Anda di halaman 1dari 19

Bab 2 Konsep Pengembangan

Infrastruktur Metropolitan
Cirebon Raya

2.1 Dasar Pertimbangan


Dasar pertimbangan dalam menentukan konsep arahan pengembangan
infrastruktur di Metropolitan Cirebon Raya adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan perencanaan pembangunan wilayah merupakan suatu kegiatan


yang bersifat lintas sektoral dan/atau lintas daerah. Kegiatan yang bersifat
lintas daerah menuntut koordinasi antar daerah. Tanpa adanya koordinasi
dan keterpaduan perencanaan atau kebijakan pembangunan masing-
masing daerah, maka kegiatan yang sifatnya lintas daerah tersebut tidak
akan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan menjadi tidak efektif.
2. Infrastruktur merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung
perkembangan berbagai kegiatan wilayah. Untuk itu dalam perencanaan,
pembangunan, serta pengelolaannya menuntut keterpaduan dan keserasian
dengan berbagai aspek perwilayahan.
3. Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan landasan operasional
perencanaan pembangunan wilayah bersifat terpadu dan menyeluruh, yang
mencakup lintas sektoral dan/atau lintas daerah. Berdasarkan UU No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dibagi dalam beberapa jenjang hirarki
mulai dari RTRW Nasional, RTRW Propinsi, hingga RTRW Kabupaten/kota.
Dengan demikian maka RTRW Propinsi merupakan payung bagi
penyusunan RTRW Kabupaten/Kota, sehingga dibutuhkan konsistensi
antara RTRW Propinsi dengan RTRW Kabupaten/Kota.

Buku Fakta dan Analisa


2-1
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

4. Dalam penataan ruang, tentunya telah diatur arahan pengembangan


wilayah, khususnya yang menyangkut pola dan struktur tata ruang, hirarki
sistem kota-kota dan sistem pusat pelayanan ataupun fungsi pusat
pertumbuhan, sistem jaringan prasarana atau infrastruktur wilayah. Selain
itu, tercakup pula sektor-sektor strategis yang memegang peran tidak hanya
pada tingkat kabupaten/kota namun juga tingkat propinsi dan nasional. Maka
dari itu sektor-sektor tersebut dalam pengelolaannya memerlukan koordinasi
dan keselarasan rencana tata ruang/kebijakan pembangunan masing-
masing daerah.
5. Dalam pembangunan wilayah perlu dilaksanakan dengan cara yang efektif
dan efisien baik pertimbangan waktu, biaya, tenaga, proses kelembagaan
serta sumber daya. Untuk menjalankan hal tersebut maka diperlukannya
sistem pengelolaan, koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tersebut
sehingga keterpaduan dan keserasian antara rencana pembangunan
wilayah suatu daerah dengan daerah lainnya dapat tercapai. Hal tersebut
perlu pula diterapkan dalam hal pelaksanaan program-program
pembangunan untuk menghindarkan akan adanya tumpang tindih ataupun
ketidakselasaran.

2.2 Prinsip Dasar Pembangunan Infrastruktur Metropolitan Cirebon Raya


Dasar pertimbangan dalam menentukan konsep arahan pengembangan
infrastruktur di Metropolitan Cirebon Raya adalah sebagai berikut:
a. Keterpaduan (Integration)
Pengembangan infrastruktur dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek kepentingan yang bersifat lintas sektoral dan wilayah. Keberagaman
merupakan potensi besar dalam prinsip ini. Namun banyaknya kepentingan
yang diakomodir menuntut adanya sinergi antar kepentingan yang dipandang
sebagai potensi. Tujuan dari sinergisasi ini adalah munculnya modal
pembangunan yang besar dari berbagai sektor. Sehingga pembangunan
menjadi lebih terarah dan mumpuni dari sisi prinsip.

b. Keberlanjutan (Sustainability)

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-2
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

Pengembangan infrastruktur diupayakan memenuhi pembangunan yang

berkelanjutan yang mencakup ekonomi, sosial, dan lingkungan. Seperti pada

definisinya, pembangunan berkelanjutan adalah sebuah konsep yang

bertujuan untuk menciptakan kesimbangan diantara dimensi pembangunan,

seperti ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan dua faktor kunci yaitu

kebutuhan dan keterbatasan. Sehingga pembangunan berkelanjutan juga

merupakan upaya memaksimalkan sumbe daya yang terbatas untuk

memenuhi kebutuhan secara maksimal

2.3 Konsep Dasar Pembangunan Infrastruktur Metropolitan


Cirebon Raya
Untuk mewujudkan keserasian dan mendorong perkembangan kegiatan
pembangunan antar wilayah di Metropolitan Cirebon Raya maka konsep
pembangunan infrastruktur yang dilakukan adalah terdiri dari :

a. Pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs)


Dasar :
1. Penyediaan infrastruktur penting untuk terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia baik fisik, sosial, dan ekonomi. Dari sisi fisik, penyediaan
infrastruktur berkontribusi memfasilitasi & mempermudah pergerakan
barang/jasa, manusia, serta informasi. Dari sisi ekonomi, penyediaan
infrastruktur berkontribusi penting sebagai roda penggerak pertumbuhan
ekonomi, efisiensi biaya produksi (mengurangi ekonomi biaya tinggi),
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan daya saing
dalam “percaturan” regional. Dari sisi sosial, infrastruktur berkontribusi
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup
menjadi lebih baik. Penyediaan infrastruktur juga adalah urusan wajib
dan wewenang untuk setiap pemerintah daerah (provinsi dan
kabupaten/kota). Sehingga menurut hukum (by law) setiap pemerintah

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-3
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

daerah wajib menyediakan infrastruktur dan dapat bekerja sama dengan


stakeholder lainnya untuk menyediakan infrastruktur demi kepentingan &
manfaat bersama.

2. Memperhatikan ragam karakter komunitas (suku-suku, bahasa,


kepempimpinan), tantangan geografi wilayah, dan potensi-potensi
ekonomi lokal yang tidak sama satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Konsep :
“Pengembangan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan dasar
penduduk melalui peningkatan pelayanan infrastruktur untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

Berdasarkan konsep tersebut maka strategi pengembangan infrastruktur yang


dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Limbah
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur air limbah bagi
masyarakat
 Meningkatkan cakupan layanan limbah domestik
 Meningkatkan cakupan pelayanan infrastruktur limbah
2. Persampahan
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur persampahan bagi
masyarakat
 Mengurangi jumlah timbulan sampah baik di TPS maupun rumah
tangga
 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
 Meningkatkan cakupan pelayanan infrastruktur persampahan
 Meningkatkan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir Sampah
eksisting
3. Sarana Angkutan Umum
 Peningkatan kenyamanan dan kemanan sesuai dengan standar
pelayanan minimum untuk angkutan umum eksisting yang sudah
beroperasi

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-4
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

 Pengembangan trayek baru untuk memperluas jangkauan dengan


tarif yang murah dan sesuai dengan perencanaan wilayah
4. Prasarana Jalan
 Pemenuhan kebutuhan pergerakan barang dan orang sebagai
jaringan dasar penghubung kegiatan.
5. Energi Listrik
 Penyediaan listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan yang
tidak menggunakan bahan bakar fosil dengan memanfaatkan
potensi/karakter setempat
6. Air Bersih
 Penyediaan teknologi Instalasi Pengolahan Air Bersih Sederhana
seperti biosand water filter, dll
 Penyediaan air bersih berbasis masyarakat pada daerah yang belum
terjangkau sistem perpipaan

b. Pemacu pertumbuhan dan perkembangan wilayah


Dasar :
1. Potensi-potensi ekonomi yang tersedia di setiap wilayah harus didukung
terutama untuk jalur distribusi & pemasaran sehingga pembangunan
infrastruktur mempermudah/memfasilitasi pergerakan internal & eksternal
intra & antar wilayah
2. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi saat ini dan wilayah yang potensial
didorong sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
3. Keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah

Konsep :
“Pengembangan infrastruktur yang mendukung pengembangan pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi wilayah (growth pole), menciptakan pusat
pertumbuhan ekonomi baru melalui peningkatan investasi”

Berdasarkan konsep tersebut maka strategi pengembangan infrastruktur yang


dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Limbah

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-5
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

 Mengoptimalisasikan infrastruktur air limbah terpadu untuk kegiatan


industri.
2. Persampahan
 Menyediakan tempat penampungan sampah skala regional MCR
 Meningkatkan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir Sampah
eksisting
3. Pelabuhan
 Pengembangan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai export
processing zone untuk kegiatan import dan export barang dan jasa
 Pengembangan pelabuhan yang mampu mengefisienkan cost
production dan mengatasi biaya ekonomi tinggi
4. Sarana Angkutan Umum
 Pengembangan sarana angkutan umum untuk memfasilitasi
pergerakan komuter
 Pengembangan sarana angkutan umum yang cepat, nyaman, dan
aman dan dapat diandalkan dalam mendukung kegiatan pariwisata
dan ekonomi lainnya.
5. Jarigan Jalan dan Kereta Api
 Pengembangan jaringan jalan yang mendukung pengembangan
potensi sektor-sektor ekonomi lokal melalui penguatan forward dan
backward linkage mulai dari hulu hingga hilir
 Peningkatan kuantitas & kualitas jaringan jalan yang
menghubungkan dari pusat hingga wilayah belakangnya
(hinterland)
 Peningkatan pembangunan jalan dan rel baru dan juga eksisting
 Pengembangan kereta barang untuk mengkoleksi dan distribusi
barang agar mempunyai nilai ekonomi yang terjangkau masyarakat
6. Energi Listrik
 Peningkatan penyediaan energi listrik dengan memanfaatkan
energi terbarukan untuk mendukung peningkatan kuantitas &
kualitas potensi ekonomi (pertanian, perkebunan, pariwisata)

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-6
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

 Penggunaan teknologi yang dapat mengkonversi hasil pertanian &


perkebunan sebagai bahan bakar alternatif dalam penyediaan listrik
setempat
 Peningkatan kapasitas energi listrik melalui pembangkit-
pembangkit eksisting
7. Energi Gas
 Pemanfaatan energi gas untuk subtitusi energi dan meningkatkan
produktivitas ekonomi di Metropolitan Cirebon Raya.
 Peningkatan kapasitas pipa gas eksiting dan peningkatan
jangkauan layanan untuk kegiatan ekonomi strategis maupun
kebutuhan rumah tangga.
8. Sumber Daya Air
 Peningkatan penyediaan jaringan irigasi skala besar dan skala
komunal pada sentra-sentra produksi pertanian & perkebunan
 Penyediaan teknologi alternatif untuk menyediakan air bersih,
penjernihan, destilasi air laut, dan sebagainya.

c. Pengarah pembentukan struktur ruang (sistem kota-kota dan sistem


jaringan prasarana wilayah)
Dasar :
1. RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan RTRW tiap Kabupaten/Kota yang
menyatakan sistem kota-kota di Metropolitan Cirebon Raya memuat
peran dan fungsi yang diemban masing-masing adalah sebagai alat
keterpaduan, keserasian, dan keseimbangan perkembangan wilayah.
2. Rencana dan indikasi pembangunan infrastruktur yang tercantum di
dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan RTRW tiap Kabupaten/Kota
di MCR adalah basis bagi pembangunan infrastruktur. Dengan demikian,
pembangunan infrastruktur merupakan kebutuhan turunan sebagai
konsekuensi logis dari perencanaan tata ruang dimana infrastuktur yang
dibangun akan membentuk struktur ruang wilayah. Kemudian rencana
tata ruang tersebut akan diwujudkan dalam rencana pemanfaatan ruang
3. Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur wilayah harus mendukung
terwujudnya peran dan fungsi kota-kota sehingga dapat membentuk

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-7
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

struktur ruang wilayah provinsi dan struktur ruang internal di tiap


kabupaten/kota Metropolitan Cirebon Raya.

Konsep :
“Pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan peran dan fungsi
sistem kota-kota yang saling menghubungkan pusat-pusat, pusat-sub
pusat, subpusat-perkampungan yang mempermudah pergerakan
barang/jasa/manusia, jalur distribusi dan pemasaran”

Berdasarkan konsep tersebut maka strategi pengembangan infrastruktur yang


dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Jaringan Jalan dan Kereta Api
 Pembangunan jaringan jalan sesuai dengan peran dan fungsi sistem
kota-kota melalui peningkatan fungsi, status, dan kelas jalan
 Pengembangan fungsi stasiun stasiun utama serta perbaikan
perlintasan
2. Energi listrik
 Peningkatan elektrifikasi, kapasitas & perluasan jaringan distribusi
listrik bagi daerah yang sudah terlayani listrik
 Perluasan jaringan listrik yang tersambung ke seluruh pusat-pusat
3. Sumber Daya Air bersih
 Perluasan pelayanan jaringan perpipaan & penambahan kapasitas
bagi daerah yang sudah terlayani air bersih
 Pengembangan penyediaan air minum skala regional
 Pengembangan instalasi pengolahan air bersih sederhana pada
distrik, kampung, dan daerah terisolasi lainnya
4. Limbah
 Mengoptimalisasikan infrastruktur air limbah terpadu untuk kegiatan
industri
5. Persampahan
 Meningkatkan cakupan layanan infrastruktur persampahan
berdasarkan hirarki pelayanan

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-8
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

 Meningkatkan cakupan layanan infrastruktur dan persampahan di


setiap pusat kegiatan

d. Integrasi dan mempermudah interaksi antar wilayah (intra dan antar)


Dasar :
1. Homogenitas faktor geografi, jumlah, kepadatan penduduk
2. Potensi ekonomi (komoditas-komoditas unggulan), SDA yang tersedia di
setiap wilayah kabupaten/kota
3. Sistem hierarki kota-kota dan sistem perwilayahan yang ditetapkan oleh
RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota

Konsep :
“Pengembangan infrastruktur yang menghubungkan seluruh wilayah
urban dan sub urban”

Berdasarkan konsep tersebut maka strategi pengembangan infrastruktur


yang dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Pelabuhan
 Meningkatkan peran dan fungsi Pelabuhan Cirebon sebagai pusat
koleksi dan distribusi barang di kawasan Metropolitan Cirebon Raya
 Membarikan kemudahan akses menuju dan keluar dari pelabuhan
Cirebon tanpa adanya dampak terhadap masyarakat sekitar.
2. Sarana Angkutan Umum
 Penyediaan moda transportasi masal yang menghubungkan wilayah
urban dan sub urban
 Pengintegrasian moda eksisting dengan moda baru agar tidak terjadi
konflik kepentingan
3. Jaringan Jalan dan Kereta Api
 Peningkatan pembangunan jalan-jalan strategis nasional dan
provinsi
 Meningkatkan aksesbilitas antara wilayah pusat pusat pertumbuhan
4. Energi listrik
 Pembangunan fasilitas energi raksasa seperti PLTA Jatigede

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-9
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

 Penyediaan listrik dengan memanfaatkan energi alternatif (air, angin,


tenaga surya, biogas dan bio-fuel)
 Pengembangan PLTD dengan menggunakan sumber energi
setempat seperti PLTD-Solar PV, PLTMatahari-Solar PV, PLT
Piko/Mikrohidro
 Penambahan/perluasan sistem transmisi, distribusi, dan gardu induk
dari pembangkit-pembangkit listrik eksisting yang terdapat di
Metropolitan Cirebon Raya
 Pemberian bantuan peralatan listrik skala komunitas di daerah sub
urban seperti solar cell, genset, kincir air, dll.
5. Energi Gas
 Penambahan/perluasan sistem transmisi, distribusi, dan offtake yang
ada area cirebon untuk pelayanan di tingkat MCR
 Peningkatan alokasi anggaran negara bagi pengembangan jaringan
gas perkotaaan (City Gas) untuk memperluas jaringan dan
menambah pelanggan pengguna gas perpipaan.
 Peningkatan tata kelola gas dan jaringannya untuk meningkatkan
pelayanan sistem jaringan gas kepada masyrakat dan juga dunia
usaha sehingga mendapatkan nilai keekonomian yang lebih baik.
5. Sumber Daya Air
 Pembangunan dan peningkatan instalasi produksi air bersih untuk
meningkatkan pemenuhan kebutuhan domestuj
 Penambahan & perluasan jaringan pipa transmisi & distribusi air
bersih melalui pemanfaatan sumber-sumber air bersih terbarukan
sehingga dapat memperluas jangkauan pelayanan
 Penyediaan air bersih dengan memanfaatkan sistem mobile untuk
menjangkau kebutuhan air bersih di daerah yang belum terlayani
6. Limbah
 Meningkatkan IPAL domestik untuk perkotaan (urban)
7. Persampahan
 Menyusun sistem kerjasama pengelolaan sampah antara wilayah
urban dan suburban
 Menyediakan TPA Regional untuk wilayah MCR

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-10
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

2.4 Skenario Pengembangan Infrastruktur


Skenario pengembangan ini merupakan kondisi-kondisi yang menjadi
pertimbangan dalam merumuskan masterplan dari infrastruktur-infrastruktur yang
menjadi objek studi. Kondisi-kondisi ini yang akan diterjemahkan oleh masing-
masing infrastruktur untuk menciptakan rumusan pengembangan. Skenario-
skenario tersebut adalah skenario pesimis, skenario moderat, dan skenario
optimis.

Ketiga skenario ini dikembangkan terkait dengan sensitifitasnya terhadap kondisi


perkembangan wilayah MCR yang terjadi berdasarkan perencanaan. Penyusunan
skenario dipertimbangkan sejumlah kondisi umum yang dapat menjadi acuan
penyusunan rencana dari penyediaan infratstruktur. Skenario moderat disusun
pertama yang berdasar pada kondisi perencanaan yang telah disusun sebelumnya
dan juga ekstrapolasi terhadap kondisi eksisting yang saat ini terjadi. Selanjutnya,
perumusan skenario pesimis dan optimis dilakukan. Pada skenario pesimis,
kondisi yang terjadi pada skenario moderat dianggap tidak tercapai sepenuhnya
sehingga akan muncul tren pengembangan yang lebih rendah. Sebaliknya pada
skenario optimis, kondisi yang terjadi pada skenario moderat tercapai jauh dari apa
yang diperkirakan sehingga akan muncul tren pengembangan yang lebih tinggi.
Adapun kondisi-kondisi yang dimaksud sebagai bagian dari ketiga skenario
pengembangan tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk
2. Pertumbuhan dan arahan pengembangan ekonomi
3. Struktur ruang berdasar pengembangan kawasan perkotaan
urban/suburban
A. Jumlah Penduduk

Kondisi pertama adalah skenario penduduk. Berdasarkan analisis kependudukan


yang telah dilakukan, diketahui tren pertumbuhan jumlah penduduk MCR secara
keseluruhan adalah 1,6. Oleh karena ini pada skenario moderat, pengembangan
didasarkan pada tren pertumbuhan penduduk sebesar 1,6. Selanjutnya pada
skenario optimis dilakukan pendekatan terhadap wilayah lain dengan karakteristik
serupa. Diketahui bahwa Kota Bandung memiliki laju pertumbuhan sebesar 2,3
dan Kota Subaraya memiliki laju sebesar 2,1. Diperkirakan Cirebon akan

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-11
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

mengalami perkembangan sepesat Kota Bandung sebagai metropolitan tetangga


namun karakteristik wilayah pelabuhan yang dimiliki berimplikasi pada
kecenderungan tren yang mengikuti Kota Surabaya. Oleh karena itu, pada
skenario optimis, MCR diperkirakan memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar
2,1. Sementara pada skenario pesimis, dilakukan proporsi dari kondisi pada
skenario moderat dan optimis yang berdasarkan perhitungan dihasilkan angka 1,1.

B. Pertumbuhan dan Arah Perkembangan Ekonomi

Kondisi kedua adalah pertumbuhan dan arahan pengembangan ekonomi.


Skenario moderat didasarkan pada angka laju pertumbuhan ekonomi yang dimiliki
pada kondisi eksisting. Berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota
Cirebon Tahun Anggaran 2016, diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi rata-
rata kabupaten/kota wilayah MCR berkisar antara 5-6%. Oleh karena itu pada
skenario moderat, laju pertumbuhan ekonomi yang dimiliki adalah 5-6%.
Selanjutnya perumusan skenario optimis dan pesismis didasarkan pada kondisi
ini. Pada skenario optimis, ditentukan bahwa laju pertumbuhan ekonomi MCR
diperkirakan >6%. Kondisi ini ditentukan juga dengan mempertimbangkan
karakteristik perekonomian yang dimiliki oleh Kota Surabaya. Sementara itu, pada
skenario pesimis, ditentukan bahwa laju pertumbuhan yang terjadi di wilayah MCR
adalah <5% sebagai proporsi yang sesuai dengan laju pertumbuhan pada
skenarioo moderat dan optimis.

Selain itu, untuk arah pengembangan ekonomi ditetapkan berdasarkan arah


pengembangan kegiatan yang diprioritaskan bagi wilayah MCR. Dalam Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2014, disebutkan bahwa MCR
memiliki arah pengembangan sebagai metropolitan yang berbasis pada sektor
kerajinan, pariwisata, dan industri. Pada skenario moderat, dengan kondisi
eksisting yang dimilikinya saat ini MCR akan mengalami perkembangan pada
kegiatan kerajinan dan pariwisata. Mengingat perlunya upaya besar untuk
mengembangkan sektor industri, maka pada skenario optimis arah
pengembangan ekonomi MCR menjadi kerajinan, industri,dan pariwisata
sebagaimana direncanakan sebelumnya. Sementara pada skenario pesimis,
diperkirakan kondisi yang berlangsung diperkirakan akan berlangsung begitu saja
tanpa ada arahan pengembangan tertentu.

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-12
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

C. Struktur Ruang berdasarkan pengembangan Kawasan Perkotaan


Urban/Suburban
Kondisi terakhir adalah struktur ruang berdasarkan pengembangan kawasan
urban dan suburban. Skenario ini terbagi berdasarkan jumlah luasan kawasan
urban dan suburban yang mendominasi wilayah MCR. Pengembangan skenario
ini berdasarkan kondisi capaian MCR berdasarkan dokumen teknis perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan rencana yang akan dikembangkan, pada
tahun 2020 wilayah perkotaan akan mendominasi MC sebesar 60% dengan
komposisi 27 kecamatan status urban dan 18 kecamatan stasus suburban.
Adapun klasifikasi wilayah kecamatan MCR adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Klasifikasi Wilayah Kecamatan Metropolitan Cirebon Raya Tahun 2020


Kabupaten/Kota Kecamatan Kriteria
Kota Cirebon Lemahwungkuk Urban
Kota Cirebon Kejaksan Urban
Kota Cirebon Harjamukti Urban
Cirebon Mundu Urban
Kota Cirebon Pekalipan Urban
Kota Cirebon Kesambi Urban
Cirebon Kedawung Urban
Cirebon Tengah Tani Urban
Cirebon Plered Urban
Cirebon Beber Urban
Cirebon Astanajapura Urban
Cirebon Sumber Urban
Cirebon Sedong Suburban
Cirebon Lemahabang Urban
Cirebon Dukupuntang Urban
Cirebon Gempol Suburban
Cirebon Depok Urban
Cirebon Palimanan Urban
Cirebon Weru Urban
Cirebon Plumbon Urban
Cirebon Karangsembung Suburban
Cirebon Susukan Lebak Suburban

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-13
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

Kabupaten/Kota Kecamatan Kriteria


Cirebon Arjawinangun Suburban
Cirebon Panguragan Suburban
Cirebon Klangenan Urban
Cirebon Pangenan Suburban
Cirebon Greged Urban
Cirebon Suranenggala Suburban
Cirebon Jamblang Urban
Cirebon Gunung Jati Urban
Cirebon Talun Urban
Kuningan Pancalang Suburban
Majalengka Leuwimunding Suburban
Majalengka Sindangwangi Suburban

Kondisi yang tertuang sebagai rencana capaian MCR ini masuk ke dalam skenario
moderat. Kondisi moderat mencerminkan wilayah MCR sebagaimana
perencanaan yang telah dilakukan. Kondisi ini yang akan menjadi dasar
pertimbangan untuk penentuan skenario pesimis dan optimis. Pada skenario
pesimis, diperkirakan pada tahun 2020 wilayah perkotaan yang mendominasi
MCR hanya sebesar 50% dimana ada terdapat beberapa kecamatan yang gagak
menjadi wilayah perkotaan pada perencanaan. Kecamatan tersebut ditentukan
berdasarkan pertimbangan lokasi terhadap aksesibilitas jaringan transportasi
kewilayahan dan proporsi wilayah terbangun yang ada pada kondisi eksisting.
Adapun kecamatan-kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Beber,
Kecamatan Lemahabang, Kecamatan Greged, dan Kecamatan Dukuhpuntang.

Selanjutnya pada skenario terakhir yaitu optimis, diperkirakan MCR akan


berkembang pesat sehingga wilayah perkotaan akan mendominasi MCR sebesar
70%. Hal ini memiliki arti bahwa terdapat kecamatan-kecamatan di sekitar wilayah
perkotaan dan pusat kegiatan berkembang menjadi wilayah urban. Hal ini
dipertimbangkan atas lokasinya terhadap aksesibilitas jaringan transportasi
kewilayahan dan proporsi wilayah terbangun yang direncanakan berkembang
menjadi wilayah suburban. Adapun kecamatan-kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Pangenan, Kecamatan Susukan Lebak, Kecamatan Gempol,

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-14
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

Kecamatan Arjawinangun, Kecamatan Pangurangan, Kecamatan Suranenggala,


dan Kecamatan Karangsembung.

Ketiga skenario pada struktur ruang karakteristik wilayah ini dapat dilihat pada peta
berikut:

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-15
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

Gambar 2. 1 Klasifikasi Wilayah MCR Tahun 2020 berdasarkan Skenario Pesimis


Sumber: Hasil Analisis, 2016

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-16
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

Gambar 2. 2 Klasifikasi Wilayah MCR Tahun 2020 berdasarkan Skenario Moderat


Sumber: Hasil Analisis, 2016

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-17
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

Gambar 2. 3 Klasifikasi Wilayah MCR Tahun 2020 berdasarkan Skenario Optimis


Sumber: Hasil Analisis, 2016

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-18
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung
Peran dan Fungsi Infrastruktur & Transportasi dalam mendukung
Metropolitan Cirebon Raya sebagai PKN

Tabel 2. 2 Kondisi MCR berdasarkan Skenario Pengembangan

Skenario Pesimis Skenario Skenario Optimis


Moderat

Pertumbuhan Tanpa ada arah Arah Arah


Ekonomi pengembangan pengembangan, pengembangan,
kegiatan kegiatan terpusat kegiatan terpusat
di Pariwisata dan di Pariwisata,
Kerajinan Industri, dan
Kerajinan

Jumlah Laju pertumbuhan 1,1 Laju Laju pertumbuhan


Penduduk pertumbuhan 1,6 2,1

Struktur Ruang Perkotaan 50% Perkotaan 60% Perkotaan 70%


Urban: 23 kecamatan Urban: 27 Urban: 31
Suburban: 22 kecamatan kecamatan
kecamatan Suburban: 18 Suburban: 14
kecamatan kecamatan

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Masterplan Sistem Infrastruktur wilayah di Metropolitan Cirebon Raya


2-19
Studio Infrastruktur dan Transportasi Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai