Anda di halaman 1dari 25

MEMANTAPKAN PEMANFAATAN POTENSI ALAM DI PROVINSI

KALIMANTAN BARAT UNTUK MENINGKATKAN LAJU


PEMBANGUNAN NASIONAL NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA

Dosen Pengampu:

Ir.Ridwan Muis M,M.S.

DISUSUN OLEH
Nurafifa (D1A018020)
Kelas A, Agroekoteknologi 2018

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang ”Pemanfaatan Potensi Alam di Provinsi Kalimantan Utara Untuk
Meningkatkan Laju Pembangunan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)”. ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
saya berterima kasih pada Bapak Ir.Ridwan Muis M, M.S selaku Dosen mata
kuliah Pancasila, Universitas jambi yang telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai potensi alam yang ada di Indonesia
khususnya Provinsi Kalimantan Utara yang baru berdiri. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Jambi, Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.2 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 4
1.2 TUJUAN PENULISAN ................................................................................................ 5
BAB II POTENSI SDA DI PROVINSI KALBAR ............................................................ 6
2.1 POTENSI SDA YANG MASIH POTENSIAL ............................................................ 6
2.2 GAMBARAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT ................................................. 10
2.3 FAKTOR PENDUKUNG DAN KENDALA DALAM PEMANFAATAN
SDA YANG ADA DI PROVINSI KALBAR .............................................................. 15
BAB III UPAYA MEMANTAPKAN PEMANFAATAN POTENSI SDA DI
PROVINSI KALBAR DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
INDONESIA ......................................................................................................... 16
3.1 URGENSI PEMBANGUNAN NASIONAL BAGI BANGSA DAN
NEGARA INDONESIA ............................................................................................... 16
3.2 KONTRIBUSI MEMANTAPKAN PEMANFAATAN POTENSI DI
PROVINSI KALBAR BAGI PEMBANGUNAN NASIONAL .................................. 17
3.3 PROSPEK MEMANTAPKAN PEMANFAATAN POTENSI SDA
DI PROVINSI KALBAR .............................................................................................. 22
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 24
4.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 24
4.2 SARAN ......................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara Geografis Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau


Kalimantan atau di antaragaris 2o 08 LU serta 3o 05 LS serta di antara 108o 0 BT
dan 114o 10 BT pada peta bumi. Berdasarkan letakgeografis yang spesifik ini
maka, daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis
lintang0o) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka
Kalbar adalah salah satu daerahtropik dengan suhu udara cukup tinggi serta
diiringi kelembaban yang tinggi.

Provinsi Kalimantan Barat membentang lurus dari utara ke selatan sepanjang


lebih dari 600 km dansekitar 850 km dari barat ke timur. Menjadi Propinsi terluas
keempat setelah Irian, Kalimantan Timur danKalimantan Tengah. Kalimantan
Barat termasuk salah satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsungdengan
negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan
dengan posisi ini, makadaerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya
propinsi di Indonesia yang secara resmi telahmempunyai akses jalan darat untuk
masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antaraKalimantan
dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak Entikong Kuching
(Serawak-Malaysia).

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki
propinsi "Seribu Sungai".Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang
mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranyadapat dan sering
dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan
jalur utamauntuk angkutan daerah pedalaman., walaupun prasarana jalan darat
telah dapat menjangkau sebagian besarkecamatan.

Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut,


akan tetapi Kalbar memilikipuluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak
berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan LautNatuna yang
berbatasan dengan wilayah Propinsi Riau, Sumatera.Secara administratif, Provinsi
KalimantanBarat terbagi menjadi 10 kabupaten dan 2 kota dengan Pontianak
sebagai ibukota provinsi.

4
1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui potensi SDA yang ada di Provinsi Kalimantan Barat.

2. Untuk mengetahui gambaran umum Provinsi Kalimantan Barat.

3. Untuk memahami faktor pendukung dan kendala dalam pemanfaatan SDA


yang ada di Provinsi Kalimantan Barat.

4. Untuk memahami urgensi pembangunan nasional bagi Bangsa dan Negara


Indonesia.

5. Untuk mengetahui kontribusi pemantapan pemanfaatan SDA yang ada di


Provinsi Kalimantan Barat.

6. Untuk memantapkan prospek pemanfatan potensi SDA di Provinsi Kalimantan


Barat.

5
BAB II

POTENSI SUMBER DAYA ALAM YANG ADA DI PROVINSI


KALIMANTAN BARAT

2.1 Potensi Sumber Daya Alam yang Masih Potensial

Sumber Daya Alam yang ada di Provinsi Kalimantan Barat meliputi:

1. Pertanian

2. Industri

3. Peternakan

Adapun keunggulan dari Provinsi Kalimantan Barat adalah:

1. Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata di daerah Kalimantan Barat tergolong potensial untuk


dikembangkan lebih maju lagi.Propinsi ini memiliki potensi wisata yang
beragam, yakni berupa wisata alam, agrowisata, dan wisatabudaya. Wisata
alam antara lain berupa pemandangan alam pegunungan, pantai laut, danau,
hutan tropisdengan aneka ragam flora dan fauna, air terjun yang indah di
Pande Kembayung dan Riam Kanebak, dansebagainya. Begitu juga dengan
wisata budaya, dengan latar belakang sejarah dan aneka ragam seni danbudaya
yang unik dan menarik di Kalbar, daerah ini sangat potensial untuk menarik
wisatawanmancanegara maupun domestik.

Pada tahun 2014 total kunjungan wisman baik yang berasal dari negara-
negara ASEAN, Asia maupun benua lainnya mencapai 31.021 orang. Adapun
perincian untuk negara Aseansebanyak 27.395 orang (88,31%), sedangkan

6
yang berasal dari negera-negara Asia, Eropa, dan Amerikamasing-masing
2.101 orang, 828 orang dan 393 orang.

2. Sektor Ekonomi

Perkembangan ekonomi di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik membuka


peluang besar bagi KalimantanBarat untuk mengoptimalkan potensi
ekonominya. Tinggal bagaimana membangun jaringan infrastruktur,termasuk
membangun sarana dan prasarana transportasi, jalan, dan jaringan komunikasi
yang baik diKalbar. Semua itu akan membantu pengembangan pusat-pusat
ekonomi di Kalbar, mengingat daerahnyamemiliki posisi geografis yang
strategis untuk memperluas jaringan pemasaran dan perdaganganantarpropinsi
serta internasional.
Selain posisi geografisnya yang menguntungkan, adanya jalurtransportasi
darat dan pelayaran internasional melalui wilayah ini merupakan peluang yang
cukup baikuntuk membangun potensi ekonomi lewat kerjasama internasional
dengan Malaysia dan BruneiDarussalam. Kerjasama sosek-Malindo, yang
sudah dimulai sejak tahun 1985, juga merupakan peluang yang dapat
dimanfaatkan Kalimantan Barat. Semua itu masih perlu dikembangkan lebih
lanjut dengan memanfaatkan keunggulan komparatif yang sudah dimiliki
Kalimantan Barat.
Hal itu akan memacu pertumbuhan Kalimantan Barat menjadi salah satu
pusat ekonomi yang handal di kawasan Kalimantan. Dengan kata lain, sektor
pariwisata di Kalimantan Barat harus lebih ditata dan dikembangkan
sedemikian rupa, agar dapat menghasilkan devisa negara dan mendongkrak
retribusi daerah secara lebih optimal.

7
3. Sektor Sosial Budaya
Melihat sosisal budaya Kalimantan Barat, kita bagaikan melihat mosaik
yang berdenyut dinamis. Bayangkan saja, jika terdapat 164 bahasa daerah,152
diantaranya bahasa adalah bahasa Subsuku Dayak dan 12 sisanya Subsuku
Melayu. Aneka ragam bahasa ini dituturkan oleh sedikitnya 20 suku atau etnis,
tiga diantarannya suku asli dan 17 sisanya suku pendatang. Sejumlah adat
istiadat masih lestari disana, terutama ketika berlangsung acara melahirkan,
peringatan tujuh bulan jabang bayi di kandungan, kematian, menanam padi,
panen,pengobatan, anisasi, mangkok merah. Dalam kaitan itu, nilai-nilai
budaya seperti: semangat gotong royong, religiusilitas , kerjujuran, keadilan
sosial, perdamaian, kompetisi, kritis, dan ksatria masih tetap di pelihara di
tengah-tengah masyarakat.

4. Sektor Sumber Daya Alam


Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Kalimantan
Barat. Produksi ubi kayu dan ubi jalar pada tahun 2014 masing-masing sebesar
192.868 ton dan 15.393 ton, meningkat 14,51% dan 0,63% dibandingkan tahun
2013. Sementara kacang kedelai produksi terbesar dari Kabupaten Sambas
yang mencapai 91,02% dari total produksi Kalimantan Barat. Sub sektor
pertanian Holtikultura di Kalimantan Barat pada tahun 2014 umumnya
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013.
Untuk sayur sayuran sebagian besar terjadi peningkatan luas panen
kecuali tanaman cabe, tomat dan buncis, tetapi tingkat produktivitasnya
mengalami penurunan kecuali untuk tanaman tomat, Tanaman sayuran yang
mengalami peningkatan produksi hanya terjadi pada tanaman kacang kedelai
dan bawang daun.
Untuk buah-buahan, sebagian besar komoditi mengalami peningkatan
jumlah produksi, kecuali langsat/duku, manggis dan nanas. Produksi buah-
buahan di Kalbar cukup tersebar d seluruh wilayah Kabupaten/Kota, hanya
beberapa komoditi yang terpusat di Kabupaten/Kota, seperti jeruk di
Kabupaten Sambas, pisang di Kabupaten Pontianak, dan nanas di Kabupaten
Kubu Raya dan Kota Singkawang.

8
Untuk komoditi kelapa sawit khusus perkebunan besar selama kurun waktu
2010-2014, luas tanaman mempunyai trendnya meningkat. Luas tanaman tahun
2014 naik 2,54% dari tahun sebelumnya, sementara produksinya turun 1,37%.
Untuk perkebunan rakyat pertumbuhan luas tanaman naik 7,92% dan produksi
juga mengalami peningkatan sebesar 3,24%. Luas tanaman karet khususnya
perkebunan rakyat pada thun 2014 meningkat dikbandingkatn tahun
sebelumnya. Penambahan luas tanaman karet terutama pada perkebunan rakyat
meningkat 0,08% dengan produktivitas 0,44 ton per Ha. Sementara itu, untuk
luas tanaman komoditi kelapa dalam mengalami penurunan 0,14% dengan
produksi mencapai 74.646 ton dan meningkat 0,71% dari tahun sebelumnya.
Dibidang Peternakan populasi tahun 2014 untuk golongan ternak besar,
tercatat sebanyak 121.376 ekor sapi, sedangkan kerbau sebanyak 3.218 ekor.
Populasi terbesar adalah babi yaitu 533.686 ekor, sedangkan kambing tercatat
148.153 ekor. Produksi daging , khusunya sapi terutama berasal dari kota
Pontianak dan Ketapang. Dan produksi ayam ras potong terbesar berasal dari
Kabupaten Singkawang, sedangkan untuk daging lainnya terlihat merata di
semua kabupaten/kota. Untuk bidang perikanan, produksi perikanan pada tahun
2014 untuk perikanan air laut sebanyak 165.623 ton. Sementara pada perairan
umum sebanyak 27.294 ton dan budidaya sebanyak 55.951 ton.
Dalam bidang kehutanan, Kalimantan Barat termasuk salah satu provinsi
yang memiliki kawasan hutan cukup luas setelah Papua, Kalimantan Timur dan
Kalimantan Tengah, yaitu sekitar 6,39% dari luas kawasan hutan di Indonesia.
Luas kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan surat Keputusan
Menteri Kehutanan No.259/KPTS-II/2000N tanggal 31 Agustusn 2001 adalah
sebesar 9.178.760 Hayang terbagi atas kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Dalam kawasan lindung, hutan lindung memiliki luas terbesar yaitu
2.270.298 ha, setelah itu, adalah untuk hutan taman nasional seluas 1.252.895
ha. Selanjutnya, dalam kawasan budidaya sebagian besar adalah hutan
produksi terbatas sebesar 2.116.885 ha dan 2.097.484 ha merupakan hutan
produksi biasa. Hutan produksi konversi hanya mencapai 206.099 ha.

9
2.2 Gambaran Provinsi Kalimantan Barat

Sesuai dengan namanya, Kalimantan Barat merupakan salah satu dari 34


provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan bagian barat yang memiliki ibu kota
Provinsi bernama Pontianak. Adapun luas wilayah provinsi ini kurang lebih
146.807 km persegi atau sekitar 7,53% dari luas seluruh Indonesia). Kalimantan
Barat tercatat sebagai provinsi terluas ke-4 setelah Provinsi Papua, Provinsi
Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Julukan bagi provinsi Kalimantan Barat adalah Seribu Sungai. Mengapa
dijuluki Seribu Sungai? Karena Kalbar memiliki ratusan sungai besar
maupun kecil.
Provinsi Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan Malaysia, tepatnya
negara bagian Sarawak. Provinsi Kalbar mempunyai puluhan pulau besar
maupun kecil, meskipun di beberapa pulau belum ada yang menghuni.
Menurut catatan sensus penduduk Indonesia tahun 2004, jumlah penduduk di
Kalimantan Barat sudah mencapai 4.073.304 jiwa atau sekitar 1,85% dari
keseluruhan penduduk di Indonesia.
Menurut sejarah kakawin Nagarakretagama tahun 1365, Kalimantan Barat
merupakan salah satu wilayah taklukan Kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan kuno
terbesar di Indonesia yang telah berhasil menyatukan nusantara sebagai satu
kesatuan.

10
Peta Kalimantan Barat

12 kabupaten dan 6 kota di Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan sampai saat ini wilayahnya dibagi menjadi 12 kabupaten


dan 6 kota. Adapun nama kabupaten dan kota tersebut adalah seperti di bawah ini:
1. Kabupaten Bengkayang, Ibu Kota : Bengkayang
2. Kabupaten Kapuas Hulu, Ibu Kota : Putussibau
3. Kabupaten Kayong Utara, Ibu Kota : Sukadana
4. Kabupaten Ketapang, Ibu Kota : Tumbang Titi
5. Kabupaten Kubu Raya, Ibu Kota : Sungai Raya
6. Kabupaten Landak, Ibu Kota : Ngabang
7. Kabupaten Melawi, Ibu Kota : Nanga Pinoh
8. Kabupaten Mempawah, Ibu Kota : Sungai Kunyit
9. Kabupaten Sambas, Ibu Kota : Pemangkat
10. Kabupaten Sanggau, Ibu Kota : Sanggau
11. Kabupaten Sekadau, Ibu Kota : Sekadau

11
12. Kabupaten Sintang, Ibu Kota : Sintang
13. Kota Ketapang
14. Kota Mempawah
15. Kota Pontianak
16. Kota Sambas
17. Kota Sintang
18. Kota Singkawang

A. Letak Wilayah

Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di


antara garis 2o08 LU serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT dan 114o10 BT pada
peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah Kalimantan
Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0 o) tepatnya di atas Kota
Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalbar adalah salah satu daerah
tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.

Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah
satu propinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu
dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka
daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya propinsi di Indonesia yang
secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari
negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalbar dan Sarawak telah terbuka
jalan darat antar negara Pontianak - Entikong - Kuching (Sarawak, Malaysia)
sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam
perjalanan.

Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah propinsi Kalbar adalah :

 Utara : Sarawak (Malaysia)


 Selatan : Laut Jawa & Kalteng
 Timur : Kalimantan Timur
 Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata

Sebelah utara Kalbar terdapat empat kabupaten yang langsung berhadapan


dengan negara jiran yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, yang
membujur sepanjang Pegunungan Kalingkang - Kapuas Hulu.

B. Luas Wilayah

Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran


rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau
1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan
sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.

12
Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk Provinsi terbesar
keempat setelah pertama Irian Jaya (421.891 km2), kedua Kalimantan Timur
(202.440 km2) dan ketiga Kalimantan Tengah (152.600 km2).

Dilihat dari luas menurut Kabupaten/kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten
Ketapang (35.809 km2 ata 24,39 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu (29.842
km2 atau 20.33 peresen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen),
sedangkan sisanya tersebar pada 9 (sembilan) kabupaten/kota lainnya.

C. Topografi

Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan


mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang
menghampar dari Barat ke Timur sepanjang Lembah Kapuas serta Laut
Natuna/Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini berawa-rawa bercampur
gambut dan hutan mangrove.

Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan
Kalingkang/Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan
sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah.

Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimantan Barat
terdiri dari jenis tanah PMK (podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar
10,5 juta hektar atau 17,28 persen dari luas daerah yang 14,7 juta hektar.
Berikutnya, tanah OGH (orgosol, gley dan humus) dan tanah Aluvial sekitar 2,0
juta hektar atau 10,29 persen yang terhampar di seluruh Dati II, namun sebagian
besar terdapat di kabupaten daerah pantai.

D. Sungai dan Danau

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki Provinsi
Seribu Sungai. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai
ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari.
Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama
untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat
menjangkau sebagian besar kecamatan.

Sungai besar utama adalah S. Kapuas, yang juga merupakan sungai terpanjang di
Indonesia (1.086 km), yang mana sepanjang 942 km dapat dilayari. Sungai-sungai
besar lainnya adalah: S. Melawi, (dapat dilayari 471 km), S. Pawan (197 km), S.
Kendawangan ( 128 km), S. Jelai (135 km), S. Sekadau (117 km), S. Sambas (233
km), S. Landak (178 km).

Jika sungai-sungai sangat menonjol jumlahnya di Kalimantan Barat, maka


sebaliknya yang terjadi dengan danau. Dari danau-danau yang ada hanya dua yang
cukup berarti. Kedua danau ini adalah Danau Sentarum dan Danau Luar I yang
berada di Kabupaten Kapuas Hulu.

13
Danau Sentarum mempunyai luas 117.500 hektar yang kadang-kadang nyaris
kering di musim kemarau, serta Danau Luar I yang mempunyai luas sekitar 5.400
hektar. Kedua danau ini mempunyai potensi yang baik sebagai objek wisata.

E. Gunung-gunung

Dipengaruhi oleh dataran rendah yang amat luas, maka ketinggian gunung-
gunung relatif rendah serta non aktif. Gunung yang paling tinggi adalah gunung
Baturaya di Kec. Serawai, Kab. Sintang yang mempunyai ketinggian 2.278 meter
dari permukaan laut, jauh lebih rendah dibanding G. Semeru (Jatim,3.676 meter)
atau G. Kerinci (Jambi, 3.805 meter).

Gunung Lawit yang berlokasi di Kapuas Hulu, Kec. Embaloh Hulu dan lebih
dahulu dikenal di Kalimantan Barat, ternyata hanya menempati tertinggi ketiga
karena mempunyai tinggi 1.767 meter, sedangkan tertinggi kedua adalah Gunung
Batusambung (Kec. Ambalau) dengan ketinggian mencapai 1.770 meter .

F. Pulau-pulau

Walaupun sebagian kecil wilayah Kalbar merupakan perairan laut, akan tetapi
Kalbar memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang
tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan
wilayah Propinsi Riau, Sumatera.

Pulau-pulau besarnya seperti Pulau Karimatan dan Pulau Maya, Pulau


Penebangan, Pulau Bawal dan Pulau Gelam di perairan Selat Karimata, Kab.
Ketapang. Pulau besar lainnya antara lain adalah Pulau Laut, Pulau Betangin
Tengah, Pulau Butung, Pulau Nyamuk dan Pulau Karunia di Kab. Pontianak.

Sebagian kepulauan ini, terutama di wilayah Kab. Ketapang merupakan Taman


Nasional serta wilayah perlindungan atau konservasi.

G. Penggunaan Tanah

Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan (42,32%) dan
padang/semak belukar/alang-alang (34,11%). Adapun areal hutan terluas terletak
di Kabupaten Kapuas Hulu seluas 1.964.491 ha, sedangkan padang/semak belukar
terluas berada di Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.374.145 ha. Sementara itu
areal perkebunan mencapai 1.574.855,50 atau 10,73 %.

Dari 14,68 ribu ha luas Kalimantan Barat, areal untuk pemukiman hanya berkisar
0,83 persen. Adapun areal pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang diikuti
kemudian oleh Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang.

14
2.3 Faktor Pendukung dan Kendala Dalam Memanfaatkan Potensi Sumber
Daya Alam di Provinsi Kalimantan Barat

Termonologi potensi ekspor dalam tulisan ini, dimaknai sebagai suatu


sistem produksi yang masih berpeluang menghasilkan produk untuk di ekspor
(antar pulau dan luar negeri). Terkait dengan makna tersebut maka kondisi
kekayaan sumberdaya alam (SDA), sumberdaya manusia (SDM), dan sumberdaya
pendukung lainnya yang tersedia dan belum termanfaatkan secara maksimal (non
produktif) di Kalimantan Barat menjadi potensi yang dapat diberdayakan secara
optimal guna mendukung rencana Kementerian Perdagangan RI untuk
mewujudkan peran sektor unggulan dalam mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi melalui program pengembangan ekspor nasional,
termasuk pengembangan ekspor Kalimantan Barat ke depan.

A. Faktor Pendukung Pemanfaatan Potensi SDA di Provinsi Kalimantan Barat:

1. Luas Lahan
Luas lahan yang ada di Kalimantan Barat berjumlah 32,64%. Angka ini
merupakan jumlah yang cukup besar untuk dapat diberdayakan menjadi lahan
produktif guna pengembangan sektor unggulan daerah, seperti pemanfaatan
untuk pengembangan produk ekspor hasil tanaman pangan dan perkebunan .

2. Luas Perairan dan Sungai


Luas Perairan dan Sungai yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
produk ekspor hasil perikanan.

3. Isi Bumi
Isi bumi yang belum ditemukan dan sudah ditemukan yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan produk ekspor hasil sektor pertambangan.

4. Faktor Penghambat (Kendala) Pemanfaatan Potensi SDA di Provinsi


Kalimantan Barat:

1. Kurangnya tenaga ahli dalam bidang Sumber Daya Alam.

2. Mahalnya sarana dan prasarana untuk pengolahan SDA.

3. Kerjasama dengan perusahaan asing yang merugikan.

4.Transportasi ke daerah SDA terbatas mengingat Indonesia merupakan


kepulauan.

5. SDM yang belum memenuhi kualifikasi.

6. Kurangnya dukungan dari Pemerintah setempat untuk pemberdayaan potensial


SDA.

15
BAB III

UPAYA MEMANTAPKAN PEMANFAATAN SDA DI


PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAN PEMBANGUNAN
NASIONAL INDONESIA

3.1 Urgensi Pengembangunan Nasional bagi Bangsa dan Negara Indonesia

Dalam kamus bahasa Indonesia besar urgensi adalah keharusan yg mendesak;


hal sangat penting. Maksud pengertian dari kamus bahasa Indonesia di
atas adalah sebuah proses untuk meningkatkan sebuah kedisiplinan yang harus
dilakukan oleh setiap warga Negara untuk mencapai suatu tujuan Negara.
Sedangkan menurut istilah urgensi menunjuk pada sesuatu yang
mendorong kita, yang memaksa kita untuk diselesaikan.
dengan demikian mengandaikan ada suatu masalah dan harus segera ditindak
lanjuti.
Sedangkan pengembangan nasional ditujukan untuk mewujudkan kehidupan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun batiniah. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa
Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi
seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi, urgensi pengembangan Nasional bagi Bangsa dan Negara Indonesia
adalah suatu keharusan untuk mengendalikan pengembangan yang ditujukan
untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, yang
ditempuh dengan melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan, yang
melitupi ruang lingkup kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara.

16
3.2 Kontribusi Memantapkan Pemanfaatan Potensi SDA di Provinsi
Kalimantan Barat bagi Pembangunan Nasional

Kontribusi merupakan suatu hal yang diperlukan dalam pemanfaatan Potensi


SDA alam yang ada di Indonesia, khususnya Provinsi Kalimantan Barat yang
mempunyai sumber daya alam begitu melimpah. Adapaun kontribusi tersebut
ditujukan untuk pembangunan nasional.
Pihak-pihak yang wajib berkontribusi dalam memantapkan pemanfaatan SDA di
Kalbar meliputi:
1. Pemerintah
a. Program pengembangan dan peningkatan akses informasi sumber daya alam
dan lingkungan hidup.

Program ini bertujuan untuk meperoleh dan menyebarluaskan informasi


yang lengkap mengenai potensi dan produktivitas sumber daya alam (SDA)
dan lingkungan hidup melalui inventarisasi dan evaluasi, serta penguatan
sistem informasi. Sasaran yang ingin dicapai melalui program ini adalah
tersedia dan teraksesnya informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup,
baik berupa infrastruktur data spasial, niali dan neraca sumber daya alam
(SDA) dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas disetiap daerah.

b. Program peningkatan efektifitas pengelolaan, konservasi dan rehabilitasi


Sumber Daya Alam.

Tujuan dari program ini adalah menjaga keseimbangan pemanfaatan dan


pelestarian sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup hutan, laut, air
udara dan mineral. Sasaran yang akan dicapai dalam program ini adalah
termanfaatkannya, sumber daya alam (SDA) untuk mendukung kebutuhan
bahan baku industri secara efesien dan berkelanjutan. Sasaran lain diprogram
ini adalah terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kekuasaan akibat
pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak terkendali dan eksploitatif.

c. Program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran


Lingkungan hidup.

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup


dalam upaya mencegah kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dan
pemulihan kualitas lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya
alam yang berlebihan, serta kegiatan industri dan transportassi. Sasaran
program ini adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan
sesuai dengan mutu lingkungan yang ditetapkan

17
d. Program penataan kelembagaan dan penegakkan hukum, pengelolaan sumber
daya alam (SDA) dan pelestarian lingkungan hidup.

Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan, menata


sistem hukum, perangkat hukum dan kebijakan, serta menegakkan untuk
untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan pelestarian
lingkungan hidup yang efektif dan berkeadilan. Sasaran program ini adalah
tersedianya kelembagaan bidang sumber daya alam (SDA) dan lingkungan
hidup yang kuat dengan didukung oleh perangkat hukum dan perundangan
serta terlaksananya upaya penegakkan hukum secara adil dan konsisten.

e. Program peningkatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam


(SDA) dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan


kepedulian pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya
alam dan pelestFarian fungsi lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah
tersedianya sara bagi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup sejak proses perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan.

f. Melakukan pembaharuan teknologi yang ramah lingkungan, dengan


mendukung serta memberikan dana bagi institusi atau individu yang
melakukan pembaharuan teknologi tersebut. Misalnya teknologi biogas,
biopori, dan minyak biji jarak.

Adapun kontribusi lainnya meliputi:

1. Mengajak perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan dan


SUMBER DAYA ALAM (sumber daya manusia) untuk ikut menjaga
SUMBER DAYA ALAM yang sudah ada, dengan mendorong mereka
melakukan corporate sosial responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap eksploitasi SUMBER DAYA ALAM (SDA) yang dilakukan,
dengan membuat UU perihal kewajiban perusahaan melakukan CSR.
2. Mengkapanyekan Cinta Indonesia Cinta Lingkungan, seperti buang sampah
pada tempatnya, tentunya dengan memberikan sanksi kepada pelanggar (Tanpa
Pandang Levelitas)
3. Mensosialisasikan dengan tepat kebijakan-kebijakan kepada seluruh aspek
masyarakat, agar dapa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut
berperan serta memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) seperti
pengetahuan serta keterampilan sumber daya manusia dalam pengelolaan dan
pengembangan program CSR.

18
2. Masyarakat
Peran masyarakat dalam berkontribusi meliputi:

1. Memberi Informasi Kepada Pemerintah


Peran serta masyarakat terutama akan menambah pengetahuan khusus
mengenai suatu masalah, baik yang diperoleh dari pengetahuan khusus
masyarakat itu sendiri maupun dari para ahli yang dimintai pendapat oleh
masyarakat. peran serta masyarakat adalah penting dan tidak dapat
diabaikan dalam rangka memberikan informasi kepada pemerintah
mengenai masalah-masalah dan konsekuensi yang timbul dari tindakan yang
direncanakan pemerintah. Dengan demikian pemerintah dapat mengetahui
adanya berbagai pengetahuan khusus tambahan serta pengetahuan tambahan
tentang masalah-masalah yang mungkin timbul, merupakan masukan peran
serta masyarakat.
2. Meningkatkan Kesediaan Masyarakat untuk Menerima Keputusan
Seorang warga masyarakat yang telah memperoleh kesempatan untuk
berperan serta dalam proses pengambilan keputusan dan tidak dihadapkan
pada suatu fait accompli akan cenderung untuk memperlihatkan kesediaan
yang lebih besar guna menerima dan menyesuaikan diri dengan keputusan
tersebut.
3. Membantu perlindungan hukum
Apabila sebuah keputusan akhir diambil dengan memperhatikan
keberatan-keberatan yang diajukan oleh masyarakat selama proses
pengambilan keputusan berlangsung, maka dalam banyak hal, tidak aka
nada keperluan untuk mengajukan perkara ke pengadilan.
4. Mendemokratisasikan pengambilan keputusan
Dalam hubungan dengan peran serta masyarakat ini, ada pendapat yang
menyatakan bahwa dalam pemerintahan dengan system perwakilan, maka
hak untuk melaksanakan kekuasaan ada pada wakil-wakil rakyat yang
dipilih oleh rakyat, dengna demikian tidak ada keharusan adanya bentuk-
bentuk dari peran serta masyarakat, karena wakil-wakil itu bertindak untuk
kepentingan rakyat.

19
Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh dinas terkait bagi
masyarakat agar lebih dapat berperan dalam pelestarian lingkungan, antara lain :
1. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan pelestarian
alam di tingkat kecamatan hingga RT.
2. Memberikan pelatihan tentang cara-cara mendaur ulang sampah bagi masyarakat.
3. Memberikan pelatihan-pelatihan tentang mendaur ulang barang bekas menjadi
barang-barang kreatif dan berguna, untuk mengurangi sampah sekaligus
menambah penghasilan masyarakat.
4. Memberikan pinjaman lunak bagi Usaha Kecil dan Menengah dalam rangka
memotivasi masyarakat untuk mengembangkan usaha secara lebih berkembang
dan mandiri. Hal ini dapat mengurangi angka pengangguran, dan menanggulangi
terjadinya tindakan kriminalitas akibat dari kurangnya lapangan pekerjaan dan
ketrampilan.
5. Memberikan reward (hadiah) atau perhatian khusus dengan memberikan
tunjangan secara finansial bagi masyarakat yang berkecimpung di bidang
pelestarian lingkungan sehingga mereka semakin termotivasi dalam usaha yang
telah dijalankannya.
6. Memberikan punishment (hukuman) yang sesuai berdasarkan peraturan
perundang-undangan bagi masyarakat yang berupaya merusak lingkungan.
Dalam pasal (2) UU 32 2009 tentang asas, khususnya huruf (k dan i)
disebutkan salah satu asasnya Partisipatif dan kearifan Lokal. Maka dalam setiap
kegiatan pemanfaatan lingkungan hal yang harus melekat didalamnya adalah
partisipasi masyarakat serta kearifan lokal yang ada dimasyarakat sekitar. Pasal 4
menyebutkan: Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi :
1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pengawasan
5. Penegakan Hukum
Peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam setiap tahapan mulai dari
perncanaan, masyarakat harus disertakan dlam musyawarah perencanaan tersebut,

20
karena perencanaan harus mencerminkan kepntingan masyarakat didalamnya.
Pada saat pemanfaatan juga masyarakat harus dilibatkan, demikian juga pada saat
pengendalian dan pengawasan. Pengawasan yang paling mudah yaitu dengan
memberikan peran yang besar pada masyarakat.

Pada pasal 10 (2) disebutkan :

Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


memperhatikan :
1. Keragaman karakter dan fungsi ekologis
2. Sebaran penduduk
3. Sebaran Potensi Sumberdaya alam
4. Kearifan Lokal
5. Aspirasi masyarakat
6. Perubahan iklim
Dalam sebuah penyususnan RPLH telah jelas menyebutkan beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti Kearifan Lokal dan aspirasi masyarakat. Dari dua
pernyataan ini sudah pasti dibutuhkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Kearifan lokal yang ada dimasyarakat merupakan bagian yang
sangat penting untuk diberikan ruang dalam rangka menumbuhkan peran
masyarakat tersebut selain secara tegas dikatakan bahwa masyarakat harus
diberikan ruang untuk berpartisipasi.
Perwujudan peran masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dapat kita lihat melalui :
1. Pengakuan kearifan lokal
2. Bagi Komunitas masyarakat yang tidak memiliki kearifan lokal harus dilibatkan,
sejak pra pemanfaatan, saat pemanfaatan, dan sesudah pemanfaatan.
3. Dalam konteks pemanfaatan hutan dengan model HKm, masyarakat memilki
peran yang sangat penting, karena masyarakat sebagai pelaku dan bertanggung
jawab atas kelestarian hutan tersebut.
4. Peran perencanaan, pengawasan dan pencegahan disertakan masyarakat.

21
3.3 Prospek Memantapkan Pemanfaatan Potensi SDA di Provinsi
Kalimantan Barat

Prospek ialah suatu gambaran keberlangsungan suatu ide di masa depan


yang berupa peluang yang masih harus diadaptasikan dengan berbagai
keterbatasan dan kondisi yang melingkupinya. (M Ridki Zarkasyi, 2013).
Jadi, prospek memantapkan pemanfaatan potensi SDA adalah membuat
suatu gambaran keberlangsungan ide perencanaan masa depan tentang potensi
Sumber Daya Alam yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, tentang bagaimana
kita akan memanfaatkan SDA tersebut, apa saja yang harus dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan bangsa dan negara dari Potensi SDA yanga ada di
wilayah tersebut.
Mengapa kita harus memiliki prospek dalam pemantapan pemanfaatan
SDA? Karena SDA memiliki nilai yang sangat penting untuk keberlangsungan
hidup kedepannya meliputi:

1 Nilai Ekologis : Setiap sumberdaya alam merupakan unsur ekosistem alam.


Sebagai misal, suatu tumbuhan dapat berfungsi sebagai pelindung tata air dan
kesuburan tanah. Suatu jenis satwa dapat menjadi key species yang menjadi
kunci keseimbangan alam.

2. Nilai Komersial: Secara umum telah dipahami bahwa kehidupan manusia


tergantung mutlak kepada sumber daya alam hayati. Keanekaragaman hayati
mempunyai nilai komersial yang sangat tinggi. Sebgai gambaran, sebagian dari
devisa Indonesia dihasilkan dari penjualan kayu dan bentuk-bentuk lain
eksploitasi hutan.

3. Nilai Sosial dan Budaya Keanekaragaman hayati mempunyai nilai sosial dan
budaya yang sangat besar. Suku-suku pedalaman tidak dapat tinggal
diperkotaan karena bagi mereka tempat tinggal adalah hutan dan isinya. Sama
halnya dengan suku-suku yang tinggal dan menggantungkan hidup dari laut.
Selain itu keanekaragaman hayati suatu negara lain didunia. Konstribusi-
konstribusi ini tentunya memberikan makna sosial dan budaya yang tidak kecil.

4. Nilai Rekreasi: Keindahan sumber daya alam hayati dapat memberikan nilai
untuk menjernihkan pikiran dan melahirkan gagasan-gagasan bagi yang
menikmatinya. Kita sering sekali pergi berlibur ke alam, apakah itu gunung,
gua atau laut dan lain sebagainya, hanya untuk merasakan keindahan alam dan

22
ketika kembali ke perkotaan kita merasa berenergi untuk terus melanjutkan
rutinitas dan kehidupan.
5. Nilai Penelitian dan Pendidikan: Alam sering kali menimbulkan gagasan-
gagasan dan ide cemerlang bagi manusia. Nilai ini akan memberikan dorongan
untuk mengamati fenomena alam dalam bentuk penelitian. Selain itu alam juga
dapat menjadi media pendidikan ilmu pengetahuan alam, maka sangat
diperlukan bahan untuk penelitian maupun penghayatan berbagai pengertian
dan konsep suatu ilmu pengetahuan.

Karena alasan inilah kita memerukan perencanaan ide kedepannya untuk


memanfaatkan potensi Sumber Daya Daerah yang ada di Provinsi Kalimantan
Barat.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Negara


Indonesia memiliki berjuta Sumber Daya Alam yang memilik potensi untuk
meningkatkan laju pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Terkhusus di Provinsi Kalimantan Barat yang terkenal akan sumber
daratan, sungai terpanjang dan isi bumi berupa tambang yang berlimpah.
Sudah sepatutnya pemerintah, bersama sama masyarakat ikut serta dalam
menjaga dan melestarikan SDA tersebut dan memanfaatkannya untuk
pembangunan nasional NKRI.
Masyarakat dan Pemerintah juga hatus ememiliki prospek perencanaan
yang baik agar kedepannya SDA tersebut dapat digunakan dengan baik atau
secara bijak. Agar SDA alam tersebut bisa mensejahterakan seluruh Rakyat
Indonesia terkhusus masyarakat Provinsi Kalimantan Barat.

B. Saran

Sebagai makhluk ciptaan tuhan yang memiliki akal dan budi pekerti,
sudah seharusnya kita merefleksikan diri. Jika tuhan sudah memberi banyak
berkahnya melalui alam, maka apa yang dapat kita berikan kepada alam sebagai
wujud rasa syukur kita terhadap tuhan. Manfaatkanlah alam sebaik-baiknya dan
jagalah alam dengan sebaik-baiknya pula. Sudah seharusnya kita berpartisipasi
dalam pembangunan Indonesia yang berkelanjutan.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://jokodalank.blogspot.com/2015/06/makalah-pemanfaatan-sda.html

http://ppid.kalbarprov.go.id/?public=profil-daerah

https://adhikusumaputra.wordpress.com/2007/02/17/kalimantan-barat-kaya-
sumber-daya-alam-tetapi-masuk-kategori-miskin/

https://rahmawatidian.wordpress.com/2011/06/07/urgensi-pembangunan-
ekonomi-wilayah/

https://delialestari38.wordpress.com/2015/04/30/permasalahan-sda-dan-
penguasaan-struktur-sda/

http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/hambatan-pemanfaatan-sda.html

25

Anda mungkin juga menyukai