KEPUTUSAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG INDEKS
PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 9 Juni 2022
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Teguh
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 63 TAHUN 2022
TENTANG
INDEKS PERKEMBANGAN KAWASAN
PERDESAAN
BAB I
METODOLOGI PENGUKURAN
3. Dimensi Lingkungan
Mewakili dari aspek pertahanan kualitas lingkungan setempat dan
wilayah yang didukungnya. Variabel/peubah yang termasuk dalam
komponen penyusunnya meliputi: Pembangunan Kawasan Perdesaan
mengacu pada Tata Ruang Kawasan Perdesaan, Ruang Terbuka Hijau
(RTH), Pemanfaatan Amenity Resources untuk Kegiatan Ekonomi dan
Sosial, Regulasi dan Edukasi terkait pengelolaan lingkungan, Adaptasi
terhadap perubahan iklim, Kapasitas Mitigasi Bencana, Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sampah serta Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah.
Adapun penjelasan terkait setiap variabel/peubah tersebut sebagai
berikut:
5. Dimensi Kelembagaan
Mewakili dari aspek indikasi kinerja kebijakan dan regulasi yang di
keluarkan oleh Kementerian/Lembaga, Daerah dan Stakeholder lainnya
dalam mendukung pengembangan kawasan perdesaan.
Variabel/peubah yang termasuk dalam komponen penyusunnya
meliputi : Kebijakan Pemerintah Kabupaten/ Kota dan/atau Norma
Masyarakat dalam Meminimalisasi Alih Fungsi Lahan, kebijakan daerah
tentang penggunaan tenaga kerja lokal untuk dunia usaha yang
berinvestasi di Kawasan Perdesaan, Pengembangan Kawasan
perdesaan/Klaster Berbasis Komoditas Unggulan, Insentif/Kebijakan
Daerah tentang Investasi di Kawasan Perdesaan, Forum Pengembangan
(Ekonomi) Daerah/ Kawasan Perdesaan di Aras Kabupaten/Kota,
Kebijakan Daerah dalam Pengembangan Kawasan perdesaan yang telah
Ditetapkan, Komitmen Daerah untuk Pembiayaan Pembangunan
Kawasan perdesaan yang telah Ditetapkan, Kebijakan Daerah tentang
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Kawasan Perdesaan yang
telah Ditetapkan, Pengembangan Kerjasama antara Pemerintah Daerah,
BUMDES/ BUMDES MA, Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi/Lembaga
Penelitian setempat untuk Meningkatkan Inovasi Pengembangan
Komoditas Unggulan dan Kebijakan Daerah tentang Promosi Kawasan
Perdesaan, Adapun penjelasan terkait setiap variabel tersebut sebagai
berikut:
Tabel 4. Dimensi Jejaring Prasarana
No Variabel/Peubah Definisi Operasional
1. Kebijakan Pemerintah Pemerintah daerah sudah memiliki
Kabupaten/Kota dan/atau kebijakan (PERDA) dan atau
Norma Masyarakat dalam masyarakat sudah memiliki norma
Meminimalisasi Alih Fungsi untuk meminimalisasi alih fungsi
Lahan lahan kepada badan usaha skala
besar
2. kebijakan daerah tentang Kebijakan daerah (PERDA) tentang
penggunaan tenaga kerja penggunaan tenaga kerja lokal
lokal untuk dunia usaha yang untuk dunia usaha yang
berinvestasi di Kawasan berinvestasi di kawasan
Perdesaan perdesaan.
3. Pengembangan Kawasan Adanya kelembagaan Kawasan
Perdesaan/Klaster Berbasis Perdesaan/klaster berbasis
Komoditas Unggulan komoditas unggulan yang
mengelola kawasan perdesaan dari
mulai produksi, pengolahan
sampai pemasaran
4. Insentif/Kebijakan Daerah PERDA tentang insentif atau
Tentang Investasi di Kawasan kemudahan investasi di kawasan
Perdesaan perdesaan
5. Forum Pengembangan Forum pengembangan ekonomi
(Ekonomi) Daerah/ Kawasan daerah di aras kabupaten/kota
Perdesaan di Aras yang berperan untuk memberikan
Kabupaten/Kota masukan kebijakan kepada
pemerintah daerah
6. Kebijakan Daerah dalam Kebijakan pengembangan
Pengembangan Kawasan kawasan perdesaan yang telah
Perdesaan yang telah ditetapkan baik dalam RTRWK
Ditetapkan maupun RPJPD/RPJMD
7. Komitmen Daerah untuk Pemerintah daerah
Pembiayaan PKP yang telah mengalokasikan anggaran yang
Ditetapkan tertuang dalam APBD untuk
pembangunan kawasan perdesaan
yang telah ditetapkan dalam
beberapa tahun terakhir
8. Kebijakan Daerah tentang Efektivitas kebijakan tentang
Corporate Social Responsibility pengaturan Corporate Social
(CSR )untuk Kawasan Responsibility (CSR) perusahaan
Perdesaan yang telah yang ada di dalam dan sekitar
Ditetapkan kawasan untuk pembangunan
kawasan
9. Pengembangan Kerjasama Efektivitas kerjasama antara
antara Pemerintah Daerah, pemerintah daerah,
BUMDES/BUMDES MA, Dunia BUMDES/BUMDESMA, dunia
Usaha dan Perguruan usaha dan perguruan
Tinggi/Lembaga Penelitian tinggi/lembaga penelitian
setempat untuk Meningkatkan setempat untuk meningkatkan
Inovasi Pengembangan inovasi pengembangan komoditas
Komoditas Unggulan unggulan
10. Kebijakan Daerah tentang Pemerintah Daerah
Promosi Kawasan Perdesaan mengalokasikan anggaran untuk
promosi dan memperomosikan
(film pendek, website, leaflet,
festival dlsb) kawasan maupun
produk-produk barang dan jasa
kawasan baik di aras lokal,
nasional maupun internasional
IPKP = ∑ wi Di
Keterangan:
B. Metode Wawancara
Selain dengan metode FGD, pengumpulan data Indeks Perkembangan
Kawasan Perdesaan dapat juga dilakukan dengan metode wawancara
terstruktur terhadap responden terpilih. Dengan mempertimbangkan
kesulitan geografis dalam melakukan FGD di daerah, responden dipilih
secara sengaja dengan menggunakan metode Purposive Random
Sampling, yaitu sampling yang dipilih dengan pertimbangan bahwa
responden adalah keyperson atau orang yang dianggap memahami dan
mengusai kondisi eksisting perkembangan kawasan perdesaan tersebut.
Adapun langkah-langkah menggunakan metode wawancara ini adalah:
1. Calon responden yang dipilih mempertimbangkan tingkat
pemahaman terkait substansi dari masing-masing dimensi indeks
tersebut, responden yang dipilih minimal 2 orang per dimensi
sehingga total responden minimal 10 orang setiap kawasan
perdesaan;
2. Responden pertama yang terpilih diminta untuk mengisi kuesioner
I-PKP dengan dipandu dan didiskusikan bersama fasilitator;
3. Responden kedua dan selanjutnya diminta untuk mengisi
kuesioner I-PKP dipandu oleh fasilitator, namun dalam memberikan
jawaban dapat mempertimbangkan jawaban dari responden
pertama atau sebelumnya;
4. Setelah seluruh responden telah mengisi kuesioner, selanjutnya
dilakukan rekapitulasi jawaban responden yang diinput ke dalam
Microsoft Excel. Jawaban responden diinput berdasarkan Dimensi
Ekonomi, Dimensi Sosial Budaya, Dimensi Lingkungan, Dimensi
Jejaring Prasarana dan Sarana, dan Dimensi Kelembagaan sesuai
dengan from isian yang disediakan;
5. Bilamana masih ditemukan jawaban dari responden pertama atau
sebelumnya yang berbeda dengan hasil jawaban dari responden
kedua atau setelahnya, fasilitastor diperkenankan menkonfirmasi
ulang kepada responden pertama atau sebelumnya untuk
memastikan jawaban dengan menyertakan bukti dari aspek terkait.
Sehingga akan didapatkan sebuah jawaban yang disepakati oleh
seluruh responden.
-33-
FORMAT KUESIONER
INDEKS PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN
A. Dimensi Ekonomi
A.1. Pengembangan A.1.1 Komoditas unggulan belum
Komoditas Unggulan dikembangkan = 0
Kawasan Perdesaan
A.1.2 Komoditas unggulan sudah
dikembangkan namun masih parsial = 1
A.3. Peran BUMDES dan A.3.1 BUMDES dan atau BUMDES Bersama
atau BUMDES belum mendukung pengembangan
Bersama komoditas unggulan = 0
Mengembangkan
Komoditas Unggulan A.3.2 BUMDES dan atau BUMDES Bersama
sudah mendukung pengembangan
komoditas unggulan tapi masih parsial =
1
A.3.3 BUMDES dan atau BUMDES Bersama
sudah mengembangkan komoditas
unggulan sudah secara terpadu dari
produksi, pengolahan sampai pemasaran
dan berkaitan dengan sektor lainnya = 2
-34-
D.5. Angkutan Umum D.5.1 Tidak ada angkutan umum yang melalui
kawasan perdesaan= 0
D.5.2 Ada angkutan umum dengan trayek tidak
tetap = 1
D.5.3 Ada angkutan umum ada trayek tetap tapi
tidak setiap hari = 2
D.5.4 Ada angkutan umum trayek tetap dan
setiap hari = 3
D.6. Elektrifikasi Kawasan D.6.1 Kurang dari 25 % dari jumlah desa yang
perdesaan Perdesaan ada di kawasan perdesaan sudah dialiri
listrik = 0
D.6.2 26-50% dari jumlah desa yang ada di
kawasan perdesaan sudah dialiri listrik =
1
D.6.3 51- 75% dari jumlah desa yang ada di
kawasan perdesaan sudah dialiri listrik =
2
D.6.4 >75 % dari jumlah desa yang ada di
kawasan perdesaan sudah dialiri listrik =
3
D.7. Pemanfaatan Alat D.7.1 Sebagian besar masyarakat belum dapat
Komunikasi dan mengakses alat komunikasi dan internet =
Internet 0
D.7.2 Sebagian besar masyarakat sudah dapat
mengakses internet namun belum
dimanfaatkan untuk pengembangan
Komoditas unggulan (misalnya untuk
promosi komoditas unggulan) = 1
D.7.3 Sebagian besar masyarakat sudah dapat
mengakses internet dan sudah
dimanfaatkan untuk pengembangan
Komoditas
D.7.4 unggulan (misalnya untuk promosi
komoditas unggulan) = 2
D.8. Sumber Air Minum D.8.1 Air hujan = 0
dan Mandi/Cuci D.8.2 Sungai/Danau/Kolam = 1
masyarakat di D.8.3 Mata Air = 2
Kawasan Perdesaan
D.8.4 Sumur = 3
D.8.5 Sumur Bor/Pompa = 4
D.8.6 PAM/Ledeng/Air Kemasan = 5
D.9. Ketersediaan Bahan D.9.1 Tidak ada SPBU dan atau penyedia BBG =
Bakar 0
D.9.2 Ada SPBU dan atau penyedia BBG namun
tidak tersedia sepanjang waktu = 1
D.9.3 Ada SPBU dan atau penyedia BBG tersedia
sepanjang waktu = 2
D.10 Kios Sarana Produksi D.10.1 Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan
. Pertanian tidak terdapat kios saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan = 0
D.10.2 Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan
sudah ada kios saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan namun tidak
lengkap = 1
D.10.3 Di dalam dan sekitar kawasan perdesaan
sudah ada kios saprodi yang berkaitan
dengan komoditas unggulan dan lengkap
=2
-40-
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Teguh