Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK KERJA

INDUSTRI
(PDAM BANDARMASIH)

NAMA
NIS
KELAS
JURUSAN

:
:
:
:

ELISABETH
8676
XII-A
TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI

TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI


SMKN 5 BANJARMASIN (2014/2015)

HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH

Dengan ini kami yang bertanda tangan di bawah ini mengesahkan laporan
magang siswi kami yakni :

Nama
Kelas

:
:

Elisabeth
XII-A (TEI)

Pembimbing Sekolah

Pembimbing Industri

(A. Yanuar Pribadi Noor, S. Pd)


NIP: 1976013 201101 1001

(Murdadi, SE)
NIK :193 02 217

Plt. Kepala Sekolah

(Drs. H. Sartono)
NIP: 19590829 198503 1 010

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dipanjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat disusun laporan
prakerin ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya yang berjudul
"Laporan Prakerin di PDAM BANDARMASIH Periode 03 Agustus 2015 s/d 31
Oktober 2015".
Laporan ini disusun sebagai upaya untuk memenuhi nilai Praktek Kerja
Industri yang menjadi kewajiban seorang peserta didik SMK. Laporan ini
berisikan informasi tentang kegiatan haraian yang dilakukan selama praktik di
dunia industri.
Diharapkan laporan ini bisa berguna dan bisa menjadi referensi bagi
masyarakat dan khalayak luas. Disadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Singkat kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa meluruskan segala usaha kita, Amin.

Banjarmasin, November 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................iv
BAB 1: Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Batasan Masalah............................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................3
BAB 2: Tentang Perusahaan
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan.............................................4
B. Visi dan Misi................................................................................6
BAB 3: Landasan Teori
A. Pengertian Transformator............................................................10
B. Bagian-bagian Transformator......................................................11
C. Hukum Dasar Transformator.......................................................17
D. Prinsip Kerja Transformator........................................................18
E. Jenis-jenis Transformator............................................................19
F. Kelebihan dan Kekurangan Trafo 3 Fasa....................................23
BAB 3: Uraian Teknik
A. Uraian Umum..............................................................................27
.....................................................................................................
B. Uraian Khusus.............................................................................30
BAB 4: Penutup
A. Kesimpulan..................................................................................39
B. Saran............................................................................................39
Daftar Pustaka.........................................................................................
Lampiran..................................................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1:..................................................................................................
Gambar 2:..................................................................................................

Gambar 3:..................................................................................................
Gambar 4:..................................................................................................
Gambar 5:..................................................................................................
Gambar 6:..................................................................................................
Gambar 7:..................................................................................................
Gambar 8:..................................................................................................
Gambar 9:..................................................................................................
Gambar 10:................................................................................................
Gambar 11:................................................................................................
Gambar 12:................................................................................................
Gambar 13:................................................................................................
Gambar 14:................................................................................................
Gambar 15.................................................................................................
Gambar 15.................................................................................................
Gambar 16:................................................................................................
Gambar 17.................................................................................................
Gambar 17.................................................................................................
Gambar 17.................................................................................................
Gambar 18.................................................................................................
Gambar 19.................................................................................................
Gambar 20.................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap siswa lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian
dan siap kerja, karena lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak dunia
usaha/industri. Oleh karena itu diadakan suatu program Pendidikan Sistem
Ganda

(PSG)

yaitu

dengan

melaksanakan

Praktik

Kerja

Industri

(PRAKERIN), agar setiap siswa lulusan SMK mempunyai suatu pengalaman


dalam dunia usaha sebelum memasuki dunia usaha tersebut secara nyata
setelah lulus sekolah.
Prakerin adalah ilmu yang memberikan teori dan praktek sehingga
siswa lebih mudah dalam bekerja sedangkan di sekolah siswa mendapat
pelajaran teori. Prakerin diadakan 2 tahun 2 kali, sehingga siswa harus benar
benar memahami apa yang sudah di ajarkan oleh pembimbing di tempat
prakerin.
Teori yang didapat di sekolah adalah bekal untuk prakerin sehingga
siswa tidak akan menemui kesulitan dalam prakerin, karena sudah memiliki
bekal ilmu.
Namun, sesudah menuntaskan program, sebagaimana kewajiban
seorang siswa magang hendaknya menuliskan sebuah laporan magang dengan
judul orisinil sebagai bukti telah menjalankan magang selama 3 bulan.
Sebagaimana laporan berjudul Pengoperasian Sistem Paralel Trafo 3 Fasa
dibuat dengan latar belakang dikarenakan selama menjalani program Prakerin
di PDAM BANDARMASIH, sebagian besar aktivitas magang adalah
monitoring atau pendataan perawatan trafo sebagai media pendistribusian
tenaga listrik langsung dari incoming PLN.

B. Batasan Masalah
1. Abstraksi dasar trafo.
2. Penjelasan dasar mengenai trafo 3 fasa.
3. Langkah-langkah pengoperasian sistem paralel trafo 3 fasa.

C. Tujuan Penulisan
Secara umum pelaksanaan program Praktik Kerja Industri ditujukan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa di bidang industri,
penyesuaian diri dengan situasi dunia kerja yang sebenarnya, mengumpulkan
informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan program
kejuruan yang diambil. Setelah siswa melaksanakan program Praktik Kerja
Industri secara khusus siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang
mencakup

tentang

perusahaan,

dan

kegiatan-kegiatan

praktik

yang

berhubungan langsung dengan industri.


Adanya Praktik Kerja Industri bertujuan antara lain:
1. Dapat menghasilkan siswa yang siap menjadi tenaga kerja yang
berkualitas

dalam

arti

yaitu

siswa

yang

memiliki

tingkat

pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan dunia


industri.
2. Meningkatkan efektif dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
kerja pada tingkat SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
3. Prakerin diharapkan dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi
tujuan siswa dan harapan guru pembimbing.
4. Membuka jalan bagi para siswa yang lulus SMK untuk langsung
terjun kerja ke dunia industri.
5. Menjadikan pembuktian bahwa siswa SMK membuat pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

D. Manfaat Penulisan

Sementara manfaat khusus penulisan laporan berjudul Pengoperasian Sistem


Paralel Trafo 3 Fasa adalah sebagai berikut.
1. Siswa dapat memahami pengaplikasian paralel trafo 3 fasa pada dunia
industri/instansi.
2. Siswa dapat mengetahui kelebihan pada sistem paralel trafo 3 fasa.
3. Siswa dapat menjalankan pengoperasian sistem paralel trafo 3 fasa pada
dunia industri.

BAB II
TENTANG PERUSAHAAN
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan
Tahun 1973 : Berdirinya PDAM
Tahun 1976 : Dengan diserahkannya instalasi tersebut kepada Pemerintah
Daerah Tingkat II Banjarmasin, status perusahaan berubah menjadi
Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Banjarmasin.
Tahun 1983 : Dimulainya operasi lima buah sumur bor instalasi Km. 24
yang dihibahkan oleh PPSAB Kalimantan Selatan pada PDAM
Banjarmasin dengan kapasitas 60 liter/ detik.
Tahun 1986 : Dilakukan peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air
A. Yani dari 275 liter/ detik menjadi 416 liter/ detik.
Tahun 1987 : Pembangunan Mini Treatment Plan di jalan Kayutangi
Ujung dengan kapasitas 12,5 liter/ detik dan di tahun 1990 ditambah 7,5
liter/ detik dari PPSAB Kalimantan Selatan sehingga menjadi 20 liter/
detik untuk pelayanan air bersih di Banjar Utara dan Perumnas Kayutangi
khususnya.
Tahun 1989 : Berdasarkan Peraturan Daerah TK. II Banjarmasin No. 12
tahun 1976, Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Banjarmasin
berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih Kotamadya
Dati II Banjarmasin.

Tahun 1989 : Pembangunan Mini Treatment Plan dengan kapasitas 20


liter/ detik di jalan Sutoyo untuk wilayah Banjar Barat.
Tahun 1990 : Pembangunan Mini Treatment Plan di daerah jalan
S.Parman dan Pasar Pagi dengan kapasitas masing-masing 20 liter/ detik
untuk melayani wilayah Banjar Utara dan hotel-hotel berbintang.

Tahun 1991 : Pembangunan satu buah sumur bor di daerah Landasan


Ulin dengan kapasitas 10 liter/ detik untuk melayani Bandara Samsudin
Noor dan jalan A. Yani.
Tahun 1992 : Pembangunan Mini Treatment Plan dengan kapasitas 20
liter/ detik di daerah S. Lulut untuk melayani wilayah Perumnas Pemurus
Luar.
Tahun 1992 : Mulai dibangun Intake Pematang Panjang dan Instalasi
Pengolahan Air berikut jaringan pipa primer dan skunder dengan kapasitas
500 liter/ detik.
Tahun 1995 : Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air di jalan Pramuka
dengan kapasitas 500 liter/ detik untuk pelayanan Banjar Timur dan Banjar
Selatan.
Tahun 1996 : Pembangunan dua buah reservoir dengan kapasitas 6.000
m3 berikut jaringan pipa transmisi dan distribusi untuk melayani wilayah
Banjar Barat dan Banjar Utara.
Tahun 2000 : Tahun 2000 SK Walikota Banjarmasin No. 9151 Tahun
2000 yang Menyatakan bahwa pembinaan UPT PAL (Pengolahan Air
Limbah) dibawah PDAM Bandarmasih. UPT. PAL tersebut mulai
dibangunan pada tahun 1998.

Tahun 2002 : IPA Sumur Bor Km 24 Landasan Ulin diserahkan kepada


PDAM Kab. Banjar dalam rangka Penyertaan Modal dan. Pemindahan
MTP 60 lt/dt dari Sutoyo dan S.Parman ke IPA A.Yani, sehingga total
kapasitas IPA A.Yani adalah 526 lt/dt
Peningkatan suplai air baku menjadi 520 lt/det dengan pekerjaan rehab
intake Sungai Bilu dan pengadaan-pemasangan pipa transmisi 630 mm
panjang 1.200 meter dari Intake S.Bilu s/d IPA A.Yani.

Penambahan kapasitas suplai air baku sebesar 400 lt/det dengan pekerjaan
rehabilitasi intake Sungai Tabuk dan pengadaan-pemasangan pipa
transmisi 630 mm sepanjang 2.954 meter dari Intake Emergensi Sungai
Ulin sampai dengan waduk pilot schem dan dilanjutkan pekerjaan
pemasangan pipa 1000 mm sepanjang 1.700 meter mulai dari Intake
Sungai Tabuk s/d Intake Pilot Scheme
Tahun 2003 : Tahun 2003 Peningkatan Kapasitas Intake Sei Tabuk
menjadi 900 lt/det, berupa lanjutan sisa pekerjaan Tahap I beserta
pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa transmisi 800 mm sepanjang
3.700 meter. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terpadu
Tahun 2003-2005: Penandatanganan kerjasama dengan pihak bank,
Telkom dan Telkomsel sebagai kemudahan dan percepatan pelayanan
Kerjasama

operasional

pembacaan

meter

dengan

PT.

Balqis

Penandatanganan penyerahan seluruh asset instalasi sumur bor Ulin


kapasitas 60 lt/dt beserta jaringan pipa dan pelanggan dari PDAM
Bandarmasih kepada PDAM Kabupaten Banjar.
Penandatanganan MOU kerjasama antara PDAM Bandarmasih dengan
BPD Kalimantan Selatan dan POLRI dalam rangka peningkatan pelayanan
dan tindaklanjut pencurian air oleh pelanggan.
Program Penyesuaian Tarif sebesar 5% secara bertahap selama 6 bulan
sekali.
Program Profesionalisme Karyawan melalui pelaksanaan pelatihan secara
berkala, reward dan punishment.

B. Visi dan Misi


1. VISI
Visi PDAM Banjarmasin Kota Banjarmasin : Menjadi Perusahaan
Air Minum Yang Mandiri, Profesional Dan Terbaik Dalam Pelayanan

Pemahaman dari visi tersebut adalah membangun kemandirian dalam


meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan, artinya seluruh
program kegiatan dilaksanakan bertumpu pada kemampuan yang
dimiliki. Profesional dalam pengelolaan yang didasari dari kualitas
sumber daya manusia yang berjiwa kewirausahaan dalam memberikan
pelayanan serta menjadi yang terbaik yang tercermin dari konsistensi
pendistribusian air minum ke konsumen selama 24 jam per hari secara
berkesinambungan sepanjang musim.

Mandiri :
PDAM Bandarmasih 2 (dua) tahun kedepan dalam meningkatkan kualitas
dan cakupan pelayanan bertumpu pada kemampuan yang dimiliki \

Profesional :
PDAM Bandarmasih, kedepan merencanakan pengelolaan sumber daya
manusia yang berjiwa kewirausahaan
Terbaik :
PDAM Bandarmasih, mampu memberikan pelayanan prima melalui
pendistribusian air minum kepada konsumen selama 24 jam/hari secara
berkesinambungan sepanjang tahun
2. MISI
a.
b.
c.
d.

Untuk dapat merealisasikan visi tersebut disusun misi sebagai berikut :


PDAM Bandarmasih Full Cost Recovery.
Karyawan profesional dan sejahtera.
Standarisasi kualitas pelayanan.
Memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah

Tujuan yang hendak dicapai dalam lima tahun kedepan adalah menjadikan
PDAM Bandarmasih dapat berkembang secara mandiri menjadi sebuah
Perusahaan Air Minum.

C.

BAB III
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah trafo adalah suatu
alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang
lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti
menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada
tegangan yang berarus bolak balik (AC). Transformator (Trafo) memegang
peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.
Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN
hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian
Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan
yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada
umumnya menggunakan Tegangan AC 220 Volt.
Sementara dalam arti sempit, transformator adalah suatu alat listrik
yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain
berfungsi untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain
antara sumber dengan beban; dan untuk menghambat arus searah sambil
tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian.
Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Frekuensi daya, 50 - 60 kc/s
2. Frekuensi pendengaran, 50 - 20kc/s
3. Frekuensi radio, diatas 30 kc/s.

10

Dalam bidang elektronika pemakaian transformator dikelompokkan


menjadi :
1. Transformator inti besi
2. Transformator inti feri
3. Transformator inti udara
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah, bahwa transformator
merupakan komponen elektronik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan). Sebuah transformator terdiri dari dua atau
lebih lilitan yang saling dikaitkan medan magnet bersama.

B. Bagian-bagian Transformator
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian dengan memiliki
fungsi yang berbeda-beda, yaitu:
1. Bagian utama transformator.
a. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat
dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).
b. Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat

berisolasi

membentuk

suatu

kumparan dan kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti


besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan
isolasi padat.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan
sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut
timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada

11

rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka


mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan
ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c. Kumparan tertier
Fungsi kumparan

tertier

diperlukan

adalah

untuk

memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain.


Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering
digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt,
namun

demikian

tidak

semua

transformator

daya

mempunyai kumparan tertier.


d. Minyak transformator
Sebagian besar dari

transformator

tenaga

memiliki

kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam minyak


transformator, terutama pada transformator-transformator
tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi)
dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya
tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1) kekuatan isolasi tinggi.
2) penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil,
sehingga

partikel-partikel

dalam

minyak

dapat

mengendap dengan cepat.


3) viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi
dan memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih
baik.
4) titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang
dapat menimbulkan bahaya.
5) tidak merusak bahan isolasi padat.
6) sifat kimia yang stabil.

12

e. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar
melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat

antara

konduktor

tersebut

dengan

tangki

transformator.
f. Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang
terendam minyak transformator berada atau (ditempatkan) di
dalam tangki. Untuk menampung pemuaian pada minyak
transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah
konservator. Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya
adalah:
1) Jenis sirip (tank corrugated)
Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin
yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses
pengelasan otomatis, untuk membentuk badan tangki
bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator
pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup
dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas
yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki
bersirip membentuk tangki corrugated ini. Umumnya
transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk
tangki corrugated.
2) Jenis tangki Conventional Beradiator
Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan tutup yang
terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas)
ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang
diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat
baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets).
Transformator

ini

umumnya

dilengkapi

konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA.


3) Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined

13

dengan

Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di


atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk
mencegah kontak antara minyak dengan udara luar.
2. Peralatan Bantu
Peralatan bantu, terdiri dari:
a. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul
panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka
untuk

mengurangi

adanya

kenaikan

suhu

yang

berlebihan tersebut pada transformator perlu juga


dilengkapi dengan sistem pendingin yang bergungsi
untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media
yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa
udara, gas, minyak dan air.
Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
1) Alamiah (natural)
2) Tekanan/paksaan (forced).
b. Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator
untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai
yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang
berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam
keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak
berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.
c. Alat pernapasan
Karena adanya pengaruh naik turunnya

beban

transformator maupun suhu udara luar, maka suhu


minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan
mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari
dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak
menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.

14

Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator.


Permukaan

minyak

transformator

akan

selalu

bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai


tegangan tembus pada minyak transformator, maka untuk
mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung
udara

luar

dilengkapi

tabung

berisi

kristal

zat

hygroscopis.
d. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi,
maka perlu adanya indicator yang dipasang pada
transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1) indikator suhu minyak
2) indikator permukaan minyak
3) indikator sistem pendingin
4) indikator kedudukan tap, dan sebagainya
3. Peralatan Proteksi
a. Relay Bucholz
Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi
dan mengamankan terhadap gangguan transformator
yang menimbulkan gas.
Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah:
1) Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam
phasa.
2) Hubung singkat antar phasa.
3) Hubung singkat antar phasa ke tanah.
4) Busur api listrik antar laminasi.
5) Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b. Relai Tekanan Lebih
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz.
Fungsinya adalah mengamankan terhadap gangguan di
dalam transformator. Bedanya relai ini hanya bekerja
oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman
tekanan lebih ini berupa membran yang terbuat dari
kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai

15

pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan


gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada
tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari
kekuatan tangki transformator
c. Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator

terhadap

gangguan di dalam transformator, antara lain adalah


kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan
atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan
di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
d. Relai Arus lebih
Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang
mengalir melebihi dari nilai yang diperkenankan lewat
pada transformator tersebut dan arus lebih ini dapat
terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung
singkat.Arus lebih ini dideteksi oleh transformator arus
atau current transformator (CT).
e. Relai Tangki Tanah
Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator
bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan
dengan

bagian

yang

tidak

bertegangan

pada

transformator.
f. Relai Hubung Tanah
Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator
jika terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke
tanah.
g. Relai Thermis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan
transformator dari kerusakan isolasi pada kumparan,
akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus
lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah
kenaikan suhu.
C. Hukum Dasar Transformator
1) Hukum Maxwell
Persamaan Maxwell apabila disederhanakan akan menjadi:

16

Hl=IN
Dimana:
H = Kuat Medan Magnet
l = Panjang Jalur
I = Arus Listrik
N =Jumlah Lilitan
2) Hukum induksi Faraday
Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah Hukum
Induksi Faraday Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garis
suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah
berbanding lurus dengan perubahan tersebut.Rumus Hukum Faraday
adalah sebagai berikut:
Dimana:
e = emf sesaat (instantaneous emf)
= fluks terhubung (linked flux)
D. Prinsip Kerja Transformator
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder)
yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun
berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi
(reluctance) rendah.
Secara sederhana cara kerja transformator adalah seperti perputaran
tegangan arus bolak balik (AC). Lebih detailnya tentang cara kerja ini
adalah ketika lilitan primer dihubungkan dengan tegangan arus bolak balik
maka menimbulkan perubahan arus listrik pada lilitan primer yang
mempengaruhi medan magnet. Medan magnet yang telah berubah ini
semakin diperkuat dengan adanya inti besi dan inti besi tersebut
menghantarkannya ke lilitan sekunder. Hal ini akan mengakibatkan
timbulnya GGL induksi pada masing-masing ujung lilitan sekunder. Efek
dari peristiwa ini dinamakan induktansi timbal balik (mutual inductance).
Prinsip kerja ini sama dengan induksi elektromagnetik dimana kesamaan
ini adalah terdapat penghubung magnetik diantara sisi primer dan sisi
sekunder.

17

E. Jenis-jenis Transformator
Jenis-jenis transformator jika diidentifikasikan terbagi menjadi
berikut.
1.

Berdasarkan intinya.
a. Transformator inti udara dipakai pada rangkaian frekuensi tinggi.
Trafo inti udara, banyak dipakai sebagai alat Interface rangkaian
matching impedansi dalam rangkaian Elektronik Frekuensi Tinggi.
b. Transformator inti ferit dipakai pada rangkaian frekuensi
menengah.
Trafo inti Ferit, banyak dipakai sebagai alat Interface rangkaian
matching impedansi dalam rangkaian Elektronik Frekuensi menengah.
c. Transformator inti Besi dipakai pada rangkaian frekuensi rendah.
Trafo inti besi, banyak dipakai sebagai alat Interface, Step Up, Step
Down

Rangkaian matching Impedansi, Matching Voltage dalam

rangkaian Elektronik Frekuensi rendah.


2. Berdasarkan desain trafo itu sendiri
a. Core- Type Transformer
Kumparan mengelilingi inti, dan pada umumnya transformator Ldan U.
Peletakan kumparan pada inti diatur secara berimpitan antara kumparan
primer dan sekunder. Dengan kompleksitas cara isolasi tegangan pada
kumparan, biasanya sisi kumparan tinggi diletakan di sebelah luar.

b. Shell -Type Transformer


Kumparan dikelilingi oleh inti, dan pada umumnya intinya berbentuk
huruf E dan huruf I, atau huruf F.

18

3. Berdasarkan fasa
a. Trafo 1 Fasa
Secara konstruksinya transformator terdiri atas dua kumparan yaitu
kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, maka fluks bolak-balik akan
terjadi pada kumparan sisi primer, kemudian fluks tersebut akan
mengalir pada inti transformator, dan selanjutnya fluks ini akan
mengimbas pada kumparan yang berada pada sisi sekunder, sehingga
pada sisi sekunder akan timbul tegangan.
Prinsip kerja dari sebuah transformator pada umumnya adalah sebagai
berikut.

Gambar 1: Trafo 1 fasa


Ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolakbalik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan
medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder,
sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul GGL
induksi.

Efek

ini

dinamakan

induktansi

timbal-balik

(mutual

inductance).
Ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan
primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang
dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I 1 pada
kumparan tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I 1,
menimbulkan fluks magnet yang juga berubah ubah, pada

19

intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah ubah, pada


kumparan primer akan timbul GGL induksi ep.
Dalam keadaan sederhana transformator 1 fasa mempunyai bagianbagian sebagai berikut :
1)
Kumparan primer yaitu kumparan trafo yang dihubungkan ke
2)

sumber tegangan.
Kumparan sekunder yaitu kumparan trafo yang dihubungkan

3)

dengan beban.
Inti yang dibuat dari lapisan plat dinamo.

b. Trafo 3 Fasa
Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah
transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada
sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan sistem tiga fasa.
Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang,
segitiga, atau zig-zag.

Gambar 2: Konstruksi transformator 3 fasa


Transformator tiga fasa banyak digunakan pada system
transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan
ekonomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi
berat dan lebar kerangka sehingga harganya dapat dikurangi
bila dibandingkan dengan menggabungkan tiga buah
transformator satu fasa dengan rating daya yang sama. Tetapi

20

transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan,


diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusakan maka
seluruh transformator harus dipindahkan atau diganti, tetapi
bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu
fasa dan salah satu transformatornya mengalami kerusakan,
sistem masih bisa dioperasikan dengan system open delta.
Sama seperti transformator satu fasa, berdasarkan cara
melilitkan kumparannya pada inti, transformator tiga fasa
terdiri dari transformator tipe inti dan tipe cangkang. Yang
membedakannya adalah alat bantu dan sistem pengamannya,
tergantung pada letak pemasangan, sistem pendinginan,
pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya.

F. Kelebihan dan Kekurangan Transformator 3 Fasa


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pengoperasian dan
pengaplikasian trafo paralel 3 fasa, ada baiknya terlebih dahulu
mengetahui kelebihan berikut kekurangan transformator 3 fasa.
1. Kelebihan Trafo 3 Fasa
a. Daya lebih besar.
Sebuah trafo mampu menangani listrik dengan daya yang
lebih besar dibandingkan dengan trafo satu fasa.
Umumnya, jika kita memerlukan listrik yang cukup besar,
maka PLN akan menganjurkan kita menggunakan trafo 3
fasa.
b. Memiliki efisiensi lebih tinggi.
Trafo 3 fasa selain mampu memberikan daya yang lebih
besar, maka kedua fasa yang lain akan mampu mengimbangi
dengan membantu beban pada fasa yang mengalami
lonjakkan daya sedangkan pada jenis trafo satu fasa,
kemampuan ini tidak dimiliki.
Terutama saat dipergunakan untuk menggerakkan motor atau
kompressor, gerakan motor akan lebih halus karena memiliki

21

3 titik gerakan. Sedangkan pada motor satu fasa hanya


memiliki satu titik penggerak sejauh 360o.
c. Lebih fleksibel memilih voltase
Pada 3 fasa dengan konfigurasi Delta Y (wye) mampu
memberikan 2 pilihan voltase yaitu 380 Volt dan 220 Volt
secara

bersamaan,

sehingga

memudahkan

dalam

penggunaan.
d. Resiko kerusakkan
Pada trafo 3 fasa, jika mengalami kerusakkan pada salah
satu fasa, trafo masih dapat dipergunakan, karena masih
memiliki 2 fasa lainnya yang berfungsi. Sehingga tidak perlu
menghentikan seluruh operasional untuk peralatan yang
menggunakan listrik 1 fasa.
Berbeda dengan trafo satu fasa, jika mengalami kerusakkan,
maka seluruh trafo harus langsung diperbaiki atau diganti
karena tidak memiliki pilihan sumber listrik lain.
Bahkan pada desain tertentu, trafo 3 fasa dapat diperbaiki
sebagian tanpa mengganggu kerja 2 fasa lainnya yang masih
berfungsi.
2. Kekurangan Trafo 3 Fasa
Selain berbagai kelebihan yang dimiliki oleh trafo 3 fasa
tersebut, ada juga beberapa kekurangan yang dimiliki oleh trafo 3
fasa ini, yakni sebagai berikut.
a. Lebih mahal
Trafo 3 fasa memiliki harga lebih mahal karena lebih besar
dan memiliki kapasitas sangat besar.
b. Lebih berat
Karena fisiknya yang umumnya lebih besar, trafo jenis
tersebut memiliki berat yang jauh lebih berat dibandingkan
dengan trafo satu fasa. Perbaikan trafo jenis ini biasanya
juga memakan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan trafo satu fasa.

22

c. Adanya ketidakseimbangan
Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah
jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan
nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga
fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari
ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus
netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan
tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja
terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada
beban.
Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu :
1) Ketidakseimbangan pada beban.
2) Ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).

BAB IV
URAIAN TEKNIK
Dalam uraian khusus di tulisan ini, akan dibahas pengoperasian trafo 3
fasa dalam sistem sumber tenaga listrik yang ada di PDAM

23

BANDARMASIH. Namun sebelum membahas tentang pengoperasian,


terlebih dahulu akan dibahas fungsi pengaplikasian trafo 3 fasa tersebut.
A. Fungsi Pengaplikasian
PDAM BANDARMASIH memerlukan tenaga listrik yang pada
dasarnya harus dalam jumlah banyak dan tidak stabil. Sementara itu,
jumlah tenaga listrik yang masuk terbatas, dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasar sumber tenaga listrik untuk mendistribusikataupun
mengoperasikan berbagai peralatan di PDAM.
Juga permasalahan yang membuat sistem paralel trafo diperlukan
adalah sistem pendistribusian tenaga listrik dikarenakan incoming
PLN yang diterima tidak dapat langsung dipakai karena tegangan
yang sangat tinggi.
Maka daripada itu dibutuhkan trafo paralel 3 fasa untuk menaikkan
atau

menurunkan

tegangan

sesuai

kebutuhan

tanpa

harus

mengganggu incoming PLN yang masuk.


B. Keuntungan Sistem Paralel Trafo
Transformator seperti halnya baterai dapat dihubungkan secara seri
atau paralel. Ketika transformator digabungkan bersama untuk
beroperasi dan menahan beban, persyaratan-persyaratan sebagai
berikut perlu diikuti :
1. Tegangan kerja (rating) harus sama
2. Rasio impedansi (% impedansi) harus sama
3. Polaritas harus ditentukan dari hubungan yang sesuai.
Transformator jarang dihubungkan seri. Apabila dihubungkan seri,
arus kerja atau rating harus cukup besar untuk membawa arus
maksimum beban.

24

Kerja paralel transformator mengakibatkan peningkatan rating kilovolt-ampere. Jumlah transformator yang dihubungkan paralel akan
membawa rating kilo-watt-ampere dari transformator yang lain.

Gambar : Sistem paralel trafo di PDAM


Selain menggunakkan trafo 3 fasa, PDAM Bandarmasih juga
menggunakkan sistem paralel trafo, dikarenakan berbagai dampak
berikut yang dihasilkan.
1. Menjaga kontinyuitas.
2. Dengan kerja paralel trafo, kerja trafo tidak dibebani secara full

beban
3. Perubahan beban yang akan ditanggung dibagi beberapa trafo

C. Pengoperasian Trafo 3 Fasa


Setelah mengetahui fungsi dan kelebihan trafo 3 fasa sehingga dapat
dipakai sebagai pendistribusi sumber listrik di PDAM
BANDARMASIH, maka akan dijelaskan langkah-langkah
pengoperasian 2 buah trafo 3 fasa yang sistemnya diparalel.

25

1. Jika PLN padam, maka secara otomatis generator/genset 2 x 1000


KVA akan bekerja.
2. Pada saat PLN ON, maka panel paralel trafo di-ON-kan secara
manual dengan langkah sebagai berikut.
a. Incoming trafo 1, selector sync diputar ke arah ON.
Tunggu indikator LED syncron MAX menunjukkan derajat
suhu.
Tekan tombol hijau (ON) maka breaker TR 1 ON (lampu ON
hijau menyala)
Kembalikan selector sync ke posisi OFF
b. Incoming trafo 2, selector sync diputar kearah ON.
Tunggu indikator LED syncron max menampilkan sync, maka
kedua trafo sudah bekerja secara paralel.

26

Sementara berikut adalah flowchart pengoperasian sistem paralel trafo


3 fasa

MULAI

PLN padam kemudian kembali bekerja

Pada incoming trafo 1, selector sync diputar ke arah ON

Putar selector sync kembali ke OFF


Apakah display LED sudah menunjukkan suhu?

Tekan tombol hijau (ON) maka breaker TR 1 akan menyala

Kembalikan posisi
selector sync ke posisi OFF
A
A
Pada incoming trafo 2, selector sync diputar kearah ON

LED syncron akan menampilkan SYNCRON

27

SELESAI

Gambar : Flowchart Pengoperasian Sistem Paralel Tr

28

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Maka berdasarkan laporan yang dibuat berdasarkan Prakerin selam 3
bulan, didapat kesimpulan sebagai berikut.
1) Siswa dapat memahami pengaplikasian paralel trafo 3 fasa pada
dunia industri/instansi.
2) Siswa dapat mengetahui kelebihan pada sistem paralel trafo 3 fasa.
3) Siswa dapat menjalankan pengoperasian sistem paralel trafo 3 fasa
pada dunia industri.
B. Saran
1. Bagi siswa prakerin
a) Diharapkan untuk mencari lapangan kerja yang sesuai dengan
jurusan dan mencarinya jauh-jauh hari agar terhindarkan dari
kemungkinan kekurangan tempat.
b) Mematuhi peraturan/tata tertib

di

tempat

magang

dan

menghormati siapa saja di tempat magang.


c) Merapikan alat-alat dan ruangan setelah memakai, meski tidak
disuruh oleh pembimbing.
2. Bagi dunia usaha/tempat magang
a) Sebaiknya lebih menghargai siswa magang dengan tidak
membeda-bedakan perempuan dan laki-laki.
b) Memberi pekerjaan kepada siswa magang yang sesuai dengan
jurusannya.
c) Mengarahkan siswa magang jika sudah melakukan kesalahan
saat mengerjakan sesuatu.

29

DAFTAR PUSTAKA
http://ikaapriliaayu.blogspot.co.id/2014/05/bab-ii.html
http://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/
https://www.google.com/search?
q=perbedaan+trafo+1+fasa+dan+trafo+3+fasa&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta&channel=fflb
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35316379/13020-10985069896267.doc?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1447018897&Signa
ture=RKXtIK60NAQm3Oy8%2BsQEw%2FOlU3A%3D&response-contentdisposition=attachment%3B%20filename
%3DTRAFO_1_PHASE_DAN_3_PHASE.doc
http://www.mettakindo.com/kelebihan-dan-kekurangan-trafo-3-phase/
http://electricsourcestation.blogspot.co.id/2009/06/transformator.html
https://ti3602elin.wordpress.com/2014/05/03/transformator-dan-sistem-distribusidaya/
http://www.sandielektronik.com/2015/07/trafo-paralel-dan-trafo-seri.html
http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/08/prinsip-induksi-transformator.html
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/21060111130106_MKP.pdf

30

Anda mungkin juga menyukai