DASAR HUKUM
A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
d. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
f. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional;
g. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
h. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024;
i. Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
j. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional
Percepatan Penurunan Stunting;
k. Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024;
4. GAMBARAN UMUM
Agenda pembangunan kesehatan dalam RPJMN IV Tahun 2020-2024 adalah
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Manusia
sebagai modal utama pembangunan nasional untuk menuju pembangunan yang
inklusif dan merata di seluruh wilayah, termasuk di daerah tertinggal. Perlu adanya
komitmen dari Pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan daya saing SDM yaitu
sumber daya manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan
berkarakter. Salah satunya dituangkan melalui strategi ketiga, yakni : “Peningkatan
Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi”.
Derajat kesehatan dan tingkat pendidikan membaik, namun belum
menjangkau seluruh penduduk. Kapasitas tenaga kesehatan, sistem rujukan
maternal, dan tata laksana pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan
kesehatan reproduksi belum berjalan optimal. Penggunaan kontrasepsi
(Contraceptive Prevalence Rate/CPR) cara modern menurun dari 57,9 persen (SDKI
2012) menjadi 57,2 persen (SDKI 2017). Angka kelahiran ( Age Specific Fertility
Rate/ASFR) umur 15-19 tahun juga masih tinggi disebabkan rendahnya
pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan
berkeluarga. Pemahaman orangtua mengenai kesehatan reproduksi serta
kemampuan dalam melakukan KB rendah sehingga tingkat kesehatan ibu dan anak
masih rendah.
Fakta tersebut mendorong partisipasi Direktorat Penyerasian Pembangunan
Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal melalui Bidang Penyerasian
Pembangunan Kesehatan, Gizi Keluarga dan Masyarakat, untuk menyusun kegiatan
“Masyarakat yang Ditingkatkan Kapasitasnya Dalam Bidang Kesehatan
dan Keluarga Berencana di Daerah Tertinggal”.
B. TUJUAN KEGIATAN
C. OUTPUT
D. OUTCOME
E. PENERIMA MANFAAT
2. TAHAPAN PELAKSANAAN
Tahapan pelaksanaan / komponen masukan sebagai berkut:
a. Persiapan
Kegiatan ini diawali dengan adanya rapat persiapan kegiatan dengan tujuan
agar lebih fokus dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat mencapai hasil
yang maksimal dan diinginkan, dengan tahapan sebagai berikut:
1) Rapat Persiapan;
Pelaksanaan Kegiatan
a) Kabupaten Keerom
b) Kabupaten Lembata
Evaluasi dan Penyusunan
Laporan Kegiatan
Benchmarking Pembangunan
Keliarga Berkualitas