Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KONSTITUSI

DINUL CITRA HARDIYANTI


D51115019
TEKNIK ARSITEKTUR 2015
KONSTITUSI

A. PENGERTIAN
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu Constitution dan berasal
dari bahasa belanda constitue dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam
bahasa prancis yaitu constiture dalam bahasa jerman vertassung dalam
ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang undang dasar. Konstitusi /
UUD dapat diartikan peraturan dasar dan yang memuat ketentuan ketentuan
pokok dan menjadi satu sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah
keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat
negara.

Pengertian konstitusi menurut para ahli

1. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu


negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur
/memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
2. Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi
tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
3. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di
dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di
dalam masyarakat misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik,
dsb.
4. L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis.
5. Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa
latin cisme yang berarti bersama dengan dan statute yang berarti membuat
sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
6. Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:

Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;

1. Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua


organisasi yang ada di dalam negara.
2. Konstitusi sebagai bentuk negara.
3. Konstitusi sebagai faktor integrasi.
4. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di
dalam negara .
Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi
sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh
penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil
(konstitusi dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti materiil
(konstitusi yang dilihat dari segi isinya).
konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang
tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.
konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan
atas hak asasi serta perlindungannya.

Dalam perkembangannya, istilah konstitusi mempunyai dua pengertian, yaitu:


1. Dalam pengertian luas (dikemukakan oleh Bolingbroke), konstitusi berarti
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Seperti
halnya hukum pada umumnya, hukum dasar tidak selalu merupakan
dokumen tertulis atau tidak tertulis atau dapat pula campuran dari dua unsur
tersebut. sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang Dasar dan
hukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi.
Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan bearnegara mempunyai sifat ;

a. Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek


penyelenggaaraan Negara.
b. Tidak beartentangan dengan hukum dasar tertulis/Undang-undang
Dasar dan bearjalan sejajar.
c. Diterima oleh rakyat negara. Bersifat melengkapi sehingga
memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak terdapat dalam
Undang-undang Dasar. Konstitusi sebagiai hukum dasar memuat
aturan-aturan dasar atau pokok-pokok penyelenggaraan bernegara, yang
masih bersifat umum atau bersifat garis besar dan perlu dijabarkan lebih
lanjut kedalam norma hukum dibawahnya.
2. Dalam arti sempit (dikemukakan oleh Lord Bryce), konstitusi berarti
piagam dasar atau UUD, yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-
peraturan dasar negara. Contohnya adalah UUD 1945.

B. SIFAT DAN FUNGSI


Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku).
Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan
jaman /dinamika masyarakatnya. Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit
/ kaku apabila konstitusi itu sulit untuk diubah kapanpun.
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang
diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, terkait oleh beberapa pembatasan
dalam konstitusi negara sehigga menjamin bahwa kekuasaan yang
dipergunakan untuk memerintah itu tidak disalahgunakan.
Dengan demikian diharapkan hak-hak warganegara akan terlindungi.
Sesuai dengan istilah konstitusi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang
diarti kan sebagai:
1) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan;
2) Undang-undang Dasar suatu negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, konstitusi merupakan tonggak atau
awal terbentuknya suatu negara dan menjadi dasar utama bagi penyelenggara
negara. Oleh sebab itu, konstitusi menempati posisi penting dan strategis
dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi juga menjadi tolok
ukur kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan bukti sejarah
perjuangan para pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang digariskan
oleh pendiri negara ( the founding fathers ). Konstitusi memberikan arahan
kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan negara menuju
tujuannya.
C. TUJUAN
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan
berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
Dan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM
orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

D. NILAI

1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu
bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti
hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti
berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi
tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal pasal tertentu
tidak berlaku / tidsak seluruh pasal pasal yang terdapat dalam UUD itu
berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk
kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa
menggunakan konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan
politik.

E. PENTINGNYA KONSTITUSI DALAM NEGARA


Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara
tidak mungkin terbentuk, maka konstitusi menempati posisi yang sangat
krusial dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Negara dan konstitusi
merupakan lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dr.
A. Hamid S. Attamimi, dalam disertasinya berpendapat tentang pentingnya
suatu konstitusi atau Undang-undang Dasar adalah sebagai pegangan dan
pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara harus
dijalankan.
Sejalan dengan pemahaman di atas, Struycken dalam bukunya Net
Staatsrecht van Het Koninkrijk der Nederlanden menyatakan bahwa
konstitusi merupakan barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang
sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu, sekaligus ide-ide
dasar yang digariskan oleh the founding father, serta memberi arahan
kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang
akan dipimpin. Semua agenda penting kenegaraan ini tercover dalam
konstitusi, sehingga benarlah kalau konstitusi merupakan cabang yang
utama dalam studi ilmu hukum tata negara.
Pada sisi lain, eksistensi suatu negara yang diisyaratkan oleh A. G.
Pringgodigdo, baru riel ada kalau telah memenuhi empat unsur, yaitu:
1) Memenuhi unsur pemerintahan yang berdaulat,
2) Wilayah Tertentu
3) Rakyat yang hidup teratur sebagai suatu bangsa (nation), dan
4) Pengakuan dari negara-negara lain.
Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ini belumlah
cukup menjamin terlaksananya fungsi kenegaraan suatu bangsa kalau belum
ada hukum dasar yang mengaturnya. Hukum dasar yang dimaksud adalah
sebuah konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari dua segi.
Pertama, dari segi sisi (naar de Inhoud) karena konstitusi memuat dasar dari
struktur dan memuat fungsi negara. Kedua, dari segi bentuk (Naar de
Maker) oleh karena yang memuat konstitusi bukan sembarangan orang atau
lembaga. Mungkin bisa dilakukan oleh raja, raja dengan rakyatnya, badan
konstituante atau lembaga diktator.
Pada sudut pandang yang kedua ini, K. C. Wheare menggkaitkan
pentingnya konstitusi dengan peraturan hukum dalam arti sempit, dimana
konstitusi dibuat oleh badan yang mempunyai wewenang hukum yaitu
sebuah badan yang diakui sah untuk memberikan kekuatan hukum pada
konstitusi.

F. UNSUR KONSTITUSI
Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu
Jaminan terhadap Ham dan warga negara.
Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental.
Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.
Menurut Miriam Budiarjo, konstitusi memuat tentang
Organisasi negara.
HAM.
Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum.
Cara perubahan konstitusi.
Menurut Koerniatmanto Soetopawiro, konstitusi berisi tentang
Pernyataan ideologis.
Pembagian kekuasaan negara.
Jaminan HAM (Hak Asasi Manusia).
Perubahan konstitusi.
Larangan perubahan konstitusi.

G. KLASIFIKASI KONSTITUSI
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
1) Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang
dapat dijumpai pada sejumlah hokum dasar yang diadopsi atau
dirancang oleh para penyusun konstitusi dengan tujuan untuk
memberikan ruang lingkup seluas mungkin bagi proses undang-undang
biasa untuk mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam aturan-aturang
yang sudah disiapkan.
2) Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan
proses yang panjang misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen,
Referendum dan konvensi.

b) Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku

1) Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu

a. Elastic

b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.

2) Ciri-ciri konstitusi yang kaku

a. Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan


undang-undang yang lain.

b. Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan
yang berat.

c) Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi

1) Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat


kedudukan yang paling tinggi dalam Negara dan berada diatas
peraturan perundang-undang yang lain.

2) Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai


kedudukan serta derajat.

d) Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan

1) Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan system pembagian
kekuasaan antara pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara
bagian.
2) Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai karena
seluruh kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana
diatur dalam konstitusi.

e) Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system


pemerintahan parlementer.

Konstitusi yang mengatur beberapa ciri-ciri system pemerintrahan


presidensial dapat diklasifikasikan kedalam konstitusi system pemerintah
presidensial begitu pula sebaliknya
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
http://destiwd.blogspot.co.id/2011/10/makalah-konstitusi.html

Anda mungkin juga menyukai