Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH PERSEPSI MANFAAT DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN

QRIS DALAM PEMBAYARAN RETRIBUSI TERHADAP KEPUASAN


PEDAGANG PASAR RAKYAT BARUGA

PROPOSAL
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Seminar Hasil Pada
Program Studi Perbankan Syariah

Oleh :
ARMAN MAULANA
NIM : 19050102005

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI SULAWESI TENGGARA
2023

i
KATA PENGANTAR

IAIN Kendari yang telah memberikan dukungan sarana dan fasilitas serta

kebijakan yang mendukung penyelesaian studi penulis. Alhamdulillah, Puji

Syukur Kita Panjatkan Atas Kehadirat Allah SWT. Yang Selalu Mencurahkan

Rahmat Dan Hidayah-Nya, Sehingga Penelitian Ini Dapat Menyelesaikan Skripsi

Yang Berjudul “Pengaruh Persepsi Manfaat Dan Kemudahan Penggunaan

Qris Dalam Pembayaran Retribusi Terhadap Kepuasan Pedagang Pasar

Rakyat Baruga”. Shalawat Serta Salam Semoga Selalu Tercurahkan Kepada

Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, Yang Telah Membawa Umat Manusia

Dari Zaman Jahiliah (Ketidaktahuan) Menuju Zaman Kebenaran Seperti Yang

Kita Rasakan Saat Ini. Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Akhir

Bagi Mahasiswa Yang Akan Menyelesaikan Studi S1 Program Studi Perbankan

Syariah Fakultas Ekonimi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Kendari.

Dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah memberikan

kontribusi, yakni Suati Ayahanda tercinta dan Umi ibunda tercinta yang telah

membesarkan, mendidik, mendoakan, dan melimpahkan kasih sayang serta

memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis

1. Dr. Husain Insawan, M.Ag Selaku Rektor IAIN Kendari yang telah

memberikan arahan dan pembinaan guna keberhasilan studi penulis.

ii
2. Kepada Dr. Muhammad Hadi M.HI Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Kendari yang telah memberikan dukungan.

3. Kepada Alwahidin S.SI., M.SC Selaku Ketua Program Studi Perbankan

Syariah.

4. Kepada Alfian Toar SP, MM, Selaku Pembimbing Pertama dan Alwahidin

S.SI., M.SC Selaku Pembimbing Kedua yang telah bersediah membimbing dan

sabar memberikan masukan dan motivasi serta semangat kepada penulis untuk

proses penulisan dalam penelitian ini.

5. Tilman S.Sos, MM, sebagai kepala perpustakaan IAIN Kendari dan seluruh

staf yang telah memfasilitasi penulis dalam mengakses sumber pustaka dalam

penyelesaian penelitian ini.

6. Kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Kendari yang ramah dan cekatan dalam melayani setiap keluhan

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Kepada saudara kandung saya Suhaidir yang telah memberikan doa dan

semangat kepada penulis.

8. Kepada sahabat saya Eka Andriyani, Afrizal, Riski Rahmat, Agung Rahmat

dan Nurhidayah yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

9. Teman-teman program studi perbankan syariah angkatan 2019 dan teman yang

lainnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan

dukungannya dalam penyelesaian proposal ini.

Dalam penulisan ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi

para pembaca pada umumnya, serta bermanfaat pada penulis khususnya. Penulis

iii
sadar bahwa dalam penyusunan proposal ini penulis masih banyak mengalami

kendala dan kekurangan, itu semata-mata karena keterbatasan penulisss.

Kendari, 02 Agustus 2023

Penulis,

ARMAN MAULANA
Nim: 19050102005

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
1.2. Batasan Masalah..................................................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah .................................................................................. 8
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
1.6. Definisi Operasonal................................................................................ 9
1.7. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 13


2.1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan .................................................... 13
2.2. Landasan Teori....................................................................................... 16
2.3. Kerangka Pikir ....................................................................................... 24
2.4. Hipotesis................................................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27


3.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 27
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 27
3.3. Populasi dan Sampel .............................................................................. 27
3.4. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 28
3.5. Data dan Sumber Data ........................................................................... 30
3.6. Teknis Analisis Data .............................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan teknologi

komunikasi mempengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai aspek kehidupan.

Teknologi selalu berkembang dan berevolusi mengikuti perkembangan zaman.

Adanya perkembangan teknologi dapat memberikan kemudahan dan membantu

dalam melakukan berbagai sektor kegiatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa

manfaat teknologi sangat dirasakan, begitu pula dalam dunia bisnis dan ekonomi.

Kecanggihan teknologi menciptakan terobosan baru yang dapat mempermudah

dalam melakukan berbagai transaksi bisnis yang kemudian dimanfaatkan

perusahaan untuk menciptakan sebuah layanan transaksi non tunai yaitu QRIS

(Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS memungkinkan pembayaran

menggunakan kode QR, yang dapat dengan mudah dipindai oleh perangkat

ponsel. Dalam proses transaksi pembelian barang dan jasa, telah terjadi

kemajuan yang signifikan dalam teknologi sistem pembayaran yang telah

mengubah peran uang tunai menjadi non-tunai (Harahap, 2021).

Perkembangan teknologi telah mengubah cara orang melakukan

transaksi keuangan. Orang-orang saat ini bergantung pada

perkembangan teknologi digital untuk memungkinkan transaksi elektronik

yang cepat dan efektif (Faradannisa and Supriyanto, 2022). Dengan

mempercepat pembayaran digital, penerapan QRIS pada akhirnya dapat

mendorong konsumen untuk melakukan pembelian secara nontunai. Penjualan

1
produk yang dilakukan oleh pedagang juga meningkat karena adanya transaksi

digital (Supriyanto, 2023).

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau biasa disingkat

QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai

Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS

dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia

agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga

keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan

menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS. QRIS

memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan

kode QR yang dapat dipindai menggunakan aplikasi pembayaran digital.

Penggunaan QRIS telah diperluas ke berbagai sektor, termasuk pembayaran

retribusi oleh pedagang. (bi.go.id).

Pada saat ini yang kita alami semua teknologi maju begitu pesat dan hampir

keseluruhan menggunkan digital, dengan adanya metode pembayaran digital (Non

tunai) hal ini memudahkan orang bertransaksi tanpa bersentuhan dengan orang

ataupun alat pembayaran di merchant. Pembayaran menggunakan metode kode

QR merupakan cara pembayaran digital tanpa kontak fisik antara penjual dan

pembeli. Tidak hanya itu, dengan adanya QRIS mempermudah dalam melakukan

berbagai macam transaksi pembayaran. Penelitian ini menitik beratkan pada

pengaruh penerapan QRIS ditinjau dari prespektif pedagang sebagai pengguna

QRIS dalam kepuasan melakukan transaksi pembayaran retribusi pasar.

Menurut KBBI, manfaat mempunyai makna kegunaan. Sedangkan

kemanfaatan artinya bermanfaat. Menurut Davis et al (2016) mengartikan

2
persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) ialah tingkatan pada kepercayaan

bahwasannya penggunaan sistem akan meningkatkan performa mereka dalam

bekerja.

Persepsi manfaat merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya

bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat menambah produktifitas dan

efektifitas kerja orang tersebut (Koeswoyo, 2006). Perceived usefulness

merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan (Budiartha,

2016). Disimpulkan bahwa apabila seorang konsumen atau nasabah percaya

dalam penggunaan suatu teknologi atau sebuah produk seperti QRIS dan

teknologi atau QRIS tersebut memiliki manfaat dan dapat meningkatkan

kinerjanya, maka pengguna atau pedagang akan memutuskan menggunakan

produk tersebut dan merasa puas dengan manfaat yang didapat. Davis (1989)

mengemukakan perceived usefulness sebagai kepercayaan yang dimiliki

seseorang dalam menggunakan teknologi dapat bermanfaat untuk meningkatkan

suatu kinerja. Persepsi kegunaan menurut Davis (1989) dapat diukur melalui work

more quickly, useful, increase productivity, enchance effectiveness, and improve

job performance. Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini dilakukan

oleh Siti Sainang dan Andri Waskita Aji (2021) menyimpulkan bahwa variabel

persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Kemudian dalam penelitian yang dilakukan Purwohandoko dkk., (2015)

menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif antara persepsi manfaat dengan

kepuasan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi manfaat dapat

menimbulkan individu menjadi semakin puas terhadap penggunaan teknologi

3
baru. Artinya semakin baik persepsi manfaat, maka kepuasan juga akan semakin

meningkat.

Selain manfaat, kemudahan juga menjadi hal yang sangat penting dalam

penggunaan QRIS ini. Dengan kata lain, seseorang yang menggunakan sistem

akan berkerja lebih mudah dibandingkan dengan seseorang yang tidak

menggunakan sistem atau manual. Kemudahan dapat disebut sebagai acuan

sejauhmana pelanggan mengakui bahwa QRIS mudah di mengerti dan digunakan.

Selain itu menurut Tanjung (2020) semakin mudahnya penggunaan layanan

perbankan elektronik ditambah dengan makin bagus kualitas pelayanan yang

diberikan, maka makin tinggi tingkat kepuasan pedagang terhadap pengurus

retribusi yang bersangkutan. Akan ada rasa kepercayaan yang besar serta

kesetiaan yang melekat pada pengurus retribusi tersebut. Dari definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa kemudahan adalah suatu kepercayaan menuju kepuasan

pedagang. Menurut Mathieson dalam Ersaningtyas, A.P. & Susanti, E.D.

(2019) Kemudahan dimaknakan dalam kepercayaan individu dimana mereka

memakai sistem tertentu akan bebas dari tindakan, apabila seseorang percaya

bahwasannya teknologi itu gampang dipergunakan. Menurut Fusiler dan

Durlabhji mengatakan bahwasannya terdapat faktor yang mempengaruhi

persepsi kemudahan penggunaan ialah merasakan kemudahan memakai teknologi

guna melakukan kegiatan yang diinginkan, bisa berinteraksi dengan teknologi

mobile commerce tidak memerlukan usaha yang besar. Dalam penelitian

Purwohandoko dkk., (2015) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif antara

persepsi kemudahan dengan kepuasan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

persepsi kemudahan dapat menimbulkan individu menjadi semakin puas terhadap

4
penggunaan teknologi baru. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi

kemudahan dapat membuat konsumen puas.

Kepuasan pedagang pasar adalah hasil yang sangat penting dalam konteks

ini. Jika pedagang merasa puas dengan penggunaan QRIS dalam pembayaran

retribusi, mereka kemungkinan besar akan lebih cenderung untuk terus

menggunakannya dan mendorong adopsi lebih luas di kalangan pedagang pasar

rakyat. Kepuasan adalah suatu keadaan yang dirasakan konsumen setelah

mengalami suatu kinerja atau hasil yang telah memenuhi berbagai harapannya.

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang dari perbandingan antara

kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dengan apa yang diharapkannya

(Supriyatna, 2015). Kotler dan Keller (2016:153) mengungkapkan kepuasan

adalah perasaan senang atau kekecewaan seseorang yang dihasilkan dari

membandingkan produk atau kinerja yang dirasakan layanan terhadap ekspektasi.

Jika melebihi ekspektasi, pelanggan sangat puas atau senang. Menurut Nugroho

(2015:162), menjelaskan bahwa kepuasan konsumen merupakan salah satu

elemen penting dalam peningkatan kinerja pemasaran dalam suatu perusahaan.

Dengan terciptanya tingkat kepuasan pelanggan yang optimal maka mendorong

terciptanya loyalitas di benak pelanggan yang merasa puas tadi. Kepuasan diukur

dari sebaik apa harapan pelanggan dipenuhi. Kepuasan pengguna didefinisikan

sebagai seberapa jauh informasi yang disediakan memenuhi kebutuhan yang

mereka perlukan Wulandari, dkk (2016). Kepuasan pengguna menggambarkan

keselarasan antara harapan seseorang dan hasil yang diperoleh dari adanya suatu

sistem, dimana seseorang tersebut turut berpartisipasi dalam pengembangannya.

Ketidakmampuan suatu sistem informasi tersebut memenuhi harapan pengguna

5
dapat menyebabkan kegagalan suatu sistem Noviandini, (2012). Kepuasan

pengguna merupakan faktor penentu suatu sistem dapat diterima atau tidak.

Berdasarkan penelitian terhdahulu yang mendukung penelitian ini, oleh Dwiyani

Sudaryanti, dkk (2022) menyatakan bahwa persepsi manfaat dan kemudahan

penggunaan QRIS berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Berdasarkan latar belakang diatas penelitia ini penelitian ini bertujuan untuk

menggali pemahaman lebih lanjut tentang pengaruh persepsi manfaat dan

kemudahan penggunaan QRIS dalam pembayaran retribusi terhadap kepuasan

pedagang pasar rakyat Baruga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan yang berguna bagi pengembangan sistem pembayaran di pasar rakyat

dan bisnis tradisional lainnya serta membantu dalam meningkatkan efisiensi dan

kepuasan pedagang. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan

mengambil judul “pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan QRIS

dalam pembayaran retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat Baruga”.

1.2. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka dalam penelitian

ini peneliti memberikan batasan masalah. Agar pembahasan ini lebih fokus dan

penyampaiannya tidak meluas maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti

mengenai pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan QRIS dalam

pembayaran retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat Baruga yang

terfokus pada dua variabel yakni variabel independen dan variabel dependen.

Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Luas lingkup meliputi pengaruh yaitu penggunaan qris dalam pembayaran

retribusi.

6
b. Informasi yang disajikan yaitu: pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan

penggunaan QRIS dalam pembayaran retribusi terhadap kepuasan

pedagang pasar rakyat Baruga.

7
1.3. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh persepsi manfaat penggunaan QRIS dalam

pembayaran retribusi terhadap kepuasan pasar rakyat Baruga?

2. Apakah terdapat pengaruh kemudahan penggunaan QRIS dalam pembayaran

retribusi terhadap kepuasan pasar rakyat Baruga?

3. Bagaimana pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan QRIS

dalam pembayaran retribusi secara bersama-sama terhadap kepuasan

pedagang pasar rakyat Baruga?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, tujuan dari

penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan

QRIS dalam pembayaran retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat

Baruga.

b. Untuk menganalisis pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan

QRIS dalam pembayaran retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat

Baruga.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan sarana bagi penulis dalam penerapan teori dari mata kuliah

yang pernah dipelajari selama perkuliahan, dengan demikian dapat

8
memberikan pengetahuan dan wawasan yang dapat berguna di dunia kerja

nantinya.

b. Diharapkan penelitian ini dapat melengkapi penelitian-penelitian

sebelumnya mengenai implementasi penggunaan QRIS (Quick Response

Code Indonesian Standart) dan dapat menambah pengetahuan serta

informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam untuk dapat mengetahui tentang

pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan QRIS dalam

pembayaran retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat Baruga.

b. Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

dalam membandingkan penelitian yang akan dilakukan serta dapat

menambah sumber-sumber kepustakaan (library) dalam penyusunan

penelitian.

1.6. Definisi Operasonal

1. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standart)

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standart) merupakan standart QR

Code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik server based,

dompet elektronik, maupun mobile banking (Ningsih et al., 2021). Quick

Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah standarisasi pembayaran

menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan

QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

9
2. Persepsi Manfaat

Persepsi manfaat merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya

bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat menambah produktifitas dan

efektifitas kerja orang tersebut (Koeswoyo, 2006).

3. Kemudahan

Menurut Davis (1989), kemudahan didefinisikan sebagai suatu tingkat atau

keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu

tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). Kemudahan (ease) bermakna tanpa

kesulitan atau terbebaskan dari kesulitan atau tidak perlu berusaha keras.

4. Retribusi

Retribusi adalah pungutan yang harus dibayarkan oleh pengguna fasilitas

kepada pemilik atau pengelola sebagai syarat menggunakan fasilitas tersebut.

Orang membayar retribusi terutama untuk menggunakan fasilitas umum yang

disediakan oleh pemerintah pusat maupun daerah.

5. Kepuasan

Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan

seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan

pelayanan suatu jasa. Menurut Kotler dan Keller (2009:138) kepuasan

(satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena

membandingkan kinerja yang telah dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap

ekspektasi mereka.

6. Pedagang

1
Pedagang adalah orang yang melakukan atau terlibat perdagangan dan / atau

memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu

keuntungan. Pedagang dapat dikategorikan menjadi: Pedagang grosir, beroperasi

dalam rantai distribusi antara produsen dan pedagang eceran. Dapat diartikan juga

bahwa pedagang adalah seseorang yang pekerjaannya adalah berdagang. kamus

Ekonomi pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual

barang kembali tanpa mengubah bentuk dan tanggung jawab sendiri dengan

tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

7. Pasar

Pasar adalah tempat berdagang bagi penjual, dan tempat membeli bagi

pembeli atau konsumen. Di pasar pembeli maupun penjual kemudian melakukan

transaksi. Selain itu, pasar adalah tempat berkumpulnya berbagai pihak untuk

memfasilitasi pertukaran barang dan jasa. Pihak-pihak yang terlibat biasanya

adalah pembeli dan penjual. Saat ini, pasar tak hanya berbentuk fisik, namun juga

bisa berbentuk pasar virtual seperti pasar online, di mana tidak ada kontak fisik

langsung antara pembeli dan penjual.

1.7. Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHUULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan dan mafaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika

pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat tentang kajian relevan dan landasan teori yang digunakan

sebagai dasar analisis penelitian, kerangka teori, dan hipotesis.

1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, obyek dan

subyek penelitian, sumber data, variabel dan indikator penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data penelitian.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan penulis bukanlah penelitian yang pertama kali,

tetapi telah ada penelitian terdahulu, dimana penelitian tersebut menjadi referensi

dan acuan bagi penulis melakukan penelitian berikutnya. Berikut merupakan

penelitian terdahulu berupa jurnal yang terkait dengan penelitian penulis, yaitu:

1. Pengaruh Persepsi Manfaat, Keamanan Dan Kemudahan Terhadap Kepuasan

Nasabah Pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (Qris) Bank

Syariah Indonesia (Bsi) (Studi Pada Masyarakat Kota Malang) 2022

Penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Manfaat, Keamanan Dan

Kemudahan Terhadap Kepuasan Nasabah Pengguna Quick Response Code

Indonesian Standard (Qris) Bank Syariah Indonesia (Bsi) (Studi Pada Masyarakat

Kota Malang)” bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi manfaat,

keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan nasabah. Hasil dalam penelitin ini

secara parsial menunjukkan bahwa persepsi manfaat, keamanan dan kemudahan

berpengaruh terhadap kepuasan nasabah. Semua variabel independen berpengaruh

secara simultan terhadap kepuasan nasabah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah implementasi

penggunaan QRIS dan variabelnya. Sedangkan perbedaannya terdapat pada

subjek dan objeknya.

2. Wildan Adinata, Elvira Rusylda, Meti, Henny Saraswati Dan Wahyu Hidayat,

2023

1
Penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan QRIS Sebagai Alat

Pembayaran Terhadap Kepuasan Nasabah” penelitian ini bertujuan mengevaluasi

dampak penerapan QRIS sebagai bentuk pembayaran terhadap kepuasan

pelanggan ini dilakukan secara kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh yang

menguntungkan dan substansial.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada

variabel dependen dan variabel independennya. Sedangkan perbedaannya yaitu

ada pada subjek dan objek penelitian.

3. Purnama Ramadani Silalahi, Khairina Tambunan Dan Tryana Ramadhany

Batubara, 2022

Penelitian dengan judul “Dampak Penggunaan QRIS Terhadap Kepuasan

Konsumen Sebagai Alat Transaksi” tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

penggunaan alat pembayaran digital yang sangat membantu dan mempercepat

proses pembayaran dan membantu mengurangi kontak fisik sebagai bentuk

pengurangan penyebaran virus Covid-19 yang dapat menempel pada kertas uang

sebagai alat pembayaran yaitu QRIS. Data dikumpulkan melalui wawancara,

observasi dan menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan variabel

persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan serta persepsi resiko baik

secara parsial ataupun simultan memberikan dampak (+) signifikan pada variabel

keputusan memakai uang elektronik berbasis QRIS pada beberapa orang

Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu terletak pada

variabel independen dan variabel dependen serta penggunaan alat analisis SPSS.

1
Sedangkan untuk perbedaannya terletak pada waktu, lokasi penelitian dan subjek

penelitian.

4. Rendy Amy Saputra, 2022

Penelitian dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan, Kegunaan Penggunaan

QRIS Terhadap Kepuasan Customer UMKM di Kota Pontianak”. Penelitian yang

dilakukan dimaksudkan untuk melihat dan memeriksa hasil bagimana efektivitas

penerapan pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di

Kota Pontianak khususnya bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Metode penelitian untuk menguji dalam kasus studi pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif oleh karena percobaan ini

bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan QR Code. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuisioner dan observasi. Teknik analisis data

menggunakan uji instrument penelitian dengan uji kualitas data (validitas,

reliabilitas), uji asumsi klasik (normalitas,), determinasi, regresi linear berganda

serta uji hipotesis uji t, dan uji-F. Keputusan hadil dari penelitian ini didapatkan

bahwa ada pengaruh positif antara pemanfaatan, kegunaan QRIS terhadap

kepuasan customer UMKM di Kota Pontianak. Namun terdapat pengaruh yang

tidak signifikan terhadap variabel Pemanfaatan.

Persaman penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu pada variabel

dependen dan variabel independen, metodologi penelitian, dan uji statistiknya.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu waktu,

lokasi penelitian dan subjek penelitian.

1
5. Veby Yanti Hutabarat, 2022.

Penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Qris Terhadap Kepuasan

Produsen (Studi Kasus Ukm Kota Medan)”. Penelitian ini menganalisis pengaruh

penggunaan QRIS terhadap kepuasan produsen (studi kasus UKM kota Medan)

penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan data

primer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Penggunaan

QRIS Terhadap Kepuasan Produsen, dimana nilai t hitung sebesar 2,427 lebih

besar dari nilai t tabel 2,306 (2,427 > 2,306), dan nilai signifikasi sebesar 0,041

lebih kecil dari 0,05 (0,041 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya

adanya pengaruh secara signifikan antara Pengaruh Penggunaan QRIS Terhadap

Kepuasan Produsen.

Persaman penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu pada variabel

dependen dan variabel independen, metodologi penelitian, dan uji statistiknya.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu waktu,

lokasi penelitian dan subjek penelitian serta jumlah populasi atau sampelnya.

2.2. Landasan Teori

1. QR Code Indonesian Standard (QRIS)

QRIS adalah Quick Response Code Indonesian Standard merupakan standar

kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia yang

diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia

(ASPI) pada 17 Agustus 2019. Quick Response Code Indonesian Standard atau

biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari

berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank

1
Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan

terjaga keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan

menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS (bi.go.id)

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standart) merupakan standart QR

Code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik server based,

dompet elektronik, maupun mobile banking (A et al., 2020)

Quick Response Code Indonesian Standart (QRIS) merupakan standarisasi

QR Code yang diciptakan oleh Bank Indonesia sebagai alat pembayaran.

Standarisasi ini dibentuk untuk mempermudah melakukan pembayaran secara non

tunai (Mayanti et al., 2020). QRIS merupakan penyatuan dari berbagai jenis QR

yang ada pada Penyelenggaran Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang memakai

QR Code (Hutagalung et al., 2021)

QRIS merupakan pembayaran digital menggunakan scan QR Code dan

dapat di scan, dikenali, dibaca oleh penyelenggara sistem pembayaran. QRIS

sudah memberikan persetujuan ke beberapa PJSP (Perusahaan Penyelenggara Jasa

Sistem Pembayaran) untuk dapat melakukan pembayaran mulai dari Rp 1-Rp

1.000. saat ini dengan menggunakan QRIS seluruh aplikasi pembayaran baik bank

maupun non bank yang digunakan oleh seluruh masyarakat dapat digunakan

diseluruh toko, pedagang, tiket wisata, warung dan lainnya yang menggunakan

merchant berlogo QRIS (https://qris.id).

Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS

(dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai

Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS

dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia

1
agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjamin

keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan

menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS

Saat ini, dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari Penyelenggara

manapun baik bank maupun nonbank yang digunakan masyarakat, dapat

digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi

(merchant) berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda dengan

penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat.

Merchant hanya perlu membuka rekening atau akun pada salah satu

penyelenggara QRIS yang sudah berizin dari BI . Selanjutnya, merchant sudah

dapat menerima pembayaran dari masyarakat menggunakan QR dari aplikasi

manapun penyelenggaranya.

a. Ketentuan QRIS

QRIS mengakomodir 2 model penggunaan QR Code Pembayaran yaitu

Merchant Presented Mode (MPM) dan Customer Presented Mode (CPM). Namun

demikian, implementasinya mengacu pada standar QRIS yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia sebagai standar nasional.

b. Para Pihak dalam Pemrosesan Transaksi QRIS

Para pihak dalam pemrosesan transaksi QRIS terdiri atas Penyelenggara

Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), Lembaga Switching, Merchant Aggregator; dan

pengelola National Merchant Repository. Yang dapat melakukan pemrosesan

transaksi QRIS adalah Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang termasuk

dalam kelompok Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran front end seperti

Penerbit dan/atau Acquirer. PJSP dan Lembaga Switching yang melaksanakan

1
kegiatan pemrosesan Transaksi QRIS wajib terlebih dahulu memperoleh

persetujuan dari Bank Indonesia.

c. Sumber Dana Transaksi QRIS

Transaksi QRIS menggunakan sumber dana berupa simpanan dan/atau

instrumen pembayaran berupa kartu debit, kartu kredit, dan/atau uang elektronik

yang menggunakan media penyimpanan berbasis server. Penggunaan sumber dana

dan/atau instrumen pembayaran yang diterapkan berdasarkan saran dari Lembaga

Standar yang disetujui Bank Indonesia.

d. Nominal Transaksi QRIS

Nominal Transaksi QRIS dibatasi paling banyak sebesar Rp10.000.000,00

(Sepuluh Juta Rupiah) per transaksi. Penerbit dapat menetapkan batas nominal

kumulatif harian dan/atau bulanan atas Transaksi QRIS yang dilakukan oleh

setiap Pengguna QRIS, yang ditetapkan berdasarkan manajemen risiko Penerbit.

e. Ketentuan QRIS

Peraturan Dewan Anggota Gubernur Nomor 24/1/PADG/2022 tanggal 25

Februari 2022 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur

Nomor 21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick

Response Code untuk Pembayaran. Peraturan Dewan Anggota Gubernur Nomor

21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code

untuk Pembayaran.

a. Karakteristik QRIS

QRIS memiliki karakteristik UNGGUL yang merupakan kepanjangan dari:

1) Universal

2) Gampang

1
3) Untung

4) Langsung

b. Manfaat QRIS

Standarisasi QR Code dengan QRIS memberikan banyak manfaat antara

lain:

Bagi pengguna aplikasi pembayaran:

1) Cepat dan kekinian.

2) Tidak perlu repot lagi membawa uang tunai.

3) Tidak perlu pusing memikirkan QR siapa yang terpasang.

4) Terlindungi karena semua penyelenggara PJSP QRIS sudah pasti

memiliki izin dan diawasi oleh Bank Indonesia.

Bagi Pedagang:

1) Penjualan berpotensi meningkat karena dapat menerima pembayaran

berbasis QR apapun.

2) Meningkatkan branding.

3) Kekinian.

4) Lebih praktis karena cukup menggunakan satu QRIS.

5) Mengurangi biaya pengelolaan kas.

6) Terhindar dari uang palsu.

7) Tidak perlu menyediakan uang kembalian.

8) Transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat setiap saat.

9) Terpisahnya uang untuk usaha dan pribadi.

10) Memudahkan rekonsiliasi dan berpotensi mencegah tindak

kecurangan dari pembukuan transaksi tunai.

2
11) Membangun informasi profil kredit untuk memudahkan memperoleh

kredit kedepan.

c. Status Mode yang Disajikan Pedagang (MPM).

Paling mudah, merchant cukup memajang satu sticker atau print-out QRIS

dan gratis. Pengguna hanya melakukkan scan, masukkan nominal, masukkan PIN

dan klik bayar. Notifikasi transaksi langsung diterima pengguna ataupun

merchant. QRIS MPM Statis sangat cocok bagi usaha mikro dan kecil.

QR dikeluarkan melalui suatu device seperti mesin EDC atau smartphone

dan gratis. Merchant harus me-masukkan nominal pembayaran terlebih dahulu,

kemudian pelanggan melakukan scan QRIS yang tampil atau tercetak. QRIS

MPM Dinamis sangat cocok untuk pedagang skala usaha menengah dan besar

atau dengan volume transaksi tinggi.

2. Persepsi Manfaat

Menurut Jogiyanto dalam jurnal (Triani, 2016) Persepsi manfaat (perceived

usefulness) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa

menggunakan system tertentu dapat meningkatkan kinerjannya. Persepsi manfaat

(perceived usefulness) merupakan suatu pemikiran mengenai penggunaan

teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memberikan keuntungan bagi

penggunanya (Andriyano and Rahmawati, 2016). Menurut Pratiwi dkk dalam

jurnal (Nurmalasari, 2018) indikator pengukur persepsi kebermanfaatan terdiri

dari:

1) Meningkatkan produktivitas

2) Meningkatkan keefektifan dalam kehidupan sehari-hari

3) Mengurangi waktu bertransaksi

2
4) Sangat bermanfaat

3. Kemudahan

Dengan kata lain, seseorang yang menggunakan sistem akan berkerja lebih

mudah dibandingkan dengan seseorang yang tidak menggunakan sistem atau

manual. Dalam jurnal (Anendro, 2016) Venkatesh dan Davis membagi indikator

persepsi kemudahan menjadi berikut:

1) Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (clear and

understandable).

2) Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut

(does not require a lot of mental effort)

3) Sistem yang digunakan mudah (easy to use).

4) Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu

kerjakan (easy to get the sistem to do what he/she wants to do)

4. Kepuasan

Menurut Kotler dan Keller (2018:138), kepuasan adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspetasi mereka. Apabila kinerja

gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai

dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Selain itu, apabila kinerja melebihi

ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang.

Menurut Tjiptono (2017:45), kepuasan pelanggan merupakan elemen pokok

dalam pemikiran dan praktik pemasaran modern. Berdasarkan teori diatas dapat

disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah respon atau tanggapan pelanggan

2
yang berupa perasaan ataupun penilaian terhadap penggunaan produk dimana

harapan dan kebutuhannya terpenuhi.

Menurut Nugroho (2015:162), menjelaskan bahwa kepuasan konsumen

merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan kinerja pemasaran dalam

suatu perusahaan. Dengan terciptanya tingkat kepuasan pelanggan yang optimal

maka mendorong terciptanya loyalitas di benak pelanggan yang merasa puas tadi.

Kepuasan diukur dari sebaik apa harapan pelanggan dipenuhi.

Menurut Rondonuwu dan Komalig dalam jurnal Purnomo Edwin Setyo

(2017) indikator kepuasan konsumen, yaitu :

1) Terpenuhinya harapan konsumen

2) Sikap atau keinginan menggunakan produk

3) Merekomendasikan kepada pihak lain

4) Kualitas pelayanan

5) Loyalitas konsumen

6) Reputasi yang baik

7) Lokasi

Menurut Kotler dan Keller (2018:140), kepuasan pelanggan memiliki

beberapa dimensi, yaitu :

a. Tetap setia, pelanggan yang merasa puas terhadap suatu produk akan

cenderung menjadi setia dan pelanggan tersebut akan melakukan pembelian

ulang dari produsen yang sama.

b. Membeli produk baru perusahaan dan memperbaharui produk, karena

merasa puas pelanggan memiliki keinginan untuk membeli produk yang

ditawarkan karena adanya keinginan untuk mengulang pengalaman yang

2
diterima setelah mengonsumsi produk. Selain itu, pelanggan bersedia

memberikan saran dan masukan ke produsen agar perusahaan dapat

memproduksi barang atau jasa yang lebih baik.

c. Merekomendasikan produk, pelanggan yang puas akan mendapatkan

dorongan melakukan komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain. Hal ini dapat

berbentuk rekomendasi kepada calon pelanggan lain.

d. Kurang memperhatikan merek pesaing dan kurang sensitif terhadap harga,

pelanggan bersedia membayar lebih kepada perusahaan karena sudah

percaya akan perusahaan. Mereka memiliki perspektif apabila harga lebih

tinggi maka kualitas juga lebih tinggi.

2.3. Kerangka Pikir

Sebuah penelitian dengan metode kuantitatif, dibutuhkan sebuah landasan

yang mendasari penelitian agar lebih terarah. Oleh karena itu, dibutuhkan

kerangka piker untuk mengembangkan konteks penelitian, metodologi, serta

penggunaan teori dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2011), kerangka berpikir

adalah merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Adapun kerangka berpikir dari penelitian saya adalah sebagai berikut:

2
Bagan 2.1

Kerangka Pikir

Persepsi Manfaat (X1)

Kepuasan Pedagang
(Y)

Kemudahan (X2)

Sumber: Penulis, 2023

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antar variabel-

variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik.

Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh

peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang

dilakukan. Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar

atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara

empiris. Fungsi dari hipotesis adalah sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan

penelitian agar sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Berdasarkan landasan teori serta penelitian terdahulu yang telah dilakukan,

maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. H0 tidak pengaruh persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan QRIS

dalam pembayaran retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat

Baruga.

2
2. H1 terhadap pengaruh persepsi manfaat penggunaan QRIS dalam

pembayaran retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat Baruga.

3. H2 terhadap pengaruh kemudahan penggunaan QRIS dalam pembayaran

retribusi terhadap kepuasan pedagang pasar rakyat Baruga.

4. H3 terhadap pengaruh secara bersama-sama persepsi manfaat dan

kemudahan penggunaan QRIS dalam pembayaran retribusi terhadap

kepuasan pedagang pasar rakyat Baruga.

2
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian dengan

metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang

menghasilkan pengetahuan atau penemenuan yang dapat diperoleh atau dicapai

melalui metode statistik atau metode pengukuran kuantifikasi, yaitu dengan

meneliti pengaruh variabel bebas penggunaan QRIS variabel terikat kepuasan

produsen.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Rakyat Baruga, Kota Kendari Sulawesi

Tenggara

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan setelah proposal dan berlangsung selama satu

bulan.

3.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu pedagang pasar rakyat

Baruga.

2
2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil

menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Siyoto, dkk

2015). Jadi sampel pada penelitian ini berjumlah pedagang pasar rakyat

Baruga dengan kriteria sebagai berikut:

1) Sampel telah menggunakan QRIS sebagai salat transaksinya.

2) Sampel merupakan pedagang yang berada di wilayah pasar rakyat

Baruga.

3) Sampel telah sebagai pedagang di pasar rakyat Baruga

4) Sampel merupakan pedagang pasar rakyat Baruga yang bersedia untuk

mengisi kuesioner dan diwawancarai.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Teknik pengumpulan

data menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentsi, yaitu sebagai berikut:

1) Kuesioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan informasi dengan daftar

pertanyaan tertulis yang bertujuan mendapatkan jawaban dari pertanyaan

tersebut. Dalam hal ini diberikan daftar pertanyaan kepada para pedagang

pasar rakyat Baruga yang telah menggunakan QRIS untuk mendapatkan

jawaban yang diinginkan, dimana angket tersebut dibuat dengan pertanyaan-

pertanyaan dengan variabel yang ingin diteliti penulis.

Dalam kuesioner yang diberikan kepada responden menggunakan

metode pengukuran skala linkert, yang digunakan untuk mengukur sikap,

2
pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.

Masing-masing jawaban dari 5 alternatif jawaban yang tersedia diberi

bobot nilai (skor) sebagai berikut :

No Sikap Skala

1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1

Dalam proses pengumpulan data penelitian ini, teknik penyebaran

kuesioner dilakukan dengan dua (dua) cara. Opsi pertama adalah

menyebarkan kuesioner secara langsung dengan bertemu dan membagikan

kuesioner kepada pedagang pasar rakyat Baruga untuk diisi. Kedua,

penyebaran kuesioner melalui Google Form, sehingga peneliti tinggal

membagikan link Google Form yang akan diisi oleh pedagang pasar rakyat

Baruga.

2) Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab antara pewawancara dan

yang akan diwawancarai untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

Adapun tujuan menggunkan metode wawancara yaitu untuk mendapatkan

informasi yang lebih jelas lagi dari para pedagang yang telah menggunakan

QRIS.

2
3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis, gambar maupun

elektronik. Dokumentasi diperlukan untuk mencari data tentang: data

pedagang dan penggunaan QRIS di pasar rakyat Baruga.

3.5. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2017:137). Sedangkan data sekunder adalah data

yang diperoleh lewat pihak lain tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari

subjek penelitiannya (Nurazizah, 2019).

2. Sumber Data

Sumber data didalam penelitian ini menggunakan data primer dan

sekunder. Data primer primer diperoleh dari penyebaran angket atau kuesoner

dan data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur, jurnal penelitian

sebelumnya, buku, dan lainnya berkaitan dengan penelitian ini.

3.6. Teknis Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya kuesioner (Ghozali,

2011). Menurutnya, pembuktian uji validitas diperoleh dengan cara

mengkorelasikan skor individu setiap pernyataan dengan skor total variabel. Jika

3
korelasi antara masing-masing variabel dengan keseluruhan variabel kurang dari

taraf signifikansi 0,01 atau 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur kuesioner yang

merupakan indikator variabel atau struktur. Untuk menganalisis

reliabilitas, pertama lakukan pengukuran, kemudian bandingkan hasilnya

dengan pertanyaan lain, atau gunakan SPSS 26 (yaitu uji Cronbach Alpha

(α)) untuk mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. Jika nilai

Cronbach Alpha suatu struktur atau variabel > 0.6 maka struktur atau

variabel tersebut dianggap reliabel (Ghozali, 2011).

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Regresi Linier Sederhana dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan QRIS (X) yang terhadap kepuasan pedagang (Y). Model

persamaan Regresi Linier Sederhana yang digunakan dengan formula sebagai

berikut. Y = a + bX Dimana : Y = Kepuasan produsen (Variabel Dependen)

X = Penggunaan QRIS (Variabel Independen) a = Konstanta (Nilai Y apabila

X = 0) b = Koefisien Regresi (Pengaruh Positif / Negatif)

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil

estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala

normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, maupun gejala autokorelasi.

model regresi akan bisa dijadikan alat esrimasi yang tidak bebas bila telah

memenuhi syarat BLUE (best linier unbiased estimator) yakni tidak adanya

3
multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dan data berdistribusi

normal. Pengujian ini meliputi uji normalitas dan uji heterokedastisitas.

(Duwi Priyatno, 2016:117).

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang

diperoleh dari regresi terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik yaitu memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.

Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data

pada sumber diagonal pada grafik sumber diagonal pada grafik normal P-P

Plot of Regression atau dengan uji one sample kolmogrov-Smirnov.

(Romie Priyastama, 2017:117). Pengambilan kesimpulan untuk

menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak yaitu

dengan melihat nilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel

berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel

tidak berdistribusi normal. (V. Wiratna Sujarweni, 2015:225).

2) Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik yaitu tidak

terjadi heteroskedastisitas. Kriteria dasar dalam pengambilan keputusan

antara lain:

Bila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit maka

terjadi heteroskedastisitas).

3
Bila tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Duwi Priyatno, 2014:163).

4. Uji Hipotesis

Pembuktian dalam uji hipotesis dilakukan dengan cara menggunakan,

Uji Pengaruh Parsial (Uji T), dan Uji Pengaruh Simulan (Uji F) (Imam

Ghazali, 2016:65).

a. Uji T (parsial)

Uji t atau uji kooefisien regresi secara parsial digunakan untuk

mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara

signifikan atau tidak terhadap variabel dependen(Kristinawati, 2018).

Penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5% yang mana analisis

didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai

signifikansi 0,05. Kriteria pengujian yaitu:

1) Apabila signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel

independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

2) Apabila signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

b. Uji F (simultan)

Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan

untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Kristinawati,

3
2018). Penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5% yang mana

analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan

nilai signifikansi 0,05. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu:

1) Apabila signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel

penggunaan QRIS secara bersama-sama atau simultan berpengaruh

terhadap kepuasan pedagang.

2) Apabila signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel

penggunaan QRIS secara bersama-sama atau simultan tidak

berpengaruh siignifikan terhadap kepuasan pedagang.

3
DAFTAR PUSTAKA

Adinata, W., Rusylda, E., Saraswati, H., & Hidayat, W. (2023). Pengaruh
Penggunaan QRIS Sebagai Alat Pembayaran Terhadap Kepuasan
Nasabah. BUSINESS: Scientific Journal of Business and
Entrepreneurship, 1(2), 94-108.

Dewi, D. P. K., Pramudana, I. B. Y., & Adisoma, I. W. (2020). The Acceptance of


QRIS as a Modern Payment System in Denpasar City, Bali. International
Research Journal of Management, IT and Social Sciences, 7(6), 13-23.

Faradannisa, M., & Supriyanto, A. (2022). Kepuasan Pelanggan Ditinjau dari


Store Atmosphere, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Etika Bisnis
Islam. Tawazun: Jurnal Ekonomi Syariah, 2(1), 76-94.

Hady, A., Sudaryanti, D., & Novianto, A. S. (2023). PENGARUH PERSEPSI


MANFAAT, KEAMANAN DAN KEMUDAHAN TERHADAP
KEPUASAN NASABAH PENGGUNA QUICK RESPONSE CODE
INDONESIAN STANDARD (QRIS) BANK SYARIAH INDONESIA
(BSI)(Studi Pada Masyarakat Kota Malang). El-Aswaq: Islamic Economics
and Finance Journal, 3(2).

Harahap, H. A. (2021). Pengaruh penerapan quick response code indonesian


standard (qris) terhadap kepuasan nasabah bsi kc 2 Palangka
Raya (Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya).

Kholis, N., & Putro, Y. K. (2021). The Implementation of Quick Response Code
Indonesian Standard (QRIS) in SMEs: Opportunities and Challenges. In The
2nd International Conference on Economics, Business and Social Sciences
(ICEBSS 2020) (pp. 270-278). Atlantis Press.

Kotler, P. and Kevin Lane Keller. 2018. Perilaku Konsumen (sikap dan
pemasaran).

Mardiansyah, H., & Rahardjo, S. (2019). Analisis Pengaruh Keamanan,


Kemudahan, dan Kepercayaan Pengguna Terhadap Minat Menggunakan QR

3
Code Mobile Payment di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam,
5(1), 85-104.

Mubarok, F. H., Suryono, S., & Sadikin, A. (2020). The Implication of QRIS on
Micro, Small, and Medium Enterprises Performance. Journal of Applied
Economic Sciences, 15(2), 324-337.

Pranantha, E. Y. (2021). Pengaruh Kualitas Layanan Dan Fitur Produk Bsi Mobile
Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Syariah Indonesia Di Kabupaten
Sleman.

Rafy, R. A. (2021). Evaluasi Kepuasan Nasabah Terhadap Program Qris Pada


Bank Nagari Kcp. Pasar Bawah (Doctoral dissertation, Universitas
Andalas).

Setiawan, A. (2020). Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepercayaan terhadap


Kepuasan Penggunaan QR Code GoPay. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Manajemen, 5(1), 1-11.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Supriyanto, A., Rosmalia, V., Sa’di Aman, A., & Tias, U. A. (2021). Pemanfaatan
Social Media Sebagai Pemasaran Bisnis Di Era Society 5.0. Janaka: Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kewirausahaan Indonesia, 2(2), 55-65.

Supriyanto, A., Chikmah, I. F., Salma, K., & Tamara, A. W. (2023). Penjualan
Melalui Tiktok Shop dan Shopee: Menguntungkan yang
Mana?. BUSINESS: Scientific Journal of Business and
Entrepreneurship, 1(1), 1-16.

Syaifuddin, A., Ghozali, I., & Isnanto, R. R. (2021). The Role of Quick Response
Indonesian Standard (QRIS) and Trust in Use on Consumer Purchase
Intention. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura,
24(3), 367-376.

Tjiptono, Fandy. 2017. Strategi Pemasaran. Edisi keempat.Yogyakarta : ANDI

3
Widodo, S. T., & Ariyanto, A. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Penggunaan QR Code Payment: Studi Kasus
GoPay di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12(1), 48-59.

Bank Indonesia. (2019). QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard):


Panduan Implementasi.

Anda mungkin juga menyukai