MANAJEMEN TEKNOLOGI
AGROEKOTEKNOLOGI (A)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengantar Agribisnis
ini. Kemudian sholawat beserta salam kami curahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup untuk keselamatan
umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Agribisnis di
program studi Agroekoteknologi fakultas pertanian dengan judul “Manajemen
Teknologi”. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ardhiyan
Saputra, S.P., M.Si.sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Agribisnis
yang telah mempercayai kami dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Teknologi secara tidak langsung terkait dengan sistem ekonomi, budaya dan
politik. Perubahan-perubahan teknologi yang terjadi, baik oleh sebab ekonomi,
budaya, maupun politik, dapat menimbulkan dampak positif dan negatif bagi
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, manajemen teknologi diperlukan untuk
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat yang diperoleh.
Dalam bidang bisnis manajemen teknologi juga berkaitan erat dengan kegiatan
operasional peternakan untuk menghasilkan produk dan jasa bermutu tinggi.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dasar dari manajemen
teknologi agribisnis serta ruang lingkupnya, karakteristik dari manajemen
teknologi agribisnis serta fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen teknologi
agribisnis.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
teknologiuntuk pencapaian tujuan strategik dan operasional organisasi. Jika dilihat
dari segi tingkatan ukuran organisasinya adalah sebagai berikut :
1. Tingkat MAKRO
2. Tingkat MESO
Satuan analisis: sektor atau sub sektor ekonomi (sektorindustri, sub sektor
industri otomotif)
3. Tingkat MIKRO
7
Ruang lingkup sesuai gambar di atas adalah
3. Implementasi teknologi
4. Pengembangan teknologi
a. Teknologi
8
(2) teknologi lunak yang diwakili oleh proses bisnis/agribisnis yang diperlukan
untuk menterjemahkan ide dan konsep menjadi produk-produk yang layak
jual.
Teknologi agribisnis merupakan salah satu sarana utama untuk mencapai
tujuan, efisiensi, serta produktivitas yang tinggi dari perusahaan-perusahaan
agribisnis (Said dan Intan, 2001:127). Sedangkan menurut Tjakraatmadja (1997)
cit Said dan Intan (2000:33) manajemen teknologi adalah suatu ilmu pengetahuan
yang dibutuhkan untuk memaksimumkan nilai tambah (value added) suatu
teknologi dengan cara melakukan proses manajemen yang tepat. Dengan adanya
fungsi manajemen tersebut, maka ruang lingkup penerapan manajemen teknologi
dalam bidang agribisnis menjadi sangat luas, mulai dari perencanaan teknologi
sampai dengan evaluasi teknologi dalam rangka pencapaian value added yang
lebih besar untuk memenuhi kebutuan (needs) dan keinginan (wants) konsumen.
Manajemen teknologi agribisnis merupakan aktivitas kegiatan pada setiap
subsistem agribisnis (subsistem input, subsistem process, subsistem output, dan
suppoting instituion) dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen (planning,
organizing, realization, controlling, dan evaluation) secara terpadu berdasarkan
tujuan yang sudah ditetapkan.
9
SUBSISTEM OUTPUT
Pengolahan berupa
Subsistem Input Subsistem process rekayasa produksi dan
(pengadaan dan produksi berupa desain (untuk
penyaluran saprodi) usahatani yaitu produk), rekayasa
berupa teknologi teknologi varietas, manufaktur dan
benih dan bibit. teknologi kultur sel pengawasan mutu
dan jaringan, (untuk proses).
teknologi pemupukan
berimbang. pemasaran produk
Sedangkan melaut melalui internet (e-
yaitu teknologi commerce) dan media
penangkapan berupa lainnya (TV, radio,
perahu motor serta majalah, dsb).
alat tangkapnya
Subsistem jasa
penunjang
(supporting
institution) berupa
teknologi informasi
pertanian (penyuluhan)
dan penelitian
teknologi
pengembagan
Aplikasi Teknologi
(Technology Application)
10
(1) Subsistem Input (pengadaan dan penyaluran saprodi) berupa teknologi
benih dan bibit.
(2) Subsistem process produksi berupa usahatani yaitu teknologi varietas,
teknologi kultur sel dan jaringan, teknologi pemupukan berimbang.
Sedangkan melaut yaitu teknologi penangkapan berupa perahu motor serta
alat tangkapnya, seperti jaring (trawl, otter trawl, purse seine/pukat cincin,
dan drift gill net) dan pancing (pancing pole and line/huhate, tonda, rawai,
set long line, dan drift long line).
(3) Subsistem output pengolahan dan pemasaran, yaitu pengolahan berupa
rekayasa produksi dan desain (untuk produk), serta rekayasa manufaktur
dan pengawasan mutu (untuk proses). Kemudian pemasaran produk
melalui internet (e-commerce) dan media lainnya (TV, radio, majalah,
dsb).
(4) Subsistem jasa penunjang berupa teknologi informasi pertanian
(penyuluhan) dan penelitian teknologi pengembangan.
Manajemen teknologi agribisnis sebagai salah satu sumberdaya pada berbagai
subsistem agribisnis harus dapat digunakan secara tepat. Oleh karena itu,
diperlukan fungsi manajemen dalam penerapan teknologi agribisnis yang efektif
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan aplikasi, pengawasan, dan
evaluasi.
11
c). skala usaha (kapasitas volume produksi) dan tingkat harga jual yang
dihasilkan oleh teknologi tersebut, serta tingkat persaingan produk di pasar
global;
d). budaya, adat, dan kebiasaan masyarakat dalam menilai teknologi, karena
biasanya masyarakat terkadang menolak teknologi sementara teknologi
tersebut telah diyakini memperbaiki kehidupan masyarakat secara nyata
sehingga perlu langkah strategis agar dapat diterima dan diaplikasikannya
oleh masyarakat.
2. Pengorganisasian teknologi (technology organizing)
Pengorganisasian teknologi (technology organizing) agribisnis adalah
mencakup sumberdaya perusahaan (manusia dan finansial) yang ada secara
tepat dan efisien. Untuk bidang pengembangan teknologi (technology
development) misalnya teknologi pengolahan/ agroindustri melalui research
and development sangat penting untuk mencapai efektif dan efisien.
3. Pelaksanaan aplikasi teknologi (technology application realization)
Pelaksanaan aplikasi teknologi dimulai dari reseach and development
sampai penggunaan teknologi tersebut berdasarkan jangka waktu yang telah
ditetapkan seperti teknologi pengolahan.
12
2.4 Alat Dan Mesin Pertanian
Alat mesin pertanian adalah susunan dari alat-alat yang kompleks yang saling
terkait dan mempunyai sistem transmisi (perubah gerak), serta mempunyai tujuan
tertentu di bidang pertanian dan untuk mengoperasikannya diperlukan masukan
tenaga (Soekirno, 1999). Alat mesin pertanian bertujuan untuk mengerjakan
pekerjaan yang ada hubungannya dengan pertanian, seperti alat mesin pengolahan
tanah, alat mesin pengairan, alat mesin pemberantas hama, dan sebagainya. .
Dengan penggunaan alat mesin pertanian, ketepatan waktu dalam aktivitas
pertanian dapat lebih ditingkatkan, dapat mengurangi kejenuhan dalam pekerjaan
petani, dan tenaga kerja dapat dialokasikan untuk melakukan usaha tani lain atau
kegiatan di sektor lain yang bersifat kontinu.
1. Bajak
Alat dan mesin pertanian paling besar pemanfaatannya pada saat pengolahan
tanah. Pengolahan tanah tidak hanya merupakan kegiatan lapang untuk
memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan lainnya
seperti penyebaran benih / penanaman bibit, pemupukan, perlindungan tanaman
dan panen. Oleh karena itu, perkembangan terjadi dalam desain peralatan baik
dari segi bahan maupun bentuk alat. Banyak bukti menunjukkan bahwa bajak
ringan terbuat dari kayu telah digunakan secara besar-besaran di daerah Mesir
dan Sungai Nil sekitar tahun 3000 SM bahkan digunakan sebagai tenaga
penggerak / penarik peralatan pertanian, menyiapkan tanah untuk penanaman
Barley, gandum, dan lain-lain tanaman yang popular pada jaman itu. Bajak
yang digunakan pada waktu itu tidak beroda atau bajak singkal yang digunakan
untuk membalik tanah dan membuat parit. Paling tidak peralatan tersebut dapat
berfungsi memecahkan tanah dan menutup benih.
Lebih dari 2000 tahun yang lalu ditemukan bajak terbuat dari besi yang
diproduksi di Honan Utara China. Pada awalnya alat ini berupa alat kecil yang
ditarik dengan tangan dengan plat besi berbentuk V yang dihubungkan atau
digandengkan dengan pisau kayu dan pegangan. Selama abad pertama sebelum
masehi, kerbau digunakan untuk menarik peralatan pengolahan tanah.
Selanjutnya secara berturut-turut dikembangkan alat yang disebut triple-shared
plow, plow-and-sow dan garu.
13
Bajak telah digunakan juga di India selama beribu-ribu tahun. Peralatan
kuno tidak beroda dan moldboard terbuat dari kayu keras (wedge-shaped
hardwood blocks) yang ditarik oleh sapi (bullock). Dengan alat ini tanah hanya
dipecahkan ke dalam bentuk gumpalan tetapi tidak dibalik; dan pengolahan
pertama ini kemudian diikuti dengan penghancuran gumpalan dan perataan
tanah dengan alat berupa batang kayu berbentuk empat persegi panjang yang
ditarik oleh sapi.
Pisau bajak besi muncul di Roma pada kira-kira 2000 tahun yang lalu
sebagaimana pisau coulter. Pada waktu itu masih belum juga ditemukan bajak
singkal yang berfungsi membalik tanah. Pada tanah yang berat dan keras, pisau
bajak besi ini ditarik oleh sekelompok sapi jantan (oxen). Ada laporan yang
menyatakan bahwa bajak yang dilengkapi dengan roda ditemukan di Italia
Utara pada sekitar tahun 100 M.
Perkembangan terbesar untuk alat dan mesin pertanian terjadi saat revolusi
pertanian di mana terjadi perubahan penggunaan tenaga hewan menjadi tenaga
mesin pertanian. Perubahan tersebut dimulai sekitar abad 18 di Inggris dengan
ditemukannya mesin uap. Melalui mekanisasi hewan seperti kuda, keledai,
lembu digantikan oleh tenaga mesin. Sebagai hasilnya penggunaan mesin
tersebut telah mengurangi jam kerja manusia yang dahulu 56 jam untuk
memproduksi 1 hektare gandum menjadi 2 jam per hektare gandum
menggunakan mesin pertanian.
Perkembangan peralatan pertanian modern dimulai sebelum traktor
menciptakan dampak yang baik di bidang pertanian. Mesin pertanian pertama
yang memberikan dampak penting dalam pertanian adalah mesin tenun, yang
ditemukan oleh Eli Whitney. Tiga tahun kemudian bajak besi dipatenkan oleh
Jethro Wood. Bajak ini bekerja sangat baik di tanah wilayah timur, tetapi tidak
di tanah wilayah Barat. Pada tahun 1837, John Deere yaitu pendiri perusahaan
traktor John Deere membuat bajak pertama dari bilah gergaji dan pada tahun
1846 John memproduksi 1000 bajak baja per tahun. Baja tidak menyusut
secepat besi dan tanah tidak menempel pada bajak terlalu banyak, dengan
demikian petani lebih menyukai bajak terbuat dari baja.
14
2. Era Traktor Bermesin Uap
Penemuan mesin uap memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan
pertanian antara tahun 1850 – 1900. Pada tahun tersebut sekitar 70.000 mesin
uap diciptakan untuk keperluan pertanian. Fase pertama dengan
diperkenalkannya mesin uap adalah penggunaan mesin untuk pertanian
semakin banyak. Fase kedua adalah berupa traktor bermesin uap portable yang
dapat dibawa ke lahan pertanian untuk mengerjakan pekerjaan tertentu,
contohnya mesin perontok gandum. Fase ketiga disebut juga “mesin tarik”.
Mesin ini paling disukai petani sebagai sumber tenaga. Namun mesin ini juga
memiliki beberapa masalah karena mesinnya terlalu berat, memakan tempat,
mahal, dan kegunaannya spesifi k pada pekerjaan tertentu saja.
4. Traktor
Asal usul kapan pertama kali traktor dibuat dan siapa pembuatnya tidak
pernah diketahui jelas. Namun, sejahrawan R. B. Gray menuliskan bahwa
perusahaan mesin gas Charter telah membuat traktor berbahan bakar bensin
pada tahun 1889. Pada tahun 1890 George Taylor mengaplikasikan suatu bajak
motor. Perkembangan jenis traktor yang digunakan petani dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Traktor Pertama – traktor beroda tiga dan berbahan bakar bensin
Produksi taktor ini meluas cepat di awal tahun 1990-an. Pada masa ini
juga perusahaan traktor berkembang sangat pesat. Namun, traktor jenis
ini memiliki permasalahan yang hampir sama dengan mesin uap, yaitu
mahal, sulit untuk dikendarai, besar, memakan banyak tempat, dan
kegunaan masih terbatas. Pada tahun 1925, Henry Ford memperkenalkan
15
traktor yang berukuran lebih kecil dan lebih murah. Traktor tersebut
merupakan traktor yang diproduksi massal untuk keperluan pasar.
b. Traktor Modern – traktor beroda empat
Traktor jenis ini diperkenalkan antara tahun 1960 – 1970 dan berbahan
bakar solar. Sampai saat ini hampir sekitar 80% traktor menggunakan
solar sebagai bahan bakarnya. Keunggulan dari traktor jenis ini adalah
penggunaan tenaga lebih efi sien, traksi dan fl otasi baik, dan pemadatan
tanah sedikit. Saat ini, traktor roda empat ini merupakan standar traktor
yang biasa digunakan petani, baik dengan jenis traktor kecil, sedang,
maupun besar.
Secara umum, macam alat dan mesin pertanian (alsintan) secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Alat mesin pembukaan lahan
Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) ini memiliki manfaat antara
lain :
a. Meningkatkan efi siensi tenaga kerja dan produktivitas;
16
g. Mengurangi kehilangan hasil pascapanen.
17
pertanian ini telah banyak membantu petani dalam meningkatkan
produktivitas dan keuntungan.
18
perdagangan komoditi hasil pertanian terutama untuk ekspor ke Jepang, Eropa
dan Amerika Serikat. Selain itu berbagai upaya pengendalian hama terpadu dan
pengendalian pupuk organik serta teknologi-teknologi lain yang ramah
lingkungan perlu terus dikembangkan untuk mengisi ceruk pasar kalangan sadar
lingkungan yang semakin luas terutama di luar negeri (Gumbira. 1999). Untuk
memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka penanganan produk minyak kayu
putih bisa dilakukan pada pada beberapa kegiatan pokok, yaitu :
1. Pendekatan teknologi budidaya kayu putih
Dimulai dari teknik pemilihan bibit unggul, teknik pemeliharaan tanaman
kayu putih dengan melakukan intensifikasi pengendalian hama terpadu dan
pengendalian pupuk organik.
2. Pendekatan teknologi produksi minyak kayu putih
Teknologi penyulingan minyak kayu putih menggunakan teknologi yang
ramah lingkungan mulai penyulingan daun kayu putih sampai dengan
penanganan limbahnya (cair maupun padat). Teknologi penyulingan
dengan pemenuhan syarat dan ketentuan penyulingan mulai dari bahan
baku, bahan penolong maupun peralatan penyulingan yang dapat berjalan
dengan lancar akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi produk
minyak kayu putih. Teknologi penanganan limbah padat dengan
menggunakannya kembali sebagai bahan baku boiler dan penanganan
limbah cair yang juga dapat dipergunakan kembali untuk air yang
dipanaskan di dalam boiler juga akan meningkatkan efisiensi.
3. Pendekatan teknologi pengemasan
Berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan akan fisik, kimiawi
maupun mikrobiologik, sebagai alat transportasi komoditi maupun alat
promosi dan pemberi informasi. Teknologi pengemasan yang baik akan
meningkatkan daya saing produk terhadap produk-produk lain sejenis.
4. Pendekatan teknologi Pemasaran
Harga jual produk minyak kayu putih yang rendah, teknik pemasaran yang
tepat dan cepat akan meningkatkan daya saing dalam penjualan produk
sehingga bisa menjadi salah satu keunggulan kompetitif.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi sangat berperan penting dalam membantu para peternak dan petani
dalam mengelola Agribisnis. Tetapi, disisi lain terdapat juga kerugian yang
diakibatkan oleh teknologi. Oleh karena itu, kita harus memiliki manajemen yang
baik dalam Agribisnis.
20
DAFTAR PUSTAKA
Said, E.G., dan A.H. Intan, 2000, Manajemen Teknologi Agribisnis, Ghalia
Indonesia dengan Magister Manajemen Agribisnis, Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor
Rahim, Abd dan Hastuti, Diah Retno Dwi. 2005. Sistem Manajemen Agribisnis.
Makassar: State University of Makassar Press
21