TENTANG
BUPATI SLEMAN,
MEMUTUSKAN:
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
11. Pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan adalah suatu
kegiatan melalui perencanaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan
dan pemeliharaan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan.
12. Pengembang adalah institusi atau lembaga penyelenggara pembangunan
perumahan dan permukiman.
13. Orang adalah orang pribadi atau badan.
14. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan,
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan ter batas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, dana pensiun, koperasi, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
15. Rencana tapak adalah rencana tata letak bangunan dalam suatu
lingkungan dengan fungsi tertentu yang memuat rencana tata bangunan,
jaringan sarana dan prasarana fisik serta fasilitas lingkungan.
Pasal 2
Pasal 3
4
d. akuntabilitas; dan
e. keberlanjutan.
BAB II
PERUMAHAN
Pasal 4
Pasal 5
BAB III
PERENCANAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
5
(2) Pemerintah Daerah memberikan pengesahan atas perencanaan
prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan yang telah memenuhi
persyaratan.
BAB IV
PEMBANGUNAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM
Pasal 9
Pasal 10
BAB V
JENIS PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN
Pasal 11
6
Pasal 12
Pasal 13
BAB VI
PENYEDIAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS
Pasal 14
7
Pasal 15
(3) Pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum harus telah selesai
dibangun pada saat kavling terjual 75% (tujuhpuluh lima persen) dari
keseluruhan jumlah kavling.
d. denda.
(6) Sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf d digunakan untuk menyediakan prasarana minimal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan tahapan penerapan sanksi
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam Peraturan
Bupati.
BAB VII
PENYERAHAN
8
Pasal 16
(3) Masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling
sedikit selama 6 (enam) bulan.
Pasal 17
Pasal 18
(2) Penyerahan sarana pada perumahan berupa tanah siap bangun dan
bangunan.
9
Pasal 19
(1) Penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas rumah susun berupa tanah
siap bangun.
(2) Tanah siap bangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di satu
lokasi dan di luar hak milik atas satuan rumah susun.
Pasal 20
10
Pasal 21
(1) Tata cara penyerahan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan
dilakukan melalui kegiatan persiapan, pelaksanaan dan pasca
penyerahan.
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
(1) Dalam hal prasarana, sarana dan utilitas ditelantarkan dan belum
diserahkan, Bupati membuat Surat Pernyataan Penguasaan Fisik atas
prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan.
11
(2) Surat Pernyataan Penguasaan Fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai dasar Bupati mengajukan Permohonan Pendaftaran Hak Atas
Tanah.
BAB VIII
PENGELOLAAN
Pasal 25
(1) Pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan yang telah
diserahkan kepada Pemerintah Daerah, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah.
(3) Dalam hal dikerjasamakan dengan pihak ketiga, pemeliharaan fisik dan
pendanaan menjadi tanggung jawab pengelola.
(4) Pengelola prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan tidak dapat
merubah peruntukan dan kepemilikan prasarana, sarana dan utilitas
umum perumahan.
BAB IX
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 26
12
b. mengajukan pengaduan atas pelanggaran perizinan dan/atau kerugian
terkait dengan pembangunan perumahan, prasarana, sarana, dan utilitas
umum perumahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB X
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN
Pasal 27
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
13
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Ditetapkan di Sleman
pada tanggal 23 Desember 2015
ttd
GATOT SAPTADI
Diundangkan di Sleman
pada tanggal 23 Desember 2015
Pj.SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SLEMAN,
ttd
ISWOYO HADIWARNO
14
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
15
Huruf b
Yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah masyarakat
mengetahui prasarana, sarana dan utilitas yang telah
diserahkan dan/atau kemudahan bagi masyarakat untuk
mengakses informasi terkait dengan penyerahan prasarana,
sarana dan utilitas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kemitraan” adalah dalam penyediaan
prasarana, sarana dan utilitas pemerinah darah melibatkan para
pelaku usaha dan masyarakat dengan prinsip saling
mendukung, bekerjasama, dan memperkuat dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah proses
penyerahan prasarana, sarana dan utilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “keberlanjutan” adalah kesepahaman
bahwa penyediaan prasarana, sarana dan utilitas harus
senantiasa memperhatikan aspek lingkungan hidup dan
keberlangsungan di masa yang akan datang sejalan dengan laju
pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan sehingga
tercipta keserasian dan keseimbangan pembangunan sesuai
fungsi dan peruntukannya.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan perumahan merupakan sekumpulan
rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
16
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan perizinan adalah pembangunan
prasarana, sarana, utilitas umum perumahan dilaksanakan
sesuai ketentuan perizinan di Daerah.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Huruf a
Jalan perumahan menggunakan perkerasan yang menyerap air
hujan dan ramah lingkungan, antara lain paving block.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 12
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
17
Huruf g
Jumlah minimal petak makam yang disediakan adalah:
a. perumahan, dengan rumus:
3 (tiga) x jumlah kavling rumah.
b. rumah susun, dengan rumus:
2 (dua) x jumlah satuan rumah susun.
keluasan setiap petak tanah makam adalah 2,5 (dua koma lima)
meter x 1,5 (satu koma lima) meter.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Prasarana, sarana, utilitas umum perumahan meliputi
prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, sarana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf e (berupa
peribadatan jika direncanakan dalam site plan) dan huruf g
(berupa pemakaman), dan utilitas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat 8
Cukup jelas.
18
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pihak ketiga” adalah pengembang,
swasta dan masyarakat.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “pihak ketiga” adalah pengembang,
swasta dan masyarakat.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
19