Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN AGRIBISNIS

PERENCANAAN
PRODUKSI AGRIBISNIS

DEDY WIJAYA KUSUMA


PENDAHULUAN
• Produksi agribisnis = seperangkat prosedur &
kegiatan yg terjadi dlm penciptaan produk dan atau
menambah kegunaan suatu barang dan atau jasa
agribisnis (produk usaha pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan dan hasil olahan produk).
• Manajemen produksi agribisnis = sbg perangkat
keputusan utk mendukung proses produksi
agribisnis, mulai dari keputusan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian hingga evaluasi proses produksi.
• Manajemen produksi memiliki dampak
menyeluruh & terkait dengan berbagai fungsi,
seperti fungsi personalia, keuangan, penelitian &
pengembangan, pengadaan & penyimpanan, dll.
• Manajemen produksi terutama menyangkut
keputusan lokasi, ukuran/volume & tata letak
fasilitas, pembelian, persediaan & penjadwalan
serta mutu produk, akan menjadi perhatian
khusus dari para manajer produksi.
• Pada agribisnis, prinsip manajemen produksi
terbukti telah bermanfaat dalam memperbaiki
metode pengumpulan, penyortiran dan
pengelompokan mutu, pemrosesan dan
pabrikasi, pengepakan serta pengiriman produk
pertanian.
Proses Penguraian, Peramuan,
Usaha Ekstraktif dan Pengolahan
Minyak Jagung
Penguraian: Tepung Jagung
Menciptakan banyak
Jagung
jenis produk dari 1 jenis
Jagung Kalengan
bahan

Peramuan: Menciptakan Kaca


suatu jenis produk dari Karet Alat Pemanen
banyak jenis bahan Baja
Usaha Ekstraktif:
Memindahkan produk
Pohon Balok Kayu
dari lingkungan
alaminya
Pengolahan: Mengubah
bentuk bahan agar lebih Sapi Dendeng Sapi
mudah dipasarkan
A. PERENCANAAN PRODUKSI PERTANIAN

 Perencanaan upaya penyusunan program, baik program


yang sifatnya umum maupun spesifik, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
 Suatu usaha produksi yg baru memerlukan perencanaan yg
bersifat umum (pra perencanaan).

Pra Perencanaan Produksi


• Faktor2 yang harus diputuskan dalam pra perencanaan
dalam agribisnis, khususnya produksi primer/usahatani
adalah pemilihan komoditas, lokasi produksi, pertimbangan
fasilitas, skala usaha.
1) Pemilihan Komoditas Pertanian

2) Pemilihan Lokasi Produksi


Pertanian dan Penempatan
Fasilitas Pertanian

PERENCANAAN 3) Skala Usaha Pertanian


PRODUKSI
PERTANIAN 4) Perencanaan Proses Produksi
Pertanian
a. Biaya Produksi Pertanian
b. Penjadwalan Proses Produksi
Pertanian
c. Perencanaan Pola Produksi
Pertanian
d. Perencanaan dan Sistem
Pengadaan Input-Input dan
Sarana Produksi Pertaian
1. Pemilihan Komoditas
Pemilihan komoditas yang akan diusahakan
memegang peranan penting dalam keberhasilan
usaha produksi pertanian. Komoditas yang bernilai
ekonomis tinggi akan menjadi prioritas utama,
tetapi perlu dipertimbangkan hal-hal yang
berhubungan dengan pemasarannya.
Sebab, mungkin terjadi komoditas tersebut
ekonomis dalam produksi, tetapi tidak tepat untuk
daerah produksi dan wilayah pemasaran yang akan
dituju. Komoditas yang telah dipilih selanjutnya
ditetapkan jenisnya atau varietasnya sesuai dengan
kondisi topografi dan iklim lokasi yang
direncanakan.
Komoditas yang bernilai ekonomis tinggi akan menjadi prioritas utama,
tetapi perlu dipertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan
pemasarannya.

Example : memilih komoditas makanan, misal pizza (kw dr pizza hut),


harga 2000 rupiah per potong, dijual setiap pagi hari minggu di CFD
(pasar dan harga yang tepat), jika dijual di toko kue harga ditinggikan
drpd dijual di CFD krn pertimbangan tempat pemasaran jd 5000 rupiah
per potong.

Bisa terjadi komoditas bernilai ekonomis dalam produksi, tetapi tidak tepat
untuk daerah produksi dan wilayah pemasaran yang akan dituju
(orientasi pasar tidak tepat).
Ex : Menjual tanaman hias yang bernilai komersil untuk kalangan atas,
di masyarakat pedesaan miskin.

Komoditas yang telah dipilih selanjutnya ditetapkan jenisnya/varietasnya


sesuai dengan kondisi topografi dan iklim lokasi yang direncanakan.
Ex: Menanam komoditas Hortikultura di dataran rendah.
2. Pemilihan Lokasi Produksi & Penempatan Fasilitas

 Untuk usaha agribisnis berskala kecil mungkin pemilihan


lokasi produksi tidak menjadi suatu prioritas, karena
umumnya produksi dilakukan di daerah domisili para
petani
 Usaha agribisnis yang skala menengah keatas seperti
perusahaan perkebunan, peternakan, perikanan, dan
dikelola oleh perusahaan dengan modal.
 Investasi yg berjumlah besar, maka pemilihan lokasi
tersebut akan besar pengaruhnya bagi keberhasilan dan
kesinambungan usaha.
 Produk pertanian yg umumnya tidak tahan lama
memerlukan penanganan dan pengangkutan yg cepat
menuju ke lokasi konsumen.
 Keberadaan alat telekomunikasi akan menjadi penting
untuk transer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar
atau sebaliknya.
 Pertimbangan lainnya adalah lokasi pemasaran.
Sebaliknya lokasi produksi dekat dengan lokasi pemasaran
terutama untuk komoditas2x yg tdk tahan lama, seperti
produk hortikultural
Beberapa faktor yang dijadikan
pertimbangan dalam penentuan lokasi usaha
produksi :
 Kedekatan dengan sumber Bahan Baku
 Kedekatan dengan Pasar
 Kedekatan dengan TK
 Ketersediaan Sumberdaya Alam yang
mendukung
 Lingkungan Masyarakat
 Sarana Transportasi
 Tanah untuk Perluasan
 dsb
3. Skala usaha pertanian

 Skala usaha sangat terkait dengan ketersediaan input-input dan


pasar.
 Skala usaha hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga
produksi yang dihasilkan tidak mengalami sehingga produksi
yang dihasilkan tidak mengalami kelebihan pasokan atau
kelebihan permintaan.
 Ketersediaan input, seperti modal, tenaga, bibit, peralatan, serta
fasilitas produksi dan operasi lainnya harus serta fasilitas produksi
dan operasi lainnya harus diperhitungkan.
 Skala usaha yang besar, secara teorietis, akan dapat
menghasilkan economics of scale yang tinggi. Kadang kala sering
kali skala besar menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh
karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian yang khas.
 Dalam merencanakan usaha produksi pertanian, maka
keputusan mengenai skala usaha menjadi sangat penting.
 Karakteristik produk dan produksi komoditas pertanian juga
menyebabkan skala usaha kecil di bidang agribisnis kebanyakan
dapat mencapai skala ekonomis.
Ukuran Pabrik
Mempertimbangkan:
 Skala usaha ekonomis

Ada prinsip : semakin besar ukuran


pabrik, biaya per unit semakin kecil.
Akan tetapi ukuran pabrik yang lebih kecil
mungkin dapat menawarkan fleksibilitas
jarak ke sumber bahan dan pasar biaya
angkut lebih murah.
 Sifat Musiman dan Pola produksi
Pabrik skala besar cukup menyerap
volume produksi pada musim tersibuk
akan tetapi pemborosan besar pada masa
lengang.

Lebih ekonomis dgn mengoperasikan


beberapa pabrik dlm ukuran yang lebih
kecil, yang sebagian di antaranya ditutup
pada masa lengang.
 Dampak Inflasi
Harus mempertimbangakan laju inflasi
yang makin membumbung dalam
beberapa tahun terakhir.

Kemungkinan terjadi pelonjakan biaya


pada beberapa tahun mendatang
 Kuantitas keluaran yang dibutuhkan
Semakin besar jumlah keluaran yang
dibutuhkan, makin memerlukan ukuran usaha
yang besar (jg hrs perhatikan faktor-faktor
jangka panjang)
 Jumlah gilir kerja (Shift)
Gilir kerja dapat menjadi pemecahan masalah
produkstivitas TK. Karena lembur membuat
produktivitas menjadi menurun
Faktor apakah yang menjadi penghambat skala usaha
kecil untuk meningkatkan skala usahanya menjadi skala
usaha menengah, atau kemudian menjadi skala besar?

Bahwa ternyata faktor penghambat dari keberlanjutan sebuah


bisnis, atau peningkatan skala usaha bukanlah finansial, tapi
sumber daya manusia. Sumber daya manusia diukur dari usia
entrepreneurial, pengalaman bekerja di industri yang spesifik,
manajerial dan sumber daya manusia (diukur dari ukuran tim).

Kualitas sumber daya manusia diukur juga berdasarkan


pengalaman bekerja di industri yang spesifik. Bagaimana bisa
berdaya saing, jika sebentar-bentar fokus perkembangan
agribisnis berubah-ubah tergantung pada siapa yang
memegang pemerintahan tinggi maupun tertinggi di negara
ini? Perlu adanya suatu perencanaan jangka sangat panjang
yang berfokus pada komoditi-komoditi unggulan negara.
4. Perencanaan Proses Produksi

• Hal-hal yang dipertimbangkan :


a) Biaya produksi  Perencanaan biaya produksi
sangat terkait dengan kemampuan pembiayaan
yang dimiliki oleh perusahaan, baik bersumber dari
modal sendiri maupun dari sumber luar, seperti
modal ventura (suatu investasi dalam bentuk
pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam
suatu perusahaan), pembiayaan melalui kredit,
penjualan saham, dan sumber-sumber pembiayaan
lainnya. Perencanaan biaya tersebut juga terkait
dengan skala usaha yang optimal dan ekonomis
untuk menghasilkan pendapatan usaha yang layak
BIAYA PRODUKSI USAHATANI

A.  Biaya Tetap (Fixed Cost)


• Biaya yang dikeluarkan yang tidak habis terpakai dalam satu
kali priode produksi (Soekartawi)
• Biaya yang dikeluarkan yang bisa dipakai berulang-ulang dalam
proses produksi (Mubyarto)
• Biaya yang dikeluarkan yang tidak mempengaruhi besar
kecilnya tingkat produksi.
• Contoh : Cangkul, Parang, Handsprayer, Sewa Lahan, Pajak
Lahan, Iuran Air Irigasi.

Nilai Baru – Nilai Sisa


Rumus Penyusutan =
Umur Ekonomis
B.   Biaya Variabel atau Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
 Biaya yang dikeluarkan yang habis terpakai dalam satu kali periode produksi.
 Biaya yang tidak bisa digunakan berkali-kali dalam proses produksi
 Biaya yang dikeluarkan yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat produksi
 Contohnya :
- Bibit
- Pupuk
- Tenaga Kerja

C.  Total Cost atau Total Biaya ( BT + BV )


Biaya total/ total cost (TC) yaitu: jumlah keseluruh biaya tetap dan biaya
variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah
produk dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, biaya
total dapat dirumuskan sebagai berikut:

TC = FC + VC

Keterangan:
TC= biaya total (total cost)
FC= biaya tetap (fixed cost)
VC= biaya variabel (variable cost)
KLASIFIKASI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI
Bahan Baku
langsung
(direct material)
Tenaga kerja
Produksi Biaya untuk Memproduksi
langsung
barang/jasa
(product cost) (direct labor)
Overhead
pabrik(factory/manuf
acturing overhead)

Administrasi: Gaji
staf akuntansi,
depresiasi gedung
Periode Biaya Untuk
Mengelola Perusahaan
kantor

(period cost) Dan menjual produk/jasa Penjualan: Gaji staf


penjualan, iklan,
sewa gedung kantor
pemasaran
Sambungan ……………………

b. Penjadwalan proses produksi -> Penjadwalan proses


produksi dibuat mulai dari pembukaan lahan sampai
pemanenan dan penanganan pascapanen, terutama untuk
komoditas yg memiliki gestation period yg relatif pendek,
seperti tanaman hortikultural.
Namun, komoditas perkebunan, biasanya penjadwalan
secara rinci dilakukan secara bertahap, walaupun tetap ada
perencanaan jangka panjang yang menyeluruh.
Misalnya penjadwalan pembukaan lahan pembibitan,
penanaman, pemeliharaan (pemupukan, penyiangan,
pemberantasan hama dan penyakit dll). Sedangkan untuk
pasca panen hendaknya disesuaikan waktu dimana
kecenderungan permintaan dan harga komoditas tersebut
tinggi, kemudian di hitung mundur
Sambungan ……………………
c. Perencanaan Pola Produksi Pertanian -> Memegang peranan penting
dalam penjadwalan, perencanaan tenaga kerja dan input, pembangunan,
proses produksi dan operasional, penanganan pascapanen, serta sistem
distribusi dan pemasaran, terutama untuk tanaman hortikultural yg perlu
penanganan cepat. Pola produksi pertanian dapat dibagi yaitu:
1. Jumlah komoditas yaitu: komoditas tunggal, komoditas ganda, dan
multikomoditas.
2. Sistem produksi yaitu pergiliran tanaman dan produksi massa.

d. Perencanaan dan Sistem Pengadaan Input-Input dan Sarana Produksi


Pertaian
Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup kegiatan
mengidentifikasi input2 dan sarana produksi yg dibutuhkan, baik dari jenis,
jumlah, mutu ataupun spesifikasinya. Secara umum, input-input dalam
agribisnis adalah bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, modal.
Di lain untuk sarana dan produksi adalah areal tempat produksi,
pelengkapan dan peralata, serta bangunan-bangunan pendukung, dan
teknologi
• Desain produk mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan perencanaan :
 Perencanaan agregat implementasi sangat penting
untuk memastikan bahwa rencana investasi yang
telah dibuat dapat dijalankan. Rencana agregat
implementasi tsb tahap-tahap yang dilalui setelah
keputusan investasi diambil sampai saat sebelum
mulai produksi.
 Jadwal produksi menggambarkan kapan suatu
tahpaan produksi dilaksanakan, berapa kebutuhan
bahan baku, berapa hasilnya, berapa lama, berapa
tingkat persediaan yg aman dr setiap tahapan
produksi
 Rekayasa & teknologi berhubungan dengan
bagaimana desain produk, investasi &
penjadwalan dapat disusun.
B. PENGORGANISASIAN INPUT DAN SARANA
PRODUKSI PERTANIAN

 Berguna bagaimana pencapaian efisiensi & waktu.


 Pencapaian efektivitas dalam pengorganisasian
menekankan pada penempatan fasilitas & input2
secara tepat dlm rangkaian proses, baik dari segi
jumlah maupun mutu & kapasitas.
 Dilain pihak, pencapaian efisiensi lebih mengarah kpd
optimasi penggunan berbagai sumber daya tsb
sehingga dapat dihasilkan output maksimum dengan
biaya tetap/biaya minimum dengan output tetap.
 Pencapaian efektivitas & efisiensi sangat menentukan
tingkat produktivitas perusahaan.
SARANA PRODUKSI PERTANIAN

 Perencanaan persediaan
 Pengadaan/Pembelian
 Penyimpanan
 Pengalokasian
 Pemeliharaan
C. KEGIATAN PRODUKSI PERTANIAN

 Kegiatan Produksi melaksanakan rencana produksi yang


telah dibuat & merupakan kegiatan yg mempunyai masa yang
cukup lama serta terkait dengan bagaimana mengelola proses
produksi berdasarkan masukan, baik yang langsung maupun
tidak langsung untuk menghasilkan produk.
 Proses produksi menentukan keberhasilan usaha efektif &
efisien.
 Efektivitas kegiatan produksi dilihat dari alokasi sumber daya
yang benar, perencanaan proses produksi yang benar,
pelaksanaan yang benar.
 Efisiensi produksi dicapai dengan melaksanakan rencana &
proses produksi dengan benar, menimalkan pemborosan selama
proses produksi berlangsung, baik pemborosan sumber daya,
waktu, & tenaga maupun pemborosan karena kehilangan alat
serta kehilangan & kerusakan produk.
Pengawasan Kegiatan Produksi
Fungsi pengawasan kegiatan produksi :
 Supervisi, yang menjamin agar kegiatan
dilaksanakan dengan baik
 Pembandingan

Mengecek apakah hasil kerja sesuai dengan


yang dikehendaki
 Koreksi

Berusaha menghilangkan kesulitan/


penyimpangan baik pekerjaan maupun
perubahan rencana yang dipandang terlalu
muluk

Anda mungkin juga menyukai