Anda di halaman 1dari 8

E-ISSN: 2775-8168

Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000


Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN PASAR SENTRAL


TERHADAP GUNA LAHAN PEMUKIMAN DI DISTRIK MIMIKA
BARU KABUPATEN MIMIKA

Junaed1, Risky Novan Ngutra2, Thobby Wakarwamu3

1)
Mahasiswa Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih

3)
Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Program Pascasarjana Universitas Cenderawasih

Alamat Korespondensi
e-mail: thobby_wakarwamu@yahoo.com

ABSTRAK
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam membangunan Pasar Sentral di jalan Hasanuddin Distrk Mimika
Baru Kabupaten Mimika yang terintegrasi dengan terminal menyebabkan meningkatnya aktivitas
disekitar wilayah Pasar Sentral yang secara langsung mengubah para pelaku ekonomi pasar seperti
pedagang/penjual, supir angkot, ojek dan penyedia jasa lainnya untuk memusatkan segala kegiatan dan
tempat tinggal di area sekitar Pasar. Untuk itu penelitian ini memberikan gambaran bagaimana
menganalis dampak pembangunan pasar sentral terhadap guna lahan dan menganalisis pola spasial
guna lahan di kelurahan Pasar Sentral untuk mengatasi kendala utama, yakni kemungkinan lahan
dipergunakan sebagaimana peruntukannya. Untuk mengetahui perkembangan dan guna lahan
pemukiman digunakan data sekunder berupa peta dengan teknik overlay. Pendekatan dalam penelitian
menggunakan rasionalistik dengan jenis deskriptif kualitatif. Kecenderungan pola guna lahan
pemukiman dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya.

Kata Kunci: Dampak, Pembangunan Pasar, Guna Lahan, Pemukiman

disesuaikan dengan jarak pemukiman,


1. PENDAHULUAN sehingga fungsi pasar tradisional untuk
Menurut Pepres No. 112/2007, kegiatan ekonomi berdekatan dengan
penempatan pasar tradisional harus kegiatan masyarakat. Selain itu, menurut
berpedoman pada Rencana Tata Ruang PP No. 20/2012 ini, lokasi pasar harus
Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana didukung fasilitas termasuk transportasi
Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, yang dapat dijangkau wilaah
termasuk Peraturan Zonasinya. Penentuan kabupaten/kota dan kecamatan. Lokasi
lokasi pasar tradisional ini juga diperkuat Pasar Sentral kota Timika terletak di
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelurahan Pasar Sentral Distrik Mimika
No. 20/2012 yang secara garis besar Baru Kabupaten Mimika.
memuat pentingnya zonasi pasar

53 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61


E-ISSN: 2775-8168
Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

Terbangunnya Pasar Sentral ini terlibat dan tumbuh di sekitaran


telah mempengaruhi perubahan fisik yang perusahaan besar tersebut. Sehingga
ada disekitarnya, di mana saat ini lokasi keuntungan ekonomis dapat dinikmati
pasar Sentral yang jarak kurang lebih 4 km bersama Industri-industri pendukung
dari lokasi Pasar Swadaya, yang (auxiliary) yang berspesialisasi pada mesin
ditempatkan ke arah barat kota Timika dan jasa yang dibutuhkan oleh industri-
telah menyebabkan peningkatan industri besar itu cenderung mengambil
pertumbuhan kota kearah barat yakni tempat sedekat mungkin dengan
menuju daerah Pasar Sentral dan perusahaaan-perusahaan besar tersebut
sekitarnya. Wilayah Pasar Sentral Distrik untuk memperoleh keuntungan oleh
Mimika Baru dapat dilihat pada Gambar 1. penghematan skala (economic of scale).
Aglomerasi terbagi menjadi dua
karakteristik. Pertama, aglomerasi primer;
industri dalam aglomerasi ini merupakan
bentuk baru dan berbeda jauh dengan
industri sebelumnya. Kedua, aglomerasi
sekunder; merupakan industri baru yang
aktifitasnya melayani industri lama.
Pasar adalah salah satu dari
infrastruktur ekonomi tempat
berlangsungnya kegiatan jual-beli barang
dan jasa antara penjual dan pembeli
dengan menggunakan alat pembayaran
yang sah yaitu uang. Aktivitas utama yang
Gambar 1. Wilayah Pasar Sentral Distrik terjadi di pasar tidak bisa dilepaskan dari
Mimika Baru (Sumber: BAPEDA Kabupaten tawar-menawar dan aktivitas para
Mimika tahun 2015, Peta Rencana Pola pedagang dan pekerja yang terlibat di
Ruang Kawasan Kota Timika) pasar. Dalam teori ekonomi, pasar
diartikan sebagai pusat pertemuan dan
Pusat kegiatan yang beroperasi di interaksi pedagang dengan konsumen.
dalam kawasan tertentu berpengaruh Hal inilah membuat pertimbangan
terhadap perkembangan wilayah dan daya pasar harus dekat dengan pemukiman
dukung lain, termasuk kegiatan pendukung warga. Namun, perkembangan kebutuhan
lainnya. Dengan penetapan lokasi yang manusian memunculkan laju pemukiman
tepat, misalnya di wilayah pinggiran, pasar baru turut merambah ke tempat lain.
tradisional akan memberikan Dalam artian ini, pemukiman dapat dilihat
pembangunan yang merata (Asaff, 2015). dari sudut pandang kuantitas dan kualitas.
Hal ini sesuai dengan pandangan Dari sudut pandang kuantitas, pemukiman
Weber tentang aglomerasi. Menurut perubahan pemukiman berkaitan dengan
pandangan ini, perdagangan berada pada perubahan pemukiman ke dalam bentuk
area dengan luas yang sempit. Hal ini baru di suatu tempat dalam waktu
memberikan peluang untuk usaha kecil tertentu. perubahan ini biasanya dalam

55 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61


E-ISSN: 2775-8168
Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

bentuk perpindahan ataupun perubahan persoalan biofisik, tetapi juga persoalan


lebih besar pada aspek ekonomi dan sosial. konflik kepentingan (Khadiyanto, 2005).
Sementara dari perspektif kualitas, Catanesse (1986) kemudian
pemukiman baru diidentifikasi dengan mengelompokkan bahwa faktor sumber
perubahan arsitektur fisik tempat tinggal daya manusia, kegiatan sosial, dan zonasi
dan lingkungannya. merupakan tiga hal yang mestinya termuat
Selain itu, perkembangan dalam rencana tata kelola lahan. Siklus
pemukiman menyebabkan banyaknya alih ketiganya dapat dilihat pada Gambar 2.
fungsi lahan. Lahan diartikan sebagai
tataran fisik yang mencakup iklim, dan
segala benda yang ada di lahan tersebut,
termasuk kehidupan manusia di atasnya
(Sintalana 1989 dalam I Gede Sugiyanta
2006).
Berdasarkan aspek biofisi, Rappaport Gambar 2. Siklus Perubahan Penggunaan
(1969) menjelaskan bahwa karakteristik Lahan (Sumber: Catanesse, dalam Tatag
yang memengaruhi lingkungan adalah Wibiseno, 2002)
faktor sosial, budaya, agama, dan aspek
ekonomi. semua komponen ini Sehubungan dengan penyebaran
menentukan spasial pemukiman di suatu penduduk dalam kajian penelitian ini
tempat. Lebih lanjut menurut Rapoport selaras dengan pendapat branch dalam
(1977), faktor akitifitas interaksi sosial Yoelianto (2005) yang menyatakan bahwa
manusia menyebabkan terjadinya pemukiman penduduk perkotaan dengan
perubahan lingkungan. Sehingga realitas pedesaan secara geografis berada pada
biofisik pemukiman berkaitan dengan areal yang datar, meskipun dengan
kegiatan sosial. karakteristik atau pola yang tidak seragam.
Perkembangan penduduk di Selain itu, hal penting yang perlu menjadi
perkotaan dengan demikian berkaitan erat perhatian adalah zoning, utilities, technical
dengan kebutuhan lahan untuk factors, locations, aesthetics, community,
pemukiman. Menurut Zahnd,1999 (dalam city services, dan costs (James C. Snyder;
Hamzah, 2010) dinamika perkotaan sarat Anthony J. Catanese, 1985).
dengan ekologi politik, ekonomi dan
budaya. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Pesatnya laju perkembangan Lokasi yang diteliti adalah Pasar
penduduk yang beriringan dengan Sentral yang berada dalam wilayah
kebutuhan lahan menyebabkan maraknya Kelurahan Pasar Distrik Mimika Baru,
perubahan biofisik lahan perkotaan. Kabupaten Mimika. Pengumpulan data
Dampak lingkungan yang terganggu dilakukan dengan metode pengumpulan
memerlukan intervensi kebijakan yang data primer dan sekunder.
tepat. Dampak buruk lingkungan Data primer, yaitu data yang
pemukiman di perkotaan tidak hanya diperoleh peneliti langsung dari individual
atau kelompok masyarakat melalui

56 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61


E-ISSN: 2775-8168
Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

kuesioner, wawancara dan observasi. Data Bentuk pembangunan pemukiman


sekunder, yaitu sistem pengumpulan data Kabupaten Mimika dapat dilihat pada
dengan mempelajari berbagai literatur dan Gambar 3.
karya ilmiah serta dokumen-dokumen
resmi yang didapatkan dari berbagai
instansi yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas
contohnya data peta dan kondisi mimika
dari Bappeda, data populasi dan data
infrastruktur dari PDRB dan buku Mimika
Dalam Angka.
Pengolahan data dilakukan dengan Gambar 3. Pemukiman dan Perumahan di
teknik deskriptif, dengan memberikan Kabupaten Mimika (Sumber: Mimika
gambaran terhadap data yang telah Dalam Angka 2018)
dikumpulkan, kemudian sajikan, dan ditarik
kesimpulan darinya. Kelurahan Pasar Sentral adalah
salah satu dari 14 Kampung/Kelurahan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN yang berada di Distrik Mimika Baru, terdiri
Pembangunan pemukiman dari 21 RT dengan luas wilayah 30.000 Ha.
penduduk di Kabupaten Mimika telah Wilayah Kelurahan Pasar Sentral bila di
ditandai dengan dilaksanakannya program tinjau dari kondisi topografis adalah
transmigrasi pada 1986. Tepatnya pada 16 dataran yang teridiri dari lahan pertanian,
November tahun tersebut, pemukiman hutan primer dan hutan sekunder.
terpusat pada istilah Satuan Permukiman Sebagian besar Kelurahan Pasar Sentral
(SP), dengan warga negara sejumlah 156 merupakan lahan pertanian kering, yang
jiwa. Kelak pemukiman ini menjadi Desa oleh penduduknya memanfaatkan lahan ini
Kamoro Jaya. Selama program transmigrasi untuk menanam seperti sayur-mayur,
berjalan, pemukiman semakin meluas, SP jagung, umbi-umbian dan tanaman jangka
yang sebelumnya hanya pada satu areal pendek lainnya.
berkembang menjadi 13 SP. Hingga 1999, Kondisi permukiman penduduk yang
masyarakat semakin bertambah mencapai ada di Kelurahan Pasar Sentral sangat
15.794 jiwa. Kemudian untuk pengelolaan beragam. Dari hasil observasi yang
yang tepat dilakukan pembagian jumlah dilakukan berdasarkan kondisi
penduduk, 80 persen berasal dari luar bangunannya terdiri dari atas rumah
daerah dan 20 persen berasal dari daerah permanen dan rumah tidak permanen.
setempat. Meski demikian, dua SP tidak Rumah permanen secara umum berada di
menjadi tercakup dalam pembagian lahan-lahan dekat jalan utama sedangkan
penduduk ini, yakni SP 8 Kaugapu dan SP rumah tidak permanen berada di lahan-
12 Utikini. Suku Kamoro bermukim di SP lahan dekat pertanian. Dilihat dari aspek
Kaugapu, sedangkan Suku Dani, Damal, komersial, banyak tersebar rumah yang
Moni, dan Mee atau Ekari bermukim di SP dijadikan atau dibangun untuk tujuan
Utikini. komersial (rumah sewa), selain itu juga

57 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61


E-ISSN: 2775-8168
Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

banyak tersebar rumah tidak komersial dipengaruhi pertumbuhan secara alami


(rumah yang tidak disewakan). Kondisi dan mobilisasi masyarakat yang masuk ke
bangunan rumah di Kelurahan Pasar wilayah ini. Kegiatan-kegiatan penduduk
Sentral, seperti yang terlihat pada Gambar seperti ekonomi, industri, rumah tinggal
4. pada dasarnya berpengaruh terhadap tata
kelola dan fungsi lahan.
Analisis lokasi guna lahan
permukiman di wilayah Kelurahan Pasar
Sentral dilakukan dengan identifikasi
pembangunan secara informal yakni
meningkatnya pembangunan rumah yang
Gambar 4. Gambaran Umum Kondisi dibangun perorangan maupun keluarga
Rumah Penduduk Di Kelurahan Pasar dengan mengikuti aturan tertentu dan
(Sumber: Hasil Observasi, 2019) menjadikan pemukiman yang acak. Bahwa
guna lahan pemukiman di Kelurahan Pasar
Fasilitas pelayanan kesehatan yang Sentral terus menerus mengalami
telah tersedia di Kelurahan Pasar Sentral peningkatan sehingga memengaruhi
saat ini berupa puskesmas, klinik potensi alih fungsi lahan secara alamiah.
pengobatan dan Apotik. Tenaga kesehatan Sementara untuk identifikasi guna
seperti dokter, perawat, dan bidan terlatih lahan permukiman dilakukan dengan
merupakan dukungan sumber daya pengolahan data sekunder pada peta
manusia untuk pengelolaan fasilitas- dengan teknik overlay. Overlay yang
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. digunakan adalah peta tahun 2005 yang
Kerukunan antar umat beragama di disesuaikan dengan peta tahun 2019,
Kelurahan Pasar Sentral yang tetap terjaga sehingga kawasan hunian serta pola
selama ini untuk kehidupan masyarakat pemukiman dapat diidentifikasi dengan
yang harmonis. Dari hasil observasi yang akurat. Hasil overlay menunjukkan bahwa
dilakukan terdapat fasilitas ibadah yang lahan permukiman menyebar mengikuti
terbangun terdiri dari beberapa unit jaringan jalan raya.
masjid/mushollah dan beberapa unit Dari hasil analisis guna lahan
gereja di Kelurahan Pasar Sentral. Sarana permukiman dipahami bahwa di Kelurahan
umum seperti pasar tradisonal, terminal Pasar Sentral kebutuhan hunian akan terus
angkutan umum, pusat perbelanjaan meningkat dari tahun ke tahun.
(super market & mini market), pelayanan Sebagaimana hasil overlay 2005-2019
perbankan (Bank BRI) serta stasiun menunjukkan pemukiman-pemukiman
pengisian bahan bakar minyak yang yang terbangun sampai dengan tahun 2005
terbangun di wilayah Kelurahan Pasar ditandai oleh warna biru muda,
Sentral. pemukiman-pemukiman yang terbangun
Tingginya aktivitas di sekitar Pasar sampai dengan tahun 2010 ditandai oleh
Sentral sangat dipengaruhi oleh populasi warna hijau muda dan pemukiman-
penduduk yang terus meningkat. pemukiman yang terbangun sampai
Meningkatnya populasi penduduk dengan tahun 2015 ditandai oleh warna

58 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61


E-ISSN: 2775-8168
Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

kuning serta Pemukiman-pemukiman yang dengan tahun 2019 sebesar 50.12 ha dari
terbangun sampai dengan tahun 2019 total luas lahan Kelurahan Pasar Sentral
ditandai oleh warna merah. Pada periode sebesar 412 ha atau 12.17% luas guna
tahun 2015 – 2019 aktivitas guna lahan lahan untuk pemukiman yang terpakai.
pemukiman tidak terjadi peningkatan Sehingga masih banyak luas lahan yang
pertumbuhan yang besar dibanding pada tersedia yakni sebesar 361.88 ha atau
periode tahun 2010 – 2015, seperti yang 87.83%.
terlihat pada Gambar 5. Seiring dengan peningkatan
panjang jalan dari tahun ke tahun yang
berdampak pada struktur kawasan dan
aktivitas guna lahan di Kelurahan Pasar
Sentral dengan memanfaatkan lahan
pertanian kering dan hutan sekunder. Dari
hasil analisis terjadi lonjakan yang sangat
signifikan terbentuk jaringan jalan sebesar
8.38 km pada periode tahun 2010 sampai
dengan tahun 2015 dibanding periode
lainnya. Sampai tahun 2019 panjang jalan
yang terbangun adalah 29.82 km.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, dapat
disimpulkan beberapa poin mengenai
analisis dampak pembangunan pasar
sentral terhadap guna lahan pemukiman di
Distrik Mimika Baru Kabupaten Mimika,
yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil overlay peta wilayah
Kelurahan Pasar Sentral dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2019 dapat
Gambar 5. Overlay Peta Kawasan diketahui bahwa perkembangan guna
Terbangun Kelurahan Pasar Sentral Tahun lahan permukiman di sekitar Pasar
2005 sampai denganTahun 2019 Sentral yang sangat cepat membentuk
(Sumber: Hasil Analisis [ArcGIS 10.3], 2019) kawasan pemukiman baru maupun
guna lahan pemukiman pada kawasan
Dari hasil analisis pada tahun 2005 yang telah terbentuk.
sampai tahun 2019 terjadi peningkatan 2. Pola spasial kawasan Kelurahan Pasar
aktivitas guna lahan pemukiman dengan Sentral yang menunjukkan secara
memanfaatkan lahan pertanian kering dan keseluruhan biofisik membentuk
hutan sekunder. Dari data diperoleh besar penyebaran yang tidak teratur (Sprawl).
luas terpakai untuk guna lahan
pemukiman dari tahun 2005 sampai 6. SARAN

59 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61


E-ISSN: 2775-8168
Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

Bentuk keluaran yang diharapkan Bisnis Vol 13 No. 01, ISSN 16937619,
berupa rekomendasi saran-saran pada hasil April 2013.
penelitian dapat menjadi tuntunan pada Achmadi Jayaputra 2012. Pusat Penelitian
bidang ilmu perencanaan wilayah dan Kota dan Pengembangan Kesejahteraan
adalah sebagai berikut: Sosial, Kementerian Sosial RI.
1. Perlu adanya sosialisasi dan ketegasan Dinamika Masyarakat Mimika Dalam
dalam implementasi Tata Ruang kepada Perspektif Ketahanan Sosial.
masyarakat secara intensif. Hal ini Amar Sopi., 2011. Penelitian. Dampak
sebagai bentuk tanggung jawab Relokasi Pasar terhadap Keruangan
pemerintah dalam mengendalikan di sekitarnya Kasus: Pasar muntok
pemukiman yang mengganggu fungsi Kabupaten Bangka Barat.
alamiah lahan dan gangguan-gangguan Budihardjo, Eko. 2009. Perumahan dan
ekologi lainnya. Permukiman di Indonesia.. Bandung:
2. Faktor penting perencanaan adalah Alumni.
pemahaman tata ruang dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika
pengetahuan ekologis yang mumpuni 2018. Distrik Mimika Baru Dalam
untuk mengoptimalisasi fungsi Angka 2018.
lingkungan fisik suatu wilayah. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika
3. Kebijakan pemerintah sering kali datang 2018. Mimika Regency in Figures,
belakangan, artinya bahwa ketika suatu Mimika Baru Dalam Angka 2018.
kawasan terbentuk menjadi kawasan BadanPusat Statistik Kabupaten Mimika
ekonomi, secara otomatis pemerintah 2018. Statistik Kesejahteraan Rakyat
menyusun rencana tata ruang yang Kabupaten Mimika 2018.
berorientasi ekonomi. Skema kebijakan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika,
ini perlu diimbangi atau bahkan diubah BPS-Statistics of Mimika Regency.
dengan kebijakan yang berpedoman Produk Domestik Regional Bruto
pada kondisi riil di lapangan, sehingga Kabupaten Mimika Menurut
melahirkan kebijakan yang efektif. Pengeluaran 2013 – 2017
4. Dengan hasil analisis pola spasial Bappeda Kabupaten Mimika. RPJMD
kawasan ini diharapkan memberi (Rencana Pembangunan Jangka
kontribusi penting dalam pengenalan Menengah Daerah) Kabupaten
kondisi wilayah terutama di Kelurahan Mimika 2014 - 2019
Pasar Sentral. Ernest, Burgess., 1925. Concentric zone
model). The city. Chicago, Illinois:
DAFTAR PUSTAKA The University of Chicago Press.
Arianty N., “Analisis Perbedaan Pasar Eisenring T.S.S., 2014. Konstruksi Sosial
Modern dan Pasar Tradisional Arsitektur (Posmodernisme
Ditinjau Dari Strategi Tata Letak (Lay Arsitektur dan Konsumtifisme).
Out) dan Kualitas Pelayanan Untuk Fahmis Pustaka Makassar.Fungsi
Meningkatkan Posisi Tawar Pasar Pasar – Dosen Ekonomi
Tradisional”, Jurnal Manajemen & https://dosenekonomi.com/ilmu-

60 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61


E-ISSN: 2775-8168
Jurnal ELIPS P-ISSN: 2615-8000
Ekonomi, Lingkungan, Infrastruktur, Pengembangan Wilayah dan Sosial Budaya

ekonomi/publik/fungsi-pasar. Permen PU. No.20 Tahun 2010 Tentang


Diakses tgl 28 April 2019. Pedoman Pemanfaatan dan
Hamzah F. Rachman., 2010. Kajian Pola Penggunaan Bagian-bagian Jalan.
Spasial Pertumbuhan Kawasan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.
Perumahan Dan Permukiman Di 112 Tahun 2007 tentang Penataan
Kecamatan Limboto Kabupaten dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Gorontalo Program Pascasarjana . Pusat Perbelanjaan dan Toko
Tesis Program Studi Magister Teknik Moderen.
Pembangunan Wilayah Dan Kota. Robet, Robertus., 2014. Ruang Sebagai
Universitas Diponegoro Semarang. Produksi Sosial Dalam Henri
Hasbi., 2000. Penelitian. Kajian Lefebvre. Artikel online https:
Pertumbuhan Permukiman Sekitar //caktarno. wordpress. com/ 2014/
Pasar Baru di Kota Barabai Kalsel. 09/ 06/ ruang-sebagaiproduksi-
Ida Bagus Ilham Malik, 2016. Dampak Pola sosial-dalam-henri-lefebvre.
Jaringan JalanTerhadap Tata Guna Robet, R., 2014. Ruang Sebagai Produksi
Lahan (Studi Kasus: Pusat Kota Sosial dalam Henri Levebvre. Cak
Bandar Lampung) Tarno Institut.
Jabal Arfah., 2018. Analisis Perubahan Nilai Tarigan R., 2012. Perencanaan
Lahan Disekitar Kawasan Industri Pembangunan Wilayah. PT., Bumi
(Kasus: Kawasan Industri Aksara: Jakarta.
Bantaeng/KIBA, Kecamatan Yoelianto. 2005. Kajian Perkembangan
Pajukukang dan Kecamatan Spasial Kota Purwodadi. Semarang.
Gantarankeke). Tesis Program Studi Perpustakaan MPWK Undip.
Magister Perencanaan Wilayah dan Wikipedia., 1969., “Christaller’s Central
Kota Universitas Bosowa Makassar. Place Model”. https: //
Khoirunnisa. 2012. Teori Lokasi Industri en.wikipedia.org/
Weber dan Losch. Pembangunan wiki/Walter_Christaller. Diakses
Wilayah Dan Kota. Universitas tanggal 2 September 2018.
Diponegoro Semarang. Zahnd M., 2006. Perancangan Kota Secara
Peraturan Daerah Kabupaten Mimika Terpadu. Kanisius Yokyakarta.
Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Undang-Undang Nomor 26 Tahun
Rencana Tata Ruang Wilayah 2007 tentang Penataan Ruang.
Kabupaten Mimika Tahun 2011 – Undang-Undang No. 28 Tahun 2002
2031. Tentang Bangunan Gedung. Undang-
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Undang No.38 RI Tahun 2004
Nomor 14 Tahun 2016, Tentang tentang Jalan.
Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Pemukiman.
Lefebvre H., 2015. Seri Panduan.
MARXISM-E. Penerjemah A. Arum
Candra Jalasutra Yokyakarta.

61 Jurnal ELIPS Vol. 4 No. 2 (2021) 53 – 61

Anda mungkin juga menyukai