Anda di halaman 1dari 25

SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM MENINGKATKAN


EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL

( Study Deskriptif Kualitatif Tentang Pelaksanaan Strategi Dinas Pengelolan Pasar


(DPP ) Pemerintah Kota Surakarta Dalam Meningkatkan Eksistensi Pasar
Tradisional Nusukan, Banjarsari )

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Disusun Oleh :

YASINTA MAHARANI

L 1000 80 145

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
ABSTRAK

Yasinta Maharani, L100080145, Strategi Komunikasi Pembangunan Dalam


Meningkatkan Eksistensi Pasar Tradisional (Study Deskriptif Kualitatif
Tentang Pelaksanaan Strategi Dinas Pengelolan Pasar ( DPP ) Pemerintah Kota
Surakarta Dalam Meningkatkan Eksistensi Pasar Tradisional Nusukan,
Banjarsari). Skripsi. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi
dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2008.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli
secara langsung serta terjadinya proses tawar menawar antara penjual dan pembeli.
Sedangkan pasar modern adalah Penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara
langsung serta tidak ada tawar menawar. Kehadiran pasar modern menggeser
kegiatan ekonomi rakyat yang bergerak di pasar tradisional. Adanya pasar modern
menjadi kekhawatiran tersendiri oleh sebagian pedagang di pasar tradisional maka
DPP Kota Surakarta terus berupaya untuk menghidupkan pasar tradisional agar tidak
tergeser oleh keberadaan pasar modern yang kian merata diberbagai daerah. Sehingga
eksistensi pasar tradisional dan minat masyarakat untuk berbelanja di pasar
tradisional terus meningkat.
Penelitian bertujuan untuk mempelajari, mendiskripsikan, menganalisis, dan
memahami Strategi Komunikasi Pembangunan yang digunakan oleh DPP Pemerintah
Kota Surakarta untuk meningkatkan eksistensi pasar Nusukan agar tingkat
eksistensinya tidak tergeser oleh pasar modern. Untuk menganalisisnya digunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknis analisis data
model interaktif menurut Miles & Huberman. Untuk mengetahui hasilnya melalui
pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah Strategi DPP untuk
memberdayakan pasar tradisional adalah melalui pembangunan/ renovasi pasar,
pemeliharaan pasar, pengembangan dan pengelolaan sampah pasar, meningkatkan
keamanan pasar, pembinaan pedagang pasar. Strategi komunikasi pembangunan yang
digunakan untuk meningkatkan ekistensi pasar tradisional adalah strategi berdasarkan
media, strategi desain instruksional (perencanaan, sosialiasai, implementasi serta
evaluasi), dan strategi partisipatori. Temuan dalam penelitian ini adalah keberadaan
pasar modern bukanlah faktor utama sepinya pembeli disebagian pasar tradisional.
Pasar modern dan pasar pasar tradisional mempunyai target pasar dan segmentasi
yang berbeda sesuai dengan tingkat ekonomi dan kebutuhan konsumen. Walaupun
temuan yang ditemukan seperti itu DPP masih terus melakukan strategi komunikasi
pembangunan diseluruh pasar di Surakarta agar tingkat eksistensinya tidak tergeser
dengan keberadaan pasar modern.

Kata Kunci: Eksistensi, Komunikasi Pembangunan, Pasar Tradisional.


NASKAHPUBLI
KASI
A. PENDAHULUAN

Kehadiran pasar modern menggeser kegiatan ekonomi rakyat yang

bergerak di pasar tradisional. Pasar modern memberikan banyak kenyamanan

yang membuat sebagian orang enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional.

Kondisi pasar modern tidak selamanya menguntungkan karena dalam

penentuan harga di pasar modern tidak bisa ditawar dan sudah ditetapkan.

Sedangkan, pasar tradisional memiliki keunggulan yakni masih adanya kontak

sosial saat tawar menawar antara pedagang dan pembeli, keinginan

masyarakat untuk memperoleh produk dengan harga murah disaat krisis

membuat pasar tradisional terselamatkan dari pasar modern.

Pemerintah Kota Surakarta sangat membatasi pertumbuhan pasar

modern yang dituliskan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang Penataan dan

Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Dalam Pasal 7 ayat 3 Perda

tersebut menyebutkan, jarak pusat perbelanjaan dan toko modern dengan

pasar tradisional paling dekat adalah 500 (lima ratus) meter. ( sumber: Dinas

Pengelolaan Pasar Pemkot Surakarta ).

Dari 43 pasar tradisional di kota Surakarta 19 diantaranya telah di

Revitalisasi oleh DPP Kota Surakarta. Bukti keberhasilan DPP Pemerintah

Kota Surakarta dalam mengelola dan menata kembali pasar tradisional tidak

hanya di alami oleh Pasar Gading dan Pasar Klithikan, Pasar Nusukan

Banjarsari juga mengalami kemajuan setelah diadakannya program


Revitalisasi oleh pihak pemerintah. Pasar Nusukan terletak di jalan Kapten

Piere Tendean, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

DPP Kota Surakarta terus berupaya untuk menghidupkan pasar

tradisional agar tidak tergeser oleh adanya pasar modern yang kian merata

diberbagai daerah, sehingga eksistensi pasar tradisional dan minat masyarakat

untuk berbelanja di pasar tradisional terus meningkat. Sehingga, kesejahteraan

masyarakat kecil yang pendapatanya bergantung pada eksistensi pasar

tradisional dapat dipertahankan. Pemerintah kota Surakarta selalu mendorong

para pedagang agar mengembangkan pasar tidak hanya sebagai tempat untuk

jual beli tetapi juga sebagai tempat pariwisata. Melalui komunikasi

pembangunan pemerintah mensosialisasikan keputusan-keputusan yang telah

di buat kepada para pedagang pasar dan masyarakat luas.

Kasus ini menarik diteliti karena Nusukan adalah pasar tradisional

yang tetap bisa bertahan setelah terjadi musibah kebakaran dan mengalami

beberapa kali tahap renovasi oleh pemerintah. Lokasi pasar Nusukan juga

strategis dan berdekatan dengan terminal Tirtonadi Surakarta yang menjadi

salah satu pusat keramaian dan pusat berkumpulnya masyarakat dari berbagai

daerah. Pasar Nusukan menjadi lebih menarik lagi untuk diteliti sebab

lokasinya berdekatan dengan salah satu pasar modern yang cukup ternama di

Surakarta, sehingga peneliti dapat melihat seberapa tingkat eksistensi dari

pasar tradisional Nusukan di mata masyarakat dan bagaimana strategi pihak


pemerintah kota Surakarta untuk meningkatkan eksistensi pasar nusukan agar

tidak mengalami kemunduran karena adanya pasar modern.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian dalam skripsi dengan judul“ STRATEGI

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM MENINGKATKAN

EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL (Study Deskriptif Kualitatif

Tentang Pelaksanaan Strategi Dinas Pengelolaan Pasar (DPP)

Pemerintah Kota Surakarta Dalam Meningkatkan Eksistensi Pasar

Tradisional Nusukan, Banjarsari). “

Adanya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mendeskripsikan,

mempelajari, dan memahami Strategi Komunikasi Pembangunan yang

digunakan oleh DPP Pemerintah Kota Surakarta untuk meningkatkan

eksistensi pasar Nusukan agar tingkat eksistensinya tidak tergeser oleh pasar

modern.

B. LANDASAN TEORI

1. Komunikasi Pembangunan : Sebuah Telaah Singkat

Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang, menurut

beberapa ahli konsep umum komunikasi pembangunan dapat dirangkum

menjadi dua perspektif pengertian yaitu pengertian dalam arti luas dan

pengertian dalam arti sempit. Komunikasi pembangunan dalam arti luas

meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran

pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari
dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan ( Dilla,

2007:116 ).

Dilla (2007:116) mengatakan bahwa komunikasi pembangunan dalam arti

sempit adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan

ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai

pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat

memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Dissayanake (1981) dalam Nasution ( 1996:138 ) menggambarkan

pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan meningkatkan

kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak

lingkungan alam dan kultural tempat mereka berada, dan berusaha

melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini dan

menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka sendiri.

2. Strategi Komunikasi Pembangunan Pasar Tradisional

Menurut Academy for Educational Development/ AED (1985) (dalam

Nasution, 1996:150) ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah

digunakan selama ini,yaitu:

a. Strategi – strategi yang didasarkan pada media yang dipakai (media

bassed strategy).

Strategi ini biasanya komunikator menggunakan media yang disukai

dan berada disekitar mereka. Strategi ini memang merupakan teknik

yang paling mudah, paling populer, dan tentunya paling kurang


efektif. Strategi media ini secara tipikal memulai rencananya dengan

mempertanyakan : “apa yang dapat dilakukan?”, “ media apa yang

baik dan murah”.

b. Strategi – strategi desain instruksional

Strategi ini biasanya digunakan oleh para pendidik, mereka

memfokuskan strateginya pada pembelajaran individu-individu yang

dituju sebagai sasaran. Strategi kelompok ini, mendasarkan diri pada

teori-teori belajar formal, dan berfokus pada pendekatan sistem untuk

pengembangan materi pembelajaran seperti evaluasi formatif,uji coba,

desain program dan sebagainya.

Para desainer instruksional merupakan orang-orang yang

berorientasi rencana dan sistem. Mereka pertama-tama melakukan

identifikasi mengenai (1) Kriteria yang hendak dicapai, (2) Kriteria

keberhasilan, (3) Partisipan, (4) Sumber-sumber, (5) Pendekatan yang

digunakan (6) Waktu. Secara tipikal kegiatan mereka dapat

digolongkan ke dalam tiga tahapan yang luas dan saling berkaitan

yakni perencanaan,implementasi, dan evaluasi.

c. Strategi – strategi Partisipatori

Dalam strategi ini prinsip-prinsip penting dalam mengorganisasi

kegiatan adalah kerjasama komunitas dan pertumbuhan pribadi. Yang

dipentingkan dalam strategi ini bukan pada berapa banyak informasi

yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi


pembangunan,tetapi lebih pada pengalaman keikutsertaan sebagai

seseorang yang sederajat dalam proses berbagai pengetahuan dan

ketrampilan.

d. Strategi – strategi Pemasaran

Strategi ini adalah suatu strategi komunikasi yang sifatnya paling

langsung dan terasa biasa dilakukan dalam prinsip social marketting

yaitu teknik pemasaran yang tidak hanya mencari keuntungan yang

diperoleh dari sebuah penjualan, melainkan memfokuskan pada apa

yang konsumen butuhkan dan inginkan dari suatu produk yang

diproduksi oleh produsen.

3. METODE PENELITIAN

a. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di:

a. Pemerintahan: Kantor Dinas Pengelolaan Pasar Pemerintah

Kota Surakarta Jln. Jendral Sudirman No. 02 Surakarta.

b. Pasar Tradisional Nusukan Jalan Kapten Piere Tendean

Kelurahan Nusukan, Banjarsari.

2. Waktu penelitian :

Dimulai pada Semester genap diakhiri pada semester gasal tahun

ajaran 2012/2013 yaitu pada bulan Oktober – Desember 2012.


b. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan metode kualitatif karena pertama masalah

yang akan dipecahkan dalam penelitian dapat didekati sesuai dengan

subtansinya, kedua data yang dikumpulkan oleh peneliti dapat dijadikan

sebagai bahan untuk pengembangan teori, ketiga hasil analisis data yang

dihasilkan oleh peneliti dapat secara langsung untuk kepentingan

pengembangan kebijakan penelitian, keempat penelitian kualitatif tidak

diperoleh melalui data statistik atau dalam bentuk hitungan, pada umumnya

data diperoleh melalui proses wawancara serta pengamatan dan dapat

dilengkapi dengan menggunakan dokumen,buku, foto,dll. Kelima adalah

masalah yang digunakan oleh peneliti tentang strategi komunikasi

pembangunan lebih tepat menggunakan jenis penelitian kualitatif karena

tidak menggunakan teknik statistik yang cenderung berlaku untuk sebuah

populasi dan hasil akhir dari metode kualitatif ini adalah deskripsi detail

dari topik yang akan diteliti.

c. Sumber Data

1. Data Primer : Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui para

pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang intensif

melaksanakan program-program dan strategi untuk meningkatkan

eksistensi pasar tradisional.


2. Data Sekunder: Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang

dipakai adalah sumber tertulis seperti buku-buku, foto-foto,

Peraturan Daerah Kota Surakarta, Undang-Undang tentang Pasar

Tradisional.

d. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Wawancara

2. Observasi Langsung menggunakan bentuk atau metode

observasi anecdotal record yaitu observasi dengan hanya

membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas,

unik, dan penting yang dilakukan subjek penelitian.

3. Dokumentasi.

e. Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dengan metode purposive sampling

yang berarti teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan sengaja

dan dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yang

dimaksud adalah dengan mengambil orang – orang yang telah

diketahui mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan memahami

permasalahan tentang strategi pembangunan pasar tradisional.


f. Validitas Data

Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Trianggulasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi

sumber data yaitu menggali kebenaran informasi tertentu melalui

berbagai metode dan sumber perolehan data.

g. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknis

analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman (

Herdiansyah, 2010: 164 )

Pengumpulan
Data

Reduksi Display Data


Data

Kesimpulan /
verifikasi

Gambar 1.2 : Komponen – komponen Analisis Data Model Interaktif Miles & Huberman
4. HASIL PENELITIAN

a. Analisis SWOT Pasar Tradisional Nusukan

Tahapan pertama dalam penentuan strategi komunikasi

pembangunan pasar tradisional adalah menggunakan analisis SWOT

yaitu Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity

(peluang), Treaths (ancaman). Analisis SWOT meyediakan pemahaman

realistis tentang hubungan suatu organisasi dengan lingkungannya untuk

mendapatkan terciptanya strategi yang dapat memaksimunkan kekuatan

dan peluang serta meminimunkan kelemahan dan ancaman yang ada.

Dengan gambaran tersebut kita akan dapat melihat bagaimana strategi

pengembangan pasar tradisional.

Berikut ini adalah analisis SWOT untuk memberdayakan dan

meningkatkan eksistensi pasar tradisional:

1. Strenght (kekuatan) pasar tradisional Nusukan

a. Dipasar tradisional harga suatu barang dapat di tawar oleh

pembeli.

b. Barang yang diperjual belikan dapat langsung dilihat, diraba dan

dirasakan oleh pembeli,

c. Adanya kontak fisik secara langsung antara pembeli dan penjual

sehingga terjadi komunikasi yang dua arah. Sehingga timbullah

rasa kekeluargaan, kebersamaan dan kegotongroyongan.


d. Memberi banyak peluang kesempatan bekerja, misalnya jasa

angkut barang, transportasi dari mulai tukang becak, ojeg dan

angkutan umum lainnya. tukang angkut sampah, bahkan juga

pemulung bisa mengais rezeki dari sampah-sampah pasar

tradisional.

e. Memberi pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk

Pemerintah Kota Surakarta.

f. Nilai Sejarah adanya pasar tradisional Nusukan.

g. Ciri khas produk dari pasar tradisional seperti jajanan pasar,

sayuran, kemasan, dll.

h. Waktu buka pasar tradisional yang relative lebih pagi dari pasar

modern.

i. Letak Pasar Nusukan yang Strategis dan dekat dengan terminal.

j. Pasar Nusukan menjadi pasar pelengkap kebutuhan masyarakat

yang kebanyakan dari Purwodadi, Mojosongo, Kadipiro, dan

daerah lainya.

2. Weakness (Kelemahan) Pasar Tradisional

a. Pasar tradisional terkadang terlihat kurang rapi dan terkesan

kotor, becek, dan bau.

b. Sirkulasi udara kadang tidak lancar, membuat pedagang beralih

berjualan di pinggir-pinggir jalan pasar daripada di dalam pasar

yang pengap.
c. Tingkat kenyamanan pembeli.

d. Kualitas bangunan dan keamanan yang rendah.

e. Keterbatasan SDM dan minimnya pengetahuan serta pendidikan

yang rendah yang dialami oleh pedagang.

f. Ketidaktahuan cara mempromosikan barang dagangan.

3. Opportunity (Peluang) pasar tradisional Nusukan.

a. Adanya Revitalisasi pasar-pasar tradisional yang lebih bersih,

rapi dan teratur. Sehingga memberi kenyamanaan pembeli ketika

berbelanja.

b. Banyaknya pengusaha-pengusaha ataupun lembaga yang

sekarang lebih perhatian dengan daur ulang sampah-sampah

pasar yang bisa dijadikan suatu komoditi seperti pupuk.

c. Dukungan dari Pemerintah Kota Surakarta dalam

memberdayakan pasar tradisional tidak hanya untuk menjadi

pusat perbelanjaan namun juga untuk obyek wisata dan tempat

penelitian pasar percontohan.

d. Menjadi pusat perbelanjaan masyarakat daerah.

e. Pasar Nusukan kawasanya mudah dijangkau oleh masyarakat.

f. Minat masyarakat yang besar untuk tetap melestarikan pasar

tradisional.
4. Treaths (Ancaman) pasar tradisional Nusukan.

a. Adanya pasar modern di sekitar pasar tradisional.

b. Fasilitas yang kurang memadai untuk para pedagang dan

pembeli pasar tradisional.

c. Pungutan retribusi yang dikabarkan akan berpindah tangan dan

mengalami kenaikan.

b. Strategi Komunikasi Pembangunan Pasar Tradisional

Dilihat dari empat strategi komunikasi pembangunan dalam landasan

teori diatas. Peneliti hanya menemukan tiga strategi komunikasi

pembanguan yang digunakan oleh DPP yaitu:

a) Strategi berdasarkan media

DPP melakukan Strategi Komunikasi Pembangunan melalui media

dan saluran komunikasi sebagai media promosi untuk

memperkenalkan kepada masyarakat tentang adanya pasar tradisional.

DPP menggunakan media seperti radio, leafleat, poster, baliho, siaran

langsung TV lokal apabila sedang ada event, dan media cetak lainya.

Strategi komunikasi pembangunan melalui media baliho daftar

harga diresmikan pada tanggal 21 Desember 2012 yang terletak di

Pasar Gede dan akan di pasang di setiap pasar tradisional yang ada di

kota Surakarta. Baliho ini akan diresmikan di pasar tradisional agar

menarik pengunjung pasar dan masyarakat yang melewati jalan raya

sepanjang pasar tradisional berada agar berkunjung ke pasar


tradisional. Baliho ini sengaja diresmikan beramai-ramai oleh

Walikota Surakarta dan Petugas DPP agar mampu menjadi daya tarik

untuk masyarakat dan dapat meramaikan pasar tradisional dengan

adanya event yang diselenggarakan oleh DPP.

b) Strategi Desain Instruksional

Desain instruksional berorientasi pada rencana dan sistem. Mereka

pertama-tama melakukan identifikasi mengenai kriteria yang hendak

dicapai, kriteria keberhasilan, Partisipan, Sumber-sumber, Pendekatan

yang digunakan, dan waktu pelaksanaan.

Strategi komunikasi desain Instruksional yang dilakukan DPP

adalah dengan mengubah pola pikir dan perilaku para pedagang dan

pengelola pasar dengan melalui pendekatan seperti melakukan

sosialisasi, diklat, pelatihan-pelatihan untuk menjadikan pedagang

pribadi yang rapi dan santun.

Dalam strategi ini banyak terjadi proses komunikasi dan tahapan

perencanaan komunikasi kepada para pedagang dan pengelola pasar

untuk mensosialisasikan segala informasi dan kebijakan dari

pemerintah. Karena seringnya komunikasi antara DPP dan pedagang,

pedagang jadi mudah di atur dan tertib dalam berjualan sesuai dengan

harapan dan pelatihan yang diladakan oleh DPP.


c) Strategi Komunikasi Partisipatori

Prinsip-prinsip strategi ini yang penting adalah dalam

mengorganisasi kegiatan kerjasama suatu komunitas dan mengikut

sertakan orang lain yang berpengalaman. Dalam strategi ini DPP

melakukan kerjasama dengan paguyuban.

Paguyuban pasar adalah tangan panjang dari DPP Pemerintah Kota

Surakarta. DPP mensosialisasikan konsep dan program-program yang

akan dilakukan oleh pemerintah melalui paguyuban, kemudian

paguyuban akan mensosialisasikan kepada para pedagang untuk

berpartisipasi dalam memberdayakan pasar tradisional. Paguyuban

adalah tempat menyalurkan aspirasi pedagang pasar.

Selain dengan paguyuban DPP melakukan strategi partisipatori

bersama para stakeholder, DPP mengajak warga sekitar pasar untuk

meramikan pasar tradisional seperti mahasiswa, pelajar, dll. DPP juga

melakukan kerja sama dengan pihak-pihak sebuah produk untuk

menyelenggarakan panggung hiburan untuk meramaikan pasar dan

pihak dari produk tersebut juga dapat mempromosikan barang yang

mereka jual.
Manfaat Penataan Pasar Evaluasi Tentang Harapan untuk Pasar
Tradisional dan Pengaruh penataan pasar Tradisional Kedepan.
Adanya Pasar Modern. tradisional dan kinerja
pemerintah.
1) Manfaat penataan a) Bangunan kios yang Harapan Pemerintah
pasar tradisional: berkawat, kawatnya a. Pasar nyaman
a. Lingkungan pasar jadi kurang besar sehingga sebagai tempat
aman tikus dapat masuk dan berbelanja
b. Kebersihan pasar merusak dagangan. b. Sarana dan prasarana
terjamin b) Masalah bangunan pasar memadai
c. Kios pedagang Tidak sudah bagus, tambah c. Ada jaminan bagi
bocor dan banjir lagi bersih, penataannya konsumen dan
d. Adanya penataan lumayan, pedagang pedagang
pedagang berdasarkan bertambah banyak (kebersihan,
produk yang dijual atau c) Sebaiknya semua keamanan,
zoning dirasakan oleh pedagang diajak untuk kenyamanan, dan
pedagang juga jadi lebih mengikuti diklat dan ketertiban)
rapi GKM tidak hanya d. Produk yang
e. Pasar jadi bersih, perwakilan saja diperdagangkan
pedagang makin banyak, sehingga semua selalu fresh dan
pembeli juga makin mendapat pengalaman. aman untuk
banyak, tidak bau seperti d) Kinerja lurah pasar dikonsumsi
dulu, tidak becek, kios sudah bagus, sering e. Penghuni pasar
juga tidak kebanjiran dan meninjau ke pedagang- memperhatikan
bocor lagi, lebih tertata. pedagang dan kesehatan
pemerintah sering lingkungan.
mengadakan panggung f. Manajemen
hiburan untuk pengelolaan sampah
2) Pengaruh adanya meramaikan pasar lebih diperhatikan
pasar modern: g. Pengelolaan pasar
a. harga dipasar modern e) Sering adanya tradisional yang
lebih miring karena pasar penyuluhan dari menguntungkan
modern mengambil pemerintah kepada para semua pihak.
barang pabrikan dengan pedagang. h. Memberikan
partai besar dan di pasar f) Kurangnya komunikasi kepuasan bagi semua
modern sering antara ketua paguyuban pihak
diadakanya promo dengan pedagang pasar a. Kesejahteraan
sembako. sehingga pedagang pedagang
b. Adanya pendingin atau jarang menyampaikan meningkat.
kulkas di pasar modern aspirasi. Harapan Pedagang
sehingga dagangan di g) Paguyuban pasar sangat a. pemkot terus
pasar modern sayurnya bermanfaat apabila mempromosikan
lebih fresh atau segar. fungsinya dijalankan pasar Nusukan
c. Pasar tradisional dengan baik dan b. adanya kelanjutan
memang lebih murah, memaksimalkan untuk diklat atau
barangnya bisa ditawar, kinerjanya. GKM agar
tapi semua tetap berdasar h) Kurang kompaknya para pengetahuan
segmentasi pasar dan pedagang, karena masih pedagang bertambah,
tergantung kebutuhan ada pedagang yang tidak hanya
pembeli jadi tidak ada berjualan di luar dilakukan atu tahun
pengaruh yang sangat lingkungan pasar. sekali saja.
berarti juga untuk para i) Tingkat kenyamanan c. Pemerintah terus
pembeli yang didapatkan oleh mendukung kegiatan
d. Dari segi efisiensi pasar pembeli lumayan karena para pedagang
modern lebih unggul barang juga lumayan d. Lebih bagus lagi
karena tidak perlu lengkap, parkir luas, penataanya agar
berjalan mondar-mandir jalanya lebar, tidak ada pasar lebih ramai
untuk mencari sebuah sampah berserakan e. Aturan pemkot di
barang, walau sekarang pertegas lagi
udah di blok-blok tapi j) Pembeli merasakan Harapan Pembeli
kan kalau belum terbiasa pelayanan pedagang a. strategi
ke pasar masih bingung. yang ramah-ramah pembangunan pasar
Tapi kalau dari segi k) Adanya zoning ditetapkan diseluruh
sosialnya pasar mempermudah pembeli pasar tradisional kota
tradisional lebih bagus mencari barang yang Solo agar semua
karena kita bisa saling dibutuhkan. pasar berkembang
berinteraksi dengan l) Adanya pembangunan b. kebersihan di
tawar menawar dan dari pemerintah dapat tingkatkan lagi agar
menjalin komunikasi mensejahterakan tidak pengap.
antara penjual dan pedagang, bangunan c. lebih ditingkatkan
pembeli serta pembeli terkesan lebih rapi dan lagi diberdayakan
dengan pembeli. tidak menimbulkan lagi pedagangnya,
kemacetan dijalan membatasi adanya
karena pedagang sudah pasar modern.
diatur dan ditata oleh Pemkot juga harus
pemerintah. memperhatikan
pembeli supaya
betah di pasar
tradisional tidak
cuman ibu-ibu tapi
juga anak-anak
muda biar ada
generasi penerusnya
5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian yang peneliti lakukan tentang strategi

Dinas Pengelolaan Pasar dalam memberdayakan pasar tradisional agar

tingkat eksistensinya tidak kalah dengan pasar modern adalah:

1. Adanya perencanaan pembangunan dengan salah satu ciri bahwa

Pasar tradisional menjadi target PAD (Pendapatan Asli Daerah)

Pemerintah Kota Surakarta.

2. Strategi Komunikasi Pembangunan melalui media dan saluran

komunikasi DPP menggunakan media promosi seperti Radio, leafleat,

poster, baliho, on air TV lokal, media cetak untuk memprerkenalkan

pasar tradisional.

3. Strategi Komunikasi Pembangunan Partisipatori yang dilakukan oleh

DPP adalah melakukan pendekatan kelembagaan bersama paguyuban

yang ada di pasar tradisional untuk mensosialisasikan konsep dan

program-program yang akan dilakukan oleh pemerintah dan

mengikutsertakan para pedagang dan pengelola pasar untuk

berpartisipasi dalam memberdayakan pasar tradisional. DPP mengikut

sertakan warga dan menggunakan tenaga keamanan satpam untuk

menjaga keamanan pasar tradisional, DPP membangun kemitraan

dengan para stakeholder, DPP mengajak masyarakat untuk

meramaikan pasar tradisional seperti mahasiswa, warga sekitar pasar


dll. Pengelola pasar menerima segala macam bentuk promosi dari

semua produk yang dijual belikan di pasar guna untuk meramaikan

pasar tradisional.

4. Strategi Komunikasi Pembangunan Desain Instruksional yaitu adanya

perencanaan pembangunan, sosialisasi, implementasi dan evaluasi

melalui pendekatan-pendekatan seperti pendekatan dengan pedagang

dengan mengubah pola pikir dan perilaku pengelola dan pedagang

pasar dengan melalui beberapa pendekatan seperti melakukan

sosialisasi, diklat, pelatihan-pelatihan untuk merubah pedagang agar

rapi dan santun.

5. Strategi DPP untuk memberdayakan pasar tradisional adalah melalui

pembangunan/ renovasi pasar, pemeliharaan pasar, pengembangan

dan pengelolaan sampah pasar, meningkatkan keamanan pasar,

pembinaan pedagang pasar.

6. Manajemen operasional atau usaha pengelolaan pasar tradisional yang

dilakukan DPP berlandaskan TUPOKSI Perwali Nomor. 19-O Tahun

2009 yang berisikan tentang (a) peningkatan Sumber Daya Manusia

yang meliputi pengelola, pedagang, pengunjung, dan paguyuban, (b)

sarana dan prasarana seperti bangunan gedung, mobilitas/ kendaraan,

perawatan dan pemeliharaan dari sarana dan prasarana yang sudah

disediakan oleh pemerintah, (c) pengelolaan keuangan melalui


pembiayaan dan target PAD, (d) Regulasi adanya pengelolaan,

perlindungan, kerjasama, dan pengawasan oleh pemerintah.

B. Saran

a) Saran Akademis

Kepada peneliti lain yang tertarik untuk penelitian lanjutan

tentang strategi pemberdayaan pasar tradisional, sebaiknya

menindak lanjuti hasil penelitian ini dengan jalan

pengembangangan variabel penelitian yang berbeda atau dengan

metode yang berbeda seperti metode kuantitatif dengan meneliti

pemberdayaan pasar tradisional melalui hasil retribusi pasar yang

dihasilkan setiap tahunnya setelah adanya pasar modern.

b) Saran Non Akademis / Praktis

Pemerintah Kota Surakarta melalui DPP harus lebih

mempertegas lagi sanksi dan kebijakan untuk pedagang pasar yang

berjualan di luar arena pasar yang sudah di berikan oleh

Pemerintah Kota agar tidak adanya kecemburuan sosial antar

pedagang, DPP juga harus mengontrol kinerja paguyuban agar

adanya paguyuban lebih berfungsi untuk para pedagang, dari pihak

pengelola pasar harus memperbanyak Event untuk meramaikan

pasar tradisional dan menarik perhatian warga di sekitar Surakarta.


DAFTAR PUSTAKA

Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu. Bandung:


Simbiosa Rekatama Media.

Harun, Rochajat dan Elvinaro Ardianto. 2010. Komunikasi Pembangunan


Perubahan Sosial.Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu


Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Kriyantono, Rachmat S.sos M.Si. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Mulyana. Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nasution, Zulkarimaen. 1996. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan


Penerapanya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pensada.

Sutopo, H.B, 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori & Terapanya
dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Pers.

Syam, Nina Winangsih. 2002. Rekonstruksi Ilmu Komunikasi Perspektif Pohon


Komunikasi dan Pergeseran Paradigma Komunikasi Pembangunan
Dalam Era Globalisasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Anda mungkin juga menyukai