Anda di halaman 1dari 42

SALINAN

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 63 TAHUN 2022


TENTANG
INDEKS PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN


TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk penentuan kebijakan yang lebih akurat


sesuai dengan lokus, fokus, dan tempo pada kawasan
perdesaan, perlu pengukuran capaian terhadap
perkembangan kawasan perdesaan dengan mengunakan
indeks;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi tentang Indeks Perkembangan Kawasan
Perdesaan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6321);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun
2020 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 13);
4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 359);
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1256);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG INDEKS
PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN.

KESATU : Menetapkan Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan


yang diukur berdasarkan dimensi:
a. ekonomi;
b. sosial budaya;
c. lingkungan;
d. jejaring prasarana dan sarana; dan
e. kelembagaan.
KEDUA : Pengukuran Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan
sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU bertujuan:
a. mengetahui tingkat perkembangan kawasan
perdesaan;
b. menetapkan status sesuai Indeks Perkembangan
Kawasan Perdesaan;
c. membandingkan kinerja pembangunan kawasan
perdesaan antar wilayah;
d. melihat perkembangan kinerja pembangunan
kawasan perdesaan antar waktu;
e. memberikan rekomendasi bagi kementerian/lembaga,
pemerintah daerah dan pihak terkait dalam
merumuskan program dan anggaran untuk
membangun kawasan perdesaan sesuai dengan lokus,
fokus, dan tempo; dan
f. merumuskan strategi alternatif bagi
kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan pihak
terkait untuk evaluasi kinerja pembangunan.
KETIGA : Dimensi ekonomi sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU huruf a meliputi variabel:
a. pengembangan komoditas unggulan kawasan
perdesaan;
b. pelibatan masyarakat dan usaha mikro kecil menengah
dalam pengembangan komoditas unggulan
(kelembagaan ekonomi);
c. peran badan usaha milik desa dan atau badan usaha
milik desa bersama mengembangkan komoditas
unggulan;
d. pengembangan jejaring kawasan perdesaan;
e. promosi komoditas unggulan kawasan perdesaan;
f. sertifikasi/standarisasi produk yang dihasilkan;
g. tingkat melek keuangan masyarakat; dan
h. kepemilikan dan/atau penguasaan lahan.
KEEMPAT : Dimensi sosial budaya sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU huruf b meliputi variabel:
a. kreativitas masyarakat;
b. pelibatan pelaku seni dan budaya;
c. pemanfaatan produk budaya masyarakat;
d. migrasi penduduk keluar kawasan;
e. governansi budaya;
f. budaya dan pendidikan;
g. budaya informasi dan pengetahuan;
h. budaya dan perencanaan;
i. budaya kesetaraan dan inklusi sosial; dan
j. kerekatan sosial.
KELIMA : Dimensi lingkungan sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU huruf c meliputi variabel:
a. pembangunan kawasan perdesaan mengacu pada tata
ruang kawasan perdesaan;
b. ruang terbuka hijau;
c. pemanfaatan amenity resources untuk kegiatan
ekonomi dan sosial;
d. regulasi dan edukasi terkait pengelolaan lingkungan;
e. adaptasi terhadap perubahan iklim;
f. kapasitas mitigasi bencana;
g. pengelolaan dan pemanfaatan sampah; dan
h. pengelolaan dan pemanfaatan limbah.
KEENAM : Dimensi jejaring prasarana dan sarana sebagaimana
dimaksud pada Diktum KESATU huruf d meliputi variabel:
a. konektivitas antar desa dalam kawasan perdesaan;
b. sekolah menengah kejuruan;
c. pelayanan pendidikan vokasi dan keterampilan;
d. aksesibilitas ke dan dari kawasan serta ke sentra
komoditas unggulan;
e. angkutan umum;
f. elektrifikasi kawasan perdesaan;
g. pemanfaatan alat komunikasi dan internet;
h. sumber air minum dan mandi/cuci masyarakat di
kawasan perdesaan;
i. ketersediaan bahan bakar;
j. kios sarana produksi pertanian;
k. pasar kawasan perdesaan; dan
l. perbankan dan/atau lembaga keuangan bukan bank
untuk pengembangan komoditas unggulan.
KETUJUH : Dimensi kelembagaan sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU huruf e meliputi:
a. kebijakan pemerintah kabupaten/kota dan/atau
norma masyarakat dalam meminimalisasi alih fungsi
lahan;
b. kebijakan daerah tentang penggunaan tenaga kerja
lokal;
c. pengembangan kawasan perdesaan berbasis
komoditas unggulan;
d. insentif/kebijakan daerah tentang investasi di
kawasan;
e. forum pengembangan ekonomi daerah/kawasan
perdesaan di aras kabupaten/kota;
f. kebijakan daerah dalam pengembangan kawasan
perdesaan yang telah ditetapkan;
g. komitmen daerah untuk pembiayaan pembangunan
kawasan perdesaan yang telah di tetapkan;
h. kebijakan daerah tentang corporate social responsibility
untuk kawasan perdesaan yang telah di tetapkan;
i. pengembangan kerjasama antara pemerintah daerah,
badan usaha milik desa/badan usaha milik desa
bersama, dunia usaha, dan perguruan tinggi/lembaga
penelitian setempat untuk meningkatkan inovasi
pengembangan komoditas unggulan; dan
j. kebijakan daerah tentang promosi kawasan perdesaan.
KEDELAPAN : Ketentuan mengenai metodologi pengukuran Indeks
Perkembangan Kawasan Perdesaan tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
KESEMBILAN : Hasil pengukuran Indeks Perkembangan Kawasan
Perdesaan sebagaimana dimaksud pada Diktum
KEDELAPAN terdiri atas :
a. nilai indeks perkembangan kawasan perdesaan
kurang dari 25 (dua puluh lima) diberikan status
kawasan perdesaan inisiasi;
b. nilai indeks perkembangan kawasan perdesaan sama
dengan atau lebih besar dari 25 (dua puluh lima)
sampai dengan kurang dari 50 (lima puluh) diberikan
status kawasan perdesaan konsolidasi;
c. nilai indeks perkembangan kawasan perdesaan sama
dengan atau lebih besar dari 50 (lima puluh) sampai
dengan kurang dari 75 (tujuh puluh lima) diberikan
status kawasan perdesaan mandiri;
d. nilai indeks perkembangan kawasan perdesaan lebih
dari 75 (tujuh puluh lima) diberikan status kawasan
perdesaan berdaya saing;
KESEBELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 9 Juni 2022

MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ABDUL HALIM ISKANDAR

Salinan sesuai aslinya


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kepala Biro Hukum

Teguh
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 63 TAHUN 2022
TENTANG
INDEKS PERKEMBANGAN KAWASAN
PERDESAAN

METODOLOGI PENGUKURAN INDEKS PERKEMBANGAN KAWASAN


PERDESAAN

BAB I
METODOLOGI PENGUKURAN

A. Identifikasi dan Klasifikasi Dimensi, Variabel/Peubah dan Indikator


Tingkat kemajuan dan perkembangan kawasan perdesaan akan diukur
menggunakan beberapa alat ukur yang secara fungsional saling
berkaitan agar dapat mewakili gambaran kondisi kawasan perdesaan
secara komprehensif. Untuk menyederhanakan kompleksitas
perkembangan kawasan perdesaan, dilakukan verifikasi kriteria yang
dapat mewakili karakteristik wilayah melalui sintesis terhadap:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan
Pelaksanaannya;
2. Teori dasar tentang pembangunan kawasan perdesaan seperti teori
keterkaitan desa kota, pembangunan perdesaan berkelanjutan,
pembangunan ekonomi lokal, daya saing wilayah, pembangunan
berpusat kepada manusia, pendekatan penghidupan berkelanjutan
dan good governance.
Dari hasil sintesis tersebut, membagi Indeks Perkembangan Kawasan
Perdesaan dalam 5 dimensi yang dapat mewakili karakteristik wilayah,
yaitu Dimensi Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan, Jaringan Prasarana
dan Sarana, serta Kelembagaan.

B. Dimensi dan Variabel/Peubah Indeks Perkembangan Kawasan


Perdesaan
1. Dimensi Ekonomi
Mewakili dari aspek kegiatan pengembangan komoditas unggulan
kawasan perdesaan untuk mewujudkan pengembangan ekonomi
kawasan perdesaan. Variabel/Peubah yang termasuk dalam
komponen penyusunnya meliputi modal sumber daya alam dan
finansial pada kawasan perdesaan seperti: Pengembangan
Komoditas Unggulan Kawasan perdesaan, Pelibatan Masyarakat
dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan (Kelembagaan Ekonomi), Peran
BUMDES dan atau BUMDES Bersama Mengembangkan Komoditas
Unggulan, Pengembangan Jejaring Kawasan perdesaan/klaster,
Promosi Komoditas Unggulan Kawasan Perdesaan/Klaster,
Sertifikasi/Standarisasi Produk yang Dihasilkan (mengarah pada
peningkatan kualitas), Tingkat Melek Keuangan.

Masyarakat (perbankan dan/atau lembaga keuangan bukan bank)


dan Kepemilikan dan/atau Penguasaan Lahan. Adapun penjelasan
terkait setiap variable/peubah tersebut sebagai berikut:

Tabel 1. Dimensi Ekonomi


No Variabel/Peubah Definisi Operasional
1. Pengembangan Komoditas Komoditas unggulan Kawasan
Unggulan Kawasan Perdesaan perdesaan dikembangkan mulai
dari hulu (produksi), pengolahan,
sampai pemasaran (hilir) dan terkait
dengan pengembangan komoditi
lainnya dalam suatu rantai nilai
vertikal dan horisontal terpadu
2. Pelibatan Masyarakat dan Pelaku utama adalah masyarakat
Usaha Mikro Kecil dan dan UMKM dalam mengembangkan
Menengah (UMKM) dalam komoditas unggulan mulai dari
Pengembangan Komoditas perencanaan sampai pelaksanaan
Unggulan (Kelembagaan dan mulai dari hulu sampai hilir.
Ekonomi)
3. Peran BUMDES dan atau BUMDES dan atau BUMDES
BUMDES Bersama Bersama mempunyai peran yang
Mengembangkan Komoditas signifikan terhadap pengembangan
Unggulan komoditas unggulan dari mulai
produksi, pengolahan, sampai
pemasaran.
4. Pengembangan Jejaring Kawasan perdesaan/klaster yang
Kawasan Perdesaan/klaster dibangun terkait dengan kawasan
perdesaan/klaster lainnya pada
wilayah yang berdekatan dalam
satu kabupaten maupun
kabupaten/provinsi lainnya.
5. Promosi Komoditas Unggulan Kawasan perdesaan/klaster
Kawasan Perdesaan/Klaster mempromosikan produk unggulan
melalui berbagai media (website,
ekspo/pameran dll) baik secara
lokal, nasional maupun
internasional.
6. Sertifikasi/Standarisasi Produk Produk yang dihasilkan sudah
yang Dihasilkan (mengarah memiliki sertifikat baik secara
pada peningkatan kualitas) nasional, maupun internasional.
7. Tingkat Melek Keuangan Tingkat pemanfaatan jasa keuangan
Masyarakat (perbankan melalui bank/lembaga keuangan
dan/atau lembaga keuangan bukan bank oleh masyarakat di
bukan bank) Kawasan perdesaan/klaster
8. Kepemilikan dan/atau Tingkat kepemilikan dan
Penguasaan Lahan penguasaan lahan yang ada di
kawasan perdesaan oleh
masyarakat yang ada kawasan
Perdesaan/klaster tersebut.

2. Dimensi Sosial Budaya


Mewakili dari aspek pelestarian kearifan lokal kawasan perdesaan yang
sangat terkait dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis,
struktur demografi, serta kelembagaan kawasan perdesaan.
Variabel/peubah yang termasuk dalam komponen penyusunnya
meliputi: Kreativitas Masyarakat, Pelibatan Pelaku Seni dan Budaya,
Pemanfaatan Produk Budaya Masyarakat, Migrasi Penduduk Keluar
Kawasan, Governansi Budaya, Budaya dan Pendidikan, Budaya,
Informasi dan Pengetahuan, Budaya dan Perencanaan, Budaya,
Kesetaraan dan Inklusi Sosial serta Kerekatan Sosial. Adapun
penjelasan terkait setiap variabel tersebut sebagai berikut:

Tabel 2. Dimensi Sosial Budaya


No Variabel/Peubah Definisi Operasional

1. Kreativitas Masyarakat Besarnya/banyaknya masyarakat


di kawasan perdesaan/klaster
berkreativitas untuk
mengembangkan komoditas
unggulan
2. Pelibatan Pelaku Seni dan Pelibatan pelaku seni budaya
Budaya dalam pengembangan komoditas
unggulan Kawasan perdesaan

3. Pemanfaatan Produk Budaya Pemanfaatan produk budaya


Masyarakat masyarakat dalam pengembangan
komoditas unggulan, misalnya
batik, tari- tarian dlsb.
4. Migrasi Penduduk Keluar Besarnya migrasi penduduk
Kawasan Perdesaan kawasan perdesaan dalam mencari
nafkah ke luar kabupaten

5. Governansi Budaya Prioritas pelibatan warga dalam


pengelolaan institusi budaya,
program dan acara, baik secara
langsung maupun melalui
organisasi masyarakat madani
6. Budaya dan Pendidikan Kepedulian dari pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat dalam
melestarikan budaya lokal melalui
pendidikan informal dan formal
dan menampilkannya dalam
kalender budaya kawasan
7. Budaya, Informasi dan Efektifitas promosi demokrasi
Pengetahuan budaya melalui keterlibatan
masyarakat dalam menciptakan,
memproduksi dan
mendistribusikan secara digital
oleh pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat
8. Budaya dan Perencanaan Permasalahan budaya menjadi
sumber rujukan dalam
penyusunan masterplan
pembangunan Kawasan perdesaan
9. Budaya, Kesetaraan dan Pertimbangan eksistensi,
Inklusi Sosial aktualitas, aksesibilitas dalam
mendesain fasilitas budaya dan
ruang publik untuk seluruh
lapisan masyarakat.
10. Kerekatan Sosial Kerekatan masyarakat dan
mekanisme resolusi konflik oleh
masyarakat dalam menangani
konflik.

3. Dimensi Lingkungan
Mewakili dari aspek pertahanan kualitas lingkungan setempat dan
wilayah yang didukungnya. Variabel/peubah yang termasuk dalam
komponen penyusunnya meliputi: Pembangunan Kawasan Perdesaan
mengacu pada Tata Ruang Kawasan Perdesaan, Ruang Terbuka Hijau
(RTH), Pemanfaatan Amenity Resources untuk Kegiatan Ekonomi dan
Sosial, Regulasi dan Edukasi terkait pengelolaan lingkungan, Adaptasi
terhadap perubahan iklim, Kapasitas Mitigasi Bencana, Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sampah serta Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah.
Adapun penjelasan terkait setiap variabel/peubah tersebut sebagai
berikut:

Tabel 3. Dimensi Lingkungan


No Variabel/Peubah Definisi Operasional
1. Pembangunan Kawasan Pembangunan kawasan perdesaan
Perdesaan mengacu pada Tata mengacu kepada Rencana detail
Ruang Kawasan Perdesaan Tata Ruang Kawasan Perdesaan
2. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang terbuka hijau adalah area
memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam.
3. Pemanfaatan Amenity Pemanfaatan sumber daya
Resources untuk Kegiatan keindahan dan kenyamanan
Ekonomi dan Sosial untuk kegiatan ekonomi dan sosial
khususnya dalam rangka
pengembangan komoditas
unggulan
4. Regulasi dan edukasi terkait Peraturan perundang-
pengelolaan lingkungan perundangan dan kegiatan yang
mengedukasi dalam rangka
pengelolaan lingkungan
5. Adaptasi terhadap perubahan Adaptasi kegiatan ekonomi utama
iklim terhadap perubahan iklim
6. Kapasitas Mitigasi Bencana Mitigasi bencana sudah terdapat
pada kebijakan program dan
anggaran untuk kawasan
perdesaan tersebut
7. Pengelolaan dan Pemanfaatan Pengelolaan sampah yang
Sampah melibatkan masyarakat dan
ketersediaan Tempat Pembuangan
Sementara (TPS).
8. Pengelolaan dan Pemanfaatan Pengelolaan dan Pemanfaatan
Limbah limbah kegiatan ekonomi utama

4. Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana


Mewakili dari aspek pemenuhan kebutuhan jaringan prasarana dan
sarana pembangunan kawasan perdesaan. Variabel yang termasuk
dalam komponen penyusunnya meliputi: Konektivitas Antar Desa Dalam
Kawasan Perdesaan, Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK), Pelayanan
Pendidikan Vokasi dan Keterampilan, Aksesibilitas Ke dan dari Kawasan
Perdesaan Serta Ke Sentra Komoditas Unggulan, Angkutan Umum,
Elektrifikasi Kawasan Perdesaan, Pemanfaatan Alat Komunikasi dan
Internet, Sumber Air Minum dan Mandi/Cuci Masyarakat di Kawasan
Perdesaan, Ketersediaan Bahan Bakar, Kios Sarana Produksi Pertanian,
Pasar Kawasan Perdesaan, Perbankan dan/atau Lembaga Keuangan
Bukan Bank Untuk Pengembangan Komoditas Unggulan. Adapun
penjelasan terkait setiap variabel tersebut sebagai berikut:

Tabel 4. Dimensi Jejaring Prasarana


No Variabel/Peubah Definisi Operasional
1. Konektivitas antar Desa Desa-desa di dalam kawasan
dalam Kawasan Perdesaan perdesaan satu sama lain
terhubung dengan jalan/alat
transportasi
2. Sekolah Mengengah Kejuruan SMK yang terdapat di dalam dan
(SMK) sekitar kawasan yang memiliki
program studi yang sesuai dengan
pengembangan komoditas
unggulan kawasan perdesaan dan
lulusan SMK tersebut bekerja di
kawasan perdesaan untuk
mengembangan komoditas
unggulan
3. Pelayanan Pendidikan Vokasi Pelayanan pendidikan vokasi dan
dan Ketrampilan keterampilan yang dapat melatih
masyarakat untuk
mengembangkan komoditas
unggulan
4. Aksesibilitas Ke dan dari Keterjangkauan kawasan
Kawasan Serta Ke Sentra perdesaan dan ke sentra
Komoditas Unggulan komoditas unggulan oleh alat
transportasi
5. Angkutan Umum Angkutan umum dapat
menjangkau kawasan perdesaan
dengan trayek tetap dan setiap
hari
6. Elektrifikasi Kawasan Desa berlistrik adalah apabila lebih
Perdesaan dari 50 % jumlah rumah tangga
yang sudah memperoleh aliran
listrik di rumahnya dibagi dengan
jumlah seluruh rumah tangga
yang ada di kawasan perdesaan
7. Pemanfaatan alat komunikasi Jumlah penduduk di kawasan
dan Internet perdesaan yang sudah
menggunakan alat komunikasi
dan memanfaatkan telepon
genggam tersebut untuk
mengakses internet dan berkaitan
dengan pengembangan komoditas
unggulan
8. Sumber Air Minum dan Sumber air yang digunakan oleh
Mandi/Cuci Masyarakat di sebagian besar masyarakat di
Kawasan Perdesaan kawasan untuk minum dan
mandi/cuci
9. Ketersediaan Bahan Bakar Ketersedian sumber bahan bakar
minyak (Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum-SPBU) dan Bahan
Bakar Gas (BBG) yang ada di
dalam dan sekitar Kawasan
perdesaan
10. Kios Sarana Produksi Kios/warung/toko yang
Pertanian menyediakan sarana produksi
pertanian, dan atau bahan
pengolahan industri pertanian
atau bahan-bahan lainnya yang
berkaitan dengan pengembangan
komoditas unggulan
11. Pasar Kawasan Perdesaan Ketersediaan pasar kawasan
perdesaan dalam bentuk fisik
maupun online untuk
memasarkan komoditas unggulan
Kawasan perdesaan
12. Perbankan dan/atau Lembaga Ketersediaan fasilitas bank dan
Keuangan Bukan Bank Untuk atau lembaga keuangan bukan
Pengembangan Komoditas bank dan pemanfaatan kredit dari
Unggulan lembaga keuangan tersebut oleh
masyarakat

5. Dimensi Kelembagaan
Mewakili dari aspek indikasi kinerja kebijakan dan regulasi yang di
keluarkan oleh Kementerian/Lembaga, Daerah dan Stakeholder lainnya
dalam mendukung pengembangan kawasan perdesaan.
Variabel/peubah yang termasuk dalam komponen penyusunnya
meliputi : Kebijakan Pemerintah Kabupaten/ Kota dan/atau Norma
Masyarakat dalam Meminimalisasi Alih Fungsi Lahan, kebijakan daerah
tentang penggunaan tenaga kerja lokal untuk dunia usaha yang
berinvestasi di Kawasan Perdesaan, Pengembangan Kawasan
perdesaan/Klaster Berbasis Komoditas Unggulan, Insentif/Kebijakan
Daerah tentang Investasi di Kawasan Perdesaan, Forum Pengembangan
(Ekonomi) Daerah/ Kawasan Perdesaan di Aras Kabupaten/Kota,
Kebijakan Daerah dalam Pengembangan Kawasan perdesaan yang telah
Ditetapkan, Komitmen Daerah untuk Pembiayaan Pembangunan
Kawasan perdesaan yang telah Ditetapkan, Kebijakan Daerah tentang
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Kawasan Perdesaan yang
telah Ditetapkan, Pengembangan Kerjasama antara Pemerintah Daerah,
BUMDES/ BUMDES MA, Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian setempat untuk Meningkatkan Inovasi Pengembangan
Komoditas Unggulan dan Kebijakan Daerah tentang Promosi Kawasan
Perdesaan, Adapun penjelasan terkait setiap variabel tersebut sebagai
berikut:
Tabel 4. Dimensi Jejaring Prasarana
No Variabel/Peubah Definisi Operasional
1. Kebijakan Pemerintah Pemerintah daerah sudah memiliki
Kabupaten/Kota dan/atau kebijakan (PERDA) dan atau
Norma Masyarakat dalam masyarakat sudah memiliki norma
Meminimalisasi Alih Fungsi untuk meminimalisasi alih fungsi
Lahan lahan kepada badan usaha skala
besar
2. kebijakan daerah tentang Kebijakan daerah (PERDA) tentang
penggunaan tenaga kerja penggunaan tenaga kerja lokal
lokal untuk dunia usaha yang untuk dunia usaha yang
berinvestasi di Kawasan berinvestasi di kawasan
Perdesaan perdesaan.
3. Pengembangan Kawasan Adanya kelembagaan Kawasan
Perdesaan/Klaster Berbasis Perdesaan/klaster berbasis
Komoditas Unggulan komoditas unggulan yang
mengelola kawasan perdesaan dari
mulai produksi, pengolahan
sampai pemasaran
4. Insentif/Kebijakan Daerah PERDA tentang insentif atau
Tentang Investasi di Kawasan kemudahan investasi di kawasan
Perdesaan perdesaan
5. Forum Pengembangan Forum pengembangan ekonomi
(Ekonomi) Daerah/ Kawasan daerah di aras kabupaten/kota
Perdesaan di Aras yang berperan untuk memberikan
Kabupaten/Kota masukan kebijakan kepada
pemerintah daerah
6. Kebijakan Daerah dalam Kebijakan pengembangan
Pengembangan Kawasan kawasan perdesaan yang telah
Perdesaan yang telah ditetapkan baik dalam RTRWK
Ditetapkan maupun RPJPD/RPJMD
7. Komitmen Daerah untuk Pemerintah daerah
Pembiayaan PKP yang telah mengalokasikan anggaran yang
Ditetapkan tertuang dalam APBD untuk
pembangunan kawasan perdesaan
yang telah ditetapkan dalam
beberapa tahun terakhir
8. Kebijakan Daerah tentang Efektivitas kebijakan tentang
Corporate Social Responsibility pengaturan Corporate Social
(CSR )untuk Kawasan Responsibility (CSR) perusahaan
Perdesaan yang telah yang ada di dalam dan sekitar
Ditetapkan kawasan untuk pembangunan
kawasan
9. Pengembangan Kerjasama Efektivitas kerjasama antara
antara Pemerintah Daerah, pemerintah daerah,
BUMDES/BUMDES MA, Dunia BUMDES/BUMDESMA, dunia
Usaha dan Perguruan usaha dan perguruan
Tinggi/Lembaga Penelitian tinggi/lembaga penelitian
setempat untuk Meningkatkan setempat untuk meningkatkan
Inovasi Pengembangan inovasi pengembangan komoditas
Komoditas Unggulan unggulan
10. Kebijakan Daerah tentang Pemerintah Daerah
Promosi Kawasan Perdesaan mengalokasikan anggaran untuk
promosi dan memperomosikan
(film pendek, website, leaflet,
festival dlsb) kawasan maupun
produk-produk barang dan jasa
kawasan baik di aras lokal,
nasional maupun internasional

C. Metode Pengukuran Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan


Pembobotan masing-masing dimensi indeks dilakukan melalui metode
Analytic Hierarchy Process (AHP). Dengan metode tersebut, setelah
dilakukan pengolahan data diperoleh komposisi bobot masing-masing
dimensi sebagai berikut:
1. Bobot Dimensi Ekonomi : 0,3401
2. Bobot Dimensi Sosial Budaya : 0,1919
3. Bobot Lingkungan : 0,1213
4. Bobot Jejaring Prasarana dan Sarana : 0,1397
5. Bobot Kelembagaan : 0,2070
Pada tahap awal pengukuran indeks perkembangan Kawasan Perdesaan
ini bobot setiap dimensi akan berlaku untuk seluruh aras Indonesia,
belum mempertimbangankan pembagian wilayah berdasarkan wilayah
pembangunan. Namun masih ada kemungkinan akan kembali untuk
dikembangkan dengan memperhatikan konteks perbedaan
wilayah/regional.
Penentuan indeks komposit suatu kawasan perdesaan ditentukan
perkalian nilai dimensi dengan bobotnya. Untuk mengetahui bagaimana
perkembangan suatu kawasan perdesaan di Indonesia, maka nilai
masing-masing suatu dimensi dikalikan dengan bobot masing-masing
dimensi di Indonesia. Sedangkan untuk mengetahui posisinya di salah
satu wilayah pembangunan, dimana kawasan perdesaan itu terletak,
maka masing-masing dimensi itu dikalikan dengan bobot dari masing-
masing dimensi wilayah pembangunan tersebut. Sehingga nilai indeks
komposit suatu kawasan perdesaan adalah:
Indeks Perkembangan Kawasan perdesaan (IPKP)

IPKP = ∑ wi Di

Dimana : wi= Bobot masing-masing dimensi


Di= Nilai indeks masing-masing dimensi

Status dari suatu kawasan perdesaan dapat diketahui dari Indeks


Perkembangan Kawasan perdesaan (IPKP) tersebut, sebagai berikut:
1. 0 ≤ IPKP < 25 = Kawasan Perdesaan Inisiasi
2. 25 ≤ IPKP < 50 = Kawasan Perdesaan Konsolidasi
3. 50 ≤ IPKP < 75 = Kawasan Perdesaan Mandiri
4. IPKP ≥ 75 = Kawasan Perdesaan Berdaya saing

Keterangan:

1. Kawasan Perdesaan Inisiasi adalah Kawasan Perdesaan yang mulai


berkembang dicirikan dengan teridentifikasinya seluruh variabel
dimensi di KP, namun kelembagaan KP belum berjalan dengan baik;
2. Kawasan Perdesaan Konsolidasi adalah Kawasan perdesaan yang
ditandai dengan kelembagaan KP yang mulai bekerja, komoditas
unggulan mulai dikembangkan, infrastruktur telah dibangun,
namun belum didukung oleh Pendidikan vokasi;

3. Kawasan Perdesaan Mandiri adalah Kawasan perdesaan yang


kelembagaannya sudah bekerja mengembangkan komoditas
unggulan dan produksinya telah dipasarkan dan dipromosikan,
namun pengembangan komoditas unggulan belum terpadu dengan
sektor lainnya. Produk-produk budaya mulai dimanfaatkan untuk
pengembangan komoditas unggulan;

4. Kawasan Perdesaan Berdaya Saing adalah Kawasan perdesaan yang


komoditas unggulannya telah berkembang secara terpadu,
dipromosikan dan dipasarkan di aras nasional maupun
internasional, serta memanfaatkan produk budaya dengan
memperhatikan lingkungan dengan baik.
Kategorisasi Indeks dirumuskan berdasarkan skala “good and bad”.
Kategori good dibagi menjadi dua status perkembangan kawasan
perdesaan, yaitu “Kawasan Perdesaan Berdaya saing” dan “Kawasan
Perdesaan Mandiri”. Kategori bad menjadi “Kawasan Perdesaan
Konsolidasi” dan “Kawasan Perdesaan Inisiasi”.
Setiap indikator dalam Variabel perkembangan kawasan perdesaan
diberi Skor dalam skala mulai dari 0 – 5 yang di artikan dari keadaan
buruk sampai baik. Semakin besar nilai, maka dapat diartikan bahwa
semakin mendukung Perkembangan di Suatu Kawasan.
Berikut disajikan Tabel 6 tentang Skor indikator pada setiap variable
perkembangan kawasan dengan mengkombinasikan dan memodifikasi
dari berbagai sumber serta disesuaikan dengan aspek yang diteliti:

Tabe 6. Skor Indikator pada setiap Variabel


Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
A. Dimensi Ekonomi
1. Pengembangan 0;1;2;3 3 0 Komoditas unggulan belum
Komoditas Unggulan dikembangkan = 0
Kawasan Perdesaan Komoditas unggulan sudah
dikembangkan namun masih
parsial = 1
Komoditas unggulan sudah
dikembangkan secara
terpadu dari produksi,
pengolahan sampai
pemasaran = 2
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Komoditas unggulan sudah
dikembangkan secara
terpadu dari produksi,
pengolahan sampai
pemasaran dan berkaitan
dengan sektor lainnya = 3
2. Pelibatan Masyarakat 0;1;2 2 0 Hanya sebagian kecil
dan Usaha Mikro masyarakat dan UMKM yang
Kecil dan Menengah terlibat dalam pengembangan
(UMKM) dalam komoditas unggulan secara
Pengembangan terorganisir oleh klaster
Komoditas Unggulan (hanya kurang dari 25 %) = 0
(Kelembagaan Sekitar 25 % - 50%
Ekonomi) masyarakat dan UMKM
dilibatkan dalam
pengembangan komoditas
unggulan secara teroganisir
oleh klaster = 1
Lebih dari 50 % masyarakat
dan UMKM dilibatkan dalam
pengembangan komoditas
unggulan secara teroganisir
oleh klaster = 2
3. Peran BUMDES dan 0;1;2 2 0 BUMDES dan atau BUMDES
atau BUMDES Bersama belum mendukung
Bersama pengembangan komoditas
Mengembangkan unggulan = 0
Komoditas Unggulan BUMDES dan atau BUMDES
Bersama sudah mendukung
pengembangan komoditas
unggulan tapi masih parsial =
1
BUMDES dan atau BUMDES
Bersama sudah
mengembangkan komoditas
unggulan sudah secara
terpadu dari produksi,
pengolahan sampai
pemasaran dan berkaitan
dengan sektor lainnya = 2
4. Pengembangan 0;1;2 2 0 Tidak ada keterkaitan antara
Jejaring Kawasan kawasan perdesaan/ klaster
Perdesaan/klaster dengan kawasan perdesaan
lainnya dalam rangka
pengembangan komoditas
unggulan = 0
Ada keterkaitan antara
kawasan perdesaan/klaster
dengan kawasan perdesaan
lainnya dalam rangka
pengembangan komoditas
unggulan walaupun belum
berkembang dengan baik = 1
Ada keterkaitan antara
kawasan perdesaan/ klaster
dengan kawasan perdesaan
lainnya dalam rangka
pengembangan komoditas
unggulan dan sudah
berkembang dengan baik = 2
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
5. Promosi Komoditas 0;1;2;3 3 0 Kawasan perdesaan/ Klaster
Unggulan oleh belum mempromosikan
Kawasan komoditas unggulan = 0
Perdesaan/Klaster Kawasan perdesaan/ klaster
sudah mempromosikan
komoditas unggulan dalam
skala lokal (kabupaten/kota
dan provinsi) = 1
Kawasan perdesaan/ klaster
sudah mempromosikan
komoditas unggulan dalm
skala nasional = 2
Kawasan perdesaan/ Klaster
sudah mempromosikan
komoditas unggulan dalam
skala internasional = 3
6. Sertifikasi/Standaris 0;1;2 2 0 Produk yang dihasilkan
asi Produk yang belum mempunyai standar/
Dihasilkan sertifikasi baik nasional
(mengarah pada maupun internasional = 0
peningkatan Produk yang dihasilkan
kualitas) sudah memiliki
sertifikasi/standarisasi aras
nasional = 1
Produk yang dihasilkan
sudah memiliki sertifikasi/
standarisasi aras
internasional = 2
7. Tingkat Melek 0;1;2 2 0 Sebagian besar (lebih dari 50
Keuangan %) masyarakat belum
Masyarakat memanfaatkan jasa keuangan
(perbankan dan/atau =0
lembaga keuangan Sebagian besar (lebih dari 50
bukan bank) %) sudah memanfaatkan jasa
perbankan namun belum
memanfaatkan jasa kredit
untuk usaha = 1
Sebagian besar (lebih dari 50
%) sudah memanfaatkan jasa
perbankan dan sudah
memanfaatkan jasa kredit
untuk usaha = 2
8. Kepemilikan 0;1;2 2 0 Hampir 50 % lebih lahan di
dan/atau kawasan perdesaan dikuasai
Penguasaan Lahan oleh penduduk dari luar
kawasan perdesaan = 0
Sekitar 25 - 50 % lebih lahan
di kawasan perdesaan
dikuasai oleh penduduk dari
luar kawasan perdesaan = 1
Kurang dari 25 % lahan di
kawasan perdesaan dikuasai
oleh penduduk dari luar
kawasan perdesaan = 2
B. Dimensi Sosial Budaya
1. Kreativitas 0;1;2 2 0 Masyarakat masih belum ada
Masyarakat kreativitas mengembangkan
komoditas unggulan = 0
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Sebagian kecil masyarakat
sudah mempunyai kreativitas
mengembangkan komoditas
unggulan = 1
Sebagian besar masyarakat
sudah mempunyai kreativitas
mengembangkan komoditas
unggulan = 2
2. Pelibatan Pelaku 0;1;2 2 0 Pelaku seni dan budaya tidak
Seni dan Budaya dilibatkan dalam
pengembangan komoditas
unggulan dan kawasan
perdesaan = 0
Pelaku seni dan budaya
sudah dilibatkan dalam
pengembangan komoditas
unggulan dan kawasan
perdesaan namun belum
efektif = 1
Pelaku seni dan budaya
sudah dilibatkan dalam
pengembangan komoditas
unggulan dan Kawasan
perdesaan dan sudah
efektif/optimal = 2
3. Pemanfaatan Produk 0;1;2 2 0 Produk budaya masyarakat
Budaya Masyarakat lokal belum dimanfaatkan
dalam rangka pengembangan
Komoditas unggulan = 0
Produk budaya masyarakat
lokal sudah dimanfaatkan
secara komersial dalam
rangka pengembangan
komoditas unggulan namun
belum optimal = 1
Produk budaya masyarakat
lokal sudah dimanfaatkan
secara industrialisasi dalam
rangka pengembangan
komoditas unggulan secara
optimal = 2
4. Migrasi Penduduk 0;1;2 2 0 Lebih dari 25 % dari kawasan
Keluar Kawasan perdesaan bermigrasi ke luar
perdesaan kabupaten untuk mencari
nafkah = 0
Sekitar 10-25 % dari kawasan
perdesaan bermigrasi ke luar
kabupaten untuk mencari
nafkah = 1
Sedikit penduduk (kurang
dari 10 %) dari kawasan
perdesaan bermigrasi ke luar
kabupaten untuk mencari
nafkah = 2
5. Governansi Budaya 0;1;2 2 0 Keterlibatan warga dalam
pengelolaan institusi budaya,
program dan acara, baik
secara langsung maupun
melalui organisasi
masyarakat madani,
bukanlah salah satu prioritas
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
atau sasaran kebijakan
budaya lokal = 0
Keterlibatan warga dalam
pengelolaan institusi budaya,
program dan acara, baik
secara langsung maupun
melalui organisasi
masyarakat madani, baru
sebagian menjadi salah satu
prioritas atau sasaran
kebijakan budaya lokal = 1
Keterlibatan warga dalam
pengelolaan institusi budaya,
program dan acara, baik
secara langsung maupun
melalui organisasi
masyarakat madani, sudah
menjadi salah satu prioritas
atau sasaran kebijakan
budaya lokal = 2
6. Budaya dan 0;1;2 2 0 Budaya lokal tidak diajarkan
Pendidikan baik dalam sekolah formal
maupun informal di kawasan
perdesaan tersebut = 0
Budaya lokal diajarkan baik
dalam sekolah formal
maupun informal di kawasan
perdesaan tersebut = 1
Pendidikan informal dan
formal, asosiasi dan dunia
usaha bersama- sama
melakukan pelestarian dan
penciptaan budaya lokal, dan
menampilkannya dalam
kalender budaya kawasan
perdesaan tersebut = 2
7. Budaya, Informasi 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan atau
dan Pengetahuan program dari pemerintah dan
dunia usaha/masyarakat
untuk berusaha
mempromosikan demokrasi
budaya melalui keterlibatan
masyarakat dalam
menciptakan, memproduksi
dan mendistribusikan secara
digital = 0
Terdapat kebijakan atau
program dari pemerintah dan
swasta/masyarakat untuk
berusaha mempromosikan
demokrasi budaya melalui
keterlibatan masyarakat
dalam menciptakan,
memproduksi dan
mendistribusikan secara
digital namun belum efektif =
1
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Terdapat kebijakan atau
program dari pemerintah dan
swasta/masyarakat untuk
berusaha mempromosikan
demokrasi budaya melalui
keterlibatan masyarakat
dalam menciptakan,
memproduksi dan
mendistribusikan secara
digital dan sudah efektif = 2

8. Budaya dan 0;1;2 2 0 Perencanaan kawasan


Perencanaan perdesaan ataupun
masterplan pembangunan
kawasan perdesaan belum
secara eksplisit merujuk
kepada sumber- sumber dan
permasalahan budaya = 0
Perencanaan kawasan
perdesaan ataupun master
plan pembangunan kawasan
perdesaan sudah secara
eksplisit merujuk kepada
sumber sumber dan
permasalahan budaya
walaupun baru sebagian = 1
Perencanaan kawasan
perdesaan ataupun
masterplan pembangunan
kawasan perdesaan sudah
secara keseluruhan dan
eksplisit telah merujuk
kepada sumber-sumber dan
permasalahan budaya = 2

9. Budaya, Kesetaraan 0;1;2 2 0 Fasilitas budaya dan ruang


dan Inklusi Sosial publik tidak didesain dengan
mempertimbangkan
eksistensi, aktualitas,
aksesibilitas untuk seluruh
lapisan masyarakat (misalnya
untuk orang disabilitas) = 0
Fasilitas budaya dan ruang
publik baru sebagian didesain
dengan mempertimbangkan
eksistensi, aktualitas,
aksesibilitas untuk seluruh
lapisan masyarakat (misalnya
untuk orang disabilitas) = 1
Fasilitas budaya dan ruang
publik seluruhnya sudah
didesain dengan
mempertimbangkan
eksistensi, aktualitas,
aksesibilitas untuk seluruh
lapisan masyarakat (misalnya
untuk orang disabilitas) = 2
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
10. Kerekatan Sosial 0;1;2 2 0 Masyarakat di kawasan
perdesaan satu sama lain
belum merasa menjadi
masyarakat yang satu di
kawasan perdesaan tersebut
dan apabila terjadi konflik
maka tidak ada mekanisme
resolusi konflik yang baik = 0
Masyarakat di kawasan
perdesaan satu sama lain
belum seluruhnya merasa
menjadi masyarakat yang
satu di kawasan perdesaan
tersebut dan apabila terjadi
konflik maka baru ada sedikit
mekanisme resolusi konflik
yang baik = 1
Masyarakat di kawasan
perdesaan satu sama lain
sudah seluruhnya merasa
menjadi masyarakat yang
satu di kawasan perdesaan
tersebut dan apabila terjadi
konflik maka sudah ada
mekanisme resolusi konflik
yang baik = 2
C. Dimensi Lingkungan
1. Pembangunan 0;1;2 2 0 Belum Ada penetapan tata
Kawasan Perdesaan ruang kawasan perdesaan = 0
mengacu pada Tata Ada dokumen penetapan tata
Ruang Kawasan ruang kawasan perdesaan = 1
Perdesaan Sudah ada perencanaan
penyusunan tata ruang
kawasan perdesaan = 2
2. Ruang Terbuka Hijau 0;1;2;3 3 0 RTH kurang dari 10% = 0
(RTH) RTH antara 10 %- 20% = 1
RTH Antara 20%- 30 % = 2
RTH lebih dari 30 % = 3
3. Pemanfaatan 0;1;2 2 0 Belum ada pemanfaatan
Amenity Resources Amenity Resources untuk
untuk Kegiatan Kegiatan Ekonomi dan Sosial
Ekonomi dan Sosial =0
Sudah ada pemanfaatan
Amenity Resources untuk
Kegiatan Ekonomi dan Sosial
tapi belum Optimal = 1
Sudah ada pemanfaatan
Amenity Resources untuk
Kegiatan Ekonomi dan Sosial
sudah Optimal = 2
4. Regulasi dan 0;1;2;3 3 0 Belum ada regulasi dan
Edukasi terkait Edukasi = 0
pengelolaan Ada regulasi atau edukasi = 1
lingkungan Ada Regulasi dan edukasi = 2
Ada Regulasi dan Edukasi
yang dijalankan secara
optimal dan berkelanjutan = 3
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
5. Adaptasi terhadap 0;1;2 2 0 Kegiatan ekonomi utama
perubahan iklim meningkatkan kerentanan
terhadap resiko terhadap
perubahan iklim = 0
Kegiatan ekonomi utama
sudah adaptif terhadap
perubahan iklim namun
belum optimal = 1
Kegiatan ekonomi utama
sudah adaptif terhadap
perubahan iklim = 2
6. Kapasitas Mitigasi 0;1;2 2 0 Ada resiko bencana tapi
Bencana belum ada upaya mitigasi = 0
Ada resiko bencana dan
sudah ada rencana untuk
mitigasi = 1
Ada resiko bencana, dan
mitigasi yang terstuktur
dalam kebijakan program dan
anggaran = 2
7. Pengelolaan dan 0;1;2;3 3 0 Tidak ada TPS dan tidak ada
Pemanfaatan sistem pengelolaan sampah =
Sampah 0
Ada TPS tapi masyarakat
tidak membuang sampah di
TPS = 1
Ada TPS dan ada sistem
penanganan sampah = 2
Ada TPS, Sistem penanganan
dan Pengelolaan sampah = 3
8. Pengelolaan dan 0;1;2 2 0 Limbah dari Kegiatan
Pemanfaatan Limbah ekonomi utama dibiarkan
tanpa pengelolaan = 0
Limbah dari Kegiatan
ekonomi utama sudah
dikelola tapi belum optimal =
1
Limbah dari Kegiatan
ekonomi utama sudah
dikelola dan dimanfaaatkan =
2
D. Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana
1. Konektivitas antar 0;1;2 2 0 Antar desa di dalam kawasan
Desa dalam Kawasan perdesaan belum semuanya
Perdesaan terhubung = 0
Antar desa di dalam kawasan
perdesaan semuanya sudah
terhubung namun kondisi
jalan/alat transportasi
hampir lebih 50 % buruk = 1
Antar desa di dalam kawasan
perdesaan semuanya sudah
terhubung dan kondisi
jalan/alat transportasi
hampir lebih 50 % baik = 2
2. Sekolah Menengah 0;1;2;3 3 0 Tidak ada SMK di sekitar
Kejuruan (SMK) lokasi kawasan perdesaan
yang ditetapkan = 0
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Ada SMK di sekitar lokasi
kawasan perdesaan yang
ditetapkan namun tidak ada
program studi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan =
1
Ada SMK di sekitar lokasi
kawasan perdesaan yang
ditetapkan dan ada program
studi yang berkaitan dengan
komoditas unggulan namun
lulusannya sebagian besar
tidak bekerja di kawasan
perdesaan = 2
Ada SMK di sekitar lokasi
kawasan perdesaan yang
ditetapkan dan ada program
studi yang berkaitan dengan
komoditas unggulan dan
lulusannya sebagian besar
bekerja di kawasan perdesaan
=3
3. Pelayanan 0;1;2 2 0 Tidak ada pelayanan
Pendidikan Vokasi pendidikan yang melatih
dan Keterampilan masyarakat di kawasan
perdesaan yang ditetapkan =
0
Ada pelayanan pendidikan
yang melatih masyarakat di
kawasan perdesaan yang
ditetapkan namun belum
berkaitan dengan komoditas
unggulan=1
Ada pelayanan pendidikan
yang melatih masyarakat di
kawasan perdesaan yang
ditetapkan dan berkaitan
dengan komoditas unggulan =
2
4. Aksesibilitas ke dan 0;1;2 2 0 Alat transportasi tidak dapat
dari Kawasan mengakses dari dan ke
Perdesaan serta ke kawasan perdesaan = 0
Sentra Komoditas Alat transportasi dapat
Unggulan mengakses dari dan ke
kawasan perdesaan = 1
Alat transportasi dapat
mengakses dari dan ke
kawasan perdesaan dan ke
sentra komoditas unggulan
dan/atau non unggulan = 2
5. Angkutan Umum 0;1;2;3 3 0 Tidak ada angkutan umum
yang melalui kawasan
perdesaan= 0
Ada angkutan umum dengan
trayek tidak tetap = 1
Ada angkutan umum ada
trayek tetap tapi tidak setiap
hari = 2
Ada angkutan umum trayek
tetap dan setiap hari = 3
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
6. Elektrifikasi 0;1;2;3 3 0 Kurang dari 25 % dari jumlah
Kawasan perdesaan desa yang ada di kawasan
Perdesaan perdesaan sudah dialiri listrik
=0
26-50% dari jumlah desa yang
ada di kawasan perdesaan
sudah dialiri listrik = 1
51- 75% dari jumlah desa
yang ada di kawasan
perdesaan sudah dialiri listrik
=2
>75 % dari jumlah desa yang
ada di kawasan perdesaan
sudah dialiri listrik = 3
7. Pemanfaatan Alat 0;1;2 2 0 Sebagian besar masyarakat
Komunikasi dan belum dapat mengakses alat
Internet komunikasi dan internet = 0
Sebagian besar masyarakat
sudah dapat mengakses
internet namun belum
dimanfaatkan untuk
pengembangan Komoditas
unggulan (misalnya untuk
promosi komoditas unggulan)
=1
Sebagian besar masyarakat
sudah dapat mengakses
internet dan sudah
dimanfaatkan untuk
pengembangan Komoditas
unggulan (misalnya untuk
promosi komoditas unggulan)
=2
8. Sumber Air Minum 0;1;2;3;4 5 0 Air hujan = 0
dan Mandi/Cuci ;5 Sungai/Danau/Kolam = 1
masyarakat di Mata Air = 2
Kawasan Perdesaan
Sumur = 3
Sumur Bor/Pompa = 4
PAM/Ledeng/Air Kemasan = 5
9. Ketersediaan Bahan 0;1;2 2 0 Tidak ada SPBU dan atau
Bakar penyedia BBG = 0
Ada SPBU dan atau penyedia
BBG namun tidak tersedia
sepanjang waktu = 1
Ada SPBU dan atau penyedia
BBG tersedia sepanjang
waktu = 2
10. Kios Sarana Produksi 0;1;2 2 0 Di dalam dan sekitar kawasan
Pertanian perdesaan tidak terdapat kios
saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan =
0
Di dalam dan sekitar kawasan
perdesaan sudah ada kios
saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan
namun tidak lengkap = 1
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Di dalam dan sekitar kawasan
perdesaan sudah ada kios
saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan
dan lengkap =2
11. Pasar Kawasan 0;1;2;3 3 0 Tidak ada pasar kawasan
Perdesaan perdesaan = 0
Sudah ada pasar kawasan
perdesaan namun masih
belum memasarkan
komoditas unggulan = 1
Sudah ada pasar kawasan
perdesaan yang memasarkan
produk komoditas unggulan
tapi omset pemasaran per
bulan masih kecil = 2
Sudah ada pasar kawasan
perdesaan yang memasarkan
produk komoditas unggulan
dan omset pemasaran per
bulan sudah besar/banyak =
3
12. Perbankan dan/ atau 0;1;2 2 0 Tidak ada fasilitas
Lembaga Keuangan bank/LKBB di dalam dan
Bukan Bank Untuk sekitar Kawasan perdesaan =
Pengembangan 0
Komoditas Unggulan Sudah ada fasilitas
bank/LKBB di dalam dan
sekitar kawasan perdesaan
namun sebagian besar
masyarakat masih belum
pemanfaatkan kredit
perbankan untuk
pengembangan komoditas
unggulan = 1
Sudah ada fasilitas
bank/LKBB di dalam dan
sekitar kawasan perdesaan
dan sebagian besar
masyarakat sudah
memanfaatkan kredit
perbankan untuk
pngembangan komoditas
unggulan = 2
E. Dimensi Kelembagaan
1. Kebijakan 0;1;2;3 3 0 Tidak ada kebijakan
Pemerintah pemerintah kabupaten/kota
Kabupaten/Kota dan/atau norma masyarakat
dan/atau Norma =0
Masyarakat dalam Ada kebijakan
Meminimalisasi Alih kabupaten/kota atau norma
Fungsi Lahan masyarakat tapi belum efektif
=1
Ada kebijakan pemerintah
kabupaten/kota atau norma
masyarakat dan sudah efektif
=2
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Ada kebijakan pemerintah
kabupaten/kota dan norma
masyarakat dan sudah efektif
=3
2. kebijakan daerah 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan daerah
tentang penggunaan (pemerintah kabupaten/kota)
tenaga kerja lokal =0
untuk dunia usaha Ada kebijakan daerah
yang berinvestasi di (pemerintah kabupaten/kota)
Kawasan Perdesaan tapi belum efektif = 1
Ada kebijakan daerah
(pemerintah kabupaten/kota)
dan sudah efektif = 2
3. Pengembangan 0;1;2 2 0 Klaster berbasis komoditas
Kawasan unggulan belum dibentuk
Perdesaan/Klaster oleh masyarakat = 0
Berbasis Komoditas Klaster berbasis komoditas
Unggulan unggulan sudah dibentuk
oleh masyarakat namun
belum dapat mengembangkan
komoditas unggulan dengan
optimal = 1
Klaster berbasis komoditas
unggulan sudah dibentuk
oleh masyarakat dan sudah
mengembangkan komoditas
unggulan terpadu dari
produksi, pengolahan dan
pemasaran = 2
4. Insentif/ Kebijakan 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan
Daerah tentang pemberian insentif = 0
Investasi di Kawasan Ada kebijakan pemberian
Perdesaan insentif tapi belum efektif = 1
Ada kebijakan pemberian
insentif dan sudah efektif = 2
5. Forum 0;1;2 2 0 Tidak ada forum
Pengembangan pengembangan ekonomi
(Ekonomi) Daerah/ daerah di aras
Kawasan Perdesaan kabupaten/kota = 0
di Aras Ada forum pengembangan
Kabupaten/Kota ekonomi daerah di aras
kabupaten/kota tapi belum
efektif dalam memberikan
masukan kebijakan
pengembangan kawasan
perdesaan = 1
Ada forum pengembangan
ekonomi daerah di aras
kabupaten/kota dan sudah
efektif dalam memberikan
masukan kebijakan
pengembangan kawasan
perdesaan = 2
6. Kebijakan Daerah 0;1 1 0 Tidak ada kebijakan daerah
dalam baik dalam RTRWK dan atau
Pengembangan RPJMD tentang
Kawasan Perdesaan pengembangan kawasan
yang telah perdesaan yang telah
Ditetapkan ditetapkan = 0
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Sudah ada kebijakan daerah
baik dalam RTRWK dan atau
RPJMD tentang
pengembangan kawasan
perdesaan yang telah
ditetapkan = 1
7. Komitmen Daerah 0;1;2;3 3 0 Tidak ada komitmen daerah
untuk Pembiayaan dalam mendanai
PKP yang telah pembangunan kawasan
Ditetapkan perdesaan yang telah
ditetapkan = 0
Ada komitmen daerah dalam
mendanai pembangunan
kawasan perdesaan yang
telah ditetapkan namun
masih belum signifikan
(relatif kecil yaitu kurang dari
50 % dari rencana anggaran
biaya yang ditetapkan) = 1
Ada komitmen daerah dalam
mendanai pembangunan
kawasan perdesaan
perdesaan yang telah
ditetapkan namun masih
terlalu signifikan (antara 50-
75 % dari rencana anggaran
biaya yang ditetapkan) = 2
8. Kebijakan Daerah 0;1;2 2 0 Tidak ada kebijakan daerah
tentang Corporate tentang pengaturan CSR = 0
Social Responsibility
(CSR) untuk Ada kebijakan daerah tentang
Kawasan perdesaan pengaturan CSR tapi belum
yang telah efektif = 1
Ditetapkan
Ada kebijakan daerah tentang
pengaturan CSR dan sudah
efektif = 2

Ada komitmen daerah dalam


mendanai pembangunan
kawasan perdesaan yang
telah ditetapkan yang sudah
signifikan (lebih dari 75% dari
rencana anggaran biaya yang
ditetapkan) = 3
9. Pengembangan 0;1;2 2 0 Tidak ada kerjasama antara
Kerjasama antara pemerintah daerah,
Pemerintah BUMDES/ BUMDES MA,
Daerah, dunia usaha dengan PT/LP
BUMDES/ setempat untuk mendorong
BUMDESMA, inovasi pengembangan
Dunia Usaha dan komoditas unggulan = 0
Perguruan Sudah ada kerjasama antara
Tinggi/ Lembaga pemerintah daerah,
Penelitian
BUMDES/BUMDES MA,
setempat untuk
dunia usaha dengan PT/LP
meningkatkan
setempat namun belum
Inovasi
pengembangan mendorong inovasi
Komoditas pengembangan Komoditas
Unggulan = 1
Nilai Persepsi
No. Variabel/Peubah Skor Keterangan
Baik Buruk
Unggulan Sudah ada kerjasama antara
pemerintah daerah,
BUMDES/ BUMDES MA,
dunia usaha dengan PT/LP
setempat dan sudah
menghasilkan inovasi
pengembangan Komoditas
Unggulan = 2
10. Kebijakan Daerah 0;1;2;3 3 0 Tidak ada kebijakan daerah
tentang Promosi tentang promosi kawasan
Kawasan Perdesaan perdesaan yang telah
ditetapkan = 0
Sudah ada kebijakan daerah
tentang promosi kawasan
perdesaan yang telah
ditetapkan namun baru skala
lokal = 1
Sudah ada kebijakan daerah
tentang promosi kawasan
perdesaan yang telah
ditetapkan namun baru skala
nasional = 2
Sudah ada kebijakan daerah
tentang promosi kawasan
perdesaan yang telah
ditetapkan dan skala
internasional = 3
BAB III
MEKANISME PENGUMPULAN DATA

Mekanisme pengumpulan data Indeks Perkembangan Kawasan


Perdesaan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:

A. Focus Group Discussion (FGD)


Pengumpulan data melalui mekanisme FGD yang dilaksanakan dengan
metode World Cafe Method (WCM). Metode WCM adalah sebuah metode
diskusi yang dilakukan secara sederhana, dan dapat dilakukan di dalam
maupun di luar ruangan. Pelaksanaan diskusi melalui metode WCM
akan dipandu oleh fasilitator. Peserta WCM adalah
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan
dan Desa serta pemangku kepentingan lainnya yang terpilih, meliputi:
1. Anggota legislatif yang menangani kawasan perdesaan;
2. Asisten Daerah;
3. BAPPEDA kabupaten/kota;
4. Bagian Ekonomi, Sekretariat Daerah;
5. Bagian Hukum, Sekretariat Daerah;
6. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD)
atau sebutan lainnya;
7. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
8. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
9. Dinas Sosial;
10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
11. Dinas Perhubungan;
12. Dinas Koperasi, KUKM dan Perdagangan;
13. Dinas Pertanian (apabila komoditas unggulan berkaitan dengan
sektor pertanian);
14. Dinas Kelautan dan Perikanan (apabila komoditas unggulan
berkaitan dengan sektor perikanan);
15. Dinas Pariwisata (apabila komoditas unggulan berkaitan dengan
sektor pariwisata);
16. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM;
17. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
18. Badan Pertanahan kabupaten/kota;
19. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLH) atau sebutan lainnya;
20. Camat di kawasan perdesaan;
21. Kepala desa yang ada di kawasan perdesaan;
22. Perwakilan Perguruan Tinggi dan SMK setempat yang prodinya
sesuai dengan komoditas unggulan;
23. Ketua BUMDES/BUMDES Bersama di kawasan perdesaan;
24. Pengurus kawasan perdesaan/klaster dan ketua pokja- pokjanya
(apabila sudah terbentuk);
25. Asosiasi bisnis misalnya Kamar Dagang Indonesia Daerah
(KADINDA), PHRI dan ASITA (apabila komoditas unggulan berkaitan
dengan sektor pariwisata) dll;
26. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan atau Himpunan;
27. Ketua kelompok perwakilan dari kawasan seperti kelompok
tani/gabungan kelompok tani (POKTAN/GAPOKTAN), kelompok
usaha perikanan (POKDAKAN), kelompok pengolahan dan
pemasaran ikan (POKLAHSAR), kelompok sadar wisata
(POKDARWIS);
28. Organisasi Masyarakat Madani (LSM, Ormas, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat;
29. Pelaku seni dan budaya; dan/atau
30. Pemangku kepentingan lainnya sesuai kebutuhan.

Dalam pelaksanaan WCM di dalam ruangan, peserta duduk dalam round


table atau meja persegi, sebanyak 5-7 di setiap meja, dengan total meja
sebanyak 5 sesuai dengan bidang, yaitu: Ekonomi, Sosial Budaya,
Lingkungan, Jejaring Prasarana dan Sarana, dan Kelembagaan. Contoh
desain ruangan untuk WCM sebagai berikut:

Gambar 1. Ilustrasi Pelaksanaan WCM

Dalam rangka pengumpulan data kuesioner Indeks Perkembangan


Kawasan Perdesaan, responden akan dikelompokkan ke dalam 5
dimensi, setelah itu responden diberikan lembar kuesioner. Dalam
mengisi kuesioner, responden dipandu oleh seorang fasilitator dan
pendamping disetiap meja dengan tahapan sebagai berikut:
Fasilitator menjelaskan tentang pertanyaan-pertanyaan dari indikator
yang telah disusun;
a) Fasilitator mempersilahkan kepada peserta untuk menanyakan hal-
hal yang kurang jelas;
b) Setelah tanya jawab sekitar 30 menit, kemudian fasilitator
mempersilahkan para peserta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah disediakan;
c) Peserta boleh mendiskusikan dengan para peserta lainnya yang
berada dalam satu meja;
d) Jawaban dari peserta, dapat berupa jawaban dari masing-masing
peserta ataupun merupakan jawaban dari satu meja;
e) Pendamping bertugas mencatat semua proses diskusi yang terjadi
pada setiap meja.
Setelah responden melakukan pengisian kuesioner, tahapan selanjutnya
adalah melakukan rekapitulasi jawaban responden yang diinput ke dalam
Microsoft Excel. Jawaban responden diinput berdasarkan Dimensi
Ekonomi, Dimensi Sosial Budaya, Dimensi Lingkungan, Dimensi
Prasarana dan Sarana, dan Dimensi Kelembagaan sesuai dengan from
isian yang tersedia.

B. Metode Wawancara
Selain dengan metode FGD, pengumpulan data Indeks Perkembangan
Kawasan Perdesaan dapat juga dilakukan dengan metode wawancara
terstruktur terhadap responden terpilih. Dengan mempertimbangkan
kesulitan geografis dalam melakukan FGD di daerah, responden dipilih
secara sengaja dengan menggunakan metode Purposive Random
Sampling, yaitu sampling yang dipilih dengan pertimbangan bahwa
responden adalah keyperson atau orang yang dianggap memahami dan
mengusai kondisi eksisting perkembangan kawasan perdesaan tersebut.
Adapun langkah-langkah menggunakan metode wawancara ini adalah:
1. Calon responden yang dipilih mempertimbangkan tingkat
pemahaman terkait substansi dari masing-masing dimensi indeks
tersebut, responden yang dipilih minimal 2 orang per dimensi
sehingga total responden minimal 10 orang setiap kawasan
perdesaan;
2. Responden pertama yang terpilih diminta untuk mengisi kuesioner
I-PKP dengan dipandu dan didiskusikan bersama fasilitator;
3. Responden kedua dan selanjutnya diminta untuk mengisi
kuesioner I-PKP dipandu oleh fasilitator, namun dalam memberikan
jawaban dapat mempertimbangkan jawaban dari responden
pertama atau sebelumnya;
4. Setelah seluruh responden telah mengisi kuesioner, selanjutnya
dilakukan rekapitulasi jawaban responden yang diinput ke dalam
Microsoft Excel. Jawaban responden diinput berdasarkan Dimensi
Ekonomi, Dimensi Sosial Budaya, Dimensi Lingkungan, Dimensi
Jejaring Prasarana dan Sarana, dan Dimensi Kelembagaan sesuai
dengan from isian yang disediakan;
5. Bilamana masih ditemukan jawaban dari responden pertama atau
sebelumnya yang berbeda dengan hasil jawaban dari responden
kedua atau setelahnya, fasilitastor diperkenankan menkonfirmasi
ulang kepada responden pertama atau sebelumnya untuk
memastikan jawaban dengan menyertakan bukti dari aspek terkait.
Sehingga akan didapatkan sebuah jawaban yang disepakati oleh
seluruh responden.
-33-

FORMAT KUESIONER
INDEKS PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN

Nama Kawasan Perdesaan : …………………………………………


Lokasi Kawasan Perdesaan : …………………………………………
-Kabupaten : …………………………………………
-Kecamatan : …………………………………………
-Desa : …………………………………………
Komoditas unggulan : …………………………………………
Nama Responden : …………………………………………
Nama Fasilitator : …………………………………………

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

A. Dimensi Ekonomi
A.1. Pengembangan A.1.1 Komoditas unggulan belum
Komoditas Unggulan dikembangkan = 0
Kawasan Perdesaan
A.1.2 Komoditas unggulan sudah
dikembangkan namun masih parsial = 1

A.1.3 Komoditas unggulan sudah


dikembangkan secara terpadu dari
produksi, pengolahan sampai pemasaran
=2

A.1.4 Komoditas unggulan sudah


dikembangkan secara terpadu dari
produksi, pengolahan sampai pemasaran
dan berkaitan dengan sektor lainnya = 3

A.2. Pelibatan Masyarakat A.2.1 Hanya sebagian kecil masyarakat dan


dan Usaha Mikro Kecil UMKM yang terlibat dalam pengembangan
dan Menengah komoditas unggulan secara terorganisir
(UMKM) dalam oleh klaster (hanya kurang dari 25 %) = 0
Pengembangan
Komoditas Unggulan A.2.2 Sekitar 25 % - 50% masyarakat dan
(Kelembagaan UMKM dilibatkan dalam pengembangan
Ekonomi) komoditas unggulan secara teroganisir
oleh klaster = 1

A.2.3 Lebih dari 50 % masyarakat dan UMKM


dilibatkan dalam pengembangan
komoditas unggulan secara teroganisir
oleh klaster = 2

A.3. Peran BUMDES dan A.3.1 BUMDES dan atau BUMDES Bersama
atau BUMDES belum mendukung pengembangan
Bersama komoditas unggulan = 0
Mengembangkan
Komoditas Unggulan A.3.2 BUMDES dan atau BUMDES Bersama
sudah mendukung pengembangan
komoditas unggulan tapi masih parsial =
1
A.3.3 BUMDES dan atau BUMDES Bersama
sudah mengembangkan komoditas
unggulan sudah secara terpadu dari
produksi, pengolahan sampai pemasaran
dan berkaitan dengan sektor lainnya = 2
-34-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

A.4. Pengembangan A.4.1 Tidak ada keterkaitan antara kawasan


Jejaring Kawasan perdesaan/ klaster dengan kawasan
Perdesaan/klaster perdesaan lainnya dalam rangka
pengembangan komoditas unggulan = 0
A.4.2 Ada keterkaitan antara kawasan
perdesaan/klaster dengan kawasan
perdesaan lainnya dalam rangka
pengembangan komoditas unggulan
walaupun belum berkembang dengan baik
=1
A.4.3 Ada keterkaitan antara kawasan
perdesaan/ klaster dengan kawasan
perdesaan lainnya dalam rangka
pengembangan komoditas unggulan dan
sudah berkembang dengan baik = 2
A.5. Promosi Komoditas A.5.1 Kawasan perdesaan/ Klaster belum
Unggulan oleh mempromosikan komoditas unggulan = 0
Kawasan A.5.2 Kawasan perdesaan/ klaster sudah
Perdesaan/Klaster mempromosikan komoditas unggulan
dalam skala lokal (kabupaten/kota dan
provinsi) = 1
A.5.3 Kawasan perdesaan/ klaster sudah
mempromosikan komoditas unggulan
dalm skala nasional = 2
A.5.4 Kawasan perdesaan/ Klaster sudah
mempromosikan komoditas unggulan
dalam skala internasional = 3
A.6. Sertifikasi/Standarisa A.6.1 Produk yang dihasilkan belum
si Produk yang mempunyai standar/ sertifikasi baik
Dihasilkan (mengarah nasional maupun internasional = 0
pada peningkatan A.6.2 Produk yang dihasilkan sudah memiliki
kualitas) sertifikasi/standarisasi aras nasional = 1
A.6.3 Produk yang dihasilkan sudah memiliki
sertifikasi/ standarisasi aras internasional
=2
A.7. Tingkat Melek A.7.1 Sebagian besar (lebih dari 50 %)
Keuangan Masyarakat masyarakat belum memanfaatkan jasa
(perbankan dan/atau keuangan = 0
lembaga keuangan A.7.2 Sebagian besar (lebih dari 50 %) sudah
bukan bank) memanfaatkan jasa perbankan namun
belum memanfaatkan jasa kredit untuk
usaha = 1
A.7.3 Sebagian besar (lebih dari 50 %) sudah
memanfaatkan jasa perbankan dan sudah
memanfaatkan jasa kredit untuk usaha =
2
A.8. Kepemilikan dan/atau A.8.1 Hampir 50 % lebih lahan di kawasan
Penguasaan Lahan perdesaan dikuasai oleh penduduk dari
luar kawasan perdesaan = 0
A.8.2 Sekitar 25 - 50 % lebih lahan di kawasan
perdesaan dikuasai oleh penduduk dari
luar kawasan perdesaan = 1
A.8.3 Kurang dari 25 % lahan di kawasan
perdesaan dikuasai oleh penduduk dari
luar kawasan perdesaan = 2
B. Dimensi Sosial Budaya
B. 1. Kreativitas B. 1.1 Masyarakat masih belum ada kreativitas
Masyarakat mengembangkan komoditas unggulan = 0
B. 1.2 Sebagian kecil masyarakat sudah
mempunyai kreativitas mengembangkan
komoditas unggulan = 1
-35-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

B. 1.3 Sebagian besar masyarakat sudah


mempunyai kreativitas mengembangkan
komoditas unggulan = 2
B.2. Pelibatan Pelaku Seni B.2.1 Pelaku seni dan budaya tidak dilibatkan
dan Budaya dalam pengembangan komoditas
unggulan dan kawasan perdesaan = 0
B.2.2 Pelaku seni dan budaya sudah dilibatkan
dalam pengembangan komoditas
unggulan dan kawasan perdesaan namun
belum efektif = 1
B.2.3 Pelaku seni dan budaya sudah dilibatkan
dalam pengembangan komoditas
unggulan dan Kawasan perdesaan dan
sudah efektif/optimal = 2
B.3. Pemanfaatan Produk B.3.1 Produk budaya masyarakat lokal belum
Budaya Masyarakat dimanfaatkan dalam rangka
pengembangan Komoditas unggulan = 0
B.3.2 Produk budaya masyarakat lokal sudah
dimanfaatkan secara komersial dalam
rangka pengembangan komoditas
unggulan namun belum optimal = 1
B.3.3 Produk budaya masyarakat lokal sudah
dimanfaatkan secara industrialisasi dalam
rangka pengembangan komoditas
unggulan secara optimal = 2
B.4. Migrasi Penduduk B.4.1 Lebih dari 25 % dari kawasan perdesaan
Keluar Kawasan bermigrasi ke luar kabupaten untuk
perdesaan mencari nafkah = 0

B.4.2 Sekitar 10-25 % dari kawasan perdesaan


bermigrasi ke luar kabupaten untuk
mencari nafkah = 1

B.4.3 Sedikit penduduk (kurang dari 10 %) dari


kawasan perdesaan bermigrasi ke luar
kabupaten untuk mencari nafkah = 2

B.5. Governansi Budaya B.5.1 Keterlibatan warga dalam pengelolaan


institusi budaya, program dan acara, baik
secara langsung maupun melalui
organisasi masyarakat madani, bukanlah
salah satu prioritas atau sasaran
kebijakan budaya lokal = 0
B.5.2 Keterlibatan warga dalam pengelolaan
institusi budaya, program dan acara, baik
secara langsung maupun melalui
organisasi masyarakat madani, baru
sebagian menjadi salah satu prioritas atau
sasaran kebijakan budaya lokal = 1
B.5.3 Keterlibatan warga dalam pengelolaan
institusi budaya, program dan acara, baik
secara langsung maupun melalui
organisasi masyarakat madani, sudah
menjadi salah satu prioritas atau sasaran
kebijakan budaya lokal = 2
B. 6. Budaya dan B. 6.1 Budaya lokal tidak diajarkan baik dalam
Pendidikan sekolah formal maupun informal di
kawasan perdesaan tersebut = 0
B. 6.2 Budaya lokal diajarkan baik dalam
sekolah formal maupun informal di
kawasan perdesaan tersebut = 1
-36-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

B. 6.3 Pendidikan informal dan formal, asosiasi


dan dunia usaha bersama-sama
melakukan pelestarian dan penciptaan
budaya lokal, dan menampilkannya dalam
kalender budaya kawasan perdesaan
tersebut = 2
B.7. Budaya, Informasi dan B.7.1 Tidak ada kebijakan atau program dari
Pengetahuan pemerintah dan dunia usaha/masyarakat
untuk berusaha mempromosikan
demokrasi budaya melalui keterlibatan
masyarakat dalam menciptakan,
memproduksi dan mendistribusikan
secara digital = 0
B.7.2 Terdapat kebijakan atau program dari
pemerintah dan swasta/masyarakat
untuk berusaha mempromosikan
demokrasi budaya melalui keterlibatan
masyarakat dalam menciptakan,
memproduksi dan mendistribusikan
secara digital namun belum efektif = 1
B.7.3 Terdapat kebijakan atau program dari
pemerintah dan swasta/masyarakat
untuk berusaha mempromosikan
demokrasi budaya melalui keterlibatan
masyarakat dalam menciptakan,
memproduksi dan mendistribusikan
secara digital dan sudah efektif = 2
B.8. Budaya dan B.8.1 Perencanaan kawasan perdesaan ataupun
Perencanaan masterplan pembangunan kawasan
perdesaan belum secara eksplisit merujuk
kepada sumber- sumber dan
permasalahan budaya = 0
B.8.2 Perencanaan kawasan perdesaan ataupun
master plan pembangunan kawasan
perdesaan sudah secara eksplisit merujuk
kepada sumber sumber dan
permasalahan budaya walaupun baru
sebagian = 1
B.8.3 Perencanaan kawasan perdesaan ataupun
masterplan pembangunan kawasan
perdesaan sudah secara keseluruhan dan
eksplisit telah merujuk kepada sumber-
sumber dan permasalahan budaya = 2
B.9. Budaya, Kesetaraan B.9.1 Fasilitas budaya dan ruang publik tidak
dan Inklusi Sosial didesain dengan mempertimbangkan
eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk
seluruh lapisan masyarakat (misalnya
untuk orang disabilitas) = 0
B.9.2 Fasilitas budaya dan ruang publik baru
sebagian didesain dengan
mempertimbangkan eksistensi,
aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh
lapisan masyarakat (misalnya untuk
orang disabilitas) = 1
B.9.3 Fasilitas budaya dan ruang publik
seluruhnya sudah didesain dengan
mempertimbangkan eksistensi,
aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh
lapisan masyarakat (misalnya untuk
orang disabilitas) = 2
-37-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

10. Kerekatan Sosial B.10.1 Masyarakat di kawasan perdesaan satu


sama lain belum merasa menjadi
masyarakat yang satu di kawasan
perdesaan tersebut dan apabila terjadi
konflik maka tidak ada mekanisme
resolusi konflik yang baik = 0
B.10.2 Masyarakat di kawasan perdesaan satu
sama lain belum seluruhnya merasa
menjadi masyarakat yang satu di kawasan
perdesaan tersebut dan apabila terjadi
konflik maka baru ada sedikit mekanisme
resolusi konflik yang baik = 1
B.10.3 Masyarakat di kawasan perdesaan satu
sama lain sudah seluruhnya merasa
menjadi masyarakat yang satu di kawasan
perdesaan tersebut dan apabila terjadi
konflik maka sudah ada mekanisme
resolusi konflik yang baik = 2
C. Dimensi Lingkungan
C.1 Pembangunan C.1.1 Belum Ada penetapan tata ruang kawasan
Kawasan Perdesaan perdesaan = 0
mengacu pada Tata C.1.2 Ada dokumen penetapan tata ruang
Ruang Kawasan kawasan perdesaan = 1
Perdesaan C.1.3 Sudah ada perencanaan penyusunan tata
ruang kawasan perdesaan = 2
C.2. Ruang Terbuka Hijau C.2.1 RTH kurang dari 10% = 0
(RTH) C.2.2 RTH antara 10 %- 20% = 1
C.2.3 RTH Antara 20%- 30 % = 2
C.2.4 RTH lebih dari 30 % = 3
C.3. Pemanfaatan Amenity C.3.1 Belum ada pemanfaatan Amenity
Resources untuk Resources untuk Kegiatan Ekonomi dan
Kegiatan Ekonomi dan Sosial = 0
Sosial C.3.2 Sudah ada pemanfaatan Amenity
Resources untuk Kegiatan Ekonomi dan
Sosial tapi belum Optimal = 1
C.3.3 Sudah ada pemanfaatan Amenity
Resources untuk Kegiatan Ekonomi dan
Sosial sudah Optimal = 2
C.4. Regulasi dan Edukasi C.4.1 Belum ada regulasi dan Edukasi = 0
terkait pengelolaan C.4.2 Ada regulasi atau edukasi = 1
lingkungan C.4.3 Ada Regulasi dan edukasi = 2
C.4.4 Ada Regulasi dan Edukasi yang dijalankan
secara optimal dan berkelanjutan = 3
C.5. Adaptasi terhadap C.5.1 Kegiatan ekonomi utama meningkatkan
perubahan iklim kerentanan terhadap resiko terhadap
perubahan iklim = 0
C.5.2 Kegiatan ekonomi utama sudah adaptif
terhadap perubahan iklim namun belum
optimal = 1
C.5.3 Kegiatan ekonomi utama sudah adaptif
terhadap perubahan iklim = 2
C.6. Kapasitas Mitigasi C.6.1 Ada resiko bencana tapi belum ada upaya
Bencana mitigasi = 0
C.6.2 Ada resiko bencana dan sudah ada
rencana untuk mitigasi = 1
C.6.3 Ada resiko bencana, dan mitigasi yang
terstuktur dalam kebijakan program dan
anggaran = 2
C.7. Pengelolaan dan C.7.1 Tidak ada TPS dan tidak ada sistem
Pemanfaatan Sampah pengelolaan sampah = 0
-38-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

C.7.2 Ada TPS tapi masyarakat tidak membuang


sampah di TPS = 1
C.7.3 Ada TPS dan ada sistem penanganan
sampah = 2
C.7.4 Ada TPS, Sistem penanganan dan
Pengelolaan sampah = 3
C.8. Pengelolaan dan C.8.1 Limbah dari Kegiatan ekonomi utama
Pemanfaatan Limbah dibiarkan tanpa pengelolaan = 0
C.8.2 Limbah dari Kegiatan ekonomi utama
sudah dikelola tapi belum optimal = 1
C.8.3 Limbah dari Kegiatan ekonomi utama
sudah dikelola dan dimanfaaatkan = 2
D. Dimensi Jejaring Prasarana dan Sarana
D.1. Konektivitas antar D.1.1 Antar desa di dalam kawasan perdesaan
Desa dalam Kawasan belum semuanya terhubung = 0
Perdesaan D.1.2 Antar desa di dalam kawasan perdesaan
semuanya sudah terhubung namun
kondisi jalan/alat transportasi hampir
lebih 50 % buruk = 1
D.1.3 Antar desa di dalam kawasan perdesaan
semuanya sudah terhubung dan kondisi
jalan/alat transportasi hampir lebih 50 %
baik = 2
D.2. Sekolah Menengah D.2.1 Tidak ada SMK di sekitar lokasi kawasan
Kejuruan (SMK) perdesaan yang ditetapkan = 0
D.2.2 Ada SMK di sekitar lokasi kawasan
perdesaan yang ditetapkan namun tidak
ada program studi yang berkaitan dengan
komoditas unggulan = 1
D.2.3 Ada SMK di sekitar lokasi kawasan
perdesaan yang ditetapkan dan ada
program studi yang berkaitan dengan
komoditas unggulan namun lulusannya
sebagian besar tidak bekerja di kawasan
perdesaan = 2
D.2.4 Ada SMK di sekitar lokasi kawasan
perdesaan yang ditetapkan dan ada
program studi yang berkaitan dengan
komoditas unggulan dan lulusannya
sebagian besar bekerja di kawasan
perdesaan = 3
D.3. Pelayanan Pendidikan D.3.1 Tidak ada pelayanan pendidikan yang
Vokasi dan melatih masyarakat di kawasan perdesaan
Keterampilan yang ditetapkan = 0
D.3.2 Ada pelayanan pendidikan yang melatih
masyarakat di kawasan perdesaan yang
ditetapkan namun belum berkaitan
dengan komoditas unggulan=1
D.3.3 Ada pelayanan pendidikan yang melatih
masyarakat di kawasan perdesaan yang
ditetapkan dan berkaitan dengan
komoditas unggulan = 2
D.4. Aksesibilitas ke dan D.4.1 Alat transportasi tidak dapat mengakses
dari Kawasan dari dan ke kawasan perdesaan = 0
Perdesaan serta ke D.4.2 Alat transportasi dapat mengakses dari
Sentra Komoditas dan ke kawasan perdesaan = 1
Unggulan D.4.3 Alat transportasi dapat mengakses dari
dan ke kawasan perdesaan dan ke sentra
komoditas unggulan dan/atau non
unggulan = 2
-39-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

D.5. Angkutan Umum D.5.1 Tidak ada angkutan umum yang melalui
kawasan perdesaan= 0
D.5.2 Ada angkutan umum dengan trayek tidak
tetap = 1
D.5.3 Ada angkutan umum ada trayek tetap tapi
tidak setiap hari = 2
D.5.4 Ada angkutan umum trayek tetap dan
setiap hari = 3
D.6. Elektrifikasi Kawasan D.6.1 Kurang dari 25 % dari jumlah desa yang
perdesaan Perdesaan ada di kawasan perdesaan sudah dialiri
listrik = 0
D.6.2 26-50% dari jumlah desa yang ada di
kawasan perdesaan sudah dialiri listrik =
1
D.6.3 51- 75% dari jumlah desa yang ada di
kawasan perdesaan sudah dialiri listrik =
2
D.6.4 >75 % dari jumlah desa yang ada di
kawasan perdesaan sudah dialiri listrik =
3
D.7. Pemanfaatan Alat D.7.1 Sebagian besar masyarakat belum dapat
Komunikasi dan mengakses alat komunikasi dan internet =
Internet 0
D.7.2 Sebagian besar masyarakat sudah dapat
mengakses internet namun belum
dimanfaatkan untuk pengembangan
Komoditas unggulan (misalnya untuk
promosi komoditas unggulan) = 1
D.7.3 Sebagian besar masyarakat sudah dapat
mengakses internet dan sudah
dimanfaatkan untuk pengembangan
Komoditas
D.7.4 unggulan (misalnya untuk promosi
komoditas unggulan) = 2
D.8. Sumber Air Minum D.8.1 Air hujan = 0
dan Mandi/Cuci D.8.2 Sungai/Danau/Kolam = 1
masyarakat di D.8.3 Mata Air = 2
Kawasan Perdesaan
D.8.4 Sumur = 3
D.8.5 Sumur Bor/Pompa = 4
D.8.6 PAM/Ledeng/Air Kemasan = 5
D.9. Ketersediaan Bahan D.9.1 Tidak ada SPBU dan atau penyedia BBG =
Bakar 0
D.9.2 Ada SPBU dan atau penyedia BBG namun
tidak tersedia sepanjang waktu = 1
D.9.3 Ada SPBU dan atau penyedia BBG tersedia
sepanjang waktu = 2
D.10 Kios Sarana Produksi D.10.1 Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan
. Pertanian tidak terdapat kios saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan = 0
D.10.2 Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan
sudah ada kios saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan namun tidak
lengkap = 1
D.10.3 Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan
sudah ada kios saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan dan lengkap
=2
-40-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

D.11 Pasar Kawasan D.11.1 Tidak ada pasar kawasan perdesaan = 0


. Perdesaan D.11.2 Sudah ada pasar kawasan perdesaan
namun masih belum memasarkan
komoditas unggulan = 1
D.11.3 Sudah ada pasar kawasan perdesaan yang
memasarkan produk komoditas unggulan
tapi omset pemasaran per bulan masih
kecil = 2
D.11.4 Sudah ada pasar kawasan perdesaan yang
memasarkan produk komoditas unggulan
dan omset pemasaran per bulan sudah
besar/banyak = 3
D.12 Perbankan dan/ atau D.12.1 Tidak ada fasilitas bank/LKBB di dalam
. Lembaga Keuangan dan sekitar Kawasan perdesaan = 0
Bukan Bank Untuk D.12.2 Sudah ada fasilitas bank/LKBB di dalam
Pengembangan dan sekitar kawasan perdesaan namun
Komoditas Unggulan sebagian besar masyarakat masih belum
pemanfaatkan kredit perbankan untuk
pengembangan komoditas unggulan = 1
D.12.3 Sudah ada fasilitas bank/LKBB di dalam
dan sekitar kawasan perdesaan dan
sebagian besar masyarakat sudah
memanfaatkan kredit perbankan untuk
pngembangan komoditas unggulan = 2
E. Dimensi Kelembagaan
E.1. Kebijakan Pemerintah E.1.1 Tidak ada kebijakan pemerintah
Kabupaten/Kota kabupaten/kota dan/atau norma
dan/atau Norma masyarakat = 0
Masyarakat dalam E.1.2 Ada kebijakan kabupaten/kota atau
Meminimalisasi Alih norma masyarakat tapi belum efektif = 1
Fungsi Lahan E.1.3 Ada kebijakan pemerintah
kabupaten/kota atau norma masyarakat
dan sudah efektif = 2
E.1.4 Ada kebijakan pemerintah
kabupaten/kota dan norma masyarakat
dan sudah efektif = 3
E.2. kebijakan daerah E.2.1 Tidak ada kebijakan daerah (pemerintah
tentang penggunaan kabupaten/kota) = 0
tenaga kerja lokal E.2.2 Ada kebijakan daerah (pemerintah
untuk dunia usaha kabupaten/kota) tapi belum efektif = 1
yang berinvestasi di E.2.3 Ada kebijakan daerah (pemerintah
Kawasan Perdesaan kabupaten/kota) dan sudah efektif = 2
E.3. Pengembangan E.3.1 Klaster berbasis komoditas unggulan
Kawasan belum dibentuk oleh masyarakat = 0
Perdesaan/Klaster E.3.2 Klaster berbasis komoditas unggulan
Berbasis Komoditas sudah dibentuk oleh masyarakat namun
Unggulan belum dapat mengembangkan komoditas
unggulan dengan optimal = 1
E.3.3 Klaster berbasis komoditas unggulan
sudah dibentuk oleh masyarakat dan
sudah mengembangkan komoditas
unggulan terpadu dari produksi,
pengolahan dan pemasaran = 2
E.4. Insentif/ Kebijakan E.4.1 Tidak ada kebijakan pemberian insentif =
Daerah tentang 0
Investasi di Kawasan E.4.2 Ada kebijakan pemberian insentif tapi
Perdesaan belum efektif = 1
E.4.3 Ada kebijakan pemberian insentif dan
sudah efektif = 2
-41-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

E.5. Forum Pengembangan E.5.1 Tidak ada forum pengembangan ekonomi


(Ekonomi) Daerah/ daerah di aras kabupaten/kota = 0
Kawasan Perdesaan di E.5.2 Ada forum pengembangan ekonomi
Aras Kabupaten/Kota daerah di aras kabupaten/kota tapi belum
efektif dalam memberikan masukan
kebijakan pengembangan kawasan
perdesaan = 1
E.5.3 Ada forum pengembangan ekonomi
daerah di aras kabupaten/kota dan sudah
efektif dalam memberikan masukan
kebijakan pengembangan kawasan
perdesaan = 2
E.6. Kebijakan Daerah E.6.1 Tidak ada kebijakan daerah baik dalam
dalam Pengembangan RTRWK dan atau RPJMD tentang
Kawasan Perdesaan pengembangan kawasan perdesaan yang
yang telah Ditetapkan telah ditetapkan = 0
E.6.2 Sudah ada kebijakan daerah baik dalam
RTRWK dan atau RPJMD tentang
pengembangan kawasan perdesaan yang
telah ditetapkan = 1
E.7. Komitmen Daerah E.7.1 Tidak ada komitmen daerah dalam
untuk Pembiayaan mendanai pembangunan kawasan
PKP yang telah perdesaan yang telah ditetapkan = 0
Ditetapkan E.7.2 Ada komitmen daerah dalam mendanai
pembangunan kawasan perdesaan yang
telah ditetapkan namun masih belum
signifikan (relatif kecil yaitu kurang dari
50 % dari rencana anggaran biaya yang
ditetapkan) = 1
E.7.3 Ada komitmen daerah dalam mendanai
pembangunan kawasan perdesaan
perdesaan yang telah ditetapkan namun
masih terlalu signifikan (antara 50-75 %
dari rencana anggaran biaya yang
ditetapkan) = 2
E.8. Kebijakan Daerah E.8.1 Tidak ada kebijakan daerah tentang
tentang Corporate pengaturan CSR = 0
Social Responsibility E.8.2 Ada kebijakan daerah tentang pengaturan
(CSR) untuk Kawasan CSR tapi belum efektif = 1
perdesaan yang telah E.8.3 Ada kebijakan daerah tentang pengaturan
Ditetapkan CSR dan sudah efektif = 2
E.8.4 Ada komitmen daerah dalam mendanai
pembangunan kawasan perdesaan yang
telah ditetapkan yang sudah signifikan
(lebih dari 75% dari rencana anggaran
biaya yang ditetapkan) = 3
E.9. Pengembangan E.9.1 Tidak ada kerjasama antara pemerintah
Kerjasama antara daerah, BUMDES/ BUMDES MA, dunia
Pemerintah Daerah, usaha dengan PT/LP setempat untuk
BUMDES/ BUMDES mendorong inovasi pengembangan
MA, Dunia Usaha dan komoditas unggulan = 0
Perguruan Tinggi/ E.9.2 Sudah ada kerjasama antara pemerintah
Lembaga Penelitian daerah, BUMDES/BUMDES MA, dunia
setempat untuk usaha dengan PT/LP setempat namun
meningkatkan Inovasi belum mendorong inovasi pengembangan
pengembangan
Komoditas Unggulan = 1
Komoditas Unggulan
E.9.3 Sudah ada kerjasama antara pemerintah
daerah, BUMDES/ BUMDES MA, dunia
usaha dengan PT/LP setempat dan sudah
menghasilkan inovasi pengembangan
Komoditas Unggulan = 2
-42-

No. Variabel/Peubah Keterangan Skor

E.10. Kebijakan Daerah E.10.1 Tidak ada kebijakan daerah tentang


tentang Promosi promosi kawasan perdesaan yang telah
Kawasan Perdesaan ditetapkan = 0
E.10.2 Sudah ada kebijakan daerah tentang
promosi kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan namun baru skala lokal = 1
E.10.3 Sudah ada kebijakan daerah tentang
promosi kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan namun baru skala nasional = 2
E.10.4 Sudah ada kebijakan daerah tentang
promosi kawasan perdesaan yang telah
ditetapkan dan skala internasional = 3

MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ABDUL HALIM ISKANDAR

Salinan sesuai aslinya


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kepala Biro Hukum

Teguh

Anda mungkin juga menyukai