Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL SKRIPSI

REVITALISASI PASAR TRADISIONAL MUNTILAN DI KABUPATEN


MAGELANG

Disusun untuk memenuhi Laporan Individu Pendidikan dan Latihan Kemahiran


Hukum

Disusun Oleh :

Nama : Laily Irawati Fauziah

NIM : 8111418243

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
BAB I : PENDAHULUAN

1.1. JUDUL SKRIPSI

REVITALISASI PASAR TRADISIONAL MUNTILAN DI KABUPATEN MAGELANG

1.2. LATAR BELAKANG

Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan


pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah.
Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah daerah
ataupun pusat tetapi juga para masyarakat yang menggantungkan hidupnya dalam kegiatan
berdagang, karena di dalam pasar tradisional terdapat banyak aktor yang memiliki arti
penting dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu pedagang, pembeli,
pekerja panggul dan sebagainya. Mereka semua adalah aktor yang berperan penting dalam
mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia (Ucang, 2012:39)

Salah satu cara merevitalisasi yaitu menciptakan pasar tradisional dengan berbagai
fungsi dan kegunaan, seperti tempat bersantai atau tempat rekreasi bersama dengan keluarga.
Revitalisasi pasar tradisional bertujuan meningkatkan pasar tradisional agar tetap bisa
bersaing dengan pasar modern. Dasar pertimbangan melakukan kerjasama merevitalisasi
pasar tradisional antara lain berubahnya pandangan pasar dari tempat interaksi ekonomi
menjadi ruang publik, yang difokuskan pada upaya memperbaiki jalur distribusi komoditas
yang diperjualbelikan.

Revitalisasi merupakan suatu langkah yang harus dilakukan pasar tradisional apabila
ingin tetap menjaga eksistensinya di tengan-tengah persaingan dengan pasar-pasar modern
yang lebih diminati masyarakat. Banyaknya bermunculnya pasar-pasar modern dengan
fasilitas yang memadai dapat mengurangi peran pasar tradisional. 1Tujuan revitalisasi yang
sejatinya untuk membenahi pasar menjadi lebih teratur, tertib dan bersih demi kenyamanan
masyarakat, namun hingga saat ini tidak kunjung terealisasi. Berbagai polemik pasar
tradisional kerap menjadi bahan perbincangan yang tidak kunjung usai. 2
Dengan adanya
revitalisasi pasar, diharapkan mampu menumbuhkan kembali semangat dan menarik minat
masyarakat untuk mengunjungi pasar tradisional.

1
Ella Alfinatalia. (2015). Revitalisasi Pasar Dalam Prespektif Good Governance. Jurnal Administrasi Publik
Vol.3 No.5 (2015).
2
Rillia Aisyah Haris, Elsya M, Irma Irawati P. Jurnal Ilmu Administrasi Publik. Revitalisasi Pasar Tradisional
Dalam Mewujudkan Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Sumenep. Vol 4 No 2. 2019
1.3. RUMUSAN MASALAH

Pasar tradisional sebagai salah satu sarana kegiatan perekonomian masyarakat


memiliki nilai strategis dalam mendukung perkembangan dunia usaha dan sekaligus dalam
memajukan perekonomian masyarakat serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Mengacu pada penjelasan diatas dapat diambil rumusan masalah :

1. Mengapa perlu adanya revitalisasi pasar tradisional Muntilan di Kabupaten


Magelang?

2. Bagaimana pola revitalisasi pasar tradisional Muntilan sesuai hukum yang berlaku?

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENELITIAN TERDAHULU

Penulis melakukan telah studi pustaka, yang kemudian terdapat beberapa skripsi,
tugas, akhir, dan artikel ilmiah yang mirip dengan tema penelitian, yaitu:
Tabel 1
NO NAMA JUDUL BENTUK ORISINALITAS
PENELI PENELITIAN & NAMA
TI JURNAL
1 Dewi REVITALISASI Jurnal Pada penelitian ini memfokuskan untuk
Restu PASAR Ekonomi membahas pemerintah dalam memperbaiki
Mangesw TRADISIONAL & layout pasar agar tidak terjadi pengabaian
uri, dan DI INDONESIA Kebijakan tata ruang pasar, bisa dengan melakukan
Niken Publik edukasi terhadap pedagang agar memiliki
Paramita kesadaran untuk disiplin serta peduli akan
Purwanto kebersihan dan ketertiban.
2 Rillia REVITALISASI Jurnal Penelitian ini membahas mengenai tentang
Aisyah PASAR Ilmu revitalisasi pasar tradisional dalam
Haris, TRADISIONAL Administr perannya untuk mewujudkan
Elsya DALAM asi Publik pengembangan ekonomi lokal khususnya
Muzayya MEWUJUDKAN di Kabupaten Sumenep. Bahawa
na, Irma PENGEMBANG pemerintah Kabupaten sumenep berperan
Irawati P. AN EKONOMI sebagai coordinator dan fasilitator dalam
LOKAL DI
KABUPATEN revitalisasi pasar tradisional.
SUMENEP
3 Ella REVITALISASI Jurnal Penelitian ini focus terhadap perspektif
Alfianita, PASAR Administr sistem good governance yang mengacu
Andy TRADISIONAL asi Publik pada prinsip-prinsip good governance,
Fefta DALAM yaitu accountability (akuntanbilitas0,
Wijaya, PERSPEKTIF participation (partisipasi), predictibility
Siswidiya GOOD (rule of law) , transparency (transparansi).
nto GOVERNANCE
(Studi di Pasar
Tumpang
Kabupaten
Malang)

1. Orisinalitas

Ketiga penelitian terdahulu sudah jelas menunjukkan bahwa penelitian yang


dilakukan oleh penulis sangat berbeda. Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat menjadi
gambaran bahwa revitalisasi perlu dilakukan untuk menjaga eksistensi pasar tradisional di
zaman sekarang yang sudah marak dengan pasar-pasar modern. Penelitian terdahulu
menggunakan sudut pandang tertentu di masing-masing pembahasannya. Ada yang
membahas tentang revitalisasi pasar tradisional di Indonesia, pandangan revitalisasi pasar
tehadap sistem good governance tentunya sesuai hukum yang berlaku. Maka dapat penulis
simpulkan bahwa belum terdapat penelitian yang membahas terkait revitalisasi pasar
tradisional di Kabupaten Magelang. Terkait konsep ini, merupakan suatu upaya untuk tetap
menjaga eksistensi pasar tradisional Muntilan dalam ranah pasar modern.

2.2. LANDASAN TEORI

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori Blakely, menurut Blakely (1989)


mendefinisikan Local Economic Development (LED) merupakan proses dimana pemerintah
lokal atau organisasi berbasis masyarakat (lingkungan) mengelola sumberdaya yang ada dan
melakukan kemitraan dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan
menstimulus aktivitas ekonomi. Ciri khas dan menjadi kelebihan dari pasar tradisional yaitu
bisa dilakukan tawar menawar harga antara penjual dan pembeli. Akan tetapi, yang terjadi
saat ini adalah seringkali pasar moderen lebih menawarkan harga yang lebih murah tanpa
harus melalui tawar menawar harga. Untuk itu dibutuhkan keseriusan dari pemerintah untuk
mengatur mulai dari pendistribusian barang dari pemasok ke tangan pengecer dan penetapan
harga barang‐barang. Dengan demikian akan terdapat kesamaan dan keadilan bagi sesama
pedagang, baik itu pedagang besar maupun kecil.

2.3. KERANGKA TEORI

Pasar berdasarkan pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak
telah mengambil kesepakatan tentang harga terhadap kuantitas barang yang menjadi objek
transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapat manfaat dari adanya transaksi. Pihak
pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan
kebutuhannya sedangkan penjualmendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutnya
digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.

Keragaman produk dengan variasi harga, kualitas, tingkat kenyamanan, keamanan,


serta kebersihan menjadi poin positif bagi pasar moderen hingga membawa keunggulan
dalam menghadapi persaingan industri ritel. Keunggulan pasar tradisional mungkin juga
didapat dari lokasi. Masyarakat akan lebih suka berbelanja ke pasar‐pasar yang lokasinya
lebih dekat. Akan tetapi pusat‐pusat perbelanjaan moderen terus berkembang memburu
lokasi‐lokasi potensial. Dengan semakin marak dan tersebarnya lokasi pusat perbelanjaan
moderen maka keunggulan lokasi juga akan semakin hilang.3

Dalam kaitan ini, pasar (tempat usaha rakyat) harus diciptakan secara lebih imajinatif,
kreatif, dan rekreatif untuk bisa berkompetisi dengan pasar modern seperti department stores,
shopping centers, mall, dan sejenisnya yang biasa dipasok sektor swasta. Ragam pasar yang
lebih transformatif seperti pasar tematik (pasar elektronik, pasar tekstil, dan lainnya), dapat
dikembangkan menjadi model pengembangan pasar moderen agar pasar moderen tidak
memonopoli seluruh komoditas yang diperdagangkan di pasar yang menyebabkan daya saing
pasar tradisional makin lemah.

3
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1998.

Anda mungkin juga menyukai