Anda di halaman 1dari 6

PEREMAJAAN KOTA DAN PERENCANAAN KOTA BARU, Semester Ganjil - 2019

Evaluasi Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Surakarta


(1) (2) (3)
Panji Yudhapratama Wibowo , Mia Ermawati, S.T., M.T. , Hafi Munirwan S.T., M.Sc.

(1)
Panji Yudhapratama Wibowo, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITERA
(2)
Mia Ermawati, S.T., M.T., Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITERA
(3)
Hafi Munirwan, S.T., M.Sc., Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITERA

Abstrak

Program revitalisasi yang dilakukan pada pasar tradisional di Kota Surakarta menemui berbagai
permasalahan, antara lain: 1) tidak seimbangnya antara luas lahan dan luas bangunan 2) Adanya
perubahan gambar pelaksanaan program yang diakibatkan oleh kondisi riil lapangan 3) Output
program yang belum sesuai dengan tujuan program 4) Pembangunan fisik pasar kurang bermanfaat
terhadap perbaikan aspek managemen pasar. Teknik pengumpulan data berupa wawancara,
kuesioner, observasi lapangan dan survey instansi. Dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif
dan deskriptif kuantitatif. Penelitian melibatkan 2.261 orang ( pedagang dan pengunjung).

Kata Kunci: revitalisasi, pasar tradisional, permasalahan

Pengantar bangunan pasar, kebersihan pasar,


ketersediaan lahan parkir, buruknya sirkulasi
Latar Belakang
udara dan menjamurnya PKL yang merugikan
pedagang dalam pasar. SMERU (2007:3).
Pasar berfungsi sebagai tempat bertemunya
warga masyarakat, sehingga pasar mempunyai
Kota Surakarta merupakan salah satu daerah
peran sosial yaitu sebagai tempat berinteraksi
yang serius dalam melindungi pasarnya, hal ini
antar warga masyarakat maupun antar penjual
tercantum dalam Peraturan Daerah Kota
dan pembeli. Suparlan dalam Nastiti (2003:102).
Surakarta Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Keberadaan pasar tradisional merupakan salah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

satu indikator taraf kehidupan ekonomi Daerah (RPJMD). Namun, pada kenyataanya
upaya pemerintah melalui kebijakan revitalisasi
masyarakat dan kemajuan suatu wilayah.
Namun, kondisi eksisting pasar tradisional pasar masih belum sepenuhnya berhasil.

mengalami berbagai permasalahan internal Beberapa permasalahan terkait


keberlangsungan revitalisasi pasar masih sering
sehingga menghambat kinerja pasar itu sendiri.
Beberapa permasalahan itu seperti infrastruktur muncul. Program revitalisasi pasar tradisional
sendiri belum pernah dievaluasi oleh
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITERA| 1
Evaluasi Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Pemerintah Kota Surakarta, terutama dalam untuk memacu pertumbuhan pasar dengan
aspek kemanfaatan revitalisasi pasar bagi menyelaraskan pasar dengan lingkunganya, dan
pedagang dan pengunjung. sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat.Mengacu pada pengertian di atas,
Kajian Pustaka
revitalisasi pasar tradisional berarti upaya

Menurut Perda Kota Surakarta No.1 Tahun 2010 mensinergiskan sumberdaya yang ada di pasar

tentang pengelolaan dan perlindungan pasar tradisional secara komprehensif dan terintegrasi
sehingga dapat meningkatkan daya saing pasar
tradisional, Pasar tradisional merupakan bentuk
fasilitas umum yang dikuasai oleh Pemerintah tradisional dengan tetap mempertahankan

Daerah dan dipergunakan untuk meningkatkan kekhasan dan keunggulan yang dimiliki pasar

perekonomian dan perdagangan di daerah. tersebut.

Definisi pasar menurut Campbell dalam Kiik


Permasalahan dan Tujuan
(2006:55) adalah institusi atau mekanisme di
mana pembeli dan penjual bertemu dan secara Harian Solopos tanggal 8 Agustus 2012
bersama-sama mengadakan pertukaran barang menyebutkan bahwa ada 424 kios/los yang
dan jasa. Sedangkan menurut Kotler (1998) tersebar di 43 pasar tradisional dalam kondisi
pasar tradisional adalah pasar yang masih kosong sehingga tidak mampu memberikan
memakai pola manajemen yang sangat kontribusi apapun kepada pendapatan asli
sederhana dengan ciri-cirinya setiap pedagang daerah (PAD). Kondisi kekosongan kios/los
mempunyai satu jenis usaha, adanya interaksi tersebut sebagian besar terjadi pada pasar
antara penjual dan pembeli (tawar menawar tradisional yang telah direvitalisasi. Program
harga), penempatan barang dijajar kurang revitalisasi pasar tradisional perlu dievaluasi
tertata rapi, kenyamanan dan keamanan kurang terutama untuk melihat aspek kemanfaatan
diperhatikan. program terhadap pedagang secara massif.
Nugroho (2003:183) mengemukakan bahwa
Moeliono (2007) dalam Kamus Besar Bahasa
evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai
Indonesia menerangkan bahwa istilah
sejauh mana keefektifan kebijakan publik guna
revitalisasi berarti proses, cara, perbuatan
dipertanggungjawabkan kepada konstituennya,
menghidupkan atau menggiatkan kembali.
sejauh mana tujuan dapat dicapai. Evaluasi
Revitalisasi menurut Danisworo dalam Media
diperlukan untuk melihat kesenjangan antara
Info Litkesos (2011:367) adalah upaya untuk
“harapan” dan “kenyataan”.
memvitalkan kembali suatu kawasan atau
bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, Metode
namun kemudian mengalami
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
kemunduran/degradasi.
adalah mix method, yaitu pendekatan penelitian
Menurut Pangestu (2004:5) revitalisasi pasar yang mengkombinasikan bentuk kualitatif dan
berarti perubahan pasar secara fisik dan bentuk kuantitatif. Objek penelitian ini adalah
pengelolaanya secara modern yang ditujukan dokumen kebijakan ( yang berkaitan dengan
2 |Jurnal PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA B
Panji Yudhapratama Wibowo
kebijakan revitalisasi pasar tradisional di Kota
Surakarta) antara lain dokumen RTRW Kota
Surakarta tahun 2011-2031, RPJMD Kota
Surakarta 2010-2015 dan Perda Kota Surakarta
Nomor 1 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Pasar Tradisional) dan responden
(pedagang dan pengunjung pasar)

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan


adalah metode pengumpulan data secara primer
yaitu survei dengan menggunakan metode Gambar 1. Peta Administrasi Kota Surakarta
wawancara, kuisioner dan observasi lapangan.
Kota Surakarta secara geografis tereletak pada
Populasi dalam penelitian ini adalah 2.261 orang
jalur strategis lalu lintas ekonomi perdagangan
pedagang pasar tradisional dengan sampel 65
maupun kepariwisataan di antara Yogyakarta -
pedagang diambil dengan teknik simple random
Solo (Surakarta) - Semarang (Joglo Semar) –
sampling. Sedangkan untuk pengunjung pasar
Surabaya - Bali. Dengan luas wilayah
metode yang digunakan adalah accidental
administratif sebesar 4.404,06 ha, terbagi ke
sampling.
dalam 5 wilayah kecamatan dan 51 wilayah
Metode Analisis Data kelurahan.Secara regional Kota Surakarta
merupakan kota yang didukung oleh 6 (enam)
Metode analisis data yang digunakan dalam
wilayah hinterland yang dikenal dengan nama
mengkaji temuan penelitian ini adalah metode
Kawasan Soloraya atau Kawasan
analisis deskriptif kualitatif untuk Analisis Upaya-
SUBOSUKAWONOSRATEN (Kota Surakarta,
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota
Kab. Boyolali, Kab. Sukoharjo, Kab.
Surakarta dalam melindungi Pasar Tradisional
Karanganyar, Kab. Wonogiri, Kab. Sragen, dan
(mengacu pada Perda No.1 Tahun 2010) dan
Kab.Klaten)
Analisis Efektivitas Program Revitalisasi Pasar
Tradisional bagi Pedagang dan Pengunjung Letak Kota Surakarta yang strategis,
Pasar yang menggunakan analisis deskriptif memungkinkan kota ini memiliki potensi
kuantitatif. ekonomi yang sangat tinggi, khususnya di
bidang industri, perdagangan, pariwisata, dan
Gambaran Umum Wilayah
jasa. Untuk mendukung potensi perekonomian

Gambaran Umum Kota Surakarta Kota Surakarta, Pemerintah Kota Surakarta


membuat kebijakan untuk melindungi pasar
tradisional melalui Program Revitalisasi Pasar
Tradisional yang diatur dalam Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2010. Program ini merupakan

Jurnal PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA B| 3


Evaluasi Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Surakarta

penjabaran dari Peraturan Presiden Nomor 112 pedagang berdasarkan jenis dagangannya
Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan (zoning) menjadi lebih jelas.
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
2) Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
Modern. Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota
kemandirian pedagang. Usaha yang dilakukan
Surakarta telah dimulai sejak tahun 2015 (masa
Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas
pemerintahan Joko widodo). Program ini
Pengelolaan Pasar (DPP) untuk meningkatkan
merupakan perencanaan jangka panjang
SDM pedagang yaitu dengan senantiasa
perbaikan fisik dan managemen pasar
menggelar pelatihan (training pembiasaan habit-
tradisional yang dianggarkan dalam Anggaran
habit baik) sebagai upaya upgrade wawasan
Pendapatan dan Belanjaan Daerah (APBD).
para pedagang.
Setiap tahunnya, Kota Surakarta merevitalisasi
2-3 pasar tradisional. 3) Memberikan Keamanan dan Kenyamanan
Pasar. Setelah direvitalisasi, pasar nampak
Diskusi/Pembahasan
terang, bersih, halamannya semakin luas,
Analisis Evaluasi Upaya-Upaya Pemerintah pencahayaannya telah memanfaatkan
Kota Surakarta dalam Melindungi Pasar pencahayaan alami (dengan atap transparan),
Tradisional. beberapa fasilitas pasar juga bertambah baik
kondisinya seperti toilet, mushola, kantor
1)Peningkatan kualitas bangunan,
pengelola, sarana pemadam kebakaran, fasilitas
penataan/pengelompokan pedagang. Evaluasi
parkir. Sedangkan untuk keamanan pasar,
pada poin pertama ini melihat dua aspek yaitu
paska revitalisasi semakin bertambah baik
tahapan dalam proses pelaksanaan proyek
karena adanya penambahan petugas keamanan
revitalisasi pasar dan perubahan kondisi pasar
dan penambahan jumlah alat pemadam
sebelum dan setelah revitalisasi pasar.
kebakaran pasar.
permasalahan yang kerap muncul setelah pasar
selesai dibangun adalah luas bangunan yang 4) Memberikan Kepastian ukum Terhadap
berbanding terbalik dengan luas lahan yang Pelanggaran. Kepastian hukum terhadap
mengakibatkan tidak semua kios dan los pelanggaran yang terjadi di pasar tradisional
memperoleh jatah ruang/space yang sama dapat dilihat dari seberapa tegas dan disiplin
setelah pasar dibangun (bahkan seringnya pengelola pasar dalam menjalankan aturan-
banyak yang tidak mendapatkan jatah). Untuk aturan yang ada di dalam pasar
mengatasinya, Pemkot Surakarta melakukan
Analisis Efektivitas Program Revitalisasi
sistem pengundian dalam proses penempatan
Pasar Tradisional bagi Pedagang dan
kembali pedagang pasar tradisional paska
Pengunjung
revitalisasi pasar.Sedangkan untuk penataan
dan pengelompokan pedagang telah berjalan Efektivitas program revitalisasi pasar tradisional
efektif karena paska revitalisasi pasar,
dirasakan hampir sama antara pedagang
pedagang lebih tertata dan pengelompokan dengan pengunjung. Aspek perbaikan fisik

4 |Jurnal PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA B


Panji Yudhapratama Wibowo
pasar dinilai lebih memberikan manfaat bagi dengan pelanggaran-pelanggaran
pedagang dan pengunjung, sedangkan aspek diperlukan agar kepastian hukum
managemen pasar tradisional belum terlalu dapat berjalan.
memberikan manfaat yang nyata baik bagi  Efektivitas program revitalisasi
pedagang dan pengunjung. pasar tradisional bagi pedagang
dan pengunjung. (Efektivitas
Kesimpulan
program revitalisasi pasar

Evaluasi program revitalisasi pasar tradisional di tradisional hampir sama dirasakan

Kota Surakarta dilakukan dengan menilai upaya- oleh pedagang dan pengunjung

upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah paska revitalisasi).

Kota Surakarta dalam melindungi pasar


tradisional berdasarkan Perda Nomor 1 tahun
2010 serta menilai tingkat efektivitas program
revitalisasi bagi pedagang serta pengunjung.
lima poin yang dievaluasi antara lain:

 Peningkatan kualitas bangunan,


penataan/pengelompokan
pedagang. (Proses penataan
kembali setelah revitalisasi telah
dilakukan dengan efektif dan
permasalahan yang sering timbul
juga sudah mampu diatasi oleh
pemerintah)
 Meningkatkan kesadaran,
kemampuan dan kemandirian
pedagang. (Kesadaran,
kemampuan dan kemandirian
pedagang ditingkatkan melalui
pelatihan/diklat yang diberikan
oleh pemerintah)
 Memberikan kenyamanan dan
keamanan pasar. (Kenyamanan
dan keamanan pasar mengalami
peningkatan yang cukup berarti
paska program revitalisasi)
 Memberikan kepastian hukum
terhadap pelanggaran.
(Ketegasan pengelola pasar terkait
Jurnal PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA B| 5
Evaluasi Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Surakarta

Daftar Pustaka

Moeliono, Anton. 2007. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nastiti, Titi. 2003. Pasar di Jawa Masa Mataram
Kuna Abad VIII-XI Masehi. Jakarta: Pustaka
Jaya.
Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik,
Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Pasar Tradisional.
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12
Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
2010-2015
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20
Tahun 2008 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern.
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional.
Tarigan, Robinson. 2002, Perencanaan
Pembangunan Wilayah, Pendekatan Ekonomi
dan Ruang, Departemen Pendidikan Nasional,
Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan
Tinggi, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

6 |Jurnal PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA B

Anda mungkin juga menyukai