Anda di halaman 1dari 41

Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Direktorat Jenderal Cipta Karya


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

STRATEGI PENCAPAIAN TARGET


RPJMN 2015-2019
PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH

Disampaikan oleh:

Boby Ali Azhari, ST, M.Sc


Kasubdit Kawasan Permukiman Perkotaan

“Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program “Slum Allevation”


dalam acara
pada Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2017”
Jakarta, 23 Mei 2017
OUTLINE

1. Latar Belakang

2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan


Perkotaan

3. Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman


Kumuh 2015 - 2019

4. Lesson Learned

5. Strategi Penanganan ke Depan


1. Latar Belakang

Amanat UU No. 17/2007 (RPJPN)


Kota Tanpa Permukiman Kumuh

RPJMN 1 RPJMN 2 RPJMN 3 RPJMN 4


2004-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Pencegahan dan Peningkatan Kualitas


Kawasan Permukiman
Amanat UU No. 1 / 2011
(Perumahan dan Kawasan Permukiman)

Amanat Internasional:
• Agenda Habitat
• Rio + 20
• MDG's Permukiman yang
• SDG's Layak Huni dan
Berkelanjutan
Isu Permukiman Kumuh

Kemampuan Pendanaan
(APBN/APBD/PHLN, dll.)
Aspirasi Daerah/
3
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Masyarakat
1. Latar Belakang

Lingkup Permukiman Perkotaan


Standar Pelayanan Perkotaan & Kota Layak Huni
INDIKATOR SPP & KOTA LAYAK HUNI
Pelayanan air bersih perpipaan,
Pelayanan pengolahan air kotor, LINGKUP CIPTA KARYA DALAM
Drainase dan pengendalian banjir PEMENUHAN SPP & KOTA LAYAK HUNI
Pemadam Kebakaran
• Pelayanan air bersih perpipaan,
Fasilitas Kesehatan,
• Pelayanan pengolahan air kotor,
Proteksi Keamanan Masyarakat,
• Drainase dan pengendalian banjir
Sistem Transportasi terintegrasi,
• Pemadam Kebakaran
Ruang Terbuka Hijau
Fasilitas Sosial Budaya (sarana pendukung pendidikan) • Ruang Terbuka Hijau
Pengelolaan Persampahan • Pengelolaan Persampahan
Penyediaan Energi Listrik • Penanggulangan bencana
Penyediaan Gas
Telekomunikasi Perkotaan
Informasi
Pusat Perdagangan Modern
Instrumen Pengendalian Lingkungan Hidup
Penanggulangan Bencana
Fasilitas Rekreasi
Fasilitas Olahraga 4
1. Latar Belakang

RPJPN 2005-2025 RPJPN 2025-2045

Pemenuhan
Standar
Pelayanan KOTA
Perkotaan
(SPP) menuju BERKELANJUTAN
KOTA LAYAK
HUNI 100 %
Indikator
KOTA CERDAS
100 % yang berdaya
Indikator saing dan
KOTA HIJAU berbasis
terwujud di teknologi
seluruh kota terwujud di
seluruh kota
2015 2025 2035 2045
Path to the Future Cities
1 Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)
dan indicator kota layak huni

2 Pemenuhan indikator kota hijau berketanan iklim dan bencana

3 Pemenuhan indikator kota cerdas berdaya berdaya saing


5
1. Latar Belakang
PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PP No.14/2016
TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
BAB III
PENYELENGGARAAN KAWASAN
PERMUKIMAN

ARAHAN PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PENGENDALIAN


PERENCANAAN PEMANFAATAN
KP (Pasal 74)

Dilakukan untuk mendukung


penataan dan pengembangan LINGKUNGAN HUNIAN LINGKUNGAN HUNIAN
wilayah serta penyebaran penduduk PERKOTAAN (Pasal 76) PERDESAAN
yang proporsional.

PEMBANGUNAN KEMBALI
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HUNIAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HUNIAN
LINGKUNGAN HUNIAN BARU
PERKOTAAN (Pasal 76 ayat (3)) BARU PERKOTAAN (Pasal 76 ayat (4)) PERKOTAAN (Pasal 76 ayat (5))

1. peningkatan efisiensi potensi lingkungan hunian


1. penyediaan lokasi permukiman perkotaan;
perkotaan;
2. penyediaan lokasi pelayanan jasa 1. rehabilitasi;
2. peningkatan pelayanan lingkungan hunian perkotaan;
3. pengembangan lingkungan hunian perkotaan yang
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi;
2. rekonstruksi; atau
mendukung pengembangan kota layak huni, kota hijau,
dan kota cerdas;
3. pembangunan lingkungan hunian perkotaan 3. peremajaan
yang mendukung pembangunan kota layak
4. peningkatan keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas
huni, kota hijau, dan kota cerdas;
umum lingkunan hunian perkotaan;
4. pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas
5. pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
umum permukiman yang terpadu dan
perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
berketahanan terhadap perubahan iklim dan
6. pengembangan permukiman perkotaan yang berbasis
bencana; dan
pemberdayaan masyarakat; dan
5. Pembangunan permukiman perkotaan yang
7. pengembangan tempat pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
berbasis pemberdayaan masyarakat. 6
1. Latar Belakang

PENGATURAN,
• Terselenggaranya pengaturan, pembinaan dan pengawasan
PEMBINAAN,
PENGAWASAN pengembanganpermukiman di 507 kab/kota

•Mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh (KOTAKU), peningkatan


kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah perkotaan.
PERMUKIMAN •Perintisan inkubasi di 10 kota baru
PERKOTAAN •Fasilitasi kota dan kws perkotaan dalam pengembangan Kota Layak Huni di
18 kota otonomi sedang, 12 kawasan metropolitan, 744 kota/kawasan
perkotaan.

PERMUKIMAN
PERDESAAN • Meningkatkan kualitas permukiman perdesaan seluas 78.384 H

PERMUKIMAN
KHUSUS
• Meningkatnya kualitas permukiman di 3.099 Ha kawasan khusus

PENDAMPINGAN
PEMBERDAYAAN • Terselenggaranya pendampingan masyarakat di 7.683 kelurahan
MASYARAKAT
7
1. Latar Belakang

Gap
168,6 T

8
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
PERATURAN MENTERI PUPR NOMOR 2/PRT/M/2016
ASPEK DAN KRITERIA KEKUMUHAN
• ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk
• kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana tata ruang
Bangunan Gedung
• ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur, pengamananpetir,
penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan
• kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan
Jalan Lingkungan nyaman
• lebar jalan yang tidak ideal
• kelengkapan jalan yang tidak ideal
• ketidaktersediaan akses air minum
Penyediaan Air Minum • tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu
• tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan
• ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Drainase Lingkungan • drainase tidak terawat/rusak
• tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan
• ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah
Pengelolaan Air Limbah • ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku
• tercemarnya lingkungan sekitar
Pengelolaan • ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan
Persampahan • ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
• tercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah
• ketidaktersediaan sistem pengamanan secara aktif dan pasif
Pengamanan
• ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai
Kebakaran 9
• ketidaktersediaan akses untuk mobil pemadam kebakaran
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Jalan dan Drainase

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Peningkatan Kualitas Jalan
Kegiatan Peningkatan Kualitas Jalan dan Drainase yang dilakukan Pembangunan Drainase
belum mampu melayani seluruh kawasan kumuh, karena masih
Luas Layanan
terdapat beberapa ruas jalan yang belum di tingkatkan kualitasnya.
Dari luas kawasan 4.46 Ha, baru melayani kawasan seluas 2.66 Ha 10
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Persampahan

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Pembangunan TPS 3R

Untuk skala lingkungan, TPS 3R mampu melayani Luas Layanan


permasalahan persampahan ± 200 Unit Rumah. Di kawasan
berikut 1 lokasi TPS 3R mampu melayani seluruh kawasan.
11
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Air Limbah

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Pembangunan MCK
Luas Layanan
Pada kawasan tersebut kebutuhan pembangunan MCK 2
unit sudah mampu melayani seluruh kawasan tersebut.
12
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Luas Layanan
Peningkatan Kualitas Proteksi Kebakaran

Legenda :
Deliniasi Kawasan Kumuh
Pembangunan Hidrant

Menurut Standar Pelayanan Minimal untuk skala lingkungan, Luas Layanan


Hidrant Utama mampu melayani permasalahan kebakaran ± 200m
dari titik hidrant. Di kawasan berikut membutuhkan 4 hidrant untuk
melayani kawasan tersebut. 13
Show SIMCITY
3. Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2015 - 2019

Target & Capaian


Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2015-2019

Target Peningkatan Kualitas Kawasan Kumuh


38.431 Ha (Renstra PUPR dan RPJMN 2015-2019)

2015 2016 2017 2018 2019

TARGET TARGET TARGET TARGET TARGET


RENSTRA : 2.680 Ha RENSTRA : 9.300 Ha RENSTRA : 9.500 Ha RENSTRA : 8.900 Ha RENSTRA : 8.051 Ha
PK 2015 : 2.680 Ha PK 2016 : 2.358 Ha PK 2017 : 1.161 Ha PK 2018 :- PK 2019 :-

REALISASI REALISASI
REALISASI : 3.140 Ha REALISASI : 2462,74 Ha Penanganan total tahun 2016 (2.462,74 Ha) melalui:
KUMULATIF : 3.140 Ha KUMULATIF : 5602,74 Ha
DEVIASI : 460 Ha DEVIASI : - 6837,26 Ha
Satker PKP Satker PKP Satker PIP

SISA Strategis Provinsi Kab/Kota NUSP-2


TARGET PENANGANAN
HINGGA 2019 25,93 Ha 1.579,57 Ha 857,24 Ha
32.828,26 Ha 15
4. Lesson Learned

a. SK Kumuh
b. Delineasi kawasan kumuh
c. Pengisian database numerik
d. Kesesuaian implementasi dengan dokumen
perencanaan

16
a. Lesson Learned: SK Kumuh
Contoh Penetapan Luasan Kumuh melalui SK
C on t o h Pe ne t ap a n S K L u as an K u mu h d i W i la y a h S u ma t e r a

SK 2014 SK 2016
26 kawasan dgn 67 kawasan dgn
luas kumuh luas kumuh
266,54 Ha 3.300,40 Ha
C on t o h Pe ne t ap a n S K L u as an K u mu h d i W i la y a h B a nu s t r a ma p a

SK 2013 SK 2015
25 kawasan dgn 50 kawasan dgn
luas kumuh luas kumuh
303,5 Ha 803,39 Ha
17
a. Lesson Learned: SK Kumuh

Status Tanggal 13 Februari 2017


85.880,32 Ha
(luasan dalam 358
kab/kota sesuai
dengan penetapan SK
kumuh)
.
.
. 38.431 Ha
Hanya 233 kab/kota yg
memiliki dokumen
perencanaan
Sk Bupati /Walikota Target RPJMN 2015-2019

18
a. Lesson Learned: SK Kumuh
TARGET PENANGANAN KAWASAN KUMUH
PERKOTAAN TIAP PROVINSI
PROVINSI TARGET (HA)
JAWA TENGAH 4,183.86
JAWA BARAT 3,485.64
SUMATERA SELATAN 2,624.65 Target Penanganan Tiap Provinsi (Ha)
SULAWESI SELATAN 2,154.61
4,500.00
LAMPUNG 1,833.70
JAWA TIMUR 1,777.01 4,000.00
KALIMANTAN SELATAN 1,653.62 3,500.00
NAD 1,469.94
3,000.00
SULAWESI TENGGARA 1,291.29
2,500.00
JAMBI 1,258.20
BANTEN 1,186.80 2,000.00
KALIMANTAN TIMUR 1,089.73 1,500.00
SUMATERA UTARA 1,088.83
1,000.00
DKI JAKARTA 1,024.52
500.00
NTB 1,013.36
KALIMANTAN TENGAH 983.08 -

SULAWESI SELATAN
JAWA BARAT

PAPUA BARAT

BANGKA BELITUNG
DIY
KALIMANTAN BARAT
LAMPUNG

BENGKULU
NAD

KALIMANTAN TIMUR

SUMATERA BARAT
SULAWESI TENGAH

MALUKU UTARA
KEPULAUAN RIAU

SULAWESI UTARA
JAWA TENGAH

JAMBI

KALIMANTAN UTARA
MALUKU
NTB

RIAU
SUMATERA UTARA

KALIMANTAN TENGAH

PAPUA
KALIMANTAN SELATAN

BALI
SULAWESI TENGGARA

GORONTALO
SUMATERA SELATAN

JAWA TIMUR

DKI JAKARTA
BANTEN

NTT

SULAWESI BARAT
SUMATERA BARAT 977.51
SULAWESI TENGAH 976.39
RIAU 823.39
KEPULAUAN RIAU 816.13
PAPUA 809.60
MALUKU UTARA 736.53
NTT 691.11
SULAWESI UTARA 574.83
PAPUA BARAT 536.91 TERTINGGI TERENDAH
BENGKULU 536.46
PROVINSI TARGET PROVINSI TARGET (HA)
BALI 484.72
(HA)
BANGKA BELITUNG 482.97 MALUKU 301,39
DIY 406.04 JAWA TENGAH 4.183,86
KALIMANTAN BARAT 358.18 GORONTALO 258,88
KALIMANTAN UTARA 317.13 JAWA BARAT 3.485.64
SULBAR 224,77
MALUKU 301.39
SUMSEL 2.624,65
GORONTALO 258.88
SULAWESI BARAT 224.77 19
TOTAL 38,431.77 Status data per 13 Februari 2017
b. Lesson Learned: Delineasi kawasan kumuh
Permasalahan Penentuan Deliniasi

Deliniasi kumuh di Deliniasi kumuh di


Pulau Papua Deliniasi kumuh di Pulau Sumatera
Pulau Kalimantan

Deliniasi mencakup area


sungai dan kebun

Deliniasi mencakup area


danau
Deliniasi mencakup area
lokasi perkantoran,
zona perkebunan/RTH20
c. Lesson Learned: Pengisian database numerik
SANDINGAN PENGISIAN DATA NUMERIK PADA BEBERAPA CONTOH KAWASAN

Perhitungan penanganan pada 5 contoh lokasi prioritas terhadap 7 aspek


Yogyakarta, Medan, Palembang, Mataram, Palu 21
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan
C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n
d i K aw as an J aw a

Kebutuhan Penanganan Penanganan yg Dilakukan


Aspek kondisi jalan lingkungan
 Kualitas permukiman jalan  Perbaikan jalan lingkungan
lingkungan 4,86 Ha 3.338 m¹ (4,88 Ha)

Aspek pengelolaan air limbah


 Prasarana dan sarana  Pembangunan saluran air
pengelolaan air limbah tdk limbah 506 unit
sesuai dgn persyaratan teknis

Kondisi proteksi kebakaran


 Ketidaktersediaan  -
prasarana proteksi kebakaran
8,68 Ha
 Ketidaktersediaan sarana  Hidran kering 2 unit (2,17
proteksi kebakaran 8,68 Ha Ha)

22
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan

Kebutuhan Penanganan Penanganan yg Dilakukan


C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n Aspek kondisi jalan lingkungan
d i K aw as an S u ma t e r a
 Cakupan pelayanan  Pembangunan ruas
jalan lingkungan 7,27 Ha jalan baru 1 m¹ (0,33 Ha)
 Kualitas permukaan  Perbaikan/peningkatan
jalan lingkungan 12,76 Ha ruas jalan 2.430,96 m¹
(12,76 Ha)
Aspek kondisi drainase lingkungan
 Ketidakmampuan  -
mengalirkan limpasan air
24,91 Ha
 Ketidaktersediaan  Pembangunan saluran
drainase 18,24 Ha drainase 1.394 m¹ (24,91
Ha)
 Ketidakterhubungan  -
dgn sistem drainase
perkotaan 16,64 Ha
 Tidak terpeliharanya  -
drainase 9,06 Ha
 Kualitas konstruksi  -
23
drainase 9,06 Ha
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan

Kebutuhan Penanganan Penanganan yg Dilakukan


Aspek kondisi jalan lingkungan
C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n
d i K aw as an S u ma t e r a  Cakupan pelayanan  -
jalan lingkungan 0,3 Ha
 Kualitas permukaan  Perbaikan/peningkatan
jalan lingkungan 22,05 Ha ruas jalan 2.825 m²
(12,70 Ha)
Aspek kondisi drainase lingkungan
 Ketidakmampuan  -
mengalirkan limpasan air
5 Ha
 Ketidaktersediaan  -
drainase 3,37 Ha
 Ketidakterhubungan  -
dgn sistem drainase
perkotaan 0 Ha
 Tidak terpeliharanya  Pemeliharaan drainase
drainase 40,72 Ha 706 m² (20 Ha)
 Kualitas konstruksi
drainase 21,80 Ha  -
24
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan

Kebutuhan Penanganan Penanganan yg Dilakukan


Aspek kondisi jalan lingkungan

C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n  Cakupan pelayanan  -
d i K aw as an B a nu st r a ma p a jalan lingkungan 0 Ha
 Kualitas permukaan  Perbaikan/peningkatan
jalan lingkungan 3,74 Ha ruas jalan 1.665 m² (3,74
Ha)
Aspek kondisi drainase lingkungan
 Ketidakmampuan  -
mengalirkan limpasan air
0 Ha
 Ketidaktersediaan  -
drainase 0 Ha
 Ketidakterhubungan  -
dgn sistem drainase
perkotaan 0 Ha
 Tidak terpeliharanya  Pembangunan drainase
drainase 0 Ha 4 m²
 Kualitas konstruksi  Pembangunan drainase
drainase 0 Ha 4 m²
25
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan

C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n
d i K aw as an S u la w es i

Kebutuhan Penanganan Penanganan yg Dilakukan


Aspek kondisi jalan lingkungan
 Cakupan pelayanan  -
jalan lingkungan 11,26 Ha
 Kualitas permukaan  Perbaikan/peningkatan
jalan lingkungan 7,24 Ha ruas jalan 5.435 m²
(21,74 Ha)

26
5. Strategi Penanganan ke Depan
1. KOLABORASI
KETERLIBATAN STAKEHOLDER DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
PEMERINTAH DAERAH
• Pengadaan Infrastruktur dan
prasarana sarana dasar lingkungan
maupun prasarana utama kawasan
• Pengadaan rumah (dalam kawasan
permukiman kumuh dengan status
tanah milik pemerintah)
• Penataan ulang dan pembenahan
lahan kawasan
• Melalui instansi terlibat melakukan
proses pemastian status tanah
• Penataan kembali kawasan untuk non
permukiman yang telah digunakan
sebagai permukiman, seperti bantaran
sungai dan Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
• Program pengamanan dan pendukung
penataan kembali kawasan non
MASYARAKAT PEMERINTAH PUSAT SWASTA permukiman seperti bantaran sungai
• Pengadaan prasarana bingkai • Pengadaan rumah (khususnya bagi kawasan dan RTH dengan jalan inspeksi dan
• Pengadaan rumah
kawasan dengan karakter status tanah pemerintah dan normalisasi sungai
• Pelaksana
• Bekerjasama dengan pemerintah NEL tinggi, dimana swasta dapat • Pengadaan uji coba (pilot project)
pembangunan untuk pengadaan rumah dan
daerah dalam pengadaan berkontribusi dalam pengadan rumah degan
fisik kawasan prasarana pendukung
komponen fisik utama kawasan skema kerjasama (sewa dll)
(prasarana dan • Pengadaan Rumah Susun • Pengelolaan lahan untuk kegiatan komersial • Pengadaan dan penyiapan lahan
rumah) • Bantuan teknis (technical pendukung pembiayaan pembenahan untuk lokasi tujuan relokasi
assistance) dalam pendampingan kawasan melalui mekanisme land sharing. • Pengadaan dan penyiapan lahan
proses penanganan permukiman • Pengadaan prasarana dan rumah untuk untuk lokasi Rumah Susun
kumuh pemanfaatan dan pengelolaan sebagian • Kegiatan supervisi fisik pelaksanaan
lahan kawasan (implementasi) program 27
5. Strategi Penanganan ke Depan
1. KOLABORASI

CONTOH PELAKSANAAN KEMITRAAN DGN PROGRAM CSR

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan


Bantuan sebanyak 90 buah tong sampah dari (PKBL) berupa Penanaman Pohon oleh
Comdev (Community Development) Centre PT. Pindad (Persero)
Telkom Kalsel

28
5. Strategi Penanganan ke Depan
1. KOLABORASI

CONTOH PELAKSANAAN KEMITRAAN DGN PROGRAM CSR

Bantuan Pembuatan Taman AKADEMIA oleh Bantuan CSR untuk Pembenahan Keindahan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Fasilitas Keindahan Kota Trenggalek oleh PT.
Bank Mandiri (Persero) TBK

29
5. Strategi Penanganan ke Depan
1. KOLABORASI
Contoh Keterpaduan Pelaksanaan Penanganan Kumuh di Kota Malang

30
5. Strategi Penanganan ke Depan
1. KOLABORASI

Contoh Keterpaduan Pelaksanaan Penanganan Kumuh di Kota Malang

31
31
5. Strategi Penanganan ke Depan
C on t o h Ke t er p ad u an Pe la k sa na a n 1. KOLABORASI
Pen a ng a n an K um u h di Ko t a M a la ng

Inovasi Transformasi Kampung

32
32
5. Strategi Penanganan ke Depan
C on t o h Ke t er p ad u an Pe la k sa na a n 1. KOLABORASI
Pen a ng a n an K um u h di Ko t a M a la ng

Penyediaan RTH publik melalui pendanaan CSR

33
33
5. Strategi Penanganan ke Depan
2. SINGLE DATABASE

34
5. Strategi Penanganan ke Depan
3. PENDANAAN
STRATEGI Sumber Kebutuhan Biaya Persentase
Pembiayaan (Rp Triliun) Pembiayaan
PEMBIAYAAN APBN 81,9 38%
• APBN dalam Renstra 36,26 T
7% • Usulan PHLN 45,64 T
10% 38% APBN (RM + PHLN) APBD Provinsi 43,1 20%
APBD Provinsi
APBD Kab/Kota 53,9 25%
APBD Kab/Kota
25%
Masyarakat Masyarakat 21,6 10%
20% CSR CSR/sumber
15,2 7%
pembiayaan lainnya

TOTAL 215,7 100%


Perkiraan ketersediaan Anggaran APBN 2015-2019 sebesar Rp 36,26 triliun

2015-2019 35
5. Strategi Penanganan ke Depan
4. Perubahan Wajah Kawasan
KAMPUNG WONOSARI/KAMPUNG PELANGI, SEMARANG, JAWA TENGAH

36
5. Strategi Penanganan ke Depan
4. Perubahan Wajah Kawasan
KAMPUNG WONOSARI/KAMPUNG PELANGI, SEMARANG, JAWA TENGAH

37
5. Strategi Penanganan ke Depan
4. Perubahan Wajah Kawasan
KAMPUNG WONOSARI/KAMPUNG PELANGI, SEMARANG, JAWA TENGAH

38
5. Strategi Penanganan ke Depan
4. Perubahan Wajah Kawasan
KAMPUNG GLINTUNG, KOTA MALANG JAWA TIMUR

BEFORE
AFTER
39
5. Strategi Penanganan ke Depan
5. FOKUS PENANGANAN
KAWASAN KUMUH

• Pelaksanaan kegiatan fisik dalam penanganan


kawasan kumuh difokuskan pada kawasan yg
didukung dengan komitmen pemerintah
daerah
• Pekerjaan fisik harus dilakukan sesuai
dengan kebutuhan penanganan pada
masing-masing aspek dan kriteria kekumuhan

40
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

MARI BERSAMA
BERKOLABORASI dan
WUJUDKAN KETERPADUAN
untuk PENCAPAIAN 0% KUMUH
di 2019

TERIMA KASIH
41

Anda mungkin juga menyukai