Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE

KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian/Lembaga : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


dan Transmigrasi
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal
Unit Eselon II : Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya
Dan Kelembagaan
Program : Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan,
dan Transmigrasi
Sasaran Program : Meningkatnya daerah tertinggal yang potensi
terentaskan sesuai dengan indeks ketertinggalan
Indikator Kinerja : Rata-rata Perkembangan Indeks 62 Kabupaten
Program Daerah Tertinggal
Kegiatan : Penyerasian Pembangunan Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan : Keserasian pelaksanaan pembangunan sosial budaya
dan kelembagaan daerah tertinggal
Indikator Kinerja : Persentase afirmasi rencana program/kegiatan Unit
Kegiatan Kerja Internal Kemendesa PDTT bidang Sosial Budaya
dan kelembagaan yang dialokasikan di daerah
tertinggal sesuai dengan dokumen perencanaan PPDT
Keluaran (Output) : 1. Klasifikasi Rincian Output
Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat
2. Indikator KRO
Jumlah Masyarakat yang difasilitasi dan dibina di
Daerah Tertinggal
3. Rincian Output
Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya
Dalam Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 1


4. Indikator RO
Jumlah Masyarakat yang Ditingkatkan
Kapasitasnya Dalam Bidang Kesehatan dan
Keluarga Berencana
Komponen : Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Bidang
Kesehatan dan Keluarga Berencana di Daerah
Tertinggal
Lokasi : Kabupaten Keerom dan Kabupaten Lembata

DASAR HUKUM
A. LATAR BELAKANG

1. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
d. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
f. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional;
g. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
h. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024;
i. Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
j. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional
Percepatan Penurunan Stunting;
k. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024;

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 2


l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga;
m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan;
n. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
o. RKA-KL Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tahun Anggaran 2023, DIPA Satker Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;
p. PTOK Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan
dan Keluarga Berencana Tahun 2023.

2. VISI DAN MISI


Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah
tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Tugas tersebut, secara spesifik merupakan instrumen
untuk melaksanakan misi ketiga Presiden dan Wakil Presiden yaitu Pembangunan
yang Merata dan Berkeadilan, serta Agenda Prioritas Nasional ke-2 yaitu
Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin
Pemerataan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Visi dan misi Kementerian
Desa, PDT, dan Transmigrasi merupakan instrument untuk mendukung
terwujudnya Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden yang dirumuskan
berdasarkan RPJMN 2020-2024. Secara khusus Visi dan Misi Kementerian Desa,
PDT dan Transmigrasi mengacu kepada misi ketiga Presiden dan Wakil Presiden
yaitu Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan, serta Agenda Prioritas Nasional
ke-2 yaitu Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan
Menjamin Pemerataan. Sehingga, visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi
pada kurun waktu 2020-2024 adalah: “Terwujudnya Perdesaan yang memiliki

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 3


keunggulan Kolaboratif dan Daya Saing secara berkelanjutan dalam Mendukung
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan
Gotong-Royong”
Visi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi diharapkan mampu
memberikan kontribusi dalam mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil
Presiden. Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka misi Kementerian Desa, PDT,
dan Transmigrasi Tahun 2020-2024 sebagai berikut:
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan;
b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan, Daerah
Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan daerah
tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan
Perdesaan, Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis data
dan informasi yang akurat
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.

3. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS


Sasaran strategis yang akan dicapai oleh Direktorat Jederal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal sebagaimana tercantum dalam dokumen Renstra
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi adalah
sebagai berikut :
a. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal;
b. Menurunnya penduduk miskin di daerah tertinggal;
c. Meningkatnya rata-rata IPM di daerah tertinggal.

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 4


Alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis
tersebut meliputi :
a. Jumlah kabupaten daerah tertinggal yang terentaskan menurut indeks
ketertinggalan;
b. Persentase penurunan penduduk miskin di daerah tertinggal;
c. Nilai rata-rata IPM di daerah tertinggal.

4. GAMBARAN UMUM
Agenda pembangunan kesehatan dalam RPJMN IV Tahun 2020-2024 adalah
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Manusia
sebagai modal utama pembangunan nasional untuk menuju pembangunan yang
inklusif dan merata di seluruh wilayah, termasuk di daerah tertinggal. Perlu adanya
komitmen dari Pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan daya saing SDM yaitu
sumber daya manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan
berkarakter. Salah satunya dituangkan melalui strategi ketiga, yakni : “Peningkatan
Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi”.
Derajat kesehatan dan tingkat pendidikan membaik, namun belum
menjangkau seluruh penduduk. Kapasitas tenaga kesehatan, sistem rujukan
maternal, dan tata laksana pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan
kesehatan reproduksi belum berjalan optimal. Penggunaan kontrasepsi
(Contraceptive Prevalence Rate/CPR) cara modern menurun dari 57,9 persen (SDKI
2012) menjadi 57,2 persen (SDKI 2017). Angka kelahiran ( Age Specific Fertility
Rate/ASFR) umur 15-19 tahun juga masih tinggi disebabkan rendahnya
pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan
berkeluarga. Pemahaman orangtua mengenai kesehatan reproduksi serta
kemampuan dalam melakukan KB rendah sehingga tingkat kesehatan ibu dan anak
masih rendah.
Fakta tersebut mendorong partisipasi Direktorat Penyerasian Pembangunan
Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal melalui Bidang Penyerasian
Pembangunan Kesehatan, Gizi Keluarga dan Masyarakat, untuk menyusun kegiatan
“Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya Dalam Bidang Kesehatan
dan Keluarga Berencana di Daerah Tertinggal”.

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 5


Kegiatan ini merupakan salah satu upaya memberdayakan masyarakat di
dua daerah tertinggal, yakni Kabupaten Keerom dan Kabupaten Lembata. Fokus
utama pada intervensi ini yakni menguatkan peran kader masyarakat dalam
melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang Kesehatan dan
Keluaraga Berencana (KB) dan di masyarakat.

B. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari kegiatan Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang


Kesehatan dan Keluarga Berencana di Daerah Tertinggal adalah terfasilitasinya
peningkatan kapasitas kader masyarakat dalam pembangunan kesehatan dan
keluarga berencana (KB).

C. OUTPUT

Output dari kegiatan ini adalah 80 Kader Masyarakat yang ditingkatkan


kapasitasnya. Peningkatan kapasitas diukur berdasarkan peningkatan pengetahuan
kader masyarakat di daerah tertinggal tentang upaya pembangunan kesehatan dan
keluarga berencana.

D. OUTCOME

Outcome dari kegiatan ini adalah Kader Masyarakat mampu menindaklanjuti


sosialisasi pembangunan kesehatan dan keluarga berencana di masyarakat.

E. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah


1. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 6


Mendukung tercapainya jumlah daerah tertinggal yang terentaskan menurut
indeks ketertinggalan serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
bidang kesehatan di daerah tertinggal;
2. Pemerintah Kabupaten Daerah Tertinggal
Menerima bantuan workshop kepada kader masyarakat untuk mendukung
pembangunan kesehatan dan keluarga berencana di daerah tertinggal.
3. Kader Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya
Menerima bantuan workshop peningkatan kapasitas dengan sasaran kegiatan
terdiri dari Kader KB, Kader PKK, dan Kader Posyandu dimonitoring oleh Dinas
Pengendalian Penduduk dan KB. Kegiatan ini menyasar delapan puluh (80)
orang kader masyarakat di kabupaten daerah tertinggal, adapun rincian
sasaran peserta beserta lokus kegiatan adalah sebagai berikut :

No. Kabupaten DT Provinsi Sasaran


1. Keerom Papua 40 Orang
2. Lembata Nusa Tenggara Timur 40 Orang
Jumlah 80 Orang

F. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode Onsite secara langsung di setiap
lokus kabupaten kepada peserta selaku kader masyarakat. Kegiatan ini
diselenggarakan oleh Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan
Kelembagaan secara Swakelola dilaksanakan oleh instansi sendiri.

2. TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahapan pelaksanaan / komponen masukan sebagai berkut:
a. Persiapan
Kegiatan ini diawali dengan adanya rapat persiapan kegiatan dengan tujuan
agar lebih fokus dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat mencapai hasil
yang maksimal dan diinginkan, dengan tahapan sebagai berikut:
1) Rapat Persiapan;

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 7


Kegiatan diawali dengan adanya rapat persiapan dengan tujuan agar
lebih fokus dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat mencapai
target yang ditetapkan
2) Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga, serta Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten;
Agenda koordinasi dimaksudkan untuk penentuan peserta workshop dan
kesiapan lokasi workshop yang memenuhi kriteria. Koordinasi juga
bertujuan untuk mengidentifikasi bahan ajar yang diperlukan sesuai
dengan permasalahan kesehatan dan keluarga berencana yang ada di
daerah sehingga kegiatan tepat sasaran dan mencapai tujuannya
3) Persiapan workshop kit dan starter kit penyuluhan;
Untuk mendukung pelaksaaan workshop, perserta diberikan workshop
kit berupa seragam, sertifikat, dan alat pendukung lainnya. Stater kit
berupa modul lembar balik sebagai media sosialisasi peserta di wilayah
kerja masing-masing.
4) Penyusunan Bahan Ajar, Pre-Post Test, dan evaluasi penyelenggaraan;
Untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta disusun Pretest-
Posttest yang disinkronisasi dengan bahan ajar peserta. Bahan ajar
untuk peserta disusun berdasarkan materi yang dipaparkan oleh
narasumber. Jumlah dokumen bahan ajar dicetak sesuai dengan jumlah
narasumber per kabupaten.
5) Penetapan Narasumber, Peserta, dan Lokasi Kegiatan;
a) Narasumber ditentukan berdasarkan kesesuaian tema workshop
yang akan dibawakan dan kualifikasi yang dimiliki oleh narasumber.
Narasumber dapat berasal dari unsur birokrat, akademisi,
pengusaha, LSM/NGO, dan praktisi;
b) Peserta kegiatan merupakan kader masyarakat yaitu Kader KB, Kader
Posyandu, Kader PKK, dan Tim Pendamping Keluarga;
c) Kegiatan workshop diselenggarakan di tempat yang representatif
dengan fasilitas memadai dan diutamakan menerapkan protokol
CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability ).

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 8


6) Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi meliputi : Kerangka Acuan Kegiatan, Rencana
Anggaran Biaya, Nota Dinas Pencairan Anggaran, Undangan
Narasumber dan Peserta, Surat Tugas dan SK Narasumber, serta
kelengkapan dokumen dari daerah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan tiga hari dengan susunan sebagai berikut:
Hari Pertama
1) Pelaksanaan Pre-Test;
2) Penandatanganan Pakta Integritas;
3) Paparan materi oleh Narasumber disesuaikan kebutuhan penanganan
stunting dan pembangunan keluarga berkualitas di daerah; dan
4) Penyusunan Plan of Action dan Rencana Tindak Lanjut (RTL);
Penyusunan Plan of Action untuk selanjutnya dirumuskan menjadi
program kerja penanganan permasalahan kesehatan dan keluarga
berencan, serta berkomitmen untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut
di wilayah tugas masing-masing peserta dan akan mensosialisasikan
hasilnya kepada masyarakat. Komitmen tersebut dituangkan dalam
penandatanganan Pakta Integritas.
Hari Kedua
1) Praktik Penyuluhan secara langsung ke Masyarakat
Peserta dibina dengan konsep pemberdayaan masyarakat melalui
praktik penyuluhan langsung ke masyarakat di Kampung KB maupun
percontohan lainnya.
Hari Ketiga
1) Pelaksanan Post-Test dan Evaluasi Penyelenggaraan;
2) Sambutan Penutupan; dan
3) Pemberian Kesan dan Pesan dari Peserta.

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 9


c. Evaluasi dan Pelaporan
Evaluasi kegiatan dimaksudkan untuk memonitor kemajuan para peserta
pasca workshop melalui pre-post test sesuai dengan bahan ajar. Selain itu
peserta juga mengisi lembar evaluasi penyelenggaraan dan evaluasi
narasumber. Penyusunan laporan kegiatan berisi narasi proses kegiatan,
dokumentasi, dan bahan ajar. Pasca pelaksanaan workshop, peserta akan
dimonitoring tindak lanjut sosialisasi yang dilakukan di wilayah kerjanya
masing-masing untuk menilai pencapaian outcome kegiatan.

d. Benchmarking Pembangunan Kampung Keluarga Berkualitas


Kegiatan benchmarking bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik
pelaksanaan Kampung KB untuk dapat direplika dan diimplementasikan di
Kampung KB Daerah Tertinggal. Hal yang dapat direplika adalah sistem
manajemen, dan program utama Kampung KB meliputi program keagamaan,
Pendidikan, reproduksi, ekonomi, perlindungan, kasih sayang, sosial budaya,
dan pembinaan lingkungan. Pelaksaan kegiatan ini dilakukan terpisah dari
kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Bidang Kesehatan dan
Keluarga Berencana.

G. KURUN WAKTU PENCAPAIAN

Pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan waktu sebagai berikut :


BULAN KE
TAHAPAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persiapan

Pelaksanaan Kegiatan
a) Kabupaten Keerom

b) Kabupaten Lembata
Evaluasi dan Penyusunan
Laporan Kegiatan
Benchmarking Pembangunan
Keliarga Berkualitas

Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya dalam Bidang Kesehatan dan KB 2023 10

Anda mungkin juga menyukai