OLEH :
OLEH :
1. Alloh SWT atas karunia dan kesehatan yang diberikan selama ini sehingga Laporan Praktik /
Magang ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Orangtua saya yang telah memberikan semangat, dukungan dan doa baik secara material
atau non material yang tak pernah berhenti.
3. Bapak Dr. Ir. Suntoro selaku Ketua Prodi Manajemen Logistik.
4. Bapak Yoseph Sunardhi, S. E., M. T. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
saya dalam menyusun laporan praktik ini.
5. Bapak Aris Rafiq Fauzan selaku Manajer Pelayanan Korporat yang mengizinkan saya untuk
menjalani KP/M di Unit Korporat atau BMS (Businnes mailing service).
6. Ibu Wiji Ruwiyati yang dari awal selalu membimbing saya melakukan pekerjaan dan tidak
pernah marah meski saya banyak melakukan kesalahan, Thanks You to take care of me!
Bandung, 2021
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktik yang berjudul
“ANALISIS DESKRIPTIF KENDALA PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI LOGISTIK IPOS-
WEB DI PT POS INDONESIA (PERSERO)BEKASI 17000”. Selesainya laporan kerja praktik ini
tidak terlepas dari beberapa pihak. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih dan
penuh rasa hormat kepada:
1. Bapak Yoseph Sunardhi, S. E., M. T. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dalam penyelesaian laporan kerja praktik / magang ini.
2. Ibu Wiji Ruwiyati selaku pembimbing lapangan kerja praktik di Kantor Pos Bekasi 17000
dan Bapak Aris Rafiq Fauzan selaku Manager Pelayanan Korporat.
3. Dan kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam penyelesaian laporan kerja praktik ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis meyadari masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat
baik sengaja ataupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman yang penyusun miliki. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhir kata semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun, institusi pendidikan dan masyarakat luas.
Bandung, 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Gambaran Umum Perusahaan
Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
jasa kurir, logistic, dan transaksi keuangan. Nama Pos Indonesia (Persero) secara resmi
digunakan pada tahun 1995, setelah sebelumnya sempat mengunakan nama dinas PTT (posts
telegraaf end telefoon diensii) pada tahun 1906; kemudian berubah lagi menjadi Djawatan PTT
(pos telegraph and telephone) pada tahun 1945; kemudian berubah status menjadi perusahaan
Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Ponsel) di tahun 1961; dan menjadi PN Pos & Giro tahun
1965, serta yang terakhir berubah menjadi Perum Pos dan Giro di tahun 1978.
Selama dua setengah abad Pos Indonesia berada pasang surut mewarnai perjalanannya.
Masa-masa keemasan industry perposan ada di tahun-tahun 1970 hingga 1980-an, sebagian
besar masyarakat pengguna jasa pos sangat setia memanfaatkan layanan pos untuk menukar
informasi dengan sahabat dan keluarga. Namun setelah pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, perubahan gaya hidup, serta trend liberalisasi bisnis jasa pos
membuat Pos Indonesia mengalami pergeseran bisnis yang sangan signifikan. Mengakhibatkan
Pos Indonesia sempat mengalami penurunan kinerja usahanya di tahun 2000 hingga 2007.
Bisnis surat pos di tahun-tahun tersebut menurun drastic. Penggunaan pesan singkat melalui
telepon seluler dan internet menggantikan peran surat pos individu. Demikian juga persaingan
kiriman barang dengan para perusahaan kurir swasta membuat pangsa pasar Pos Indonesia
tergerus.
Pendapatan Pos Indonesia masih ada di bisnis surat pos dan jasa keuangan. Kendati volume
pengiriman surat individu menurun, tetapi volume pengiriman surat bisnis dan kiriman korporat
terus meningkat. Tetapi dimasa saat pandemi covid-19 volume pengiriman surat sangat
menurun drastic, banyak mitra bisnis yang sudah tidak melakukan operasinal pengiriman surat.
Sumber pendapatan terpenting lainnya adalah jasa pembayaran, jasa pengiriman uang, dan
pengiriman paket.
I-1
I-2
Saat ini, Pos Indonesia masih tetap sebagai salah satu perusahaan jasa dengan jaringan
distribusi yang besar dan tersebar di Indonesia. Jumlah kantor pos lebih dari 4.000 kantor
dengan sebaranya di 24.000 titik layanan dan telah mencakup 100 persen kota dan kabupaten di
Indonesia serta telah hamper mecapai seluruh kecamatan di tanah air. Lebih dari 90 perusahaan
kini telah menjalin kemitraan dengan Pos Indonesia. Mereka berasal dari berbagai sector,
seperti jasa keuangan, perbangkan, listrik, air minum, pajak, hingga zakat. Tak hanya dari
perusahaan domestk, etitas bisnis dari persuhaan global seperti, UPS, cardig internasional, dan
wastern Union pun telah menjadi mitra utama Pos Indonesia. Bahkan bagi Western Union, Pos
Indonesia merupakan agen terpenting dan terbesar di Asia Pasifik. Maka dari itu perbaikan
internal senantiasa dilakukan manajemen Pos Indonesia di setiap lininya. Setidaknya ada empat
bidang utama yang menjadi focus pmebenahan, yaitu manajemen sumber daya manusia dan
organisasi, system keuangan, kapabilitas infrastruktur dan strategi marketing.
Pos Indonesia saat ini telah menerapkan system akutansi berbasis enterprise resource
planning yang akan menjadi backbone pencatatan transaksi bisnis perusahaan, atau yang di
kenal sebagai Iposweb. Sedangkan dari segi perbaikan infrastruktur, PT Pos Indonesia setiap
tahunnya mengalokasikan pengembangan tekologi informasi setidaknya di atas 50 milyar
rupiah. Era baru PT Pos Indonesia tegambar jelas didepan mata. Kepemimpinan perusahaan di
tahun ini melanjutkan keberhasilan di tahun-tahun sebelumnya untuk terus bergerak ke masa
depan PT Pos Indonesia yang lebih maju, unggul, dan lebih cerah.
I.1.2 Pelayanan
Dalam melaksanakan pelayanan pos di Indonesia, Pos Indonesia membagi wilayah negara
Indonesia sebelah divisi regional dalam pengoperasiannya. Pembagian divisi-devisi tersebut
mencakup semua provinsi yang ada di Indonesia dan terbagi menajdi 219 Kantor Pos
pemeriksaan (KPRK) Yipe A-E.
I-4
Ekspensi wilayah pelayanan Pos Indonesia tidak hanya meliputi wilayah Indonesia saja,
tetapi juga sudah meliputi dunia Internasional. Pelayanan dalam sekala internasional ini
memungkinkan Pos Indonesia untuk melaksanakan salah satu tujuannya untuk bisa go
internasional. Ekspansi wilayah pelayanan Pos Indonesia ini dilakukan dengan menjalin kerja
sama dengan badan-badan usaha di Negara lain yang bersekala internasional, seperti western
union.
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status dari Jawatan PTT (post,
Telegraph dan telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang kepala Jawatan ini
operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan
publik. Perkembangan terus terjadi hingga setatusnya menjadi Perushaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sector pos dan
telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan tahun 1978 berubah menjadi Perum pos dan Giro
yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelengarakan dinas pos dan
I-7
giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negri, selama 17 tahun berstatus perum, maka
pada juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukan kreatifitasnya
dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan infrastruktur jejaring
yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen
kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi
transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan
teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 kantor pos online, serta
dilengkapi electronic mobile pos dibeberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang
terhubung satu sama lain secara solid& terintgrasi. System Kode Pos diciptakan untuk
mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu
didentifikasi dengan akurat.
Pada tahun ini dinas pos disatukan dengan dinas telegrap dengan status
jawatan dengan nama POSTEN TELEGRAFDIENST
Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikasai oleh militer
Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih kekuasaan PTT
dan secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa
terebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti POSTEL.
Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro yang sejak
ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan
giropos baik untuk hubungn dalam maupun luar negri
Selama 17 tahun bersetarus perusahaan umum. Pada tanggal 20 juni 1995 berubah
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero)
I-9
Gambar dibawah ini merupakan struktur organisasi perusahaan PT POS Indonesia (Persero)
Kantor Pusat atau KPRK Bekasi 17000
Unit kerja yang dijalani dalam KP/M ini adalah pelayanan korporat atau BMS (bussines
mailing service) untuk penjualan surat dan paket korporat. Tugas pokok unit ini adalah
melakukan kegiatan penjualan kurir dan logistic kepada mitra korporat yang sudah melakukan
tanda tangan kontrak. Unit ini juga mempunyai fungsi melaksanakan dan mengendalikan
pengelolaan layanan loket surat dan paket khusus kiriman perusahaan/korporat. Untuk
mendukung pencapaian sasaran pendapatan dan mutu yang ditetapkan perusahaan.
Unit kerja yang dijalani dalam KP/M ini adalah Penjualan Surat dan Paket Koorporat. Pada
unit ini koorporat melakukan perjanjian kerja sama dengan beberapa berbagai mitra seperti
Manulife, Nirwana, Dinkes, Kharisma dan MPM Financ dalam menjual produk kiriman Pos.
I-11
Produk yang dijual seperti Surat Kilat Khusus, surat dan paket express, dan Paket Pos Kilat
khusus
Penjelasan Flowchart pada Proses Kerja Secara Umum adalah sebagai berikut:
1. Pelanggan membawa barang yang telah dipersiapkan dan di serahkan kepada petugas
loket untuk dilakukan proses selanjutnya.
II-1
II-2
2. Petugas Loket menerima barang, kemudian petugas loket akan menimbang dan mengukur
barang proses ini dilakukan untuk menentukan biaya pengiriman sesuai tarif yang berlaku
sesuai dengan kota tujuan. Setelah itu petugas melakukan proses entry manual, setelah
barang di entry petugas mencetak resi dengan rangkap dua, resi di tempel pada barang dan
resi kedua akan diberikan kepada pelanggan sebagai bukti transaksi.
3. Petugas Puri melakukan proses sortir dengan memisahkan barang berdasarkan nama kota
yang terdapat pada barang tersebut. Setelah dilakukan proses pemisahan petugas akan scan
barcode yang terdapat pada resi. Selanjutnya petugas mencetak manifest, manifest di
masukan kedalam kantung lalu petugas mengikat kantung menggunakan seal sudah diberi
label keterangan Kantor Tujuan, Berat, dan Tanggal kiriman. Barang yang telah siap
dikirim akan diserahkan kepada petugas postrans untuk di proses lebih lanjut
4. Petugas Postrans akan membuat surat R7, surat R7 adalah daftar dari seluruh barang yang
akan dikirim. Petugas postrans membuat surat jalan untuk memenuhi kelengkapan
berkendara. Kemudian petugas akan melakukan proses angkut barang, untuk dikirimkan ke
kantor tujuan.
5. Petugas yang berada di kantor tujuan akan menerima barang kiriman, selanjutnya petugas
akan melakukan proses scan label kantung untuk dapat di update status bahwa barang
kiriman telah sampai di kantor tujuan. kemudian petugas antaran akan mengirimkan barang
kepada pelanggan sesuai dengan alamat tujuan.
Setelah surat atau barang yang sudah di stampling, selanjutkan barang akan dimanifest
sebagai bukti bahwa pihak korporat telah menyerahkan barang ke MPC maupun DC sesuai
dengan kota tujuan dan melakukan baging kiriman menggunakan karung atau plastic serta
diikat menggunakan seal. Bagian baging akan membuat surat R7 sebagai daftar dari seluruh
barang yang akan dikirim ke kantor tujuan dan diserahkan kebagian prostrans untuk proses
distribusi.
Admin data membuat neraca harian, dengan mencetak rekap dan backsheet 3 lembar
permitra. Backsheet 1 akan digunakan sebagai bukti saat penagihan pembayaran kepada mitra
setiap bulannnya bersama dengan resi kuning dan backsheet 2 akan disimpan pada bagian
akutansi. Sedangkan backsheet 3 akan disimpan sebagai arsip unit korporat. Nanti bagian
akutansi yang akan membuatkan invoice penagihan transaksi pengiriman yang sudah dilakukan.
II-4
Terdapat beberapa permasalahan yang sering muncul pada alur kerja, bagian unit entry
collecting sering mengalami masalah saat akan melakukan entry kiriman. Mulai dari kesulitan
saat menginput data mitra di ipos-web, mecetak resi sering mengalami delay, ipos-web yang
kadang tidak stabil sering mengalami not responding yang mengakibatkat pekerjaan entry
kiriman semakin lama apa lagi kiriman dari mitra yang sangat banyak, mengakibatkan
karyawan mengalami kesulitan dan keteter dalam pekerjaan tersebut. Pastinya berdampak pada
bagian stampling yang harus mengalami lembur akibat permasalahan tersebut. Permasalahan
serupa dialami oleh bagian bagging, ketika ingin membuat manifest serah item data yang telah
dientry suka mengalami tidak move kebagian pos pusat, mengakibatkan beberapa data tidak
dapat ditindak lanjutkan. Sehingga bagian bagging menunggu data tersebut ditindak lanjuti pos
pusat, sampai sudah move data keseluruhan baru bisa melakukan proses selanjutnya yaitu
pembuatan R7. Sehingga efek masalah tersebut mengakibatkan semakin lama untuk proses
penyaluran distribusi barang tersebut kebagain prostrans.
BAB III
ANALISIS MASALAH & PEMECAHAN MASALAH
III.1. Jastifikasi Permasalahan
Setiap pekerjaan pasti memiliki masalah, baik masalah kecil maupun besar. Permasalahan
biasanya dipengaruhi beberapa factor internal dan juga eksternal. Akibat dari permasalahan ini,
muncul beberapa akibat yang mempengahuri perusahaan. Permasalahan juga terjadi dengan
tingkat kesukaran yang bermacam macam.
Adapun beberapa masalah yang terjadi saat KP/M berlangsung di unit korporat.
Permasalahan yang menarik perhatian saya adalah kendala yang ada pada system informasi
logistic ( Ipos-Web) pada perusahaan PT Pos Indonesia di kantor pusat atau KPRK Bekasi
17000. System Informasi Logistik merupakan system pengelolaan barang yang dapat
memberikan kemudahan dalam pengelola data dan informasi logistic, menyediakan data logistic
yang akurat untuk keperluan perencanaan kebutuhan barang, analisa kebutuhan, distribusi, data
produksi transaksi dan rekapitulas status pengiriman.
III-1
III-2
kurang efektif dan efisien. Bagi orang yang tidak terbiasa atau orang baru menjalankan
pengoperasian dengan ipos-web ini akan mendapatkan permasalahan dalam penggunaan dan
secara system, Pada gambar ini merupakan Rich Picture Diagram permasalahan dialami
perusahaan.
IPos-Web menjadi aplikasi yang berguna untuk melancarkan aliran barang dan kinerja
pekerja. Yang terjadi sebaliknya justru dengan kendala ini, aliran proses barang serta
pekerjaan harus tersendat, dan memunginkan membutuhkan waktu yg lebih lama sehingga
pekerjaan tidak menjadi efektif dan efisien.
Walaupun aplikasi yang digunakan tergolong baru tentu saja tidak berjalan mulus normal
pasti akan mendapatkan adanya kendala ataupun kesalahan dengan penerapan. System yang
sering sekali lambat dan eror ini juga termasuk kedalam kendala yang paling utama. Hal ini
menjadikan juga mempengarhui aliran barang ketika hendak diproses ke tahap selanjutnya.
Disarankan bagi PT Pos Indonesia pusat guna untuk melakukan perbaikan secara berkala
beberapa bulan sekali atau bahkan beberapa minggu sekali, untuk melakukan pengecekan
system dan melakukan perbaikan. Perbaikan secara berkala ini perlu dilakukan guna mencapai
tujuan system informasi yang terintegrasi menjadi lebih baik, efektif & efisien dan apa yang
diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai.
Perusahaan PT Pos Indonesia secara resmi menerapkan system informasi logistic bernama
ipos-web dan secara serentak 1 September 2020 untuk menjadikan system terintegrasi pada
III-5
seluruh perushaan PT Pos Indonesia. Walau peresmian ipos-web baru tahun kemarin, tetapi
penggunaanya aplikasi ipos-web ini sudah dilakukan dari tahun-tahun sebelumnya yang telah
melewati beberapa kali perubahan didalamnya sebelum menjadi ipos-web seperti sekarang. PT
Pos Indonesia pastinya ingin perusahaanya terus berkembang menjadi lebih maju supaya bisa
memaksimalkan dan memunculkan potensi lebih besar lagi. Langkah yang dilakukan pos
Indonesia untuk bisa mewujudkan keinginanya itu dimulai dari berpartisipasi dalam
pengembangan system informasi logistic yang bernama mile app bersama 24 perusahaan
lainya. Dengan aplikasi mile app ini hanya membutuhkan 1 akun user saja untuk bisa
megoperasikan semua kegiatan mulai dari entry surat atau barang, cetak rekap dan backsheet.
Secara penggunaanya lebih mudah dimengerti karena semua pengoperasian yang ada diunit
korporat terdapat didalamnya. Sehingga bagi yang pertama kali menggunakan atau
mengoperasikan mile app akan lebih mudah beradaptasi dikarnakan menu yang simple dan
sangat mudah dimengerti. Walaupun sistem sudah dibuat dengan fitur-fitur bagus didalamnya,
tidak menutup kemungkinan sistem ini tidak memiliki kendala, masih terdapat beberapa
kendala didalam aplikasi mile app tersebut. Tetapi seiring dengan waktu dan perbaikan secara
berkala yang terus dilakukan, sehingga suatu hari menjadi aplikasi yang sempurna dan siap
digunakan untuk bisa mendorong berubahan logistic kedepannya.
Berdasarkan dengan adanya table perbandingan diatas, diketahui disetiap aplikasi memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing masing dengan ipos-web yang begitu superior dengan
fitur yang lengkap, system lacak yang cagih, system terintergasi dengan baik yang dibangun
dengan memakan waktu yang cukup lama. Akan tetapi masih terdapat kekurangan didalam
ipos-web tersebut mulai dari system jaringan yang tidak stabil, dari segi penggunaan yang sulit
dipahami dikarnakan terlalu banyak user digunakan dan fitur aplikasi yang sangat banyak
sehingga memerukan waktu yang lama untuk bisa memahami aplikasi tersebut. Berbeda
dengan Mile App secara penggunaan memang lebih mudah dipahami karena hanya
memerlukan 1 akun user untuk dapat mencangkup semua proses yang ada didalamnya.
Sehingga sebagai penguna sangat mudah memahami karena tampilan fitur yang begitu simple,
tetapi masih terdapat kekurangan selama pengoperasian menggunakan Mile App mulai dari
lacak kiriman tebatas dan beberapa fitus yang masih kurang.
Untuk jenis aplikasi yang resmi meluncur pada tahun 2018 ini tergolong cukup baik dalam
menawarkan layanan digitalisasi rantai pasok dengan teknologi software as a service (SaaS)
atau prangkat lunak. Oleh karena itu, Karena Mile App mendukung setiap perusahaan berbasis
III-7
logistic dengan menawarkan teknologi untuk proses logistic yang lebih yang lebih efektif dan
efisien. Pengiriman barang yang efisien dan selalu tepat waktu, dikarnakan para kurir memiliki
aplikasi tersendiri yaitu mobile kurir diantaranya geolocation merupakan Lokasi dan waktu
kurir akan terekam ketika ia mulai mengerjakan tugasnya. Hal ini akan memudahkan tim
manajemen untuk memonitor kurir secara real-time melalui dashboard MileApp. Informasi
tugas dan kontak penerima yang tertera di aplikasi, bukti terima berupa foto dan tanda tangan
dihalaman pada aplikasi sebagai bukti terima digital (electronic proof of delivery). Serta
transfer data yang cepat, aman dan akurat karena memiliki fitur penting seperti real-time big
data dashboard, live tracking map, customer report.
Dengan banyaknya keutungan yang didapatkan di aplikasi Mile App oleh karena itu
pemerintah melakukan program dengan semua perusahaan BUMN memakai Mile App sebagai
system informasi logistiknya, agar meningkatkan pengawasan dan memudahkan dalam control
setiap kegiatan di tiap perusahaanya. Maka pada perusahaan PT Pos Indonesia pun sekarang
mengalami proses transisi perubahan system informasi dari Ipos-Web menjadi menggunakan
Mile App, dan tidak menutup kemungkinan dikemudian hari aplikasi Ipos-Web akan
digantikan.
Oleh karena itu untuk membuktikan mana aplikasi yang lebih mudah dipahami secara
penggunaan system informasi logistic antara Ipos-web dan Mile App. Tabel 3.2 Adalah
perbandingan waktu proses kerja antara kedua aplikasi tersebut ;
Perbandingan pengukuran waktu ini dilakukan dengan berdasarkan penilaian sendiri sebagai
pengguna aplikasi selama masing-masing satu minggu. Penjelasan table pada setiap pekerjaan
sebagai berikut:
1. Entry data Ipos-Web, login menggunakan user loket entry setelah itu tunggu hingga
notifikasi keamanan muncul yang cukup memakan waktu yang lama, jangan lupa untuk
tes priter terlebih dulu supaya tersambung dengan siap digunakan, lanjut buka backsheet
terlebih dahulu, lanjut proses entry data penerima menggunakan loket kiriman pos
korporat, cetak resi sebagai bukti kirim dan temple dengan barang, setelah itu membuat
manifest serah item berdasarkan bagian yang dituju, dan terakhir menutup backsheet.
2. Entry data Mile App, login dengan user loket setelah itu pilih fitur transaksi baru untuk
melakukan proses entry data penerima yang sudah tertera, selanjutnya cetak resi yang
sudah dienrty dan temple dengan barang tersebut, jika sudah maka logout akun tersebut
3. Lacak kiriman, melacak resi yg menggunakan Ipos-Web dapat dilihat di aplikasi lain
yang bernama lacak kiriman dengan menginput data resi kiriman yang akan dilacak.
Sedangkan untuk Mile App lacaknya langsung menggunakan akun yang sama karena
fitur lacar kiriman sudah ada didalamnya
4. Print laporan Ipos-Web, pastinya pertama login menggunakan user manpel setelah itu
tunggu hingga notifikasi keamanan muncul yang cukup memakan waktu yang lama,
jangan lupa untuk tes priter terlebih dulu supaya tersambung dengan siap digunakan,
selanjutnya buka laporan lalu klik cetak ulang rekap sesuai dengan tanggal transaksi lalu
cetak rekap tersebut, setelah itu tentukan kiriman apa saja yang akan dicetak ulang
backsheet sesuai dengan daftar yang tertera dalam rekap, untuk transaksi dengan kiriman
yang jumlahnya besar tidak harus dicetak melalui backsheet, setelah itu membuat
kwitansi jumlah kiriman yang terjadi di unit korporat sesuai dengan yang tertera didalam
backsheet. Setelah itu semua jumlah transaksi disatukan didalam neraca harian yang akan
diserahkan kebagian akutansi
5. Print laporan Mile App, pertama login menggunakan user yang sama, kemudian pilih
pada menu daftar transaksi abis itu klik pada pojok kanan dan pilih action convert to
excel, olah data yang sudah dimasukan ke excel dengan mengurutkan berdasarkan jenis
kiriman, setelah itu akan muncul angka laporan transaksi pengiriman yang sudah
dilakukan menggunakan Mile App.
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Deskripsi KP/M
Kerja Praktik / Magang (KP/M) yang dilaksanakan di PT Pos Indonesia (Persero) Bekasi
17000 bagian unit Korporat penjualan surat dan paket atau Business mail service pada tanggal 19
Juli sampai dengan 31 Agustus 2021. Kegiatan selama kerja praktik yaitu;
1. Neraca harian
Setiap harinya jika ada transaksi yang dilakukan pada unit korporat pasti selalu membuat
neraca harian untuk di storkan pada bagian akutansi, neraca ini bentuk reporting untuk
penagihan nantinya ke mitra. Biasanya pembuatan neraca diawali dengan mecetak data
rekapitulas dan backsheet, selanjutnya data tersebut diinput keseluruhan kedalam excel
untuk digabungkan. Jika neraca sudah dibuat lalu diserahkan kebagian unit akutansi
sebelum diserahkan kemitra.
2. Entry Surat dan Paket
Setiap transaksi pengiriman di pos baik berupa surat atau barang kegiatan awal pasti
melakukan entry data, dilakukan untuk menginput data pengirim dan penerima
barang,alamat penerima, nomer telfon, kode pos tujuan, berat kiriman, dan produk
layanan. Untuk menghasilkan resi kiriman pos yang diletakan sesuai dengan barang
kiriman.
3. Stampling
Merupakan kegiatan stempel pada resi kiriman dengan surat atau barang kiriman yang
sudah di sortir berdasarkan kota tujuan. Biasanya banyak stampling berdasarkan dengan
jumlah kiriman surat dari mitra.
4. Manifest
Setelah membuat resi dengan mengentry data, selanjut membuat manifest serah item yaitu
serah terima barang ke bagian postrans untuk proses pengantaran ketempat tujuan. Pada
proses membuat manifest serah item terdapat bagian tujuan, layanan, no manifest, no
kantong, dan no item yang terdapat pada resi.
IV-1
IV-2
IV.2. Lampiran-lampiran
Lampiran I: Laporan Kemajuan Bimbingan Perusahaan
Lampiran II: Surat Keterangan Kerja Praktik Lapangan
Lampiran III : Laporan Kemajuan Bimbingan Dosen
Lampiran IV : Form Penilaian Pembimbing Lapangan
Lampiran V : Bahan-bahan yang Berkaitan dengan Laporan Kerja Praktik
IV-3