Anda di halaman 1dari 9

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH


PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN
KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN
PERATURAN DAERAH

A. Jangkauan dan Arah Pengaturan


Dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman menentukan bahwa penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman bertujuan untuk: a) memberikan kepastian
hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, b)
mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk
yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan
permukiman sesuai dengan arahan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan
kepentingan, terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), c)
meningkatkan daya guna hasil sumber daya alam bagi pembangunan perumahan
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan baik di kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan, d)memberdayakan para pemangku
kepentingan bidang pembangunan dan kawasan permukiman, e) menunjang
pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, f) menjamin terwujudnya
rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi,
teratur, terencana, terpadu dan berkelanjutan, jangkauan dari Peraturan Daerah
Kota Prabumulih tentan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap
Perumahan dan Permukiman Kumuh adalah seluruh masyarakat Kota Prabumulih.

B. Ruang Lingkup Materi Muatan Peraturan Daerah

Bab Ketentuan Umum


Ketentuan umum berisi pengertian atau definisi, dan hal-hal lain yang bersifat
umumt, yang berlaku bagi pasal-pasal di dalam Rancangan Peraturan Daerah ini.
Adapun beberapa definisi yang digunakan, yaitu:
1. Daerah adalah Kota Prabumulih
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewewnangan daerah otonom
3. Kepala Daerah yang disebut Walikota adalah Walikota Prabmulih
4. Dewan Perwakilan Rakyat Kota Prabumulih, adalah lembaga perwakilan
rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
5. Pemerintah Pusat adalah Presiden RI yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945
6. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, sarana pembinaan keluarga, dan aset bagi pemilknya
7. Perumahan adalan kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan sarana, prasarana,
dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni
8. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satuan perumahan yang mempunyai sarana, prasarana, utilitas umum, dan
penunjang fungsi kegiatan lainnya di kawasan perkotaan atau perdesaan
9. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas
lebih dari satu permukiman
10. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, berupa kawasan perkotaan maupun perdesaam yang memiliki fungsi
sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan peripenghidupan
11. Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas
fungsi sebagai tempat hunian
12. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, kualitas
bangunan dan sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat
13. Pencegahan adalah tindakan yang dilakukan untuk menghindari tumbuh dan
berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru
14. Peningkatan kualitas adalah upaya untuk meningkatkan kualitas bangunan,
sarana, prasarana, dan utilitas umum
15. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat yang
mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan
pemerintah untuk memperoleh rumah
16. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi
standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal layak, sehat, aman, dan
nyaman
17. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya,
dan ekonomi
18. Utiltas umum adalah kelengkapan penunjang pelayanan lingkungan hunian
19. Konsolidasi tanah adalah penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai dengan rancana tata ruang
wilayah dalam usaha penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan
perumahan dan permukiman ‘
20. Pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari
anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja
daerah, dan/atau sumber dana lain yang dibelanjakan untuk penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengaan ketentuan peraturan
perundang-undangan
21. Pelaku pembangunan adalah setiap orang dan/atau pemerintah yang
melakukan pembangunan perumahan dan permukiman
22. Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui
upaya-upaya secara sadar dan terencana
23. Kelompok swadaya masyarakat adalah kumpulan orang yang menyatukan
diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu,
yaitu visi, kepentingan, dan kebutuhan yang sama sehingga kelompok
tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama
24. Peraturan Daerah ini dimaksudkan sebagai pengaturan lebih lanjut dari
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman yang merupakan landasan upaya pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan dan permukiman kumuh
25. Peraturan Daerah bertujuan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya
perumahan dan permukman kumuh baru dalam mempertahankan perumahan
dan permukiman yang telah dibangun agar tetap terjaga kualitasnya

Materi Pokok Yang Diatur


i. Kriteria Perumahan dan Permukiman Kumuh
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada suatu
perumahan dan permukiman yaitu:
a) Kriteria kekumuhan bangunan gedung
 Bangunan gedung tidak teratur
 Bangunan gedung memiliki kepadatan tinggi
 Bangunan gedung tidak memenuhi persyaratan teknis
b) Keriteria kekumuhan jalan lingkungan
 Jaringan jalan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan
atau permukiman
 Kualitas permukaan jalan lingkungan buruk
c) Kriteria kekumuhan penyediaan air minum
 Kebutuhan air minum setiap individu tidak terpenuhi sesuai
standar yang berlaku
d) Kriteria kekumuhan drainase lingkungan
 Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan air hujan
sehingga dapat menimbulkan genangan
 Kualitas fisik dari jaringan drainase buruk
e) Kriteria kekumuhan air limbah
 Sistem pengelolaan air limbah tidak memadai
 Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi
persyaratan teknis
f) Kriteria kekumuhan persampahan
 Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan
teknis
 Sarana dan prasarana persampahan tidak memadai
g) Kriteria kekumuhan kebakaran
 Sistem pengamanan aktif dan pasif tidak tersedia
 Pasokan air pemdadam tidak tersedia
 Akses mobil damkar tidak memadai

ii. Tipologi Perumahan dan Permukiman Kumuh


Pada tipologi ini adalah pengelompokan perumahan dan permukiman kumuh
berdasarkan letak geografis sebagai berikut:
a) Perumahan dan permukiman kumuh di bantaran sungai
b) Perumahan dan permukiman kumuh di bantaran rel kereta api
c) Perumahan dan permukiman kumuh di perkampungan
- Tipologi perumahan dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud
disesuaikan dengan kondisi spesifik dalam wilayah Kota Prabumulih
- Tipologi perumahan dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud
harus disesuaikan dengan alokasi peruntukan dalam rencana tata ruang
- Dalam hal rencana tata ruang tidak mengalokasikan keberadaan tipologi
perumahan dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud maka
keberadaanya harus dipindahkan pada lokasi yang sesuai

iii. Pencegahan Tumbuh dan Berkembangnya Perumahan dan Permukiman


Kumuh
Secara umum pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya
perumahand an permukiman kumuh meliputi pengawasan, pengendalian dan
pemberdayaan masyarakat. Pengawasan dan pengendalian untuk menjamin
kesesuaian penataaan perumahan dan permukiman kumuh dengan RT/RW.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan dan pelayanan informasi
dimaksudkan untuk meningkatkan peran masyarakat melalui pembentukan
kelompok swadaya masyarakat. Adapun pelayanan informasi merupakan kegiatan
pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk pemberitaan hal-hal terkait upaya
pencegahan. Pendampingan dilakukan melalui penyuluhan, pembimbingan dan
bantuan teknis. Penyuluhan adalah kegiatan untuk memberikan informasi dalam
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkai pencegahan terhadap
tumbuh dan berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh. Pembimbingan
adalah kegiatan untuk memberikan petunjuk/penjelasan mengenai cara untuk
mengerjakan kegiatan atau hal terkait pencegahan terhadap tumbuh dan
berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh. Bantuan teknis adalah
kegiatan yang dilakukan pemerintah dan/atau pemerintah daerah untuk memberikan
dukungan yang bersifat teknis.

iv. Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan dan Permukiman Kumuh


Dalam hal peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh
dilakukan dengan penetapan lokasi. Penetapan lokasi dilakukan dengan cara
identifikasi lokasi, penilaian lokasi dan legalisasi penetapan lokasi. Identifikasi lokasi
berkaitan dengan:
a) Permukiman
b) Permasalahan kekumuhan sesuai dengan kriteria
c) Legalitas lahan tentang status kepemilikan
d) Pertimbangan non fisik meliputi nilai strategis lokasi, kepadatan
penduduk dan kondisi sosial ekonomi
Dalam hal pemberian lokasi berkaitan dengan tingkat kekumuhan (ringan,
sedang, berat), status lahan (legalitasnya). Pada penilaian non fisik menetapkan
kriteria rendah, sedang dan tinggi. Legalisasi dilakukan oleh Walikota atau pejabat
yang berwenang. Pola penanganan dapat dilakukan dengan pemugaran,
peremajaan, dan pengelolaan kembali. Pengelolaan dapat dilakukan dengan
membentuk kelompok swadaya masyarakat, kegiatan pemeliharaan dan perbaikan.

v. Penyediaan Tanah
Pemerintah daerah berwenang dan bertanggungjawab atas penyediaan tanah
dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan dan permukiman kumuh.
Ketersediaan tanah termasuk penetapanya di dalam rencana tata ruang wilayah
merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Penyediaan tanah dalam upaya
peningkatan kualitas merupakan salah satu pengadaan tanah untuk pembangunan
bagi kepentingan umum. Penyediaan tanah untuk peningkatan kualitas dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang langsung dikuasai
negara:
a) Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai
negara
b) Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah
c) Peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah
d) Pemanfaatan dan pemindahtangan tanah milik negara atau milik
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
e) Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar

vi. Pendanaan dan Sistem Pembiayaan


Pendanaan dimaksudkan untuk menjamin kemudahan pembiayaan dalam
pencegahand an peningkatan kualitas terhadap perumahan dan permukiman
kumuh. Pendanaan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Adapun sumber
dana berasal dari:
a) Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
b) Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)
c) Sumber dana lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

vii. Tugas dan Kewajiban Pemerintah Daerah


Dalam melaksanakan kewajiban pemerintah daerah melakukan koordinasi
dengan pemerintah dan pemerintah provinsi.
a) Tugas Pemerintah Daerah
 Merumuskan kebijakan dan strategi rencana pembangunan
terkait pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman kumuh
 Melakukan pemberdayaan kepada masyarakat
 Melakukan pembangunan kawasan permukiman dan sarana
prasarana
 Melakukan pembangunan rumah dan perumahan yang layak
bagi masyrakat, khususnya MBR dan masyarakat miskin
 Memberikan bantuan sosial dan pemberdayaan terhadap MBR
dan masyarakat miskin
 Melakukan penyediaan tanah dalam upaya pencegahand an
peningkatan kualitas
b) Kewajiban Pemerintah Daerah
 Kewajiban dalam Pencegahan, melaksanakan oengwasan dan
pengendalian terhadap kesesuaian (1) perizinan, (2) standar
teknis, (3) kelaikan fungsi
 Kewajiban pada tahap pemberdayaan masyarakat, (1)
memberikan pendampingan kepada masyarakat untuk
meningkatkan kesadarand an partisipasi, (2) memberikan
pelayanan informasi kepada masyarakat mengenai rencana tata
ruang, perizinan dan standar teknis

viii. Peran Masyarakat


a. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan penyuluhan, pembimbingan,
dan/atau bantuan yang diberikan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran dan
partisipasi dalam rangka pencegahan terhadap tumbuh dan
berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh
b. Memanfaatkan dan turut membantu pelayanan informasi yang
diberikan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
daerah mengenai rencana tata ruang, perizinan dan standar teknis
perumahan dan permukiman serta dalam hal pemberitaan terkait
upaya pencegahan perumahan dan permukiman kumuh

ix. Sanksi Administratif


a) Peringatan tertulis
b) Pembatasan kegiatan pembangunan
c) Pengehentian sementara atau penghentian tetap pada pelaksanaan
pembangunan
d) Penghentian sementara atau penghentian tetap pada pengelolaan
perumahan atau permukiman
e) Penguasaan sementara oleh pemerintah (segel)
f) Kewajiban membongkar sendiri bangunan dalam jangka waktu
tertentu
g) Pembatasan kegiatan usaha
h) Pembekuan izin mendirikan bangunan
i) Pencabutan izin mendirikan bangunan
j) Pembekuan/pencabutan surat bukti kepemilikan rumah
k) Perintah pembongkaran bangunan rumah
l) Pembekuan izin usaha
m) Pencabutan izin usaha
n) Pengawasan
o) Pembatalan izin
p) Kewajiban pemulihan fungsi lahan dalam jangka waktu tertentu
q) Pencabutan insentif
r) Pengenaan denda administratif
s) Penutupan lokasi

x. Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup


a. Ketentuan Peralihan
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua dokuman yang
telah ditetapkan, ditetapkan, atau diterbitkan sebelum Peraturan
Daerah ini ditetapkan, selama masih sesuai dengan Peraturan Daerah
ini dinyatakan tetap berlaku
b. Ketentuan Penutup
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan agar
setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatanya dalam Lembaran Daerah.

Anda mungkin juga menyukai