Anda di halaman 1dari 46

IDENTIFIKASI SARANA DAN PRASARANA KEBUTUHAN

INFRASTRUKTUR WILAYAH PERBATASAN


KECAMATAN MANTUP KABUPATEN LAMONGAN

DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN CIPTA KARYA


PROVINSI JAWA TIMUR
2018
OUTLINE
PENDAHULUAN

TINJAUAN KEBIJAKAN

GAMBARAN UMUM

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

RENCANA KERJA, ORGANISASI DAN SISTEM PELAPORAN


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada beberapa wilayah perbatasan, pengembangan potensi pendukung kerjasama
pembangunan belum teridentifikasi secara jelas dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Timur, dan belum dilaksanakan secara optimal. Sehingga
hasilnya terhadap kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan tersebut belum
terlihat optimal

Mengingat pentingnya sebuah perencanaan pengembangan suatu wilayah perbatasan, maka


perlu dipertimbangkan 4 (empat) hal sebagai berikut:
1. Kondisi sekarang, berkaitan dengan bagaimana posisi dan faktor-faktor internal apa yang
mempengaruhi perkembangan, serta kondisi, potensi, peluang dan kendala yang dihadapi.
2. Arahan pengembangan, menyangkut apa yang merupakan sasaran dan tujuan yang
dirumuskan bukan hanya menggambarkan dengan keinginan yang dicapai ke depan, tetapi
juga harus sesuai dengan visi, misi, dan kondisi aktual yang dihadapi.
3. Bagaimana mencapai tujuan, merupakan rangkaian pilihan mengenai langkah-langkah
yang akan ditempuh meliputi kebijakan, program dan kegiatan termasuk penyediaan
berbagai sumber daya yang diperlukan.
4. Sejauh mana kemajuan yang telah dicapai merupakan perkembangan kinerja yang harus
dinilai dari waktu ke waktu, yaitu mengetahui dengan jelas keberhasilan dan kegagalan yang
dialami, serta melakukan penilaian secara obyektif faktor-faktor yang menyebabkannya.
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN
Tersusunnya kebutuhan program pengembangan infrastruktur bidang permukiman pada wilayah
perbatasan Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan dalam skala prioritas sampai dengan 2020.

SASARAN
1 Inventarisasi potensi dan permasalahan di wilayah perbatasan

Menghimpun data dan informasi tingkat capaian pelayanan infrastruktur bidang permukiman
2 pada wilayah perbatasan dengan melihat perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir sebagai dasar penyusunan program perencanaan pengembangan bidang
permukiman di wilayah perbatasan.

Inventarisasi data potensi dan masalah infrastruktur permukiman wilayah perbatasan yang
3
dapat dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan pengembangan wilayah perbatasan.
Mengidentifikasi kebutuhan program pembangunan infrastruktur bidang permukiman
4 pada wilayah perbatasan dalam skala prioritas tahun 2020.

Menyusun dan merencanakan proyeksi program pembangunan infrastruktur bidang


5 permukiman untuk merencanakan pengembangan wilayah perbatasan dengan skala
prioritas sampai tahun 2020.
LINGKUP PEKERJAAN
a. Melakukan kajian kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah perbatasan
b. Melakukan penetapan delineasi kawasan permukiman di wilayah perbatasan
c. Melakukan pemutakhiran kondisi eksisting
d. Melakukan identifikasi kondisi Infrastruktur kawasan permukiman
e. Melakukan analisis kebutuhan penanganan kawasan permukiman
f. Melakukan analisis kebutuhan infrastruktur berbasis pemenuhan kelayakan standar
pelayanan minimal
g. Melakukan identifikasi kebutuhan infrastruktur berdasarkan baseline kondisi eksisting
dan capaian layanan eksisting
h. Melakukan analisis kebutuhan infrastruktur dalam mendukung konsep pola
pembangunan dan pengembangan kawasan, dengan mempertimbangkan potensi
dan karakteristik kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya
i. Melakukan pemetaan kondisi eksisting dan indikasi kebutuhan infrastruktur ke dalam
bentuk peta skala 1 : 5.000
j. Menyusun Indikasi kebutuhan program/kegiatan pembangunan infrastruktur
kawasan permukiman wilayah perbatasan sampai dengan tahun 2020
k. Mengidentifikasi kebutuhan kelembagaan pengelolaan infrastruktur
OUTPUT

1. Dokumen Identifikasi Sarana dan Prasarana Kebutuhan Infrastruktur Wilayah


Perbatasan yang berisikan:
a. Data dan informasi tentang kondisi eksisting, permasalahan, potensi dan
pola penanganan kawasan permukiman pada kawasan lokasi kegiatan.
b. Data dan informasi kondisi eksisting, permasalahan, potensi dan
identifikasi kebutuhan infrastruktur penanganan permukiman pada kawasan
lokasi kegiatan.

2. Indikasi kebutuhan program/kegiatan pembangunan infrastruktur dalam upaya


penanganan kawasan permukiman di wilayah perbatasan sampai dengan Tahun
2020, serta Program peningkatan kondisi perekonomian pada kawasan perbatasan
terpilih.
TINJAUAN KEBIJAKAN
UNDANG-UNDANG 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
Matriks Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang

N SUB URUSAN DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA


O
1 Sumber Daya a. Pengelolaan SDA dan bangunan a. Pengelolaan SDA dan bangunan pengaman
Air (SDA) pengaman pantai pada wilayah pantai pada wilayah sungai dalam 1 (satu)
Matriks Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang sungai lintas Daerah Daerah kabupaten/kota.
kabupaten/kota. b. Pengembangan dan pengelolaan sistem
Perumahan Dan Kawasan Permukiman b. Pengembangan dan pengelolaan irigasi primer dan sekunder pada daerah
sistem irigasi primer dan sekunder irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha
NO SUB DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA pada daerah irigasi yang luasnya- dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
URUSAN 3000 ha, dan daerah irigasi lintas
1 Perumahan a. Penyediaan a. Penyediaan dan Daerah kabupaten/kota.
dan rehabilitasi rehabilitasi rumah 2 Air Minum Pengelolaan dan pengembangan SPAM Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas
rumah korban korban bencana lintas Daerah kabupaten/kota. Daerah kabupaten/kota.
bencana kabupaten/kota. 3 Persampahan Pengembangan sistem dan pengelolaan Pengembangan sistem dan pengelolaan
provinsi. b. Fasilitasi penyediaan persampahan regional. persampahan
b. Fasilitasi rumah bagi masyarakat dalam Daerah kabupaten/kota.
penyediaan yang terkena 4 Air Limbah Pengelolaan dan Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah
rumah bagi relokasiNprogram pengembangan sistem air limbah domestik dalam Daerah kabupaten/kota.
masyarakat Pemerintah Daerah domestik regional.
yang terkena kabupaten/kota. 5 Drainase Pengelolaan dan pengembangan sistem Pengelolaan dan pengembangan sistem
relokasi c. Penerbitan izin drainase yang terhubung langsung drainase yang terhubung langsung dengan sungai
program pembangunan dan dengan sungai lintas Daerah dalam Daerah kabupaten/kota.
Pemerintah pengembangan kabupaten/kota.
Daerah perumahan. 6 Permukiman Penyelenggaraan infrastruktur Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di
provinsi. d. Penerbitan sertifikat pada permukiman di kawasan Daerah kabupaten/kota.
kepemilikan bangunan strategis Daerah provinsi.
gedung (SKBG). 7 Bangunan a. Penetapan bangunan gedung Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah
2 Kawasan Penataan dan a. Penerbitan izin Gedung untuk kepentingan strategis Daerah
Permukiman peningkatan pembangunan dan Daerah provinsi. kabupaten/kota, termasuk pemberian izin
kualitas kawasan pengembangan b. Penyelenggaraan bangunan mendirikan
permukiman kumuh kawasan permukiman. gedung untuk kepentingan bangunan (IMB) dan sertifikat laik fungsi bangunan
dengan b. Penataan dan strategis Daerah provinsi. gedung.
luas 10 (sepuluh) ha peningkatan kualitas 8 Penataan Penyelenggaraan penataan bangunan Penyelenggaraan penataan bangunan dan
sampai kawasan permukiman Bangunan dan dan lingkungan di kawasan strategis lingkungannya di Daerah kabupaten/kota.
dengan di bawah 15 kumuh dengan luas Lingkungannya Daerah provinsi dan penataan bangunan
(lima dibawah 10 (sepuluh) dan lingkungannya lintas Daerah
belas) ha. ha. Kabupaten/Kota
3 Perumahan   Pencegahan perumahan dan 9 Jalan Penyelenggaraan jalan provinsi. Penyelenggaraan jalan kabupaten/kota.
dan kawasan permukiman 10 Jasa Kontruksi a. Penyelenggaraan pelatihan a. Penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil
Kawasan kumuh pada Daerah tenaga ahli konstruksi. konstruksi.
Permukiman kabupaten/kota. b. Penyelenggaraan sistem informasi
b. Penyelenggaraan sistem informasi jasa
Kumuh jasa konstruksi cakupan Daerah konstruksi cakupan Daerah kabupaten/kota.
4 Prasarana, Penyelenggaraan PSU Penyelenggaraan PSU provinsi. c. Penerbitan izin usaha jasa konstruksi
Sarana, dan permukiman. perumahan. nasional (non kecil dan kecil).
Utilitas Umum d. Pengawasan tertib usaha, tertib
(PSU) penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan
jasa konstruksi.
11 Penataan Penyelenggaraan penataan ruang Daerah Penyelenggaraan penataan ruang Daerah
Ruang provinsi. kabupaten/kota.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA DAERAH
NO POIN KETENTUAN
1 Prinsip Kerja sama daerah dilakukan dengan prinsip:
Kerjasama a. efisiensi;
Daerah b. efektivitas;
c. sinergi;
d. saling menguntungkan;
e. kesepakatan bersama;
f. itikad baik;
g. mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
h. persamaan kedudukan;
i. transparansi;
j. keadilan; dan
k. kepastian hukum.
2 Subjek Kerja Para pihak yang menjadi subjek kerja sama dalam kerja sama daerah meliputi:
Sama a.gubernur;
b.bupati;
c.wali kota; dan
d.pihak ketiga.
3 Objek Kerja Objek kerja sama daerah adalah seluruh urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah
Sama otonom dan dapat berupa penyediaan pelayanan public.
4 Tata Cara a.Kepala daerah atau salah satu pihak dapat
Kerjasama memprakarsai atau menawarkan rencana kerja sama kepada kepala daerah yang lain dan pihak ketiga mengenai objek
Daerah tertentu.
b.Apabila para pihak menerima, rencana kerja sama tersebut dapat ditingkatkan dengan membuat kesepakatan bersama
dan menyiapkan rancangan perjanjian kerja sama yang paling sedikit memuat:
1.subjek kerja sama;
2.objek kerja sama;
3.ruang lingkup kerja sama;
4.hak dan kewajiban para pihak;
5.jangka waktu kerja sama;
6.pengakhiran kerja sama;
7.keadaan memaksa; dan
8.penyelesaian perselisihan.
c.Kepala daerah dalam menyiapkan rancangan perjanjian kerja sama melibatkan perangkat daerah terkait dan dapat
meminta pendapat dan saran dari para pakar, perangkat daerah provinsi, Menteri dan
Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait.
d.Kepala daerah dapat menerbitkan Surat Kuasa untuk penyelesaian rancangan bentuk kerja sama.
e.Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis diatur dengan Peraturan Menteri.
PERMENDAGRI No. 22 TAHUN 2009 tentang PETUNJUK TEKNIS TATA CARA KERJA SAMA DAERAH
NO POIN KETENTUAN
1   Tata cara kerja sama antar daerah meliputi :
a. Tata cara kerja sama antar daerah
b. Tata cara kerja sama daerah dengan pihak ketiga
2 Tahapan a. Persiapan;
b. Penawaran;
c. Penyiapan kesepakatan;
d. Penandatanganan kesepakatan;
e. Penyiapan perjanjian;
f. Penandatanganan perjanjian; dan
g. Pelaksanaan
3 Tim Koordinasi Kerja 1. Gubernur membentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) untuk menyiapkan kerja
Sama Daerah sama daerah
Provinsi 2. TKKSD mempunyai tugas :
a. Melakukan inventarisasi dan pemetaan bidang/potensi daerah yang akan dikerjasamakan
b. Menyusun prioritas objek yang akan dikerjasamakan
c. Memberikan saran terhadap proses pemilihan daerah dan pihak ketiga
d. Menyiapkan kerangka acuan/proposal objek kerja sama daerah
e. Membuat dan menilai proposal dan studi kelayakan
f. Menyiapkan materi kesepakatan bersama dan rancangan perjanjian kerja sama
g. Memberikan rekomendasi kepada gubernur untuk penandatanganan kesepakatan bersama
dan perjanjian kerja sama
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerjasama daerah
kabupaten/kota

4 Tim Koordinasi Kerja 1. Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) untuk menyiapkan
Sama Daerah kerja sama daerah
Kabupaten 2. TKKSD mempunyai tugas :
a. Melakukan inventarisasi dan pemetaan bidang/potensi daerah yang akan dikerjasamakan
b. Menyusun prioritas objek yang akan dikerjasamakan
c. Memberikan saran terhadap proses pemilihan daerah dan pihak ketiga
d. Menyiapkan kerangka acuan/proposal objek kerja sama daerah
e. Membuat dan menilai proposal dan studi kelayakan
f. Menyiapkan materi kesepakatan bersama dan rancangan perjanjian kerja sama
g. Memberikan rekomendasi kepada bupati,walikota untuk penandatanganan kesepakatan
bersama dan perjanjian kerja sama
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
TAHUN 2018

Kegiatan-kegiatan pembangunan Desa yang dapat dibiayai Dana Desa adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan, pembangunan,
pengembangan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana lingkungan
pemukiman, antara lain:
• pembangunan dan/atau perbaikan
rumah sehat untuk fakir miskin; 2.Pengadaan, pembangunan,
• penerangan lingkungan pemukiman; pengembangan dan pemeliharaan
• pedestrian; sarana prasarana transportasi, antara
• drainase; lain:
• selokan; • tambatan perahu;
• tempat pembuangan sampah; • jalan pemukiman;
• gerobak sampah; • jalan poros Desa;
• kendaraan pengangkut sampah; • jalan Desa antara permukiman ke
• mesin pengolah sampah; dan wilayah pertanian;
• sarana prasarana lingkungan • jalan Desa antara permukiman ke
pemukiman lainnya yang sesuai lokasi wisata;
dengan kewenangan Desa dan • jembatan Desa;
diputuskan dalam musyawarah Desa. • gorong-gorong;
• terminal Desa; dan
• sarana prasarana transportasi lainnya
yang sesuai dengan kewenangan
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018

Kegiatan-kegiatan pembangunan Desa yang dapat dibiayai Dana Desa adalah sebagai berikut:

3. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan 4.Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan


pemeliharaan sarana dan prasarana Desa Wisata, pemeliharaan sarana prasarana untuk pelestarian
antara lain: lingkungan hidup antara lain:
• pondok wisata; • pembuatan terasering;
• panggung hiburan; • kolam untuk mata air;
• kios cenderamata; • plesengan sungai;
• kios warung makan; • pencegahan abrasi pantai; dan
• wahana permainan anak; • sarana prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup
• wahana permainan outbound; lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan
• taman rekreasi; diputuskan dalam musyawarah Desa.
• tempat penjualan tiket; 5. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
• rumah penginapan; pemeliharaan sarana prasarana untuk
• angkutan wisata; dan penanggulangan bencana alam dan/atau kejadian luar
• sarana dan prasarana Desa Wisata lainnya yang biasa lainnya yang meliputi:
sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan • pembangunan jalan evakuasi dalam bencana gunung
dalam musyawarah Desa. berapi;
• pembangunan gedung pengungsian;
• pembersihan lingkungan perumahan yang terkena
bencana alam;
• rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan
yang terkena bencana alam; dan
• sarana prasarana untuk penanggulangan bencana
yang lainnya sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
RTRW PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012-2032

Kabupaten Lamongan
merupakan bagian dari
Wilayah Pengembangan (WP)
Germakertosusila. WP
Germakertosusila memiliki
fungsi pertanian tanaman
pangan, perkebunan,
hortikultura, kehutanan,
perikanan, peternakan,
pertambangan,
perdagangan, jasa,
pendidikan, kesehatan,
pariwisata, transportasi,
dan industri

Struktur pusat permukiman perkotaan Lamongan di bagi dalam sub Cluster Lamongan
Utara dan Lamongan Tengah. Lamongan Utara akan berpusat di perkotaan baru yang
diarahkan di wilayah Paciran. Sedangkan pusat permukiman perkotaan di Sub Cluster
Lamongan Tengah diarahkan di Perkotaan Lamongan
Dalam mendukung perkembangan wilayah Jawa Timur Kabupaten Lamongan memiliki peranan
cukup penting yaitu dengan adanya rencana jalan antara lain:
• Jalan nasional sebagai jalan arteri primer Surabaya – Lamongan – Widang – Tuban –Bulu
(Batas Jateng).
• Jalan provinsi sebagai jalan kolektor primer: Mojokerto – Gedek – Lamongan
RTRW PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012-2032
Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari
sudut kepentingan ekonomi di Jawa Timur
yaitu:
• Kawasan Gerbangkertosusila (Gresik,
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,
Sidoarjo, Lamongan)
• Kawasan pengembangan ekonomi
unggulan yang didukung oleh
infrastruktur pelabuhan utama (regional
– internasional) adalah Lamongan
Integrated Shorebase (LIS) dan
sekitarnya di Kabupaten Lamongan,
Pelabuhan Tanjung Bulupandan dan
sekitarnya di Kabupaten Bangkalan,
Pelabuhan Sendang Biru dan
sekitarnya di Kabupaten Malang,
Pelabuhan Teluk Lamong dan
sekitarnya di Kabupaten Gresik dan
Kota Surabaya.
• Kawasan Agroindustri Gresik dan
Lamongan (Gelang) Utara meliputi
Kabupaten Gresik dan Kabupaten
Lamongan (industri pengolahan ikan
laut).
• Kawasan Perbatasan
antarkabupaten/kota meliputi
Gerbangkertosusila dan segitiga emas
pertumbuhan Tuban–Lamongan-
Bojonegoro
RTRW KABUPATEN LAMONGAN
RENCANA STRUKTUR RUANG

Kecamatan Mantup
termasuk dalam struktur
ruang PPK (Pusat
Pelayanan Kawasan)

Kecamatan Mantup
termasuk dalam struktur
ruang WP V Ngimbang

Fungsi dan peran WP :


1. Pusat pemerintahan skala
kecamatan/lokal
2. Pusat kegiatan pertanian
3. Pusat pengembangan
agropolitan
4. Pengembangan kegiatan industri
(kerajinan rakyat, industri
pengolahan hasil pertanian)
RENCANA STRUKTUR RUANG
  Rencana Jaringan Jalan
Rencana pengembangan jaringan jalan di
Kecamatan Mantup:
• Jalan arteri primer dengan status jalan
provinsi di Jl. Raya Mantup
• Jalan lokal primer, meliputi ruas: Kec.Mantup
– Kec. Kembangbahu – Kec. Sugio – Kec.
Kedungpring
Kec. Mantup – Kec. Sambeng – Kec.
Ngimbang
Kec. Tikung – Kec. Mantup – Kab. Gresik
KERJASAMA SPAM REGIONAL MOJOLAMONG

• Pengembangan SPAM Regional MOJOLAMONG yang meliputi pelayanan untuk


Kabupaten Mojokerto yang terdiri dari Kecamatan Gedeg, Kecamatan Jetis,
Kecamatan Dawarblandong dan Kecamatan Kemlagi, sedangkan Kabupaten
Lamongan meliputi Kecamatan Mantup, Kecamatan Kembangbahu, dan Kecamatan
Tikung
• Pemanfaatan SPAM di Kawasan Regional MOJOLAMONG dengan memanfaatkan
sumber air baku Sungai Brantas Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto
• Saat ini, Instalasi Pengolahan Air (IPA) Regional memiliki kapasitas sebesar 50
liter/detik. Rencananya kapasitas unit produksi dan sarana penunjang lainnya akan
ditambah secara bertahap sebesar 250 liter/detik.
• Jaringan Distribusi Utama (JDU) dari Kecamatan Mantup (Desa Mantup) Kabupaten
Lamongan sampai Desa Puter Kabupaten Lamongan.
GAMBARAN
UMUM WILAYAH
ORIENTASI WILAYAH

BATAS ADMINISTRASI KEC MANTUP :


◆ Batas sebelah Utara : Kecamatan Kembangbahu
◆ Batas sebelah Timur : Kabupaten Gresik
◆ Batas sebelah Selatan : Kabupaten Mojokerto
◆ Batas sebelah Barat : Kecamatan Sambeng
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH PENDUDUK DAN LUAS WILAYAH No. Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk
(jiwa)
1 Sumberdadi 3,980
2 Kedungbembem 1,802
3 Kedungsoko 3,196
4 Sidomulyo 1,949
5 Sukosari 2,499
6 Mojosari 2,420
7 Rumpuk 1,921
8 Plabuhanrejo 2,608
9 Sumberkerep 2,486
10 Sumberagung 1,859
11 Mantup 6,676
12 Tugu 2,004
13 Sumberbendo 1,826
14 Tanggunjagir 4,709
15 Sukobendo 6,193
Jumlah 46.128

LUAS WILAYAH ADMINISTRASI


No. Desa/Kelurahan Luas (Km2)
1 Sumberdadi 5.45
2 Kedungbembem 4.99
3 Kedungsoko 6.89
4 Sidomulyo 3.11
5 Sukosari 3.91
6 Mojosari 3.96
7 Rumpuk 2.59
8 Plabuhanrejo 3.98
9 Sumberkerep 3.45
10 Sumberagung 2.87
11 Mantup 15.15
12 Tugu 4.63
13 Sumberbendo 5.35
14 Tanggunjagir 14.43
15 Sukobendo 12.43
Jumlah 93,10
Kawasan Perbatasan Kecamatan Mantup

Berbatasan dengan
Kecamatan
Kembangbahu

Berbatasan dengan
Kabupaten Gresik

Berbatasan dengan
Kecamatan
Sambeng

Berbatasan dengan
Kabupaten
Mojokerto
FASILITAS UMUM KECAMATAN MANTUP
 Pendidikan
No. Desa/Kelurahan TK RA SD MI SMP MTS SMA MA SMK
1 Sumberdadi 0 0 1 0 0 0 0 0 0
2 Kedungbembem 0 0 1 0 0 0 0 0 0
3 Kedungsoko 0 0 2 0 1 0 0 0 0
4 Sidomulyo 0 0 1 0 0 0 0 0 0
5 Sukosari 0 0 1 0 0 0 0 0 0
6 Mojosari 0 0 1 0 0 0 0 0 0
7 Rumpuk 0 0 1 0 0 0 0 0 0
8 Plabuhanrejo 0 0 1 0 0 0 0 0 0
9 Sumberkerep 0 0 1 0 0 0 0 0 0
10 Sumberagung 0 0 1 0 0 0 0 0 0
11 Mantup 0 0 2 0 1 0 0 0 0
12 Tugu 0 0 1 0 0 0 1 0 0
13 Sumberbendo 0 0 1 0 0 0 0 0 0
14 Tanggunjagir 0 0 3 0 0 0 0 0 0
15 Sukobendo 0 0 2 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 20 0 2 0 1 0 0
Sumber: Kecamatan Mantup dalam Angka, 2017

 Kesehatan
Tempat Tempat
Desa/ RS Balai Puskesmas
No. RSU Puskesmas Praktek Praktek Posyandu Polindes Apotek
Kelurahan Bersalin Pengobatan Pembantu
Dokter Bidan
1 Sumberdadi 0 0 1 0 1 2 2 7 1 1
2 Kedung bembem 0 0 0 0 0 0 1 5 1 0
3 Kedungsoko 0 0 0 0 0 0 1 5 1 0
4 Sidomulyo 0 0 0 0 0 0 1 4 1 0
5 Sukosari 0 0 0 0 0 0 1 5 1 0
6 Mojosari 0 0 0 0 0 0 1 4 1 0
7 Rumpuk 0 0 0 0 0 0 1 3 1 0
8 Plabuhanrejo 0 0 0 0 0 0 1 4 1 0
9 Sumberkerep 0 0 0 0 1 0 1 4 1 0
10 Sumberagung 0 0 0 0 0 0 1 3 1 0
11 Mantup 0 0 0 1 0 2 4 9 1 2
12 Tugu 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0
13 Sumberbendo 0 0 0 0 0 0 1 4 1 0
14 Tanggunjagir 0 0 0 0 0 0 1 6 1 0
15 Sukobendo 0 0 0 0 1 0 1 6 1 1
Jumlah 0 0 1 1 3 4 19 71 15 4
Sumber: Kecamatan Mantup dalam Angka, 2017
FASILITAS UMUM KECAMATAN MANTUP

 Peribadatan
No.
Desa/Kelurahan Masjid Mushola Gereja Pura Wihara
1 Sumberdadi 8 12 0 0 0
2 Kedungbembem 5 4 0 0 0
3 Kedungsoko 5 12 0 0 0
4 Sidomulyo 6 7 0 0 0
5 Sukosari 5 12 0 0 0
6 Mojosari 4 7 0 0 0
7 Rumpuk 4 11 0 0 0
8 Plabuhanrejo 6 6 0 0 0
9 Sumberkerep 6 2 0 0 0
10 Sumberagung 4 4 0 0 0
11 Mantup 8 25 0 0 0
12 Tugu 3 3 0 0 0
13 Sumberbendo 4 5 0 0 0
14 Tanggunjagir 6 18 0 0 0
15 Sukobendo 4 36 0 0 0
Jumlah 78 164 0 0 0
Sumber: Kecamatan Mantup dalam Angka, 2017
 Persampahan
Sistem pengelolaan persampahan di
Kecamatan Mantup belum mendapatkan
fasilitas pengangkutan dari Pemerintah
Kabupaten Lamongan. Pembuangan
sampah masih dilakukan secara
individual dengan membuang sampah di
pekarangan masing-masing dengan cara
menimbun atau dibakar.

 Kondisi Jalan

Kondisi jalan poros Kabupaten Mojokerto


baik
SARANA DAN PRASARANA KECAMATAN MANTUP

Kondisi jalan poros desa rusak


SARANA DAN PRASARANA KECAMATAN MANTUP

 Sanitasi
Kondisi limbah cair rumah
 Drainase tangga/limbah domestik di
Kecamatan Mantup, sebagian
Sistem drainase di Kecamatan sudah melalui proses
Mantup masih alami dan pengolahan (menggunakan
langsung mengalir menuju tangki septik), ada pula yang
sungai. langsung diresapkan ke dalam
tanah.
Sumber: SSK Kabupaten LamonganTahun
2015
HASIL SURVEY AWAL

4
ISU DAN PERMASALAHAN

1. Hampir di seluruh wilayah


Kecamatan Mantup kondisi jalan
2 porosnya rusak (akibat aktivitas
pertanian-perkebunan)
2. Pengelolaan sampah di Kec.
4
3 4 4 1 Mantup masih kurang memadai
3. Pusat ekonomi berada di Jl.
2 Raya Mantup
4. Sumber air bersih di Kec.
1
4 Mantup terlayani oleh Hippam
2
5. Terdapat rencana
6
pengembangan SPAM Regional
Mojokerto – Lamongan (di Kec.
5 Mantup)
6. Terdapat industri/pemasaran
hasil pertanian
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
PENDEKATAN STUDI

RPJMN
Strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas

Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup
gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif (100-0-100 pada tahun 2019)

SPM
•Pelayanan minimal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat pada bidang
perumahan dan permukiman, yaitu sektor perumahan, air bersih,
drainase, persampahan, sanitasi, jalan lingkungan dan pasar

RSTLH
•Kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) yang
dipadukan dengan pembuatan Sarana dan Prasarana Lingkungan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang dapat diakses secara umum

•Dalam Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Timur, kawasan perbatasan yang

PERBATASAN memiliki nilai strategis merupakan bagian dari kawasan strategis provinsi dalam
lingkup ekonomi
METODE PELAKSANAAN
Kerangka Identifikasi Sarana
KAWASAN PERBATASAN
Prasarana Infrastruktur Wilayah Lokasi Perbatasan Prioritas KECAMATAN MANTUP
Perbatasan KABUPATEN LAMONGAN
 Lokasi Strategis
 Berpotensi
KEBIJAKAN DAN PROGRAM  Bermasalah
PEMBANGUNAN
TIPOLOGI KAWASAN PERBATASAN
• Action Plan
• RTRW Kabupaten Lamongan KONDISI EKSISTING • Kawasan pusat pertumbuhan yang
• RDTRK Kecamatan Mantup KAWASAN PERBATASAN perlu dukungan program
• Kegiatan dan Rencana • Kawasan tertinggal yang perlu
Pengembangan Sarana Prasarana ditingkatkan pelayanannya
• Program Kerjasama Antar Daerah POTENSI DAN MASALAH

Strategi Pengembangan Sarana


Target/Kebutuhan Pelayanan
Prasarana Permukiman

Identifikasi Kebutuhan Sarana dan Program Pengembangan Sarana dan


Prasarana Permukiman Prasarana Permukiman

33
ANALISIS DAN PERHITUNGAN

Prediksi Perkembangan Permukiman Perkiraan Kebutuhan Layanan

Jumlah penduduk dan


prediksinya
Kependudukan
Faktor-faktor yang
Faktor-faktor yang dipertimbangkan
dipertimbangkan Ketersediaan lahan
Sosial Ekonomi

Kecenderungan
perkembangan

Prediksi terhadap
perkembangan kegiatan yang
mempengaruhi tingkat
kebutuhan lahan

34
ANALISIS DAN PERHITUNGAN

Penyusunan Rencana Tindak dan


Perumusan Indikasi Program Rencana Investasi

Perbaikan Lingkungan Prioritas dari masing-masing


Perumahan dan Penyediaan kebutuhan/kegiatan
Perumahan
Output yang diharapkan
Faktor-faktor yang
adalah prioritas dan indikasi Air Bersih
dipertimbangkan Target pencapaian baik kuantitas
program pembangunan yang
(volume) maupun waktu
meliputi sektor: Drainase

Sanitasi
Tahapan yang disusun
Persampahan

Keterkaitan antar sub


Jalan Lingkungan
sektor/bidang yang
dikembangkan

35
ANALISIS DAN PERHITUNGAN
Penentuan Prioritas Lokasi dan Pengembangan Kawasan Perbatasan

1. Melakukan kajian Kebijakan Pembangunan Bilateral dan Regional yang berkaitan dengan studi
perbatasan
2. Isu permasalahan pada wilayah perbatasan
• Konflik penggunaan lahan.
• Konflik pemanfaatan sumber daya alam.
• Permasalahan terkait sarana prasarana permukiman.
3. Identifikasi potensi sarana prasarana bidang permukiman pada wilayah perbatasan
• Perumahan dan jalan lingkungan
• Air bersih
• Sanitasi
• Persampahan
• Drainase
4. Tingkat perkembangan wilayah perbatasan
• Keberadaan pusat pertumbuhan skala regional.
• Tingkat perkembangan lahan.
• Kemampuan eksport (supply).
5. Identifikasi level interaksi wilayah
• Status jaringan jalan penghubung.
• Hierarki jalan penghubung.
• Keberadaan angkutan umum antar wilayah.
• Tingkat pergerakan masyarakat (LHR)
6. Menentukan klasifikasi wilayah berdasarkan analisa potensi di atas dengan melakukan klasifikasi
jumlah kelas berdasarkan metode perhitungan Model Strugess
STANDAR DAN PENDEKATAN

• Sumber Air Baku


Analisis Kebutuhan Sarpras Air • Pola Pemakaian Air
Bersih • Cakupan Pelayana
• Sarana dan Prasarana Air Bersih

• Debit air limpasan


Analisis Kebutuhan Sarpras • Debit air buangan rumah tangga
Drainase • Debit air maksimum saluran

• Penyakit yang diderita masyarakat kawasan tersebut, yang berkaitan dengan


Analisis Kebutuhan Sarpras pembuangan air limbah
Sanitasi • Kawasan dengan kepadatan tinggi dan tidak memiliki sarana pembuangan air
limbah yang higienis

37
STANDAR DAN PENDEKATAN

• Jumlah keluarga dan jumlah bangunan rumah


Analisis Kebutuhan Sarpras Penyehatan • Kondisi bangunan rumah
Lingkungan Permukiman (PLP) • Jumlah backlog
• Kondisi jalan lingkungan

• Area pelayanan
• Timbulan Sampah
Analisis Kebutuhan Sarpras Persampahan • Pengangkutan
• Pengelolaan

• Pemilihan dan pengurutan prioritas dari proyek konstruksi dan rehabilitasi


Pendekatan Kebutuhan Perbaikan Perumahan dan jalan desa dilakukan sebelum pemilihan teknolog
Kebutuhan Sarpras Jalan Lingkungan/Jalan Setapak • Kelayakan Teknis
• Kelayakan

38
Kebijakan dan Program Pembangunan
 RTRW Provinsi Jawa Timur
Wilayah Perbatasan Kecamatan  RTRW Kabupaten Lamongan
Mantup Kabupaten Lamongan
 RDTR Kecamatan Mantup
TAHAP DELINEASI DAN

 Kebijakan dan strategi pengembangan bidang permukiman Kabupaten Lamongan


 Program kerjasama antardaerah/memorandum perbatasan
Delineasi Kawasan Perbatasan

IDENTIFIKASI

Lokasi Prioritas Terpilih Identifikasi Kondisi dan Karakter Wilayah Perbatasan


 Identifikasi kondisi wilayah lain yang berbatasan dengan lokasi studi
 Identifikasi potensi dan permasalahan di wilayah perbatasan
 Tingkat capaian layanan dan kebutuhan sarana prasarana
 Identifikasi isu konflik dan peluang kerjasama pengembangan perbatasan

Analisa Wilayah pada Kawasan Perbatasan Analisa Sarana Prasarana Kebutuhan Infrastruktur
ANALISA

 Potensi dan permasalahan  Tingkat capaian layanan dan kebutuhan sarana prasarana
TAHAP

 Tipologi kawasan  Peluang kerjasama dalam pemenuhan sarana prasarana


 Interaksi kawasan
 Isu konflik permasalahan peluang kerjasama

MATRIK INDIKASI PROGRAM


  Non bidang permukiman Bidang Infrastruktur Rekomendasi
RENCANA

- Kesehatan ↓ - Rekomendasi sarana prasarana


TAHAP

- Ekonomi Prioritas program pengembangan infrastruktur


- Produk unggulan kerjasama antar wilayah - Rekomendasi lain
- Pariwisata  
- dan sebagainya  

39
RENCANA KERJA,
ORGANISASI DAN
SISTEM PELAPORAN
RENCANA KEGIATAN

RENCANA KEGIATAN IDENTIFIKASI SARANA PRASARANA


INFRASTRUKTUR WILAYAH PERBATASAN:

1. Kajian Terhadap Kebijakan dan Program Pembangunan


2. Deliniasi Kawasan Perbatasan
3. Identifikasi Kondisi dan Karakter Wilayah Perbatasan
4. Analisis Wilayah Perbatasan, serta sarana dan prasarana bidang
permukiman
5. Penyusunan Indikasi Program
6. Penyusunan Rekomendasi
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
DINAS PRKP CK
PROVINSI JAWA TIMUR

TIM PEMERIKSA KARYA


PERENCANAAN
DIREKTUR
KONSULTAN
ADMINISTRASI DAN
BAGIAN KEUANGAN

STAKEHOLDER WILAYAH INSTANSI SEKTORAL DAN DINAS


PERENCANAAN TEAM LEADER TERKAIT
- BAPPEDA
- DINAS PU BINA MARGA
- DKP
- PDAM
- INSTANSI TERKAIT LAINNYA

TENAGA AHLI TENAGA AHLI TENAGA AHLI


PENGEMB WIL & KOTA PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

STAF PENDUKUNG:
- ASISTEN PRASARANA LINGKUNGAN
- SURVEYOR
- JURU GAMBAR
- OPERATOR KOMPUTER
- TENAGA ADMINISTRASI 42
PRODUK PEKERJAAN

1. Buku Laporan Pendahuluan, berisi uraian ringkas mengenai rencana awal pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan sebagian dari data primer dan sekunder yang sudah diperoleh, juga dimasukkan
metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan.
2. Buku Laporan Antara, berisi hasil kompilasi data serta hasil analisis awal terkait dengan delineasi
wilayah perencanaan dan kondisi eksisting kawasan.
3. Buku Laporan Akhir, adalah bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan pekerjaan studi
dan merupakan penyempurnaan dari draft laporan sesuai dengan catatan dalam berita acara
pembahasan.
4. Buku Executive Summary, merupakan ringkasan dari Laporan Akhir yang disajikan secara
komunikatif dalam tampilan yang menarik.
5. Softcopy dari seluruh naskah laporan
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

KURVA S

44
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

45
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai