Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI RI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN


Jl. TMP Kalibata No.17 Jakarta Selatan 12750 Telepon 021-7989912-19
www.kemendesa.go.id

NOTA-DINAS

Nomor :………………..............…..

Kepada : Yth. Pelaksana Tugas. Sekretaris Direktorat Jenderal


Pembangunan Desa dan Perdesaan
Dari : 1. Epsondy Puringga Raharja
NIP. 19931015 201903 1 001
2. Shendy Yusuf
Hal : Melaksanakan Perjalanan Dinas dalam rangka Persiapan dan
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Desa Inklusif pada Lokasi Program
Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD)
Subkomponen 2B, Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Sistem
Akuntabilitas Sosial di Kabupaten Kapuas
Watu Pelaksanaan : 13 Desember – 17 Desember 2021
Lampiran : 1 (berkas)

1. Dasar Pelaksanaan Tugas

Dasar dari pelaksanaan perjalanan dinas ini adalah Surat Tugas Pelaksana Tugas.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Nomor:
145/PMD.00.06/2021 tanggal 10 Desember 2021.

2. Tujuan Perjalanan Dinas

Tujuan perjalanan dinas ini adalah dalam rangka Persiapan dan Pelaksanaan
Bimbingan Teknis Desa Inklusif pada Lokasi Program Penguatan Pemerintahan dan
Pembangunan Desa (P3PD) Subkomponen 2B, Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan
Sistem Akuntabilitas Sosial di Kabupaten Kapuas.

3. Tanggal Pelaksanaan Perjalanan Dinas

Pelaksanaan Perjalanan Dinas Tersebut pada tanggal 13 Desember – 17 Desember


2021.

4. Latar Belakang

Program P3PD merupakan program yang digalang oleh 5 (lima) kementerian ini, yaitu
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian
Keuangan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
menunjukkan perhatian dan upaya Pemerintah yang semakin serius dalam mendukung
peningkatan kualitas Pembangunan Desa sekaligus untuk mengatasi berbagai hambatan
dan persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan Pembangunan Desa.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Pembangunan Desa
adalah belum berpihaknya manfaat Pembangunan kepada masyarakat atau warga rentan
dan marginal. Hal tersebut merupakan dampak dari tidak diserapnya aspirasi dari
kelompok rentan dan marginal, serta partisipasi kelompok marginal dan rentan juga dirasa
masih belum optimal. Disatu sisi tantangan dan perubahan di tengah masyarakat sangat
dinamis, seiring dengan laju teknologi informasi yang telah merambah hingga ke pelosok
Desa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan pelaksanaan Desa inklusif. Desa
Inklusif adalah tatanan masyarakat desa yang mengakui, menghormati, memenuhi,
melindungi serta melayani hak-hak seluruh warga desa termasuk masyarakat rentan dan
marjinal. Pelibatan semua warga termasuk warga marginal dan rentan merupakan bagian
dari amanat peraturan perundangan yaitu Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 A “Setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya". Selain
itu pada Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal 67 Mengatur Hak dan
Kewajiban Masyarakat Desa berbunyi “Intisari pengaturan ini adalah bahwa masyarakat
Desa berhak untuk terlibat aktif dalam penyelenggaraan Desa, berhak memilih dan dipilih/
ditetapkan menduduki posisi kekuasaan yang ada di Desa, serta memperoleh
perlindungan, dan pelayanan yang sama dan adil". Serta pada Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Pasal 127 ayat 2 huruf d “Bahwa penyusunan perencanaan dan penganggaran
pembangunan di Desa wajib berpihak kepada kepentingan warga miskin, warga
disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal”.
Dengan dinamika keadaan yang ada yaitu adanya pergeseran budaya dan gaya hidup
masyarakat yang begitu cepat, tidak menyurutkan kita semua untuk terus memberikan
dorongan dan dukungan bahwa Desa mampu menerapkan nilai-nilai inklusif dan
menumbuhkan budaya gotong-royong demi kemajuan masyarakat yang adil dan
demokratis. Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan
atau Subkomponen 2B P3PD terus membangun kolaborasi dengan berbagai kelembagaan
terkait dan Pemerintah Daerah serta kalangan Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi
lainnya untuk terus memperkuat komitmen melalui berbagai program dan kegiatan untuk
melakukan fasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang
dibutuhkan Desa khususnya di sejumlah lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Untuk itu,
Bimbingan Teknis Desa Inklusif amat penting dilakukan, artinya para pelaku di Desa tidak
terbatas pada pengetahuan bacaan namun langsung dapat mempraktikan secara lebih
teknis dan operasional mengenai pengembangan Desa Inklusif yang ideal diterapkan.
5. Hasil Kegiatan Perjalanan dalam rangka Persiapan dan Pelaksanaan Bimbingan
Teknis Desa Inklusif pada Lokasi Program Penguatan Pemerintahan dan
Pembangunan Desa (P3PD) Subkomponen 2B, Peningkatan Kapasitas
Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial di Kabupaten Kapuas

a. Tanggal 13 Desember 2021 :


1) Perjalanan dari Jakarta ke Kabupaten Kapuas
2) Koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kapuas dengan
hasil :
a) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Purwakarta
sudah membuat surat dengan dasar surat undangan dari Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk kemudian disebarkan
kepada Desa terpilih dalam rangka penunjukan sebagai peserta Bimbingan Teknis
Desa Inklusif dengan nomor surat 140/ 1371/DPMD/X/2021;
b) Peserta yang terpilih sudah sesuai dengan persyaratan yang sudah ditentukan dan
mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Kapuas;
c) Peserta yang terpilih berasal dari 8 Desa di 7 Kecamatan yaitu Desa Pulau Telo
Baru, Desa Anjir Serapat Baru, Desa Handiwong, Desa Palangkau Lama, Desa
Maluen, Desa Manusup Hilir, Desa Warga Mulya dan Desa Sumber Alaska.
d) Peserta terdiri dari unsur perwakilan dari Dinas PMD Kabupaten, Kepala Desa,
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kader Pembangunan Manusia,
Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa;
e) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kapuas bersedia
memberikan sambutan, membuka acara, Bimbingan Teknis Desa Inklusif.
b. Tanggal 14 Desember 2021 :
1) Kunjungan ke Desa Pulau Telo Baru dan Desa Maluen untuk melakukan monitoring
evaluasi terkait Penerapan Inklusivitas dalam pembangunan desa, dan didapatkan
bahwa dalam sebagian kegiatan desa sebenarnya telah menerapkan konsep
inklusivitas seperti mengakomodir usulan dari golongan perempuan dalam kegiatan
Posyandu anak dan lansia dan membangun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Oleh
karena itu Bimbingan Teknis Desa Inklusif ini penting untuk lebih mempertajam
konsep Desa Inklusif agar ke depan Pembangunan di Desa lebih merata manfaatnya
untuk semua golongan masyarakat tidak terkecuali kelompok marjinal dan rentan.
2) Laporan panitia oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
3) Sambutan sekaligus pembukaan acara oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kabupaten Kapuas.
4) Materi oleh perwakilan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi tentang Kebijakan
Kementerian Desa PDTT tentang P3PD Subkomponen 2B dan Desa Inklusif :
a) Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) merupakan
program pemerintah dalam mendukung implementasi Undang-Undang No. 6
Tahun 2014 tentang Desa melalui inovasi pengembangan sistem peningkatan
kapasitas yang lebih efisien; pengembangan sistem pelaporan, monitoring dan
umpan-balik yang efektif, serta pemberian insentif kepada desa dan kabupaten
yang berkinerja baik untuk memperkuat capaian program;
b) Program Penguatan Pemerintah dan Pembangunan Desa (P3PD) Subkomponen 2B
berfokus pada peningkatan kinerja kader masyarakat dan pengembangan pusat-
pusat pembelajaran masyarakat yang berdampak nyata pada terjadinya
kesejahteraan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok
marginal yang ada di Desa;
c) P3PD Subkomponen 2B dikelola berdasarkan mandat Undang-Undang Desa
khususnya tindakan afirmatif (affirmation action) terhadap kepentingan warga
miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal dan rentan
lainnya. Seiiring dengan hal tersebut, upaya mewujudkan akuntabilitas sosial di
Desa juga difokuskan pada upaya membuka akses seluas-luasnya bagi warga
miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal dalam
menjangkau pelayanan dasar maupun pendayagunaan modal sumberdaya
manusia, modal sosial, modal sumberdaya alam, modal infrastruktur, dan modal
finansial yang ada di Desa;
d) Tujuan P3PD Sub Komponen 2B :
(1) Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang menyeluruh kepada
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota tentang Peningkatan
Kapasitas Masyarakat dan Sistem Akuntabilitas Sosial;
(2) Memberikan penjelasan kepada pemangku kepentingan tentang Pelaksanaan
Percontohan serta Replikasi Percontohan Desa Inklusif dan Sistem
Akuntabilitas Sosial;
(3) Melaksanakan koordinasi, kolaborasi, dan sinergitas program dan kegiatan
dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta pemerintah
desa dalam mewujudkan peningkatan kapasitas masyarakat dan implementasi
sistem akuntabilitas sosial;
(4) Melatih Pemerintah Desa dan BPD tentang penerapan nilai-nilai inklusivitas di
desa untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat desa tanpa
terkecuali dalam pembangunan desa;
(5) Menumbuhkan pengetahuan serta pemahaman tentang nilai-nilai inklusivitas
bagi Pemerintah Desa dan BPD khususnya Kepala Desa di desa-desa
percontohan dan non percontohan.
e) Tujuan Pelaksanan Bimbingan Teknis Desa Inklusif :
(1) Terciptanya koordinasi dan sinergitas antara pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, serta pemerintah Desa dalam penyelenggaraan Desa inklusif;
(2) Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat Desa tentang
penyelenggaraan Desa Inklusif;
(3) Memberikan gambaran desain percontohan penyelenggaraan Desa Inklusif;
(4) Menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan lokasi percontohan Desa
Inklusif
f) Desa Inklusif adalah Desa sebagai ruang kehidupan dan penghidupan bagi semua
warga Desa yang diatur dan diurus seca
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANS
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PER
Jl. TMP Kalibata No.17 Jakarta Selatan 12750 Telepon 021-7989912-19
www.kemendesa.go.id

NOTA-DINAS

Nomor :………………..............…..

Kepada : Yth. Pelaksana Tugas. Sekretaris Direktorat


Pembangunan Desa dan Perdesaan
Dari : 1. Epsondy Puringga Raharja
NIP. 19931015 201903 1 001
2. Shendy Yusuf
Hal : Melaksanakan Perjalanan Dinas dalam rangka Per
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Desa Inklusif pada Lok
Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan De
Subkomponen 2B, Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Akuntabilitas Sosial di Kabupaten Kapuas
Watu Pelaksanaan : 13 Desember – 17 Desember 2021
Lampiran : 1 (berkas)

1. Dasar Pelaksanaan Tugas

Dasar dari pelaksanaan perjalanan dinas ini adalah Surat Tugas Pela
Sekretaris Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesa
145/PMD.00.06/2021 tanggal 10 Desember 2021.

2. Tujuan Perjalanan Dinas

Tujuan perjalanan dinas ini adalah dalam rangka Persiapan dan


Bimbingan Teknis Desa Inklusif pada Lokasi Program Penguatan Peme
Pembangunan Desa (P3PD) Subkomponen 2B, Peningkatan Kapasitas Ma
Sistem Akuntabilitas Sosial di Kabupaten Kapuas.

3. Tanggal Pelaksanaan Perjalanan Dinas

Pelaksanaan Perjalanan Dinas Tersebut pada tanggal 13 Desember –


2021.

4. Latar Belakang

Program P3PD merupakan program yang digalang oleh 5 (lima) kemente


Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Pembangunan M
ra terbuka, ramah dan meniadakan hambatan untuk bisa berpartisipasi secara
setara, saling menghargai serta merangkul setiap perbedaan dalam
pembangunan.
g) Desa Inklusif membuka peluang bagi setiap warga Desa, terutama kelompok
marjinal dan rentan untuk mendapatkan kesempatan berperan/terlibat aktif sesuai
dengan kemampuannya masing-masing dalam penyelenggaraan Desa.
h) Mandat Regulasi Desa Inklusif :
(1) Undang-Undang dasar 1945 Pasal 28 A
(2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 67 Mengatur Hak
dan Kewajiban Masyarakat Desa
(3) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 127 ayat 2 huruf d
i) Pelaksanaan Bimbingan Teknis Desa Inklusif di Tingkat Desa menjadi penting
untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya isu ini
untuk ditumbuhkan di tingkat Desa.
5) Kontrak belajar dan Bina Suasana
Fasilitator memimpin sesi ini dengan meminta peserta untuk berkenalan satu sama
lain sehingga peserta saling mengenal serta seluruh peserta menyepakati kontrak
belajar yang harus ditaati oleh seluruh peserta dan fasilitator selama berjalannya
kegiatan Bimbingan Teknis Desa Inklusif.
6) Materi oleh fasilitator dengan tema Kader Desa Inklusif :
a) Desa Inklusif adalah Desa sebagai ruang kehidupan dan penghidupan bagi semua
warga Desa yang diatur dan diurus secara terbuka, ramah dan meniadakan
hambatan untuk bisa berpartisipasi secara setara, saling menghargai serta
merangkul setiap perbedaan dalam pembangunan.
b) Masyarakat yang inklusif adalah Masyarakat yang heterogen, meliputi perbedaan
agama, warna kulit, suku bangsa, agama, status ekonomi, kondisi fisik/mental
dll, tetapi saling menghargai dan saling menerima Tidak membeda-bedakan dan
mendiskriminasikan, tersedianya aksesibilitas dan akomodasi yang layak,
kesempatan untuk berpartisipasi dan kesempatan untuk menikmati pembangunan.
c) Isu tentang Desa inklusif :
(1) Masyarakat Indonesia kurang lebih 80% tinggal di perdesaan
(2) Mereka mengalami kerentanan Sebagian besar bersifat structural
(3) Kemiskinan, pengangguran, ketimpangan serta berbagai bentuk kemerosotan
kualitas hidup dan
(4) Keterancaman ekologi, kerusakan berlapis oleh kesalahan pembangunan
(local, nasional, dan global)
d) Hal hal yang bisa dilakukan Desa dalam pembangunan Desa Inklusif :
(1) Memanfaatkan ARENA strategis dalam pengambilan keputusan
(2) Mengangkat isu dalam dokumen kebijakan yang memprioritaskan semangat
kesetaraan
(3) Melibatkan aktor dalam mewujudkan corak keputusan yang berkeadilan
e) Kader adalah orang yang dibentuk untuk memegang peran penting (orang kunci)
dan memiliki komitmen dan dedikasi kuat untuk menggerakkan organisasi
mewujudkan visi misinya.
f) Dalam konteks Desa, Kader Desa adalah “Orang Kunci” yang mengorganisir dan
memimpin rakyat Desa bergerak menuju pencapaian cita-cita bersama.
g) Fasilitasi Desa Inklusif :
(1) Memerlukan pendampingan yang berasal dari masyarakat
(2) Desa karenamasyarakat Desa yang paling mengetahui kebutuhan dan
persoalan yang ada di Desa.
h) Pendamping Organik :
(1) Dapat diartikan sebagai pendamping yang tumbuh dan berkembang di Desa.
(2) Lahir dari proses pendidikan, interaksi, maupun berbagai pengembangan
kapasitas pengetahuan dan ketrampilan melalui pembelajaran langsung dari
beragam praktik pembangunan Desa itu sendiri.
(3) Akan mengalami secara langsung proses tumbuh dan berkembang sesuai
dengan dinamika Desa.
(4) Berproses secara terus menerus secara alami maupun dilakukan secara
sistematis dan terstruktur

c. Tanggal 15 Desember 2021 :


1) Materi I oleh Fasilitator tentang Penjelasan tentang regulasi tentang Desa Inklusif
dan SDGs Desa :
a) Peserta diminta untuk membuat daftar- daftar regulasi – regulasi tentang Desa
inklusif mulai dari Undang-Undang Dasar 1945, Undang – Undang Desa, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Menteri Dalam Negeri, Peraturan Menteri Desa, PDT, dan
Transmigrasi.
b) Peserta diminta untuk mengetahui apa itu SDG’s, mengapa harus SDG’s dan apa
makna SDG’s.
c) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Desa
mendorong pembangunan desa secara total: pematangan konsep, dukungan
kebijakan dan kelembagaan, serta pendataan detail dari dalam desa.
d) Desa berkesempatan mengatasi ketertinggalan karena SDGs Desa wajib
menjangkau semua warga (no one left behind), segenap lingkungan desa, serta
wajib mempertahankan ragam kearifan setempat.
e) Prinsip SDG’s :
(1) Memberi manfaat bagi semua, terutama yang rentan dan melibatkan semua
pemangku kepentingan;
(2) Dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua dimensi
sosial, ekonomi dan lingkungan;
(3) Dilaksanakan secara transfor- matif, berpusat pada manusia, komprehensif,
dan berjangka panjang
f) Mengarusutamakan dan menerapkan SDGSs Desa sama dengan Membangun dan
mewujudkan Desa Inklusif
g) Diakhir sesi peserta dibagi kedalam beberapa kelompok kemudian diminta untuk
menganalisis dari 18 SDG’s Desa untuk dimasukkan kedalam tujuan besar SDG’s
2) Materi II oleh Fasilitator dengan tema Inklusi Sosial sebagai Cara pandang dan
pelaksanaannya :
a) Peserta diminta untuk mengidentifikasi siapa saja kelompok rentan yang ada di
desa.
b) Peserta diminta untuk mengidentifikasi kapasitas yang dibutuhkan oleh kelompok
rentan untuk mendorong perubahan menuju Desa Inklusif.
c) Peserta diminta untuk mengidentifikasi kelompok pendukung dan jenis dukungan
untuk mewujudkan Desa Inklusif.
3) Materi III oleh fasilitator tentang Strategi Pengarusutamaan Inklusi Sosial :
a) Strategi Transformasi Sosial Menuju Desa Inklusif :
(1) Jalan Kebudayaan: penguatan nilai-nilai inklusi sosial sebagai pedoman
perilaku bagi warga Desa agar mampu bersikap saling menghargai dan
bertoleransi di tengah perbedaan. Nilai-nilai inklusi sosial seperti:
keterbukaan, keramahan, kesetaraan, toleransi, sikap saling menghargai dan
kesukarelaan untuk merangkul setiap perbedaan
(2) Jalan Demokrasi: upaya perluasan ruang-ruang partisipasi warga Desa
khususnya kelompok marginal dan rentan
(3) Jalan Pembangunan: perluasan ruang-ruang perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pembangunan Desa yang terbuka bagi partisipasi warga Desa
khususnya kelompok marginal dan kelompok rentan
b) Peserta dibagi kedalam beberapa kelompok untuk menganalisis peta aktor aktor di
Desa sebagai bagian dari strategi advokasi pembentukan Desa inklusif.

4) Materi IV oleh fasilitator tentang Kerjasama Antar Desa :


a) Undang Undang pasal 91 : Desa dapat mengadakan kerja sama dengan Desa
lain dan/atau kerjasa sama dengan pihak ketiga
b) PP No 43 Tahun 2014 Pasal 143 : Pengaturan tentang Kerjasama dan
penyusunan peraturan bersama untuk Kerjasama antar desa atau dengan pihak
lain
c) Bentuk dan fokus kerjasama antar Desa :
(1) Pengembangan Usaha Bersama;
(2) Kegiatan Kemasyarakatan, Pelayanan Pembangunan, dan Pemberdayaan
Masyarakat Antar Desa; dan
(3) Keamanan & Ketertiban
d) Konteks Inklusi Sosial dalam Kerjasama Desa :
(1) Setiap Desa memiliki isu pembangunan terkait dengan kelompok rentan &
marginal.
(2) Isu kerentanan & marginalitas dalam pembangunan dapat bersifat lintas
Desa
(3) Setiap Desa Memiliki Keunggulangan & Keterbatasan dalam menyelesaikan
persoalan inklusi sosial dalam pembangunan.
(4) Target pencapaian SDGs Desa sebagai salah satu acuan mendorong
pembangunan desa yg inklusif.
e) Aspek Penting dalam Kerjasama Antar Desa :
(1) Kerjasama Antar Desa ataupun dengan Pihak Ketiga memperhatikan isu
prioritas dalam pembangunan Desa.
(2) Memperhatikan pemanfaatan potensi dan sumberdaya pembangunan yang
dimiliki oleh Desa.
(3) Memperhatikan isu-isu inklusi sosial dan dampaknya secara langsung
maupun tidak langsung pada masyarakat desa.
(4) Melibatkan masyarakat desa / perwakilan masyarakat desa dalam
pengambilan keputusan di Musyawarah Desa, terutama perwakilan
kelompok rentan dan marginal di desa.
d. Tanggal 16 Desember 2021 :
1) Materi I tentang evaluasi dan penyusunan RKTL :
a) Pada sesi evaluasi peserta diriviu dan di evaluasi :
(1) tentang keseluruhan materi, apa yang paling diingat peserta dan Mengapa
(2) Pelajaran apa yang didapatkan dalam tiap sesi
(3) Hal baik apa yang akan dipraktekkan?
b) Rencana Kerja dan Tindak Lanjut :
Fasilitator mengarahkan peserta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok
desanya masing-masing. Masing-masing kelompok kemudian menyusun Rencana
Kerja dan Tindak Lanjut (RKTL) dengan mengacu pada Strategi Transformasi
Sosial Menuju Desa Inklusif, yaitu dengan 3 strategi yaitu strategi atau 3 jalan
demokrasi, Pembangunan dan Kebudayaan dengan memberikan batas waktu yaitu
jangka pendek (1 – 3 bulan), jangka waktu menengah (sampai 1 tahun) dan
jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
e. Tanggal 17 Desember 2021
Perjalanan dari Kabupaten Kapuas ke Bandara Syamsudin Noer di Banjarmasin
untuk perjalanan kembali ke Jakarta

Demikian Laporan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana semestinya.


Jakarta, Desember 2021
Yang Melaporkan

1. Epsondy Puringga Raharja ..............................


NIP. 19931015 201903 1 001

2. Shendy Yusuf ..............................

Anda mungkin juga menyukai