REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
1
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
MEMUTUSKAN:
2
KESATU : Melaksanakan Penyelenggaraan Pembangunan Kawasan
Perdesaan sebagaimana dirinci dalam Lampiran Keputusan ini.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juli 2016
DIREKTUR JENDERAL
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN,
TTD
3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
NOMOR : 14/DPKP/SK/07/2016
TANGGAL : 1 JULI 2016
TENTANG
BAB I
PENDAHULUAN
2
ketiga wajib mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia serta mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa. (3)
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa wajib diserahkan
pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.
1.2 Tujuan
Tujuan Keputusan Dirjen ini adalah memberikan pedoman operasional
bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Desa, dan masyarakat, dalam
menyelenggarakan pembangunan Kawasan Perdesaan.
1.3. Sasaran
Sasaran Keputusan Dirjen ini adalah terciptanya kesamaan pemahaman
bagi aparatur Pemerintah, Pemerintah Daerah, Desa, dan masyarakat, dalam
menyelenggarakan pembangunan Kawasan Perdesaan.
3
1.5 Prinsip Pembangunan Kawasan Perdesaan
Pembangunan kawasan Perdesaan dilaksanakan dengan prinsip :
a. partisipatif;
b. holistik dan komprehensif;
c. berkesinambungan;
d. keterpaduan;
e. keadilan;
f. keseimbangan;
g. transparansi; dan
h. akuntabilitas.
Penjelasan prinsip Pembangunan kawasan Perdesaan:
a) Yang dimaksud dengan “partisipatif” adalah penyelenggaraan
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang mengikutsertakan kelembagaan
Desa dan unsur masyarakat Desa;
b) Yang dimaksud dengan “holistik dan komprehensif” adalah
Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dengan memperhatikan
berbagai apsek kehidupan yaitu fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan;
dan dilaksanakan oleh berbagai komponen untuk mencapai tujuan
pembangunan kawasan;
c) Yang dimaksud dengan “berkesinambungan” adalah Pembangunan
Kawasan Perdesaan dilaksanakan secara kontinyu dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan agar hasil pembangunan dapat
memberikan manfaat jangka panjang secara berkesinambungan;
d) Yang dimaksud dengan “keterpaduan” adalah Pembangunan Kawasan
Perdesaan dari semua unsur yang berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung dalam pengelolaan kawasan perdesaan.
Keterpaduan antar sektor dan keterpaduan antar level pemerintahan.
e) Yang dimaksud dengan “keadilan” adalah Pembangunan Kawasan
Perdesaan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap unsur
pembangungan dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas
hidupnya;
f) Yang dimaksud dengan “keseimbangan” adalah Pembangunan Kawasan
Perdesaan dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian antara
pembangunan fisik, ekonomi, sosial, dan lingkungan; antara kepentingan
jangka pendek dan jangka panjang; dan antara kebijakan pusat, daerah,
dan kepentingan desa/masyarakat;
g) Yang dimaksud dengan “transparansi” adalah Pembangunan Kawasan
Perdesaan yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan Pembangunan Kawasan
Perdesaan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.
h) Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah Pembangunan Kawasan
Perdesaan dalam setiap pengambil keputusan harus bertanggung jawab
kepada publik sesuai dengan jenis keputusan, baik internal maupun
eksternal.
4
BAB II
KELEMBAGAAN
2.1 Pengantar
Untuk menjamin terlaksanaanya pembangunan Kawasan Perdesaan yang
efektif, dibutuhkan tim yang mengawal keseluruhan proses pembangunan
Kawasan Perdesaan, mulai dari pengusulan hingga pelaporan dan evaluasi. Bab
ini menjelaskan jenis tim, serta tugas dan fungsi Tim.
5
Pembentukan TKPKP kabupaten/kota ini sebelum dilakukan tahap pengusulan
kawasan.
Gambar 1
Keanggotaan Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP)
6
c. Memfasilitasi pelaksanaan pembangunan Kawasan Perdesaan di
kabupaten/kota. TKPKP Pusat berkoordinasi dengan TKPKP Provinsi dan
TKPKP Kabupaten/Kota untuk mendorong terjadinya sinergisme mulai
dari penyusunan rencana hingga monitoring, evaluasi dan pelaporan.
d. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Pembangunan Kawasan
Perdesaan secara nasional berdasarkan laporan TKPKP Provisni dan
kabupaten. Pelaporan TKPKP Kabupaten disampaikan kepada Menteri
Desa Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi dengan
tembusan TKPKP Provinsi.
7
TKPKP Kawasan memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. Melakukan usulan pembangunan kawasan perdesaan.
b. Menyusun rencana pembangunan kawasan perdesaan bersama-sama
dengan TKPKP Kabupaten/kota.
c. Melaksanakan Rencana pembangunan kawasan perdesaan dalam hal
ditunjuk oleh Bupati/TKPKP Kabupaten/Kota.
d. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pembangunan kawasan
perdesaan. Pelaporan dilakukan kepada TKPKP Kabupaten/Kota.
Tugas dan fungsi TKPKP dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
Gambar 2
Tugas dan Fungsi Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP)
8
BAB III
PENGUSULAN DAN PENETAPAN KAWASAN PERDESAAN
Pasal 124 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
mengatur bahwa Pembangunan kawasan perdesaan dilaksanakan di lokasi
yang telah ditetapkan oleh bupati/walikota. Selanjutnya, pasal 124 ayat (2)
menentukan bahwa penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan
dilaksanakan dengan urutan: (a) inventarisasi dan identifikasi, (b) usulan, (c)
penilaian usulan, (d) penetapan kawasan.
Gambar 3
Diagram Proses Pengusulan dan Penetapan Kawasan Perdesaan
9
Contoh tema Kawasan Perdesaan yang menonjolkan penanganan
masalah, misalnya:
a. Kawasan Perdesaan Tangguh Bencana Letusan Gunung Berapi
b. Kawasan Perdesaan Daerah Aliran Sungai
Gambar 4
Contoh Peta Delineasi Kawasan Perdesaan
11
Hal : Usulan Pembangunan Kawasan ………………
Lampiran : satu berkas
Yth.
Bapak Bupati ……….
Di …………………
……………., ……………….20…
Pihak-pihak yang mengusulkan dan menyepakati
1. Pihak Pengusul
Tembusan :
TKPKP Kabupaten/Kota
13
PROVINSI …………….
TENTANG
14
7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
MEMUTUSKAN
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat keputusan ini dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Belanja
dan Pendapatan Daerah (APBD) Kabupaten .......... dan Anggaran
Belanja dan Pendapatan Desa (APBDes).
Ditetapkan di ..................
Pada tanggal…………
BUPATI ………….,
AAAAAAAAAAAAAA
Lampiran:
1. Deskripsi kawasan
2. Delineasi kawasan
3. Surat berita acara penilaian kawasan yang ditandatangani oleh anggotan TPKPK
Kabupaten/Kota.
15
BAB IV
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN
16
Tabel 4.1 Kebutuhan Data dan Informasi
Wujud
Aspek Rincian data*) Tampilan
Data**)
Fisik Dasar lahan Luas dan Batas Wilayah Administrasi Peta, tabel
Kondisi iklim (terutama data mengenai curah hujan) Peta, tabel
Topografi Peta, tabel
a. Kemiringan Lereng
b. Ketinggian Lahan
c. Kecenderungan Bentuk Permukaan Lahan
Jenis Tanah Peta, tabel
Peta, tabel,
Penggunaan Lahan
grafik
Kebencanaan Peta
Kawasan dengan satwa dan ekosistem yang dilindungi Peta, tabel
Data keagrariaan: Peta, tabel
a. Status tanah
b. Rerata kepemilikan tanah
c. Rerata penguasaan lahan
Kependudukan dan Jumlah Penduduk Tabel, grafik
sosial budaya Jumlah Penduduk Miskin
Sebaran penduduk Peta, tabel
Komposisi Penduduk Grafik, tabel
a. Jenis kelamin
b. Struktur umur
c. Mata pencaharian
d. Tingkat pendidikan
Kondisi sosial budaya Tabel, narasi
a. Aktivitas sosial/budaya yang rutin dilakukan deskriptif,
b. Organisasi masyarakat foto
c. Kearifan lokal
d. Seni budaya pertunjukan
e. Seni kerajinan lokal
Ekonomi Kondisi ekonomi yang diidentifikasi disesuaikan dengan Peta, tabel,
komoditas unggulan yang akan dikembangkan. grafik, foto
Sarana dan Pendidikan Peta
Prasarana serta Kesehatan sebaran,
Pelayanan Pemerintahan tabel, foto
Sosial budaya
Ekonomi
Sarana produksi
Transportasi Tabel, foto
Energi Peta
Air Bersih jaringan,
Sanitasi tabel, grafik,
Irigasi foto
Informasi dan telekomunikasi
Kondisi infrastruktur
f. Perkembangan Desa tertinggal:… unit (nama desa:………………) Tabel
Desa (IPD) Desa berkembang: … unit (nama desa : …………)
Desa Mandiri : .... unit (nama desa:.................)
Keterangan :
*) Penekanan rincian data disesuaikan dengan masing-masing tema kawasan;
**) Peta diupayakan menggunakan skala 1:5000, atau sekurang-kurangnya 1:25000.
17
Peta ‘delineasi dan susunan fungsi kawasan’ perdesaan didasarkan atas
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRW), Rencana Tata Ruang
Desa, serta aspirasi masyarakat.
19
c. Analisis Klaster
Analisis klaster dimaksudkan untuk mengidentifikasi isu-isu strategis,
kebutuhan, dan komponen Pembangunan Kawasan yang akan berperan
dalam jaringan mata rantai sub sistem. Sub sistem klaster komoditas dari
sarana produksi, produksi, pengolahan, hingga pemasaran. klaster pendukung
terdiri atas sub sistem pendidikan, kesehatan, energi, infrastruktur,
transportasi, permodalan, dan lain-lain sesuai tema. Contoh fomat analisis
sebagaimana dalam Tabel 4.3 dan 4.4.
Analisis klaster dilakukan melalui FGD di tingkat kawasan dengan tahap
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh masing-masing
komponen pada masing-masing subsistem klaster;
b. Mengidentifikasi isu-isu strategis (permasalahan) yang dihadapi dan
kegiatan yang dibutuhkan pada masing-masing subsistem ;
c. Mengidentifikasi komponen yang akan melaksanakan kegiatan yang
dibutuhkan.
3 Pengolahan
4 Pemasaran
1 Pendidikan
3 Energi
20
Kegiatan/Program Isu strategis (permasalahan), kebutuhan,
Yang sudah komponen terkait
No Sub Sistem dilaksanakan Keterangan
Permasalahan
yang masih
Kebutuhan Komponen **)
Program/ Kegiatan*) Pelaksana*)
Komponen ditemukan
Kegiatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Infrastruktur/
4
Jalan
5 Transportasi
Permodalan/
6
Perbankan
7 Dst...
21
Gambar 6. Contoh Format Model Sinergisme
e. Kesepakatan Model
Model sinergisme harus disepakati oleh semua komponen
pelaksana yaitu Pemerintah (lintas sektor), BKAD, Desa dan masyarakat,
dan badan usaha. Kesepakatan dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh perwakilan masing-masing. Contoh format berita
acara kesepakatan disajikan dalam Gambar 7.
22
BERITA ACARA
KESEPAKATAN MODEL SINERGISME
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
……………
KABUPATEN ………….
Jam : .........................................................
Tempat : .........................................................
MENYEPAKATI
Model sinergisme, tujuan, sasaran, kegiatan, dan pelaksana kegiatan Pembangunan Kawasan
Perdesaan ......... sebagaimana tercantum dalam LAMPIRAN II.
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Pimpinan Sidang*,
…………………..
Gambar 7.
Format Berita Acara Kesepakatan Model Sinergisme Pembangunan Kawasan Perdesaan
23
Komponen dan kegiatan diturunkan dari hasil analisis klaster (kolom 6
dan 7 Tabel 4.3 dan Tabel 4.4). Indikator capaian masing-masing kegiatan
diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran klaster. Besaran volume
kegiatan, dana, sumber dana, dan capaian kegiatan diisi oleh masing-masing
komponen yang telah bersepakat untuk mendukung Pembangunan Kawasan.
Sesuai dengan pasal 124 ayat (3) sampai dengan ayat (9) PP 47 Tahun
2015 maka :
a. Bupati/walikota dapat mengusulkan program pembangunan kawasan
perdesaan di lokasi yang telah ditetapkannya kepada gubernur dan
kepada Pemerintah melalui gubernur.
b. Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dan pemerintah
daerah provinsi dibahas bersama pemerintah daerah kabupaten/kota
untuk ditetapkan sebagai program pembangunan kawasan perdesaan.
c. Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari Pemerintah
dicantumkan dalam RPJMN dan RKP.
d. Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari pemerintah
daerah provinsi dicantumkan dalam RPJMD provinsi dan RKPD provinsi.
e. Program pembangunan kawasan perdesaan yang berasal dari pemerintah
daerah kabupaten/kota dicantumkan dalam RPJMD kabupaten/kota dan
RKPD kabupaten/kota.
f. Bupati/walikota melakukan sosialisasi program pembangunan kawasan
perdesaan kepada Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan
masyarakat.
g. Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa di tugaskan
pelaksanaannya kepada Desa
24
25
4.6 Penyajian Rancangan RPKP
Hasil identifikasi data kondisi lokasi, delineasi dan susunan fungsi
kawasan, analisis klaster, dan lain-lain selanjutnya disajikan dalam Rancangan
RPKP. Sistematika penyajian rancangan RPKP adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Pembangunan Kawasan
1.3 Landasan Hukum
BAB II DESKRIPSI KONDISI KAWASAN PERDESAAN
2.1 Fisik Dasar
2.2 Sosial Budaya dan Kependudukan
2.3 Ekonomi
2.4 Sarana dan Prasarana
BAB III DELINEASI DAN SUSUNAN FUNGSI KAWASAN
3.1 Delineasi kawasan
3.2 Susunan Fungsi Kawasan
BAB IV KLASTER DAN SASARAN KLASTER
4.1 Klaster Komoditas
4.2 Klaster Pendukung
LAMPIRAN
1 Peta Delineasi Kawasan Perdesaan
2 Peta Delineasi dan Susunan Fungsi Kawasan Perdesaan
3 Peta Orientasi Lokasi
4 Surat Usulan Kawasan Perdesaan
5 Surat Penetapan TKPKP Kawasan
6 Surat Penetapan Kawasan Perdesaan
7 Berita Acara Kesepakatan Model dan Tujuan Bersama Pembangunan
Kawasan
26
BAB V
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 85 ayat (1)
mengatur bahwa Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melalui satuan kerja perangkat daerah, Pemerintah Desa,
dan/atau BUM Desa dengan mengikutsertakan masyarakat Desa; (2)
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan pihak
ketiga wajib mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia serta mengikutsertakan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa; (3)
Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa wajib diserahkan
pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.
27
5.3. Pendanaan
Sumber dana untuk pelaksanaan pembangunan Kawasan Perdesaan dapat
bersumber dari dana pemerintah maupun dana non-pemerintah.
1. Dana Pemerintah
Dana pemerintah meliputi:
a. Dana dari Pemerintah Desa, yaitu bagian dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDes);
b. Dana dari Pemerintah Kabupaten/Kota, yaitu bagian dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota atau Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) SKPD Kabupaten/Kota;
c. Dana dari Pemerintah Provinsi, yaitu bagian dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Provinsi atau Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
SKPD Provinsi
d. Dana dari Pemerintah Pusat, yaitu bagian dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Kementerian/Lembaga.
2. Dana Non-Pemerintah
Dana non-pemerintah dapat berupa dana swadaya masyarakat, swasta, maupun
pihak lainnya. Dana dapat dari dalam negeri maupun luar negeri yang dalam
pelaksanaannya sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan pembangunan
Kawasan Perdesaan dengan dana non-pemerintah dilakukan melalui koordinasi
antara pihak pemberi dana dan TKPKP, baik TKPKP Kabupaten/Kota, TKPKP
Provinsi, atau TKPKP Pusat tergantung kesepakatan dengan pihak pemberi dana.
28
BAB VI
PELAKSANAAN MONITORING,
EVALUASI, DAN PELAPORAN
29
6.5 Monevlap Oleh TKPKP Provinsi
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan oleh TKPKP Provinsi mencakup aspek
capaian sasaran klaster, capaian indikator pengembangan kawasan, masalah
yang dihadapi, dan solusi untuk mengatasi masalah. Laporan ditujukan kepada
TKPKP Provinsi Pusat dengan tembusan TKPKP Kabupaten. Monevlap
menggunakan data yang bersumber dari laporan masing-masing TKPKP
Kabupaten yang diverifikasi. Skala laporan meliputi sejumlah kawasan dalam
satu provinsi.
30
Aspek yang
Pelaksana
dimonitor, Skala
No Monitoring Sumber data Tujuan laporan Tembusan
evaluasi, dan Laporan
dan Evaluasi
dilaporkan
Capaian dalam satu
indikator provinsi
pengembangan
kawasan
Masalah yang
dihadapi
Solusi untuk
atasi masalah
6 TKPKP Pusat Capaian TKPKP Menteri TKPKP Sejumlah
sasaran klaster Kabupaten Kabupaten kawasan
Capaian TKPKP TKPKP Provinsi di seluruh
indikator Provinsi Dirjen PKP Indonesia
pengembangan
kawasan
Masalah yang
dihadapi
Solusi untuk
atasi masalah
*) Bersifat suplai data
31
Tabel 6.4. Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Capaian Indikator
Kawasan
Kawasan …………. Kabupaten……………..
1 Layanan
2 Pengembangan
Ekonomi
3 Pemberdayaan
32