seleksi penerimaan tenaga

kerja.

Fakta yang sering dihadapi adalah sebagian besar lulusan sarjana bahkan dengan

kemampuan akademik yang baik, belum tentu siap untuk bekerja di lapangan. Terjadi

kesenjangan persepsi antara idealita lulusan sarjana dengan kondisi nyata di lapangan.

Setiap tahun jumlah lulusan sarjana sangat banyak. "Berdasarkan data keluaran Badan

Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, tercatat 231 juta penduduk Indonesia. Ada sekitar

8,96 juta orang yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. Sebanyak 628 ribu

sarjana, dan yang lulusan D3 mencapai 1,1 juta orang," ujarnya. Sedangkan jumlah

angkatan kerja sebanyak 113,8 juta.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu kebijakan dari dunia pendidikan

(khususnya dunia perguruan tinggi) untuk menyesuaikan kurikulumnya. Lembaga

pendidikan sebagai salah satu institusi penghasil tenaga kerja terdidik yang masuk ke

pasar kerja, harus memperhatikan proses mendidik untuk dapat menghasilkan SDM

yang mempunyai daya saing tinggi di masyarakat. Menghadapi era pasar global dunia
pendidikan harus banyak melihat perkembangan yang terjadi di dalam dunia kerja.

Dengan demikian kurikulum yang digunakan paling tidak harus dapat mencerminkan

apa yang diinginkan dunia kerja. Sehingga para lulusan perguruan tinggi diharapkan

mempunyai daya saing yang tinggi.

Pengenalan lapangan baik dalam berbagai bentuk menjadi keharusan agar lulusan

lebih siap ketika terjun ke dunia kerja atau masyarakat. Ada banyak cara yang dapat

dilakukan mahasiswa untuk lebih mengenal lebih dekat dunia kerja dan mendapatkan

banyak pengalaman praktis di lapangan, seperti praktikum dan kunjungan lapangan,

pendampingan masyarakat dan lain sebagainya. Mahasiswa harus memanfaatkan

dengan baik setiap kegiatan di lapangan untuk belajar untuk hal-hal yang bersifat

teknis, manajemen sumber daya, maupun kehidupan sosial kemasyarakatan untuk

pengembangan diri. Pengalaman di lapangan merupakan modal yang sangat penting,

dan tidak dapat diperoleh hanya dengan belajar dari buku atau sumber informasi

lainnya, tetapi harus dijalani di lapangan. Dengan demikian, semakin banyak,

mahasiswa berinteraksi dengan kegiatan lapangan akan semakin siap untuk terjun ke

masyarakat berkarya setelah lulus dari perguruan tinggi.

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia

yang memiliki sistem pendidikan yang menitikberatkan pada praktik dan teori,

diharapkan mampu mencetak atau menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang siap

pakai sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk mewujudkan hal itu, Universitas

Negeri Jakarta (UNJ) mempunyai program kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi

mahasiswa, Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk menjadikan mahasiswa

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terampil dalam bidang masing-masing dan


mengaplikasikan seluruh ilmu yang diperoleh selama perkuliahan baik secara teoritis

maupun praktek.

Dengan program ini, diharapkan tidak hanya menjadikan mahasiswa lebih banyak

pengalaman, tetapi juga akan lebih mendekatkan pada masyarakat dan dunia kerja.

Selain itu dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan diharapkan mahasiswa lulusan

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia

kerja walaupun dalam prakteknya dunia kerja sangat berbeda dengan apa yang

didapatkan mahasiswa sewaktu dibangku kuliah. Praktik Kerja Lapangan (PKL)

diperguruan tinggi merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana mahasiswa S1

konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga diharapkan mampu menambah wawasan

serta apresiasi terhadap keilmuan Ekonomi dan Administrasi khususnya pada

konsentrasi Pendidikan Administrasi Perkantoran, disamping itu juga melatih

kemampuan analitis mahasiswa dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi

dalam dunia kerja sesungguhnya.

B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diterapkan oleh Universitas Negeri Jakarta

(UNJ) mempunyai maksud dan tujuan yang berguna bagi mahasiswa sebagai pihak

yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Universitas, maupun instansi terkait

yaitu perusahaan itu sendiri dimana mahasiswa melakukan praktek.

Maksud dari diadakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diterapkan oleh
Universitas Negeri Jakarta ini, antara lain:

1. Sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa S1 Program studi

Pendidikan Ekonomi, Konsentrasi Pendidikan Administrasi

Perkantoran untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

2. Melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sesuai dengan latar

belakang pendidikan yang diambil oleh praktikan pada konsentrasi

administrasi perkantoran.

3. Meminimalisasi potensi pengangguran terdidik, yang dihasilkan dari

para lulusan sarjana yang kurang kompetensi / skill untuk memasuki

dunia kerja

4. Sebagai sarana untuk membina dan memaksimalkan potensi

mahasiswa dalam dunia kerja yang sesungguhnya

Sedangkan tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), adalah:

1. Memberikan kepada para mahasiswa bentuk pengalaman nyata serta

permasalahan yang dihadapi dunia kerja dan menumbuhkan rasa

tanggung jawab profesi.

2. Mendidik mahasiswa agar dapat memiliki mental yang kuat dan

menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dalam menjadi tenaga

kerja yang professional.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menyatukan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan wawasan kegiatan

suatu bidang usaha agar mereka dapat lebih percaya diri dan selalu
mandiri dalam perkembangan karir di masa yang datang.

4. Menambahkan kepada para mahasiswa pengertian akan lingkungan

organisasi bidang usaha komplek dengan berbagai kegiatan di

dalamnya.

5. Untuk menjalin kerjasama yang baik antara pihak Universitas dengan

perusahaan terkait tempat praktek kerja lapangan.

C. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki berbagai segi manfaat bagi pihak-pihak

yang terkait dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, termasuk bagi

individu praktikan sendiri.

1. Bagi Mahasiswa

1. Mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja yang

sesungguhnya setelah mendapat Gelar Sarjana

2. Memaksimalkan dan melatih keterampilan mahasiswa

program sarjana sesuai dengan pengetahuan yang di

peroleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

3. Belajar mengenal dan memahami dinamika dunia kerja

pada unit–unit kerja, baik dalam lingkungan pemerintah

maupun perusahaan

4. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai penerapan

teori yang didapat dalam proses perkuliahan dengan


praktek langsung di lapangan.

5. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan bagi

praktikan dalam melakukan setiap pekerjaan, serta dapat

bersosialisasi dengan dunia kerja nyata.

2. Bagi Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

a. Mengetahui sejauh mana efektifitas antara

kurikulum (materi perkuliahan, metode dan media)

yang diterapkan dengan dinamika dan kondisi

dunia kerja yang sesungguhnya

b. Mengetahui seberapa besar peran tenaga pengajar

dalam memberikan materi perkuliahan untuk

mahasiswa sesuai dengan perkembangan yang

terjadi di dunia kerja.

c. Menjalin kerjasama dan mendapatkan umpan balik

untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan di lingkungan

instansi/perusahaan dan tuntutan pembangunan

pada umumnya, sehingga dapat mewujudkan

konsep link and match dalam meningkatkan

kualitas layanan bagi dunia kerja.

3. Bagi Perusahaan

a. Terjalinnya hubungan yang teratur dan dinamis antara instansi/perusahaan


dengan lembaga perguruan tinggi, serta menumbuhkan hubungan kerjasama

yang saling menguntungkan dan bermanfaat.

b. Membantu menyiapkan sumber daya manusia yang potensial untuk

perusahaan.

c. Praktikan dapat membantu pekerjaan di instansi atau perusahaan tempat

praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

D. Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Kantor Pusat Perum Pegadaian, terletak di Jl.

Kramat Raya 162, Jakarta 10430. Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL), praktikan ditempatkan di Divisi Diklat. Bagian tersebut sesuai dengan bidang

ilmu yang di dapatkan praktikan selama duduk di bangku perkuliahan FE UNJ. Selama

PKL berlangsung, kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari pekerjaan administrasi,

baik administrasi tata persuratan maupun administrasi tata kepegawaian (dalam hal ini

melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk pegawai).

Praktikan melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama hampir 1 (satu) bulan.

Hari kerja efektif praktikan dimulai dari hari senin sampai dengan Sabtu (hal ini

dikarenakan Perum Pegadaian, khususnya Divisi Diklat sedang mengadakan Diklat

Penaksir Muda, Pemeriksa Muda, dan Pengelola Cabang. Ketiga diklat tersebut

dilaksanakan dari Hari Senin sampai Sabtu). Diklat tersebut dilaksanakan di dua tempat

terpisah. Diklat Penaksir Muda dan Pengelola Cabang bertempat di YTKI ( Yayasan

Tenaga Kerja Indonesia ), terletak di Jl. Gatot Subroto No. 395. Sedangkan Diklat

Pemeriksa Muda dilaksanakan di Gd. Pusdiklat Jiwasraya yang terletak di Jl.

Minangkabau No. 18, Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan.


Atas dasar itulah, dalam melaksanakan PKL, praktikan seringkali berpindah tempat

sesuai kebutuhan / permintaan manajer diklat (antara kantor pusat Perum Pegadaian,

YTKI, dan Gd. Pusdiklat Jiwasraya). Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) praktikan

selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sebaik-baiknya dengan

segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan oleh pegawai Divisi Diklat, sehingga

praktikan dapat mengerjakan pekerjaan yang diberikan dengan baik.

E. Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Waktu Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama satu bulan, terhitung

pada tanggal 28 Juni sampai dengan 28 Juli 2010. Adapun rincian tahapannya, sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

Praktikan melakukan persiapan dengan membuat surat izin praktek kerja lapangan

dibagian BAAK, dimana sebelumnya meminta surat pengantar terlebih dahulu. Lalu

diberikan pada pihak perusahaan terhitung sejak bulan Mei hingga akhirnya mendapat

balasan dari pihak perusahaan bulan Juni.

2. Tahap Pelaksanaan

Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL), di Kantor Pusat Perum

Pegadaian satu bulan, terhitung sejak tanggal 28 Juni 2010 sampai dengan 28 Juli

2010, dengan pelaksanaan kerja mulai hari senin sampai dengan hari sabtu, dengan

ketentuan masuk dan keluar :

Hari masuk : Senin – Sabtu

Jam : 07.30 WIB


Waktu Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB

Jam pulang kerja : 16.00 WIB

3. Tahap Pelaporan

Praktikan mulai menulis laporan diawali saat pertengahan pelaksanaan Praktik

Kerja Lapangan (PKL), tepatnya pertengahan bulan Juli sampai dengan bulan

November. Hal ini dilakukan demi penyempurnaan ( baik isi laporan maupun lampiran

– lampiran yang diperlukan untuk mendukung kesempurnaan laporan ).

Tabel 1: Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan

Bulan Agus
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Sep Okt Nov Des
Tahap t
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Sumber: data diolah oleh penulis
BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Sejarah Perusahaan

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)

mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan

kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada

tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-

1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi

keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari

Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut

berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah

darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris).

Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu

pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak

yang tinggi kepada pemerintah.


Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap

dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak

ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.

Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan

‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang

dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh

pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar

bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia

Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang

mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan

tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa

Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun

Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang

terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor

Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak

perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan

maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam

Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian

dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang

pribumi yang bernama M. Saubari.


Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian

sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian

terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan

Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan

Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali

dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah

beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1

Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan

Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui

dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM)

hingga sekarang.

Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan

oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation,

ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam

bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas

lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.

1. Visi dan Misi

VISI:

PADA TAHUN 2013 PEGADAIAN MENJADI "CHAMPION" DALAM

PEMBIAYAAN MIKRO DAN KECIL BERBASIS GADAI DAN FIDUCIA BAGI


MASYARAKAT MENENGAH KE BAWAH

MISI:

1. Membantu program pemerintah meningkatkan

kesejahteraan rakyat khususnya golongan

menengah ke bawah dengan memberikan solusi

keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman

skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum

gadai dan fidusia.

2. Memberikan manfaat kepada pemangku

kepentingan dan melaksanakan tata kelola

perusahaan yang baik secara konsisten.

3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi

sumber daya.

Perjalanan Misi Perusahaan Perum Pegadaian :

Misi Perum Pegadaian sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan

perekonomian dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum

gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar dari praktek pinjaman uang

dengan bunga yang tidak wajar ditegaskan dalam keputusan Menteri Keuangan

No. Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal 20 Januari 1970 dengan tugas pokok sebagai

berikut:

1. Membina perekonomian rakyat


kecil dengan menyalurkan kredit

atas dasar hukum gadai kepada :

Para petani, nelayan, pedagang

kecil, industri kecil, yang bersifat

produktif Kaum buruh / pegawai

negeri yang ekonomi lemah dan

bersifat konsumtif

2. Ikut serta mencegah adanya

pemberian pinjaman yang tidak

wajar, ijon, pegadaian gelap, dan

praktek riba lainnya.

3. Disamping menyalurkan kredit,

maupun usaha-usaha lainnya

yang bermanfaat terutama bagi

pemerintah dan mayarakat.

4. Membina pola perkreditan

supaya benar-benar terarah dan

bermanfaat dan bila perlu

memperluas daerah

operasinya.Dengan seiring

perubahan status perusahaan

dari Perjan menjadi Perum

pernyataan misi perusahaan


dirumuskan kembali dengan

pertimbangan jangan sampai misi

perusahaan itu justru membatasi

ruang gerak perusahaan dan

sasaran pasar tidak hanya

masyarakat kecil dan golongan

menengah saja maka terciptalah

misi perusahaan Perum

Pegadaian yaitu “ ikut membantu

program pemerintah dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat golongan menengah

kebawah melalui kegiatan utama

berupa penyaluran kredit gadai

dan melakukan usaha lain yang

menguntungkan”.

Bertolak dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya

Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi

dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang

adil dalam perekonomian.

Sebagai lembaga keuangan non bank milik pemerintahan yang berhak


memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai

yang bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan non

formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari

masyarakat, maka pada dasarnya lembaga pegadaian (Perum Pegadaian)

tersebut mempunyai tugas, tujuan serta fungsi-fungsi pokok sebagai berikut

(Usman, 1995:359) :

a) Tugas Pokok

Tugas pokok Pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar

hukum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan

pegadaian atas dasar materi.

b) Tujuan Pokok.

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi

kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip

pengelolah. Oleh karena itu, pegadaian pada dasarnya mempunyai

tujuan-tujuan pokok sebagai berikut :

1. Turut melaksanakan program pemerintah di

bedang ekonomi dan pembangunan nasional

pada umumnya melalui penyaluran uang

pinjaman atas dasar hukum dagai.

2. Mencegah praktek pegadaian gelap dan

pinjaman tidak wajar.

c) Fungsi Pokok

Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut :


1. Mengelolah penyaluran uang pinjaman atas dasar

hukum gadai dengan cara mudah, cepat, aman, dan

hemat.

2. Menciptakan dan mengembangkan usah-usaha lain

yang menguntungkan bagi pegadaian maupunn

masyarakat.

3. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian.

Pendidikan dan pelatihan.

4. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana

pegadaian.

5. Melakukan penelitian dan pengembangan serta

mengawasi pengelolaan pegadaian.

Perum Pegadian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang

bernaung di bawah Departemen Keuangan. Sehingga, yang berhak

mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksinya kepada

Presiden adalah Menteri Keuangan.

Selain mengusulkan pengangkatan dan pemberentian dewan Direksi,

dalam melaksanakan fungsi pengawasannya Menteri Keuangan juga dapat

mengusulkan pengangkatan dan pemberentian anggota-anggota Dewan

Pengawas (Komisaris) Perum Pegadaian. Menurut ketentuannya Dewan

Komisaris minimal dapat dijabat oleh dua orang dan maksimal lima orang yang

terdiri dari ketua dan anggota. Dewan Komisaris bertanggungjawab penuh atas

pelaksanaan pengawasan kepada Menteri Keuangan. Masa jabatan Dewan


komisaris selama tiga tahun dan dapat diangkat kembali.

2. Perkembangan Usaha

a. Pegadaian di Era Kemerdekaan

Bisnis gadai yang melembaga pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

jenderal VOC Van Imhoff mendirikan Bank Van Leening ini kemudian

dikembangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini karena diyakini

bahwa praktik gadai telah mengakar dalam keseharian masyarakat

Indonesia. Pemerintah Indonesia mendirikan lembaga gadai pertama kali di

Sukabumi Jawa Barat, dengan nama Pegadaian, pada tanggal 1 April 1901

dengan Wolf von Westerode sebagai Kepala Pegadaian Negeri pertama,

dengan misi: ”menyelamatkan masyarakat dari jeratan para lintah darat”,

melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum gadai.

Seiring dengan perkembangan zaman, Pegadaian telah beberapa kali

berubah status mulai sebagai Perusahaan Jawatan ( 1901 ), Perusahaan di

Bawah IBW (1928), Perusahaan Negara (1960), dan kembali ke Perjan di

tahun 1969. Baru di tahun 1990 dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10 April

1990, sampai dengan terbitnya PP 103 tahun 2000, Pegadaian berstatus

sebagai Perusahaan Umum (PERUM) dan merupakan salah satu BUMN

dalam lingkungan Departemen Keuangan RI hingga sekarang,


b. Keadaan Perum Pegadaian di Indonesia

Sesuai dengan PP103 tahun 2000 pasal 8, Perum Pegadaian melakukan

kegiatan usaha utamanya dengan menyalurkan uang pinjaman atas dasar

hukum gadai serta menjalankan usaha lain seperti penyaluran uang

pinjaman berdasarkan jaminan fidusia, layanan jasa titipan, sertifikasi logam

mulia dan batu adi, toko emas, industri emas dan usaha lainnya. Sejalan

dengan kegiatannya, Pegadaian mengemban misi untuk:

1. Turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan

menengah ke bawah

2. Menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktik riba dan pinjaman

tidak wajar lainnya (rentenir atau lintah darat).

Kegiatan usaha Pegadaian dijalankan oleh lebih dari 730 Kantor Cabang

PERUM Pegadaian yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor Cabang tersebut

dikoordinasi oleh 14 Kantor Wilayah yang membawahi 26 sampai 75 kantor

Cabang. Perum Pegadaian secara Nasional berada di bawah kepemimpinan

Direksi. Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan

Pegadaian sempat pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang

yang kian memanas. Agresi Militer Belanda II memaksa kantor Jawatan

Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Pasca perang kemerdekaan kantor

Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh

Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini, Pegadaian sudah beberapa kali

berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961,
kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1969 menjadi

Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.10 Tahun 1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah

No.103 Tahun 2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum) hingga

sekarang.

c. Perkembangan Produk Layanan Pegadaian

Hingga saat ini masih banyak anggota masyarakat yang mengenal Pegadaian

dari produk jasa gadainya saja. Padahal, produk Pegadaian sebenarnya cukup

banyak. Berikut adalah beberapa layanan Perum Pegadaian:

1. KCA (Kredit Cepat Aman)

KCA adalah layanan kredit berdasarkan hukum gadai dengan pemberian

pinjaman mulai dari Rp. 20.000,- sampai dengan Rp. 200.000.000,-. Jaminannya

berupa barang bergerak, baik barang perhiasan emas dan berlian, peralatan

elektronik, kendaraan maupun alat rumah tangga lainnya. Jangka waktu kredit

maksimum 4 bulan atau 120 hari dan dapat diperpanjang dengan cara hanya

membayar sewa modalnya saja.

2. KREASI (Kredit Angsuran Fidusia)

Layanan ini ditujukan kepada pengusaha mikro dan kecil sebagai alternatif

pemenuhan modal usaha, dengan agunan BPKB kendaraan bermotor (mobil

atau sepeda motor).


d. Perkembangan Organisasi (Usaha Mendirikan Pegadaian Syariah)

Pegadaian Syariah merupakan bagian terintegrasi dari bisnis Perum Pegadaian.

Terbitnya PP No.10 Tahun 1990 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi

tonggak awal kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa

PP.10 tersebut menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk

mencegah praktik riba. Misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang

dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang.

Banyak pihak berpendapat bahwa operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI

tanggal 16 Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep

syariah meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang

menepis anggapan itu dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah

suatu konsep pendirian Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai langkah

awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha syariah.

e. Perkembangan Keuangan (Laba terus mengalami peningkatan)

Outlet Pegadaian meningkat dari 3.076 unit di tahun 2009 hingga Juni 2010

mencapai 4.531 unit, dan diperkirakan setiap tahun meningkat sekitar 500 unit.

Bahkan, pihaknya menargetkan setiap tahun membuka 500 gerai, sehingga pada

2013 akan mencapai 6 ribu gerai. Hal tersebut berpengaruh pada Omzet

PERUM Pegadaian yang telah mencapai Rp 28,7triliun selama semester 1 tahun

2010 atau naik sekitar 26% dibanding periode yang sama 2009 yang tercatat Rp
22,4 triliun. Kenaikan laba ini dipengaruhi adanya penurunan biaya bunga dan

pertumbuhan omzet perusahaan yang terus meningkat.

Sementara itu, omzet Pegadaian Syariah sampai Juni 2010 juga naik menjadi Rp

l,9 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama 2009 yang tercatat Rp l.l

triliun. Pegadaian memperoleh omzet antara lain dari kredit Kredit Cepat Aman

(KCA), Gadai Syariah, Arrum, Mulia, Kresna, Krista, Kreasi, Krasida, Gadai atau

saham, dan Kucica atau kirim dan terima uang.

Pegadaian terus bertambah umurnya. Bertambah kemampuannya untuk

memberikan layanan kepada semua nasabah. Sejak kelahirannya hingga kini.

Pegadaian tetap memiliki ciri yang tidak berubah yaitu konsisten pada bisnis

intinya, melayani perekonomian kerakyatan khususnya usaha mikro, kecil, dan

menengah dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai dan fiducia.

Sinergi dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak terus dilakukan. Upaya

untuk memperkokoh keunggulan Pegadaian menjadi prioritas utama. Hal itu

senantiasa dilakukan agar Pegadaian dinamis, profesional dan handal, yang

didukung oleh sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, serta

modernisasi sarana dan prasarana yang memadai.

3. Penghargaan / Award

Perum Pegadaian telah menerima beberapa award / penghargaan atas

beberapa prestasinya :
• Kategori emiten penerbit obligasi konvensional terbaik (best conventional

bond issuer) pada Pefindo Award 2010.

• BUMN Terbaik Jasa Keuangan I Tahun 2005

• Finalis Bubu Awards

• Jasa Keuangan Terbaik Pertama Anugerah Business Review 2008

• Direktur Utama Perum Pegadaian sebagai Finalis CEO Anugerah

Business Review 2008

• Perusahaan Terbaik Keempat Anugerah Busniess Review 2008,

Pegadaian sebagai perusahaan peringkat pertama Instansi yang memberi

manfaat terbaik berdasarkan survey Lembaga Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK).

B. STRUKTUR ORGANISASI

Dengan melakukan pemilihan serta penentuan struktur organisasi yang tepat

dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam perusahaan maka pencapaian

tujuan perusahan akan lebih terarah. Selain itu, dengan struktur organisasi yang

jelas dan baik maka akan dapat diketahui sampai dimana wewenang dan

tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya.

Dalam menjalankan aktivitas usahanya, PERUM PEGADAIAN menerapkan

struktur organisasi fungsional. Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan


orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional

atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi.

1. Dewan Pengawas

Fungsi :

1. Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan

perusahaan

2. Memberikan nasehat kepada Direksi sesuai dengan kewenangan dan

tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar

3. Memastikan dan berupaya terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate

Governance dalam setiap kegiatan usaha perusahaan

4. Mengarahkan, memantau serta mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis

perusahaan

2. Direksi, memiliki 4 sub bagian, yakni :

1) Direktorat keuangan :

a. Divisi Treasury

Tugas Pokok :

1. Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip

pengelolaan pendanaan yang berlaku

2. Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja keuangan dan likuiditas

perusahaan

3. Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar pengembilan


keputusan dalam rangka mengurangi resiko pasar perusahaan

4. Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan proyek / bidang

keuangan mandiri

5. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang

optimaisasi cashflow perusahaan

Fungsi :

1. Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang

merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu

Perusahaan yang telah ditetapkan.

2. Menyusun dan merevisi Sasaran Mutu dan Prosedur Mutu Unit Kerja.

3. Tersajinya kajian kelayakan investasi dalam surat-surat berharga, akuisisi,

merger, dan privatisasi.

4. Dilaksanakannya pengembangan yang berkelanjutan terhadap Sasaran

mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang mengacu kepada

Kebijakan Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan.

5. Mengevaluasi dan mengajukan usulan kelayakan investasi kepada

Direksi.

b. Divisi Akuntansi
Tugas Pokok :

1. Mengkoordinasikan pengendalian kegiatan Akuntansi Manajemen,

Keuangan, Sistem Informasi Keuangan, dan kegiatan Pembinaan Usaha

Kecil & Koperasi (PUKK).

2. Melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan laporan akuntansi

manajemen perusahaan.

3. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan bidang keuangan sesuai

dengan target yang ditentukan

4. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP).

5. Mengusulkan sistem dan prosedur akuntansi dan keuangan yang

memadai untuk pengembangan sistem informasi akuntansi & keuangan

dan bentuk-bentuk pelaporan.

6. Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan (neraca, laporan

laba/rugi, laporan arus kas) yang auditable secara berkala beserta

perinciannya (bulanan, triwulan maupun akhir tahun) sesuai dengan

kebijakan akuntansi kepada Direksi

7. Mengevaluasi kajian kelayakan investasi dalam surat-surat berharga,

akuisisi, merger dan privatisasi.

8. Mengevaluasi dan menyampaikan bahan-bahan laporan untuk Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada Direksi.

9. Melaporkan kinerja manajemen unit operasi terhadap anggaran dan

standar biaya dan memberikan penjelasan disertai rekomendasi perbaikan


yang diperlukan.

10. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran bulanan,

triwulanan dan tahunan.

11. Memeriksa pengajuan Rencana Kebutuhan (RK) dan uang kas kecil (petty

cash).

12. Memberikan pertimbangan mengenai kebutuhan dana yang tidak tersedia

alokasi anggarannya dan kebutuhan dana lain di luar anggaran.

13. Menghitung harga pokok dan mengusulkan penetapan tarif.

14. Mengevaluasi rencana kebutuhan biaya operasional dan modal kerja serta

rencana penerimaan dan pengeluaran kas

15. Mengelola alat-alat pembayaran dan surat-surat berharga.

16. Mengevaluasi penutupan asuransi dan tuntutan ganti rugi.

17. Mengevaluasi perhitungan kewajiban perpajakan sesuai Undang - Undang

Perpajakan.

18. Menyelenggarakan program bantuan dan pembinaan terhadap Usaha

Kecil dan Koperasi.

19. Mengkoordinasikan penyelesaian piutang macet ke Direktorat Jenderal

Piutang Lelang Negara, Komisaris dan Pemegang Saham.

20. Melakukan kompilasi, analisis dan evaluasi piutang usaha dari unit usaha

setiap bulan.

21. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.

Fungsi :
1. Mengusulkan perubahan / penggeseran anggaran kepada Direktur

Keuangan & Umum.

2. Melakukan perubahan nomor rekening.

3. Melakukan perubahan bentuk laporan keuangan.

4. Meneliti dan menandatangani R/K.

5. Mengusulkan mata anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum.

6. Menandatangani cek / giro sesuai ketentuan yang berlaku

7. Meneliti / memeriksa dan mengusulkan perubahan kebijakan akuntansi

kepada Direktur Keuangan & Umum.

8. Mengkoordinasikan penyusunan Laporan Manajemen Perusahaan

9. Menerima atau menolak permintaan pembayaran dari unit kerja.

10. Mengajukan pembayaran seluruh kewajiban perusahaan (perpajakan,

retribusi, dan dividen) serta pertanggungjawaban keuangan perusahaan

kepada pihak yang berwenang.

11. Sebagai koordinator dalam pengembangan sistem informasi akuntansi &

keuangan.

12. Mengusulkan kepada Direksi pemberian bantuan modal dan program

hibah dalam rangka pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi.

13. Mengusulkan kepada Direksi bantuan bina lingkungan kepada masyarakat

di sekitar wilayah perusahaan (Community Development)

14. Mengusulkan kepada Direksi penghapusan piutang macet.

15. Menandatangani laporan analisis dan evaluasi piutang usaha.


2) Direktorat Operasi dan Pemasaran, memiliki sub bagian :

a. Divisi Usaha Gadai

b. Divisi Usaha Syariah

c. Divisi Usaha Lain

3) Direktorat Pengembangan Usaha, memiliki sub bagian :

a. Divisi Litbang

Tugas Pokok :

1. Bertanggung jawab untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, idealis

dan profesional.

2. Melakukan kegiatan penelitian-penelitian untuk kemajuan perusahaan dan

pendelegasian dalam diklat maupun seminar

3. Berkoordinasi dengan semua unit kerja mengenai semua data pendukung

berkaitan dengan aktivitas perusahaan dan masalah – masalah yang

dihadapi

4. Secara berkala melakukan kajian secara komprenhensif terhadap aktifitas

operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pelaksanaan aktifitas

operasional tersebut tetap berpedoman terhadap Kebijakan Umum

Direksi, Ketentuan – Ketentuan Internal serta Undang – Undang, dan

Peraturan yang berlaku

b. Divisi TI
Tugas Pokok :

1. Mengarahkan pelaksanaan proses pengembangan sampai dengan uji –

coba, dan migrasi software sistem aplikasi dan sistem data base

computer, networking communication system.

2. Mengawasi operasionalisasi sistem komputerisasi kantor cabang

pegadaian (Kanwil) diseluruh Indonesia.

3. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan operasional seluruh sistem

pelayanan (customer service) kantor pegadaian secara elektronik di

seluruh wilayah Indonesia.

4. Menyusun rencana pengembangan sistem informasi manajemen secara

terintegrasi

5. Menyusun rencana sistem perekaman dan pengamanan data dan

informasi yang ada

6. Melakukan fungsi pelayanan instalasi software seluruh unit yang

membutuhkan.

Fungsi :

1. Mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan

pengadaan system komputerisasi. Dalam hal ini bertugas memberikan

spesifikasi dan standarisasi teknis atas seluruh kebutuhan hardware dan

software komputer .

2. Mengembangkan website kantor PERUM Pegadaian.


3. Mengembangkan software sistem informasi manajemen dan mengolah

data menjadi informasi yang dibutuhkan unit-unit.

4. Mengembangkan sistem pengamanan data dan sistem informasi yang

dikembangkan.

5. Mengendalikan langsung semua sistem informasi manajemen yang

dikembangkan di unit-unit kerja menuju sistem informasi manajemen data

perekaman database yang terintegrasi.

c. Divisi Manajemen Resiko

Tugas Pokok :

1. Menyusun, memelihara dan melakukan pengkinian Pedoman

Manajemen Risiko Perusahaan, sesuai perkembangan usaha gadai

serta perubahan / perkembangan Undang – Undang, Peraturan dan

Ketentuan di bidang Kepatuhan dan Manajemen Risiko Usaha Gadai.

2. Melakukan telaah kajian secara komprehensif terhadap draft /

proposal aktifitas / produk baru yang akan dilakukan perusahaan,

untuk memastikan rencana tersebut mematuhi (comply) terhadap

Undang – Undang, Peraturan dan Ketentuan yang berlaku,

3. Secara berkala melakukan kajian secara komprenhensif terhadap

aktifitas operasional perusahaan untuk memastikan bahwa

pelaksanaan aktifitas operasional tersebut tetap berpedoman terhadap

Kebijakan Umum Direksi, Ketentuan – Ketentuan Internal serta

Undang – Undang, dan Peraturan yang berlaku


4. Melakukan telaah / kajian secara komprehensif terhadap draft Sistem

dan Prosedur yang disusun sebelum disahkan sebagai Pedoman

Operasional Usaha Gadai, sehingga Sistem dan Prosedur tersebut

memenuhi aspek Kepatuhan dan sesuai dengan prinsip – prinsip

Pengendalian Risiko yang memadai

5. Melakukan telaah / kajian secara komprehensif terhadap draft Surat

Keputusan Direksi, dan Surat Edaran Direksi, sebelum ditanda-

tangani oleh Direksi, sehingga Surat Keputusan dan Surat Edaran

Direksi tersebut memenuhi aspek Kepatuhan dan sesuai dengan

prinsip – prinsip Pengendalian Risiko yang memadai

6. Menyusun, menganalisa dan melaporkan Profil Risiko perusahaan per

bulan, paling lambat tanggal 21 (dua puluh satu) setelah akhir bulan

laporan, dan disampaikan kepada Direksi dan di Laporkan ke Dewan

Pengawas setiap triwulan. Laporan dimaksud minimal meliputi hal –

hal sebagai berikut: Identifikasi risiko, Profil risiko dan Langkah –

langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk meminimalisasi

resiko – resiko tersebut

7. Menyusun Laporan Tingkat Kesehatan perusahaan per bulan, dan

mengkoordinasi laporan untuk seluruh cabang di Indonesia paling

lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah akhir bulan laporan.

8. Mengkaji, menginventarisir semua produk gadai baru dan aktivitas

baru untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ditimbulkan sebelum


implementasi produk baru dan aktivitas baru.

4. Direktorat Umum dan SDM, memiliki sub bagian :

a. Divisi SDM

Tugas Pokok :

1. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan

pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.

2. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan dan

pengembangan pegawai.

3. Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa

pegawai dengan mempertimbangkan "internal / external equity".

4. Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan organisasi

perusahaan.

5. Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu data base

kepegawaian.

6. Mengkoordinasikan perumusan Kebijakan perencanaan,

pengorganisasian dan administrasi program Pendidikan dan Latihan

(Diklat).

7. Menyiapkan program-program penelusuran bakat, pembinaan

kepribadian dan pelatihan ketrampilan bagi Pegawai dengan tujuan

termanfaatkannya potensi Pegawai secara maksimal demi

kepentingan kedua belah pihak.

8. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan

kontribusi peraturan bagi perkembangan perusahaan.


9. Mengevaluasi Hasil penilaian kinerja seluruh Pegawai yang telah

dilaksanakan bersama para atasan langsung.

10. Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja

yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu

Perusahaan yang telah ditetapkan.

11. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.

Fungsi :

1. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kepegawaian,

pengembangan SDM perusahaan

2. Mengusulkan kepada Direksi tentang pengesahan sistem dan

kebijakan di bidang Kepegawaian.

3. Mengusulkan kepada Direksi tentang program dan pelaksanaan

pengadaan, penempatan dan pengembangan Pegawai sesuai dengan

tuntutan kebutuhan Perusahaan

4. Mengusulkan kepada Direksi untuk memberikan penghargaan atau

hukuman Pegawai sesuai hasil penilaian kinerja Pegawai yang

bersangkutan.

5. Mengusulkan kepada Direksi untuk menindak lanjuti hasil Diklat dalam

bentuk promosi, mutasi dan demosi.

6. Menerima atau menolak hasil penilaian kinerja Pegawai dari

atasannya setelah dilakukan evaluasi.

7. Menyetujui daftar pembayaran yang menjadi hak pegawai sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.

8. Menerima atau menolak usulan program dan peserta Diklat dari Unit

Kerja.

b. Divisi Logistik

Tugas Pokok :

1. Menyelenggarakan kebijakan pengadaan barang dan jasa sesuai

kebutuhan perusahaan.

2. Menyelenggarakan penyediaan dan distribusi air, listrik, AC, telepon,

PABX dan Faksimili untuk keperluan kantor pusat.

3. Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan dan

penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor.

4. Menyelenggarakan administrasi dan pengaturan, penggunaan,

kebersihan, pemeliharaan kendaraan dinas.

5. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan kebersihan gedung,

halaman, taman, dan lapangan parkir kantor pusat.

6. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kantor, serta pengaturan,

penataan dan penggunaan ruang kantor/ruang rapat.

7. Mengelola persediaan ATK dan cetakan kantor pusat.

8. Menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja yang diperlukan kantor

pusat dan atau perusahaan (komputer, kendaraan dinas, kendaraan

operasional).

9. Mempersiapkan fasilitas untuk kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja /


perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.

Fungsi :

1. Menyelenggarakan pemantauan keberadaan barang-barang

inventaris,peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk keperluan

audit secara berkala.

2. Merencanakan dan menetapkan pendistribusian peralatan dan

perlengkapan

3. Mengadakan kerja sama dengan divisi lain dalam kaitannya terhadap

tugas – tugasnya

4. Memberikan saran dan pendapat kepada ketua umum dalam

kaitannya dengan tugas - tugasnya

5. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan penggantian peralatan

inventaris kantor pusat.

d. Divisi Diklat (Pendidikan dan Pelatihan)

Fungsi :

1. Perumusan kebijakan dan pelaksanaan tugas teknis dibidang

pengkajian, pendidikan dan pelatihan teknis, fungsional serta

kepemimpinan dan umum

2. Penyelenggaraan pembinaan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan

untuk pegawai lama dan pegawai baru

3. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal


Divisi Diklat memiliki sub bagian :

a) Manajer Diklat

Tugas pokok :

• Melakukan monitoring proses manajemen diklat

• Mengontrol pelaksanaan diklat berlangsung

• Bertanggung jawab terhadap pelaporan aktivitas diklat kepada

direktorat SDM dan Umum

b) Manajer Administrasi

Tugas pokok :

• Menyusun kebijakan dan sistem pengawasan atas

pelaksanaan administrasi umum di lingkungan Divisi Diklat

Kantor Pusat PERUM Pegadaian.

• Pemberian usulan tindak lanjut temuan hasil pengawasan

dan pemeriksaan;

• Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tindaklanjut

hasil pengawasan dan pemeriksaan;

• Penyusunan rencana kerja pelaksanaan tugas dan

fungsinya serta evaluasi dan pelaporan atas

pelaksanaannya.

c) Manajer Akademik

Tugas Pokok :
BELUM FIX !!!!

C. Kegiatan Umum Perusahaan

Perum Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan non bank yang

kegiatan utamanya menyediakan dana (pembiayaan) bagi masyarakat luas, untuk

tujuan konsumsi, produksi, maupun berbagai tujuan lainnya. Perum Pegadaian

termasuk dalam kategori lembaga keuangan karena transaksi pembiayaan yang

diberikan oleh Pegadaian mirip dengan pinjaman kredit melalui bank, namun diatur

secara terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan peraturan mengenai

pinjam meminjam biasa (Susilo, dkk. : 2000). Baik Bank maupun pegadaian

memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan membebankan suatu kontra

prestasi atas penyerahan uang atau balas jasa atas pinjaman yang diperolehnya

dalam bentuk bunga atau sewa modal (Opdyke, 1993).

Dari literature atau jurnal yang ada, berkaitan dengan praktek pegadaian,

dapat diketahui bahwa transaksi gadai ini yang tidak hanya terjadi di Indonesia

tetapi dilakukan pula di Amerika, Polandia, Swedia, Mexico, Inggris, Malaysia dan di

banyak negara lainnya. Bahkan transaksi ini, yang merupakan suatu bentuk kredit

atau pinjaman, diketahui sudah ada sejak abad kelima di negeri China yang

umumnya dijalankan oleh para biarawan Budha. Juga dikatakan bahwa di

Greece/Yunani masa lampau dan masa kerajaan Romawi praktek pegadaian

didokumentasikan dengan baik (Brooks, 2004). Di Amerika sendiri kegiatan gadai ini

diketahui dimulai pada awal tahun 1900-an.


Menurut penelitian Ismail et.al. (1997) alasan sejumlah nasabah memilih

pegadaian sebagai institusi pemberi pinjaman antara lain karena (Anonymous:

1998; Ismail, et.al.: 1997; Caskey : 1991).

1. Tidak dapat meminjam pada lembaga keuangan formal.

2. Cepat dan mudah.

3. Prosedur yang sederhana dan tidak berbelit.

Bunga yang dibebankan pegadaian relatif lebih tinggi daripada yang

dibebankan perbankan (Willman, 2003; Anymous,1993; Steiner, et.al.,1992; Caskey

and Zikmund, 1990 ). Hal ini karena sebagian besar (80%) kegiatan pegadaian

dibiayai dari pinjaman pihak perbankan. (Susilo dkk., 2000).

Selama ini masyarakat mengetahui Perum Pegadaian hanya melayani jasa

gadai saja, padahal usaha Perum Pegadaian sebenarnya cukup banyak, yaitu :

(Situs BUMN-Online, 2005)

1) Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai (jasa gadai), yaitu

merupakan kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang

tunai dari Rp 10.000 hingga di atas Rp. 20 juta, dengan jaminan benda

bergerak (kain, alat rumah tangga, elektronik, perhiasan/emas,

kendaraan.

2) Pemberian pinjaman atas dasar syariah. Pada dasarnya pinjaman atas

dasar syariah ini menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai

komoditi yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh

imbalan atas jasa dan atau bagi hasil. Penerima gadai disebut Mutahim,

akan mendapatkan Surat Bukti Rahn (gadai) berikut dengan akad pinjam
meminjam yang disebut Akad Gadai Syariah dan Akad Sewa Tempat

(Ijarah). Bila jangka waktu akad tidak diperpanjang maka penggadai

menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna melunasi

pinjaman. Sedangkan Akad Sewa Tempat (ijaroh) merupakan

kesepakatan antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa

tempat untuk penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa

simpan.

3) Penaksiran barang. Bagi masyarakat yang akan mengetahui harga atau

nilai harta benda miliknya dapat menggunakan jasa penaksiran barang ini

dengan biaya yang relatif ringan.

4) Penitipan barang. Jika akan bepergian cukup lama masyarakat bisa

memakai jasa ini untuk menjamin keamanan harta simpanannya. Barang

yang dititipkan bisa berupa barang berharga, surat-surat berharga seperti

surat tanah, ijazah, dan kendaraan bermotor.

5) Produksi dan penjualan emas (Galeri 24), yakni toko emas dengan

sertifikat jaminan sesuai karatase perhiasannya. Perhiasan yang dijual di

galeri 24 adalah merupakan hasil dari usaha unit produksi perhiasan

emas. Dengan pengalaman menguji karatase emas sejak tahun 1901,

maka perhiasan emas dari produk layanan ini memberi jaminan keaslian

kepada pembeli.

6) Persewaan gudang. Gudang dan tempat penyimpanan yang sedianya

digunakan untuk menyimpan barang yang digadaikan oleh masyarakat

adakalanya terdapat kapasitas menganggur maka untuk optimalisasi


penggunaannya dimanfaatkan untuk jasa persewaan atau sebagai

sarana penitipan barang.

7) Balai Lelang, merupakan usaha jasa yang melaksanakan kegiatan lelang

terhadap barang perhiasan, property, tanah dan lain-lain kepada

masyarakat. Adapun barang yang akan dilelang tersebut merupakan

barang yang dikuasakan oleh badan usaha/masyarakat kepada pihak

pegadaian.

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Bidang Kerja

Praktikan melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Pusat

Perum Pegadaian dan ditempatkan di Divisi Diklat. Divisi Diklat Perum Pegadaian

mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan secara rutin untuk para

pegawai lama maupun pegawai baru, hal ini dimaksudkan agar efektifitas kerja pegawai

mengalami peningkatan.

Secara umum, kegiatan yang dilaksanakan Divisi Diklat Perum Pegadaian untuk

menjalankan program diklatnya adalah dengan melakukan aktivitas perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi program diklat. Sejalan dengan hal tersebut menurut

Barnardin dan Russell dalam Sulistiyani (2003:178), menyatakan bahwa program


pendidikan dan pelatihan mempunyai tiga tahap aktivitas yang mencakup :

1. Persiapan dan penilaian kebutuhan pelatihan (planning), perencanaan yang

dimaksud adalah dengan mempersiapkan segala sesuatu (baik isi program,

pengajar, peserta, sistem evaluasi, dan lain – lain) untuk mendukung jalannya

program diklat. Penilaian kebutuhan pelatihan tujuannya adalah

mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya

program pelatihan.

2. Pelaksanaan dan pengembangan program pelatihan (development),

bertujuan untuk merancang lingkungan pelatihan dan metode-metode

pelatihan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan.

3. Evaluasi program pelatihan (evaluation), mempunyai tujuan untuk menguji

dan menilai apakah program-program pelatihan yang telah dijalani, secara

efektif mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Jika ditinjau berdasarkan

pernyataan Barnardin dan Russell (yang telah dijabarkan di atas), praktikan

menjalankan aktivitas PKL di ketiga tahap tersebut. Secara lebih spesifik, bidang

pekerjaan yang dilakukan praktikan adalah bidang administrasi. Posisi praktikan saat

PKL berada di bawah kewenangan Manajer Administrasi Divisi Diklat PERUM

Pegadaian.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, praktikan menjalankan PKL di tiga tempat,

karena Divisi Diklat melaksanakan program diklat di tiga tempat berbeda (Kantor Pusat
PERUM Pegadaian, YTKI, dan Kantor Pusdiklat Jiwasraya). Oleh karena itu, di masing

– masing tempat, praktikan melakukan bidang pekerjaan yang berbeda satu sama lain.

Penjelasannya antara lain :

1. Kantor Pusat PERUM PEGADAIAN

Bidang pekerjaan yang dilakukan antara lain melakukan pendataan fiksasi

peserta diklat (penaksir muda, pengelola cabang, dan pemeriksa muda),

membantu dalam pengetikan surat, pencatatan surat ke buku agenda,

pendistribusian surat, pengiriman surat melalui faximile, mengarsip surat,

penanganan telepon, memeriksa hasil ujian peserta diklat.

2. YTKI (Yayasan Tenaga Kerja Indonesia) dan

Kantor Pusdiklat Jiwasraya

Mengawasi jalannya pelaksanaan diklat, menyediakan dan mendistribusikan

peralatan – peralatan diklat yang dibutuhkan (alat – alat untuk menaksir barang

berharga, alat tulis, modul), melakukan pengecekan terhadap semua peralatan

sebelum dan sesudah dipinjam, mengawas ujian peserta diklat, merekap hasil

evaluasi terhadap pengajar dan fasilitas yang diberikan serta merekap nilai

ujian para peserta diklat.

a. Pelaksanaan Kerja

Berikut ini praktikan menyajikan rincian kegiatan selama Praktik Kerja

Lapangan (PKL) berlangsung :

DI EDIT LAGY!!!!!!!
Tabel . Laporan Kerja Harian

Hari dan Tanggal Waktu Keterangan

Senin, 28 Juni 2010 07.30 – 16.00 1. Perkenalan

dengan

kepala

bagian dan

staf-staf

yang lain

dan

pembagian

kerja

2. Pelatihan

di divisi

diklat

tentang

tugas

Operator

telepon,

TU dan

diklat di

Tadministr

asi, dan

diklat di
YTKI dan

Jiwasraya

3. Evaluasi

pengajar

diklat

Penaksir

Muda

4. Entri data

dari form

evaluasi

pengajar

diklat

Penaksir

Muda ke

komputer
Selasa, 29 Juni 2010 07.30 – 16.00 1. Evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda

2. Entri data dari form

evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda ke

komputer

Mengaendakan surat

masuk ke buku agenda

3. Mencatat memo keluar


di buku agenda dan

buku ekspedisi

4. Mengantarkan memo

keluar Direktur Operasi

5. Mencatat memo keluar

di buku agenda dan

buku ekspedisi

6. Mengantarkan memo

keluar Direktur Umum

7. Membuat dan mencatat

memo keluar di buku

agenda dan buku

ekspedisi yang ditujukan

untuk Direktur SDM

Membuat dan mencatat


memo keluar di buku
agenda dan buku ekspedisi
yang ditujukan untuk
Manajer Kesejahteraan
Rabu, 30 Juni 2010 7.30 – 16.00 1. Membuat dan mencatat

memo keluar di buku

agenda dan buku

ekspedisi yang ditujukan

untuk Divisi Logistik

2. Mengantarkan memo
keluar ke Divisi Logistik

3. Memfotopy arsip – arsip

perusahaan bagian

Divisi Diklat

4. Menerima telepon

masuk mengenai

konfirmasi calon peserta

diklat

5. Mengantarkan memo

keluar ke Divisi

Treasurry

6. Mengantarkan surat

undangan ke Divisi SDM

7. Menerima telepon

masuk mengenai

konfirmasi penyewaan

komputer di divisi diklat

Mencatat surat masuk ke


register surat masuk yaitu
buku agenda surat masuk
Kamis, 01 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Menerima telpon

masuk yang

ditujukan untuk

manajer diklat
2. Menerima telepon

masuk mengenai

undangan rapat dari

divisi SDM untuk

divisi diklat

3. Membuat sertifikat

untuk peserta diklat

penaksir muda

sebanyak 50 lembar

4. Mengecek dan

membubuhkan foto

peserta diklat

penaksir muda pada

sertifikat

5. Penggandaan surat –

surat dan memo

keluar sebagai arsip

6. Membuat dan

mencatat surat

keluar di buku

agenda dan

ekspedisi

7. Mengantarkan surat
keluar ke divisi SDM

8. Membuat dan

mencatat memo

keluar di buku

agenda dan

ekspedisi

9. Mengantarkan memo

keluar ke Dirum

10. Memasukkan surat

keluar ke folder surat

keluar

11. Menerima telepon

masuk yang ditujukan

kepada Manajer

Akademik diklat

Mengoreksi ujian peserta


diklat
Jum’at, 02 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Menerima telepon

masuk yang

ditujukan kepada

sekretaris diklat

2. Menerima telepon

masuk yang

ditujukan kepada
manajer akademik

diklat

3. Penggandaan surat –

surat dan memo

keluar sebagai arsip

4. Mencatat memo

keluar di buku

agenda dan

ekspedisi yang

ditujukan ke Dirum,

Divisi Treasurry,

Divisi SDM, Satuan

Manajemen Resiko

Mengantarkan memo keluar


ke Dirum, Divisi Treasurry,
Divisi SDM, Satuan
Manajemen Resiko
Senin, 05 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Mengawasi ujian

Diklat Penaksir Muda

dan Pengelola

Cabang Perum

Pegadaian di YTKI

2. Kembali ke kantor

pusat

3. Mengantar arsip
berupa lembar

jawaban ujian ke

Divisi Litbang dan

Usaha Gadai

4. Menerima telepon

masuk yang

ditujukan untuk

Asisten Manajer

Diklat

5. Menerima telepon

masuk yang

ditujukan untuk

Asisten Manajer

Akademik

6. Menerima dan

mencatat surat

masuk di buku

agenda dan

ekspedisi

7. Menerima fax dari

pegadaian cabang

Makasar

8. Mengirim fax yang


ditujukan ke John

Robert Power (HRD

Consulting)

9. Menerima kiriman

barang dari LIDO

LAKES RESORT

and CONFERENCE

untuk JM Diklat

10. Menerima surat

masuk mengenai

penawaran outbond

dari “ the secret of

team work”
Selasa, 06 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Menerima telepon

masuk dari divisi Litbang

2. Mengetik surat

undangan rapat

3. Mencatat surat keluar di

buku agenda dan

ekspedisi

Mengantarkan surat
undangan ke divisi SDM
Rabu, 07 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Membuat dan mencatat

memo keluar di buku

agenda memo keluar


dan buku ekspedisi

2. Evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda

3. Entri data evaluasi

pengajar diklat Penaksir

Muda

4. Penggandaan surat –

surat keluar sebagai

arsip

5. Menerima telepon yang

ditujukan untuk Asisten

Manajer

Membuat sertifikat peserta


diklat Penaksir Muda
sebanyak 100 lembar
Kamis, 08 Juli 2010 07.30 – 16.00 1.
2.

3.
4.
Jumat, 09 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Mengeprint sertifikat

peserta diklat

penaksir Muda

sebanyak 50 lembar

2. Mengecek kembali

sertifikat yang sudah

diprint dengan daftar

nama yang ada

3. Mengefax ke seluruh

kantor wilayah

pegadaian seluruh

Indonesia

Melakukan konfirmasi
dengan menelpon kantor
wilayah Pegadaian seluruh
Indonesia mengenai arsip
yang telah di fax sudah
diterima atau belum
Senin, 12 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Menerima tamu dari

Pemeriksa

2. Membantu Asmen

(Asisten Manajer)

membuat SPJ keuangan

divisi Diklat

3. Membuat lampiran

berupa kuitansi dan nota

kontan untuk

melengkapi SPJ

4. Evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda

Entri data dari form evaluasi


pengajar diklat Penaksir
Muda
Selasa, 13 Juli 2010 7.30 – 16.00 1. Evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda

2. Entri data dari form

evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda

3. Membuat memo keluar

dan mencatatnya di
buku agenda memo

keluar dan buku

ekspedisi

4. Mengantarkan memo

keluar yang ditujukan

untuk Divisi Logistik dan

Treasurry

Mengefax surat ke Balai


Diklat Surabaya
Rabu, 14 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Mengawas ujian HER

Pengelola Cabang di

YTKI

2. Penggandaan surat –

surat keluar sebagai

arsip

Menyiapkan dan melayani


permintaan sarana belajar
mengajar peserta diklat di
YTKI
Kamis, 15 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Mengawasi ujian

peserta diklat

Penaksir muda dan

Pengelola cabang di

YTKI

2. Membantu asmen
membuat SPJ/

Laporan Keuangan

3. Membuat lampiran

dengan

menempelkan bukti –

bukti keuangan

seperti kuitansi, nota

kontan untuk

melengkapi SPJ

4. Menyortir surat dan

memo keluar dan

masuk yang

diurutkan

bersadarkan tanggal

Memasukkan surat dan


memo masuk dan keluar
kedalam filling yang tersedia
Jumat, 16 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Mengawasi ujian peserta

diklat Penaksir muda

dan Pengelola cabang di

YTKI

2. Menginput nilai hasil

ujian peserta diklat

Penaksir Muda
Mengantarkan memo keluar
ke divisi SDM
Senin, 19 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Mengawasi ujian peserta

diklat Pengelola cabang

di YTKI

2. Merekap data – data

peserta ujian

3. Entry hasil monev

/evaluasi pengajar

Menyiapkan permintaan
sarana belajar peserta diklat
Selasa, 20 Juli 2010 09.00 – 16.00 Izin ke kampus untuk
pembekalan PPL
Rabu, 21 Juli 2010 09.00 – 16.00 Izin ke kampus untuk
Pelepasan PPL
Kamis, 22 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Mengawasi ujian peserta

diklat Pengelola cabang

di YTKI

Membubuhkan stempel dan


paraf di lembar jawaban
ujian sebanyak 200 lembar
di Jiwasraya
Jumat, 23 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Menerima telepon

masuk yang ditujukan

untuk asisten manajer

2. Membuat memo keluar

dan mencatatnya di buku


agenda memo keluar

dan buku ekspedisi

3. Mengantarkan memo

keluar yang ditujukan

untuk divisi usaha

syariah

4. Entry hasil monev

/evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda
Senin, 26 Juli 2010 07.30 – 16.00 1. Menerima telepon

masuk yang ditujukan

untuk JM Diklat

2. Membuat memo

keluar dan

mencatatnya di buku

agenda memo keluar

dan buku ekspedisi

3. Mengantarkan memo

keluar yang ditujukan

untuk Divisi Logistik,

SDM, dan Treasurry

5. Penggandaan surat –

surat keluar sebagai


arsip
Selasa, 27 Juli 2010 07.30 – 16.00 4. Menerima telepon

masuk yang ditujukan

untuk JM Diklat

5. Membuat memo keluar

dan mencatatnya di buku

agenda memo keluar

dan buku ekspedisi

6. Mengantarkan memo

keluar yang ditujukan

untuk Dirum

6. Penggandaan surat –

surat keluar sebagai

arsip

7. Entry hasil monev

/evaluasi pengajar diklat

Penaksir Muda

Rabu, 28 Juli 2010 08.30 – 16.00 1. Izin Ke sekolah tempat

PPL

2. Kembali ke tempat PKL

di Perum Pegadaian

3. Mengantar memo keluar


ke divisi Treasurry

Penggandaan arsip – arsip


Sumber: Data diolah oleh praktikan

TAMBAHIN TUGAS – TUGAS DAN DATA PENDUKUNG !!!!!!

D. Kendala Yang Dihadapi

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Praktikan menghadapi

kendala-kendala dalam melaksanakan pekerjaan, antara lain:

1. Pada awal masa PKL, praktikan belum mengetahui tata letak

semua divisi dan prasarana yang ada di kantor Pegadaian dan

praktikan mengalami kesulitan dalam mengelola surat masuk dan

keluar dikarenakan masih minimnya pengetahuan praktikan dalam

tata persuratan.

2. Kurangnya penjelasan pembimbing / atasan mengenai tugas-tugas

yang diberikan sehingga praktikan sedikit kurang mengerti terhadap

pekerjaan yang harus dilakukan.

3. Praktikan belum mengenal nama peralatan ujicoba untuk menaksir

barang berharga (yang digunakan untuk ujicoba penaksir muda),

sehingga praktikan mengalami sedikit kesulitan saat melakukan

pendataan peralatan ujicoba.


i.Cara Mengatasi Kendala

Untuk mengatasi kendala yang dihadapi Praktikan tersebut, maka cara yang

digunakan Praktikan untuk mengatasinya, adalah sebagai berikut:

1. Pada awal – awal keterbatasan Praktikan dalam

mengelola surat masuk dan keluar, Praktikan tidak

canggung untuk bertanya pada pegawai yang ada

di bagian tersebut saat pertama kali mengelola surat

masuk, sehingga pada akhirnya praktikan mengerti

cara mengelola surat dengan baik. Sesuai dengan

apa yang disampaikan oleh Williamm C. Himstreet

dan Wayne M. Batty:

“Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,

pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung

melalui media.”1

Dan di sini Praktikan sebagai seorang komunikan dapat berubah dari tidak

tahu menjadi tahu tentang bagaimana mengelola surat.

2. Belajar untuk memahami lebih detail karena

ketika bekerja praktikan banyak menemukan hal-

hal yang baru. Dan sering bertanya kepada

pembimbing dan pegawai saat penyelesaian

tugas yang diberikan. Apabila pekerjaan yang

diberikan oleh pembimbing sudah selesai


1 Dra. Euis Honiatri. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi,(Bandung: Armico, 2004).h.13
dikerjakan, maka praktikan berinisiatif untuk

meminta pekerjaan lain yang bisa praktikan

kerjakan.

3. Seiring dengan berjalannya waktu, praktikan

menghafal nama – nama peralatan ujicoba,

hingga akhirnya semua nama peralatan ujicoba

telah hafal dan dapat melakukan pekerjaan

dengan baik.

Dan yang perlu kita perhatikan dalam mengatasi kendala-kendala

tersebut adalah keihklasan dalam melakukan dari setiap pekerjaan.

Begitupun Praktikan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut dengan

berusaha dan belajar untuk bekerja secara ikhlas dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh pembimbing di tempat Praktikan

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Anda mungkin juga menyukai