Anda di halaman 1dari 13

Pusat Pertumbuhan

Mata Kuliah Perencanaan dan Pembangunan


Wilayah
Oleh :
Wahyu Nusa Lubis
Agribisnis
211000454201017
Pengertian dan Faktornya
 Pusat pertumbuhan ialah wilayah atau kawasan
yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga
dijadikan sebagai pusat pembangunan yang
memengaruhi kawasan-kawasan lain di
sekitarnya.
 Faktor – Faktor yang mempengaruhi :
- Lokasi
- SDA
- SDM
Landasan Pusat Pertumbuhan
Lokasi Terpusat
(Central Place
Theory)
Pusat
Pengembangan
Pertumbuhan
Agropollitan
(Growth Poles)

Basis
Pertumbuhan SumberDaya
Neoklasik (Resources
Endowment)
Basis Ekspor
(Export Base atau
Economic Base)
Dasar dasar Pusat Pertumbuhan
Dasar - dasar yang mempengaruhi kinerja pusat pertumbuhan
(Parr,1973) :
 Konsentrasi prasarana kota pada pusat – pusat pertumbuhan untuk
mendukung tujuan utama ekonomi dan tujuan sosial.
 Prasarana yang berskala luas akan menciptakan skala externalitas,
sehingga kota menjadi lebih menarik bagi masyarakat dan
masuknya investasi. Investasi dimaksud, peranan investasi
pemerintah lebih besar.
 Konsentrasi aktifitas perekonomian (aglomerasi), terutama industri
memiliki kaitan ke belakang dan ke depan.
 Kondisi ini dipengaruhi oleh aliran investasi yang masuk langsung
ke pusat pertumbuhan dan dikaitkan dengan eksploitasi aglomerasi
ekonomi.
Dasar dasar Pusat Pertumbuhan
Dasar - dasar yang mempengaruhi kinerja
pusat pertumbuhan (Parr,1973) :
 Kota - kota diasumsikan mengimpor barang dari kota yang
lebih besar atau mengexpor barang ke kota yang lebih kecil
dan tidak ada interaksi antara kota lain yang besarnya sama.
 Definisi ini berguna bagi struktur ruang dalam rigional yang
berorientasi pasar (akan berbeda dengan region yang
berorientasi pada tenaga kerja).
Pusat Pertumbuhan = PERKOTAAN
Peran kota ditentukan karakteristik fungsi
kota yang diembannya, yaitu aksesibilitas
yang dipunyai terhadap wilayah
pinggirannya (Rondinelli, 1978)

Merupakan penyedia
lokasi bagi Memberikan bermacam
kepentingan publik barang konsumen,
skala lokal, sehingga perdagangan, pelayanan
meningkatkan perorangan dan perluasan
aksesibilitas antara sektor informal
desa dengan kota
6 TANTANGAN PENATAAN RUANG PERKOTAAN
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
Berdasarkan New Urban Agenda, UN-HABITAT

DEMOGRAFI & KOHESI SOSIAL

Populasi Penduduk Pengendalian urban


Perkotaan: sprawl
dalam 4 dekade (1970 – 2010),
meningkat 6 kali lipat
48,39% ~ 126,89 juta jiwa (2010)
70,02% ~ 183,66 juta jiwa (2035) TATA KELOLA PERKOTAAN
Rata-rata pertumbuhan
Penduduk per tahun 2,75% 83,6% RTRW Kota telah ditetapkan dalam Perda

Desentralisasi
IMB belum dimanfaatkan secara peraturan
Tingkat Urbanisasi: optimal sebagai Instrumen
52,1% ~ 136,63 juta jiwa (2015) kontrol land use berdasarkan prinsip
otonomi daerah

EKONOMI PERKOTAAN
Kontribusi perkotan
terhadap PDRB
Nasional
74%
ARAH KEBIJAKAN JANGKA PANJANG PEMBANGUNAN PERKOTAAN

RPJP 2005-2025 Pembangunan Perkotaan

Penyeimbangan Pengendalian Peningkatan keterkaitan


Percepatan pembangunan
pertumbuhan antara kota pertumbuhan kota- kegiatan ekonomi di
kota-kota kecil dan menengah
metropolitan-besar- kota besar dan wilayah perkotaan -
terutama di luar Pulau Jawa perdesaan
menengah-kecil metropolitan

Kebijakan Pembangunan Perkotaan Nasional 2015-2045


LIMA PILAR ARAH PEMBANGUNAN KOTA 2045
Kota Berkelanjutan dan Berdayasaing untuk Kesejahteraan Masyarakat

Kota Layak Huni Kota Hijau yang Kota Cerdas berdaya


yang aman dan berketahanan iklim saing dan berbasis
nyaman dan bencana teknologi

Strong Neighboorhoods Green Openspace Smart Economy


Walkable Green Waste Smart People
Affordable Green Transportation Smart Governance
Comfortable Green Water Smart Mobility
Cultural Green Energy Smart Environment
Connectivity Green Building Smart Living

Membangun IDENTITAS PERKOTAAN Membangun keterkaitan dan manfaat antarkota dan


INDONESIA berbasis karakter fisik, keunggulan desa-kota dalam SISTEM PERKOTAAN NASIONAL
ekonomi, budaya lokal berbasis kewilayahan
K
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
O TA / K AWA S A N Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
P E R K O TA A N
SISTEM, FUNGSI, PERAN, DAN INFRASTRUKTUR
UTAMA

KOTA/KAWASAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR
FUNGSI PERAN PUPR NON PUPR
Mesin
Pusat Pelayanan Pertumbuhan
• Bandara
SISTEM Wilayah Wilayah Sistem Jaringan
• Pelabuhan
(Daya Saing)
PELAYANANHinterland
• Pusat Koleksi- • Global Center &
Primer
• Jalan dan
• Terminal/
EKSTERNAL Distribusi Jasa National Center Stasiun
Jembatan
(PKN) • Jaringan
(REGIONAL)• Hilirisasi Sumber • Regional Center
• Sumber Daya Air
Transmisi Energi
Daya Alam (PKW)
• Local Center (PKL)

Pusat Pelayanan
Sistem Jaringan
Permukiman • Angkutan
SISTEM Perkotaan
Ruang Aktivitas & Sekunder
Perkotaan
Hunian • Ke-Cipta Karya-
PELAYANAN• Pusat Berkualitas an (Air Bersih,
• Jaringan
INTERNAL Pemerintahan • Liveable City Distribusi
Sanitasi, RTH)
• Pusat • Compact City Energi,
(URBAN) • Resilient City • Penyediaan
Perdagangan & Telekomunikasi
Perumahan
Jasa
SASARAN & STANDAR PELAYANAN
KOTA CERDAS BERKELANJUTAN

Aman Estetik,
Sehat, Bersih, Produktif Berke-
Berkeselamatan Berkarakter, dan Lanjutan
Sasaran
Pengembangan Nyaman Efisien ekologis
Perkotaan

• RTH Publik > 20%


• Luas Jalan > 20% • Lansekap kota yg • 40% lahan terbangun • Pengurangan
• Ketersediaan berkualitas untuk aktivitas dampak perubahan
Ruang Publik • Pengelolaan ekonomi iklim
yang memadai sampah terpadu • Pola penggunaan ruang • Pemanfaatan
Standar (3R) campuran (mixed-use) sumber daya
(termasuk RTH
Pelayanan dan jalan ± 50%) • Ketersediaan • Aksesibilitas Tinggi : terbarukan
• Ketersediaan Air Landmark Kota Infrastruktur Harmoni • Tata kelola yang
dan Akses Sanitasi • Pelestarian & dengan Guna Lahan baik
Layak pengelolaan kws • Penerapan state-of-the- • Peran serta
• Sesuai Daya bersejarah art teknologi masyarakat dalam
Dukung dan • Wajah kota yang (pemanfaatan TIK) pembangunan
Tampung tertata • Jejaring Kota (Network • Hazard alami dan
• KDB Rendah of Cities) buatan (Mitigasi
(<30%), dan KLB bencana)
Tinggi (di atas 3)
10
NETWORK CITIES :
KOTA-KOTA DI DALAM WPS SEBAGAI GROWTH CENTERS SALING
TERKONEKSI
Mebidangro
(Kota Metropolitan)
• Infrastruktur fisik (jalan,
pelabuhan)
menghubungkan orang,
Kota Baru Kuala Tanjung barang, dan jasa.
(Berbasis Industri)
• Infrastruktur IT
memberikan layanan
informasi dan
Kota Baru Sei Mangkei komunikasi antar kota
(Berbasis Agroindustri)
Kota Pariwisata di
Kota Bagansiapiapi
KSPN Toba
(Berbasis Maritim/Perikanan)

Kota RantauPrapat
(Berbasis Agroindustri)
Kota Dumai
(Berbasis Migas)
SUPER CORRIDOR

Kota Pekanbaru
(Berbasis MICE)

Jaringan utilitas
Pertamina, air minum, Jalan Tol Rel Kereta
listrik, gas, Geometri
2 x 2Tol
m Trans Api
telekomunikasi, dan lain-
lain Sumatera
(Lampung – Sumatera
Selatan)
Daftar Pustaka
 Balai Diklat VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Republik Indonesia., 2016,
Bahan Ajar Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan.
 Mungkasa O., 2014, Pengembangan Wilayah Suatu Pengantar,
Manajemen Perkotaan Universitas Negeri Jakarta.
 https://12s1titik.files.wordpress.com/2016/01/konsep-wilayah-dan-pusat-p
ertumbuhan.ppt
 https://fdokumen.com/document/konsep-wilayah-dan-pusat-pertumbuhan.
html
 Diklat Teknis Jabatan Dasar I Bidang Pengembangan Infrastruktur
Wilayah, 2019 , Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Republik Indonesia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai