Anda di halaman 1dari 23

KOTA DAN

WILAYAH BELAKANGNYA

MK Ekonomi Wilayah dan Kota

Oleh:
Wa Ode Sitti Jurianti Aswad, S.T., M.P.W.K .
Penduhuluan
➢ Dalam ekonomi regional, terkadang secara implisit dibuat asumsi bahwa
wilayah yang dianalisis adalah homogen, dikeranakan wilayah yang
dianalisis adalah makro.
➢ Suatu wilayah terdapat perbedaan yang menciptakan hubungan yang unik
antara satu bagian dengan bagian yang lain.
➢ Secara umum diketahui bahwa suatu tempat dimana penduduk atau
kegiatan penduduknya terkonsentrasi disebut kota (pusat
industri,perdagangan, pertumbuhan, pemukiman, daerah modal dan
simpul distribusi),
➢ Dan selain itu terdapat daerah yang kegiatan penduduknya diluar daerah
konsentras idisebut wilayah belakang (daerah pedalaman, daerah
pertanian atau daerah perdesaan).
Definisi Kota
Kota adalah Suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi,
strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yangmaterialistic dibandinngkan
daerah belakangnya (Prof.Drs.Bintarto, 2006).

Kota adalah Suatu daerah tertentu dalam wilayah negara dimana keberadaannya diatur oleh
undang-undang atau peraturan tertentu, dibatasi oleh batas-batas administrasi tertentu, berstatus
sebagai kota (administrasi, kota madyaatau kota besar) berpemerintahan tertentu dengan segala
hak dan kewajibannyamengatur wilayah (Hadi Sabary yunus, 1989)

Kota adalah keseluruhan kegiatan, gerakan lalu lintas, lembaga-Lembaga kongkret yang melayani
kebutuhan material dan kultural dari manusiapenghuni kota dan juga ada diluarnnya (Menurut
bobek dalam Djaldjoeni; 1999)
Definisi Kota
Definisi kota menurut Badan Pusat Statistik (BPS), dalam pelaksaan surveystatus
desa/keluraha yang dilakkan pada tahun 2000, menggunakan beberapa kreteriauntuk
mentapkan apakah suatu desa/kelurahan dikatagorikan sebagai desa atau kota.Kreteria
yang digunakan adalah :
1. Kepadatan penduduk per kilometer persegi.
2. Presentase rumah tangga yang mata pencaharian utamanya adalah pertanianatau
nonpertanian.
3. Presentase rumah tangga yang memiliki telepon.
4. Prentase rumah tangga yang menjadi pelanggan listrik
5. Fasilitas umum yang ada di desa/kelurahan, seperti fasilitas pendidikan,
pasar,tempat hiburan, komplek pertokoaan, dan fasilitas lain seperti: hotel, biliar,
diskotik,karaoke, panti piijat, dan salon
Kriteria Kota
Kriteria BPS diatas hanya didasarkan atas kondisi (besaran) fisik dan mestinya
dilengkapi dengan melihat apakah tempat konsentrasi itu menjalankan fungsi
perkotaan.Untuk membatasi pengertian diatas maka daerah dikatakan kota, apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
➢ Konsentrasi dan kepadatan penduduk tinggi serta etrogen dalam etnik.
➢ Merupakan wilayah yang terbangun rapat.
➢ Merupakan wilayah pusat pelayanan jasa dan industri bagi penduduk kota
danpenduduk daerah belakangnya.
➢ Interaksi sosial masyarakat desa bersifat formal, individualistik dan tidak
salingmengenal antara warganya
➢ Stratifikasi sosial ekonomi masyarakat kota bersifat heterogeny
➢ Penduduk kota umumnya berorientasi kepada kemajuan, bersifat terbuka
danberkiblatluar.
Terbentuknya
Kota-Kota di
Indonesia
Terbentuknya kota-kota di Indonesia dapat dikemukakaan
berdasarkan hipotesis berikut ini:
A. Terbentuk karena suatu daerah/dataran luas memiliki
potensi yang sama, terdapat keluarga yang ditempatkan
merata, memiliki jarak yang sama, dan memiliki kebutuhan
sosial dan ekonomi. Kebutuhan sosial meliputi: tolong
menolong, bertukar pikiran,
B. Berteman, keamanan, dan pekerjaan yang tidak dapat
dikerjakan sendiri. kebutuhan ekonomi, meliputi; bakat dan
keahlian yang beda sehingga memiliki spesialisasi dalam
menghasilkan sesuatu produk tertentu berbeda-beda,
yang akan menimbulkan perdagangan (menimbulkan
kegiatan jualbeli), terkonsentrasi pada suatu lokasi. Dalam
wilayah yang luas akan terbagi-bagi menjadi beberapa
tempat yang terkonsentrasi yang memiliki wilayah
pengaruh (daerah belakannya).
Terbentuknya
Kota-Kota di Indonesia
C. Terbentuk karena manusia melakukan perjalanan dari
tempat ke tempat yang lain cenderung mengikuti alur lalu
lintas yang lazim digunakan. Lambat laun alur itu
menyediakan kemudahan bagi pelaku lalu lintas seperti;
penginapan, tempat istirahat dan komsumsi, dan lain-lain.
Karena tujuan perjalanan berbeda-beda maka alur
jalanakan menjadi persimpangan, ini sering tumbuh menjadi
tempat konsentrasi pemukiman. Persimpangan yang
memungkinkan untuk berkembang menjadi pusat
konsentrasi adalah yang lalu lintasnya cukup besar
(terutama barang) dan tempat itu digunakan sebagai transit.
Pelaku lintas perlu untuk beristirahat,menginap, misalnya
karena mereka harus pidah dari satu jenis angkutan ke
angkutan lainnya. Itulah sebab menggapa kota-kota di
Indonesia berada dekat pantai karena hubungan antara
pulau memerlukan adanya transit di tepi pantai.
Terbentuknya
Kota-Kota di Indonesia

C. Terbentuk karena dipusatkan sebagai tempat kerajaan


yang lambat laun karena hilang masa kerajaan menjadi
tempat konsentrasi (kota)
D. Terbentuk karena hal khusus yang menarik orang untuk
datang misalnya ditemukan barang tambang, daerah
menarik untuk pariwisata, dibukanya proyek besar.
Pada dasarnya untuk melihat daerah konsentrasi
itu sebagai kota atau tidak, adalah seberapa
banyak fasilitas perkotaan yang tersedia dan
seberapa jauh kota itu menjalankan fungsi
perkotaannya. Fasilitas perkotaan/fungsi
pperkotaan, antara lainsebgai berikut:

✓Pusat perdagangan.
✓Pusat pelayanan jasa.
✓Tersediannya prasarana perkotaan.
✓Pusat penyediaan fasilitas social.
✓Pusat pemerintahan.
✓Pusat komunikasi dan pangkalan
komunikasi.
✓Lokasi pemukiman yang tertatachange
colors, photos and Text.

Melihat
Makin banyak fungsi dan pasilitas perkotaan,
Konsentrasi Kota makin meyakinkan lokasi konsentrasi itu disebut
kota.
Keuntungan Berlokasi di Tempat Konsetrasi
( lokasi kegiatan produksi )

Economic of Scale adalah Economic of Localization adalah


keuntungan karena dapat keuntungan karena di tempat itu
memproduksi secara berspesialiasi terdapat berbagai keperluan dan
sehingga produksi lebih besar dan
biaya per unitnya lebih efisien.
Artinya dengan melakukan
1 2 fasilitas yang dapat di gunakan oleh
perusahaan. Berbagai fasilitas yang
memperlancar kegiatan perusahaan itu
spesialisasi sehingga dengan misalnya jasa perbankan, asuransi,
modal yang sama dapat dipilih perbengkelan, perusahaan listril, air, dll.
suatu bagian produksi khusus Mudah memperoleh tenaga buruh,
walaupun tidak komplet tapi dapat sebagai pusat perdagangan baik untuk
di buat secara besar-besaran. memperoleh bahan baku atau menjual
barang yang diproduksi
Bentuk hubungan antara kota
dengan daerah belakangnya
01 Kota Generatif

02 Kota Parasitif

03 Kota Enclave (Tertutup)


1. KOTA GENERATIF
➢ Kota Generatif adalah kota kota yang
menjalankan bermacam-macam fungsi,
baik untuk dirinya sendiri atau untuk
daerah belakangnya, sehingga bersifat
saling
menguntungkan/mengembangkan.
➢ Kota-kota seperti ini membutuhkan
bahan makanan, bahan mentah, dan
tenaga kerja dari daerah sekitar
(pedesaan). Dengan kata lain, dapat
menyerap/memasarkan produksi daerah
sekitar dan sekaligus meyediakan
kebutuhan daerah sekitar.
➢ Perkembangan perkotaan akan
meningkatkan daya serapnya terhadap
produk daerah sekitar sehingga kedua
belah pihak akan berkembang sejajar.
Kota Jakarta Surabaya

Generatif
Makassar Medan

Banjarmasin Semarang
2. KOTA PARASITIF
➢ Kota Parasitif adalah kota yang tidak
banyak berfungsi untuk menolong daerah
belakangnya dan bahkan bisa mematikan
berbagai usaha yang mulai tumbuh di desa.
➢ Kota parasitif umumnya adalah kota yang
belum banyak berkembang industrinya dan
masih memiliki sifat daerah pertanian tetapi
juga perkotaan sekaligus.
➢ Kegiatan industry/kerajinan yang bersifat
duplikatif dengan apa yang dapat dilakukan
orang pedesaan.
▪ Secara teori Bandung masih bisa disebut sebagai kota parasitif,
karena masih terdapat kegiatan sector ekonominya yang duplikasi
dengan aktifitas ekonomi daerah sekitarnya.
▪ Aktifitas pasar di kota lebih luas sehingga kadangkala malah

K o t a mematikan kegiatan pasar yang ada di desa/sekitarnya.


▪ Idealnya bahwa kota harus mampu untuk memasarkan produk
pedesaan, untuk itu perlu ada pengaturan tentang penampungan
produk pedesaan/sekitar kota, agar supaya wilayah pedesaan
P a r a s i t i f memiliki kesempatan untuk membuka pasar produksinya secara
lebar.
3. KOTA ENCLAVE (TERTUTUP)
➢ Kota yang bersifat Enclave (Tertutup) adalah kota yang
berkembang tetapi tidak mengharapkan input dari daerah
sekitarnya, melainkan dari luar.
➢ Dalam hal ini, kota adalah suatu enclave yakni terpisah sama
sekali dari daerah sekitarnya. Kota yang bersifat enclave sering
terjadi pada kota atau pemukiman pertambangan besar, di
mana tingkat kehidupan antara di pemukiman dengan di luar
pertambangan sangat mencolok perbedaannya.
➢ Buruknya prasarana perbedaan taraf hidup atau pendidikan
yang sangat mencolok dan faktor lain dapat membuat
kurangnya hubungan antara perkotaan dengan daerah
sekitarnya. Untuk menghindari hal ini daerah pedalaman perlu
lebih didorong, sedangkan daerah perkotaan mungkin dapat
berkembang atas kemampuan sendiri. Agar pertumbuhan kota
dan daerah belakangnya dapat sejajar maka daerah belakang
memerluka bantuan yang lebih banyak.
KOTA ENCLAVE

TEMBAGAPURA, MIMIKA, PAPUA

SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT


➢ Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dengan dua
cara, yaitu secara fungsional dan secara geografis.
➢ Secara fungsional, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi
konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena
sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga
mampu menstimulasi kehidupan ekonomi baik ke dalam
maupun keluar (daerah belakangannya).
➢ Secara geografis pusat, pertumbuhan adalah suatu lokasi yang
banyak memiliki fasilitas dankemudahan sehingga menjadi
pusat daya tarik (pole of attraction), yang menyebabkanberbagai
macam usaha tertarik untuk berlokasi di situ dan masyarakat
senang datingme manfaatkan fasilitas yang ada di kota tersebut,
walaupun kemungkinan tadak ada interaksi antara usaha-usaha
tersebut.

Pusat
Pertumbuhan
(Growth Pole)
Tidak semua kota generatif dapat dikatagorikansebagai
pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan harus memiliki
empat ciri, yaitu:
1. Adanya hubungan intern antara berbagai macam
kegiatan yang memiliki nilai ekonomi,
2. Adanya multiplier effect (unsur pengganda),
3. Adanya konsentrasi geogarfis, dan
4. Bersifat mendorong pertumbuhan daerah
belakangnya.

Pusat
Pertumbuhan
(Growth Pole)
Pusat Pertumbuhan
(Growth Pole)
1 Adanya Hubungan Internal Dari Berbagai Macam
Kegiatan
➢ Ada keterkaitan antara satu sector dangan sektor
lainnya, karena saling terkait. Jadi,kehidupan kota
menjadisatu irama dengan berbagai komponen
kehidupan kota danmenciptakan suatu sinergi untuk
saling mendukung terciptanya pertumbuhan.
➢ Pertumbuhan tidak terlihat pincang, ada sektor
terlihat cepat tetapi ada sektor lain yang tidak terkena
imbasnya sama sekali. Hal ini berbeda dengan
sebuah kota yangf ungsinya hanya sebagai
perantara (transit).
➢ Kota perantara adalah apabila kota itu hanya
berfungsi mengumpulkan berbagai bahan dari
daerah belakangnya dan menjual ke kota lain yang
lebih besar/luar wilayah dan membeli berbagai
kebutuhan masyarakat dari kota lain dan dijual atau
didistribusikan ke wilayah belakangnya.
2 Ada Efek Pengganda ( Multiplier Effect)
➢ Keberadaan faktor-faktor yang saling terkait dan
saling mendukung akan menciptakan efek
pengganda.
➢ Apabila ada satu sector atas permintaan dari luar
wilayah, produsinya meningkat, karena ada
keterkaitan mengakibatkan produksi sector lain
juga meningkat dan akan terjadi beberapa kali
putaran pertumbuhan sehingga totalkenaikan
produksi bisa beberapa kali lipat dibandingkan
kenaikan permintaan dari luar untuk sector
tersebut (sector yang pertama meningkat
permintaannya).

3 Ada Konsentrasi Geografis


Konsentrasi geografis dari berbagi sector atau
fasilitas, selain bisa menciptakan efesiensi diantara
sector-sektor yang saling membutuhkan, juga
meningkatkan dayatarik ( attractiveness) dari kota
tersebut. Orang yang dating ke kota tersebut bisa
mendapatkan berbagai kebutuhan pada lokasi yang
berdekatan.
4 Bersifat Mendorong Daerah Belakannya
➢ Hal ini berarti antara kota dengan daerah
belakangnya terdapat hubungan yang
harmonis.
➢ Kota membutuhkan bahan baku dari daerah
belakangnya dan menyediakanberbagai
kebutuhan daerah belakangnya untuk dapat
mengembangkan diri.
➢ Apabila terdapat hubungan yang harmonis
dengan daerah belakangnya kota itu memiliki
tigakarakteristik yang di sebutkan terdahulu,
otomatis kota itu akan berfungsi
untukmendorong daerah belakangnya.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai