Nim: 2001016064
Mata Kuliah: Ekonomi Perkotaan
PENDAHULUAN
1. Kriteria Kota
Kota berasal dari bahasa Sangsekerta, yaitu Kotta yang dalam bahasa lain bisa disebut
sebagai kita ataupun kuta. Berdasarkan kamus Bahasa Sangsakerta- Indonesia, kota berarti kubu
atau perbentengan (Meinarno, 2011). Adapun dalam literature Anglo-Amerika, terdapat dua
istilah untuk menyebutkan kota, yaitu town dan city. Town ialah bentuk dari tengah di antara
kota dan desa. Dalam bahasa Indonesia town lebih disepadankan dengan kota kecil, sedangkan
city lebih diartikan dengan kota besar (Menno dan Alwi, 1992). Penduduk town masih saling
mengenal dengan akrab. Perilaku sosial dalam town lebih mirip dengan pola pedesaan apabila
dibandingkan dengan pola di kota besar (city) atau metropolitan.
Definisi kota yang dijelaskan oleh Wirth (Imam, 1993), kota adalah sebuah pemukiman
yang penduduknya relatif besar, padat, permanen, dan dihuni oleh orang yang heterogen. Dari
perngertian diatas menunjukkan bahwa kota memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dan
padat. Kawasan perkotaan berdasarkan jumlah penduduknya dapat diklasifikan menjadi:
1. Kawasan Perkotaan Kecil, kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk sebesar 10.000 hingga
100.000 jiwa;
2. Kawasan Perkotaan Sedang, kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk sebesar 100.001
hingga 500.000 jiwa;
3. Kawasan Perkotaan Besar, kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000
jiwa;
4. Kawasan Perkotaan Metropolitan, kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk lebih dari
1.000.000 jiwa.
Menurur Amos Rapoport, kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, padat dan
permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial. Selain itu kota juga
disebut sebagai simbol kesejahteraan, kesempatan berusaha dan dominasi terhadap wilayah
disekitarnya.
2. Karakteristik Kota
Kota merupakan tempat yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, yang
menggambarkan karakteristik, keberagaman, dan kompleksitasnya. Pembahasan mengenai
karakteristik kota dan/atau kawasan perkotaan pada bagian ini sebagian besar didasarkan pada
tinjauan yang telah dilakukan Branch (1995), yang menguraikan kota secara fisik, sosial,
ekonomi yaitu :
1. Kota Ditinjau dari Aspek Fisik, unsur-unsurnya adalah Topografi, Bangunan, Struktur
(bukan bangunan), Ruang Terbuka, Kepadatan Perkotaan Iklim, Vegetasi, dan
Kualitas estetika
2. Kota Ditinjau dari Aspek Sosial, pengertiannya adalah konsentrasi penduduk yang
membentuk suatu komunitas yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja dan meningkatkan
adanya diversitas intelektual, kebudayaan dan kegiatan rekreatif di kota-kota. Aspek
yang berpengaruh terhadap hal ini adalah (a) besaran dan komposisi penduduk dan
(b) ke ruangan.
3. Kota Ditinjau dari Aspek Ekonomi, yang berarti kota memiliki fungsi sebagai
penghasil produksi barang dan jasa, untuk mendukung kehidupan penduduknya dan
untuk keberlangsungan kota itu sendiri. Ekonomi perkotaan dapat ditinjau dari tiga
bagian yaitu ekonomi publik, ekonomi swasta (privat), dan ekonomi khusus.
4. Karakteristik Kawasan Perkotaan, Dibandingkan dengan kota, pengertian perkotaan
(urban) lebih luas lagi karena merupakan suatu wilayah geografis yang meliputi kota
dengan wilayah sekitarnya, tidak dilihat berdasarkan batas administrasi tetapi
berdasarkan sifat kekotaannya. Dalam hal ini perkotaan dapat didefinisikan sebagai
kawasan permukiman yang meliputi kota induk dan daerah pengaruh di luar batas
administratifnya yang berupa kawasan pinggiran sekitarnya/ suburban.
Selain memiliki Fungsi Kota sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Samarinda tahun 2014-2034, Kota Samarinda juga memiliki 8 Kawasan Strategis Kota (KSK)
yaitu:
1. Kawasan Strategis Kota (KSK) dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi:
a. Kawasan Industri di Kecamatan Palaran
b. Kawasan Perdagangan Citra Niaga di Kecamatan Samarinda Kota
2. Kawasan Strategis Kota (KSK) dari sudut kepentingan sosial budaya, meliputi:
a. Kawasan Pariwisata Budaya Desa Pampang terletak di Kecamatan Samarinda Utara
b. Kawasan Kota Lama di Kecamatan Samarinda Seberang
3. Kawasan Strategis Kota (KSK) dari sudut kepentingan lingkungan, meliputi:
a. Kawasan Kebun Raya Samarinda terletak di Kecamatan Samarinda Utara
b. Kawasan Tepian Sungai di sepanjang sungai Kota Samarinda
Kota Samarinda secara kompleks terbentuk karena dipengaruhi kegiatan transportasi air
dan geografi alamnya dengan adanya sungai yang membelah kota yang menjadikan ciri khusus
dan ciri khasnya sebagai kota air atau kota sungai. Letak kota lama Samarinda berada pada posisi
strategis pada jalur perdagangan dimasa lalu dengan adanya transportasi air yang berkembang
dan tumbuh sampai sekarang dengan kebijakan pemerintah setempat diarahkan ke Selatan atau di
Samarinda seberang. Dalam melakukan pengembangan ruang kota Samarinda perlu melihat
potensi pola struktur ruang kota pada struktur jalan yang terbentuk dari masa dulu sampai
sekarang yang memberikan karakeristik tersendiri pada kota. Karakteristik kota Samarinda
diantaranya adalah:
a. Massa bangunan dan ruang terbuka membentuk pola grid, terutama yang berada pada
koridor sungai Mahakam beserta anak sungainya.
b. Dengan adanya pola grid diatas sangat mempengaruhi tipologi massa bangunan
membentuk blok medan dan tekstur massa bangunan beserta ruang terbuka
membentuk homogen.
c. Adanya sungai besar yang membelah kota Samarinda memberikan ciri khas tipologi
elemen membentuk sistem terbuka linear dan pola struktur ruang kota membentuk
mega form. Hal ini terjadi adanya jalan yang menyusuri tepi sungai sampai jauh
sekali dan membentuk anak cabang jalan dan memberikan bentukan massa bangunan
yang berkelompok.
Jati diri kota Samarinda, Samarinda terdapat sungai Mahakam yang cukup lebar dengan
adanya kehidupan ikan pesut. Ikan pesut ini menjadi icon kota Samarinda sebagai jati diri kota.
Icon dalam bentuk ikan pesut ini dijadikan penanda dalam bentuk lampu penerangan jalan,
patung air mancur dan lampion yang dibangun pada setiap ruas jalan tertentu yang strategis pada
tepi sungai Mahakam serta bagian taman lainnya.
Identitas kota Samarinda, Dengan adanya sungai yang cukup lebar terdapat kegiatan
transportasi air sebagai identitas kota Samarinda. Hanya sayangnya fasilitas pendukung untuk
kegiatan ini belum dilakukan untuk menguatkan identitas kota Samarinda.
Image lingkungan, Secara image lingkungan dalam kalangan masyarakat luar dan
masyarakat kota Samarinda, kota ini dikenal dengan sarungnya yang merupakan hasil kerajinan
tenun masyarakatnya. Sarung Samarinda menjadi karakteristik khusus sebagai image lingkungan
yang diterapkan motifnya pada setiap gerbang masuk ke sekolah negeri dan gapura masuk pada
setiap gang atau jalan tertentu pada pelosok kota Samarinda.
Maknakoridor, Makna koridor untuk menandai setiap ruas jalan mempunyai fungsi
tertentu belum ditunjukkan disini. Koridor yang ada mempunyai fungsi yang sama hanya sebatas
sebagai jalur pejalan kaki dan kendaraan motor.
Lokasi tapak berada di kota Samarinda, Kalimantan Timur tepatnya berada di kecamatan
Sungai Kunjang yang berada di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Kawasan ini merupakan kawasan
padat penduduk, dan perdagangan yang selalu padat ramai akan transaksi. Di samping itu
kawasan ini dulunya merupakan industri, dan pergudangan, walaupun beberapa ada yang sudah
tidak beroprasi lagi. Adanya sentra perdangan, dan jasa yaitu ruko-ruko yang masih beroprasi di
sekitar kawasan ini.
Jumlah penduduk Kota Samarinda pada bulan September 2020 menurut hasil SP2020
adalah sebanyak 827.994 jiwa.Laju pertumbuhan penduduk periode 2010-2020 sebesar 1,26
persen per tahun. Kota Samarinda masih dalam masa bonus demografi karena 70,91 persen
penduduknya masih berada di usia produktif (15-64 tahun). Persentase penduduk lansia (65
tahun keatas) Kota Samarinda adalah sebesar 3,57 persen. Jumlah penduduk laki-laki lebih besar
dibandingkan jumlah penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 104,26.
Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 00°19'02"–00°42'34" LS
dan 117°03'00"–117°18'14" BT.Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun.
Temperatur udara antara 20 °C – 34 °C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1980 mm,
sedangkan kelembaban udara rata-rata 85%. Bulan terdingin terjadi pada bulan Januari dan
Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada bulan April dan Oktober.
b) Aspek Sosial
Pembangunan aspek sosial di Kota Samarinda pada dasarnya ditujukan untuk penguatan
masyarakat sebagai modal sosial dalam pembangunan, yang dapat menempati fungsi sebagai
subyek pembangunan sekaligus obyek pembangunan sehingga menjadi tolak ukur daya saing.
Aspek sosial yang diharapkan terwujud adalah :
1.)Peningkatan derajat kesehatan baik individu, keluarga, maupun lingkungan
2.)Peningkatan kualitas pendidikan formal maupun keterampilan/skill yang menunjang
pengembangan potensi diri
3.)Peningkatan perekonomian diri dan keluarga melalui pendapatan yang sesuai untuk mencapai
hidup layak
4.) Peningkatan modal sosial manusia sebagai bagian dari masyarakat, berbangsa, dan bernegara
seperti akhlak mulia untuk membentuk identitas dan karakter moral individu
c) Aspek Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan upaya pemerintah Kota Samarinda dalam mendorong
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Sebagai implementasinya, maka dalam
periode lima tahun mendatang pemerintah Kota Samarinda harus melaksanakan program
pembangunan yang difokuskan pada pertumbuhan ekonomi.
d) Karakteristik Kawasan Perkotaan
Kota Samarinda dibuat dan didirikan pada tanggal 21 Januari 1960, sesuai UU Darurat
No. 3 Tahun 1953, Lembaran Negara No. 97 Tahun 1953 tentang Pembentukan daerah-daerah
Tingkat II Kabupaten/kotamadya di Kalimantan Timur. Semula Kodya Dati II Samarinda terbagi
dalam 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Ilir dan Samarinda Seberang.
Kesudahan dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Kalimantan Timur No.
18/SK/TH-Pem/1969 dan SK No. 55/TH-Pem/SK/1969, terhitung sejak tanggal 1 Maret 1969,
wilayah administratif Kodya Dati II Samarinda ditambah dengan 4 kecamatan, yaitu Kecamatan
Palaran, Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Samboja (luas sekitar 2.727 km²). Masa ini pembagian
kecamatan di Samarinda tidak termasuk Sanga-Sanga, Muara Jawa dan Samboja, ketiganya
masuk dalam Kabupaten Kutai Kartanegara. Setelah PP No. 38 Tahun 1996 terbit, wilayah
administrasi Kodya Dati II Samarinda mengalami pemekaran, semula terdiri dari 4 kecamatan
dijadikan 6 kecamatan, Pemekaran kecamatan kembali dilakukan seiring dengan pertumbuhan
penduduk yang cukup pesat dan pelayanan penduduk yang makin meningkat. Kecamatan-
kecamatan di Samarinda yang semula berjumlah 6, kini dimekarkan dijadikan 10 kecamatan.
Jadi, secara administratif Kota Samarinda dibagi dijadikan 10 kecamatan dan 53 kelurahan.
Kota Samarinda telah mempersiapkan Samarinda Seberang untuk menjadi kota mandiri
dan Kecamatan Palaran akan menjadi kota industri kondisi kawasan cepat tumbuh maupun pusat
pertumbuhan Kota Samarinda, juga termasuk jangkauan sarana jembatan penghubung antara
Samarinda Kota dan Samarinda Seberang
KESIMPULAN
Kriteria & Karakteristik kota yang baik harus sesuai dengan penjelasan diatas, tetapi Kota
Samarinda belum memenuhi seluruh syarat itu. Kota Samarinda masih belum memenuhi seluruh
point tentang Kriteria Kota menurut Amos Rapoport. Contoh point yang belum terpenuhi dari
Kriteria Kota adalah sebagai berikut :
1. Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukkan oleh jalur jalan dan ruang-ruang
perkotaan yang nyata, Samarinda memiliki tata ruang perkotaan yang baik dan cukup rapi tetapi
belum cukup tertata, memiliki ruas jalan yang lebar serta baik dan fasilitas-fasilitas publik yang
memadai dan mudah dijangkau masyarakat. Selain itu Kota Samarinda belum memenuhi teori
tata ruang menurut Erness W. Burgess yang membagi wilayah dalam lima kawasan yang
mengeliling seperti sebuah lingkaran yang urutannya adalah CBD (Central Business District),
Zona Peralihan, Working Men’s Homes (Kawasan Pemukiman Pekerja), Better Resident
(Pemukiman yang Lebih Baik) dan Commuter (Zona Penglaju)
2. Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja, posisi pemukiman warga Kota Samarinda
tidak sesuai dengan teori Kosentris yaitu pusat pemukiman yang seharusnya berada di dikawasan
ke 3 setelah CBD (Central Business District) dan Zona Peralihan. Pusat pemukiman Kota
Samarinda sangat teracak karena banyak sekali daerah tepi tetapi tidak bisa mementukan daerah
yang mana yang benar benar berada di tepi.
SARAN
Pemerintah Kota Samarinda harus bisa membenahi struktur tata kota agar Kota Samarinda dapat
memenuhi kriteria kota, selain itu Pemerintah juga harus bisa memperbaiki fasilitas dan jalur
transportasi umum agar dapat memberi kemudahan akses ke masyarakat dan memperlaju
pertumbuhan ekonomi agar bisa menopang daerah luar kota.
REFERENSI
http://repository.ut.ac.id/3999/1/ADPU4433-M1.pdf
http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/SLHD_samarinda_2006_1.pdf
https://jrp.kaltimprov.go.id/index.php/jrp/article/download/57/39
https://e-journal.politanisamarinda.ac.id/index.php/tanesa/article/view/910
https://ojs.samarindakota.go.id/index.php/jri/article/view/18/12
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122709-T%2025943-Pengembangan%20kawasan-
Literatur.pdf
https://pupr.samarindakota.go.id/struktur-organisasi
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3876/8/UNIKOM_MOCHAMMAD_NAWWAF_A_BAB
%202.pdf
https://eprints.umm.ac.id/33477/2/jiptummpp-gdl-rizkamarda-43621-2-1.babi.pdf
https://litbang.samarindakota.go.id/library/katalog/hasil-kajian/kajian-perencanaan-
pengembangan-sistem-transportasi-yang-terintegrasi-dengan-tatralok-kinerja-angkutan-umum?
purpose=unduh
http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2020/09/E-JOURNAL%20NURAINI
%20(09-01-20-11-48-29).pdf
https://e-journal.politanisamarinda.ac.id/index.php/tanesa/article/view/910/306
https://ejournal.ipdn.ac.id/JIPWP/article/download/2828/1334/