33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
Contents
BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM
4.1 Struktur dan Prinsip Koordinasi
4.2 Kelembagaan Pelaksana
4.3 Data dan Identifikasi Penduduk Miskin Ekstrem
4.4 Mekanisme Pelaksanaan
Proses Koordinasi
1. Pemerintah pusat menetapkan target tingkat kemiskinan ekstrem, jumlah penurunan penduduk ekstrem, dan wilayah lokasi prioritas.
2. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (koordinator) melakukan koordinasi strategi penurunan beban
pengeluaran.
3. Kementerian/Lembaga anggota dalam strategi penurunan beban pengeluaran: Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Sosial; Kementerian
Komunikasi dan Informatika; Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
Kementerian Agama; Kementerian Kesehatan; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; dan Kementerian
Ketenagakerjaan.
4. Kementerian/Lembaga tersebut akan menyalurkan bantuan sosial maupun bantuan pemerintah lainnya bagi masyarakat miskin ekstrem yang sudah
teridentifikasi bersama melalui basis data Registrasi Sosial Ekonomi atau data lainnya memuat status sosial ekonomi berdasarkan nama dan
berdasarkan alamat.
5. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (koordinator) melakukan koordinasi pelaksanaan strategi peningkatan pendapatan.
a. Kementerian/Lembaga anggota dalam strategi peningkatan pendapatan: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
Kementerian Ketenagakerjaan; Kementerian Perindustrian; Kementerian Pertanian; Kementerian Kelautan dan Perikanan; Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Kementerian
Badan Usaha Milik Negara; dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
b. Kementerian/Lembaga tersebut melakukan pemetaan potensi, pemberdayaan, dan pengembangan ekonomi serta memperluas akses
terhadap pekerjaan serta pelatihan peningkatan keterampilan dan keahlian kepada masyarakat miskin ekstrem.
6. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (koordinator) melakukan koordinasi pelaksanaan strategi
pengurangan kantong kemiskinan.
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 1/9
13/03/23, 14.33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
a. Kementerian/Lembaga anggota dalam strategi pengurangan kantong kemiskinan: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Kementerian Komunikasi dan Informatika; Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral; Kementerian Kesehatan; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Kementerian Badan Usaha Milik
Negara; Tentara Nasional Indonesia; dan Kepolisian RI.
7. Kementerian/Lembaga terkait dapat melaporkan perkembangan secara berkala setiap bulan atau lebih cepat apabila diperlukan.
8. Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan memastikan integrasi perencanaan, penganggaran, dan monitoring evaluasi program
percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem terkonsolidasi.
9. Kementerian Dalam Negeri berperan memetakan, meningkatkan kualitas pelaksanaan, mendampingi, dan memastikan kesiapan dan dukungan
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan desa/kelurahan.
10. Kementerian Desa PDTT berperan memetakan, meningkatkan kualitas pelaksanaan, mendampingi, dan memastikan kesiapan dan dukungan
pemerintah desa.
11. Kementerian/Lembaga terkait memastikan pelaksanaan dan percepatan intervensi program yang akan dilakukan berdasarkan lokus yang sudah
ditetapkan.
Struktur Kelembagaan
12. Koordinasi kemiskinan di daerah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2020 tentang Tata Kerja Dan Penyelarasan
Kerja Serta Pembinaan Kelembagaan Dan Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Dan Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/Kota.
13. Gubernur dan Bupati/Wali Kota memastikan koordinasi perencanaan dan penganggaran, penyusunan regulasi, sosialisasi, monitoring evaluasi,
untuk program penghapusan kemiskinan ekstrem daerah hingga tingkat desa/kelurahan yang konvergen dengan pemerintah pusat.
14. Koordinasi perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan di desa/kelurahan dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan aparatur desa,
pendamping desa dan program, Puskesos, kader masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan lain seperti organisasi penyandang disabilitas.
15. Konvergensi Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dilakukan dengan struktur dan Prinsip koordinasi sebagai berikut:
a. TKPK provinsi dan TKPK kabupaten/kota menjadi koordinator perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melibatkan seluruh Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait; perguruan tinggi; masyarakat; organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, corporate social
responsibility (CSR); dan mitra lainnya.
b. TKPK provinsi dan TKPK kabupaten/kota melakukan koordinasi pelaksanaan program pengentasan kemiskinan ekstrem sehingga
pelaksanaan program tidak tumpang tindih dan lebih tepat sasaran.
c. TKPK provinsi dan TKPK kabupaten/kota menjembatani koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program lintas OPD dan
lintas kementerian termasuk kepada pihak swasta, masyarakat dan perguruan tinggi.
d. TKPK provinsi dan TKPK kabupaten/kota memastikan ketersediaan anggaran program penghapusan kemiskinan ekstrem dan memastikan
program tersebut tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah melalui sumber-sumber pendanaan yang sah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. TKPK provinsi dan TKPK kabupaten/kota melalui koordinasi tersebut menghasilkan Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(RPKD) yang memuat wilayah prioritas dan program kegiatan penanggulangan kemiskinan ekstrem.
f. TKPK provinsi dan TKPK kabupaten/kota menerjemahkan RPKD menjadi Rencana Aksi Tahunan (RAT) tahun berjalan untuk
penghapusan kemiskinan ekstrem, yang memuat analisa kondisi wilayah, analisa penyebab kemiskinan, kebutuhan program intervensi, dan
indikator capaian.
g. TKPK provinsi dan TKPK kabupaten/kota bekerjasama dengan Inspektorat Daerah melakukan pengawasan program kegiatan
penanggulangan kemiskinan ekstrem.
h. Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) provinsi dan kabupaten/kota yang menjadi bagian dari RPJMD memuat profil
kemiskinan penduduk, sehingga intervensi dapat tepat sasaran dan tepat guna.
i. Dalam melaksanakan RAT dan melakukan koordinasi pelaksanaan program di lapangan, Pemerintah Daerah menggunakan sistem rujukan
program di tingkat kabupaten dan desa.
j. Pemerintah daerah dalam menyusun RKPD dan RAT dapat mempergunakan Sistem Perencanaan, Penganggaran, Pemantauan, Evaluasi,
dan Analisis Kemiskinan Terpadu (SEPAKAT) dan Sistem Analisis Kemiskinan, Penganggaran dan Pelaporan (SIMPEL).
k. Pemerintah daerah mengoptimalkan Puskesos atau institusi lain di daerah yang berkoordinasi dengan TKPK provinsi dan TKPK
kabupaten/kota untuk pusat layanan sosial dan penanganan keluhan lintas sektor.
l. Pemerintah Desa menerjemahkan RAT Kabupaten/Kota di tingkat desa dan menyusun perencanaan dan penganggaran berbasis bukti
mempergunakan SEPAKAT Desa/Kelurahan untuk membantu percepatan penurunan kemiskinan ekstrem sesuai dengan panduan yang
ditetapkan.
Tabel 4. 1 Pokok Peran dan Tugas Kementerian/Lembaga dalam Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 2/9
13/03/23, 14.33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
g. Mendorong pemda untuk mendirikan dan memperkuat pusat kesejahteraan sosial di Kabupaten/Kota
hingga desa/kelurahan.
h. Mendorong pemda memperkuat mekanisme pengaduan masyarakat untuk memenuhi SPM pelayanan
dasar dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
a. Menyesuaikan pedoman umum dan regulasi Dana Desa setiap tahun untuk penghapusan kemiskinan
ekstrem, tidak hanya BLT-DD.
b. Memastikan ketersediaan anggaran dan pendampingan untuk keberlanjutan integrasi kemiskinan ekstrem
berbasis wilayah dalam RKPDes dan APBDes di desa prioritas.
c. Membina dan menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Bumdes Bersama di desa prioritas.
d. Mendorong pemerintah desa untuk mendirikan dan memperkuat pusat kesejahteraan sosial di desa.
e. Mendorong pemerintah desa untuk melakukan pemberdayaan ekonomi sesuai prinsip keperantaraan &
Kementerian Desa dan
2 kemitraan, antara lain: pemberdayaan koperasi, kolaborasi swasta, bersama KemKUKM membangun
PDTT
Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
f. Menyediakan Surat Edaran ke pemerintah desa untuk penyampaian pedoman umum percepatan
penghapusan kemiskinan ekstrem yang telah disusun.
g. Mendorong pemerintah desa memperkuat mekanisme pengaduan masyarakat untuk memenuhi SPM
pelayanan dasar dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
h. Memastikan ketersediaan anggaran keberlanjutan intervensi kemiskinan ekstrem dalam RKPDes dan
APBDes.
a. Memastikan konsep kemiskinan ekstrem dijalankan oleh K/L di bawah Koordinasi Kemenko Bidang
PMK.
b. Mengawal program penurunan beban pengeluaran masyarakat dan program meminimalkan kantong
3 Kemenko Bidang PMK
kemiskinan.
c. Mendorong proses integrasi subsidi energi (listrik dan gas) dengan program sembako.
d. Koordinasi pengawalan, monitoring & evaluasi bersama Bappenas dan TNP2K.
a. Memastikan konsep kemiskinan ekstrem dijalankan oleh K/L di bawah Koordinasi Kemenko Bidang
Perekonomian.
Kemenko Bidang
4 b. Mengawal program peningkatan pendapatan masyarakat.
Perekonomian
c. Integrasi program – program pemberdayaan ekonomi.
d. Koordinasi pengawalan, monitoring & evaluasi bersama Bappenas dan TNP2K.
a. Memastikan pelaksanaan integrasi program untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem sesuai
dengan perencanaan.
b. Memastikan pelaksanaan integrasi program untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem sesuai
dengan perencanaan.
c. Mengembangkan modul peningkatan kapasitas pemda dalam perencanaan berbasis bukti dan integrasi
program bersama Kemendagri.
Bappenas/ Kementerian d. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Pemda terkait rencana pelaksanaan program kemiskinan
5
PPN ekstrem.
e. Memperkuat pelaksanaan kolaborasi dengan swasta, NGO, BUMN dan Kementerian/Lembaga dalam
pengembangan konsep pemberdayaan ekonomi dan sosial.
f. Memastikan perencanaan & penganggaran untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dalam
RKP dan RPJMN periode berikutnya.
g. Memastikan pengembangan transformasi data Registrasi Sosial Ekonomi bersama Kementerian
Keuangan, BPS dan Kemendagri.
a. Mendorong penyesuaian regulasi penggunaan dana desa untuk percepatan penghapusan kemiskinan
ekstrem.
6 Kementerian Keuangan b. Integrasi perencanaan dan penganggaran penghapusan kemiskinan ekstrem bersama Bappenas.
c. Mempersiapkan skema insentif bagi pemerintah daerah terkait pencapaian penghapusan kemiskinan
ekstrem.
7 Kementerian Sosial
a. Memastikan penduduk miskin ekstrem sebanyak 10 juta jiwa (termasuk anak diluar sekolah, lanjut usia
dan penyandang disabilitas) mendapatkan Program Sembako, PKH, PBI JKN, dan PIP.
b. Mengintegrasikan program subsidi LPG dan listrik kedalam program Sembako bersama Kemenko PMK.
c. Membangun dan memperkuat Puskesos di kabupaten/kota hingga desa/kelurahan.
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 3/9
13/03/23, 14.33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
d. Memberikan rekomendasi daftar penerima bantuan sosial untuk program perbaikan rumah tidak layak huni
kepada Kementerian PUPR dan program pemberdayaan ekonomi kepada Kementerian Koperasi &
UKM.
e. Mendorong Pusat Sentra Kreasi Atensi (SKA) di balai bekerjasama dengan PLUT.
f. Memastikan rumah tangga menggunakan bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar dan usaha (tidak
menjadikan bansos sebagai jaminan hutang).
a. Memastikan data dan penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) terintegrasi dengan bansos lainnya.
Kementerian Pendidikan b. Memastikan anak usia sekolah dari keluarga miskin ekstrem untuk memperoleh PIP.
8
dan Kebudayaan c. Melakukan penjangkauan anak tidak sekolah.
d. Mendorong Pemda untuk perbaikan sarana prasarana pendidikan di kantong kemiskinan.
10 Badan Pusat Statistik a. Melakukan impact evaluation dampak program penghapusan kemiskinan ekstrem (Mini Susenas).
a. Memastikan alokasi Dana Desa untuk pemutakhiran dan pengelolaan data Registrasi
Sosial Ekonomi tahunan, minimal 20 juta/tahun.
b. Rekrutmen dan mobilisasi pendamping untuk mendukung perencanaan berbasis bukti
bersama Kemendagri, BPS dan Bappenas.
2 Kementerian Desa dan PDTT
c. Meningkatkan kapasitas desa bersama Bappenas, BPS, serta Kemdagri untuk
konvergensi penghapusan kemiskinan ekstrem.
d. Mendorong desa melaksanakan pemutakhiran Registrasi Sosial Ekonomi dan
perencanaan berpihak.
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 4/9
13/03/23, 14.33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
c. Memastikan pengembangan transformasi data Registrasi Sosial Ekonomi bersama
Kementerian Keuangan, BPS dan Kemendagri.
Kemenko Bidang PMK & a. Koordinasi dan pengawalan konvergensi penghapusan kemiskinan ekstrem.
5
Kemenko Bidang Perekonomian b. Monitoring dan evaluasi secara berkala bersama Bappenas dan TNP2K.
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 5/9
13/03/23, 14.33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
d. Pemerintah kabupaten/kota menginstruksikan pengalokasian anggaran dana desa atau dana kelurahan untuk mendukung proses pengelolaan
data penduduk miskin ekstrem di tingkat desa/kelurahan.
3. Pemerintah Desa/Kelurahan
a. Pemerintah desa/kelurahan mengelola data yang mencakup pendataan, verifikasi, dan validasi data melalui musyawarah desa/musyawarah
kelurahan dengan melibatkan perangkat desa, pilar sosial, tokoh masyarakat, organisasi penyandang disabilitas, organisasi keagamaan, dan
pihak terkait lainnya.
b. Pemerintah desa/kelurahan mengoptimalkan sistem pendataan dan analisis data yang sudah tersedia.
c. Pemerintah desa/kelurahan melaksanakan pengawasan dengan mengaktifkan mekanisme sistem pengaduan yang melibatkan aparatur desa,
ketua RT/RW, organisasi penyandang disabilitas, organisasi keagamaan, dan tokoh masyarakat.
d. Pemerintah desa/kelurahan melaksanakan musdes/muskel untuk penyempurnaan ketepatan sasaran program penghapusan kemiskinan
ekstrem dengan melibatkan aparatur desa/kelurahan, ketua RT/RW, organisasi penyandang disabilitas, organisasi keagamaan, dan tokoh
masyarakat.
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 7/9
13/03/23, 14.33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
Miskin:
PBI, subsidi, listrik, Pelayanan Dasar
Usia produktif mampu bekerja
sembako Inovasi program daerah sesuai
Conditional: perumahan kearifan lokal (data kualitatif)
sektor usaha: pertanian,
PKH, PIP ketersediaan infra dan Seperti: Bantuan KAT, program
kehutanan, KKP
Rentan: tenaga pendidik, KRT (gender)
pemberian akses lahan dan
Penyandang kesehatan (distribusi
pembiayaan usaha.
Disabilitas, Lansia pembangunan)
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 8/9
13/03/23, 14.33 PANDUAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM BAB IV MEKANISME DAN INTEGRASI PROGRAM - SEPAKAT wiki
c. Pelibatan Kelompok Rentan.
Hasil pemetaan kebutuhan dan perencanaan program berbasis data dan bukti menjadi input dalam musyawarah desa/kelurahan yang
inklusif. Proses musyawarah desa/kelurahan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk penduduk miskin ekstrem, miskin,
dan rentan.
d. Advokasi
Usulan desa/kelurahan yang belum diakomodasi dalam perencanaan desa (RKPDes dan APBDes) perlu di advokasikan ke supra
desa (APBD Provinsi, APBD Kota/Kab) melalui prosedur yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan perencanaan dan penargetan dengan meminimalkan kebocoran.
f. Monitoring dan Evaluasi
Hasil monitoring dan evaluasi program yang terlaksana menjadi proses perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan yang lebih
optimal dan berpihak di masa mendatang.
https://sepakat.bappenas.go.id/wiki/PANDUAN_PENANGGULANGAN_KEMISKINAN_EKSTREM_BAB_IV_MEKANISME_DAN_INTEGRASI_PROGRAM 9/9