Anda di halaman 1dari 35

SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

PROVINSI JAWA TIMUR

PPK PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH


(PISEW)

JASA KONSULTANSI PERORANGAN


FASILITATOR MASYARAKAT

Nama FM : Frida Amanda


Lokasi Dampingan : Kec. Srono, Kab. Banyuwangi
Nomor Kontrak : 5 4 0 /SPK.PISEW/Cb16.5.4/2021
Tanggal Kontrak : 2 2 Juni 2021
Tanggal Akhir Kontrak : 2 2 Desember 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan YME, atas limpahan karunia dan
rahmat-Nya yang telah memberkahi pelaksanaan Kegiatan PISEW di Kecamatan Srono,
Kabupaten Banyuwangi hingga dapat tersusun dan terselesaikannya Laporan Bulanan
Fasilitator Masyarakat pada periode Laporan Bulan Juni ini.
Laporan Fasilitator Masyarakat yang berisi informasi tentang : 1) lokasi Kawasan
dampingan; 2) pelaksanaan kegiatan pendampingan Fasilitator Masyarakat di lokasi
Kawasan PISEW; 3) beserta lampirannya adalah merupakan salah satu kewajiban yang
harus diselesaikan pelaksanaannya oleh Fasilitator Masyarakat.
Dukungan semua pihak terhadap pelaksanaan program pemberdayaan PISEW di wilayah
dampingan Kecamatan Srono di Desa Kepundungan dan Parijatah Kulon Kabupaten
Banyuwangi diharapkan bisa memberikan kontribusi positif pada upaya pencapaian tujuan
penyelesaian permasalahan infrastruktur yakni tersedianya wadah belajar masyaratkat
dalam rangka belajar melakukan upanya penyelesaian akses pembangunan Kawasan
sebagai pendukun peningkatan kapasitas masyarakat.
Atas terselesaikannya laporan ini, tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dan mendukung dengan penuh tanggung jawab hingga Laporan Bulanan
ini dapat kami selesaikan.

Banyuwangi, 23 Juli 2021


Fasilitator Masyarakat

Frida Amanda
Banyuwangi, 23 Juli 2021

Kepada Yth :
PPK Pengembangan Kawasan Permukiman
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur
Di
Surabaya

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan bahwasanya :

Nama : Frida Amanda


Posisi : Fasilitator Masyarakat
Lokasi Penugasan : Kecamatan Srono, Kab. Banyuwangi

Yang bersangkutan telah melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Fasilitator


Masyarakat, sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan. Atas tugas dan kewajiban tersebut maka
kami selaku Tim Pelaksana Kegiatan PISEW 2021, Kabupaten Banyuwangi. dapat menerima
dan merekomendasikan Laporan Bulan Ke 01 Periode tanggal 22 Juni 2021 s/d 25 Juli 2021.

Demikian rekomendasi ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.

Hormat kami,
Tim Pelaksana Kegiatan Pisew 2021 Camat Rogojampi
Kabupaten Banyuwangi

DJADMIKO TRI WURJANTO, ST. MT Drs. GATOT SUYONO, M.AP


Pembina Pembina Tk I
NIP. 19720106 200312 1 008 NIP. 19650424 199203 1 015
Kecamatan Srono
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................................
Surat Rekomendasi Laporan Fasilitator.................................................................................
Realisasi Tugas Personil dan Penyerahan Laporan...........................................................
Daftar Hadir Fasilitator.................................................................................................................

I. Lokasi Kawasan Dampingan


I.1 Lokasi Pusat Kawasan..............................................................................................................
I.2 Lokasi Penyangga Kawasan...................................................................................................

II. Pelaksanaan Pendampingan Kawasan PISEW


II.1Pendahuluan................................................................................................................................
II.2Profil Kecamatan secara umum...........................................................................................
II.3Rencana Jadwal Kegiatan Pendampingan........................................................................
a. Menyusun Rencana Jadwal Kegiatan diwilayah dampingan ...........................
b. Target Penyelesaian masing-masing tahapan kegiatan ....................................
II.4Pendampingan Pelaksanaan..................................................................................................
a. Status capaian kegiatan bulan berjalan ....................................................................
b. Dukungan kegiatan yang dilaksanakan oleh Fasilitator ...................................

LAMPIRAN
1. Catatan Harian Fasilitator
2. Rencana Kerja Fasilitator
3. Format Monitoring
4. Dokumentasi

Kecamatan Srono
I. LOKASI KAWASAN DAMPINGAN

1.1 Lokasi Pusat Kawasan


Desa Kepundungan Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi

1.2 Lokasi Penyangga Kawasan


Desa Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi.

Kecamatan Srono
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KAWASAN PISEW

2.1 PENDAHULUAN
Gambaran Umum Program
Latar Belakang
Berbagai upaya untuk mengatasi masalah kesenjangan antar wilayah,
kemiskinan, dan pengangguran, telah dilaksanakan oleh Pemerintah melalui
berbagai kebijakandan kegiatan nasional.

Kementerian Pekerjaan Umum (Direktorat Jenderal Cipta Karya) sejak tahun


1970-an telah melakukan program pembangunan perdesaan melalui beberapa
pendekatan. Hal ini diawali dengan program Pemugaran Permukiman dan
Perumahan Desa (P3D) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
rumah/perumahan serta prasarana dan sarana di kawasan perdesaan. Dalam
pelaksanaan P3D telah dikembangkan pendekatan Tribina (bina manusia, bina
lingkungan, dan bina usaha), dan mulai dilaksanakan metode “melatih sambil
mengerjakan” yang sekarang dikenal dengan “pemberdayaan masyarakat”.

Dari pendekatan P3D yang bersifat sektoral, berkembang dengan pendekatan


holistik dan berdimensi kawasan menjadi program Pemugaran Perumahan dan
Lingkungan Desa secara Terpadu (P2LDT). Tahun 1980-an P2LDT dilanjutkan
dengan pendekatan Pembangunan Permukiman Desa Pusat Pertumbuhan
(P2DPP), yang kemudian berkembang lagi menjadi program Kawasan Terpilih
Pembangunan Pusat Desa (KTP2D). Pendekatan KTP2D bertujuan untuk
mewujudkan kemandirian pembangunan perdesaan berdasarkan potensi
unggulan di wilayah setempat.

Program Pengembangan Kawasan Agropolitan pada tahun 2102 mulai


dilaksanakan bersama Kementerian Pertanian. Strategi yang digunakan adalah
strategi mendorong kegiatan sektor pertanian dan sektor komplemennya di
wilayah perdesaan. Seiring dengan pembentukan Kementerian Kelautan dan
Perikanan, konsep ini juga dilaksanakan untuk Program Pengembangan
Kawasan Minapolitan yang berfokus pada potensi perikanan.

Kecamatan Srono
Dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan perdesaan melalui
pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi, program Kota Terpadu
Mandiri (KTM) dilaksanakan bersama Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi pada tahun 2010.

Pada tahun 2007 Pemerintah melaksanakan kebijakan terpadu sebagai upaya


percepatan penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja melalui
pemberdayaan masyarakat dalam “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri”. PNPM-Mandiri dilaksanakan melalui beberapa program yang
dikelola oleh beberapa kementerian dan berorientasi pada pemberdayaan
masyarakat serta pembangunan infrastruktur dengan pola padat karya.

Pelaksanaan PNPM-Mandiri dikoordinasi oleh Kemenko Kesra, dimana seluruh


kecamatan di Indonesia mendapat dana dalam bentuk Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM). Dalam kegiatan PNPM-Mandiri, Kementerian Pekerjaan
Umum melaksanakan beberapa program, yaitu:
1) PNPM-Mandiri Perkotaan;
2) PNPM-Mandiri Rural Infrastructure Support (RIS);
3) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP); selanjutnya menjadi
4) PNPM-Mandiri Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
(PNPM-PISEW), dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum bersama
Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri. Dalam pelaksanaannya,
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya bertindak
sebagai lembaga pelaksana (executing agency) dibawah koordinasi
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Kementerian
Dalam Negeri membantupelaksanaan program terutama dalam bidang
sosialisasi, diseminasi, publikasi, kampanye program, dan pelatihan
(penguatan kelembagaan). Selain bekerja sama dengan dua lembaga
tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum juga berkoordinasi dengan
kementerian terkait (pertanian, kelautan dan perikanan, pendidikan, serta
kesehatan).

Berdasarkan pengalaman dalam pembangunan kawasan perdesaan,


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memandang
perlu untuk meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur yang mendorong

Kecamatan Srono
pertumbuhan ekonomi kawasan permukiman di kecamatan, serta meningkatkan
kualitas permukiman perdesaan seluas 78.384 ha. Pengembangan ekonomi lokal
memiliki posisi strategis dalam RPJMN tahun 2015-2021, sekaligus tertuang
dalam Nawacita Presiden Republik Indonesia:
Ke-3: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka kesatuan.
Ke-6: meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional,
sehingga bangsa Indonesia dapat maju dan bangkit bersama bangsa
bangsa Asia lainnya.
Ke-7: mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
Beberapa sasaran Nawacita pun tertuang dalam rencana pembangunan berbagai
infrastruktur, seperti transportasi, sanitasi, kesehatan, peningkatan dan
pemasaran hasil produksi.

Berdasarkan latar belakang dan kondisi tersebut, maka Pedoman Pengembangan


Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) ini disusun sebagai acuan untuk
pelaksanaan kegiatan yang akan dimulai pada Tahun Anggaran 2021.

Tujuan Program PISEW adalah meningkatkan pengembangan sosial ekonomi


wilayah berbasis pada potensi sumberdaya lokal untuk mengurangi kesenjangan
antar wilayah melalui pembangunan infrastruktur wilayah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat

Sasaran kegiatan Program PISEW meliputi:


1) Terbangun infrastruktur dasar skala wilayah kecamatan, yang dapat berupa:
a. infrastruktur perhubungan/transportasi;
b. infrastruktur pendukung produksi pertanian, peternakan dan perikanan,
industri, dan pariwisata;
c. infrastruktur pendukung pemasaran hasil pertanian, peternakan dan
perikanan, industri; serta
d. air minum dan sanitasi;
2) Peningkatan kapasitas daerah dalam pembangunan sosial dan ekonomi lokal
antara lain komoditas unggulan serta potensi lokalnya;

Kecamatan Srono
3) Tersedia fasilitator masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
4) Peningkatan kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan dan pembangunan
5) Pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam pembangunan.

Penerima manfaat kegiatan ini adalah:


1) Masyarakat pelaku usaha kecil, terutama pengusaha komoditas unggulan
2) Masyarakat pekerja dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
3) Masyarakat umum pengguna infrastruktur yang terbangun

Metodologi , Pendekatan Program:


Partisipatif Birokratis, mengikutsertakan aparatur pemerintah kabupaten dan
kecamatan dalam menyusun/menentukan desa berkembang (sentra produksi
atau pengumpul bahan baku) sebagai desa pusat serta desa-desa penyangga
untuk ditetapkan sebagai kawasan Program PISEW dalam satu kecamatan.

Partisipatif Teknokratis, tahap perencanaan yang dilaksanakan oleh Fasilitator,


Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD), Pelaku/ Tokoh Masyarakat di tingkat Desa
Pusat Danpenyangga kawasan serta aparatur kecamatan yang bersama-sama
menyusun DOKUMEN PROFIL KAWASAN PISEW, Prioritas Rencana
Infrastruktur Kawasan, besaran biayanya berupa DED dan RAB dan
Melaksanakan secara swakelola serta melakukan pemeliharaan pasca
pelaksanaan oleh kelompok pemanfaat dan pemelihara setelah dilakukan serah
terima antara BKAD ke PPK dan PPK ke desa yang dicatat dalam aset desa.

Teknokratis, pelaksanaan konstruksi menggunakan pola kontraktual antara PPK


PKP 2 (Perdesaan) dengan pihak Penyedia Jasa Konstruksi.

Birokratis, dilaksanakan antara Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten dalam


rangka melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Serah Kelola Aset Infrastruktur
terbangun untuk dimanfaatkan dan dilakukan pemeliharaan Lokasi Pelaksanaan
sasaran Kegiatan Program PISEW adalah kawasan permukiman di kecamatan
yang ditetapkan oleh Menteri PUPR berdasarkan potensi kriteria sebagai
berikut:
1. Memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pusat
pertumbuhan

Kecamatan Srono
2. Merupakan kebijakan pemerintah yang dapat mempercepat pengembangan
ekonomi kawasan dan atau menciptakan lapangan kerja
3. Sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
4. Merupakan Usulan Pemerintah daerah

2.2 PROFIL KECAMATAN SECARA UMUM

Kecamatan Srono merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah


Kabupaten Banyuwangi dengan batas-batas :
Utara : Kecamatan Singojuruh dan Kecamatan Rogojampi
Timur : Kecamatan Muncar
Selatan : Kecamatan Cluring
Barat : Kecamatan Genteng

Kecamatan Srono memiliki luas wilayah 73,72 Km 2 yang dibagi ke 10 desa.


Wilayah kecamatan ini dilewati beberapa sungai yaitu Sungai Bomo, Sungai
Mengarang, Sungai Komis, Sungai Klampok, Sungai Dadapan, Sungai Penawar,
Sungai Suko, Sungai Srono, Sungai Awat, Sungai Kepisah.

Berdasarkan Indek Pembangunan Desa (IPD)


Rata-rata Indeks Pembangunan Desa diProvinsi Jawa Timur adalah sebesar
66,88 dari keseluruhan jumlah desa sebanyak 7.721 desa. Dari keseluruhan
jumlah desa tersebut, 82 desa diantaranya dalam kategori desa tertinggal
(1,06%), 6.604 desa dalam kategori desa berkembang (85,53%), dan 1.035 desa
lainnya dalam kategori desa mandiri (13,40%).

Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM)


Indeks Desa Membangun, atau disebut IDM, dikembangkan untuk memperkuat
upaya pencapaian sasaran pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
sebagaimana tertuang dalam Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015 –2021 (RPJMN 2015 – 2021), yakni mengurangi jumlah Desa
Tertinggal sampai 5000 Desa dan meningkatkan jumlah Desa Mandiri sedikitnya
2000 Desa pada tahun 2021. Sasaran pembangunan tersebut memerlukan
kejelasan lokus (Desa) dan status perkembangannya.

Indeks Desa Membangun tidak hanya berguna untuk mengetahui status


perkembangan setiap Desa yang lekat dengan karakteristiknya, tetapi juga dapat

Kecamatan Srono
dikembangkan sebagai Instrumen untuk melakukan targeting dalam pencapaian
target RPJMN 2015–2021 dan koordinasi K/L dalam pembangunan Desa.

IDM lebih menyatakan fokus pada upaya penguatan otonomi Desa. Indeks ini
mengikuti semangat nasional dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan Desa
seperti yang dinyatakan sangat jelas dalam dokumen perencanaan pembangunan
nasional melalui optimalisasi pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
(UU Desa), serta komitmen politik membangun Indonesia dari Desa melalui
pembentukan kementerian Desa (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi) dalam kepemimpinan pemerintahan Kabinet Kerja
Jokowi – Jusuf Kalla.

Banyak pihak telah memahami, UU Desa memberi inspirasi dan semangat


perubahan. Terkait Dana Desa misalnya, redistribusi asset negara bersumber
APBN itu membuktikan mampu menggerakan perubahan di Desa. Pembangunan
Desa tumbuh menjadi kehebatan dan semangat baru dalam kehidupan Desa.
Berdasar UU Desa tersebut, perubahan kehidupan Desa digerakan dalam
kerangka kerja: pengertian dan jenis Desa (yakni Desa dan Desa Adat atau yang
disebut dengan nama lain), tujuan pengaturan, azas-azas, kedudukan,
kewenangan, keuangan dan asset, tata pemerintahan, kelembagaan masyarakat
dan adat, pemberdayaan masyarakat Desa, pembangunan Desa dan Kawasan
Perdesaan, dan berikut dukungan pendamping Desa dan sistem informasi Desa.

Dalam kontekstual relevansi itulah IDM dikembangkan. Azas-azas yang menjadi


dasar pengaturan Desa dalam UU Desa dikuatkan dengan penegasan tentang
Kewenangan Desa. Kewenangan Desa itu sendiri dijelaskan meliputi kewenangan
yang meliputi penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa. Dalam
fokus kewenangan berdasar hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa,
tiga hal yang disebut terakhir, yakni: prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat
istiadat Desa itu akan memperkuat pondasi otonomi Desa. Dan dalam kerangka
pemahaman itulah, pendekatan Indeks Desa Membangun dikembangkan. IDM
memandang penting prakarsa dan kuatnya masyarakat Desa dalam proses

Kecamatan Srono
kemajuan dan keberdayaan kehidupan Desa yang di di dalamnya memiliki
ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


dibentukuntuk melaksanakan mandat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Undang- Undang Desa memberi dasar bagi cara pandang dan pendekatan baru
tentang Desa, mengedepankan prinsip keberagaman, azas rekognisi dan
subsidiaritas itu serta menguatkannya dalam jenis-jenis kewenangan Desa.
Pasal 4 Undang-Undang Desa menguraikan tujuan pengaturan Desa sebagai
berikut :
a. memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan
keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia;
c. melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
d. mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
e. membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka,
serta bertanggung jawab;
f. meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
g. meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan
masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian
dari ketahanan nasional;
h. memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan
pembangunan nasional; dan memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek
pembangunan.

Tujuan pengaturan Desa tersebut di atas merefleksikan masalah dan hambatan


struktural dalam pembangunan Desa yang harus ditangani di satu sisi, serta apa
yang hendak diwujudkan melalui pelaksanaan Undang Undang Desa di sisi yang
lain. Secara teknokrasi pembangunan, pesan penting, membangun Indonesia dari
Desa‟ termuat dalam NawaCita yang juga telah diadopsi penuh menjadi Agenda
Kecamatan Srono
Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015 – 2021.

Desa Membangun Indonesia tetap dihadapkan pada kenyataan kemiskinan


kehidupan Desa. Wilayah Desa adalah tempat di mana sebagian besar penduduk
miskin tinggal. Maka di sini, ketersediaan data dan pengukuran dalam konteks ini
sangat dibutuhkan, terutama dalam pengembangan intervensi kebijakan yang
mampu menjawab persoalan dasar pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa. Pencapaian pemerataan keadilan merupakan isu penting dalam
pembangunan nasional, dan tentu juga dalam pembangunan Desa. Pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan adalah pertumbuhan yang inklusif, di mana
pengelolaan potensi ekonomi Desa dan Kawasan Perdesaan tidak hanya mampu
menyertakan sebanyak-banyaknya angkatan kerja lulusan SD/SMP, tetapi juga
ramah keluarga miskin, mampu memperbaiki pemerataan dan mengurangi
kesenjangan. Perhatian khusus terhadap usaha mikro di Desa haruslah
dikedepankan yang memang nyata perlu dukungan dalam hal penguatan
teknologi yang ramah lingkungan, pemasaran, permodalan dan akses pasar.

Selain itu, Desa Membangun Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk juga
mampu memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian.
Produksi pertanian petani miskin, perikanan tangkap dan budidaya tidak saja
harus dilindungi, tetapi terus diberdayakan dengan dukungan ketersediaan
sarana dan prasarana perekonomian Desa dan Kawasan Perdesaan, akses pada
kredit keuangan dan sumber permodalan, riset dan teknologi, serta penyediaan
informasi.

Dengan demikian, pengembangan Indeks Desa Membangun harus mampu


menjangkau semua dimensi kehidupan Desa, yakni dimensi sosial, ekonomi, dan
ekologi atau lingkungan yang memberi jalan pada pembangunan Desa yang
berkelanjutan yang lekat dengan nilai, budaya dan karakteristik Desa.

Penentuan Desa Pusat Kawasan dan Penyangga Kawasan


Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Nomor: 177/KPTS/M/2021 tentang Penetapan Lokasi dan Besaran Bantuan
Kegiatan Infrastruktur Berbasis Masyarakat Tahun Anggaran 2021 untuk

Kecamatan Srono
Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi ditetapkan untuk desa kawasan
adalah :
1. Desa Kepundungan (Pusat Kawasan)
2. Desa Parijatah Kulon (Penyangga Kawasan)

2.2.1 Desa Kepundungan sebagai Desa Pusat Kawasan


Desa Kepundungan merupakan Desa yang sangat Strategis, lebih kurang 5
Km dari Kecamatan Srono. Dengan letak yang strategis itu banyak potensi yang
bisa dikembangkan dan digali lebih maksimal lagi oleh Desa untuk kesejahteraan
masyarakat. Sebagian besar wilayah Desa Kepundungan adalah lahan pesawahan
yang artinya Desa Kepundungan menjadi salah satu wilayah produktif pengasil
padi di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Peningkatan IPTEK disegala aspek
Perekonomian, Kebudayaan dan Pendidikan menjadi salah satu visi dan misi
yang harus dicapai sehingga terbuka lapangan pekerjaan yang cukup, SDM yang
handal yang akan memaksimalkan potensi yang ada agar tercipta masyarakat
yang siap dalam menghadapi era globalisasi di kemudian hari.
2.2.1.1 Demografi
Desa Kepundungan adalah Desa yang sangat subur terletak diwilayah
Kecamatan Srono dengan luas wilayah + 698,550 Ha Berjarak 5 Km Dari
Kecamatan Srono dan 35 Km dari Kabupaten Banyuwangi.
Desa Kepundungan terdiri dari 3 dusun
1. Dusun Kepundungan
2. Dusun Pekulo
3. Dusun Sumberjo

Dengan batas batas wilayah sebagai berikut :

- Utara : Desa Parijatah Wetan

- Timur : Desa Kebaman

- Selatan : Desa Tamanagung

- Barat : Desa Sumbersari

A. Kependudukan

Jumlah penduduk Desa : 6.570 Jiwa

Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 2.684 Jiwa

a. Laki-laki : 684 Kk

b. Perempuan : 195 Kk

Kecamatan Srono
B. Tingkat kepadatan penduduk

Jumlah penduduk berdasarkan usia :

a. 0 – 7 tahun : 920 Jiwa

b. 7 – 18 tahun : 1.321 Jiwa

c. 18 – 56 tahun : 2.971 Jiwa

d. 56 tahun keatas : 1.358 Jiwa

C. Jumlah penduduk berdasarkan suku/etnis :

a. Osing : 109 Jiwa

b. Jawa : 6.359 Jiwa

c. Madura : 94 Jiwa

d. China : 8 Jiwa
2.2.1.2 Letak Geografis dan Topografis
A. Letak Geografis
1. Batas-batas Desa
 Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Parijatah Wetan
 Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Tamanagung
 Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Kebaman
 Sebelah barat berbatasan dengan : Desa Sumbersari
2. Luas Wilayah :
Luas keseluruhan Desa : 698,550 Ha
 Penggunaan lahan :
 Persawahan : 355 Ha
 Tegalan : - Ha
 Pemukiman : - Ha
 Perkebunan : 312 Ha
 Pengairan : - Ha
 Empang / tambak : - Ha
 Lain-lain : - Ha
B. Topografi Desa
1. Letak Desa dari permukaan laut : 50 m dpl
2. Suhu udara rata-rata : 25 - 30 oC

Kecamatan Srono
 Tingkat curah hujan : 1234 MM (data tahun 2020 rata2 kecamatan)
3. Keadaan tanah dan tanaman
 Kondisi permukaan tanah : Dataran
 Jenis tanah : Alluvial, grumusol,
latosol
 Jenis tanaman yang mayoritas tumbuh : Padi, jagung, cabai
merah, jeruk, buah
naga
4. Keadaan air
 Sumber-sumber air untuk kegiatan pertanian/perikanan : Sungai/irigasi, air
hujan, Mata Air
 Sumber-sumber air untuk kegiatan sehari-hari : Sumur, sungai,
Mata Air
2.2.1.3 Keadaan Sosial
A. Kondisi Pendidikan
1. Pendidikan Formal
LAKI-
PEREMPUAN
No TINGKATAN PENDIDIKAN LAKI
( orang )
( orang )
1. Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 70 65
2. Usia 3-6 tahun yang sedang TK/ play group 85 111
3.
1 1
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah
4. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
431 417

5. Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah


41 58

6. Usia 18-56 tahun yang pernah SD tetapi


64 72
tidak tamat
7. Tamat SD/ sederajat
647 560

8. Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTP


345 126
9. Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA
177 151

10. Tamat SMP/ Sederajat 380 314


11. Tamat SMA/ Sederajat 413 335

Kecamatan Srono
12. Tamat D-1 24 17
13 Tamat D-2 4 0
14 Tamat D-3 12 9
15 Tamat S-1 43 42
16 Tamat S-2 3 6
17 Tamat S-3 0 1
18 Tamat SLB A ( Tuna Netra ) 2 6
19 Tamat SLB B ( Tuna Rungu wicara ) 6 1
20 Tamat SLB A ( Tuna Grahita/ mental ) 3 0
21 Tamat SLB A ( Tuna daksa/ fisik ) 1 0
22 Tamat SLB A ( Tuna Laras/ anak nakal) 0 0
Sumber Data : Profil Desa Kepundungan Tahun 2020

2. Pendidikan Nonformal

LAKI-LAKI PEREMPUAN
No TINGKATAN PENDIDIKAN
( orang ) ( orang )
1 Kursus 0 0
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/ play
2 0 0
group
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah
3 0 0
sekolah
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 0 0
Usia 18-56 tahun yang tidak pernah
5 0 0
sekolah/ buta aksara
6 Usia 18-56 tahun yang pernah SD 0 0
7 Tamat SD/ sederajat 0 0
Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat
8 0 0
SLTP
Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat
9 0 0
SLTA
10 Tamat SMP/ Sederajat 0 0
11 Tamat SMA/ Sederajat 0 0
Sumber data : Profil Desa Kepundungan Tahun 2020

B. Kondisi Kesehatan
1. Pemenuhan Air Bersih :

a. Jumlah KK yang memiliki sumur gali : 1410 KK

Kecamatan Srono
b. Jumlah KK yang memiliki sumur bor : 281 KK

c. Jumlah KK yang dialiri perpipaan : 9 KK

2. Kondisi Perumahan :
a. Jumlah Rumah Sehat : 1.047 Rumah
b. Jumlah Rumah Tidak Sehat : 161 Rumah

3. Kesehatan Lingkungan :
a. Jumlah Rumah yang memiliki jamban : 1.587 Rumah
b. Jumlah Rumah yang tidak memiliki jamban : 165 Rumah
Sumber Data : Profil Desa Kepundungan Tahun 2020

JUMLAH KELOMPOK KEAGAMAAN


DESA KEPUNDUNGAN KECAMATAN SRONOTAHUN 2011
No Total
Nama Kelompok
. (kelompok)
1. Kelompok Yasinan 30
2. Jamaah Tahlil 1243
3. Kelompok Pengajian 40
4. Kebaktian Rumah Tangga / Biston (Kristen) -
5. Kebaktian Rumah Tangga / Biston (Budha) -
Sumber data : Profil Desa Kepundungan Tahun 2020

C. Kondisi Adat Istiadat


Adat istiadat yang berlaku di Desa Kepundungan meliputi :
1. Mantenan, sunatan, walimahan
2. Bersih dusun
3. Grebeg suro
4. Petik Padi / Tiris

D. Kondisi Kesenian
1. Jaranan : 2 Grup
2. Ogoh ogoh : 0 Grup
3. Janger : 0 Grup
4. Karawitan / orkes : 1 Grup
5. Lain-lain / Hadrah / barong : 4 Grup

E. Kondisi Gotong Royong

Kecamatan Srono
Kegotong-royongan di Desa Kepundungan masih sangat kuat terlihat di
beberapa dusun yang senantiasa melakukan atau mengerjakan pekerjaan secara
bersama-sama seperti dalam hal kawinan / walimah dan lain sebagainya. Hal ini
sangat terlihat sekali kondisi gotong royong warga masyarakat desa masih kental, bagi
masyarakat Desa Kepundungan, hal tersebut penting sebagai rasa solidaritas warga
yang secara turun temurun demi mempertahankan budaya sairing dengan kelestarian
dan perkembangan budaya itu sendiri.

2.2.1.4 Fasilitas Umum


A. Sarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan terutama gedung sekolah yang ada di Desa
Kepundungan :
1. Gedung PAUD : 2 buah
2. Gedung TK : 4 buah
3. Gedung TPA / TPQ : 5 buah
4. Gedung SD / MI : 7 buah
5. Gedung SMP / MTs : 1 buah
6. Gedung SMA / MA : 1 buah
7. Gedung Akd / PT : 0 buah
B. Sarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Kepundungan meliputi :
a. Puskesmas Induk :-
b. Puskesmas Pembantu :-
c. Posyandu : 11 buah
d. Apotik : 1 buah
e. Polindes :-
Sumber data : Profil Desa Kepundungan Tahun 2020

2.2.1.5 Keadaan Ekonomi


Sebagai mana uraian pada bagian awal bab ini, jumlah penduduk Desa
Kepundungan dalam data sesuai yang ada sebesar 6.570 jiwa dengan kepala keluarga
kurang lebih 2.684 KK, terdiri atas laki-laki 3.288 jiwa, perempuan 3.282 jiwa.
Dari jumlah penduduk tersebut sekitar 90 persen adalah penduduk usia kerja,
dengan tingkat pendidikan sebagian besar tamatan SLTP sederajat yaitu mencapai 50
persen dari total jumlah angkatan kerja yang ada di Desa Kepundungan disamping itu
jumlah angkatan kerja yang telah menamatkan pendidikannnya sampai pada jenjang

Kecamatan Srono
SD sekitar 45 persen, dan SLTA sederajat keatas cukup banyak pula yaitu sekitar 100
persen, sedang jumlah ditingkat sarjana atau strata satu Sekitar 20 persen, penduduk
yang belum bisa baca tulis tidak terlalu banyak. Dengan demikian secara umum
kualitas sumber daya manusia warga Desa Kepundungan tergolong cukup tinggi.

2.2.2 Desa Parijatah Kulon sebagai Desa Penyangga Kawasan


Desa Parijatah Kulon adalah sebuah desa di Kabupaten Banyuwangi
yang berada di wilayah bagian selatan. Tepatnya kurang lebih 35 km dari pusat
Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi ke arah Selatan jalur menuju ke
Kecamatan Cluring. Dengan luas wilayah 582.397 Ha, Desa Prijatah Kulon
merupakan desa yang tidak terlalu cukup luas wilayahnya di Kabupaten
Banyuwangi. Dari luas wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
5.28% berupa jalan, 23,20% berupa pemukiman penduduk, 58,00% berupa area
persawahan. 37,66% berupa area lahan/lading dan 23,00% berupa tempat
rekreasi dan tempat olahraga.

2.2.2.1 Demografi
A. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa : 8.225 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 2.059 Jiwa
Jumlah Gakin : 776 Jiwa
a. Laki-laki : 4.140 Jiwa
b. Perempuan : 4.085 Jiwa
1. Nama Dusun Krajan
Jumlah penduduk dusun : 908 Jiwa
a. Laki-laki : 452 Jiwa
b. Perempuan : 456 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 303 Jiwa
2. Nama Dusun Melik
Jumlah penduduk dusun : 1.350 Jiwa
a. Laki-laki : 650 Jiwa
b. Perempuan : 700 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 365 Jiwa

3. Nama Dusun Rayud


Jumlah penduduk dusun : 860 Jiwa
a. Laki-laki : 422 Jiwa
b. Perempuan : 438 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 307 Jiwa

4. Nama Dusun Paiton


Jumlah penduduk dusun : 1.557 Jiwa
a. Laki-laki : 775 Jiwa
b. Perempuan : 782 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 501 Jiwa

Kecamatan Srono
5. Nama Dusun Kertosono
Jumlah penduduk dusun : 1.500 Jiwa
a. Laki-laki : 600 Jiwa
b. Perempuan : 900 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga ( KK ) : 583 Jiwa

Sumber data : profil Desa Parijatah Kulon

B. Tingkat kepadatan penduduk : 2.026 /km


Jumlah penduduk berdasarkan usia :
a. 0 – 7 tahun : 301 Jiwa
b. 7 – 18 tahun : 1.123 Jiwa
c. 18 – 56 tahun : 3.652 Jiwa
d. 56 tahun keatas : 1.263 Jiwa

Jumlah penduduk berdasarkan


:
suku/etnis
a. Osing : 7.021 Jiwa
b. Jawa : 567 Jiwa
c. Madura : 637 Jiwa
d. China : - Jiwa

C. Kualitas angkatan kerja :

a. Penduduk usia 18-56 yang buta aksara : - Jiwa


dan huruf/ angka latin
Penduduk usia 18-56 yang tidak tamat
b. : 78 Jiwa
SD
c. Penduduk usia 18-56 yang tamat SD : 379 Jiwa
d. Penduduk usia 18-56 yang tamat SLTP : 88 Jiwa
e. Penduduk usia 18-56 yang tamat SLTA : 123 Jiwa
f. Penduduk usia 18-56 yang tamat : 34 Jiwa
perguruan tingi

2.2.2.2 Letak Geografis dan Topografis


A. Letak Geografis
1. Batas-batas Desa
 Sebelah barat berbatasan dengan : Desa Karang Sari
 Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Parijatah Wetan
 Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Sumbersari
 Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Gambor
2.Luas Wilayah :
Luas keseluruhan Desa : 405,800 Ha
 Penggunaan lahan :

Kecamatan Srono
 Persawahan : 332,500 Ha
 Tegalan : 104,800 Ha
 Pemukiman : - Ha
 Perkebunan : - Ha
 Pengairan : - Ha
 Empang / tambak : - Ha
 Lain-lain : - Ha

B. Topografi Desa
1. Letak Desa dari permukaan laut : 110 m
o
2. Suhu udara rata-rata : 35 C
3. Tingkat curah hujan :
a. Curah hujan rata-rata : 1.341 cm/tahun
b. Curah hujan tertinggi pada bulan : Februari
c. Curah hujan terendah pada bulan : Agustus
4. Keadaan tanah dan tanaman :
 Kondisi permukaan tanah : Dataran
 Jenis tanah : Tanah liat
 Jenis tanaman yang mayoritas tumbuh : Padi
5. Keadaan air :
 Sumber-sumber air untuk kegiatan pertanian/perikanan :
Sungai/irigasi, air hujan
 Sumber-sumber air untuk kegiatan sehari-hari : Sumur, sungai

2.2.2.3 Keadaan Sosial


A. Kondisi Pendidikan
1. Pendidikan Formal
LAKI-LAKI PEREMPUAN
No TINGKATAN PENDIDIKAN
( orang ) ( orang )
1. Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 35 47
2. Usia 3-6 tahun yang sedang TK/ play
100 110
group
3. Usia 7-18 tahun yang tidak pernah
2 1
sekolah
4. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
224 273

5. Usia 18-56 tahun yang tidak pernah


15 15
sekolah

Kecamatan Srono
6. Usia 18-56 tahun yang pernah SD
48 30
tetapi tidak tamat
7. Tamat SD/ sederajat
230 149

8. Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat


50 38
SLTP
9. Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat
63 60
SLTA
10. Tamat SMP/ Sederajat
97 83

11. Tamat SMA/ Sederajat 47 48


12. Tamat D-1 17 17
13 Tamat D-2 6 2
14 Tamat D - 3 5 8
15 Tamat S-1 25 26
16 Tamat S-2 3 3
17 Tamat S-3 0 0
18 Tamat SLB A ( Tuna Netra ) 0 0
19 Tamat SLB B ( Tuna Rungu wicara ) 0 0
20 Tamat SLB A ( Tuna Grahita/ mental ) 0 0
21 Tamat SLB A ( Tuna daksa/ fisik ) 0 0
22 Tamat SLB A ( Tuna Laras/ anak nakal) 0 0
Sumber data : Profil Desa Parijatah Kulon

2. Pendidikan Informal
LAKI-LAKI PEREMPUAN
No TINGKATAN PENDIDIKAN
( orang ) ( orang )
1 Kursus 0 0
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/ play
2 0 0
group
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah
3 0 0
sekolah
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 0 0
Usia 18-56 tahun yang tidak pernah
5 0 0
sekolah/ buta aksara
6 Usia 18-56 tahun yang pernah SD 0 0

Kecamatan Srono
7 Tamat SD/ sederajat 0 0
Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat
8 0 0
SLTP
Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat
9 0 0
SLTA
10 Tamat SMP/ Sederajat 0 0
11 Tamat SMA/ Sederajat 0 0
Sumber data : Profil Desa Parijatah Kulon

B. Kondisi Kesehatan
1. Pemenuhan Air Bersih :
a. Jumlah KK yang memiliki sumur gali : 426 Jiwa
b. Jumlah KK yang memiliki sumur bor : 47 Jiwa
c. Jumlah KK yang dialiri perpipaan : - Jiwa

2. Kondisi Perumahan :
a. Jumlah Rumah Sehat : 1.029 KK
b. Jumlah Rumah Tidak Sehat : 47 KK

3. Kesehatan Lingkungan :
a. Jumlah Rumah yang memiliki jamban : 1.245 Jiwa
b. Jumlah Rumah yang tidak memiliki jamban : 395 Jiwa

C. Kondisi Keagamaan
1. Nama Dusun KRAJAN
a. Islam : 908 Jiwa
b. Hindu : 0 Jiwa
c. Budha : 0 Jiwa
d. Kristen : 0 Jiwa
e. Protestan : 0 Jiwa
f. Konghucu : 0 Jiwa

2. Nama Dusun MELI


K
a. Islam : 1.560 Jiwa
b. Hindu : 0 Jiwa
c. Budha : 0 Jiwa
d. Kristen : 0 Jiwa
e. Protestan : 0 Jiwa
f. Konghucu : 0 Jiwa

3. Nama Dusun RAYUD


a. Islam : 860 Jiwa
b. Hindu : 0 Jiwa
c. Budha : 0 Jiwa
d. Kristen : 0 Jiwa
e. Protestan : 0 Jiwa
f. Konghucu : 0 Jiwa

Kecamatan Srono
4. Nama Dusun PAITON
a. Islam : 1.557 Jiwa
b. Hindu : 0 Jiwa
c. Budha : 0 Jiwa
d. Kristen : 0 Jiwa
e. Protestan : 0 Jiwa
f. Konghucu : 0 Jiwa

5. Nama Dusun : KERTOSONO


Jiw
a. Islam : 1.500
a
Jiw
b. Hindu : 0
a
Jiw
c. Budha : 0
a
d. Kristen : 0 Jiw
a
e. Protestan : 0 Jiw
a
f. Konghucu : 0 Jiw
a
Sumber data : profil Desa Parijatah Kulon

JUMLAH KELOMPOK KEAGAMAAN


DESA PARIJATAH KULON KECAMATAN SRONO
TAHUN 2011
No Total
Nama Kelompok
. (kelompok)
1. Kelompok Yasinan 5
2. Jamaah Tahlil 230
3. Kelompok Pengajian 5
4. Kebaktian Rumah Tangga / Biston (Kristen) -
5. Kebaktian Rumah Tangga / Biston (Budha) -
Sumber data : profil Desa Parijatah Kulon

D. Kondisi Adat Istiadat


Adat istiadat yang berlaku di Desa Parijatah Kulon meliputi :
1. Mantenan, sunatan, walimahan
2. Bersih dusun
3. Upacara adat Ider bumi

E. Kondisi Kesenian
1. Jaranan : 0 Grup

Kecamatan Srono
2. Ogoh ogoh : 0 Grup
3. Janger : 0 Grup
4. Karawitan / orkes : 0 Grup
5. Lain-lain / Hadrah / barong : 0 Grup

F. Kondisi Gotong Royong


Kegotongroyongan di Desa Parijatah Kulon masih sangat kuat
terlihat di beberapa dusun yang senantiasa melakukan atau
mengerjakan pekerjaan secara bersama-sama seperti dalam hal kawinan
/ walimah dan lain sebagainya. Hal ini sangat terlihat sekali kondisi
gotong royong warga masyarakat desa masih kental, bagi masyarakat
Desa Parijatah Kulon hal, tersebut penting sebagai rasa solidaritas
warga yang secara turun temurun demi mempertahankan budaya
sairing dengan kelestarian dan perkembangan budaya itu sendiri.

2.2.2.4 Fasilitas Umum


A. Sarana Pendidikan
Sarana dan prasarana oendidikan terutama gedung sekolah yang ada di
Desa Parijatah Kulon :
1. Gedung PAUD : 2 buah
2. Gedung TK : 4 buah
3. Gedung TPA / TPQ : 5 buah
4. Gedung SD / MI : 7 buah
5. Gedung SMP / MTs : 2 buah
6. Gedung SMA / MA : 1 buah
7. Gedung Akd / PT : 1 buah
B. Sarana Kesehatan
Sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Desa Parijatah Kulon meliputi
:
1. Puskesmas Induk : 1 buah
2. Puskesmas Pembantu : - buah
3. Posyandu : 11buah
4. Apotik : - buah
5. Polindes : - buah
Sumber data : Profil Desa Parijatah Kulon
2.2.2.4 Keadaan Ekonomi

Kecamatan Srono
Sebagai mana uraian pada bagian awal bab ini, jumlah penduduk
Desa Parijatah Kulon dalam data sesuai yang ada sebesar 8.225 jiwa
dengan kepala keluarga kurang lebih 2.059 KK, terdiri atas laki-laki 4.140
jiwa, perempuan 4.085 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut sekitar 95
persen adalah penduduk usia kerja, dengan tingkat pendidikan sebagian
besar tamatan SLTP sederajat yaitu mencapai 50 persen dari total jumlah
angkatan kerja yang ada di Desa Parijatah Kulon disamping itu jumlah
angkatan kerja yang telah menamatkan pendidikannnya sampai pada
jenjang SD sekitar 45 persen, dan SLTA sederajat keatas cukup banyak pula
yaitu sekitar 100 persen, sedang jumlah ditingkat sarjana atau strata satu
Sekitar 20 persen, penduduk yang belum bisa baca tulis tidak terlalu
banyak. Dengan demikian secara umum kualitas sumber daya manusia
warga Desa Parijatah Kulon tergolong cukup tinggi.
Sedangkan perekonomian warga desa selama ini bertumpu di
berbagai sektor diantaranya :
a. Pegawai Negeri Sipil : 5 orang
b. TNI / Polri : 2 orang
c. Pensiunan PNS dan TNI / Polri : - orang
d. Pedagang : 25 orang
e. Pedagang keliling : 50 orang
f. Petani : 70 orang
g. Buruh tani : 90 orang
h. Tukang kayu : 2 orang
i. Tukang batu : 10 orang
j. Tukang cukur : 2 orang
k. Montir : 8 orang
l. Sopir : 10 orang
m. Lain-lain : 25 orang

RENCANA JADWAL KEGIATAN PENDAMPINGAN


Jadwal seluruh kegiatan diwilayah dampingan mengacu pada Rencana Kerja
Tindak Lanjut (RKTL) Kegiatan PISEW Tahun Anggaran 2021 Provinsi Jawa
Timur.
Rencana jadwal Kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai Tahapan

Kecamatan Srono
Rencana Jadwal Kegiatan
No RINCIAN KEGIATAN Batas
Mulai Keterangan
Maks
Tingkat Kecamatan Dan Pelaksanaan
C
Pembangunan    
C.1 PERSIAPAN    
1 Pembentukan Lembaga BKAD 22-Jun-21 05-Jul-21 Selesai
Pembuatan Surat Kesanggupan Memanfaatkan dan 22-Jun-21 05-Jul-21
2
Memelihara Selesai
3 Pencatatan Kelembagaan BKAD 28-Jun-21 08-Jul-21 Selesai
C.2 PERENCANAAN    
1 Pertemuan kecamatan I 05-Jul-21 16-Jul-21 Selesai
2 Survey Kawasan PISEW 12-Jul-21 20-Jul-21 Selesai
3 Penyusunan Profil Kawasan 15-Jul-21 22-Jul-21 Proses
4 Survey Infrastruktur 18-Jul-21 25-Jul-21 Selesai
5 Penyusunan DED dan RAB 18-Jul-21 29-Jul-21 Proses
Evaluasi penyusunan DED dan RAB dan Penetapan 25-Jul-21 31-Jul-21
6
Kegiatan Tk Provinsi
Dukungan dan Bantuan Teknis Perencanaan DED dan 25-Jul-21 31-Jul-21
7
RAB Tk Pusat
8 Finalisasi DED dan RAB 27-Jul-21 02-Aug-21
9 Penyusunan nota Kesapahaman antara KPA dan BKAD 29-Jul-21 04-Aug-21
10 Penyusunan Rancangan Perjanjian Kerjasama ( PKS ) 29-Jul-21 04-Aug-21
C.3 PELAKSANAAN    
1 Rapat Pra Pelaksanaan 31-Jul-21 06-Aug-21
2 Penandatanganan PKS antara PPK dengan BKAD 01-Aug-21 07-Aug-21
3 OJT BKAD Pelaksanaan konstruksi 05-Aug-21 25-Nov-21
C.3.1 Pengajuan Penyaluran Dana BPM    
1 Pencairan KPKN Tahap Pertama 70% 03-Aug-21 18-Sep-21
a Penyaluran Termin 40% ke BKAD 03-Aug-21 12-Aug-21
b Penyaluran Termin 30% ke BKAD 06-Sep-21 18-Sep-21
2 Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur 05-Aug-21 25-Nov-21
3 Penyaluran Termin 30% ke BKAD 27-Sep-21 23-Oct-21
a Pencairan KPKN Tahap Kedua 30% 27-Sep-21 23-Oct-21
D PASCA PELAKSANAAN
Pemeriksaan Hasil Akhir Pekerjaan oleh Tim Penilai 08-Nov-21 04-Des-21
1
Provinsi
Pertemuan Kecamatan II (Laporan Pertanggung 15-Nov-21 11-Des-21
2
jawaban BKAD)
3 Serah Terima Pekerjaan BKAD Ke PPK Provinsi 15-Nov-21 11-Des-21
4 Serah Terima PPK Ke Pemerintah Desa 15-Nov-21 11-Des-21
5 Evaluasi Pemanfaatan dan Pemeliharaan 20-Nov-21 31-Des-21

Kecamatan Srono
TARGET PENYELESAIAN SELURUH KEGIATAN
TAHUN ANGGARAN 2021 - PROVINSI JAWA TIMUR
Jadwal Provinsi Target Penyelesaian Keterangan

No RINCIAN KEGIATAN
Mulai Batas Maks. DURASI Mulai Batas Maks. DURASI

Tingkat Kecamatan Dan Pelaksanaan


 
Pembangunan

. PERSIAPAN  
1
05- 05- 10-
Pembentukan BKAD 22- Jul- Jul- Jul- 5  Selesai
Jun-21 21 14 21 21
05- 05- 10-
Pembuatan Surat Kesanggupan Memanfaatkan dan
22- Jul- Jul- Jul- 5  Selesai
Memelihara
Jun-21 21 14 21 21
08- 22- 22-
Pencatatan Kelembagaan BKAD 28- Jul- Jul- Jul- 1  Selesai
Jun-21 21 11 21 21

. PERENCANAAN  
2      
16-
Pertemuan kecamatan I Jul- 1  Selesai
05-Jul-21 16-Jul-21 12 16-Jul-21 21
09-
Survey Kawasan PISEW Jul- 1  Selesai
12-Jul-21 20-Jul-21 11 09-Jul-21 21
22-
Penyusunan Profil Kawasan Jul- 10 Selesai
15-Jul-21 22-Jul-21 8 13-Jul-21 21
Survey Infrastruktur 18-Jul-21 25-Jul-21 8 13-Jul-21 15- 3  Selesai
Jul-

Kecamatan Srono
21
29- 29-
Penyusunan DED dan RAB 18- Jul- Jul- Proses
Jul-21 21 12 18-Jul-21 21
31- 30-
Evaluasi penyusunan DED dan RAB dan Penetapan
25- Jul- Jul-  
Kegiatan Tk Provinsi Jul-21 21 7 25-Jul-21 21
31- 30-
Dukungan dan Bantuan Teknis Perencanaan DED dan
25- Jul- Jul-  
RAB Tk Pusat Jul-21 21 7 25-Jul-21 21
02- 01-
Finalisasi DED dan RAB 27- Aug- Aug-  
Jul-21 21 7 27-Jul-21 21
04- 02-
Penyusunan nota Kesapahaman antara KPA dan BKAD 29- Aug- Aug-  
Jul-21 21 7 30-Jul-21 21
04- 02-
10 Penyusunan Rancangan Perjanjian Kerjasama ( PKS ) 29- Aug- Aug-
Jul-21 21 7 30-Jul-21 21

. PELAKSANAAN  
3          
06- 04-
1 Rapat Pra Pelaksanaan 31- Aug- Aug  
Jul-21 21 7 30-Jul-21 -21
07- 05-
2 Penandatanganan PKS antara PPK dengan BKAD 01- Aug- Aug-  
Aug-21 21 7 02-Aug-21 21
3 OJT BKAD Pelaksanaan konstruksi 05-Aug-21 25-Nov-21 112 05-Aug-21 15-Nov-21  

C.3.1 Pengajuan Penyaluran Dana BPM            


18- 06- 15-
1 Pencairan KPKN Tahap Pertama 70% 03- Sep- Aug- Aug-  
Aug-21 21 47 21 21
12- 06- 10-
a. Penyaluran Termin 40% ke BKAD 03- Aug- Aug- Aug-  
Aug-21 21 10 21 21

Kecamatan Srono
18- 15-
b . Penyaluran Termin 30% ke BKAD 06- Sep- Sep-  
Sep-21 21 13 10-Aug-21 21
25- 05- 15-
2 Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur 05- Nov- Aug- Nov-  
Aug-21 21 112 21 21
23- 28- 16-
3 Pencairan KPKN Tahap Kedua 30% 27- Oct- Sep- Oct-
Sep-21 21 27 21 21
23- 16-
a. Penyaluran Termin 30% ke BKAD 27- Oct- Oct-  
Sep-21 21 27 28-Sep-21 21
PASCA PELAKSANAAN        
Pemeriksaan Hasil Akhir Pekerjaan (Progres 100%)
1 10-Nov-21 20-Nov-21
oleh Tim Penilai Provinsi 08-Nov-21 04-Des-21 27
Pertemuan Kecamatan II (Laporan Pertanggung
2 10-Nov-21 22-Nov-21
jawaban BKAD) 15-Nov-21 11-Des-21 27
3 Serah Terima Pekerjaan BKAD Ke PPK Provinsi 15-Nov-21 11-Des-21 27 15-Nov-21 22-Nov-21
Serah Terima Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Ke
4 15-Nov-21 25-Nov-21  
Pemerintah Desa 15-Nov-21 11-Des-21 27
5 Evaluasi Pemanfaatan dan Pemeliharaan 20-Nov-21 22-Des-21 33 20-Nov-21 10-Des-21  

Kecamatan Srono
2.2 PENDAMPINGAN PELAKSANAAN

a. Status Capaian kegiatan bulan Berjalan


Bulan ini progres kegiatan untuk tahap Persiapan telah
dilaksanakan Identifikasi dan Pembentukan BKAD dan Koordinasi
baik ditingkat Desa tingkat Kecamatan dan tingkat Kabupaten. Serta
telah dilakukan Rapat Koordinasi Awal di tingkat Provinsi melalui
online .Pelaksanaan Pertemuan Kecamatan 1 telah dilakukan Serta
sinkronisasi kegiatan PISEW dengan RPKD dan RPJM desa dan hasil
Musrenbang Kecamatan sehingga tidak terjadi tumpang tindih.

No Kegiatan Tanggal Keterangan


1 Pembentukan BKAD 5 Juli 2021 Selesai dilakukan dengan
Koordinasi dengan pihak
Desa dan Kecamatan
dengan adanya Musdes
dan MAD
Dan Personal/pengurus
BKAD menunggu
ditetapkan pada PK 1
2 Surat Kesanggupan 5 Juli 2021 Surat Kesanggupan telah
memanfaatkan dan dibuat dan ditandatangani
memelihara Infrastruktur oleh Kepala Desa
Terbangun
3 Pelaksanaan PK 1 16 Juli 2021 PK 1 dihadiri oleh 18
peserta dan 5 wakil
perempuan. Pemateri dari
Provinsi dan Kabupaten
serta Pengurus BKAD
terbentuk telah
ditetapkan.
4 Sinkronisasi PISEW dengan 09 Juli 2021 Usulan kegiatan PISEW
RPJM Hasil Musrenbang telah tercantum pada
Kec, Musrenbang Des dan RPJM Desa dan tidak
RPKD sedang didanai dari
program lainnya
5 Identifikasi usulan kegiatan 09 Juli 2021 Mengidentifikasi usulan
PISEW melalui survey yang sesuai dengan
kawasan dan survey aturan PISEW yang
infrastruktur berbasis Kawasan
Usulan yang Muncul
saluran drainase jalan
dan TPT

Kecamatan Srono
b. Dukungan kegiatan yang dilaksanakan oleh Fasilitator
- Dilakukannya koordinasi yang baik antara pihak kecamatan dan
desa yaitu bapak Camat/Kasi PMKS, Kepala Desa dan BKAD
sehingga tahapan kegiatan berjalan lancar sesuai jadwal yang
direncanakan.
- Pendampingan dan dan bimbingan terhadapan tahapan Persiapan
yang dilaksanakan pada minggu/bulan ini yaitu mulai tahapan
Pembentukan BKAD dan Pelaksanaan PK 1 serta turun kelapangan
untuk melakukan survey kawasan dan Survey Infrastruktur.Yang
nantinya menjadi data dalam pembuatan Dokumen Profil Kawasan
wilayah dampingan Pisew 2021.

Kecamatan Srono
LAMPIRAN

Kecamatan Srono

Anda mungkin juga menyukai