Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN LENGKAP

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN


AGROSISTEM (APPAS)
(322 G 3203)
“USAHA KOPI BUBUK ARABIKA BEMBA MAKASSAR”
(Studi Kasus Usaha Kopi Bubuk Arabika Bemba Makassar, Sulawesi Selatan)

Oleh :
KELOMPOK 8A
NUR KHAERANI ZAHRA G021 18 1029
EVANS RONALDO LINTING G021 18 1054
CLAUDIA DEY SAVITRI G021 18 1311
CHRYSNAYANTI TALEBONG G021 18 1365
MUH. FARREL PRAYOGA. A G021 18 1504

ASISTEN PEMBIMBING
LILI SURIATI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb.

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, Rabb yang maha
kuasa yang berkat rahmat inayahNya yang dilimpahkan kepada penyusun, hingga
Laporan Lengkap Analisis Perencanaan dan Pengembangan Agrosistem dengan
judul “Strategi Peningkatan Volume Penjualan” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing, teman-teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu-persatu, sanak famili, dan tidak lupa kepada asisten pembimbing yang
selama ini telah banyak membantu penyusun dari awal praktikum hingga selesainya
laporan lengkap ini.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan lengkap ini baik dari aspek materi maupun non materi. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan fatwanya dan tegur sapanya atau saran
dan kritik yang konstruktif dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini.

Makassar,

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. 1
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................... 3
DAFTAR ISI ....................................................................................... 4
DAFTAR TABEL...................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. 6
PROLOG
I. ANALISIS POSISI DAN KINERJA AGROSISTEM
Sejarah Singkah............................................................................................ 10
I.1. Visi dan Misi............................................................................. 10
I.1.1. Visi Perusahaan............................................................. 10
I.1.2. Misi Perusahaan............................................................ 11
I.2. Posisi dan Sumberdaya Perusahaan.......................................... 12
I.2.1. Sumber Daya Lahan dan Bangunan.............................. 12
I.2.2. Sumber Daya Alat dan Mesin....................................... 12
I.2.3. Sumber Daya Manusia.................................................. 13
I.2.4. Sumber Daya Finansial................................................. 13
I.3. Kinerja Agrosistem Kasus......................................................... 14
I.3.1. Proses Pengadaan Bahan............................................... 14
I.3.2. Proses Produksi............................................................. 15
I.3.3. Proses Pemasaran.......................................................... 15
I.3.4. Proses Pengendalian Keuangan..................................... 15
II. STUDI PROBLEMATISASI
2.1 Analisis Masalah Pengembangan Usaha.................................. 17
2.1.1 Identifikasi Masalah...................................................... 17
2.1.2 Masalah Utama.............................................................. 18

3
2.1.3 Struktur Pohon Masalah................................................ 19
2.2 Analisis Sasaran Pengembangan Usaha................................... 20
2.2.1 Penetapan Sasaran......................................................... 21
2.2.2 Sasaran Utama............................................................... 22
2.2.3 Struktur Pohon Sasaran................................................. 23
III.DESAIN TINDAKAN TRANSFORMASI
3.1 Analisis Alternatif Tindakan Pengmbangan Usaha.................. 24
3.1.1 Alternatif Tindakan....................................................... 24
3.1.2 Alternatif Keputusan.....................................................
3.1.3 Tindakan Terpilih..........................................................
3.2 Matriks Perencanaan Pengembangan Usaha............................ 26
3.3 Rencana Kerja Tindakan ......................................................... 28
3.4 Analisis Persoalan Potensial.....................................................
EPILOG
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
DAFTAR TABEL

5
DAFTAR GAMBAR

6
PROLOG
A. Latar Belakang
Agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Sebagai motor penggerak
pembangunan pertanian, agribisnis dan agroindustri diharapkan akan dapat
memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam
sasaran pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas nasional.
Dalam melaksanakan proses produksinya, suatu perusahaan membutuhkan faktor-
faktor produksi yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Faktor-faktor
tersebut adalah bahan baku, modal, mesin dan manusia. (Soekartawi, 2005).
Pembangunan agribisnis merupakan strategi pengembangan ekonomi yang
membangun industri hulu, pertanian (usahatani), industri hilir dan jasa penunjang
secara simultan dan harmonis. Dalam kerangka ekonomi kerakyatan dan ekonomi
daerah pembangunan agribisnis dilaksanakan dengan meningkatkan kegiatan
ekonomi yang dihasilkan dari sumberdaya yang dimiliki dan dapat diterima rakyat.
Pembangunan ekonomi kerakyatan pada dasarnya menyangkut pemberdayaan
ekonomi atau pembangunan ekonomi usaha kecil dan menengah. (Saragih,1999)
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peranan
penting dalam menunjang peningkatan ekspor non migas di Indonesia. Bagi bangsa
Indonesia kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dan penting. Pada tahun
1981 dihasilkan devisa sebesar 210.800 ton. Nilai ini terus meningkat dari tahun
ketahun. Tercatat pada tahun 2001, komoditas kopi mampu menghasilkan devisa
sebesar US$ 595, 7 juta dan menduduki peringkat pertama di antara komoditas
eksport subsector perkebunan.
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai

7
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari
satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo 7: 2012), Kopi merupakan
kebutuhan yang memiliki khasiat untuk kesehatan yaitu dapat mengurangi resiko
diabetes, sebagai pembangkit stamina, mengurangi sakit kepala dan melegakan nafas
(Budiman, 45: 2012).
(Najiyati dan Danarti, 2004) Pada Tahun 2014, luas perkebunan rakyat
1,300,802 ha, perkebunan besar Negara 25, 573 ha dan perkebunan swasta 27,825 ha
sehingga total perkebunan kopi di Indonesia saat ini telah mencapai lebih kurang
1,354,000 ha. Dan produksi kopi Indonesia saat ini telah mencapai lebih kurang
738.000 ton (Ditjenbun, 2014 dalam Khotimah, 2014) Selain sebagai komoditas
ekspor, juga sebagai komoditas yang banyak dikosumsi di dalam negeri. Menurut
data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia pada 2010 konsumsi kopi Indonesia mencapai
800 gram per kapita dengan total kebutuhan kopi mencapai 190 ribu ton. Sedangkan
pada 2014, konsumsi kopi Indonesia telah mencapai 1,03 kilogram per kapita dengan
kebutuhan kopi mencapai 260 ribu ton. Pada umumnya kopi dikosumsi dengan cara
diseduh dengan menggunakan air panas dan sedikit gula sebagai pemanis
Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar didunia setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor
sedangkan sisanya 33% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat konsumsi
kopi dalam negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500
gram/ kapita/ tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat
konsumsi kopi di Indonesia telah mencapai 800 gram/ kapita/ tahun. Dengan
demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan konsumsi kopi telah mencapai
300 gram/ kapita/ pertahun.
Indonesia adalah satu-satunya negara produsen kopi yang memiliki spesialti
terbanyak didunia. Beberapa nama kopi spesialti di Indonesia yang telah dikenal di
manca negara dan menjadi bagian dari menu origin di café di kota-kota besar dunia
diantaranya adalah Gayo Coffee, Mandheling Coffee, Java Coffee, dan Toraja

8
Coffee. Sedangkan beberapa nama yang saat ini dikenal diantaranya adalah Bali
Kintamani, Prianger Coffee, Flores Coffee, dan Papua Coffee.
Persaingan pasaran kopi kian ketat itu bisa dilihat dari banyaknya
produkproduk kopi yang beredar di pasaran yang ada di Indonesia, hal tersebut terjadi
karena kopi adalah minuman penyegar yang paling sering dikonsumsi. Data statistik
yang dikeluarkan oleh badan pusat statistik tahun 2000 menunjukan bahwa rata-rata
tingkat konsumsi kopi instan di Indonesia adalah 12,5 gram per minggu, sedangkan
rata-rata konsumsi Teh adalah 11,2gram per kapita per minggu. Berdasarkan data
statistik tersebut, kopi bahkan dikonsumsi paling banyak dibandingkan dengan bahan
minuman lainnya seperti coklat instan, coklat bubuk dan sirup. Perkembangan kopi di
Indonesia selama delapan tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 4,73% pertahun,
sedangkankonsumsi perkapita menunjukan pertumbuhan (8,14 Kg/Th).”Sumber
Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia” Pada mata kuliah ANALISIS DAN
PERANCANGAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM kami memilih studi
eksperiensial pada salah satu usaha pengolahan kopi bernama “Usaha Kopi Bubuk
Arabica Bemba Makassar” dengan alasan mudah dalam memperoleh informasi, visi
dan misi yang jelas, sumber daya alam, sumber buatan teknologi, sumberdaya jasa,
proses kinerja dan output yang dihasilkan juga jelas adanya sehingga kami sepakat
untuk memilih usaha tersebut dalam tiugas kuliah ini.

9
BAB I
STUDI KASUS AGROSISTEM
Sejarah Singkat Perusahaan
Usaha kopi bubuk Arabica Bemba pertama didirikan oleh Bapak Baharuddin S.
seorang pensiunan pegawai Kementrian Hukum dan HAM. Usaha ini berdiri pada
tahun 2016. Awal mula berdirinya usaha ini karena setelah pensiun, Pak Baharuddin
kembali ke desa dan melihat besarnya peluang usaha kopi. Akan tetapi, tidak ada
yang mengakomodir petani dalam memasarkan hasil kopinya. Berdasarkan hal itu,
Pak Baharuddin mencari informasi kepada dinas terkait sehingga di arahkan dan
untuk membentuk kelompok tani agar dapat mewadahi para petani di desanya. Untuk
meningkatkan harga jual dari kopi tersebut, maka Dinas Perindustrian menyarankan
untuk membuat kopi bubuk sebagai olahan dari kopi tersebut, sehingga harga jualnya
lebih baik di banding menjual kopi asalan. Sejak saat itu, maka dibuatlah usaha kopi
bubuk dengan label Kopi Arabica Bemba. Saat ini, usaha kopi Arabica Bemba di
teruskan oleh anak kedua dari Pak Baharuddin, yaitu bernama Arniati.
1.1 Visi dan Misi Perusahaan
1.1.1 Visi Usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar
Setiap organisasi atau perusahaan pastilah mempunyai sebuah visi untuk
mencapai kesuksesannya. Menurut Kuncoro (2006), visi adalah suatu pernyataan
komperhensif tentang apa yang diinginkan organisasi, mengapa suatu organisasi
berdiri dan apa yang diyakininya atau gambaran masa depan organisasi.
Sebuah visi merupakan hal yang sangat bagus jika setiap orang didalam
perusahaan mengerti akan menjadi apa perusahaan tempat mereka bekerja di masa
depan. Visi merancang masa depan perusahaan untuk 3-10 tahun kedepan, yang
merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk 3-10 tahun ke depan, yang
merupakan hal yang krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang (Wibisono, 2006).

10
Menurut Kuncoro (2006) formulasi visi sangat penting sebagai arah strategi dan
pedoman melaksanakan strategi yang diformulasikan. Visi yang baik (vision of
succes) dapat didefinisikan sebagai “deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh
organisasi setelah organisasi tersebut mengimplementasikan strateginya dan
mencapai potensi sepenuhnya.
Adapun visi dari rencana usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar,
yaitu:“Menjadi perusahaan kopi terkemuka dan inovatif dengan mutu terjamin di
Indonesia”. Dari visi ini terlihat jelas apa yang menjadi tujuan dan cita-cita dari
usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar ini. Visi tentu saja merupakan sesuatu
yang sangat sakral bagi suatu perusahaan. Tanpa visi, maka sebuah perusahaan tidak
mempunyai tujuan dan tidak memiliki langkah-langkah maupun program kerja yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebuah visi disusun berdasarkan
tujuan bersama dan merupakan hasil mufakat dari pimpinan-pimpinan direksi.
1.1.2 Misi Usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar
Menurut Wibisono (2006) misi merupakan penetapan sasaran atau tujuan
perusahaan dalam jangka pendek (biasanya 1 sampai 3 tahun). Sedangkan visi
merupakan cara pandang perusahaan di masa depan. Visi biasanya disusun untuk
jangka panjang (biasanya 3 sampai 10 tahun).Misi adalah pernyataan tentang apa
yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi
perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan
memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan (Aditya, 2010).
Dalam mewujudkan visi tersebut, diperlukan misi yang nantinya akan
dijalankan oleh suatu organisasi agar visi tersebut dapat terwujud. Misi perusahaan
adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan
arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Untuk melaksanakan visi dari usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar
agar perkembangan usaha ini dapat terus berkelanjutan, maka misi usaha Kopi Bubuk
Arabica Bemba Makassar yaitu :
1. Selalu mengutamakan dan menjaga kualitas produk.

11
2. Memproduksi olahan kopi yang inovatif.
3. Berusaha memberikan layanan terbaik kepada stakeholders dan konsumen.
4. Aktif dalam melakukan promosi terhadap khalayak ramai.
1.2 Posisi Sumberdaya
1.2.1 Sumberdaya Lahan dan Bangunan
Sumberdaya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang wajib ada
dalam sebuah usaha. Sumberdaya ini sangat penting diperlukan karena tempat
berlangsungnya semua kegiatan dalam sebuah agrosistem. Selain itu sumberdaya
lahan dan bangunan juga merupakan harga tetap yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan. Sumber daya lahan merupakan tanah tempat didirikannya bangunan-
bangunan yang berbentuk fisik dari sebuah agrosistem (Fauziah, 2018).
Sumberdaya lahan pada usaha kopi Arabica Bemba Makassar adalah milik
pribadi oleh keluarga ibu Arniati dengan luas 6x11 m2 . Lahan tersebut didalamnya
telah ada bangunan rumah dan tempat produksi kopi bubuk, serta toko penjualan
produk dengan luas 3x3 m2.
1.2.2 Sumberdaya Alat dan Mesin
Sumber daya peralatan merupakan salah satu faktor pendukung usaha yang
sangat penting dalam suatu perusahaan. Peralatan pengolahan adalah berbagai benda
atau perkakas yang digunakan untuk mengolah suatu masakan (Udayana, 2018).
Peralatan yang ada pada pada usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba berupa alat
produksi seperti mesin sortasi, cofferoaster machine (penggoreng kopi), mesin bubuk
dan mesin packing kopi yang didapatkan dari bantuan Pemerintah dan sebagian dibeli
sendiri melalui toko online.
1. Mesin Sortasi
2. Cofferoaster Machine
3. Mesin Bubuk
4. Mesin Packing Kopi

12
1.2.3 Sumberdaya Manusia
Sumber daya manusia adalah orang-orang yang ada dalam organisasi yang
memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam
mencapai tujuan organisasi. Sumbangan yang dimaksud adalah pemikiran dan
pekerjaan yang mereka lakukan di berbagai kegiatan dalam perusahaan. Dalam
pengertian sumber daya manusia, yang diliput bukanlah terbatas kepada tenaga ahli,
tenaga pendidikan ataupun tenaga yang berpengalaman saja tetapi semua tenaga kerja
yang digunakan perusahaan untuk mewujudkan tujuan-tujuannya (Sadoko, 2006).
Sumberdaya manusia pada usaha Kopi Bubuk Arbika Bemba terdiri dari
Direktur, 4 Karyawan antara lain 1 tenaga pemasaran, dan 3 tenaga produksi.
Berikut ini struktur organisasi pada usaha Kopi Bubuk Arabika Bemba :

Direktur
2
Arniati
3

TenagaPemasaran TenagaProduksi
4 TenagaProduksi TenagaProduksi
Muh.Chaeder Armin 5 Ali Kasim Kamiluddin

1.2.4 Sumberdaya Modal


Finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan
yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan
finansial adalah untuk menghindari ketelanjuran penanaman modal yang terlalu besar
untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Aspek finansial berkaitan dengan
penentuan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus alokasinya. Manajemen keuangan
dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian
dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana

13
untuk pembiyaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Pelaksana dari
manajemen keuangan adalah manajer keuangan. Meskipun fungsi seorang manajer
keuangan setiap organisasi belum tentu sama, namun pada prinsipnya fungsi utama
seorang manajer keuangan adalah merencanakan, mencari, dan memanfaatkan
dengan berbagai cara untuk memaksimumkan efisiensi (daya guna) dari operasi-
operasi perusahaan (Sartono, 2011:50).
Struktur Sumberdaya modal pada usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar
ini berasal dari modal sendiri yakni modal dari ibu Arniati dan keluarga yang
dimaksud yakni suami dan modal dari teman yang bersama mendirikan usaha
tersebut.
1.3 Kinerja Agrosistem Kasus
Kinerja adalah suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan
organisasi melalui pengembangan performansi SDM. Dalam manajemen kinerja
kemampuan SDM sebagai kontributor individu dan bagian dari kelompok
dikembangkan melalui proses bersama antara manajer dan individu yang lebih
berdasarkan kesepakatan daripada instruksi. Kesepakatan ini meliputi tujuan
(objectives), persyaratan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, serta
pengembangan kinerja dan perencanaan pengembangan pribadi
1.3.1 Proses Pengadaan Bahan
Pengadaan barang-barang materiil bahan baku merupakan standarisasi mutlak
yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan, juga dalam rangka
penghematan pengeluaran dana pada suatu perusahaan khususnya untuk pembelian
bahan baku, oleh karena itu hendaknya setiap kegiatan pengadaan dilakukan secara
sadar untuk terlaksananya suatu tujuan yang sistematis dan rasional, sehingga
mendapat perhitungan-perhitungan yang diperlukan sesuai dengan usaha dan tujuan
yang ingin dicapai.
Adrian Sutedi 2009 : 1 menyatakan Pengadaan barang dan jasa pada
hakekatnya merupakan upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan
barang dan jasa yang diinginkannya dengan menggunakan metode dan prosedur

14
tertentu agar mencapai kesepakatan harga, waktu, dan kesepakatan lainnya. Pada
usaha kopi Arabica Bemba Makassar, bahan baku di peroleh dari anggota Kelompok
Tani Buntu Randan di Kabupaten Enrekang.
1.3.2 Proses Produksi
Menurut Gitosudarmo (2002;23) proses produksi merupakan interaksi antara
bahan dasar, bahan-bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin, serta alat-alat
perlengkapan yang dipergunakan. Adapun proses produksi yang dilakukan pada
usaha kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar sebagai berikut:
a. Membeli kopi greenbean langsung ke petani dengan harga bersaing.
b. Memasukkan biji kopi (greenbean) ke alat sortasi. Melakukan sortasi secara
manual dengan tujuan memilah kopi grade (kualitas) 1 sampai 3 dan membuang
kotoran yang ikut ke dalam biji kopi.
c. Memasukkan kopi yang sudah di roasting ke dalam mesin bubuk.
d. Menimbang dan memasukkan ke dalam kemasan yang sudah di tentukan.
e. Menyalurkan kopi kemasan ke toko-toko dan warung.
f. Sedangkan untuk kemasan grade 1 dimasukkan ke toko retail dan online shop.
g. Mencatat barang yang keluar.
1.3.3 Proses Pemasaran
Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2000:7) : ”Pemasaran
adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Pada usaha kopi Bubuk
Arabica Bemba Makassar proses pemasaran dilakukan dengan memajang produk di
etalase yang ada di rumah produksi serta melalui promosi mulut ke mulut.
1.3.4 Proses Pengendalian Keuangan
Menurut Dewi Utari (2014:1), Manajemen keuangan adalah merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan pencarian dana dengan biaya
yang serendah-rendahnya dan menggunakannya secara efektif dan efisien untuk
kegiatan operasi organisasi. Pada usaha kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar prose

15
pengendalian keuangan yakni dengan pengadaan bahan baku, pembelian bahan
tambahan, pembelian dan perawatan peralatan dan upah karyawan yang di kelolah
oleh Direktu yakni ibu Arniati yang merangkap sebagai manager keuangan.

16
BAB II
STUDI PROBLEMATISASI
2.1 Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem
Masalah adalah pertanyaan mengenai keterkaitan antara dua tau lebih variabel
yang penemuan jawabannya dilakukan dengan menemukan bukti-bukti empirik.
Masalah dapat diartikan setiap situasi yang didalamnya terdapat ketidak sesuaian
(discrepancy) antara aktual dan ideal yang diharapkan, atau antara apa yang ada
(what is) dan seharusnya ada (should be).
Menurut Fadhilah (2018) analisis masalah pengembangan agrosistem
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, menguraikan, dan
menganalisis permasalahan yang ditemukan pada perusahaan, kemudian dibuat suatu
rancangan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi tersebut.
2.1.1 Identifikasi Masalah
Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil
pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi
masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di
antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas
suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut
penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan melalui studi
literatur (literature review) atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan
sebagainya.
Identifikasi masalah adalah kegiatan tindak lanjut dari analisis masalah
pengembangan usaha setelah ditetapkannya posisi penilaian. Masalah situasi yang
memerlukan kita untuk bertindak sepenuhnya atau sebagian saja menjadi tanggung
jawab kita. Problematisasi masalah dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari dan
menemukan berbagai persoalan yang menghambat kegiatan perusahaan yang
dijalankan selama ini. Tujuan pelaksanaan problematisasi adalah untuk memudahkan
seorang manajer dalam mengidentifikasi dan mengantisipasinya dengan tindakan

17
pencegahan atau penanggulangan dari persoalan yang dihadapi tersebut (Fadhilah,
2018).
Terdapat beberapa masalah dalam adalah sebagai berikut:
a. Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku menjadi salah satu permasalahan dalam usaha kopi
Bubuk Arabica Bemba Makassar, pasalnya bahan baku kopi tersebut dieroleh dari
petani kopi yang ada di Enrekang. Permasalahan yang sering dihadapi ialah akses
transportasi sehingga proses pengiriman bahan baku menjadi terhambat. Hal ini
membuat proses produksi pada usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar
terlambat sehingga output yang dihasilkan juga terlambat untuk dipasarkan.
b. Permintaan Pelanggan
Permintaan pelanggan menjadi hal yang selalu menjadi perhatian utama usaha
Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar, hal ini dikarenakan permintaan pelanggan
yang semakin tinggi terhadap kopi sedangkan produksi yang dilakukan oleh usaha
Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar tidak bisa memenuhi akan permintaan
tersebut.
c. Produksi
Kapasitas produksi Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar dalam satu kali
produksi kurang lebih 1 Kg dan dalam sehari kurang lebih 3 Kg. Hal ini menjadi
salah satu permasalahan yang tengah dihadapi. Kapasitas produksi ini terjadi akibat
kurangnya persediaan bahan baku, mesin yang kurang memadai, serta permintaan
pelanggan.
2.1.2 Masalah Utama
Masalah utama merupakan inti dari penentuan tindakan-tindakan yang akan
dilaksanakan. Pemilihan masalah dimaksudkan untuk melihat dan membedakan
masalah-masalah yang akan dianalisis lebih lanjut yang dapat digolongkan ke dalam
beberapa bagian yaitu bahan baku, produksi, pemasaran, finansial, dan sumberdaya
manusia. Pemilahan-pemilahan masalah tersebut pada akhirnya akan menuju pada

18
pokok suatu masalah yang kemudian akan menjadi suatu acuan untuk dilakukannya
suatu tindakan penyelesaian masalah (Sakaruddin, 2015).
Pada usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar yang menjadi masalah
utama adalah “Produksi yang Kurang” hal ini disebabkan oleh akar masalah yaitu
wilayah distribusi yang sempit, kurangnya promosi usaha, kurangnya tenaga kerja
dan kurangnya kualias SDM.
2.1.3 Strukturisasi Masalah
Pohon masalah (problem tree) merupakan sebuah pendekatan/ metode yang
digunakan untuk identifikasi penyebab suatu masalah. Analisis pohon masalah
dilakukan dengan membentuk pola pikir yang lebih terstruktur mengenai komponen
sebab akibat yang berkaitan dengan masalah yang telah diprioritaskan. Metode ini
dapat diterapkan apabila sudah dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas
masalah.
Pohon masalah memiliki tiga bagian, yakni batang, akar, dan cabang. Batang
pohon menggambarkan masalah utama, akar merupakan penyebab masalah inti,
sedangkan cabang pohon mewakili dampak. Penggunaan pohon masalah ini berkaitan
dengan perencanaan proyek. Hal ini terjadi karena komponen sebab akibat dalam
pohon masalah akan mempengaruhi desain intervensi yang mungkin
dilakukan[ CITATION Azizah \l 1033 ].

19
Berikut ini merupakan hubungan sebab akibat atau strukturisasi masalah yang
digambarkan melalui diagram pohon masalah:

Keterangan:
Masalah dampak Pendapatan
Masalah Utama Usaha Kurang

Masalah Omzet Penjualan


Kurang

Produksi Yang
Kurang

Ketersediaan Permintaan Kapasitas


bahan baku konsumen produksi

Pada diagram pohon diatas dapat dilihat bahwa ketersediaan bahan baku,
permintaan konsumen, dan kapasitas produksi menjadi masalah yang mendasari
timbulnya masalah utama yakni produksi yang kurang , sehingga akibat dari produksi
yang kurang tersebut memberikan dampak yang cukup besar yakni omset penjualan
yang kurang sehingga mengakibatkan pendapatan usaha sedikit/berkurang.
2.2 Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem
Pengembangan merupakan usaha yang terencana dari organisasi untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai. Pengembangan
lebih di tekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada
masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintergrasi
dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja (Hariandja, 2002). Usaha adalah
melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan tujuan memperoleh
keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha yang

20
berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum, yang didirikan dan
berkedudukan disuatu daerah dalam suatu Negara (Harmaizar, 2003).
Pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan
yang sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan perluasan usaha serta
kualitas dan kuantitas produksi dari pada kegiatan ekonomi dengan menggerakan
pikiran, tenaga dan badan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jannah, 2017).
2.2.1 Penetapan Sasaran
Setelah mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada tahap
analisis masalah, maka untuk mendapatkan perbaikan masalah-masalah tersebut
melalui proses transformasi positif, maka selanjutnya kita menentukan sasaransasaran
yang hendak dicapai dan menentukan sasaran utama sebagai fokus perhatian untuk
diselesaikan dalam rangka perbaikan kinerja perusahaan. Masalah yang telah
diidentifikasi pada tahap analisis masalah, selanjutnya diubah pada kondisi positif
untuk memperoleh perbaikan dari masalah tersebut (Fadhilah, 2018).
Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba
Makassar, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan Ketersediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku merupakan persediaan dari barang-barang berwujud
yang digunakan dalam proses produksi, dapat diperoleh dari sumber–sumber alam
ataupun dibeli dari supplier atau dari perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi
perusahaan pabrik yang menggunakannya. Ketersediaan bahan baku yang pasti
sangat penting karena  akan mempengaruhi kelancaran proses produksi, apabila
terjadi kekurangan bahan baku akan menghambat proses produksi. Proses produksi
yang lancar diharapkan dapat menghasilkan jumlah produk yang di butuhkan,
dengan ketersediaan jumlah produk maka akan mempengaruhi penjualan.
2. Meningkatkan Omzet Penjualan
Omzet penjualan sangat berkaitan erat dengan jumlah hasil produksi yang
tersedia sesuai dengan permintaan oleh konsumen, omzet dapat dilihat dari analisis
pendapatan perusahaan, dalam analisis tersebut dapat dilihat arus penjualan

21
perusahaan. Sehingga kedepannya perlu untuk meningkatkan omzet penjualan dengan
meningkatkan skala produksi usaha.
3. Meningkatkan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi adalah suatu tingkat yang menyatakan batas kemampuan,
penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu unit, fasilitas atau output untuk
memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas produksi menentukan
persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar dari biaya. Kapasitas
produksi menentukan berapa jumlah permintaan yang harus dipenuhi dengan
menggunakan fasilitas produksi yang ada. Dengan meningkatnya kapasitas produksi
dapat mengakibatkan peningkatan pendapatan usaha. Dan juga dengan meningkatnya
kapasitas produksi juga dapat memenuhi kebutuhan permintaan konsumen.
4. Meningkatkan Pendapatan Usaha
Pendapatan merupakan inti akhir dalam kegiatan usaha, sehingga perlu
pemaksimalan terhadap pendapatan usaha dengan mengefisenkan penggunaan modal
dan memaksimalkan penjualan, sehingga kedepannya perlu untuk meningkatkan
pendapatan usaha dengan memaksimalkan produksi usaha dan menekan penggunaan
biaya kerja.
5. Meningkatkan Permintaan Konsumen
Permintaan konsumen adalah jumlah barang yang akan dibeli konsumen akhir
disuatu pasar eceran pada harga dan jangka waktu tertentu. Dengan meningkatnya
permintaan konsumen dapat mengakibatkan meningkatnya pendapatan usaha.
2.2.2 Sasaran Utama
Menurut Fadhilah (2018) sasaran utama adalah upaya untuk menyelesaikan
masalah utama yang diangkat oleh perusahaan. Diantara semua sasaran yang ada,
harus ada sasaran yang ditentukan sebagai sasaran utama. Untuk menentukan sasaran
utama, tentunya harus menganalisis semua sasaran terhadap masalah yang terdapat di
bagian-bagian yang ada dalam usaha usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar.

22
Adapun sasaran utama yang didapatkan dan dikemukakan sebelumnya adalah
“Meningkatkan Kapasitas Produksi”.

2.2.3 Strukturisasi Sasaran


Strukturisasi sasaran merupakan suatu diagram yang hampir sama dengan
strukturisasi masalah. Kalau dalam strukturisasi masalah yang dimasukkan dalam
struktur. Struktur Pohon Masalah adalah masalah yang berindikasi negatif, maka
sebaliknya yang dimasukkan dalam struktur.Pohon Sasaran adalah sasaran (sesuatu
yang ingin dicapai) dan berindikasi positif (Fadhilah, dkk, 2018).

Keterangan:
Sasaran dampak Meningkatkan
Pendapatan Usaha
Sasaran Utama
Kurang
Sasaran Antara Meningkatkan Omzet
Penjualan

Meningkatkan
Kapasitas Produksi

Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan


Ketersediaan bahan baku Permintaan konsumen Kapasitas produksi

Dari struktur pohon sasaran diatas sasaran utama dari usaha Kopi Bubuk
Arabica Bemba Makassar yaitu meningkatkan kapasitas produksi. Dengan
tercapainya sasaran utama ini dapat berdampak pada sasaran yang lain yaitu
meningkatkan omzet penjualan lalu meningkatkan pendapatan usaha.
Dan untuk menunjang agar tercapainya sasaran utama tersebut terdapat sasaran
antara yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketersediaan bahan baku

23
2. Meningkatkan permintaan konsumen
3. Meningkatkan kapasitas produksi

BAB III
DESAIN TINDAKAN TRANSFORMATIF
3.1 Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem
3.1.1 Alternatif Tindakan
Beberapa alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai sasaran
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan manajemen persediaan bahan baku.
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik agroisistem dalam tahap pengadaan
bahan baku adalah tidak adanya kekurangan serta kelebihan bahan baku untuk
berproduksi di masa depan, selain itu juga tidak ada keterlambatan kedatangan bahan
baku. Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien yang mencakup lima fungsi yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengisin staf,, kepemimpinan dan pengendalian.
 Pada fungsi perencanaan, dibuat suatu perencanaan yang dapat memenuhi
tujuan pemenuhan persediaan yakni dengan mencari pemasok bahan baku
tetap bagi industrinya.
 Pada fungsi pengorganisasion mencakup pembagian kerja di antara
kelompok dan individu serta pengkoordinasian aktivitas individu dan
kelompok. Pengorganisasian mencakup juga penetapan kewenangan
manajerial.
 Pada fungsi pengisian staff, yakni suatu proses untuk memastikan bahwa
karyawan yang kompeten dapat dipilih, dikembangkan dan diberi imbalan
untuk membantu menjalankan manajemen persediaan bahan baku.

24
 Pada fungsi kepemimmpinan, dimana pemilik agrosistem memimpin segala
proses dalam pemenuhan bahan bakunya.
 Pada fungsi pengendalian, Pemilik agroindustri melakukan pengendalian
dalam proses pengadaan bahan baku.
2. Menggunakan lebih banyak bahan baku
Solusi ini dapat dilaksanakan apabila solusi pertama telah tercapai atau
setidaknya sudah memberikan dampak yang signifikan. Peningkatan produksi sangat
bergantung pada ketersediaan bahan baku. Pengendalian persediaan bahan baku
sangatlah penting dalam sebuah industri untuk mengambangkan usahanya karena
akan berpengaruh pada efisiensi biaya, kelancaran produksi dan keuntungan usaha itu
sendiri. Adanya persediaan diharapkan dapat memperlancar jalannya proses produksi
suatu perusahaan (Daud, 2017).
3. Promosi
Permintaan konsumen dapat ditingkatkan dengan promosi dan packaging yang
menarik. Dengan promosi, masyarakat akan lebih mengenal produk usaha dan dengan
promosi juga informasi mengenai produk usaha akan lebih tersebar di banyak telinga
individu dalam masyarakat.

Keterangan:
Sasaran dampak Meningkatkan
Pendapatan Usaha
Sasaran Utama
Kurang
Sasaran Antara Meningkatkan Omzet
Penjualan

Meningkatkan
Kapasitas Produksi

Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan


Ketersediaan bahan baku Permintaan konsumen Kapasitas produksi

25
Manajemen ketersediaan Meningkatkan jumlah
Promosi
bahan baku bahan baku

3.1.2 Analisis Keputusan


3.1.3 Tindakan Terpilih
3.2 Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem
Matriks perencanaan pengembangan agrosistem merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan rancangan proyek yang dapat memberikan suatu ringkasan
mengenai rancangan proyek pengembangan usaha dalam bentuk sebuah matriks.
Dalam matriks perencanaan proyek pengembangan agrosistem ini menguraikan
alternatif yang terpilih dari hasil analisa keputusan dan mengidentifikasikan masing-
masing sasaran terhadap ukuran tercapainya sasaran dan spesifikasi sistem informasi
untuk pengendalian manajerial serta menentukan besarnya kebutuhan biaya dan
sarana-sarana yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan tersebut (Sakaruddin,
2015).
Pada matriks ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masing-masing
tindakan tujuan dalam menentukan sistem informasi pengendalian manajerial,
menentukan sarana yang diperlukan dan menentukan besarnya biaya yang digunakan
untuk mendukung tindakan pelaksanaan proyek. Berikut ini adalah matriks
perencanaan pengembangan usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba:

26
Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem pada Usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba Makassar, Sulawesi
Selatan, 2021.
Uraian Tujuan Sesuai Tindakan Ukuran Tercapainya Tujuan Sistem Pengendalian Informasi
Dampak :
 Pendapatan Meningkat  Pendapatan meningkat menjadi 5.000.000/bulan  Laporan bagian pemasaran setiap bulan
 Persediaan bahan baku terpenuhi untuk jangka
 Ketersediaan Bahan Baku Meningkat waktu lebih dari satu bulan  Laporan bagian produksi setiap bulan
 Omzet Penjualan Meningkat  Omzet penjualan meningkat sebesar 75 bks/bulan
 Laporan bagian pemasaran setiap bulan
Sasaran Utama
 Kapasitas skala Produksi Meningkat Produksi Tahun 2021  Laporan bagian produksi setiap bulan
Juli Agt Sep Okt
meningkat
50 60 65 75
(bks)
Sasaran Antara
 Wilayah Distribusi Luas  Pendistribusian hingga ke beberapa daerah di  Laporan bagian pemasaran
Makassar
 Tenaga kerja efektif dalam pembagian  Tidak ada tenaga kerja yang rangkap jabatan  Laporan kerja pimpinan perusahaan
kerja
Khusus Tindakan Sarana yang Diperlukan Biaya (Rp)
 Distribusi bahan baku di beberapa  Finansial 500.000
daerah di Makassar Transportasi
 Menambah 2 orang SDM  Finansial 400.000
 Meningkatkan kegiatan promosi  Promosi -
melalui Sosmed
Total Biaya 900.000

Sumber : Data Primer, 2021

27
3.3 Rencana Kerja Tindakan
Rencana kerja tindakan merupakan kumpulan skema perician lebih lanjut
dari informasi yang didapatkan dalam matriks rencana kerja tindakan yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari
tindakan-tindakan yang telah dirumuskan mengenai pelaksanaan setiap tindakan
dalam format yang memuat siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang
diharapkan dari kegiatan serta kapan mualai dan berakhirnya kegiatan yang
dilaksanakan.
Rencana kerja tindakan yang dilakukan oleh agrosistem kasus Kopi Bubuk
Arabica Bemba bertujuan untuk mengatur kegiatan operasional sehingga sasaran
yang ingin dicapai yakni peningkatan omzet penjualan dapat terlaksana sesuai
yang diharapkan. Berikut ini rencana kerja pada usaha Kopi Bubuk Arabica
Bemba:
1. Memperluas wilayah distribusi hingga ke beberapa daerah di Makassar,
dengan memperluas wilayah distribusi diharapkan omzet penjualan dapat
bertambah dibanding hanya memasarkan dirumah.
2. Menambah tenaga kerja, dengan menambah jumlah tenaga kerja diharapkan
produktivitas usaha dapat bertambah.
3. Meningkatkan kegiatan promosi melalui Sosmed, dengan memanfaatkan
teknologi untuk melakukan promosi melalui sosial media diharapkan
informasi mengenai usaha Kopi Bubuk Arabica Bemba dapat menyebar
dengan cepat sehingga konsumen tidak hanya berasal dari kota Makassar
melainkan juga berasal dari berbagai daerah diluar Makassar..
3.4 Analisis Persoalan

28
EPILOG
Refleksi
1. Teoritik
2. Metodologik
3. Etik
Saran

29
DAFTAR PUSTAKA

30

Anda mungkin juga menyukai