Anda di halaman 1dari 22

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PENANGANAN PERMUKIMAN
KUMUH PERKOTAAN
Disampaikan Oleh
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
OUTLINE

1 PERUBAHAN NOMENKLATUR
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

2 KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN


KUMUH PERKOTAAN

3 RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN


KUMUH PERKOTAAN (RKP-KP)
1
PERUBAHAN
NOMENKLATUR
DIREKTORAT PENGEMBANGAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PERUBAHAN NOMENKLATUR
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

 Nomenklatur yang Semula adalah DIREKTORAT


PENGEMBANGAN PERMUKIMAN menjadi DIREKTORAT
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN menunjukkan
luasnya cakupan penanganan yang harus dikerjakan
saat ini;
 Perubahan nomenklatur eselon 3 juga membawa
dampak yang cukup signifikan pada tugas dan
tanggung jawabnya;
PERUBAHAN NOMENKLATUR
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

 Pembagian tugas dan tanggung jawab yang semula berbasis


teritorial (TINGKIM 1 dan TINGKIM 2) menjadi Subdit yang
tanggung jawabnya terfokus, yaitu:
1. Kawasan Permukiman Perkotaan;
2. Kawasan Permukiman Perdesaan dan
3. Kawasan Permukiman Khusus.

 Penanganan substansial seperti Pengembangan Permukiman


Baru dilebur dan masuk pada masing-masing Subdit tersebut
diatas;
 Subdit Pengaturan dan Pembinaan menjadi Subdit
Standarisasi dan Kelembagaan;
 Subdit Perencanaan Teknis: perubahannya di nomenklatur
eselon 4 nya.
Entitas Perumahan dan Kawasan
Permukiman
UU No. 1 Tahun 2011
Kawasan Kawasan Permukiman: Lingkungan Hunian + Tempat Kegiatan yang
Permukiman mendukung peri kehidupan dan penghidupan di Perkotaan dan
Perdesaan

Perencanaan Kawasan Permukiman dilakukan melalui Rencana Kawasan


Permukiman/RKP (Pasal 64)
Lingkungan Lingkungan Hunian: sebagai bagian dari Kawasan Permukiman, terdiri lebih
Hunian dari satu satuan Permukiman

Perencanaan Lingkungan Hunian:


1. Pengembangan yang ada di perkotaan
2. Pembangunan baru
3. Pembangunan kembali
Permukiman Permukiman: bagian dari lingkungan hunian yang terdiri dari lebih dari satu
perumahan yang mempunyai PSU serta penunjang kegiatan fungsi lain di
perkotaan dan perdesaan (Pasal 1 angka 5)

Perumahan Perencaaan Perumahan merupakan bagian dari perencanaan


permukiman (Pasal 23 ayat 3)
Rumah Perencanaan dan perancangan rumah merupakan bagian dari
perencanaan perumahan dan/atau permukiman (Pasal 26 ayat 3)
Entitas Perumahan dan Kawasan
Permukiman
UU No. 1 Tahun 2011

RUMAH

PERUMAHAN

PERMUKIMAN

LINGKUNGAN
HUNIAN

KAWASAN
PERMUKIMAN
Kegiatan Pengembangan
Kawasan Permukiman
Tahun 2015-2019
Pendukung Kegiatan 1. Layanan Perkantoran Bulan

Penyusunan NSPK 2. Peraturan Pengembangan Permukiman


Nasional a. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) NSPK
Non Fisik :
Pengaturan,
Pembinaan, dan Perencanaan 3. Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman
Pengawasan Pembangunan, a. Pendampingan Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)
b. Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan Rencana Pengembangan Kawasan
Pemanfaatan dan Permukiman
Laporan
Pengelolaan c. Pembinaan dan pengawasan kelembagaan serta kemitraan di bidang
Pengembangan Infrastruktur Daerah penyelenggaraan pengembangan kawasan permukiman

Kawasan
Permukiman 4. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Pembangunan dan
Perkotaan
Pengembangan a. Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh a. Hektar
Kawasan Permukiman b. Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan b. kawasan

Fisik : Perkotaan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas
c. Perintisan inkubasi kota baru
Pembangunan
dan 5. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Pembangunan dan
Pengembangan di Perdesaan
Pengembangan
Kawasan a. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Hektar
Kawasan Permukiman Potensial dan Berkelanjutan
Perkotaan; Perdesaan b. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Perdesaan; dan Tertinggal, Terpencil, dan Pulau-pulau Kecil
Kws Khusus
6. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Pembangunan dan
Pengembangan Permukiman Khusus
a. Pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan dan pulau- Hektar
Kawasan pulau kecil terluar
Permukiman Khusus b. Pembangunan dan pengembangan kawasan rawan bencana, paska
bencana, dan kawasan tertentu
TARGET RPJMN 2015-2019

Meningkatnya kualitas
permukiman di 38.341
Ha daerah perkotaan 
Penanganan
permukiman kumuh
perkotaan

Meningkatkan kualitas
Penanganan permukiman di 78.384
kawasan perbatasan Ha daerah perdesaan
di 7 Pos Lintas Batas  Pengembangan
Negara (PLBN) Kawasan Permukiman
Perdesaan Potensial
2
KEGIATAN
PENGEMBANGAN
KAWASAN PERMUKIMAN

KUMUH
PERKOTAAN
Sasaran Cipta Karya 2015 – 2019
Gerakan 100-0-100
TARGET PENANGANAN
Tahun 2015-2019

UPAYA PERKOTAAN
PENCEGAHAN

PERDESAAN

PERKOTAAN

UPAYA
PENINGKATAN
KUALITAS
PERDESAAN

2014 2019
Penanganan Permukiman Kumuh Menuju Kota tanpa Permukiman Kumuh Tahun 2019 difokuskan
pada upaya peningkatan kualitas di kawasan perkotaan, dengan tetap mempertimbangkan perlunya
upaya pencegahan dalam menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh
UU No. 1 Tahun 2011
Pola Penanganan

Pengawasan dan Pengendalian


Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
POLA
PENANGANAN Pemberdayaan Masyarakat
KUMUH Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi

Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni

Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan
masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi
masyarakat

Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi
barang ataupun manusia (contoh: penyediaan Rusunawa)
Volume Volume
No Kab/Kota No Kab/Kota
(Ha) (Ha)
1 NAD 103.54 17 KALIMANTAN UTARA
1 Kota Banda Aceh 25.86 18 KALIMANTAN BARAT 84.30
2 Kota Langsa 35.62 32 Kota Pontianak 44.00
3 Kota Lhoksumawe 42.06 33 Kota Singkawang 40.30

56 Lokasi 2 SUMATERA UTARA


4 Kota Medan
39.74
39.74
19 KALIMANTAN TENGAH
34 Kab Sukamara
35.46
35.46

KETERPADUAN
3 SUMATERA BARAT 75.27 20 KALIMANTAN SELATAN 35.11
5 Kota Padang 22.21 35 Kota Banjarmasin 35.11
6 Kota Payakumbuh 28.50 21 KALIMANTAN TIMUR 38.80
PENANGANAN 4
7 Kota Solok
RIAU
24.56
52.88
36 Kota Bontang
22 SULAWESI UTARA
38.80
34.56

PERMUKIMAN 5
8 Kota Pekanbaru
KEPULAUAN RIAU
52.88
45.92
37 Kota Bitung
23 GORONTALO
34.56
36.71

KUMUH
9 Kota Batam 45.92 38 Kota Gorontalo 22.70
6 JAMBI 17.93 39 Kab Pohuwato 14.01
10 Kota Sungai Penuh 17.93 24 SULAWESI TENGAH 62.56
7 BENGKULU 43.64 40 Kota Palu 54.95
11 Kota Bengkulu 43.64 41 Kab Parigi Moutong 7.61
8 SUMATERA SELATAN 40.60 25 SULAWESI BARAT 32.29
12 Kota Lubuk Linggau 40.60 42 Kab Mamuju 32.29
9 BANGKA BELITUNG 43.83 26 SULAWESI SELATAN 92.88
13 Kota Pangkalpinang 43.83 43 Kota Makassar 48.63
10 LAMPUNG 38.38 44 Kota Pare Pare 15.20
14 Kota Bandar Lampung 38.38 45 Kab Takalar 29.05
11 BANTEN 29.08 27 SULAWESI TENGGARA 97.16
15 Kota Serang 29.08 46 Kota Kendari 30.00
12 DKI JAKARTA 47 Kota Bau Bau 21.66
13 JAWA BARAT 119.62 48 Kab Wakatobi 45.50
16 Kota Bandung 47.02 28 BALI 15.01
17 Kota Sukabumi 35.00 49 Kota Denpasar 15.01
18 Kota Bogor 37.60 29 NTB 48.51
14 JAWA TENGAH 266.16 50 Kota Mataram 20.80
19 Kota Semarang 46.92 51 Kab Lombok Tengah 27.71
20 Kota Surakarta 33.46 30 NTT 58.10
21 Kota Pekalongan 52.91 52 Kota Kupang 39.10
22 Kab Kendal 30.41 53 Kab Belu 19.00
23 Kab Banyumas 35.13 31 MALUKU UTARA 21.75
24 Kab Sukoharjo 35.28 54 Kota Ternate 21.75
25 Kab Grobogan 32.05 32 MALUKU
15 D I YOGYAKARTA 56.24 33 PAPUA BARAT 35.00
26 Kota Yogyakarta 56.24 55 Kab Sorong 35.00
16 JAWA TIMUR 160.44 34 PAPUA 42.31
27 Kota Surabaya 21.28 56 Kota Jayapura 42.31
28 Kota Pasuruan 38.21 TOTAL 1,903.79
29 Kota Malang 42.78
30 Kab Sidoarjo 23.69
31 Kota Probolinggo 34.48
3
RENCANA KAWASAN
PERMUKIMAN
KUMUH
PERKOTAAN
(RKP-KP)
RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KUMUH PERKOTAAN
TAHUN 2015-2019

 Rencana Kawasan Permukiman


Kumuh Perkotaan (RKP-KP)
merupakan dokumen rencana aksi
penanganan permukiman kumuh
kota yang disusun oleh Pokjanis
Kabupaten/Kota yang berisi
rumusan strategi untuk
mewujudkan permukiman yang
bebas kumuh (0% Kumuh), di
Kabupaten/Kota.
 perencanaan kegiatan dengan
lingkup/skala kawasan pada
permukiman kumuh kawasan
perkotaan yang bersifat
menyeluruh (komprehensif) dan
terpadu, meliputi fisik dan non fisik
RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KUMUH PERKOTAAN
TAHUN 2015-2019

Dokumen Perencanaan
sebagai acuan terutama
di permukiman kumuh
yang akan ditindak lanjuti
di tahun 2016 – 2019 Pengalaman
Menghasilkan
dokumen rencana penanganan 2015
yang langsung bisa sebagai masukan
dilaksanakan pada bagi penyusunan
tahun 2016 rencana ke depan
Rencana Kawasan
Permukiman Kumuh
Perkotaan

(RKP-KP)
RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KEDUDUKAN
Rencana Penataan
Kawasan

Jaringan Jalan
Tempat Pengasapan dan
Pengeringan Ikan
Ruang Terbuka / Open Space
Ruang Terbuka Hijau /
Garis Sempadan Sungai
Tempat Pelelangan Ikan
Pusat Kuliner
Lokasi Bongkar/Muat Kapal
Lokasi Dermaga
Lokasi IPLT
Lokasi TPS 3R

Lokasi PembuatanGalangan Kapal


CATATAN PENUTUP

1. Permasalahan kumuh bersifat multidimensi dan multiaspek sehingga harus


dipecahkan secara terpadu dan terintegrasi.
2. Perlunya Kab/Kota menyusun rencana aksi berdasarkan strategi operasional
penanganan kumuh berupa “Rencana Kawasan Permukiman Kumuh
Perkotaan”.
3. RKP-KP merupakan produk pemerintah Kab/Kota dan menjadi acuan komitmen
pemerintah daerah dalam mewujudkan permukiman layak huni, bebas kumuh
dan berkelanjutan.
4. RKP-KP merupakan awal perencanaan keterpaduan semua sektor (Air Minum,
Penyehatan Lingkungan, Penataan Bangunan dan Perumahan). Diharapkan
kepada semua direktorat sektor dalam Cipta Karya dan Perumahan untuk
bersama-sama turun menangani dan mendukung entitas yang sama.
5. Rencana aksi penanganan kumuh harus berfokus pada pemecahan
permasalahan kawasan berdasarkan tipologi dan karakteristik kawasan dengan
juga mengakomodir budaya dan kearifan lokal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai