Anda di halaman 1dari 10

JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik

ISSN 2615-5826 | FISIP UM Mataram


Vol. 6 No. 1 Maret 2018, Hal. 1-10

Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang


Pasar Tente Kecamatan Woha
Kabupaten Bima
M. Junaidi1, Ramayanto2, Nurlailatul 3
1Prodi Administrasi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia
2Prodi Administrasi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia
3Prodi Administrasi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Pasar merupakan salah satu lembaga yang paling penting dalam
institusi ekonomi. Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi
Diterima: 01-03-2018
Disetujui: 05-03-2018
yang menggerakkan kehidupan ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang
dilakukan oleh pedagang dan pembeli. Rumusan masalah yaitu, Bagaimana
Dampak Sosial Ekonomi terhadap relokasi Pasar Tente. Penelitian ini
Kata Kunci: bertujuan untuk mendeskripsikan Dampak Relokasi Pasar Terhadap Kondisi
1. Relokasi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Tente. Penelitian ini menggunakan metode
2. Perubahan kualitatif deskriptif.
Interaksi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, adanya perubahan sosial,
3. Dampak sosial dimana secara teknis pedagang dan lokasi berdagang dari pasar lama
4. Ekonomi berpindah ke pasar baru. Dalam perpindahan pasar ini memunculkan
dampak, yaitu dampak sosial dan ekonomi seperti manifestasi, dengan
adanya dampak manifestasi, maka muncul dampak di belakangnya yaitu,
dampak latensi yang dialami oleh pedagang setelah relokasi pasar. Serta
kurang intennya interaksi yang terjalin antara pedagang lama dan pedagang
baru. Dampak sosial yang muncul yaitu, berubahnya sistem sosial, interaksi
dan hubungan personal yang kurang. Dampak ekonomi yang muncul yaitu
tentang pendapatan yang menurun setelah menempati pasar Tente yang
baru.
Abstract
The market is one of the most important institutions in economic
Keyword:
institutions. The functioning of market institutions as economic institutions
1. Relocation
2. Interaction change that drive economic life can not be separated from the activities undertaken
3. Socio Impact by traders and buyers. The formulation of the problem is, How the Socio-
4. Economic Economic Impact on Tente Market relocation. This study aims to describe
the Impact of Market Relocation to Socio-Economic Conditions of Tente
Market Traders. This research uses descriptive qualitative method.
The results of this study indicate that, there is a social change, which
technically traders and locations trade from the old market move to new
markets. In this market shift raises the impact, ie social and economic
impacts such as manifestations, with the impact of manifestations, the
impact behind them is the latency impact experienced by traders after the
relocation of the market. And less intennya interaction that exists between
old traders and new traders. The social impacts that arise are the lack of
social systems, interactions and personal relationships. The emerging
economic impact of declining income after occupying the new Tente market.

1
2JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018
relatif lebih murah dibandingkan dengan harga
Latar Belakang
yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata
Pembangunan adalah salah satu tujuan lain bahwa pasar tradisional merupakan pilar
penting dalam suatu tata kelola. Dan tujuan utama penyangga ekonomi masyarakat kecil.
pembangunan adalah meningkatkan kualitas hidup 2. Pasar tradisional merupakan tempat yang
manusia sehingga Untuk mencapai tujuan tersebut, relatif bisa dimasuki oleh pelaku ekonomi
maka pembangunan perlu mekanisme atau metode lemah yang menempati posisi mayoritas,
tertentu agar dapat meningkatkan kualitas hidup terutama yang bermodal kecil.
manusia dan suatu pedoman mekanisme, metode, 3. Pasar tradisional merupakan salah satu sumber
cara dalam pelaksanaan pembangunan tersebut yang pendapatan asli daerah, lewat retribusi yang
di pahami sebagai kebijakan. ditarik dari para pedagang.
Pembangunan adalah alasan utama dari 4. Akumulasi aktivitas jual beli di pasar
kebijakan relokasi Pasar Tente sehingga untuk merupakan faktor penting dalam perhitungan
sementara waktu akan di revitalisasi. Jika dilihat
tingkat ekonomi baik pada skala lokal,
lebih lanjut, kebijakan relokasi ini menunjukan pada regional maupun nasional.
kita bahwa dalam pembuatan kebijakan ada Selain fungsi ekonomi di atas, pasar tradisional
stakeholder yang dapat mempengaruhi arah juga mempunyai fungsi sosial, yaitu:
kebijakan selain pemerintah, stakeholder tersebut 1. Pasar tradisional merupakan ruang untuk
adalah pemilik modal besar atau investor dan bisa saling bertemu muka.
juga masyarakat yang sehari-hari terlibat dalam 2. Pasar tradisional adalah tempat bagi
dinamika pasar. masyarakat, terutama dari kalangan bawah,
Pasar merupakan tempat pertemuan antara untuk melakukan interaksi sosial dan tukar
penjual dan pembeli, pasar merupakan salah satu informasi atas segenap permasalahan yang
lembaga yang paling penting dalam institusi mereka hadapi (Blokosuto, Edisi 02 dalam
ekonomi dan salah satu penggerak dinamika Endrawanti, 2012: 78-79).
kehidupan ekonomi. Berfungsinya lembaga pasar Pasar Tente terletak di jalan lintas Tente –
sebagai institusi ekonomi tidak terlepas dari Cenggu Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Pasar
aktifitas yang dilakukan oleh penjual dan pembeli Tente merupakan Pasar Umum terbesar yang ada di
(Damsar dalam Yulianti, 2011: 3). Saat ini, pasar Kabupaten Bima. Keberadaan Pasar Tente ini
tidak hanya menjadi tempat terjadinya transakasi merupakan salah satu dari berbagai sumber
jual beli, tetapi pasar juga mulai dijadikan sarana peningkatan pereonomian Kabupaten Bima,
penggerak perekonomian, dinamika perekonomian khususnya bagi masyarakat Kecamatan Koha
suatu kota atau kabupaten ditentukan oleh seberapa Kabupaten Bima, karena sebagian besar masyarakat
jauh efisiensi penggunaan ruang atau pola. menggantungkan hidupnya dari penghasilannya
Penggunaan ruang untuk aktifitas
sebagai pedagang di Pasar Tente. Pasar ini tidak
perekonomian di kota atau kabupaten tersebut.
Perkembangan perekonomian kota atau kabupaten hanya melibatkan masyarakat Kecamatan Woha
ini secara spesifik akan ditentukan oleh dinamika saja sebagai penjual dan pembeli, tetapi juga
sistem perdagangan yang ada di kota atau masyarakat yang ada diluar Kecamatan Woha
kabupaten itu dan juga di kawasan sekitarnya (Kiik seperti masyarakat di perdesaan misalnya Desa
dalam Setyaningsih) dan Susilo, 2014: 1). Cenggu Desa Keli Desa Risa dan masih banyak lagi.
Sampai saat ini, sarana perdagangan yang Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pasar,
masih tetap eksis di lingkungan perdesaan maupun
pemerintah Kabupaten Bima menerapkan
perkotaan adalah pasar tradisional. Ada 4 fungsi
ekonomi yang dapat diperankan pasar tradisional, kebijakan berupa revitalisasi. Salah satu bentuk
yaitu: kebijakan revitalisasi pasar adalah relokasi yaitu
1. Pasar tradisional merupakan tempat dimana pemindahanlokasi pasar dari satu tempat ke
masyarakat dari berbagai lapisan memperoleh tempat yang lain. Berdasarkan kebijakan
barang-barang kebutuhan harian dengan harga Pemerintah Kabupaten Bima, pada tahun 2016
yang relatif terjangkau, karena seringkali dilakukan pemindahan lokasi (relokasi) pada salah
3

satu pasar Umum di Kabupaten Bima. Pasar Tente dasarnya kegiatan relokasi memiliki dampak
merupakansalah satu icon pasar Umum yang positif dan negatif baik dilihat dari sisi sosial
berada di Kabupaten Bima. maupun ekonomi terhadap para pelaku ekonomi
Relokasi Pasar Tente ini bertujuan untuk di dalamnya.
menata lokasi perdagangan yang disesuaikan Mengingat adanya berbagai
dengan barang dagangannya, sehingga lebih kemungkinan dampak positif dan negatif yang
teratur dan tertib.Selain itu, relokasi ini juga dapat ditimbulkan dari kegiatan relokasi pasar
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para Tente, maka peneliti akan melakukan penelitian
pedagang di Pasar Tente.Walaupun pemindahan Dampak relokasi pasar terhadap kondisi sosial
lokasi pasar tidak jauh dari lokasi Pasar Tente ekonomi pedagang pasar tente. Kondisi sosial
lama, namun tetap saja ada perbedaan yang yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
dirasakan oleh para pedagang dan juga masyarakat permasalah sosial kaitannya dengan Interaksi
yang melakukan kegiatan jual-beli di Pasar umum sosial pedagang, dimana interaksi sosial adalah
Tente. hubungan timbal balik antara satu pedagang
Adanya kebijakan pemerintah terkait dengan pedagang lainnya, seperti: kerjasama,
relokasi pasar ini tentunya memunculkan banyak persaingan, dan konflik. Sedangkan Kondisi
pendapat dari berbagai kalangan ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini
masyarakat.Disuatu kelompok masyarakat yaitu pendapatan pedagang pasar tente setelah
terdapat kelompok yang dinamakan sebagai adanya relokasi pasar, dan juga dampak relokasi
kelompok masyarakat tertutup dan kelompok terhadap pemenuhan kebutuhan hidup pedagang.
masyarakat terbuka. Adanya dua kelompok Sejak tahun 2014 kabupaten bimalah yang
tersebut akan menimbulkan persepsi yang berbeda mengalami kenaikan kemiskinan dari 73.832
denganadanya kebijakan tentang relokasi pasar jiwa pada tahun 2014 menjadi 74.540 jiwa pada
Tente. Keaadaan demikian pasti akan tahun 2016 (BPS, kabupaten bima Dalam
menimbulkan banyak pendapat yang berbeda pula. Angka 2016) jika dilakukan kebijakan relokasi
Adanya suatu perubahan dalam masyarakat, pasti pasar atau kehadiran retail modern di kabupaten
juga menimbulkan berbagai macam pendapat. Bima maka tentu angka kemiskinan semakin
Lokasi yang baru ini sebenarnya sangat meningkat seiring dengan semakin banyak nya
strategis dan rapi secara struktur baik tempat dan pedagang – pedagang baru yang masuk dan
penggolongan jenis pedagang.Namun, pedagang semakin banyaknya PKL yang kalah saing
baru yang tidak mempunyai tempat berdagang ikut dengan retail modern. Dalam Asumsi makro
berjualan di lorong pasar.Selain hal tersebut tidak ekonomi, hal ini menciptakan semakin
mudah para pedagang bisa menerima sepenuhnya banyaknya pengangguran akibat dari banyak
perubahan ini dengan cepat, dikarenakan nya pedagang pedagang lama yang tidak
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mendapatkan tempat berjualan yang gulung
berubah dalam tahap penyesuaian. tikar setiap tahunnya. Semakin banyak
Relokasi ini memiliki tujuan diantaranya pengangguran maka tentu tingkat kriminalitas
agar pasar Tente tidak ditinggalkan para akan semakin meningkat mengingat kebutuhan
konsumen karena penataan lokasi yang kurang ekonomi yang tidak terpenuhi, kemudian
optimal serta diharapkan dengan pemindahan konsumsi rumah tangga berkurang karena
lokasi pasar ke tempat yang lebih strategis ini pendapatan minus, investasi domestic tidak
dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan berjalan karena tabungan minim akibat dari
daya tampung pedagang serta pembeli. pendapatan minus, PDRB menurun karena
Peningkatan daya tampung tersebut diharapkan angka pengangguran meningkat dan angka
dapat membantu pedagang Pasar Tente agar kemiskinan akan meningkat pula. Lihat saja
dapat mengembangkan usahanya dan PDRB tiga tahun terakhir dari sektor
meningkatkan kesejahteraan pedagang.Pada perdagangan kabupaten bima ini menurun. Yang
4JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018
semulanya di tahun 2015 sebanyak 1419740 tanah produktif, dan prasarana umum di lokasi
sedangkan di tahun 2016 menjadi 1277611 dan atau lahan lain. Dalam relokasi adanya objek dan
di tahun 2017 sangat menurun menjadi 1143710 subjek yang terkena dampak dalam perencanaan
dan pembangunan relokasi (Sari, 2006: 2).
(BPS Dalam angka 2017).
Relokasi merupakan pemindahan suatu
Adapun beberapa fenomena – fenomena tempat ke tempat yang baru.Relokasi adalah
yang terjadi di pasar tente setelah di lakukan salah satu wujud kebijakan pemerintah daerah
relokasi tersebut sehingga peneliti tertarik untuk yang termasuk dalam kegiatan revitalisasi.
melakukan penelian tentang dampak relokasi Revitalisasi dalam Kamus Besar Bahasa
pasar terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang Indonesia (KBBI) berarti proses, cara, dan
Pasar Tente baru – baru ini yaitu kurang perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang
sebelumnya kurang terberdaya (Setyaningsih dan
teraturnya tata letak pedagang di lokasi baru
Susilo, 2014: 5).
Pasar Tente, yang dikarenakan masuknya Menurut Musthofa (2011: 17) Lokasi
pedagang-pedagang dari luar, Terdapat pro dan dan tempat relokasi baru adalah faktor penting
kontra tentang kesepakatan relokasi pasar antara dalam perencanaan relokasi, karena sangat
pedagang dengan kebijakan relokasi, Lamanya menentukan kemudahan menuju lahan usaha,
adaptasi pasca relokasi bagi pedagang untuk jaringan sosial, pekerjaan, bidang usaha, kredit
menarik kembali para konsumen, Banyaknya dan peluang pasar. Setiap lokasi mempunyai
keterbatasan dan peluang masing-masing.
pendapat mengenai relokasi pasar menyebabkan Memilih lokasi yang sama baik dengan kawasan
lamanya proses sosialisai relokasi pasar, yang dahulu (tempatnya yang lama) dari segi
Terjadinya perubahan pasar baik berupa nilai karakteristik lingkungan, sosial budaya dan
dan norma sosial mempengaruhi dampak sosial ekonomi akan lebih memungkinkan relokasi dan
dan ekonomi para pedagang dan masyarakat pemilhan pendapatan berhasil. Musthofa (2011:
sekitar. Selain itu terkait status pedagang 17) Idealnya tempat relokasi baru sebaiknya
secara geografis dekat dengan tempat lama asli
tradisional yang dulu bersatu dalam satu tempat
untuk mempertahankan jaringan sosial dan
kini pedagang tradisional terpecah–pecah ada ikatan masyarakat yang sudah baik.
yang menempati lokasi pasar paling belakang b. Pasar Tradisional
sebagai pedagang grosir, dan sebagian ada juga Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat
pedagang yang berdagang diluar area Pasar tradisional dimana para penjual dan pembeli
Tente.Sehingga hal tersebut berpengaruh pada dapat mengadakan tawar menawar secara
kehidupan sosial ekonomi pedagang Pasar Tente. langsung.Barang-barang yang diperjual belikan
adalah barang yang berupa barang kebutuhan
pokok (Lufti, 2012: 4). Menurut Wicaksono, dkk
Tinjauan pustaka (2008), bahwa pasar tradisional merupakan
a. Pengertian relokasi tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki ditandai dengan adanya transaksi penjual
tata ruang kegiatan ekonomi, atau ilmu yang pembeli secara langsung, bangunan biasanya
menyelidiki alokasi geografis dari sumber- terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran
sumber yang potensial, serta hubungannya terbuka yang dibuka oleh penjual atau suatu
dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan pengelola pasar.
berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik Wiryomartono (dalam Endrawanti, 2012:
ekonomi maupun sosial. Lokasi berbagai 80) mengemukakan bahwa, pasar tradisional
kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik, adalah kejadian yang berkembang secara
pertanian, pertambangan, sekolah dan tempat periodik, dimana yang menjadi adalah interaksi
ibadah tidaklah asal saja atau acak berada di sosial dan ekonomi dalam suatu peristiwa.Pasar
lokasi tersebut, melainkan menunjukkan pola berasal dari kata ‘peken” yang berarti kumpul.
dan susunan yang dapat diselidiki dan dapat Menurut peraturan menteri perdagangan
dimengerti (Tarigan dalam Setyaningsih, 2014: republik Indonesia nomor 70/M-
5). DAG/PER/12/2013 tentang pedoman penataan
Pengertian relokasi dalam kamus Indonesia dan pembinaan pasar tradisional, pusat
diterjemahkan relokasi adalah membangun perbelanjaan dan dan toko modern, dalam Bab I
kembali perumahan, harta kekayaan, termasuk ayat 3 bahwa pasar tradisional adalah pasar yang
5

dibangun dan dikelola oleh pemerintah, faktor tersebut untuk mendapatkan materi berupa
pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik kekayaan atau barang.
Negara dan Badan Usaha Milik daerah, termasuk Boediono (dalam Aisah, 2015: 20)
kerjasama dengan usaha dengan tempat usaha memberikan pengertian pendapatan atau income
berupa toko, kios, los, dan tenda yang dari seseorang adalah hasil penjualan dari faktor-
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, faktor produksi yang ditentukan oleh dua hal,
swadaya masyarakat, atau koperasi dengan usaha yaitu jumlah faktor-faktor atau kekayaan yang
skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jul dimiliki, dan harga jual perunit dari setiap
beli barang dagangan melalui tawar menawar. kekayaan faktor-faktor produksi.Menurut
c. Kondisi sosial ekonomi Sukirno (dalam Aisah, 2015: 20) mengatakan
Sosial ekonomi merupakan segala sesuatu bahwa, pendapatan adalah berupa uang materi
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan atau keduanya yang timbul karena penggunaan
yang ada dimasyarakat atau yang lebih umumnya faktor produksi.Pendapatan pada hekekatnya
terkait dengan kesejahteraan masyarakat, untuk merupakan balas jasa dari faktor produksi yang
melihat kondisi sosial ekonomi Melly G.Tan didalamnya upah, sewa tanah, bunga modal, laba
mengatakan dapat dilihat dari pekerjaan, dan pensiun.
pendidikan, kesehatan, dan pemenuhan
kebutuhan hidup dalam rumah tangga.
Metode penelitian
Berdasarkan ini, masyarakat dapat digolongkan
kondisi sosial ekonomi atas, menengah dan Penelitian ini menggunakan metode
bawah (Koentjaraningrat dalam Zunaidi, 2013: kualitatif deskriptif. Sumber utama dari penelitian
54). ini adalah pedagang serta pengelola pasar. Teknik
Notoadmodjo (dalam Bachrir, 2013: 7) pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
mengemukakan sosial ekonomi adalah suatu wawancara (interview), pengamatan (observasi),
konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi dan dokumentasi. Untuk memperoleh informan,
harus melalui variable-variabel pendapatan penelitian ini menggunakan teknik purposive
keluarga, tingkat pendidikan dan pekerajaan. sampling. Validitas data yang digunakan dalam
Menurut Suparyanto (dalam Bachrir, 2013: 7) penelitian ini antara lain triangulasi, Sedangkan
sosial ekonomi adalah gambaran suatu keadaan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau analisis kualitatif model interaktif sebagaimana
dari segi sosial ekonomi.Gambaran itu seperti diajukan oleh Miles dan Huberman.
tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya.
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu
kedudukan yang diatur secara sosial dan Hasil dan Pembahasan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu 1. Dampak sosial ekonomi pasar tente Yang
dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai terjadi setelah di lakukan relokasi.
pula dengan seperangkat hak dan kewajiban
Berdasarkan hasil penelitian, penulis
yang harus dimainkan oleh si pembawa status
mencoba menganalisis Dampak Relokasi Pasar
(Sumardi dalam Juariyah dan Basrowi, 2010: 60).
terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
berdasarkan persepsi dari beberapa narasumber
bahwa, kondisi sosial ekonomi adalah kondisi
yang sudah peneliti wawancarai dengan
seseorang yang dapat diukur dari pendidikannya,
mengajukan 19 pertanyaaan secara terstruktur.
pekerjaan, pendapatan, dan lain-lain.
Kondisi sosial pedagang dalam penelitian ini di
d. Pendapatan
ukur berdasarkan permasalahan sosial (interaksi
Winardi dalam Ajemain (2012: 16)
pedagang), seperti konflik, kerjasama, dan
mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil
persaingan sedangkan kondisi ekonomi di ukur
berupa uang atau hasil lainnya yang dicapai dari
berdasarkan pendapatan pedagang.
pada penggunaan kekayaan jasa atas manusia.
Masyarakat selalu mengalami perubahan
Hal ini mengandung arti bahwa pendapatan
dalam dinamika kehidupan. Selama masih ada
merupakan sesuatu yang diperoleh karena
manusia pasti ada kebudayaan, dalam
pemanfaatan sesuatu yang lain yaitu pengunaan
kebudayaan, pasti memunculkan inovasi dan
kekayaan dan jasa-jasa tersirat juga adanya
akan mengalami perubahan seiring dengan
kemampuan dan keterampilan mengelola faktor-
berjalannya waktu. Ada perubahan yang lambat
serta perubahan yang cepat.Perubahan lambat
6JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018
yang dimaksudkan ialah ketika pedagang harus Pola kebudayaan yang melatarbelakangi
berusaha kembali untuk menarik pelanggan lama pembentukan serta perkembangan kepribadian
yang sebelumnya sudah menjadi pelanggan tetap tersebut memunculkan Pendapat bahwa pasar
pada saat masih berada di Pasar Tente Lama. yang sudah lama dan berjalan turun temurun
Contoh lain dari perubahan lambat dalam hal itulah yang menjadikan rasa nyaman dan
pendapatan yaitu, setelah relokasi pedagang menganggap keuntungan itu sudah terbentuk
harus menata kembali perekonomiannya, dan dengan seiring berjalannya waktu. Apabila
membutuhkan proses untuk mengembalikan laju dipindah anggapan akan adaptasinya yang lama
pendapatan seperti dahulu. Untuk perubahan dan memulai segala sesuatunya itu dari awal.
cepat berupa keadaan fisik pasar yang sudah Adanya hubungan antar pedagang satu
modern dan tertata rapi dengan berbagai fasilitas dengan pedagang lain merupakan reaksi yang
yang layak untuk digunakan, baik untuk ditimbulkan karena adanya kontak secara
pedagang maupun bagi pengunjung. Perubahan langsung maupun secara tidak langsung.
masyarakat dapat mengenai nilai dan norma- Hubungan timbal balik (aksi dan reaksi) inilah
norma sosial pola perilaku organisasi susunan yang kita sebut interaksi sosial. Hubungan-
lembaga kemasyarakatan dan lain sebagainya. hubungan dinamis yang menyangkut hubungan
Pada pembahasan ini perubahan sosial yang antara individu dengan individu, antara individu
terjadi akibat relokasi tempat perdagangan Pasar dengan kelompok, atau antara kelompok dengan
Tente yang secara otomatis mempengaruhi kelompok, baik berbentuk kerja sama,
kondisi fisik, serta adanya tujuan untuk tata letak persaingan, ataupun pertikaian. Dalam
Kabupaten agar lebih rapi. Selain tata letak pembahasan ini terdapat suatu fenomena yang
Kabupaten, relokasi pasar ini bertujuan sebagai menarik yaitu, persaingan antara pedagang lama
pembangunan ekonomi. Perubahan-perubahan yang telah berpindah dan pedagang baru atau
yang terjadi pada masyarakat dewasa ini musiman yang masuk ke dalam pasar Tente baru,
merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya lebih tepatnya adalah persaingan ekonomi dalam
bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian lain, mendapatkan keuntungan. Para pedagang lama
berkat adanya komunikasi modern. Perubahan sebagian merasa keberatan dengan adanya
dalam masyarakat memang telah ada sejak pedagang-pedagang baru atau biasa disebut
zaman dahulu. Relokasi pasar ini akan dengan pedagang musiman, namun para
memunculkan dampak yang bermacam-macam. pedagang lama hanya diam saja karena
Pedagang yang tadinya bertempat di Pasar Lama menganggap bahwa sama-sama mencari makan.
dan tata letak para pedagang terkesan berdesak- Hanya saja pada saat tertentu pedagang lama
desakan sekarang telah berubah menjadi pasar sering kurang mendapat konsumen pada saat hari
yang lebih modern. besar pasar atau hari libur seperti pada hari
Kini Pasar Tente yang mengalami banyak Minggu, atau Sabtu. Sebenarnya pedagang baru
perubahan, baik dari segi ekonomi, lokasi, dan atau musiman ini tidak diperbolehkan masuk
daya tarik pasar dikarenakan karateristik yang pasar akan tetapi keadaan yang mendesak dan
sangat unik. Pasar Tente sekarang mempunyai sama-sama mencari makan akhirnya para
tempat yang sangat bersih dan indah berbeda pedagang lama tidak bisa berbuat banyak.
dengan pasar Tente yang dahulu, karena pasar Dalam hubungan interaksi yang terjadi
Tente yang dahulu untuk segi tempat kurang diantara pedagang lama dengan pedagang baru
bersih dan terkesan kumuh. Sekarang di dalam kurang memiliki hubungan yang inten, hanya
Pasar Tente terdapat fasilitas yang baik dan sebatas kenal begitu saja. Sesuai dengan hasil
sangat layak untuk dinikmati para wawancara bahwa pedagang lama menjalin
pengunjung.Seperti tempat beribadah yang interaksi sekedar dengan tetangga kios, jarang
berada di Bagian Pinggir pasar, serta area parkir yang kenal antara kios yang satu dan yang lainya
yang luas dan memadai. Berbagai macam karena faktor tempat yang berjauhan dan juga
pendapat muncul dengan adanya relokasi pasar dengan pedagang baru hanya sebatas kenal saja
ini. Munculnya banyak pendapat akan kurang tidak terlalu akrab.
setujunya pedagang Pasar Tente dengan Dapat pula dianalisis bahwa terdapat
dilaksanakannya relokasi pasar ini, meskipun bentuk interaksi yang bersifat disosiatif, yaitu
akhirnya para pedagang tetap berpindah ke dengan jenis persaingan merujuk pendapat Gillin
lokasi yang baru. Terjadi konflik yang tidak dan Gillin mengenai bentuk-bentuk interaksi
terlalu terlihat (laten) karena ketidaksetujuan ini sosial. Persaingan terjadi antara pedagang yang
tidak diutarakan dan hanya penolakan dalam hati. berada di kios, dengan pedagang baru.
7

Terdapat persaingan antara pedagang lama pendapat Soerjono soekanto mengenai dampak
dan pedagang baru dalam hal meraih sosial yang terbagi menjadi dua yaitu
keuntungan.Pada saat hari libur pedagang Manifestasi yang mempuyai arti sebuah
musiman yang masuk otomatis menarik para
kecenderungan harapan yang diinginkan dari
pengunjung yang seharusnya mengunjungi kios,
lari ke pedagang musiman. Sebenarnya pedagang suatu proses sosial yang terjadi, sedangkan
musiman ini tidak diperbolehkan berjualan di Latency sebagai bentuk yang tidak diharapkan,
lokasi pasar Tente, tetapi dengan alasan sama- tetapi secara alamiah selalu menyertai atau
sama mencari makan maka muncullah toleransi muncul.
dari pedagang yang ada di kios. Ini Sebagai hasil dari analisis maka peneliti
memunculkan dampak bagi para pedagang yang akan menggambarkan dampak sosial
berada di kios. Tidak semuanya yang dijual
menggunakan tabel sebagai berikut:
pedagang musiman itu murah, hanya kesannya
saja murah, tetapi jika memang kualitas barang Tabel 1
dagangan yang dijual pedagang musiman lebih Dampak Sosial
bagus maka istilahnya untung-untungan bagi Manifestasi Latensi
para pengunjung yang membeli barang tersebut. Dari segi lokasi yang Setelah relokasi, untuk
Pedagang yang tidak mempunyai pelanggan bermula sempit, pengunjung berkurang
tetap dan servis tempat maupun barang yang sekarang menjadi luas.
berkualitas maka akan kalah saing dengan Dari lokasi yang Pendapatan pedagang
pedagang musiman dan menimbulkan dampak bermula kumuh berkurang.
ekonomi bagi para pedagang yang berada di kios. sekarang menjadi
Adapun dampak sosial ekonomi yang muncul, tempat yang bersih dan
dampak sosial ekonomi yang muncul setelah nyaman
perelokasian pasar, juga menjadi hal menarik Pedagang lebih tertata Interaksi antar
perhatian seperti pendapatan yang awalnya bisa dengan pengalokasian pedagang berkurang.
dikatakan melebihi rata-rata sekarang agak tempat yang sudah
berkurang. digolongkan
Faktor waktu juga mempengaruhi berdasarkan jenis barang
pendapatan karena masyarakat yang kurang dagangan seperti,
pakaian, sayur-sayuran
begitu mengenal lokasi pasar yang baru. Untuk
dll
pendapatan lumayan bisa untuk makan memang Fasilitas lain seperti Masih banyak
tidak tentu pendapatan perhari itu berapa. Pada (mushola, kamar mandi, pelanggan yang sulit
awal perpindahan lokasi pasar ke lokasi yang Wc, dan tempat parkir menemukan lokasi
baru belum banyak yang tahu, tetapi sekarang yang memadahi langganannya masing-
sudah mulai kembali sedikit demi sedikit seiring masing
dengan berjalanya waktu lama-lama pasti banyak Akses lebih mudah Pedagang terpetak-
dijangkau dari mana petak. sehingga untuk
yang tahu.
saja. pedagang hanya
Dampak secara etimologis dampak sosial berinteraksi dengan
merupakan suatu benturan atau tubrukan dari pedagang kios
sesuatu hal, sedangkan secara sosiologis dampak Dalam persaingan Hubungan personal
sosial merupakan sebuah dasar untuk menelaah perdagangan pedagang antar pedagang kurang
sebuah gejala sosial. Menurut artinya dampak bersaing secara sehat. inten.
sosial adalah sebuah akibat dari sebuah
fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan Suatu perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Kajian dari dampak sosial sendiri kehidupan masyarakat pastilah akan
tidak hanya fenomena sosial yang terjadi di mempengaruhi bagian-bagian kehidupan yang
masyarakat saja, tetapi juga aktifitas-aktifitas lainnya pula, baik itu yang diharapkan maupun
atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang tidak diharapkan. Program relokasi pasar
mempunyai konsekuensi tersendiri yang bersifat direncanakan oleh pemerintah merupakan suatu
positif maupun negatif. Peneliti menggunakan bentuk kegiatan yang mempunyai tujuan atau
8JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018
orientasi tertentu dan juga bersifat positif menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang
ataupun progress selain dampak yang bersifat peneliti simpulkan sebagai berikut:
positif juga terdapat pula dampak yang negative a. Dampak Sosial
yang muncul. Jelas untuk dampak yang bersifat Perubahan sosial yang terjadi setelah
positif dapat dirasakan bagi para pedagang relokasi pasar Tente. Setiap manusia selama
dengan keadaan yang lebih nyaman dan hidup pasti mengalami perubahan, perubahan
tersebut dapat berupa perubahan yang tidak
terjamin.selain itu dampak positif yang dirasakan
mencolok, ada pula perubahan yang
masyarakat sekitar yaitu, dengan adanya pasar pengaruhnya terbatas maupun yang luas.Ada
yang baru masyarakat yang berprofesi seagai perubahan yang lambat dan perubahan yang
pedagang dan masyarakat yang tadinya tidak cepat. Adanya Relokasi Pasar Tente merupakan
berdagang, kini ikut berdagang didalam pasar. perubahan yang tergolong cepat dimana pasar
Masyarakat tersebut tidak berdagang tetap beserta pedagang berpindah tempat ke lokasi
melainkan berdagang kuliner dalam pasar pasar yang baru. Untuk segi lokasi pasar yang
baru, lebih tertata dengan rapi dengan
dengan tujuan menyediakan berbagai macam
pengalokasian tempat berdagang sesuai dengan
makanan ringan maupun nasi beserta lauk pauk. jenis barang yang diperdagangkan.Misalnya
Selain berdagang kuliner, dampak positif lainya untuk pedagang Pecah Belah, Sayuran, Pakaian
seperti pedagang kaki lima yang biasanya dll ada tanda tersendiri.
berdagang keliling mulai mangkal di pasar Interaksi antara pedagang baru dan
karena lebih bisa mendapat keuntungan dengan pedagang lama di Pasar Tente Terdapat
tanpa keliling lagi. persaingan dalam meraih keuntungan antara
pedagang lama dan pedagang baru. Terdapat
Untuk dampak negatif yang muncul adalah interaksi yang kurang begitu kuat karena
munculnya suatu konflik intern pedagang pedagang yang lama dan baru tidak saling
setempat dengan adanya pelaksanaan relokasi mengenal. Hal tersebut dapat terjadi antara
pasar. Contoh dampak negatif yang lain yaitu pedagang lama dan pedagang baru dikarenakan
dengan adanya sistem atau peraturan yang baru pedagang baru ini masuk ke lokasi pasar Tente
pada pasar, para pedagang kurang tau tentang sesuai dengan musim ramai pengunjung atau
pada saat hari libur.Pedagang hanya berinteraksi
peraturan-peraturan yang dibuat seperti terjadi
dengan pedagang yang lokasi kiosnya berdekatan,
sosialisasi yang kurang sempurna. Awalnya, sedangkan untuk pedagang yang agak berjauhan
banyak yang tidak setuju dengan adanya kurang saling kenal dan berinteraksi.
pemindahan pasar, namun dengan seiring b. Dampak Eknomi
berjalanya waktu sosialisasi yang diberikan Adanya penetapan relokasi pasar yang baru
kepada pedagang lambat laun diterima dan menjadikan berbagai macam dampak yang
akhirnya pedagang mau untuk dipindah. Proses muncul baik dampak sosial maupun ekonomi.
Perpindahan pasar ini menuntut pedagang untuk
dari pada sosialisasi ini yaitu melibatkan
cepat pula dalam tahap penyesuaian dengan
pedagang dari diadakanya sarasehan, dan setelah pedagang dan lokasi pasar yang baru ini.
itu bagi pedagang yang tidak ikut diberi Dampak sosial yaitu terbukanya lapangan
penjelasan dari pengurus paguyuban pasar. pekerjaan baru seperti adanya tukang parkir,
petugas kebersihan,petugas keamanan pasar.
Simpulan Segi yang lain yaitu kelengkapan fasilitas umum
Pasar merupakan salah satu lembaga yang seperti bangunan mushola dan Wc. Pedagang
paling penting dalam institusi harus beradaptasi untuk menghadapi hal yang
ekonomi.Berfungsinya lembaga pasar sebagai baru pula seperti dampak ekonomi yang timbul
institusi ekonomi yang menggerakkan kehidupan seperti penurunan pendapatan rata-rata meskipun
ekonomi tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan lambat-laun pendapatan itu perlahan kembali
oleh pedagang dan pembeli. Relokasi Pasar Tente pulih seiring dengan berjalannya waktu.
memunculkan berbagai macam pendapat dan
dampak yang timbul. Berdasarkan pembahasan Saran
yang peneliti paparkan maka peneliti dapat Penelitian tentang dampak relokasi pasar
terhadap kondisi Sosial ekonomi pedagang
9

menjadikan dasar untuk memberikan saran sebagai


berikut:
a. Bagi Pedagang
Demi terciptanya keadaan yang damai dan
nyaman, maka untuk pedagang harus lebih bisa
berinteraksi dengan pedagang-pedagang yang
lain. Harapannya dengan demikian tercipta
hubungan yang baik antara pedagang, serta tetap
menjaga kebersihan lingkungan.
b. Bagi Pemerintah Setempat
Lebih memperhatikan perkembangan pasar
agar bisa mengetahui dampak yang ditimbulkan
setelah relokasi bagi pedagang.Demi terciptanya
pasar yang lebih kondusif dan tata letak yang
selalu rapi, pemerintah memperhatikan tempat
dan kenyamanan bagi pedagang agar selalu dapat
menarik para pengunjung.
c. Bagi Pengelola Pasar
Pendekatan personal tidak selamanya dapat
menyelesaikan masalah dengan sempurna. Oleh
karena itu, harus di imbangi dengan sosialisasi
tentang peraturan-peraturan baik (PERDA)
Peraturan Daerah maupun (PERWAL) Peraturan
Wali Kota dan undang-undang yang menyangkut
tentang tata tertib di Pasar. Sehingga harapannya
tidak terjadi kesalah pahaman di dalam
pelaksanaan kesehariannya.
10JIAP | Jurnal Ilmu Administrasi Publik | Vol. 6, No. 1, Bulan Maret Tahun 2018

Daftar Pustaka

[1] Berg, Heinz-Peter, Risk Management: Procedures, Methods, and Experiences. Journal RT&A,
2010.
[2] Darmawi, Herman, Manajemen Risiko Edisi 2. Jakarta, Bumi Aksara, hal82, 2016.
[3] Dahrendorf, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma, Ganada Rajawali Press, Jakarta, 1998.
[4] Fausett, L, Fundamentals of Neural Network, Prentice Hall, New York, 1994.
[5] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011.
[6] HR, Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta, 2006.
[7] Herdiansyah, Haris, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Salemba Humanika, Jakarta,
2012.
[8] Moenir, Manajemen Pelayanan Publik, Bina Aksara,Jakarta, 2000.
[9] Ndraha, Ilmu Pemerintahan Baru, Rineka Cipta,Jakarta, 2003.
[10] Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakyat, Djakarta, 1967.
[11] Narwoko, J.D., dan Suyanto, B, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, 2005.
[12] Pasolong, H.,Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung, 2007.
[13] Republik Indonesia, UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik sosial, Lembaran Negara RI
Tahun 2012, No. 116, Sekretariat Negara, Jakarta, 2012.
[14] Robbin, S.P., dan Judge, Perilaku organisasi, Jakarta,Salemba 2007.

Anda mungkin juga menyukai