Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1|P age
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
1.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
2|P age
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
2.1 RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Blitar secara
umum merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun yang
dimaksudkan untuk memberikan arahan sekaligus menjadi acuan bagi seluruh
pelaku pembangunan di Kota Blitar dalam menyelenggarakan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam RPJMD Kota Blitar diketahui bahwa visi pembangunan Kota
hingga akhir 2021 adalah
“Menuju Masyarakat Kota Blitar Sejahtera Yang Berkeadilan, Berwawasan
Kebangsaan, Dan Religius Melalui APBD Pro Rakyat Pada Tahun 2021”
Visi tersebut dijabarkan secara spesifik kedalam 5 misi sebagai berikut
1. Mewujudkan masyarakat yang berwawasan kebangsaan dan
Berketuhanan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan keterjangkauan pelayanan
pendidikan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang adil dan merata.
4. Memantapkan pelaksanaan perekonomian daerah yang berbasis
kerakyatan dan penanggulangan kemiskinan.
5. Memantapkan Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan yang
Partisipatif berdasar Prinsip-prinsip Otonomi Daerah,
Dari ke 5 misi diatas, misi yang terkait langsung dengan penyusunan
Perencanaan Inventarisasi Infrastruktur di Kelurahan Sukorejo adalah misi ke
5. Penjabaran tujuan, sasaran dan arah kebijakan dari misi ke 5 secara
spesifik dapat dilihat pada Tabel II.1 berikut :
3|P age
Tabel II. 1 Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dalam RPJMD Kota Blitar Terhadap Kelurahan Sukorejo
No Kebijakan Uraian
2 Rencana Struktur
Ruang
6|P age
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
No Kebijakan Uraian
2. Kelurahan Bendo;
3. Kelurahan Tanggung; dan
4. Kelurahan Sentul.
c. BWK III dengan luas kurang lebih 1.215 Ha meliputi
:
1. Kelurahan Bendogerit;
2. Kelurahan Plosokerep;
3. Kelurahan Klampok;
4. Kelurahan Rembang;
5. Kelurahan Karangtengah;
6. Kelurahan Sananwetan; dan
7. Kelurahan Gedog.
d. BWK IV dengan luas kurang lebih 846 (delapan
ratus empat puluh enam) Ha meliputi :
1. Kelurahan Pakunden;
2. Kelurahan Tanjungsari;
3. Kelurahan Blitar;
4. Kelurahan Sukorejo;
5. Kelurahan Tlumpu;
6. Kelurahan Turi; dan
7. Kelurahan Karangsari.
b. Distribusi 1) Pusat Pelayanan Kota berada di Kelurahan
Pusat dan Kepanjen Kidul, mempunyai fungsi :
Fungsi a. Pelayanan primer : pemerintahan,
Kegiatan perdagangan dan jasa, peribadatan;
kesehatan; olah raga dan
b. Pelayanan sekunder : perkantoran,
pendidikan, fasilitas umum, perumahan, dan
ruang terbuka hijau.
2) Sub Pusat Pelayanan Kota
a) SPPK 1, berada di Kelurahan Bendo, memiliki
fungsi
7|P age
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
No Kebijakan Uraian
3 Pola Ruang
sungainya;
Sempadan Sungai Cari berserta anak
sungainya;
8|P age
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
No Kebijakan Uraian
9|P age
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
No Kebijakan Uraian
10 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
2 Rencana Pola
Ruang
Kawasan a. Sempadan Sungai
Lindung Luas kawasan sempadan sungai khususnya di
wilayah Kelurahan Sukorejo mencapai 2,07 ha
11 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
No Kebijakan Uraian
c. Sempadan Rel Kereta Api
Luas kawasan sempadan rel khususnya di
Kelurahan Sukorejo mencapai 2,23 ha
d. RTHK
Zona RTH kota khususnya di Kelurahan
Sukorejo mencakup RTH Taman dan RTH
Jalur Hijau
e. Cagar Budaya
Bangunan cagar budaya yang berada
dikelurahan Sukorejo meliputi Situs Makam Ario
Blitar dan Kelenteng Poo An Kiong
Kawasan a. Perumahan
Budidaya
1) Rumah Kepadatan Tinggi (R-2)
Rumah kepadatan tinggi memiliki kepadatan
bangunan antara 100-1000 rumah/hektar.
Rumah kepadatan tinggi tersebar pada Sub
BWP 5 Blok 1 Kelurahan Sukorejo. Kelurahan
Blitar dan Blok 2 Kelurahan Turi serta
pengembangan rumah susun di Sub BWP 5
Blok 1 yaitu Kelurahan Turi.
2) Rumah Kepadatan Sedang (R-3)
Rumah kepadatan sedang memiliki kepadatan
bangunan antara 40-100 rumah/hektar.Rumah
kepadatan sedang di BWP IV adalah berupa
rumah tinggal. Rumah kepadatan sedang
tersebar pada daerah transisi yaitu pada Sub
BWP 6 Blok 1 yaitu Kelurahan Pakunden dan
Kelurahan Tanjungsari serta Sub BWP 5 Blok 1
Kelurahan Sukorejo.
b. Rumah Kepadatan Rendah
Rumah kepadatan rendah memiliki kepadatan
bangunan antara 10-40 rumah/hektar.Rumah
kepadatan rendah di BWP IV adalah berupa
rumah tinggal. Rumah kepadatan sedang
tersebar pada daerah transisi yaitu pada Sub
BWP 6 Blok 1 yaitu Kelurahan Tanjungsari serta
Sub BWP 5 Blok 1 yaitu Kelurahan Tlumpu
12 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
13 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
permukiman pada Kawasan Krantil menjadi teratur dan jauh dari kesan
kumuh.
3. Peningkatan Kualitas Lingkungan
Merupakan program perbaikan lingkungan dengan tanpa merubah
struktur kawasan yang sudah terbentuk. Di dalamnya terdapat rehabilitasi dan
renovasi sarana dan prasarana lingkungan serta bangunan. Penerapan
konsep Gentrifikasi dapat dilihat pada gambar 3. Kawasan bernomor 3
merupakan kawasan permukiman yang persebaran sarana dan prasarananya
kurang baik. Dengan penerapan konsep ini diharapkan persebaran sarana
dan prasarana pada kawasan permukiman bisa merata.
4. Redevelopment
Pembangunan kembali kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang
kawasan yang berdekatan dengan pasar. Konsep redevelopment dapat dilihat
pada nomor 4. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dilakukan di
sekitar kawasan Pasar Legi. Pembangunan perdagangan dan jasa di sekitar
Pasar Legi diharapkan dapat meningkatkan perekonomian pada Kawasan
Krantil.
5. Rehabilitasi/Renovasi
Rehabilitasi dan renovasi pasar dan sekaligus pengembangan
(pembangunan) pada kawasan bongkar muat untuk sub terminal kawasan
sebagai pendukung kawasan pasar dan sekitarnya. Renovasi dan rehabilitasi
perlu dilakukan pada Pasar Legi dan terminal bongkar muat di sebelah Pasar
Legi agar dapat berfungsi secara optimal.
14 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Kondisi Fisik
3.1.1 Kawasan Permukiman Krantil – Kampung Seng
Kawasan permukiman Krantil –Kampung Seng secara fisiografis
memiliki karakteristik lokasi sebagai
1. Kawasan permukiman kumuh didaerah sempadan sungai
15 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
16 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
1. KAMPUNG SENG RW 02
Wilayah RW 02 yang ditetapkan sebagai kawasan permukiman kumuh
Kota Blitar berada dalam lingkup RT 3, RT 4 dan RT 5. Situasi dan kondisi
lingkungan di wilayah RW 02 secara spesifik seperti terlihat pada Gambar
3.3
17 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
18 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
19 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
. Dilihat dari segi legalitas bangunan, dari seluruh bangunan yang ada,
hanya 7 unit rumah yang memiliki Ijin Mendirikan Bangunan.
Kondisi sanitasi lingkungan di wilayah RT 5 secara umum dalam
kondisi yang baik, 73 unit rumah memiliki fasilitas WC/Toilet yang
dilengkapi dengan septictank, 1 unit rumah dialirkan langsung ke sungai
atau saluran kota, dan 17 unit tidak memiliki WC/Toilet.
20 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
21 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
22 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
23 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
3. KAMPUNG SENG RW 06
Wilayah RW 06 yang ditetapkan sebagai kawasan permukiman kumuh
Kota Blitar berada dalam lingkup RT 2, dan RT 3.
a. RT 2
Jumlah rumah di lingkungan RT 2 mencapai 81 unit, 32 Unit rumah
dalam kondisi permanen, 34 unit rumah dalam kondisi semi permanen dan
2 unit rumah dengan kondisi non permanen. Tingkat hunian pada 77 unit
rumah yang berhasil didata, secara keseluruhan memiliki jumlah
24 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
penduduk mencapai 337 jiwa. Dengan luas wilayah RT 2 yaitu 0,89 hektar,
kepadatan penduduk di wilayah ini mencapai 379 jiwa /hektar. Kepadatan
bangunan diwilayah RT 2 mencapai 91 unit/hektar. Dilihat dari besaran
sistem kavling yang berkembang di wilayah RT 2, Rata-rata hunian rumah
memiliki luas 64 m2. luas kavling hunian yang berkembang menunjukan
angka yang tidak ideal, 60 unit rumah yang terdata memiliki luas kurang
dari 80 m2.
Jika dilihat dari keamanan konstruksinya, dari 81 unit bangunan
yang teridentifikasi, terdapat 42 unit bangunan dalam kondisi kritis struktur
(struktur atap miring, kondisi dinding retak, atap bocor, kolom retak/miring)
. Dilihat dari segi legalitas bangunan, hanya terdapat 19 bangunan yang
memiliki Ijin Mendirikan Bangunan.
Kondisi sanitasi lingkungan di wilayah RT 2 secara umum dalam
kondisi yang baik, 67 unit rumah memiliki fasilitas WC/Toilet yang
dilengkapi dengan septictank, 2 unit rumah memiliki fasilitas WC/Toilet
yang dialirkan langsung ke badan sungai/saluran kota dan 12 unit rumah
tidak memiliki WC/Toilet.
b. RT 3
Jumlah rumah di lingkungan RT 3 mencapai 41 unit, 40 Unit rumah
dalam kondisi permanen, 1 unit rumah dalam kondisi semi permanen.
Tingkat hunian pada 41 unit rumah yang berhasil didata, secara
keseluruhan memiliki jumlah penduduk mencapai 188 jiwa. Dengan luas
wilayah RT 3 yaitu 1,13 hektar, kepadatan penduduk di wilayah ini
mencapai 166 jiwa /hektar. Kepadatan bangunan diwilayah RT 3
mencapai 36 unit/hektar. Dilihat dari besaran sistem kavling yang
berkembang di wilayah RT 3, Rata-rata hunian rumah memiliki luas 44 m2.
luas kavling hunian yang berkembang menunjukan angka yang tidak ideal,
38 unit rumah yang terdata memiliki luas kurang dari 80 m2.
Jika dilihat dari keamanan konstruksinya, dari 41 unit bangunan
yang teridentifikasi, terdapat 15 unit bangunan dalam kondisi kritis struktur
(struktur atap miring, kondisi dinding retak, atap bocor, kolom retak/miring)
25 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
. Dilihat dari segi legalitas bangunan, hanya terdapat 1unit bangunan yang
memiliki Ijin Mendirikan Bangunan.
Kondisi sanitasi lingkungan di wilayah RT 3 secara umum dalam
kondisi yang baik, 32 unit rumah memiliki fasilitas WC/Toilet dilengkapi
dengan septictank, dan 1 unit rumah memiliki WC/Toilet yang dialirkan
secara langsung ke badan sungai/saluran kota dan 8 unit bangunan tidak
memiliki WC/Toilet.
Tabel III. 3 Perbandingan Kondisi Fisik Lingkungan RT di Wilayah RW 06
RW 06
NO PARAMETER SATUAN
RT 02 RT 03
1 PENDUDUK JIWA 337 188
2 JUMLAH RUMAH UNIT 81 41
3 LUAS UL HEKTAR 0.89 1.13
4 KEPADATAN BANGUNAN UNIT/HEKTAR 91 36
JIWA/HEKTA
5
KEPADATAN PENDUDUK R 379 166
6 KEPADATAN HUNIAN JIWA/UNIT 4 5
KAVLING DIBAWAH
7
STANDAR UNIT 60 38
8 RATA-RATA LUAS KAVLING M2/UNIT 64 44
9 RUMAH RAWAN AMBRUK UNIT 42 15
10 LEGALITAS IMB UNIT 19 1
11 SANITAIR UNIT
Memiliki WC dengan Tangki
Septic 67 32
UNIT
Dialirkan ke badan Saluran 2 1
Tidak Memiliki WC 12 8
26 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
27 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
1. KAMPUNG Bungur RW 10
Wilayah RW 10 yang ditetapkan sebagai kawasan permukiman kumuh
Kota Blitar berada dalam lingkup RT 1, RT 2 dan RT 3. Situasi dan kondisi
lingkungan di wilayah RW 10 secara spesifik seperti terlihat pada Gambar 3.7
28 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
a. RT 1
Jumlah rumah di lingkungan RT 1 mencapai 52 unit, 50 Unit rumah
dalam kondisi permanen, 1 unit rumah dalam kondisi semi permanen .
Tingkat hunian pada 52 unit rumah yang berhasil didata, secara
keseluruhan memiliki jumlah penduduk mencapai 156 jiwa. Dengan luas
wilayah RT 1 yaitu 2.93 hektar, kepadatan penduduk di wilayah ini
mencapai 53 jiwa /hektar.
Dengan jumlah unit rumah mencapai 52 unit, Kepadatan bangunan
diwilayah RT 1 mencapai 18 unit/hektar. Dilihat dari besaran sistem
kavling yang berkembang di wilayah RT 1, Rata-rata memiliki luas 112 m2.
Meski rata-rata luas kavling menunjukan angka yang ideal, masih dijumpai
25 unit rumah yang memiliki luas kurang dari 80 m2.
Jika dilihat dari keamanan konstruksinya, dari 52 unit bangunan
yang teridentifikasi, terdapat 4 unit bangunan dalam kondisi kritis struktur
(struktur atap miring, kondisi dinding retak, atap bocor, kolom retak/miring)
. dari seluruh bangunan yang ada, hanya 32 unit rumah yang memiliki Ijin
Mendirikan Bangunan.
Kondisi sanitasi lingkungan di wilayah RT 1 secara umum dalam
kondisi yang baik, 50 unit rumah memiliki fasilitas WC/Toilet yang
terkoneksi dengan jaringan Sanitasi Masyarakat, 2 unit rumah memiliki
fasilitas WC/Toilet yang dialirkan secara langsung ke badan
sungai/saluran kota.
b. RT 2
Jumlah rumah di lingkungan RT 2 mencapai 54 unit, 49 Unit rumah
dalam kondisi permanen, 5unit rumah dalam kondisi semi permanen.
Tingkat hunian pada 54 unit rumah yang berhasil didata, secara
keseluruhan memiliki jumlah penduduk mencapai 168 jiwa. Dengan luas
wilayah RT 2 yaitu 1,26 hektar, kepadatan penduduk di wilayah ini
mencapai 133 jiwa /hektar.
Dengan jumlah unit rumah mencapai 54 unit, Kepadatan bangunan
diwilayah RT 2 mencapai 43 unit/hektar. Dilihat dari besaran sistem
29 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
c. RT 3
Jumlah rumah di lingkungan RT 3 mencapai 32 unit, seluruh Unit
rumah dalam kondisi permanen. Tingkat hunian pada 32 unit rumah yang
berhasil didata, secara keseluruhan memiliki jumlah penduduk mencapai
115 jiwa. Dengan luas wilayah RT 3 yaitu 1,86 hektar, kepadatan
penduduk di wilayah ini mencapai 62 jiwa /hektar.
Dengan jumlah unit rumah mencapai 32 unit, Kepadatan bangunan
diwilayah RT 3 mencapai 17 unit/hektar. Dilihat dari besaran sistem
kavling yang berkembang di wilayah RT 3, Rata-rata memiliki luas 62 m2.
Rata-rata luas kavling menunjukan angka yang tidak ideal, masih dijumpai
24 unit rumah yang memiliki luas kurang dari 80 m2.
Jika dilihat dari keamanan konstruksinya, dari 32 unit bangunan
yang teridentifikasi, terdapat 2 unit bangunan dalam kondisi kritis struktur
(struktur atap miring, kondisi dinding retak, atap bocor, kolom retak/miring)
. dari seluruh bangunan yang ada, hanya 3 unit rumah yang memiliki Ijin
Mendirikan Bangunan.
Kondisi sanitasi lingkungan di wilayah RT 3 secara umum dalam
kondisi yang baik, 30 unit rumah memiliki fasilitas WC/Toilet yang
terkoneksi dengan jaringan Sanitasi Masyarakat, 2 unit rumah memiliki
30 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
31 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
32 | P a g e
Tabel III.5Pembobotan Kategori Kumuh dan Prioritas Penanganan di Kawasan Krantil - Kampung Seng
N RW 02 RW 03 RW 06
Parameter Bobot Kriteria NILAI
o RT 3 RT 4 RT 5 RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 2 RT 3
A FISIK 75%
1 Keteraturan 10% >65% bangunan tidak memiliki keteraturan 5 0.50 0.50 0.50 0.50
bangunan
35-65% bangunan tidak memiliki keteraturan 3 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30
>60% bangunan permanen 1 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10
<30% kondisi permukaan jalan 1 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
buruk/rusak
N RW 02 RW 03 RW 06
Parameter Bobot Kriteria NILAI
o RT 3 RT 4 RT 5 RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 2 RT 3
<30% saluran tidak berfungsi 1 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
dengan baik
>60% konstruksi saluran 1 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
semen/beton
34 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
N RW 02 RW 03 RW 06
Parameter Bobot Kriteria NILAI
o RT 3 RT 4 RT 5 RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 2 RT 3
<30% kawasan tergenang/banjir 1 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
pada musim hujan
>50% rumah memiliki jamban 1 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
keluarga dan septic-tank
35 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
N RW 02 RW 03 RW 06
Parameter Bobot Kriteria NILAI
o RT 3 RT 4 RT 5 RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 2 RT 3
30-60% rumah tangga 3 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
memperoleh air bersih dari
sumur/sungai
>60% kawasan terlayani oleh sistem 1 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
pengelolaan persampahan kota
9 Pengamana 5% Tidak tersedia hidrant pemadam kebakaran 5 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
n bahaya
kebakaran Tersedia hidrant pemadam kebakaran di sekitar 3
kawasan
1 Legalitas 5% >60% bangunan tidak memiliki IMB 5 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
pendirian
bangunan <60% bangunan dilengkapi dengan IMB 3
Bangunan Liar 1
36 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
N RW 02 RW 03 RW 06
Parameter Bobot Kriteria NILAI
o RT 3 RT 4 RT 5 RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 2 RT 3
Kepadatan penduduk rata-rata 1 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
<400 jiwa/Ha
3 Mata 5% >60% bekerja di sektor informal (pedagang kaki 5 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
pencarian lima, pedagang asongan, pemulung, penarik
penduduk becak, pengamen, pedagang pasar, buruh,
nelayan, buruh tani dan lainnya)
4 Penghasila 5% <30% penghasilan keluarga di atas UMR 5 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
n rata-rata Provinsi
keluarga
30-60% penghasilan keluarga di atas UMR 3
Provinsi
JUMLAH 100% 2.41 2.41 2.41 2.41 2.91 2.61 3.21 2.61 2.21
KATEGORI Sedang Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Sedan Ringan
KUMUH g g g g g g g
37 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
N RW 02 RW 03 RW 06
Parameter Bobot Kriteria NILAI
o RT 3 RT 4 RT 5 RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 2 RT 3
Tanah milik masyarakat 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
3 Nilai strategis lokasi Berada di kawasan permukiman atau zona 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
perumahan di kawasan pusat kota
5 Respon umum Antusias 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
masyarakat
setempat terhadap Biasa saja 1.1
upaya perbaikan
Tidak peduli 1
38 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
N RW 02 RW 03 RW 06
Parameter Bobot Kriteria NILAI
o RT 3 RT 4 RT 5 RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 2 RT 3
lingkungan
permukiman
6 Harapan masyarakat Ditingkatkan kualitas permukimannya 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
setempat terhadap
perbaikan Dipindahkan ke lokasi yang lebih baik 1.1
lingkungan
permukiman Tidak ada 1
7 Keberadaan dan Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
aktifitas pertanian, keagamaan, olahraga, belajar, seni,
sistem/kelompok kepemudaan, dll.)
pengelola
lingkungan Ada, tetapi tidak aktif 1.1
Tidak ada 1
8 Komitmen Tinggi 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Pemerintah Kota
terhadap Rendah 1.1
penanganan
permukiman kumuh Tidak ada 1
39 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
Tabel III.6 Pembobotan Kategori Kumuh dan Prioritas Penanganan di Kawasan Kampung Bungur
RW 10
No Parameter Bobot Kriteria NILAI
RT 3 RT 4 RT 5
A FISIK 75%
40 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
RW 10
No Parameter Bobot Kriteria NILAI
RT 3 RT 4 RT 5
6 Pembuangan 4% Kepemilikan jamban <20% rumah memiliki jamban keluarga dan septic-tank 5
air limbah keluarga dan septic-
tank 25-50% rumah memiliki jamban keluarga dan septic-tank 3
>50% rumah memiliki jamban keluarga dan septic-tank 1 0.04 0.04 0.04
41 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
RW 10
No Parameter Bobot Kriteria NILAI
RT 3 RT 4 RT 5
7 Penyediaan air 4% Lingkup pelayanan <30% kawasan terlayani jaringan perpipaan air minum 5
bersih dan air jaringan perpipaan air
minum minum 30-60% kawasan terlayani jaringan perpipaan air minum 3 0.12 0.12 0.12
3% Sumber air bersih >60% rumah tangga memperoleh air bersih dari sumur/sungai 5
30-60% rumah tangga memperoleh air bersih dari sumur/sungai 3 0.09 0.09 0.09
>60% kawasan terlayani oleh sistem pengelolaan persampahan kota 1 0.05 0.05 0.05
Bangunan Liar 1
42 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
RW 10
No Parameter Bobot Kriteria NILAI
RT 3 RT 4 RT 5
2 Kepadatan 10% Kota Kecil/ Sedang Kepadatan penduduk rata-rata >500 jiwa/Ha 5
penduduk
Kepadatan penduduk rata-rata 400-500 jiwa/Ha 3
3 Mata pencarian 5% >60% bekerja di sektor informal (pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung, 5 0.25 0.25 0.25
penduduk penarik becak, pengamen, pedagang pasar, buruh, nelayan, buruh tani dan lainnya)
4 Penghasilan 5% <30% penghasilan keluarga di atas UMR Provinsi 5 0.25 0.25 0.25
rata-rata
keluarga 30-60% penghasilan keluarga di atas UMR Provinsi 3
1 Kesesuaian dengan Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan 1.2
Rencana Tata Ruang
Berada pada rencana peruntukan kawasan atau zona budi daya lainnya 1.1 1.2 1.2 1.2
43 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
RW 10
No Parameter Bobot Kriteria NILAI
RT 3 RT 4 RT 5
3 Nilai strategis lokasi Berada di kawasan permukiman atau zona perumahan di kawasan pusat kota 1.2 1.2 1.2 1.2
Berada pada rencana peruntukan kawasan perumahan atau zona perumahan di kawasan 1
pinggiran kota
7 Keberadaan dan Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan pertanian, keagamaan, olahraga, belajar, 1.2 1.2 1.2 1.2
aktifitas seni, kepemudaan, dll.)
sistem/kelompok
pengelola lingkungan Ada, tetapi tidak aktif 1.1
Tidak ada 1
44 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
RW 10
No Parameter Bobot Kriteria NILAI
RT 3 RT 4 RT 5
2 Komitmen Pemerintah 20% Tinggi 5 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Kota terhadap
penanganan Rendah 3
permukiman kumuh
Tidak ada 1
3 Respon umum 15% Antusias 5 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75
masyarakat setempat
terhadap upaya Biasa saja 3
perbaikan lingkungan
permukiman Tidak peduli 1
4 Harapan masyarakat 15% Ditingkatkan kualitas 5 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75
setempat terhadap permukimannya
45 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
Tidak ada 1
5 Keberadaan dan 20% Ada (RT, RW, LKM, LSM, 5 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
aktifitas Kelompok kegiatan pertanian,
sistem/kelompok keagamaan, olahraga, belajar,
pengelola lingkungan seni, kepemudaan, dll.)
Tidak ada 1
Jumlah 100% 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.95 3.65
PRIORITAS PENANGANAN TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI SEDANG
Tidak ada 1
46 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
5 Keberadaan dan aktifitas 20% Ada (RT, RW, LKM, LSM, Kelompok kegiatan 5 1.00 1.00 1.00
sistem/kelompok pengelola pertanian, keagamaan, olahraga, belajar, seni,
lingkungan kepemudaan, dll.)
Tidak ada 1
47 | P a g e
Berdasarkan analisis diatas, khusus untuk aspek fisik, terdapat
beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan, diantaranya :
1) Keteraturan bangunan
2) Kepadatan bangunan
3) Kondisi fisik bangunan
4) Kondisi jalan lingkungan
5) Drainase lingkungan
6) Pembuangan air limbah
7) Penyediaan air bersih
8) Pengelolaan sampah
9) Penanganan bahaya kebakaran.
Dari kriteria tersebut dapat diketahui penyediaan infrastruktur pada kawasan
kumuh Kota Blitar, antara lain :
1. Kawasan Permukiman Krantil-Kampung seng
Terkait keteraturan bangunan, terdapat sekitar 50% bangunan di
kawasan tersebut memiliki keteraturan bangunan. Kawasan pada
permukiman Krantil memiliki kepadatan sekitar 80 unit per hektar, itu
artinya kawasan tersebut memiliki kepadatan yang tinggi. Dalam hal
kondisi fisik bangunan, 60% bangunan yang ada di kawasan krantil
merupakan bangunan permanen. Kondisi jalan yang ada di kawasan
krantil juga tergolong baik, dimana jalan yang rusak kurang dari 30%.
Terdapat sekitar 30% drainese lingkungan yang tidak berfungsi
seagaimana mestinya. Hal ini berdampak pada kawasan yang selalu
tergenang ketika musim penghujan. Untuk kategori pembuangan air
limbah, terdapat lebih dari 50% masyarakat telah memiliki jamban. Begitu
pula pada kawasan yang telah terlayani sistem pembuangan air limbah.
Namun pada penyediaan air bersih, hanya terdapat sekitar 30%
masyarakat Krantil yang terlayani. Untuk persampahan, lebih dari 60%
masyarakat Krantil telah terlayani oleh sistem pengelolaan sampah
secara terpadu. Dan terhadap penanganan bahaya kebakaran, selurh
kawasan Krantil masih belum memiliki hydrant.
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
49 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditemukan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada setiap wilayah baik kabupaten maupun kota pasti memiliki sebagian
kecil kawasan dimana kawasan tersebut merupakan kawasan kumuh.
2. Kota Blitar memiliki dua kawasan kumuh antara lain Kawasan Krantil-
Kampung Seng dan Kawasan Kampung Bungur
3. Berdasarkan tingkat kebutuhan penanganannya, Kawasan Krantil-
Kampung Seng merupakan kawasan yang memerlukan penanganan
pada kategori tinggi sedangkan pada kawasan Kampung Bungur
memerlukan penanganan pada kategori sedang
4. Kebutuhan penyediaan infrastruktur pada kawasan Krantil terutama pada
pelayanan bahaya kebakaran, penyediaan air bersih, penyediaan
pembuangan air limbah, dan drainase lingkungan
5. Kebutuhan penyediaan infrastruktur pada kawasan Kampung Bungur
terutama pada pelayanan bahaya kebakaran, penyediaan air bersih, dan
drainase lingkungan
4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan tersebut, saran yang dapat
digunakan untuk penangan kawasan kumuh Kota Blitar antara lain:
1. Kawasan kumuh Kota Blitar memerlukan penanganan yang lebih,
terutama dalam penyediaan infrastruktur permukiman. Untuk itu
Pemerintah Kota Blitar harus lebih proaktif dalam mengatasi masalah
permukiman tersebut.
2. Dalam menangani masalah permukiman kumuh, selain faktor fisik,
terdapat faktor-faktor lain yang berpengaruh, diantaranya faktor non fisik,
seperti : legalitas bangunan, kepadatan penduduk, penghasilan
penduduk, serta mata pencaharian penduduk, dan juga faktor jenis
50 | P a g e
Kebutuhan Penyediaan Infrastruktur Pada Kawasan Kumuh Kota Blitar
51 | P a g e