Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN

DALAM
PENGEMBANGAN
WILAYAH
Pergeseran dalam Strategi dan Implikasinya
Pendekatan Pengembangan Wilayah
 perencanaan pengembangan wilayah
 menempatkan wilayah sebagai tujuan
pertama pembangunan
 dua model klasik:
– pembangunan dari atas (model pertumbuhan)
– pembangunan dari bawah (model equity,
populis)
 konsep dasar yang mendasari
 basis ekonomi dan tahapan pertumbuhan
Basis Ekonomi dan Tahap
Pembangunan
 Basis ekonomi (economic base)
– Basis ekonomi adalah sektor ekonomi di suatu wilayah atau
negara yang dikembangkan untuk tujuan dijual di luar wilayah
(ekspor) dan menjadi sumber pendapatan utama wilayah
tersebut.
– Sektor-sektor yang di luar sektor basis tersebut disebut sebagai
sektor non-basis.
 ROSTOW
– tradisional (dominasi pertanian)
– prakondisi tinggal landas (industrialisasi)
– tinggal landas (difusi investasi, industri penuh)
– kematangan (pergeseran industri-jasa)
– konsumsi massa (jasa-jasa sebagai dominan)
 FRIEDMANN
– tahapan perkembangan ruang
Tahap Perkembangan
Keruangan
Pendekatan dari Atas
 Punya akar teoritis pada teori makro ekonomi
 Konsep dasar: pembangunan dimulai dari sedikit unit
(ekonomi dan geografis) yang akan membawa
dampak penyebaran
 Proses perkembangan akan sangat bergantung
kepada permintaan dari luar
 Konsentrasi merupakan dasar utama, menyangkut
infrastruktur dan investasi ekonomi
 Sektor dasar: industri dan kota (urban- industrial led
strategies)
 Integrasi fungsional kegiatan-kegiatan ekonomi
 Implisit: perlunya kontrol pemerintah yang tepat
Kutub/Pusat Pertumbuhan
PENDEKATAN STATIS/STATIS KOMPARATIF
KERUANGAN PERENCANAAN/
DESKRIPTIF POSITIF/PENJELASAN
KONTROL
Kaitan ke depan dan ke
belakang. Model input-output.
Hubungan antarindustri. Tabel
INDUSTRI/SEKTORAL Efek penggandaan. Kompleks industri yang
input-output
Ekonomi eksternal. saling berhubungan
Efek dominasi
Ukuran kota dan organisasi
Teori tempat pusat.
keruangan optimal.
Teori umum organisasi
Hirarki perkotaan vs hubungan Teori jaringan.
GEOGRAFIS keruangan.
ukuran rang (rank size) Kebijaksanaan pusat pe-
Teori tradisional tentang
layanan.
lokasi industri.
Kota baru.
Kekuatan dari dalam yang
Pola industrial di perkotaan. berkaitan dengan hubungan Lokasi optimal dari kompleks
GABUNGAN ANTARA Wilayah pengembangan baru intertemporal dan location industri dalam konteks
INDUSTRI DAN karena sumberdaya kaya complementary. sistem perkotaan.
GEOGRAFIS (resources frontier) Melokalisir pusat Perencanaan sistem per-
Hubungan inti-pinggiran. pembangunan berbasis ke- kotaan.
pada kompleks industri.
Kutub/Pusat Pertumbuhan
PENDEKATAN DINAMIS
KERUANGAN
DESKRIPTIF POSITIF/PENJELASAN PERENCANAAN/KONTROL

Teori sektor. Perencanaan kompleks industri


Industri unggulan. secara dinamis.
Trend di dalam perubahan industri.
Industri propulsif dan strategis. Kebijaksanaan perluasan dan
INDUSTRIAL Munculnya inovasi dalam teknik
Kutub pengembangan fungsional. penyebaran.
dan produk.
Difusi inovasi dalam industri- Keberadaan/mantapnya industri
industri. propulsif atau industri strategis.

Peranan kota. Perencanaan sistem per-kotaan


Perkembangan dalam urbanisasi.
Hipotesis pola pertumbuhan kota. berbasis kepada lokasi industri
Identifikasi pusat pertumbuhan
Ekonomi eksternal secara wilayah. propulsif dan kutub pertumbuhan
GEOGRAFIS secara keruangan.
Kutub pmbangunan lokal. lokal.
Memetakan sistem wilayah yang
Ekonomi urbanisasi. Perluasan dan penyebaran
terpusat (nodal atau polarized)
Difusi inovasi secara keruangan. pelayanan.

Penyebaran inovasi dalam ruang


industri yang dikondisikan oleh Perencanaan wilayah dan kota
GABUNGAN ANTARA Dunia perkotaan dan pergeseran
keterkaitan lokasi. secara kompreensif berbasis
INDUSTRI DAN menuju ke pelayanan.
Akumulasi keuntungan. kepada tempat pusat, kutub
GEOGRAFIS Tahapan pembangunan.
Peranan kota. pembangunan, dan teori difusi.
Teori tahapan pembangunan.
Pendekatan dari Bawah
• Dasar teoritis beragam, tetapi dua hal utama
menjadi dasar: manusia sebagai pusat
pembangunan dan pemenuhan kebutuhan
dasar (basic needs)
• Pemihakan yang jelas kepada masyarakat lapis
bawah dan perdesaan
• Penekanan kepada integrasi teritorial, dengan
orientasi melihat ke dalam (inward-looking)
• Terjemahan ke dalam ruang di antaranya:
konsep agropolitan, pengembangan perdesaan
terpadu, dll.
Hubungan Desa-kota & Konsep
Pengembangan Wilayah
• Apa yang salah dalam strategi sebelumnya
– URBAN BIAS menempatkan kota sebagai
protagonis dalam pengembangan wilayah
– DIKOTOMIS  desa dan kota sebagai sesuatu yang
lain
• Pada kenyataan, sulit untuk membuat batas
yang jelas antara desa dan kota  konteks
negara sedang berkembang, khususnya Asia
Hipotesis Wilayah Desa-Kota
 KARAKTERISTIK
WILAYAH DESAKOTA
 sebagian besar populasi
terikat dengan “padi”
 peningkatan pada
kegiatan nonpertanian
 mobilitas populasi
penduduk yang tinggi
 percampuran guna
lahan pertanian dan  McGee (1991)  kotadesa/desakota
nonpertanian regions
 kota utama/metropolitan
 secara administratif
 peri-urban  “kota satelit”
merupakan wilayah  desakota
“abu-abu”  perdesaan padat/intensif  sawah
 Perdesaan
Keterkaitan Desa-Kota
Wm
D eveloped
countries

Uf Rx
e xp ort o rie nted
form al p rim a ry se ctor
secto r

in fo rm al
secto r
village eco no m y/
tra ditio na l fa rm e rs
Ui Rp

D eveloping
countries URBAN R UR A L
Keterkaitan Fungsional
Desa-kota
KOTA DESA
pusat perdagangan
produksi pertanian
pertanian/transportasi

jasa pendukung pertanian intensifikasi pertanian


input produksi prasarana
jasa insentif produksi
informasi teknik produksi pendidikan dan peningkatan kapasitas

pasar untuk produk non pertanian


permintaan terhadap barang dan jasa
jasa-jasa privat
non pertanian
pemrosesan produk pertanian

industri agro-based produksi dan diversifikasi pertanian

mata pencaharian non pertanian idem


Pendekatan Alternatif
 Dasar pertimbangan
 keterbatasan dalam konsep pusat pertumbuhan maupun
IFRD/IRD
 tidak ada hubungan satu arah antara desa dan kota
 Paradigma baru
 mengurangi kendala yang ada karena dikotomisasi desa dan
kota
 mempertimbangkan adanya perbedaan (variasi) hubungan
desa-kota  implikasi berbeda dalam perumusan kebijakan
 Dasar konseptual
 variasi dalam hubungan desa-kota sangat dipertimbangkan 
tidak ada penyeragaman
 kelompok-kelompok keruangan (desakota, dll) sudah ada dalam
komposisi keruangan
 keterkaitan yang baik antar kelompok keruangan jauh lebih baik
daripada hanya satu pusat pengembangan
Strategi Model Jaringan
Komponen Model Jaringan Model GC/GP
Semua sektor, tergantung kepada kondisi Industri di perkotaan; terfokus pada industri
Sektor dasar lokal; penekanan kepada ukuran skala besar yang propulsif dan bersifat
menengah tapi berbasis regional footloose

Horisontal; terdiri dari beberapa pusat dan


Hirarkis; terpusat kepada satu pusat yang
hinterlands yang masing-masing
Sistem perkotaan dominan, sangat dipengaruhi oleh
punya spesialisasi dan keunggulan
model central places
komparatif

Hubungan yang kompleks antara desa dan Proses difusi yang berasal dari kota; desa
Hubungan desa-kota kota, dengan stimulan bisa dari desa lebih banyak bersifat pasif dan hanya
maupun kota berharap pada trickle-down

Perlunya model perencanaan yang Model pendekatan top-down melalui badan


Gaya perencanaan terdesentralisasi; koordinasi antar perencanaan sektoral yang
sektor dan antar desa dan kota dikendalikan secara terpusat

Diversifikasi pertanian
Pilihan kebijakan Agroindustri Industrialisasi; insentif; industrial estate
Industri berbasis SDA
Model Jaringan
Growth Pole Regional Networks
Industrial Diffusion Model Rural-Urban Interdependency Model

Core Region

National Extended
Metroloplitan
Regional Regions
Cities
Secondary
Clusters

Agrarian/
Resource
-based Regions

Rural Towns and Villages

Regional Clusters as Complex Rural-Urban (Proto-) Agglomerations


CITIES/TOWNS
agro-processing center industrial estate
administrative center tourism center
agric. input/consumer ag. market
convenience center
VILLAGES
rice/grain resource mining
fruit growing animal husbandry
RURAL-URBAN
LINKAGES/FLOWS

PEOPLE 1 URBAN
RURAL
• labor commuting/migration
STRUCTURE/ FUNCTIONS/
• other migration (e.g., education)
STRUCTURAL ROLES
• shopping/visiting/selling
CHANGE
• Non-agricultural
Implikasi Kebijakan

• Socio-economic PRODUCTION 2 employment


Structure/ • upstream linkages (inputs)
Relations • downstream linkages • Urban services
(processing, manufacturing)
• Rural Economy • Production supplies
(Sectors) COMMODITIES 3
• inputs • Non-durable and
• Rural Production • consumer non-durables/durables durable goods
Regimes • rural products
• Markets for selling
• Natural CAPITAL/INCOME rural products
4
Environment • value added
& Resources • savings/credit • Processing/
• migrant remittances manufacturing
• Infrastructure
Built • Information on
Environment INFORMATION 5 employment,
• production/sales/prices production, prices,
• welfare/social/political welfare services
• employment

• Agrarian reform POLICY INTERVENTIONS • market centers


• Agriculture intensification/ • commercial outlets
diversification • Roads/transportation • urban services
• Cooperatives • Electricity • banking/credit
• Enviromental programs • Communications • urban infrastructure
• Irrigation, storage facilities and • Seaports/airports • communications
Other rural infrastructure services

Anda mungkin juga menyukai