Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perumahan
1. Pengertian Perumahan

Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, perumahan berada dan
merupakan bagian dari permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan (pasal 1 ayat 2). Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari
kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana dimungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara
penghuninya, serta dilengkapi prasarana sosial, ekonomi, budaya, dan pelayanan yang merupakan
subsistem dari kota secara keseluruhan.

Tujuan pembangunan perumahan dan permukiman dalam jangka panjang ditujukan agar setiap
keluarga menempati dan memiliki suatu rumah yang layak serta dapat menjamin ketentraman
hidup. Perumahan dan permukiman haruslah memberikan ciri kehidupan sesuai dengan karakteristik
masyarakatnya. Perumahan dan permukiman mempunyai fungsi sosial, ekonomi dan lingkungan,
diselenggarakan dan diwujudkan secara seimbang. Berkenaan dengan pengaturan perumahan dan

2. Asas dan Tujuan Perumahan

Asas penataan perumahan dari UU Nomor 1 Tahun 2011 berlandaskan pada asas manfaat, adil, dan
merata, kepercayaan diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian hidup. Penataan perumahan
bertujuan untuk:

a. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar dalam rangka peningkatan
dan pemerataan kesejahteraan rakyat
b. Mewujudkan perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
c. Memberi arahan pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional.
d. Menunjang pembangunan dibidang ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya.

3. Penyelenggara Perumahan

Penyelenggara perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu
kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Penyelenggara
perumahan meliputi:

a. Perencanaan (perencanaan, perancangan, dan utilitas perumahan)


b. Pembangunan (pembangunan, utilitas, dan peningkatan kualitas perumahan)
c. Pemanfaatan (pemanfaatan dan pelestarian perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan)
d. Pengendalian (dilaksanakan pemerintah/pemerintah setempat dalam bentuk izin,
penertiban dan penataan)

B. Pe
mukiman
1. Pengertian Permukiman

Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Pasal 3, Permukiman adalah bagian dari lingkungan
hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan
perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan
sarana lingkungan yang terstruktur.  

2. Tujuan Penyelenggaraan Permukiman

Tujuan utama pengaturan penyelenggaraan permukiman adalah untuk mewujudkan kawasan


permukiman yang teratur, serasi, seimbang, sehat, aman dan lestari sebagai wadah kehidupan dan
penghidupan yang tertib, lancar, sehat.
a. Penyediaan rencana umum tata ruang wilayah dan program pemanfaatan ruang wilayah
permukiman;
b. Penyediaan tanah siap bangun untuk pembangunan berbagai kawasan peruntukan dalam
kawasan permukiman sesuai dengan kondisi dan potensi pengembangannya;
d. Penyediaan saluran primer dan sekunder pembuangan air hujan dan air limbah keperairan umum
(sungai, danau, atau laut) dan air limbah ke tempat pengolahannya;
e. Penyediaan tempat pembuangan akhir dan pengolahan sampah.

3. Klasifikasi Fungsi Permukiman

Klasifikasi Fungsi Permukiman Menurut Lewis Mumford (The Culture Of Cities, 1938) dalam
Wesnawa, 2015:27) mengemukakan 6 jenis Kota berdasarkan tahap perkembangan permukiman
penduduk kota. Jenis tersebut diantaranya:

a. Eopolis dalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan
peralihan dari pola kehidupan desa ke arah kehidupan kota.
b. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-sifat
agraris.
c. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagian
kehidupan ekonomi masyarakat ke sektor industri.
d. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang
menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan.
e. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum,
kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi
f. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.

3. lingkungan Permukiman

Lingkungan permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen, yaitu (K. Basset dan
John R. Short, 1980, dalam Kurniasih) :
a.  Nature (unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti topografi, hidrologi, tanah,
iklim, maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan fauna.
b.  Man (manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan pribadinya seperti biologis,
emosional, nilai-nilai moral, perasaan, dan perepsinya.
c.    Society (masyarakat), adanya manusia sebagai kelompok masyarakat.
d. Shells (tempat), dimana mansia sebagai individu maupun kelompok melangsungkan kegiatan atau
melaksanakan kehidupan.
e.  Network (jaringan), merupakan sistem alami maupun buatan manusia, yang menunjang
berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air bersih, listrik, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada dasarnya suatu permukiman terdiri dari isi (contents)
yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam masyarakat dan wadah yaitu lingkungan fisik
permukiman lingkungan fisik permukiman yang merupakan wadah bagi kehidupan manusia dan
merupakan pengejawantahan dari tata nilai, sistem sosial, dan budaya masyarakat yang membentuk
suatu komunitas sebagai bagian dari lingkungan permukiman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai