KO KURIKULER
DI DESA SUMILLAN, KECAMATAN ALLA,
KABUPATEN ENREKANG
OLEH :
MUH.IDRIS
( 20120205024 ) . A
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Nurasisah
NPM : 20120205034
Fakultas : Pertanian
Di setujui oleh :
Koordinator Praktek, Pembimbing
MUHDIAR,SP.MMA IRAWAN,SP
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamadulillah, penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga laporan praktek lapang ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini
diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah ko-kurikuler Jurusan agribisnis, Fakultas
Pertanian, pada universitas Al-asy'ariah Mandar.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada MUHDIAR,Sp.MMA selaku kordinator praktek
dan IRAWAN,Sp selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalarn membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga laporan praktek lapang ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan juga masih banyak
kesalahan dari segi kalimat, dan bentuk lainya, oleh karena itu saran dan kritik kami sangat harapkan,
sehingga pembuatan laporan ini dapat lebih baik kedepannya. Semoga apa yang di laksanakan ini
bernilai ibadah disisi Tuhan Allah S.W.T amin ya Rabbal Alamin.
PENULIS
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya penduduk Kabupaten enrekang 41,82 % bekerja sebagai petani. Upaya
pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani, dengan ditetapkannya program
pengembangan usaha agribisnis di Kabupaten enrekang..
Agribisnis adalah suatu usaha tani yang berorientasi komersial atau usaha bisnis pertanian
dengan orientasi keuntungan,. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan agar dapat meningkatkan
pendapatan usaha dalam bidang pertanian adalah dengan menerapkan konsep pengembangan sistem
agribisnis terpadu, yaitu apabila sistem agribisnis yang terdiri dari subsistem sarana produksi, subsistem
budidaya, subsistem pengolahan dan pemasaran dikembangkan secara terpadu dan selaras.
Menurut Data PDRB (Sulawesi selatan (2010) menyebutkan bahwa Pertumbuhan dan kontribusi
sektor pertanian terhadap PDRB di Indonesia paling rendah (2,7%) dibandingkan dengan sektor
perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri. Dengan kondisi ini memberikan gambaran bahwa
pembangunan pertanian tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan, padahal Indonesia adalah
negara agraris.
Kelompok tani sayuran di kabupaten Enrekang perkembangan usaha taninya sudah sangat
berkembang kearah peningkatan pendapatan, karena petani sudah memiliki komitmen dengan
pemerintah.
Kondisi ini berarti ada 2 kelompok agribisnis sayuran yang mempunyai potensi menerapkan
manajemen yang tidak sama, sehingga diduga mempunyai pengaruh terhadap pendapatan petani.
Penerapan manajemen tersebut antara lain dalam hal skala usaha, penggunaan sarana produksi,
teknologi budidaya yang diterapkan, penanganan dan pengolahan pasca panen serta pemasaran hasil.
Kecamatan Alla yang berbatasan langsung dengan Kabupaten TanaToraja siap menjadi sentra
perekonomian di Kabuapten Enrekang hal ini di mungkinkan karena memiliki tempat strategis jalur
peredaran hasil bumi di kabupaten Enrekan seperti hasil pertanian khususnya hortikultura hal ini di
dukung dengan tersedianya berbagai fasilatas yang menunjang seperti telah di bangunnnya Sub
Terminal Agribisnis ( STA ) yang terletak di desa Sumillan Kecamatan Alla yang berdekatan dengan
pasar Sudu sehinggah sebagian besar hasil pertanian di kabupaten Enrekan yang berasal dari
Kecamatan Alla, Baraka, Baroko, Buntu Batu, Malua, Bungin, Curio, Anggeraja, dan Masalle akan di
kumpulkan di STA Sumillan yang berada di wilayah Kecamatan Alla untuk di distribusikan keluar
Kecamatan Enrekan.
Adapun STA (Sub Terminal Agribisnis) ini di bangun pada tahun 2004 dari anggaran dana APBN
(Anggaran pendapatan dan belanja Negara), dan di resmikan pada tahun 2007 oleh Bupati Enrekan yang
menjabat pada sa’at itu. Lokasi STA (Sub Terminal Agribisnis) sangat strategis karena dibangun
berdekatan dengan pasar sudu, dan lokasinya merupakan daerah sentra penghasil hortikultura.
Pengelolahan STA pada tahun 2008 dikelolah oleh PERUSDA, kemudian pada tahun 2009 di kembalikan
kepada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekan sebagai pengelolah dan Gapoktan Sumillan sebagai
Kelembagaan yang menangani STA (Sub Terminal Agribisnis). Adapun nilai transaksi kurang lebih Rp:
376.800.000/hari , jumlah restribusi perbulan Rp: 20.625.000 dan Volume sayuran yang dihasilkan : 105
ton / hari.
Aktifitas STA (Sub Terminal Agribsnis) diadakan setiap hari Senin, Selasa, Kamis dan Ju'mat
pada pukul 05.00 Wita pagi- selesai. Komoditi yang diperdagangkan antara lain: Buncis, Daun prei,
Kubis, Bawang merah, Bawang putih, Tomat, Wortel, Labu siam, Cabe, dll. Distribusi ini tersebar ke
Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, seperti Makassar, Palopo, Bone, Pare-pere,
Polman, Mamuju dan antara Pulau yaitu ke Kalimantan, dan Kendari. Adapun Struktur organisasi STA
(Sub Terminal Agribisnis) sebagai berikut :
Dan adpun fasilitas sarana dan prasarana di STA sebagai berikut :
1 (satu ) unit Kantor pengelola.
Grosir sayuran, grosir buah, sub grosir sayuran.
Gudang.
Pintu Gerbang sekaligus check point.
Pematangan lahan pertanaman kubis dan tomat.
1 ( satu ) unit gedung pertemuan.
1 ( satu ) cold stoage dan packing house.
1 ( satu ) unit mobil cool box.
2 ( dua) unit kendaraan opefasional.
3 (tiga ) unit kendaraan truck.
Sarana jalan Kanal Permuka’an.
Tujuan dari praktek lapang ini antara Mengetahui mekanisme sistem pendampingan tenaga ahli
terhadap pengembangan agribisnis sayuran di Kecamatan Alla, Mengetahui penerapan sistem agribisnis
pada petani sayuran (program pendampingan maupun tanpa pendampingan), Menghitung besarnya
tingkat pendapatan agribisnis sayuran pada tingkat petani, Menganalisa pengaruh penerapan sistem
agribisnis terhadap pendapatan agribisnis sayuran.
Kegunaan dari praktek lapang ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem
agribisnis terhadap, daerah di Kabupaten Enrekang pada umumnya, dan Kecamatan Alla pada
khususnya.
Praktek lapang ini di laksanakan di Desa Sumillan, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.
Waktu palaksanaan yaitu, pada hari Sabtu 15 Desember 2012, sampai pada hari Senin 17
Desember 2012.
BAB II
PROFIL USAHA
Agribisnis merupakan cara baru melihat pertanian dalam arti cara pandang yang dahulu
dilaksanpkan secara sektoral sekarang secara inter sektoral atau dilaksanakan secara sub sistem
sekarang secara sistem (Saragih, 2007). Dengan demikian agribisnis mempunyai keterkaitan vertikal dan
antar subsistem serta keterkaitan horisontal dengan sistem atau sub sistem lain diluar seperti jasa-jasa
(Finansial dan perbankan, transpotasi, perdagangan, pendidikan dan Iain-Iain)
Sistem Agribisnis mencakup 4 (empat) hal, Pertama, industri pertanian hulu yang disebut juga
agribisnis hulu atau up stream agribinis, yakni industri-industri yang menghasilkan sarana produksi (input)
pertanian seperti industri agro-kimia (Pupuk, pestisida dan obat- obatan hewan), industri agro-otomotif
(alat dan mesin pertanian, alat dan mesin pengolahan hasil pertanian) dan industri
pembibitan/perbenihan tanaman/hewan. Kedua, pertanian dalam arti luas yang disebut juga on
farm agribisnis yaitu usaha tani yang meliputi budidaya pertaniaan tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan dan kehutanan. Ketiga, industri hilir pertanian yang disebut juga agribisnis hilir
atau down stream agribusness, yakni kegiatan industri yang mengolah hasil pertanian hasil pertanian
menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk akhir. Keempat, jasa penunjang agribisnis
yakni perdagangan, perbankan, pendidikan, pendampingan dari petugas ataupun tenga ahli serta adanya
regulasi pemerintah yang mendukung petani. dan lain sebagainya. Dari empat unsur tadi mempunyai
keterkaitan satu dan lainnya sangat erat dan terpadu dalam sistem. (Saragih, 2007). Dengan demikian
pembangunan agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta jasa sekaligus. Sampai
dengan sekarang berdasarkan realita dilapangan pembangunan pertanian hanya sepotong-potong dan
tidak dilaksanakan secara terpadu, koordinatif dan selaras.
Indonesia sebagai negara agraris dan dalam pembangunan pertaniaannya tidak mempunyai
daya saing yang kompetetif dalam era globalisasi saat ini karena belum memiliki industri perbenihan yang
mampu mendukung perkembangan agribisnis secara keseluruhan. Menurut Saragih (2007)
dalam membangun sistem agribisnis pada umumnya benih yang digunakan petani adalah benih memiliki
kualitas rendah sehingga produksi dan kualitas yang dihasilkan rendah dan benih impor yang digunakan
belum tentu dapat dan sesuai iklim indonesia. Petani Indonesia dalam mengembangkan usahatani agar
menghasilkan produk yang memiliki daya saing yang tinggi, maka usahanya disesuaikan kondisi iklim
dan topografi yang memiliki kekhasan sebagai daerah tropis, kekhasan ini perlu ditingkatkan mutu dan
produktivitasnya. Kendala yang timbul pada pengembangan agribisnis pada umumnyan antara lain
sumber daya manusia dan teknologi, karena itu perlu adanya fasilitasi pemerintah dalam bentuk
pendampingan.
Pengembangan usaha tanaman sayuran merupakan peluang dan prospek yang cukup besar
dalam peningkatan perekonomian daerah dan pendapatan petani terutama didaerah dataran tinggi.
Menurut Ishaq,ef.a/. (2007) dalam pengembangan agribisnis sayuran tehnologi pertanian sangat
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani, agar pendapatan dan kesejahteraan petani
meningkat apabila dilaksanakan secaara terpadu dalam sistem agribisnis. Managemen agribisnis
sayuran dalam pengembangan usahanya dilaksanakan melalui sistem agribisnis secara utuh dari semua
subsistem dan saling terkait antara subsistem satu dan lainnya apalagi dalam era globalisasi seperti saat
ini (Said,ef.a/.2007) Faktor kunci dalam pengembangan agribisnis sayuran adalah peningkat-an dan
perluasan kapasitas produksi melalui renovasi, menumbuh-kembangkan dan restrukturasi agribisnis,
kelembagaan maupun infrastruktur penunjang peningkatan dan perluasan kapasitas produksi diwujudkan
melalui investasi bisnis maupun investasi infrastruktur. Kebijakan revitalisasi pertaniaan perikanan dan
kehutanan adalah pengembangan agribisnis dengan fasilitasi/dukungan dariaspek tehnologi on
farm dan off farm, investasi, mekanisasi pertanian dan promosi serta pengembngan yang disesuaikan
lahan.
Menurut Said ef a/, (2007), Fungsi agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari
pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha
tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian agribisnis dapat dipandang
sebagai suatu sistem pertanian yang memiliki beberapa komponen sub sistem yaitu, sub sistem
agribisnis hulu, usaha tani, sub sistem pengolahan hasil pertanian, sub system pemasaran hasil
pertanian dan sub sistem penunjang, dan sistem ini dapat berfungsi efektif bila tidak ada gangguan pada
salah satu subsistem.
Faktor pendukung keberhasilan agribisnis adalah berkembangnya kelembagaan-kelembagaan
tani, keuangan, penelitian dan pendidikan. Menurut hasil kajian pengaruh kelembagaan terhadap adopsi
irigrasi Nono Hartono (2009) terhadap kelembagaan tani di kabupaten Tasikmalaya menyampaikan
bahwa hubungan antara kelembagaan tani belum efektif dan sangat sederhana dalam pengembangan
agribisnis. Menurut Rahardi dalam cerdas beragribisnis tahun 2006, usaha agribisnis dapat
meningkatkan pendapatan petani bila dikelola dengan sumberdaya manusia yang cerdas dalam
mengakses teknologi, informasi, pasar dan permodalan. Produktivitas padi meningkat karena
pengelolaan usaha tani yang baik.
Desa Sumillan, Kecamatan Alla terletak 34 km, dari Ibu Kota Kabupaten, dan 34 km dari Perintah
Kabupaten. Desa Sumillan terletak pada ketinggian antara 600-800m dpl.
Desa Sumillan mempunyai suhu udara rata-rata 32°C, dan topografinya bergelombang, dan
berbukit-bukit, luas wilayah kurang lebih 3,81 km 2 sama dengan 30,81 Ha. Lahan sawah yang ditanami
padi seluas 10.598 Ha, yang terdiri dari sawah irigasi seluas 5.872 Ha dan sawah non irigasi seluas
4.726 Ha , lahan kering seluas 119.226 Ha terdiri dari, derikut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Sarana dan prasarana suatu daerah sangat ditentukan oleh majunya fasilitas yang ada di daerah
tersebut dan merupakan salah satu faktor yang dapat memperlancar pembangunan. Adapun sarana dan
prasarana dapat di bagi menjadi dua yaitu sarana perhubungan dan sarana bangunan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di desa sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, bahwa
system pertaniannya sudah sangat maju di banding dengan Kabupaten-kabupaten lainnya di provinsi
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, itu terbukti Kabupaten Enrekang sebagai pemasok sayur-sayuran
terbanyak di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat bahkan sampai ke Provinsi Kalimantan, bukan hanya
itu system pemasarannya sudah terorganisir dengan baik.
4.2. Saran
Dengan banyaknya hasil panen tomat, Pemerintah ( pengelolah) bersama Masyarakat harus
melakukan terobosan dengan membuat suatu cemilan yang terbuat dari tomat. Selain membuat
masyarakat menjadi terampil, juga membuat penghasilan meningkat, karna harga tomat mentah dengan
tomat yang telah diolah (cemilan) harganya sudah pasti tidak sama, dan ini dapat meningkatkan
penghasilan masyarakat setempat. Selain dari pada itu, masyarakat juga diajarkan untuk berwira usaha
bekal hari tua apa bila sudah tidak sanggup lagi untuk menggarap sawah dan ladang mereka.