Pertumbuhan Penduduk terhadap Sektor Sosial Ekonomi di Prov. Maluku Utara. 5. CARA PELAKSANAAN
Tahapan Kegiatan 1) Rapat persiapan dengan pihak-pihak terkait. 2) Pelaksanaan Penyerasian Kebijakan
Pengendalian Penduduk. 3) Monitoring dan evaluasi melalui kegiatan radalgram, rapim, dan evaluasi
Koordinasi, Seminar, Analisis, dan Penyediaan Materi dilaksanakan di tingkat provinsi. b. Kegiatan
Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara b. Pelaksana Kegiatan adalah Kepala Bidang Kependudukan. 8.
Kependudukan X X 3 Sosialisasi dan Desiminasi Tk. Kab/Kota X 4 Sosialisasi dan Desiminasi Tk.
Capacity Building Parameter Kependudukan dan Proyeksi Penduduk bagi tenaga Pengelola Tk. Nasional
Pembangunan Berwawasan Kependudukan Tk. Kab/Kota X 10 Advokasi & Sosialisasi Hsl. Penyerahan
Stakeholder Dan Mitra Kerja Dalam Penyelerasian Kebijakan Kependudukan X 14 Inventarisasi Data
Analisis Dampak Kependudukan (Kuantitas, Kualitas dan Mobilitas) Tk. Provinsi X X 15 Penyusunan
Kebijakan dan Strategi Materi Analisis Dampak Kependudukan (Kuantitas, Kualitas dan Mobilitas) Tk.
Kab/Kota dan Provinsi x 16 Fasilitasi Analisis Dampak Kependudukan di Kab/Kota X 17 Publikasi hasil
indikator Kependudukan dalam Bentuk Policy Brief X X 18 Koordinasi Dengan Mitra Kerja Dalam
Materi, Penulisan Ilmiah Materi dan Penulisan Artikel Pendidikan Kependudukan X 20 Lomba Pidato
Penyerasian Pengendalian Penduduk sebesar Rp 808.761.000,-, Rincian lebih lanjut atas beaya tersebut
seperti terlampir pada Rencana Anggaran Beaya (RAB). Batam, 1 Nopember 2012 Sekretaris BKKBN
Perwakilan Provinsi Maluku Utara Drs. TAMRIN M. NUR NIP. 19590713 199003 1 001 1KERANGKA
ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) PEMBINAAN KESERTAAN BER-KB PROVINSI (3331.02) SATKER
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional UNIT ORGANISASI : Perwakilan BKKBN Provinsi
MALUKU UTARA SATKER : Perwakilan BKKBN Provinsi MALUKU UTARA PROGRAM : Program
Keluarga Berencana Provinsi SUB-OUTPUT : Kesertaan ber-KB. Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah
Pembinaan Kesertaan ber KB di Provinsi Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Orang dan Peserta KB
Volume : 140.280 1. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum 1) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 2) Undang-Undang nomor 17 Tahun
2007 tentang Penetapan Dokumen RPJMN 2005-2025 3) Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang
Pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; 4) SEB antara Menteri Negara Perencanaan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 - 2014. Rencana Strategis BKKBN tahun 2010-2014 telah
disusun dengan mengacu pada perencanaan program dan kegiatan strategis berbasis kinerja (PBK),
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) dan anggaran terpadu (Unified Budgeting). Disamping
itu penyusunan perencanaan program dan anggaran BKKBN telah menggunakan suatu instrumen yaitu
Balanced Score Card (BSC) dan hasil restrukturisasi. Berdasarkan pedoman penyusunan restrukturisasi
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Departemen Keuangan tahun 2009, BKKBN yang
termasuk kategori Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) hanya diperbolehkan mempunyai 1
(satu) program teknis. Sedangkan program generik berlaku sama dengan Kementrian/Lembaga lainnya.
Berdasarkan ketentuan tersebut BKKBN memmpunyai 1 program teknis yaitu Program Kependududukan
dan KB; dan 4 (empat) program generik yaitu: 1). Program pelatihan dan pengembangan BKKBN, 2).
Program dukungan manjemen dan tugas teknis lainnya BKKBN, 3). Program sarana prasarana aparatur
BKKBN, dan 4).Program Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BKKBN Masih belum
sinerginya antara kebijakan kuantitas, kualitas, dan mobilitas, baik secara vertikal maupun horizontal,
serta masih terdapatnya kebijakan pembangunan lainnya yang kurang mendukung kebijakan kuantitas
penduduk. Hal ini berdampak pada melambatnya pencapaian sasaran pembangunan kependudukan dan
pembangunan nasional pada beberapa tahun terakhir karena terjadi in-efisiensi dalam pembangunan.
Oleh karena penanganan masalah kependudukan melibatkan banyak sektor dan pemangku
kepentingan, maka para pemangku kepentingan tersebut harus dapat berbagi visi, satu tujuan, dan satu
tekad, menuju pembentukan SDM berkualitas dan berdaya saing. Untuk itu, harus ada upaya bersama
yang saling bersinergi (concerted efforts) antara semua pemangku kepentingan. Upaya tersebut
seharusnya dikoordinasikan oleh sebuah lembaga yang mempunyai tugas antara lain menyerasikan
SDM.