LANDASAN TEORI
(a) Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik negara/daerah.
(b) Meningkatkan penerimaan negara /pendapatan daerah.
Kemitraan Pemerintah-Swasta (Public Private Partnership) merupakan suatu
model kemitraan yang didasarkan pada kerangka penyedia terbaik (best
sourcing).Menurut Mahmudi (2005 dan 2007), organisasi sektor publik atau
organisasi pemerintahan perlu mengadopsi mekanisme pasar untuk menciptakan
persaingan di lingkungan internalnya.Tujuan menciptakan persaingan di sektor
publik tersebut adalah untuk menghemat biaya (efisiensi) dan meningkatkan kualitas.
Disisi lain, hal tersebut mendorong sektor swasta dan sektor ketiga untuk
berkembang (Danto Sukmajati, John Hardi, Edy Muladi, 2013).
Lebih jauh menurut Mahmudi (2007), Sciulli (1997), Hughes (1998), dan
Hale (2004), potensi keuntungan yang didapatkan pemerintah dalam kemitraan
antara lain: penghematan dan efisiensi anggaran dan biaya, pengurangan resiko (risk
sharing), perbaikan kualitas pelayanan, peningkatan pendapatan dan pertumbuhan
ekonomi daerah, serta mendorong pertumbuhan sektor swasta. Di samping
memberikan keuntungan yang potensial, menurut Flynn (1997) apabila tidak
didasarkan perencanaan yang matang, kemitraan juga berpotensi untuk menimbulkan
kerugian diantaranya: kehilangan kontrol (loss of control) oleh pemerintah daerah,
pembengkakan biaya karena estimasi harga atau biaya yang tidak akurat, dan
penurunan kualitas pelayanan (mitra ternyata tidak kompeten).
otomatis atau mekanis adat istiadat, kebiasaan atau norma yang dimilikinya tetapi dia
menginterprestasikan kesemuanya itu dalam sistem hubungan sosial yang sedang
berlangsung.
yang telah dinyatakan tidak dapat dipertahankan lagi kehadirannya. Biasanya, dalam
kegiatan ini terjadi perubahan secara struktural terhadap peruntukan lahan, profil
sosial ekonomi, serta ketentuan-ketentuan pembangunan lainnya yang mengatur
intensitas pembangunan baru.
Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat
menyumbang kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari
segi ekonomi, sosial budaya, fisik, dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan
umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi
ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan.
Maksud dari proses pembangunan kembali tergantung kepada kondisi
wilayah yang akan di redevelopment, pada dasarnya menyangkut tiga hal pokok :
1. Memberikan vitalitas baru.
2. Meningkatkan vitalitas yang ada.
3. Menghidupkan kembali vitalitas yang lama telah pudar.
Tujuan tersebut dimaksudkan agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat
menyumbangkan kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat
dari segi ekonomi, sosial budaya, fisik dan bahkan segi politik. Upaya peremajaan
umumnya selalu mengambil tempat pada kawasan yang dianggap memiliki potensi
ekonomi yang paling besar untuk dikembangkan (Noviarman, 2014).
c. Kelompok kotor yang bau dan basah (kelompok sayur dan bumbu)
d. Kelompok bau, basah, kotor, dan busuk (kelompok ikan basah dan daging)
4. Ciri pasar berdasarkan tipe tempat berjualan Lilananda (1997), Tempat berjualan
atau lebih sering disebut stan, dipilih dengan cara undian (stan yang ada adalah
stan milik sendiri dengan membayar biaya retribusi per m2/hari sesuai dengan
biaya yang telah ditetapkan). Jenis barang yang telah dikelompokkan, dilihat
jenis barang dagangan apa yang paling banyak diperdagangkan dan paling
diminati. Bagian atau blok‐blok yang telah ditetapkan tempat‐tempat yang
strategis diutamakan diundi dahulu untuk pengurus setiap bagian, setelah itu
sisanya diundi untuk pedagang lainnya.
Tempat‐tempat yang strategis selalu diminati oleh pedagang karena
terlebih dahulu terlihat atau dikunjungi pembeli.Tempat strategis yang dimaksud
adalah sirkulasi utama, dekat pintu masuk, dekat tangga, atau dekat hall.
a. Kios
Merupakan tipe tempat berjualan yang tertutup, tingkat keamanan lebih tinggi
dibanding dengan yang lain. Dalam kios dapat ditata dengan berbagai macam
alat display.Pemilikan kios, tidak hanya satu saja tetapi dapat beberapa kios
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
b. Los
Merupakan tipe tempat berjualan yang terbuka, tetapi telah dibatasi secara
pasti (dibatasi dengan barang‐barang yang sukar bergerak, misalnya almari,
meja, kursi, dan sebagainya) atau tetap.
c. Tenda/pelataran
Merupakan tipe tempat berjualan yang terbuka atau tidak dibatasi secara
tetap, tetapi mempunyai tempatnya sendiri.Yang termasuk pedagang oprokan
di pasar adalah pedagang asongan yang berjualan di dalam pasar maupun
yang di luar pasar tetapi masih menempel di dinding pasar.
Pola perletakan berbagai prasarana dan sarana yang ada telah mempertimbangkan
beberapa pendekatan antara lain :
a. Memiliki pengaturan yang baik terhadap pola sirkulasi barang dan
pengunjung di dalam pasar dan memiliki tempat parkir kendaraan yang
mencukupi. Keluar masuknya kendaraan tidak macet.
b. Dari tempat parkir terdapat akses langsung menuju kios di pasar.
c. Distribusi pedagang merata atau tidak menumpuk di satu tempat.
d. Sistem zoning sangat rapi dan efektif sehingga mempermudah konsumen
dalam menemukan jenis barang yang dibutuhkan.
e. Penerapan zoningmixed‐used, menggabungkan peletakan los dan kios dalam
satu area, yang saling menunjang.
f. Fasilitas bongkar muat (loading‐unloading) yang mudah dan meringankan
material handling
g. Jalan keliling pasar, mencerminkan pemerataan distribusi aktifitas
perdagangan.
h. Memiliki tempat penimbunan sampah sementara (TPS) yang mencukupi.
i. Terdapat berbagai fasilitas umum :ATM Centre, Pos Jaga kesehatan,
Mushola, toilet, dll.
j. Tempat pemotongan ayam yang terpisah dari bangunan utama
k. Memiliki bangunan kantor untuk pengelola pasar, keamanan,
l. Organisasi pedagang.
2. Arsitektur Bangunan
Dibutuhkan lahan atau ruang yang besar dengan rencana bangunan sebagai
berikut:
a. Bangunan pasar yang ideal terdiri dari 1 lantai namun dapat dibuat maksimal
2 (dua) lantai. Diupayakan lantai dasarnya bersifat semi basement sehingga
untuk naik tangga ke lantai atas (lantai 2) tidak terasa tinggi.
b. Tersedia banyak akses keluar masuk sehingga sirkulasi pembeli/pengunjung
menjadi lancar dan semua areal dapat mudah terjangkau.
c. Sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan bagi para pengunjung dan dapat menghemat energi karena tidak
diperlukan penerangan tambahan.
14
7. Pencegahan Kebakaran
Pencegahan dan perangkat penanggulangan kebakaran dilakukan dengan
penyediaan tabung pemadam pada setiap grup kios. Hidran untuk armada
pemadam kebakaran harus tersedia di tempat yang mudah dijangkau.
8. Penanggulangan Sampah
Pada setiap kelompok mata dagangan disediakan bak penampungan
sampah sementara. Petugas kebersihan secara periodik mengumpulkan sampah
dari setiap blok untuk diangkut menuju tempat penampungan utama. Dari tempat
penampungan utama ini, pengangkutan sampah keluar pasar dilakukan oleh
pihak terkait dengan menggunakan truk/container.
b. Pasar monopoli adalah pasar yang penjual suatu barang di pasar hanya satu
orang. Contohnya PT Kereta Api Indonesia.
c. Pasar duopoli adalah pasar yang penjualnya hanya dua orang dan menguasai
penawaran suatu barang dan mengendalikan harga barang.
d. Pasar oligopoli adalah pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual
dengan dipimpin oleh salah satu dari penjual tersebut mengendalikan tingkat
harga barang. Contohnya perusahaan otomotif Astra Indonesia.
e. Pasar monopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya
dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok pembeli.
f. Pasar duopsoni adalah pasar pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh
dua orang atau dua kelompok pembeli.
g.Pasar oligopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya dikendalikan
oleh beberapa orang atau beberapa kelompok pembeli.
Permasalahan :
Permasalahan revitalisasi dari segi SDM : Pelaku ratusan ribu orang,
mindset pasrah, dominasi usia lanjut, pendidikan terbatas, dukungan
pengembangan SDM kurang, politisasi (pembodohan), kelembagaan lemah.
Dari segi Produk pasar : Buatan pabrik, low quality, inovasi lokal, terbatas. dari
segi harga : Dapat lebih mahal dari supermarket, dan fluktuatif. dari segi tempat
: Lokasi baru sepi, lay-out pasar tidak tepat, berhadapan dengan minimarket.
dari segi promosi : Even terbatas, promosi minim, edukasi konsumen kurang,
jejaring lemah, kunjungan sekolah kurang. dari segi pelayanan : Ala kadarnya,
tidak terlalu dipentingkan karena dasarnya interaksi sosial (kekeluargaan dan
kepercayaan).
20
5. Towards Urban City with Sustainable Buildings: A Model for Dhaka City,
Bangladesh
Penulis : Khalid Md. Bahauddin, Mohammad Mahbubur Rahman,
Fahad Ahmed. Bangladesh Society of Environmental
Scientists, Dept. of Environmental Sciences, Jahangirnagar
University, Bangladesh
Tahun Penulisan : 2014
Pembahasan :
Dhaka telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Infrastruktur fisik kota Dhaka berkembang dari hari ke hari dengan kecepatan
urbanisasi yang cepat. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar infrastruktur
fisik yaitu bangunan kota Dhaka tidak mengikuti karakteristik keberlanjutan
dihasilkan. Dalam perspektif ini, memastikan keberlanjutan dalam bangunan
adalah waktu di Bangladesh.
Tulisan ini mencoba untuk mengatasi masalah bangunan yang berkelanjutan
serta mengusulkan desain yang berkelanjutan dan cerdas yang akan balut
kriteria lingkungan, keberlanjutan sosial dan ekonomi bagi kota Dhaka. Jika
sebagian besar benda-benda dari desain yang diusulkan terpenuhi, bangunan
akan lebih mungkin untuk memenuhi persyaratan berubah dari masyarakat,
serta membuat tempat yang lebih berkelanjutan, dilindungi, aman, efisien dan
ramah lingkungan untuk tinggal.
Permasalahan :
Bangunan-bangunan di Dhaka tidak fokus pada arsitektur
keberlanjutan.Bahkan, pemerintah Bangladesh belum mengadopsi bangunan
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam bentuk apapun untuk
konstruksi bangunan, meskipun fakta mengakui bahwa di seluruh dunia, 30% -
40% dari seluruh energi primer yang digunakan di gedung-gedung.Dengan
mengamati sebagian besar bangunan di Dhaka, tampaknya bahwa arsitek dan
pengembang masih belum menyadari peran mereka dapat bermain dalam
22
Pasar La Boqueria buka setiap hari Senin hingga Minggu mulai pukul 08.00 –
20.30. Pasar ini sangat cocok untuk para turis yang ingin membeli makan siang
ataupun oleh-oleh karena kisaran harganya terjangkau sekitar €18,00 untuk makanan
olahan dan €1,00 untuk satu gelas minuman.
Lantai semi basement terdapat kios-kios menjual barang pecah belah, alat
kecantikan, barang kerajinan tangan, jam dan aksesorisnya, kaca mata, Alat Tulis
Kantor (ATK, Obat-obatan, Sepatu dan sandal serta jamu kemasan.
Pada lantai dasar terbagi menjadi dua blok, yaitu blok A, Blok B dan City Walk.
Blok A menjual pakaian jadi dan tekstil, gordyn/gorden/hordeng, busana muslim.
Sedangkan blok B menjual berbagai macam aksesoris jam, kosmetik, underwear,
kacamata, sepatu dan sandal, konter-konter bazaar. Pada city walk terdapat arena
foodcourt yang menyediakan café dengan kursi-kursi santai yan dilengkapi dengan
payung besar sehingga menambah kesan nyaman dan kesan berada di dalam sebuah
mall bukan di area pasar tradisional.
Lantai mezzanine terbagi menjadi dua blok, blok A dan blok B. Blok A menjual
aneka tekstil, batik dan gordyn. Area blok B menyajikan deretan butikdan barang-
barang fashion.
Lantai satu terdapat pedagang logam mulia dan bahan tekstil.Sedangkan lantai
dua terdapat penjahit, penjual aneka aksesoris untuk menjahit seperti payet, border
27
dsb.Terdapat pula pedagang plakat dan reklame.Di blokB lantai dua terdapat
perbankan dan aneka kerajinan tangan.
Selanjutnya terdapat lantai P1, P2, P3dan P4 yang masing-masing terdapat
foodcourt/pujasera, kantor marketing dan pemasaran, kantor pengelola dan PD. Pasar
Jaya, serta masjid.
Gambar 8. Foto Situasi Luar Pasar Modern BSD, BSD City- Tangerang
Sumber : http://partaigerindra.or.id/2012/01/05/pasar-modern-bsd-city-pasar-tradisional
dikelola-secara-modern.html (10/1/2012; 19.00)
Pasar Modern BSD City mampu menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan. Pasar
ini dikelola secara modern sehingga mampu mendatangkan banyak pembeli.Ekonomi
kerakyatan bila dikelola dengan baik hasilnya ternyata sangat luar biasa.Salah satu
contoh adalah Pasar Modern BSD (Bumi Serpong Damai) City. Pasar yang terletak
di Desa Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang Selatan,
Banten, ini awalnya adalah pasar tradisional.
Meskipun pasar ini bukan merupakan proyek peremajaan pasar, pasar ini
diambil menjadi studibanding karena di tengah pesatnya pembangunan dan
pengembangan BSD sebagai kawasan perumahan elit, maka pasar tradisional yang
terkesan becek, kotor, kumuh, dan banyak preman, tentu bukan tempat belanja yang
layak untuk para penghuni BSD. Untuk mensiasati hal itu pihak pengelola pasar
menyulap pasar itu menjadi pasar modern, tapi tetap mempertahankan sifat-sifat
tradisionalnya.
Di bangunan di atas tanah 1,3 hektar, para pedagang menjajakan dagangannya,
mulai dari segala jenis sayuran, bumbu masak, tempe, tahu, dan bahan makanan
28
lainnya hingga pedagang ikan dan daging ada di sini, layaknya pasar tradisional
biasa. Bedanya dengan pasar tradisional biasa, lapaknya tertata rapi dan teratur.
Lapak para pedagang yang menjadi ciri pasar tradisional, terletak di bagian
dalam bangunan pasar, dan sengaja dibuat sedikit tinggi, sehingga pembeli tidak
perlu jongkok pada saat berbelanja.Di bagian tengah terdapat 303 unit lapak dengan
ukuran 4 meter persegi per unit, terbagi dalam beberapa kelompok lapak sesuai
dengan jenis dagangannya.Ada lorong untuk pedagang sayur, lorong pedagang
daging, di bagian lain khusus untuk pedagang ikan basah.
Masih di bagian dalam pasar, lapak-lapak ini dikelilingi oleh 320 kios dengan
ukuran antara sembilan hingga 15 meter per-unit.Lalu, di sisi luar bangunan pasar
yang berbentuk empat persegi terdapat 100 ruko dengan ukuran 40 meter persegi
per-unit.Menurut Ketua Pengelola Pasar Modern BSD City, Deddy Wirman, jumlah
pedang di pasar ini mencapai 800 orang.
Pasar Modern BSD City ini tidak hanya berlangsung dari pukul 04.00 hingga
pukul 17.00 WIB yang merupakan jam operasi pasar, tapi pada malam hari giliran
kafe tenda menggelar berbagai jenis kuliner. Tidak kurang dari 60 buah kafe tenda
yang berdiri di lahan parkir seluas 0,2 hektar yang mengitari bangunan pasar.
Pasar Modern BSD City, berdasarkan catatan Deddy Wirman, dikunjungi tidak
kurang dari 4000 hingga 5000 orang per harinya. Jumlah pengunjung yang tak
sedikit tentunya. Maka tak mengherankan, kalau lahan parkir yang tersedia cukup
luas tak mampu menampung jumlah kendaraan pengunjung, sehingga terpaksa
meluber ke pinggir jalan umum di depan, di sisi kiri dan belakang pasar.
Melihat penampilan mereka, para pengunjung, yang berbelanja di sini adalah
ibu atau bapak-bapak dari kelas menengah ke atas.Mereka berpakain rapi dengan
29
dandanan yang baik. Para pengunjung ini bukan hanya dari kawasan perumahan
BSD, tapi juga dari perumahan lain di seputar BSD, seperti Pondok Indah, Bintaro,
Ciputat, Pamulang, Tangerang dan lainnya.
Kesimpulan dari hasil studi banding adalah zona pasarterbagi menjadi tiga
bagian, zona Hasil Bumi pangan 1 dan 2 dengan area basah dan kering, zona kios-
kios pedagang kelontong, pedagang tekstile, pedagang barang teknik, dan jasa, serta
zona area makan. Kemudian pada aksesibilitas dan sirkulasi pasar sangat
mengutamakan akses penjalan kaki dan hal lainnya dapat dilihat pada tabel lampiran
studi banding. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil perbandingan pada lampiran
studi banding.
Untuk keterbaruan dalam Pasar Palmerah adalah perancangan Pasar
Palmerah akan menghubungkan sirkulasi pejalan kaki dari stasiun menuju pasar yang
merupakan potensi Pasar Palmerah sehingga pasar menajdi ramai dan dapat
meningkatkan nilai ekonomi bangunannya tersebut.
30