Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Menurut Undang-undang Nomor UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan
dan Pemukiman. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana
dan prasarana lingkungan (pasal 1 ayat 2). Dalam membangun suatu permukiman
ataupun perumahan, seorang pembangun atau arsitek harus mampu mengetahui
syarat syarat dalam perumahan ataupun permukiman tersebut. Syarat yang harus
ada yaitu sarana dan prasarana yang disediakan harus ada seperti RTH dan
penunjang lainnya. Dalam perumahan ataupun permukiman perlu adanya
lingkungan yang sehat sehingga dapat menimbulkan perumahan atau permukiman
yang sehat pula.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang
dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan
pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada
lokasi, bagunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan
rumah dan lingkungan di sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut
memiliki penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak,
mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia maupun
limbah lainnya (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi
utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan, tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan pemukiman
adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk ukuran dengan penataan tanah
dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang memungkinkan
pelayanan dan pengelolaan yang optimal.

1
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik
lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan
pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan
pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya. Jaringan primer
prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan antarakawasan
pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya. Jaringan
sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan primer yang
melayani kebutuhan di dalam satu satuan lingkungan pemukiman. Sarana
lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Contoh sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan,
pelayanan umum, pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olah
raga, pertamanan, pemakaman. Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu pada
sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan pemukiman, meliputi jaringan air
bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan pemadam kebakaran. Utilitas umum
membutuhkan pengelolaan profesional dan berkelanjutan oleh suatu badan usaha.
Sehingga saya akan meninjau atau menganalisis bagaimana perumahan atau
permukiman yang baik mulai dari segi sarana dan prasarana dari perumahan atau
permukiman tersebut ataupun menganai bagaimana lingkungan atau suasana yang
terdapat ataupun terasa pada perumahan yang akan ditinjau. Kali ini saya akan
meninjau perumahan yang saya tinggali sekarang yaitu perumahan Taman Panciro
Indah Gowa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana fasilitas atau sarana prasarana dalam perumahan yang akan di
tinjau
2. Bagaimana lingkungan perumahan yang akan ditinjau
C. Tujuan
1. Mengetahui fasilitas atau sarana prasarana dalam perumahan yang akan di
tinjau
2. Mengetahui lingkungan perumahan yang akan ditinjau

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang


perumahan dan permukiman yang dimaksud dengan:
a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga.
b. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan
c. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdcsaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
d. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai
bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana
lingkungan yang terstruktur.

Jenis-Jenis Perumahan
1. Perumahan Biasa (Perkampungan)
Perumahan biasa merupakan perumahan yang berada di perkampungan, bukan
di kompleks. Perumahan biasa umumnya dimiliki secara perorangan. Oleh
karena itu, bangunannya pun terdiri dari berbagai model. Di perumahan biasa,
ada beberapa warga yang membangun rumah untuk dikontrakkan atau
disewakan kepada orang lain. Rumah ini dinamakan rumah kontrak atau rumah
sewa.

3
2. Perumahan Nasional (Perumnas)
Perumnas merupakan jenis perumahan yang dibangun oleh perusahaan
pengembang (developer). Umumnya, jenis perumahan ini dibangun dengan
menggunakan bahan yang sama (sejenis), terencana, dan dalam waktu yang
bersamaan. Oleh karena itu, perumahan tersebut umumnya tertata rapi, baik
bentuk rumah, jalan-jalan, maupun pembangan air limbah rumah tangga, dan
sarana umum lainnya.
3. Perumahan Rumah Susun (Rusun)
Rumah Susun atau disingkat Rusun, kerap dikonotasikan sebagai apartemen
versi sederhana, walupun sebenarnya apartemen bertingkat sendiri bisa
dikategorikan sebagai rumah susun. Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya
lahan untuk pemukiman di daerah perkotaan. Karena mahalnya harga tanah di
kota besar maka masyarakat terpaksa membeli rumah di luar kota.
4. Real Estate
Real Estate biasanya dihuni oleh keluarganya yang umumnya tergolong tingkat
ekonomi menengah ke atas. Bentuk bangunannya menarik dengan halaman
rumah cukup luas. Ada pula yang dibangun berlantai dua. Sarana di lingkungan
rumah sudah lengkap.
5. Kondominium/Apartemen/Rumah Susun Mewah
Sebagian warga Jakarta memilih tinggal di apartemen. Banyak alasan mengapa
orang memilih tinggal di apartemen. Alasan tersebut antara lain karena faktor
keamanan, kenyamanan, dan fasilitas lain yang lengkap. Dengan alasan inilah
harga apartemen menjadi sangat mahal.

Persyaratan Perumahan

1) Tersedianya lahan yang cukup bagi pembangunan lingkungan dan dilengkapi


dengan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial.
2) Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan, baik yang
berasal dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun,
sumber air beracun, dsb).

4
3) Terjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi
pembinaan individu dan masyarakat penghuni.
4) Kondisi tanahnya bebas banjir dan memiliki kemiringan tanah 0-15 %,
sehingga dapat dibuat sistem saluran air hujan (drainase) yang baik serta
memiliki daya dukung yang memungkinkan untuk dibangun perumahan.
5) Adanya kepastian hukum bagi masyarakat penghuni terhadap tanah dan
bangunan diatasnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yaitu :
Lokasinya harus strategis dan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya.
Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan, seperti pelayanan
kesehatan, perdagangan, dan pendidikan.
Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan
cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan air.
Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang
siap untuk disalurkan ke masing-masing rumah.
Dilengkapi dengan fasilitas pembuangan air kotor, yang dapat dibuat
dengan sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan,
ataupun tanki septik komunal.
Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara
teratur agar lingkungan permukiman tetap nyaman.
Dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti taman bermain untuk anak,
lapangan atau taman, tempat beribadah, pendidikan dan kesehatan sesuai
dengan skala besarnya permukiman tersebut.
Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon.

Prasarana dan Sarana Lingkungan Pemukiman:


1. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan
2. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit

5
3. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
menganggu kes, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyadang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu
penerangan jalan tidak menyilaukan mata
4. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan
5. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan
6. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi syarat
kesehatan
7. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kes, kom, t4 kerja, t4 hiburan, t4
pendidikan, kesenian, dll
8. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
9. Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yg dapat menimbulkan keracunan.

Syarat Sehat Perumahan dan Lingkungan Pemukiman


Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik,
kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga
memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan adalah ketentuan
teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan
masyarakat yang bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya
atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi
persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu
sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat
besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
(Sanropie, 1992).

6
Persyaratan Pemukiman dan Rumah Sehat
1. Sistem pengadaan air baik
2. Fasilitas untuk mandi baik
3. Sistem pembuangan limbah baik
4. Sistem pembuangan tinja baik
5. Tidak over crowded
6. Ventilasi
7. Pencahayaan
8. Kebisingan
9. Kekuatan bangunan
10. Letak rumah

Letak sebuah rumah yang sehat, maka harus termsuk di dalamnya beberapa
persyaratan dibawah ini :
a. Permukaan tanah
Tanah rendah
Tanah ideal adalah tanah yang kering
Tanah timbun yang kurang padat juga tidak baik
Letak rumah harus ideal dengan permukaan bangunan lainnya
b. Arah Rumah
Matahari terbit
Sebaiknya daerah terbuka
Jangan menghadap daerah dengan hempasan angin yang kuat

Adapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman


menurut Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah :
1. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gel tsunami, daerah gempa, dll
Tidak terletak pada daerah bekas TPA sampah atau bekas tambang

7
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan
2. Kualitas udara
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
Debu dengan diameter kurang dari 10 ug maks 150 ug/m3
Debu mak 350 mm3/m2 perhari
3. Kebisingan dan Getaran
Kebisingan dianjurkan 45 dB A, mak 55 dB. A
Tingkat getaran mak 10 mm/ detik

Kualitas Tanah di daerah Perumahan dan Pemukiman harus memenuhi


persyaratan berikut:
Kandungan Timah hitam (Pb) mak 300 mg/kg
Kandungan Arsenik (As) total mak 100 mg/kg
Kandungan Cadmium ( Cd) mak 20 mg/kg
Kandungan Benzoa pyrene mak 1 mg/kg

Persyaratan dasar perencanaan


1. Ketentuan umum
Pembangunan perumahan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan
martabat, mutu kehidupan serta kesejahteraan umum sehingga perlu dikembangkan
secara terpadu, terarah, terencana serta berkelanjutan / berkesinambungan.
Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam merencanakan lingkungan
perumahan di perkotaan adalah:
a) Lingkungan perumahan merupakan bagian dari kawasan perkotaan sehingga
dalam perencanaannya harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
setempat atau dokumen rencana lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota/
Kabupaten.

8
b) Untuk mengarahkan pengaturan pembangunan lingkungan perumahan yang
sehat, aman, serasi secara teratur, terarah serta berkelanjutan /berkesinambungan,
harus memenuhi persyaratan administrasi, teknis dan ekologis, setiap rencana
pembangunan rumah atau perumahan, baik yang dilakukan oleh perorangan
maupun badan usaha perumahan.
c) Perencanaan lingkungan perumahan kota meliputi perencanaan sarana hunian,
prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas umum yang diperlukan untuk
menciptakan lingkungan perumahan perkotaan yang serasi, sehat, harmonis dan
aman. Pengaturan ini dimaksudkan untuk membentuk lingkungan perumahan
sebagai satu kesatuan fungsional dalam tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan
sosial budaya.
d) Perencanaan pembangunan lingkungan perumahan harus dilaksanakan oleh
kelompok tenaga ahlinya yang dapat menjamin kelayakan teknis, yang
keberadaannya diakui oleh peraturan yang berlaku.
e) Penyediaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan merupakan bagian dari
sistem pelayanan umum perkotaan sehingga dalam perencanaannya harus
dipadukan dengan perencanaan lingkungan perumahan dan kawasan-kawasan
fungsional lainnya.
f) Perencanaan pembangunan lingkungan perumahan harus menyediakan pusat-
pusat lingkungan yang menampung berbagai sektor kegiatan (ekonomi, sosial,
budaya), dari skala lingkungan terkecil (250 penduduk) hingga skala terbesar
(120.000 penduduk),yang ditempatkan dan ditata terintegrasi dengan
pengembangan desain dan perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana
lingkungan.
g) Pembangunan perumahan harus memenuhi persyaratan administrasi yang
berkaitan dengan perizinan pembangunan, perizinan layak huni dan sertifikasi
tanah, yang diatur oleh Pemerintah Kota/Kabupaten setempat dengan berpedoman
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9
h) Rancangan bangunan hunian, prasarana dan sarana lingkungan harus memenuhi
persyaratan teknis kesehatan dan keselamatan sesuai Standar Nasional Indonesia
atau ketentuan-ketentuan lain yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan
Daerah serta Pedoman Teknis yang disusun oleh instansi terkait.
i) Perencanaan lingkungan perumahan juga harus memberikan kemudahan bagi
semua orang, termasuk yang memiliki ketidakmampuan fisik atau mental seperti
para penyandang cacat, lansia, dan ibu hamil, penderita penyakit tertentu atas dasar
pemenuhan azas aksesibilitas (sesuai dengan Kepmen No. 468/ Thn. 1998), yaitu:
1) kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan;
2) kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat
atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan;
3) keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua
orang;
4) kemandirian, yaitu setiap orang harus dapat mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam
suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
j) Dalam menentukan besaran standar untuk perencanaan lingkungan perumahan
kota yang meliputi perencanaan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan,
menggunakan pendekatan besaran kepadatan penduduk.
k) Dalam merencanakan kebutuhan lahan untuk sarana lingkungan, didasarkan
pada beberapa ketentuan khusus, yaitu:
1) besaran standar ini direncanakan untuk kawasan dengan kepadatan
penduduk <200 jiwa/ha;
2) untuk mengatasi kesulitan mendapatkan lahan, beberapa sarana dapat
dibangun secara bergabung dalam satu lokasi atau bangunan dengan tidak
mengurangi kualitas lingkungan secara menyeluruh;
3) untuk kawasan yang berkepadatan >200 jiwa/ha diberikan reduksi 15-30%
terhadap persyaratan kebutuhan lahan; dan

10
4) perencanaan prasarana lingkungan, utilitas umum dan sarana lingkungan
harus direncanakan secara terpadu dengan mempertimbangkan keberadaan
prasarana dan sarana yang telah ada dengan tidak mengurangi kualitas dan
kuantitas secara menyeluruh.

Tabel 1 Faktor reduksi kebutuhan lahan untuk sarana lingkungan


berdasarkan kepadatan penduduk

l) Dalam menentukan besaran standar untuk perencanaan kawasan perumahan


baru di kota/new development area yang meliputi perencanaan sarana hunian,
prasarana dan sarana lingkungan, pengembangan desain dapat
mempertimbangkan sistem blok / grup bangunan/ cluster untuk memudahkan
dalam distribusi sarana lingkungan dan manajemen sistem pengelolaan
administratifnya. Apabila dengan sistem blok / grup bangunan/ cluster
ternyata pemenuhan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan belum
dapat terpenuhi sesuai besaran standar yang ditentukan, maka pengembangan
desain dapat mempertimbangkan sistem radius pelayanan bagi penempatan
sarana dan prasaran lingkungan, yaitu dengan kriteria pemenuhan distribusi
sarana dan prasarana lingkungan dengan memperhatikan kebutuhan
lingkungan sekitar terdekat.
m) Perencanaan lingkungan permukiman untuk hunian bertingkat ( rumah susun)
harus mempertimbangkan sasaran pemakai yang dilihat dari tingkat pendapatan KK
penghuni.

11
2. Persyaratan lokasi
Lokasi lingkungan perumahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Lokasi perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen perencanaan
lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat, dengan kriteria sebagai
berikut:
1) kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi
tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan
pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas
bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;
2) kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi
tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang
batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;
3) kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas),
kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung),
kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia);
4) kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai
dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan
yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau
danau/setu/sungai/kali dan sebagainya;
5) kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan
pertumbuhan fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan
kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana;
6) kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak
pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna
lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan;
7) kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan
keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama
aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/lokal setempat.
b) Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status
kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis dan ekologis.

12
c) Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya, dengan
mempertimbangkan jenis, masa tumbuh dan usia yang dicapai, serta pengaruhnya
terhadap lingkungan, bagi tumbuhan yang ada dan mungkin tumbuh di kawasan
yang dimaksud.

3. Persyaratan fisik
Ketentuan dasar fisik lingkungan perumahan harus memenuhi faktor-faktor berikut
ini:
a) Ketinggian lahan tidak berada di bawah permukaan air setempat, kecuali dengan
rekayasa/ penyelesaian teknis.
b) Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan ketentuan:
1) tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar
landai dengan kemiringan 0-8%; dan
2) diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%.

4. Sistem Drainase
Tipe sistem drainase ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan saluran
drainase dalam fungsinya sebagai sarana dalam penyaluran air hujan yang jatuh di
dalam kawasan permukiman. Tipe sistem drainase, dimensi, fungsi dan
penempatannya dapat dilihat pada Tabel 2.

( Tabel 2. Sistem Drainase Permukiman Hubungannya dengan Fungsi dan


penempatannya)

13
5. Sistem Jaringan Jalan Perumahan

Jalan lokak sekunder di perumahan dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu:

a. Jalan Lokal Sekunder I

Jalan lokal I merupakan jalan poros perumahan yang menghubungkan antara jalan
kolektor dan atau pusat aktivitas di perumahan. Jalan ini secara fungsional dapat
dikatakan seperti jalan dengan hirarki arteri di dalam kawasan perumahan, dengan
kapasitas jalan yang dapat melayani jumlah kendaraan yang relatif besar, yaitu
antara 800-2000 kendaraan/hari.

b. Jalan Lokal Sekunder II

Jalan Lokal II menghubungkan akses menuju jalan lokal sekunder III dan
menghubungkan aktivitas atau menuju jalan yang lebih tinggi hirarkinya. Jalan
lokal II dapat berbentuk loop yang menghubungkan satu jalan kolektor atau jalan
arteri pada dua titik, atau dapat juga berbentuk jalan lurus yang menghubungkan
lalu-lintas antara jalan kolektor atau jalan arteri. Jalan lokal II mempunyai kapasitas
200-1000 kendaraan/hari

c. Jalan Lokal Sekunder III

Fungsi utama dari jalan ini adalah menghubungkan lalu-lintas dari dan menuju
persil jalan lainnya dalam perumahan. Jalan lokal IIItidak memberikan pelayanan
sebagai jalan pintas. Kapasitas jalan ini adalah kurang dari 35 kendaraan/hari.

14
Gambar Ilustrasi Jaringan Jalan Perumahan

15
16
BAB III
STUDI KASUS

(Sumber: Google Maps)

Nama Perumahan : Taman Panciro Indah


Alamat : Jalan Poros Barombong, RT 001 RW 001, Kelurahan
Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Sulawesi
Selatan

Aksesbilitas : Wilayah perumahan dekat dengan jalan utama yaitu Jl.


Poros Takalar dan Jl. Poros Barombong serta dapat diakses
oleh kendaran motor, mobil pribadi, motor pribadi dan
angkutan umum yang lewat di Jalan Poros Takalar dan Jl.
Poros Barombong. Serta dekat dengan akses menuju jalan
Metro Tanjung Bunga yang dapat dilewati melalui Jalan
Poros Barombong.

Fasilitas : Jalan, saluran air (drainase), air bersih, listrik, keamanan,


mesjid, Pustu dan Posyandu.

17
Dalam merencanakan suatu Perumahan, harus memperhatikan kebutuhna
lahan untuk membangun suatu perumahan. Kebutuhan lahan untuk sarana
lingkungan, didasarkan pada beberapa ketentuan khusus, yaitu: (sesuai dengan
ketentuan umum SNI 03-1733.2004). Pada poin ke-4 dalam ketentuan umun SNI
03-1733-2004, perencanaan prasarana lingkungan, utilitas umum dan sarana
lingkungan harus direncanakan secara terpadu dengan mempertimbangkan
keberadaan prasarana dan sarana yang telah ada dengan tidak mengurangi kualitas
dan kuantitas secara menyeluruh. Pada poin ini, dalam perencaan Perumahan
dimana fasilitas yang sudah tersedia tidak di kurangi atau dihilangkan karena pada
tapak/lahan Taman Panciro Indah ini sudah terdapat Pustu sebelum perumahan ini
dibangung, sehingga Pustu tersebut masih tetap berada di dalam lahan Perumahan
Taman Panciro Indah. Namun dalam perumahan Taman Panciro Indah ini masih
sangat minim fasilitas yang tersedia. Seperti kurangnya lapangan yang dapat
digunakan bersama dalam hal apapun. Pertimbangan perumahan Taman Panciro
Indah ini tidak membuat Lapangan dikarenakan masih terdapat lapangan besar di
sekitar perumahan Taman Panciro Indah ini yang beradius 2 km dari rumah
tinggal pribadi yang berada pada perumahan Taman Panciro Indah.

Sebagian besar fasilitas perumahan Taman Panciro Indah belum memenuhi


standar pelayanan yang memadai sesuai dengan syarat sarana dan prasarana yang
harus terdapat pada suatu perumahan. Jelas pada pendahuluan di atas terdapat satu
teori yaitu sarana dan prasarana dalam lingkungan permukiman harus:
1. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan. Pada poin ini, perumahan yang dijadikan sebagai studi
kasus belum terdapat persyaratan ini karena pada daerah perumahan yang
ditinjau terdapat taman kanak kanan yang dekat dengan perumahan tersebut.
Dan tidak tersedia nya lagi lahan kosong pada perumahan tersebut.

18
2. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit.
Pada poin ini, perumahan sudah menyediakan drainase yang baik serta drainase
yang mengalirkan air limbah dari setiap perumahan ini langsung mengalir ke
arah drainase yang lebih besar pada bagian luar dari perumahan ini. Namun pada
saat terjadi musim hujan, terkadang air yang turun dari hujan tersebut tidak dapat
ditampung dengan baik pada drainase kecil dalam perumahan tersebut sehingga
menimbulkan genangan air yang membuat seluruh rumah di perumahan
terendam air tersebut.

Gambar 1. Sumber: Koleksi Pribadi

Tipe sistem drainase pada Perumahan Taman Panciro Indah ini termasuk
pada tipe drainase yang tidak terpadu dikarenakan drainase pada Taman Panciro
Indah ini mempunyai dimensi yang tidak sesuai dengan persyaratan umum dan
tidak disesuaikan dengan perhitungan Debit Rencana, sehingga setiap musim hujan
masyarakat Perumahan tersebut mengalami banjir ringan dengan ketinggian sekitar
2-5 cm tergantung dengan intensitas curah hujan yang turun. Meskipun drainase
pada perumahan Taman Panciro Indah ini tidak termasuk pada tipe sistem drainase
terpadu dikarenakan dimensi drainase yang tidak sesuai namun mengenai
penempatan serta fungsi dari drainase Taman Panciro Indah ini sudah sesuai dengan
type sistem drainase terpadu.

19
( Tabel 2. Sistem Drainase Permukiman Hubungannya dengan Fungsi dan
penempatannya)
3. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
menganggu kes, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyadang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu
penerangan jalan tidak menyilaukan mata. Pada poin ini terfokus pada sarana
jalan yang harus disediakan pada lingkungan permukiman ataupun
perumahan yang di bahas.
4. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Pada poin ini masalah persedian air sudah sangat
memadai dikarenakan perumahan yang di tinjau terdapat pipa PDAM yang
langsung du hubungkan ke setiap rumah dalam perumahan tersebut.
5. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan. Pengelolaan sampah nya sudah cukup baik karena terdapat
pengangkut sampah yang datang setiap hari untuk mengambil sampah
sampah di setiap rumah. Meskipun pengangkut sampah tersebut di bayar
sendiri oleh rumah-rumah yang diangkut sampahnya.
6. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi syarat
kesehatan. Pada poin ini saya rasa cukup jelas masalah pembuangan tinja
karena setiap rumah dalam perumahan tersebut memiliki tersendiri
septicktank untuk membuang limbah dari rumahnya sendiri.

20
7. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komersil , tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dll. Pada hal ini perumahan
tersebut tidak sesuai persyaratan di poin ini karena wilayah dari perumahan
tersebut masih berada di daerah yang belum berkembang dan masih berstatus
kabupaten bukan kota seperti halnya perumahan perumahan yang berada di
Makassar.
8. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya. Masalah
instalasi listrik, sudah cukup aman karena sampai saat ini saya tidak
mendapatkan sekitar rumah di perumahan tersebut mengalami gangguan
listrik yang dapat membahayakan penghuni rumah itu sendiri ataupun seluruh
penghuni perumahan tersebut.
9. Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yg dapat menimbulkan keracunan. Hal tersebut tidak terdapat pada
perumahan ini karena makanan di kelola di rumah sendiri sendiri dan atur
oleh penghuni rumah itu sendiri.
Sehingga dapat dikatakan bahwa perumahan yang di tinjau masih sangat
kurang dalam hal sarana dan prasana yang kurang tersedia. Beberapa persyaratan
yang seharusnya dapat menunjang perumahan tersebut tidak memadai. Bukan
hanya sarana dan prasana dalam hal itu saja namun, dalam hal keamanan dari
perumahan ini pun tidak terjamin dikarenakan tidak memiliki pos keamanan. Yang
dimana pos keamanan salah satu keharusan dalam perumahan yang harus di
sediakan.
Setelah mengetahui bagaimana keadaan sarana dan prasarana dari
perumahan Taman Panciro Indah, selanjutnya bagaimanakah lingkungan atau
suasana di dalam Perumahan Taman Panciro Indah ini cukup sehat ataukan
menimbulkan berbagai macam penyakit yang di sebabkan oleh beberapa hal.

Masalah sehat atau tidaknya lingkungan perumahan Taman Panciro Indah


ini, pasti memiliki takaran tersendiri. Masalah yang akan dibahas yaitu lingkungan
di luar rumah dari perumahan Taman Panciro yang akan di tinjau. Mengenai rumah
tinggal saya sendiri bisa dikatakan masih sehat dikarenakan setiap hari nya di
bersihkan dan di rapikan.

21
Gambar 2. Sumber: Koleksi Pribadi
(Kondisi Lantai teras pada salah satu rumah di perumahan Taman Panciro Indah
yang saya tinggali)

Gambar 3. Sumber: Koleksi Pribadi

22
Gambar 4. Sumber: Koleksi Pribadi

Sesuai dengan Persyaratan Permukiman dan Rumah Sehat, perumahan


Taman Panciro Indah ini masih tergolong bersih dikarenakan tidak pernah terjadi
wabah penyakit yang berbahaya. Lingkungan perumahan cukup bersih meskipun
terlihat sarana jalan yang tidak sesuai standart perumahan yang baik namun
kebersihan masih tetap terjaga. Terlihat pada gambar 4, lingkungan masih terlihat
bersih dan tidak terdapat sampah yang berserakan kemana-mana.

Persyaratan Pemukiman dan Rumah Sehat


1. Sistem pengadaan air baik. Sistem pengadaan air pada perumahan ini masih
sangat baik meskipun terdapat beberapa hari tertentu tiba-tiba air dari PDAM
tidak mengalir. Serta mengenai air pada penampungan air tiap rumah masih
terjaga kebersihannya karena setiap rumah dari perumahan Taman Panciro Indah
menggunakan Abate yang di celupkan pada penampungan air yang tersedia.
Sehingga terbebas dari jentik nyamuk dan wabah penyakit berbahaya.
2. Fasilitas untuk mandi baik. Sama halnya seperti sistem pengadaan air, pada
fasilitas untuk mandi ini termasuk golongan yang cukup baik dikarenakan
setiap rumah di perumahan Taman Panciro Indah ini memiliki kamar mandi di
dalam rumah tersebut. Sehingga fasilitas untuk mandi masalah tempat sudah
tercukupi serta masalah air untuk mandi juga tercukupi.

23
3. Sistem pembuangan limbah baik. Pada sistem pembuangan limbah di Perumahan
Taman Panciro Indah ini sebenarnya kurang baik karena pembuangan limbah di
perumahan ini terdapat dua jalur. Ada pembuangan langsung ke jalur sanitasi
dan ada juga yang lewat ke jalur septictank. Air yang keluar ke sanitasi atau
drainase berasal dari air limbah mandi maupun cuci piring sedangkan air limbah
yang ke jalur septictank yaitu limbah yang melalui closed sehingga di teruskan
ke septictank. Pada sistem ini bisa dikatakan kurang baik karena bisa saja air
limbah yang dikeluarkan tersebut mengeluarkan virus virus berbahaya untuk
manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembuangan limbah pada
perumahan Taman Panciro Indah ini kurang efektif.
4. Sistem pembuangan tinja baik. Pada sistem pembuangan tinja di Perumahan
Taman Panciro Indah ini cukup baik karena setiap rumah pada perumahan di
Taman Panciro Indah ini sudah memiliki pembuangan tinja sendiri sendiri
berupa septictank di setiap rumah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem
pembuangan limbah pada perumahan Taman Panciro Indah ini cukup baik dan
terkontrol.
5. Tidak over crowded. Pada persyaratan ini, maksud dari crowded yaitu ramai
sehingga maksud dari persyaratan ini yaitu tidak terlalu ramai. Perumahan atau
permukiman yang sehat dapat di katakan sehat ketika terbebas dari keramaian
yang berlebihan atau bisa dikatakan terbebas dari suara suara yang tidak
diinginkan oleh telinga kita untuk didengar. Pada Perumahan Taman Panciro
Indah ini masalah crowded nya bisa dikatakan sudah sesuai persyaratan dikarena
pada perumahan ini sangat memiliki tenggang rasa yang tinggi yang apabila pada
suasana tertentu pada penghuni dari perumahan ini akan tenang namun pada
suasana tertentu pula penghuni pada perumahan ini pun akan melakukan
aktivitas seperti biasanya namun tidak menimbulkan kebisingan yang berarti
ataupun menimbulkan suara yang tidak diinginkan.

24
6. Ventilasi.Pada persyaratan poin ini, mengenai ventilasi pada persyaratan ini
bermaksud yaitu bukaan ventilasi yang sesuai sehingga suasana dalam rumah di
perumahan ini tidak menimbulkan masalah yang berarti. Ventilasi yang baik
yaitu ventilasi yang bersentuhan langsung dengan lingkungan luar sehingga
angin segar dapat masuk ke dalam rumah di perumahan ini dengan mudah.
Dikarenakan sistem tata layout pada perumahan ini menggunakan sistem
berdempetan maka pada perumahan ini memaksimalkan udara yang berada di
depan rumah saja, meskipun terdapat rumah di sudut tapak yang bisa
menggunakan dua sisi bangunannya untuk menggunakan ventilasi semaksimal
mungkin.
7. Pencahayaan. Berhubungan dengan ventilasi, pencahayaan yang baik atau
pencahayaan yang sehat yaitu pencahayaan yang berasal dari matahari pagi
sekitar mulai pukul enam sampai delapan pagi. Penggunaan bukaan yang
semaksimal mungkin juga bisa mendukung penerimaan cahaya yang baik. Pada
perumahan Taman Panciro Indah ini memiliki pencahayaan yang cukup baik
karena di setiap rumah di Perumahan Taman Panciro Indah ini menggunakan
bukaan yang baik di bagian rumah yang mengarah langsung di area bebas.
8. Kebisingan. Sama seperti halnya pada poin ke lima pada persyaratan ini,
kebisingan yang ditimbulkan pada sekitar perumahan ini sangat mengganggu
pada kesehatan penghuni dalam perumahan tersebut dikarenakan dapat
mengganggu pendengaran penghuni jika terdapat kebisingan yang maksimal.
Namun, pada perumahan Taman Panciro Indah ini tingkat kebisingannya tidak
tinggi. Sama halnya seperti persyaratan ke lima yang membahas mengenai Tidak
Over Crowded.

25
9. Kekuatan bangunan. Persyaratan ini sangat penting pada persyaratan sehat
tidaknya suatu perumahan ataupun permukiman, dikarena terpengaruhi pada
penggunaan material yang digunakan pada setiap rumah. Ketika rumah di
perumahan tersebut kuat maka ini juga membuat penghuni merasa nyaman dan
tidak merasakan ketakutan apabila berada dalam rumah di Perumahan Taman
Panciro Indah ini. Pada perumahan Taman Panciro Indah ini, mengenai kekuatan
bangunannya tidak bisa sama ratakan setiap bangunan, karena ada beberapa
rumah yang sudah merenovasi rumah tinggal masing masing dan ada pula yang
masih menggunakan bentuk asli dari perumahan tersebut. Dan rumah yang
masih menggunakan bentuk asli dari perumahan tersebut masih kokoh dan utuh.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kekuatan bangunan di Perumahan Taman
Panciro Indah ini bisa dikatakan cukup kuat.
10. Letak rumah. Mengenai letak rumah di perumahan Taman Panciro Indah ini
tidak lagi memikirkan orientasi letak rumah karena perletaka rumah rumah
pada perumahan tersebut ada yang terkena cahaya pagi dan ada yang tidak
sehingga dapat dikatakan pada perumahan Taman Panciro Indah megenai letak
rumahnya tidak baik.

Pada persyaratan dasar perencanaan mengenai ketentuan umum pembangunan


perumahan, lingkungan perumahan merupakan bagian dari kawasan perkotaan
sehingga dalam perencanaannya harus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) setempat atau dokumen rencana lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kota/Kabupaten. Pada perumahan Taman Panciro ini terletak pada kawasan
kabupaten dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh kabupaten wilayah
Perumahan ini. Namun pada Perumahan Taman Panciro Indah ini masih kurang
dalam hal fasilitasnya seperti yang telah di jabarkan diatas.

26
3. Persyaratan fisik Perumahan Taman Panciro Indah
Sesuai dengan Ketentuan dasar fisik lingkungan perumahan harus memenuhi
faktor-faktor berikut ini:
a) Ketinggian lahan tidak berada di bawah permukaan air setempat, kecuali dengan
rekayasa/ penyelesaian teknis. Pada Perumahan Taman Panciro Indah ini tidak
sesuai degan ketentuan tersebut mengenai ketinggian lahan dikarenakan saluran air
(drainase) besar yang terdapat pada daerah luar perumahan tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan lahan/tapaka perumahan ini serta air pada jalanan perumahan
ini apabila hujan tidak dapat mengalir dengan baik melewati drainase kecil dalam
perumahan menuju ke drainase besar di luar perumahan.

b) Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan ketentuan:


Sesuai dengan teori mengenai persyaratan kemiringan lahan, lahan pada perumahan
Taman Panciro Indah ini tidak melewati 15% dari ketentuan dikarenakan kondisi
tanah pada Taman Panciro Indah tersebut bisa dikatakan datar ataupun landai
sehingga kemiringan dari lahan Perumahan tersebut tidak lebih dari 5%. Dimana
standar dari kemiringan lahan yang datar yaitu 0-8%,sehingga lahan dari
perumahan ini sudah sesuai dengan ketentuan.

(Sumber. Koleksi Pribadi, Kondisi Jalan Perumahan Taman Panciro Indah)

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada perumahan Taman Panciro Indah di kabupaten Gowa ini memiliki


fasilitas atau sarana prasarana yang cukup memadai namun pada perumahan Taman
Panciro Indah ini masih banyak butuh perubahan beberapa fasilitas seperti halnya
jalan, tempat bermain anak anak yang harus di sediakan agar menjadi perumahan
atau permukiman yang di sediakan.
Pada perumahan Taman Panciro Indah ini juga memiliki lingkungan yang
sudah cukup sehat dikarenakan beberapa wabah penyakit telat di atas dengan
pencegahan dan tindakan antisipasi. Perubahan yang kecil terlebih dahulu lalu
melangkah ke perubahan yang lebih besar lagi. Berawal dari rumah yang sehat
maka perlahan lingkungan perumahan tersebut akan sehat pula seiringan dengan
suasana sehat yang ditimbulkan dari suasana sehat pada rumah. Serta pada
perumahan Taman Panciro Indah ini sudah memiliki drainase yang cukup terpadu
meskipun dimensi yang di tentukan oleh SNI 03-9697-2003 tidak sesuai pada
perumahan Taman Panciro Indah ini.
Pada perumahan Taman Panciro Indah ini juga sudah sesuai dengan
persyaratan fisik suatu Perumahan yang di dasari oleh ketentuan SNI 03-9697-
2003, namun penampilan dari jalan Perumahan Taman Panciro Indah ini tidak rata
dikarenakan bahan dari jalan perumahan tersebut ada beberapa yang menggunakan
tanah yang di timbuni sirtu. Namun ada pula jalan perumahan Taman Panciro Indah
ini sudah menggunakan pavinblok.

28
B. Saran dan Kritik

Saya sebagai penyusun mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
sebagai penyusun meminta kritik dan saran pembaca. Sehingga laporan ini menjadi
lebih baik.
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

29

Anda mungkin juga menyukai