Anda di halaman 1dari 8

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Teransmigrasi

P3PD I Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa


Kompenen 2.a. Peningkatan Kapasitas & Tata Kelola Pendampingan berbasis
digital tahun 2020-2024

Masukan concept

Isu 1 # Managemen Pengelolaan SDM Pendamping Profesional

Penguatan Pengelolaan SDM Pendamping Profesional menjadi “Reforma Pola pengelolaan


SDM Pendamping yang memberikan ruang pengembangan diri TPP yang memiliki kapasitas
menguasai pengetahuan dan ketrampilan pendampingan, komitmen kerja kuat, dan unit-unit
kerja efektif secara berjenjang dan berbasis teknologi era Revolusi 4.0.”. Itu diwujudkan
melalui :

1. Pengelolaan TPP terpusat dibawah Kementerian Desa PDTT RI


 Kontrak TPP (PLD, PDP/PDTI, TAPM, TA Madya Provinsi, TA Utama Management
Nasional langsung dengan Satker Kementerian Desa PDTT RI baik sebagai kontrak
individual dan atau melalui Perusahaan Pengelola Adminitrasi (PPA). Sehingga ini akan
memperkuat dan mengefektifkan Line of Command TPP secara berjenjang dari Pusat
ke Provinsi ke Kabupaten hingga ke Kecamatan.
 Sertifikasi Profesi TAPM, TA Madya Provinsi dan TAU Manas untuk mewujudkan
kebutuhan TPP sesuai dengan basis keahlian yang dibutuhkan oleh program.
 Pengisian TPP dilakukan oleh Satker Kementerian Desa PDTT RI baik melalui
mekanisme Promosi, Demosi, Reposisi, Pemanggilan Lulus Cadangan maupun Open
Recruitment. Dengan melibatkan Akademisi/Praktisi pemberdayaan desa yang
kompeten.
 Penempatan TPP dan atau Rasionalisasi Wilayah Dampingan dilakukan oleh Satker
Kementerian Desa dengan memperhatikan pertimbangan TA Madya Provinsi dan
TAPM Kabupaten/Kota.
 Evkin TPP dilakukan oleh oleh Supervisor lansung (satu jenjang diatasnya)

2. Rasionalisasi Kebutuhan TAPM Kabupaten/Kota, TA Madya Provinsi


 TA Madya Provinsi
o Koordinator TA Madya Provinsi tetap dan diperkuat perannya
o TA SDM tetap dan diperkuat perannya
o TA Madya PKK tetap ditambahkan peran Perencanaan Partisipatif
o TA Madya ID tetap dan diperkuat perannya
o TA PSD tetap dan diperkuat perannya
o TA PKD PEL ditambahkan fungsi “Audit Internal” pada Dana Desa dan BUM Desa
sebagai persiapan dan pembinaan untuk persiapan menghadapi Audit.
o TA PSI tetap dan diperkuat perannya
o TA PPID tetap ditambahkan peran “Mendorong pertukaran pengetahuan antar
desa berbasis digital”
o TA MIS PID diperankan “pegelolan data dan inpormasi dan pendokumentasian
Best Practice dan Inovasi Desa”
o TA PK PID diperankan “Pengelolaan Web Site PPID dan Publikasi regular Best
Practice dan Inovasi Desa”
o TA PPM tetap dan ditambahkan fungsi “Saksi Ahli di Persidangan dan Tim
Penyusun Naskah Akademik Pergub/Perbup terkait desa”
 TA Kabupaten/Kota :
o Koordinator TAPM sekaligus merangkap fungsi TA PMD dan ditambahkan fungsi
“Pengelolaan Peningkatan Kapasitas dan Kaderisasi”, diberikan kewenangan
dalam mengatur kunjungan lapangan, pengelolaan keuangan dan administrasi
kantor, evaluasi kinerja PDP/PDTI dengan memperhatikan pertimbangan TAPM
Kabupaten/Kota. Dan dilakukan peningkatan gaji diatas TAPM kabupaten/kota
yang lainnya.
o TA PP tetap dan diperkuat perannya
o TA ID tetap dan diperkuat perannya
o TA PSD tetap dan diperkuat perannya
o TA PED ditambahkan fungsi “Asistensi Audit Internal” pada Dana Desa dan BUM
Desa sebagai pembinaan untuk persiapan menghadapi Audit.
o TA TTG (penamaan TA tinggal menyesuaikan misalnya TA MIS dan PPID)
ditingkatkan kapasitasnya untuk ”Pengelolaan Data dan Informasi” dan
membantu proses “pendokumentasian Best Practice dan Inovasi Desa, Publikasi
dan mendorong pertukaran pengetahuan antar desa berbasis digital”

 PDP dan PDTI dikecamatan tetap

 PLD agar bisa ditingkatkan jumlahnya dengan opsi :


o 1 orang PLD mendampingi maksimal 3 desa atau
o 1 orang PLD untuk daerah khusus dengan kategori ‘Desa Sangat Sulit’ atau
o Desa Mandiri dikurangi jumlah PLD, Desa berkembang maksimal 4 desa, desa
tertinggal dan sangat tertinggal maksimal 3.
3. Peningkatan Kapasitas
 Penyegaran Tugas Tahunan dengan metode ‘belajar bersama dan praktek langsung di
desa’ atau bisa dipadu dengan kegiatan ‘Ivent Jambore Pendamping’.
 Pelatihan Khusus sesuai dengan kebutuhan lapangan misalnya :
o Pelatihan Teknis (PDTI) : a). Asistensi Desain dan RAB (Survey lapangan, analisa
sipil, pembuatan gambar dan penyusunan RAB), b) Pemeriksaaan dan sertifikasi
infrastruktur c). Pelatihan Pemeliharaan Infrastruktur
o Pelatihan Fasilitasi Penyusunan Tata Ruang Mikro Desa dan Perencanaan
Partisipatif.
o Pelatihan Siskeudes bagi PDP kecamatan dan PLD
o Pelatihan Seni Fasilitasi, Analisasi dan Mediasi Konflik Desa, Penguatan
Kelembagaan bagi pendamping desa dan pelatihan tematik lainnya

4. Administrasi dan Data Pendampingan ;


 Administrasi Pelaporan Pendampingan lebih ringkas padat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
 Data Berbasis SiPeDe sebagai satu kesatuan laporan dan salah satu alat ukur kinerja
pendamping desa.
 IDM berbasis Aplikasi
 Kehadiran di Kantor dengan “fingerprint Aplikasi Online sehingga bisa diketahui
kehadiran harian” dan Kunjungan Lapangan berbasis “laporan dan foto geotagging”

Isu 2 # Keberfungsian dan Peran Pendampingan dalam system pembangunan desa

Memperkuat fungsi dan peran Pendamping Profesional sebagai bagian ‘yang harus dilbatkan
dalam proses pembangunan desa’ dalam kontek “memberikan jasa konsultasi dan asistensi
bersama pemerintah daerah di lapangan berbasis teknologi informasi”. Dan diatur secara
tegas pada ‘peraturan perundang-undangan’ dan diturunkan lebih detail dan spesifik lokasi
oleh Pebup/Perwako.

1. Sosialisasi teknis dan proses system pembangunan desa


 Pengharusan adanya sosialisasi di Kabupaten, Kecamatan dan Desa yang
narasumbernya berasal dari Pendamping Desa sesuai jenjang dan Pemerintah Daerah
(OPD teknis dan Pihak Kecamatan)
 Ditingkat Desa Pendamping Desa memastikan Dibentuknya KPMD (Kader
Pemberdayaan, Kader Teknik dan Kader Pembangunan Manusia) sebagai satu
kewajiban oleh Desa. Selanjutnya untuk harus difungsikan dan didukung
penganggarannya oleh Desa.
2. Memperkuat Fungsi dan Peran Pendamping dalam Fasilitasi Perencanaan Desa
 Mewajibkan Proses Penyusunan RPJM Desa difasilitasi oleh pendamping desa dan
sekaligus diberikan fungsi memastikan :
o Tahapan sudah dijalankan oleh desa dengan jadwal dan benar
o Kualitas partisipasi masyarakat dan ‘pengharusan’ desa dalam pelibatan seluruh
elemen di desa dan penyusunannya
o Penyelenggaraan musyawarah khusus bagi kelompok marginal desa
(Musyawarah Khusus Perempuan/Rumah Tangga Miskin/Penyandang
Disabilitas/Kelompok Marginal lainnya)
o Verifikator awal dokumen administrasinya
 Mewajibkan Proses Penyusunan RKP Desa / RKP Desa Perubahan difasilitasi oleh
Pendamping Desa dan sekaligus diberikan fungsi memastikan :
o Tahapan sudah dijalankan oleh desa dengan jadwal dan benar
o Kualitas partisipasi masyarakat dan ‘pengharusan’ desa dalam pelibatan seluruh
elemen di desa dan penyusunannya
o Penyelenggaraan musyawarah khusus bagi kelompok marginal desa
(Musyawarah Khusus Perempuan/Rumah Tangga Miskin/Penyandang
Disabilitas/Kelompok Marginal lainnya)
o Memastikan Desain dan RAB kegiatan “sipil sederhana (jalan setapak, drainase,
MCK, bagunan kecil, SPAL” dibuat oleh Kader Teknik dibawah asistensi PDTI/TA
ID bersama OPD Teknis
o Desain dan RAB untuk kegiatan “Sipil Sulit (Jembatan Gantung, Gedung
Pertemuan, Gedung Bertingkat, Jembatan Roda 4 dll” dapat dibuat oleh
“Konsultan Perorangan” dengan tetap pekerjaan akhir didiskusikan bersama
PDTI/TA ID dan OPD Teknis di Kabupaten.
o Terselenggaranya MAD yang difasilitasi oleh BKAD untuk membahas kegiatan
yang dilakukan oleh beberapa desa.
o Memastikan Dokumen Rencana Kegiatan yang masuk ke desa telah sampai ke
desa dan disinergikan oleh desa.
o Memastikan pagu indikatif tahun berikutnya diterima oleh desa baik DD, ADD,
Bagi Hasil Pajak dan Restribusi dan BKK/BKP
o Memastikan perubahan kegiatan sudah sesuai dengan aturan
o Verifikator awal dokumen administrasinya
 Mewajibkan Proses Penyusunan APBDesa/APBDesa Perubahan difasilitasi oleh
Pendamping Desa dan sekaligus diberikan fungsi memastikan :
o Tahapan sudah dijalankan oleh desa dengan jadwal dan benar
o Penyusunan APBDesa, Jenis Belanja, Kode Rekening, Penyusunan letak kegiatan
sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
o Proses input siskeudes telah diinput oleh Admin Desa dengan asistensi
Pendamping Desa.
o Verifikator awal dokumen administrasinya

3. Memperkuat Peran dan Fungsi Pendamping dalam Pelaksanaan dan pemeliharaan


kegiatan
 Mewajibkan proses pengadaan barang dan jasa difasilitasi oleh Pendamping Desa
 Mewajibkan proses pemeriksaan infrastruktur dilakukan pada tahap 40%, 80% dan
100% oleh Kader Teknik atas nama kepala desa dibawah asistensi PDTI/TA ID bersama
OPD Teknis.
 Telah dilakukan sertifikasi infrastruktur pada setiap tahapan pemeriksaan
 Bagi infrastruktur yang kegiatan ‘sipil sulit’ yang pada proses perencaan disusun
desain dan RAB nya oleh “konsultan Individual” juga dilibatkan dalam proses
pemeriksanaan kegiatan oleh desa.
 Memastikan BPD berperan melakukan pengawasan bersama masyrakat dan
menerima pengaduan masyarakat serta hasilnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah
Desa.
 Memastikan terbentuknya Tim Pemelihara Kegiatan yang berasal dari pemanfaat
langsung dan aturan aturannya yang telah disepakati bersama Pemerintah Desa.

4. Mensinergikan Pendamping Desa dan Kader Desa


 Desa diwajibkan membentuk dan memfungsikan Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa (KPMD) : Kader Pemberdayaan, Kader Teknik & Kader Pembangunan Manusia.
 Adanya dukungan dari Desa untuk pertemuan regular antara Pendamping Desa
dengan Kader Desa dapat berupa : Pelatihan, Asistensi Teknis sehingga ada proses
penguatan KPMD dan sinergisitas kegiatan pendampingan di lapangan.

5. Memperkuat Peran dan Fungsi Pendamping Desa dalam Partisipasi Masyarakat


 Pendamping Desa difungsikan sebagai orang yang memastikan bahwa proses
partsipasi masyarakat dan pemerintah desa melibatkan elemen masyarakat dalam
proses penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
 Memastikan Pemerintah Desa menindaklanjuti hasil pengawasan BPD dan atau
pengaduan masyarakat melalui BPD sebagai bentuk partisipasi masyarakat.
 Memastikan terlaksananya Musyawarah Khusus bagi kelompok marginal di Desa
(Kelompok Perempuan/Rumah Tangga Miskin/Kelompok Penyandang
Disabilitas/Kelompok Marjinal) atas identifikasi bersama
6. Memfungsikan Pendamping untuk input Sipede sebagai Aplikasi resmi Penyaluran DD
 Mewajibkan Pendamping Desa “Menginput data Progress Kegiatan yang bersumber
dari Dana Desa ke dalam SIPEDE”. Dan dijadikan sebagai “penghitungan serapan
dan capaian output untuk syarat penyaluran Dana Desa tahap ke III”.

7. Memfungsikan Pendamping Desa dalam Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa,


Kelembagaan Desa
 Mewajibkan pelibatan Pendamping Desa sebagai Pelatih dan atau Narasumber dari
kegiatan-kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur desa, kelembagaan desa,
BUM Desa dan sebagainya.

Isu 3 # Audit Dana Desa


1. Peran Pendamping dalam Audit Dana Desa dan Keuangan BUM Desa
 Pendamping Desa difungsikan “membatu audit dana desa dan keuangan BUM Desa”
seperti memantu pemeriksaan “kewajaran harga RAB, terjadi pengadaan barang dan
jasa, kegiatan dilaksanakan sesuai volume, dokumen perencanaan telah dibagi,
APBDesa diumumkan kepada masayrakat dan memeriksa faktur belanja pelaksana
kegiatan”.
 Selanjutnya dilakukan pembinaan oleh Pendamping Desa untuk persiapan Audit oleh
APIP (Inspektorat dan atau BPK).
 Asistensi pemerintah desa menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaaan (LHP).

2. Membangun pemahaman bersama Audit Dana Desa dan Keuangan BUM Desa di
internal APIP.
 Pemahaman APIP perlu disatukan persepsi dan pemahamannya terkait dalam kontek
Impleimentasi UU Desa.
 Pemahaman APIP bahwa audit diutamakan sebagai tujuan ‘Pembinaan’ agar tidak
terjadi temuan yang sama dan kesalahan administrasi yang sama tahun berikutnya.
 Adanya diskusi “Laporan Hasil Pemeriksaan” dengan parapihak (DPMD, Kecamatan
dan Pendamping Desa) sehingga kelemahan dan kekurangan desa dapat
ditindaklanjuti pembinaan oleh structural dan pendampingan lapangan.

3. Dukungan untuk peningkatan Audit Dana Desa


 Dukungan pemerintah terkait dengan proposionalitas kebutuhan tenaga Auditor dan
penganggaran kegiatan.

4. Sinergi APIP dan APH


 Bagi desa yang tidak menindaklanjuti LHP auditor dan atau adanya indikasi dugaan
korupsi dana desa agar segera ditindaklanjuti ke APH.
Isu 4 # Pertukaran Best Practice atau Inovasi Kegiatan Desa Berhasil) Berbasis digital

1. Dokumentasi Best Practice dan Inovasi Desa secara lebih profesional


 Program kedepan ‘tidak hanya’ mendokumentasikan inovasi desa, tetapi juga
pendokumentasian best practice desa.
 Pendokumentasian “Best Practice dan Inovasi Desa” sebaiknya dilakukan oleh TA
Madya Provinsi dibantu TA Kabupaten/Kota dengan diberikan dukungan :
o Peningkatan Kapasitas Teknis Pendokumentasian Yang baik (tulisan dan video)
o Dukungan Peralatan yang memadai
o Dukungan penganggaran

2. Web Publikasi tingkat Provinsi sebagai wadah publikasi, pertukaran informasi,


pemberitaan desa, pemberitaan pendampingan dan mendatangkan income.
 Dibangun web ditingkat Provinsi sehingga hasil dokumentasi dalam bentuk Video,
Tulisan dapat dipublikasikan secara berkala.
 Web Provinsi juga mempublikasikan kegiatan desa, kegiatan pendampingan desa
 Web Provinsi juga dapat mendowload berbagai regulasi terbaru terkait impleimentasi
Undang Undang Desa
 Web Provinsi juga berisi konten “home schooling” yang berisi materi pembelajaran
(tulisan, bahan presentasi dan video pembelajaran)
 Disamping itu jika web dikelola dengan baik dapat memberikan income untuk yang
dapat digunakan untuk penguatan pendampingan.

3. Pengelolaan Pertukaran Pengetahuan antar desa


 Web Provinsi juga dapat digunakan sebagai “BURSA INOVASI ONLINE” sehinga
komitmen desa dapat dilakukan melalui aplikasi.
 Web Provinsi juga memuat “ruang diskusi antar desa dan para penggiat desa”
sehingga terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan antar desa.
 Pengelolaan dan pertukaran informasi juga didorong melalui berbagai invent di
tingkat kecamatan dan atau kabupaten.
 Pertukaran informasi dan pengetahuan dapat juga didorong melalui membangun
system kunjungan antar desa dengan fasilitasi BKAD.

Isu 5# Penanggulangan Kemiskinan

1. Memperkuat Fungsi Pendamping Desa dalam Fasiltiasi Proses Penanggulangan


kemiskinan
 Pendamping memastikan pemerintah telah menyediakan data kemiskinan by name by
address telah sampai ke pemerintah desa
 Pendamping memastikan dan memfasilitasi pemerintah desa melakukan proses
pemuktahiran data Rumah tangga miskin di desa
 Pendamping memastikan “pengharusutamaan sebagian Dana Desa dialokasikan untuk
pembedayaan rumah tangga miskin”

Isu 6 # Desa Digital (DEDI) dan Desa Wisata (DEWI)

1. SID : membangun system informasi Desa untuk mepercepat proses penyebarluasan


informasi ke masyarakat, Penyedian Data Desa, Publikasi Kegiatan Desa dan sebagainya.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan desa bebasis aplikasi.
3. Membangun tumbuhnya dan berkembangnya Desa Wisata atau Desa Tematik lainnya

Isu 7 # Penguatan Peran Pemerintah Daerah


1. Pemerintah daerah harus “wajib menyediakan anggaran” untuk mendukung kegiatan
kegiatan pembinaan desa seperti kegiatan
 Dukungan penganggaran untuk penguatan peran kecamatan untuk pembinaan desa
di wilayahnya terutama dalam rangka monitoring kegiatan desa, verifikasi kegiatan,
Evaluasi RPJM Desa, Evaluasi RKPDesa-APBDesa, Rapat Kerja dengan kepala desa,
Sosialisasi di tingkat kecamatan dan sebagainya.
 Dukungan penganggaran untuk Supervisi dan Monitoring oleh DPMD yang melibatkan
OPD teknis lain, APIP dan APH.
 Dukungan penganggaran untuk TOT bagi OPD Teknis dan Pihak Kecamatan
 Membangun Sistem Informasi Desa yang terintegrasi dengan kabupaten

Isu 8 # “Bapak Angkat” bagi BUM Desa baru berkembang


1. Mengandeng BUMN dan BUMD sebagai Bapak Angkat bagi BUM Desa atau BUM Desa
Bersama
2. Memfasilatasi BUMDesa membangun mitra bisnis dengan pihak swasta
3. Memberikan falitas kemudahan pengurusan izin usaha, pajak yang rendah sehingga
dengan cepat tumbuh menjadi lembaga bisnis yang kuat.
4. Memberikan fasilitas kemudahan akses penguatan modal kepada perbankan

Isu 9 # Technical service Provider


1. Membuka Ruang bagi Lembaga atau Individual untuk memberikan jasa layanan keahlian
kepada desa. Dengan berpedoman panduan safeguard agar layanan diberikan dilakukan
dengan baik dan professional. Seperti untuk kegiatan :
 Ahli Teknik Infrastruktur : Pembuatan Desain dan RAB untuk kegiatan sivil yang rumit
(Jembatan Panjang, Jembatan Roda 4, Gedung Besar Bertingkat)
 Ahli IT : membangun aplikasi dan system informasi desa
 Ahli Perencanaan : Penyusunan tata guna lahan desa berbasis pengelolaan SDA
berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai