B
A 2
B
TINJAUAN
KEBIJAKAN
2.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011-2031
2.1.1 Visi
Visi Penataan Ruang Provinsi adalah ‘terwujudnya ruang wilayah Provinsi
berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam
pembangunan berkelanjutan.’
2.1.2 Strategi
Strategi penataan ruang Provinsi Jawa Timur yang dapat menjadi tinjauan
dan pertimbangan kebijakan dalam pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan
Infrastruktur Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Magetan diantaranya adalah:
1. Strategi untuk meningkatkan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di
Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti
pengembangan sistem agropolitan meliputi:
a. pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai
penunjang agrobisnis dan agroindustri;
b. pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat
pemasaran hingga ke pasar internasional;
c. pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas
lembaga tani dan lembaga keuangan; dan
LAPORAN ANTARA 1
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
2.1.3 Rencana
Rencana tata ruang Provinsi Jawa Timur yang dapat menjadi tinjauan dan
pertimbangan kebijakan dalam pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur
Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Magetan diantaranya adalah:
1. Rencana Sistem Perkotaan
a. PKN: Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–
Sidoarjo–Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang;
b. PKW: Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar,
Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan;
c. PKWP: Pasuruan dan Batu;
d. PKL: Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang,
Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang,
Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan
2. Rencana Wilayah Pengembangan Madiun dan sekitarnya dengan pusat di Kota
Madiun meliputi: Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Ngawi dengan
fungsi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan,
peternakan, pertambangan, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan industri;
3. Arahan pengelolaan kawasan permukiman perkotaan meliputi:
a. pengaturan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru;
LAPORAN ANTARA 2
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
2.2.1 Visi
Visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Magetan 2005-2025 sebagai
berikut:
‘Kabupaten Magetan sebagai Simpul Koleksi Distribusi Agribisnis yang
Kompetitif di Tingkat Nasional untuk Menciptakan Masyarakat dan
Lingkungan yang Produktif, Sejahtera, Lestari, Mandiri, dan
Bermartabat’
LAPORAN ANTARA 3
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
2.2.2 Misi
Upaya mewujudkan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Magetan
akan dicapai melalui misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
2. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis
3. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan
4. mewujudkan ketersediaan dan pelayanan infrastruktur yang berkualitas
5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan berwibawa yang menjunjung
tinggi supremasi hukum dan keadilan
Misi yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah misi RPJPD Kabupaten
Magetan Tahun 2005-2025 nomor 4.
2.2.3 Sasaran
Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini dan tantangan yang dihadapi
serta visi dan misi pembangunan yang telah dirumuskan maka pembangunan
daerah diarahkan pada pencapaian sasaran pembangunan. Sasaran dari misi 4)
mewujudkan ketersediaan dan pelayanan infrastruktur yang berkualitas adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
infrastruktur berkualitas
b. terwujudnya pemerataan pelayanan pembangunan di seluruh wilayah
c. meningkatnya pertumbuhan sector-sektor ekonomi wilayah
d. terwujudnya kelancaran distribusi barang dan jasa
LAPORAN ANTARA 4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
B. Bidang Perumahan
a) Masyarakat dan pengembang memiliki kesadaran tinggi membangun
infrastruktur pelengkap dalam rangka meningkatkan sanitasi dan konservasi
lahan dan lingkungan.
b) Membangun infrastruktur permukiman khususnya rumah layak huni dan
sehat secara merata dan menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah
dengan memperhatikan rencana tata ruang.
c) Mengembangkan infrastruktur permukiman oleh pemerintah serta swadaya
masyarakat.
d) Masyarakat memiliki kemampuan dalam manajemen lingkungan
permukiman.
e) Adanya peraturan daerah tentang manajemen permukiman yang relevan
dengan RTRW.
f) Adanya respons masyarakat dan pengembang untuk cenderung melakukan
pengembangan vertikal.
LAPORAN ANTARA 5
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
g) Adanya peraturan zonasi yang jelas mengenai wilayah yang tidak dapat
didirikan bangunan perumahan (untuk perlindungan hutan).
h) Meningkatkan pengadaan air bersih berkualitas.
i) Meningkatkan pelayanan air bersih baik aspek kaualitas maupun kuantitas.
LAPORAN ANTARA 6
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 7
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 8
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 9
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 10
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 11
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 12
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 13
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 14
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
simpul ekonomi baru, dan/atau koridor ekonomi baru yang dibutuhkan untuk
menjaga keseimbangan ruang, keberlanjutan pembangunan, dan ketahanan
masyarakat. Kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya adalah wilayah
yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya
alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri ATR No.1 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan setelah
dilakukan proses analisa, maka sistem perkotaan dalam RTRW Kabupaten
Magetan direncanakan sebagai berikut.
1) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten. PKL
merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
2) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan, yang ditentukan
berdasarkan antara lain:
(1) merupakan ibukota kecamatan;
(2) proyeksi jumlah penduduk;
(3) jenis dan skala fasilitas pelayanan; dan/atau
(4) jumlah dan kualitas sarana dan prasarana.
Dengan demikian sistem perkotaan di Kabupaten Magetan adalah sebagai
berikut:
LAPORAN ANTARA 15
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Perkotaan Plaosan
Perkotaan Parang
LAPORAN ANTARA 16
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Sentra
Pusat Wilayah Jangkauan Fungsi Arahan Pengembangan
No. Pengembang
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kegiatan Kegiatan Fasilitas
an
dan kecamatan umum
Pengembangan
pasar induk
Pertanian Kegiatan Pertanian tanaman Sentra
pengembangan pangan tanaman
tanaman pangan pangan
(padi, jagung, ubi
rambat)
Peternakan Kegiatan -
pengembangan Peternakan
peternakan (sapi,
kambing, ayam)
Perindustrian Pengembangan Home Industri Sentra Home
home industri Industri:
(penyamakan Penyamakan
kulit, anyaman kulit
bambu, dan Anyaman
makanan ringan) bamboo
Manisan kulit
pamelo
Jenang
Kerupuk puli
Pariwisata Pengembangan Prasarana sarana -
wisata kota wisata
2 Pusat Kec. Barat Regional Perindustrian Pengembangan Fasilitas
Kegiatan Kec. Kecamatan, kawasan industri perindustrian
Lokal Kartoharjo Lokal pabrik gula
(PKL) Kec. Kec. Purwodadi,
Maospati Karangrejo industri genteng.
Kec. Karas Pertanian Budidaya tanaman Irigasi pertanian Sentra
Kec. Sukomoro pangan (padi, ubi tanaman
Kec. Bendo kayu, jagung), pangan: Padi
perkebunan (jeruk
pamelo, tebu)
Peternakan Kegiatan Peternakan
pengembangan
peternakan (sapi,
kambing, ayam)
Perhubungan Pengembangan Peningkatan kualitas Terminal Tipe
distribusi Terminal Maospati A
pergerakan tipe B
manusia dan
barang
Hankam Pengembangan Kawasan militer Kawasan
kawasan Lanud Iswahyudi strategis
pertahanan Lanud Hankam Lanud
Iswahyudi Iswahyudi
3. Pusat Kec. Poncol Regional Pertanian Budidaya tanaman Fasilitas pertanian; Sentra
Kegiatan Kec. Sidorejo Kecamatan, pangan irigasi pertanian tanaman
Lokal Lokal pangan dan
(PKL) hortikultura
Kec.Plaosa Peternakan Budidaya Peternakan
n peternakan
Perikanan Budidaya Fasilitas perikanan
perikanan: ikan
nila, lele dan
udang
Pariwisata Pengembangan Fasilitas pariwisata
wisata alam,
LAPORAN ANTARA 17
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Sentra
Pusat Wilayah Jangkauan Fungsi Arahan Pengembangan
No. Pengembang
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kegiatan Kegiatan Fasilitas
an
wisata minat
khusus, wisata
sejarah dan
budaya
4. Pusat Kec. Takeran Regional Pertanian Budidaya tanaman Irigasi pertanian Sentra
Kegiatan Kec. Kecamatan, pangan (padi, tanaman
Lokal Nguntoronadi Lokal jagung, ketela pangan: Padi
(PKL) Kec. Kec. pohon), Ketela pohon
Kawedana Lembeyan perkebunan (tebu, Kacang
n Kec. Parang jeruk pamelo, Kelapa
kacang tanah)
Perindustrian Pengembangan Fasilitas Home Industri:
kawasan industri perindustrian; Jeruk
pabrik gula industri kecil Pamelo
Rejosari, home Manisa kulit
industri manisan pamelo
kulit pamelo
Peternakan Budidaya Peternakan
peternakan (Sapi,
kambing, ayam)
Pariwisata Pemanfaatan Fasilitas pariwisata Pengembanga
kawasan wisata n OWSB
OWSB: Makam
G.B.R.Ay.
Maduretno dan
K.P.A.H. Ronggo
Prawirodirdjo III
Sumber: Materi Teknis Revisi RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032
LAPORAN ANTARA 18
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
Desa Genilangit
2 Parang Perkotaan Desa Parang
Desa Taman Arum
Desa Syutan
Desa Pragak
Perdesaan Desa Ngagliik
Desa Ngunut
Desa Trosono
Desa Nglopang
Desa Mategal
Desa Bungkuk
Desa Jokorto
Desa Krajan
Desa Sundul
3 Lembeyan Perkotaan Desa Kulon
Desa Lembeyan
Desa Kediren
Desa Tunggur
Perdesaan Desa Lembeyan Wetan
Desa Dukuh
Desa Kedungpanji
Desa Nguri
Desa Pupus
Desa Tapen
Desa Krowe
4 Takeran Perkotaan Desa Takeran
Desa Kapuhrejo
Desa Kerik
Desa Waduk
Desa Madigondo
Desa Jomlang Kerang
Desa Tawangrejo
Desa Sawojajar
Desa Duyung
Desa Kuwonharjo
Perdesaan Desa Kiringan
5 Nguntoronadi Perkotaan Desa Nguntoronadi
Desa Petungrejo
Desa Purworejo
Desa Kenongomudo
Desa Driyorejo
Desa Simbatan
Perdesaan Desa Goranggareng
Desa Sukowidi
Desa Semen
6 Kawedanan Perkotaan Desa Kawedaan
Desa Tulung
Desa Ngunut
Desa Gahon
Desa Ngentep
Desa Balerejo
Desa Sampung
Desa Rejosari
LAPORAN ANTARA 19
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
Desa Bogem
Desa Genengan
Desa Mojorejo
Desa Karangrejo
Desa Selorejo
Desa Jambangan
Perdesaan Desa Bangunrejo
Desa Giripurno
Desa Tiadan
Desa Pojok
Desa Ngadirejo
Desa Sugirejo
7 Magetan Perkotaan Desa Magetan
Desa Pulukerto
Desa Tambaran
Desa Kepolorejo
Desa Selosari
Desa Candirejo
Desa Siniganung
Desa Sukowinanggun
Desa Baron
Perdesaan Desa Tambakrejo
Desa Purwosari
Desa Lawanganom
8 Ngariboyo Perkotaan Desa Banyudono
Desa Ngaribowo
Desa Mojopurno
Desa Balegondo
Perdesaan Desa Pendem
Desa Sumberdukun
Desa Selopanggung
Desa Bangsri
Desa Bangsribaleasri
Desa Selotinatah
Desa Banjarejo
Desa Banjarpanjang
9 Plaosan Perkotaan Desa Buluharjo
Desa Bulugunung
Desa Sedangagung
Desa Plaosan
Perdesaan Desa Dadi
Desa Puntukdoro
Desa Plumpung
Desa Ngacar
Desa Sarangan
Desa Pacalan
Desa Nitikan
Desa Sumberagung
Desa Sidomukti
Desa Bogoarum
Desa Randugede
10 Sidorejo Perkotaan Desa Sidorejo
Desa Campursari
LAPORAN ANTARA 20
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
Desa Widorokandang
Desa Sumbersawit
Desa Sidomulyo
Desa Sambirobyong
Perdesaan Desa Durenan
Desa Kalang
Desa Sidokerto
Desa Getasenyar
11 Panekan Perkotaan Desa Rejomulyo
Desa Turi
Desa Panekan
Desa Manjung
Desa Sumberdodol
Desa Milangsari
Perdesaan Desa Tapak
Desa Sukowidi
Desa Ngiliran
Desa Jabung
Desa Bedagung
Desa Tanjungsari
Desa Cepoko
Desa Terung
Desa Wates
Desa Sidowayan
Desa Banjarejo
12 Sukomoro Perkotaan Desa Tinap
Desa Bulu
Desa Pojoksari
Desa Sukomoro
Desa Bibis
Desa Bandar
Desa Tambakmas
Desa Kembangan
Desa Kedungnggowo
Perdesaan Desa Karangkati
Desa Tanaman
Desa Kentangan
Desa Bogem
Desa Truneng
Desa Bontok
Desa Ginuk
13 Bendo Perkotaan Desa Bendo
Desa Kledekan
Desa Carikan
Desa Soco
Desa Tanjung
Desa Pingkuk
Desa Belotan
Desa Dukuh
Desa Setren
Desa Kleco
Desa Tegalarum
Perdesaan Desa Duwet
LAPORAN ANTARA 21
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
Desa Bulugledek
Desa Lemahbang
Desa Kinandang
Desa Bulak
14 Maospati Perkotaan Desa Maospati
Desa Kraton
Desa Ngunjung
Desa Ronowijayan
Desa Pendeyan
Desa Suratmajan
Desa Malang
Desa Gulun
Desa Mranggen
Desa Gempol
Desa Ugihwaras
Desa Tanjungsepreh
Perdesaan Desa Klagengambiran
Desa Sumberejo
Desa Pesu
15 Karangrejo Perkotaan Desa Prampelan
Desa Gebyog
Desa Patihan
Desa Kauman
Desa Palem
Desa Manisrejo
Desa Sambirembe
Desa Patihan
Desa Gondang
Desa Mantren
Perdesaan Desa Maron
Desa Baluk
16 Karas Perkotaan Desa Karas
Desa Temenggung
Desa Temogo
Desa Sobontoro
Desa Jungke
Perdesaan Desa Geplak
Desa Taji
Desa Sumursongo
Desa Kuwon
17 Barat Perkotaan Desa Ngumpal
Desa Manjung
Desa Panggung
Desa Tebon
Desa Bogorejo
Desa Banjarejo
Desa karangsono
Desa Mangge
Desa Blaran
Desa Bangunas
Desa Rejomulyo
Desa Klagen
Perdesaan Desa Jonggrangan
LAPORAN ANTARA 22
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
18 Kartoharjo Perkotaan Desa Sukowidi
Desa Gelang
Desa Kartoharjo
Desa Pencol
Desa Karangmojo
Desa Jeruk
Desa Mrahu
Perdesaan Desa Bayemtaman
Desa Bayemwetan
Desa Jajar
Desa Gunungan
Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032
LAPORAN ANTARA 23
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 24
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 25
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 26
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 27
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
perkebunan dan peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi
dalam hal sektor industri seperti kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari
potensi yang ada dibuat linkage sistemnya. Sehingga akan muncul perkembangan
agroindustri dan agrowisata basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan Kawasan
Plaosan, Panekan dan sebagian wilayah Poncol sebagai kawasan agropolitan
hortikultura, Kawasan BETASUKA (Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro,
Kawedanan) sebagai kawasan agropolitan perkebunan. Pengembangan ekonomi
tinggi di kawasan Kabupaten Magetan memicu tingginya aktivitas baik di dalam
maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari
aspek lainnya misalnya dari transportasi.
Adapun wilayah yang memiliki potensi sebagai pengembangan pertanian,
meliputi:
Budidaya tanaman padi yang terdapat di Kecamatan Takeran, Ngariboyo,
Bendo, Karas, dan Kartoharjo;
Budidaya tanaman jagung yang terdapat di Kecamatan Lembeyan, Plaosan
dan Sukomoro;
Budidaya tanaman ubi kayu yang terdapat di Kecamatan Poncol, Parang,
dan Plaosan;
Budidaya tanaman kacang tanah yang terdapat di Kecamatan Lembeyan
dan Takeran;
Budidaya tanaman kacang hijau yang terdapat di Kecamatan Maospati.
Potensi pengembangan peternakan di wilayah Kabupaten Magetan
mencakup dalam budidaya ternak besar (sapi,sapi perah, kerbau, dan kuda),
ternak kecil (kambing, domba, dan babi), serta unggas (ayam kampung, itik,
mentok, ayam petelur, dan ayam potong) dan kelinci, potensi peternakan tersebut
harus terus dikembangkan. Adapun wilayah yang memiliki potensi sebagai
pengembangan peternakan, meliputi:
Budidaya ternak besar terdapat di Kecamatan Poncol, Lembeyan, Bendo
dan Barat;
Budidaya ternak kecil di Kecamatan Poncol, Parang, Lembeyan, Magetan,
Ngariboyo, Bendo, Karas, Barat;
LAPORAN ANTARA 28
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 29
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 30
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 31
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
atau bahkan hilang tergusur oleh kegiatan budidaya permukiman. Untuk itu,
lingkungan di sekitar candi perlu ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya
dan Ilmu Pengetahuan, dengan batas luasan disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan analisis Lembaga yang terkait dengan kepurbakalaan. Kawasan
cagar budaya memiliki nilai sejarah peradaban manusia di lokasi tersebut dari
zaman ke zaman. Informasi yang terkandung di dalamnya perlu dipelihara
keberadaannya agar dapat dipelajari oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
LAPORAN ANTARA 32
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 33
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 34
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
2.4.1.2 Misi
Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka disusun misi
yaitu rumusan umum tentang upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai
dan menguraikan upaya-upaya yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin
dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai misi.
Visi pembangunan Kabupaten Magetan tahun 2018 – 2023 tersebut di
atas akan dapat terwujud dengan serangkaian misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan percepatan dan perluasan pembentukan sumberdaya manusia
yang SMART (Sehat, Maju, Agamis, Ramah, Terampil)
2. Meningkatkan perekonomian daerah melalui keberpihakan dan
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro sebagai pilar ekonomi kerakyatan
serta pemberdayaan masyarakat desa sebagai basis sekaligus ujung tombak
pembangunan daerah.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya alam yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
4. Memantapkan ketercukupan kuantitas dan kualitas sarana prasarana dan
fasilitas bagi kegiatan pelayanan masyarakat.
5. Mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan
manajemen pemerintahan yang bersih, profesional dan adil.
Adapun masing-masing misi tersebut di atas memiliki penjabaran sebagai
berikut:
LAPORAN ANTARA 35
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Pokok-
Misi Penjelasan Misi
pokok Visi
Kabupaten 1. Meningkatkan Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan
Magetan percepatan dan sumber daya manusia Magetan yang
yang SMART perluasan pembentukan berkualitas melalui pendidikan yang
sumberdaya manusia berkualitas, berkarakter, bermoral dan
yang SMART (Sehat, berakhlak mulia, serta pelayanan kesehatan
Maju, Agamis, Ramah, yang terjangkau, merata, dan berkualitas.
Terampil) Misi ini memiliki arah dalam rangka
menciptakan sosok masyarakat Kabupaten
Magetan yang sehat, berkarakter (berakhlak
mulia, agamis, dan berbudaya), cerdas,
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan memiliki spirit untuk maju dan berdaya
saing.
Kabupaten 2. Meningkatkan Misi ini dimaksudkan untuk memberikan
Magetan perekonomian daerah dukungan dan pendampingan kepada
yang melalui keberpihakan masyarakat dalam penguatan sistem
MANTAB dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis kekuatan
koperasi dan usaha lokal, peningkatan sarana dan prasarana
mikro sebagai pilar perekonomian, serta peningkatan akses
ekonomi kerakyatan masyarakat dalam berusaha sehingga
serta pemberdayaan kemampuan ekonomi masyarakat lebih
masyarakat desa berkembang dan semakin kuat. Disamping
sebagai basis sekaligus itu, misi ini juga dimaksudkan untuk
ujung tombak meningkatkan keberdayaan masyarakat
pembangunan daerah desa sebagai pemegang peranan penting
dalam pembangunan daerah.
3. Mengoptimalkan Misi ini merupakan arah upaya untuk
pengelolaan dan meningkatkan dan memantapkan
pendayagunaan sumberdaya alam, kualitas lingkungan, dan
sumberdaya alam yang ketangguhan wilayah.
berwawasan Sumberdaya alam berkaitan dengan
lingkungan dan pemanfaatan serta pengelolaan agar tetap
berkelanjutan lestari dan mampu memenuhi kebutuhan.
Lingkungan hidup agar kualitasnya tidak
menurun dan berkelanjutan untuk masa
depan. Ketangguhan wilayah agar siap
menghadapi bencana dan tidak mengalami
kerugian maupun kerusakan yang besar.
4. Memantapkan Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
ketercukupan kuantitas dan memantapkan sarana prasarana dan
dan kualitas sarana fasilitas yang menunjang kegiatan
prasarana dan fasilitas masyarakat, seperti sarana prasarana dan
bagi kegiatan fasilitas perhubungan, ekonomi,
pelayanan masyarakat permukiman, dan sosial kemasyarakatan.
Dalam hal ini, yang menjadi sasaran adalah
berkembangnya kuantitas dan kualitas
sarana prasarana dan fasilitas yang dapat
menjangkau seluruh wilayah Magetan.
5. Mengembangkan Misi ini memiliki arah untuk mewujudkan
LAPORAN ANTARA 36
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Pokok-
Misi Penjelasan Misi
pokok Visi
penyelenggaraan tata tata kelola pemerintahan yang efektif,
pemerintahan yang dengan cara peningkatan kualitas birokrasi
baik dan manajemen yang profesional dalam pelayanan terhadap
pemerintahan yang masyarakat yang adil.
bersih, profesional dan Pelayanan masyarakat ini juga didukung
adil oleh pemanfaatan teknologi informasi yang
terintegrasi dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Dengan demikian, kualitas
birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan
pelaksanaan reformasi birokrasi dan
kepuasan terhadap layanan aparat birokrasi
dalam rangka menuju good governance.
LAPORAN ANTARA 37
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Tabel 2.5 Visi Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kabupaten Magetan
LAPORAN ANTARA 38
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Indikator tujuan:
Indeks n.a 62,1 62,2 62,3 62,4 62,5 62,5
kesalehan sosial
Sasaran 2.1
Terwujudnya Indeks n.a 63,1 63,2 63,3 63,4 63,5 63,5
masyarakat Toleransi
yang rukun,
tertib dan
agamis
2. Misi M2 Tujuan 3
Meningkatkan Memperkuat
perekonomian perekonomian
daerah melalui daerah yang
keberpihakan berkualitas
dan Indikator tujuan
pemberdayaan Pertumbuhan
5,09 5,12 5,15 5,17 5,2 5,25 5,25
koperasi dan Ekonomi (%)
usaha mikro Indeks Gini 0,37
sebagai pilar 0,36 0,35 0,34 0,33 0,32 0,32
(2017)
ekonomi Sasaran 3.1
kerakyatan serta Meningkatnya Nilai 637.250 685.625 740.500 801.790 873.840 963.200 963.200
pemberdayaan kemampuan Omset
masyarakat desa /keberdayaan Usaha
sebagai basis koperasi dan Koperasi
sekaligus ujung usaha mikro dan Usaha
tombak Mikro (Juta
LAPORAN ANTARA 39
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 40
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 41
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Indikator tujuan:
Indeks Resiko
Bencana
Sasaran 6.1
LAPORAN ANTARA 42
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Sasaran 7.1
Meningkatnya Indeks 77,07% 77,09% 77,11% 77,13% 77,15% 77,17% 77,17%
kualitas konektivita
infrastruktur s
jalan yang
merata untuk
semua wilayah
Sasaran 7.2
Meningkatnya Persentase 72,85% 92,51% 92,93% 93,28% 93,61% 94,2% 94,2%
kualitas lahan yang
jaringan irigasi terlayani
irigasi
5. Misi M5 Tujuan 8
Mengembangka Meningkatkan 43,66 45 50 55 60 65 65
n tata kelola
LAPORAN ANTARA 43
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 44
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 45
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 46
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 47
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 48
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 49
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 50
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 51
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 52
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 53
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 54
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 55
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Tabel 2.7 Program Pembangunan Daerah Bidang Infrastruktur Permukiman yang Disertai Pagu Indikatif Kabupaten Magetan Tahun
2018-2023
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
Misi/Tujuan/Sasaran/ Indikator Kinerja Kondisi Kinerja pada Perangkat Daerah
Awal 2019 2020 2021 2022 2023
Kode Program Pembangunan (tujuan/impact/ akhir periode RPJMD Penanggungjawa
RPJMD
Daerah outcome/) b
(Tahun Targe Targe Targe Targe Targe Targe
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
0) t t t t t t
4 Memantapkan
ketercukupan kuantitas
dan kualitas sarana
prasarana dan fasilitas
bagi kegiatan pelayanan
masyarakat
4.1 Mewujudkan infrastruktur Indeks kualitas layanan n.a 6,5
pelayanan wilayah yang infrastruktur(Angka) 6,7 6,9 7,1 7,3 7,3
mantap
4.1.1 Meningkatnya kualitas Indeks konektivitas | % 77,07 77,09 147.650.000.00 77,11 161.250.000.00 77,13 168.000.000.00 77,15 161.000.000.00 77,17 142.225.000.00 87,38 780.125.000.00
infrastruktur jalan yang merata 0 0 0 0 0 0
untuk semua wilayah
1.4.1.1 Program Peningkatan Jalan & Prosentase ruas jalan 0 77,09 41.000.000.000 77,11 42.500.000.000 77,13 43.000.000.000 77,15 43.700.000.000 77,17 43.700.000.000 77,17 213.900.000.00 DINAS PEKERJAAN
Jembatan yang ditingkatkan | % 0 UMUM DAN
PENATAAN RUANG
1.4.1.2 Program pembangunan jalan Prosentase jaringan jalan 0 77,09 13.000.000.000 77,11 14.000.000.000 77,13 14.000.000.000 0 0 0 0 77,13 41.000.000.000 DINAS PEKERJAAN
dan jembatan baru | % UMUM DAN
PENATAAN RUANG
1.4.1.3 Program pembangunan Persentase jalan yang 42 10.000.000.000 43 20.000.000.000 43,5 20.000.000.000 44 25.000.000.000 45 25.000.000 45 75.025.000.000 DINAS PEKERJAAN
saluran drainase/gorong- dilengkapi drainase | % UMUM DAN
gorong PENATAAN RUANG
1.4.1.4 Program pembangunan Persentase Talud 30 16.000.000.000 32 17.000.000.000 34 18.000.000.000 36 19.000.000.000 38 20.000.000.000 38 90.000.000.000 DINAS PEKERJAAN
turap/talud/bronjong berkondisi baik | % UMUM DAN
PENATAAN RUANG
1.4.1.5 Program Prosentase jalan dan 77,09 49.750.000.000 77,11 51.600.000.000 77,13 52.900.000.000 77,15 54.400.000.000 77,17 55.200.000.000 77,17 263.850.000.00 DINAS PEKERJAAN
rehabilitasi/pemeliharaan jalan jembatan yang 0 UMUM DAN
dan jembatan direhabilitasi/ dipelihara | PENATAAN RUANG
%
1.4.1.6 Program Peningkatan Persentase Penerangan 29 15.600.000.000 31 15.850.000.000 32 17.300.000.000 34 18.600.000.000 36 19.900.000.000 36 87.250.000.000 DINAS PEKERJAAN
Penerangan Jalan Umum Jalan Umum kondisi Baik UMUM DAN
pada ruas - ruas Jalan PENATAAN RUANG
Prioritas | %
1.4.1.7 Program peningkatan sarana Persentase sarana 70 2.300.000.000 70 300.000.000 72 2.800.000.000 72 300.000.000 74 3.400.000.000 74 9.100.000.000 DINAS PEKERJAAN
dan prasarana kebinamargaan kebinamargaan yang UMUM DAN
memadai | % PENATAAN RUANG
LAPORAN ANTARA 56
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 57
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 58
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 59
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 60
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 61
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 62
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
sebanyak 110 L/dt yang mampu melayani kebutuhan 102,49 L/dt pada akhir
periode perencanaan di tahun 2032.
Disamping peningkatan cakupan pelayanan, penurunan kebocoran juga
menjadi program dalam pengembangan PDAM Kabupaten Magetan yang pada
tahun 2012 sebesar 37,59% menjadi 36% pada tahun 2012 dan menjadi 34%
pada tahun 2017, dan pada tahun 2022 rata-rata menjadi 30% hingga akhir
periode tahun 2032.
LAPORAN ANTARA 63
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 64
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 65
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
- Pipa keropos
- Hydrant.
Faktor non teknis
- Meter air tidak akurat
- Meter air rusak
- Kelalaian petugas pencatat meter
Pengendalian kebocoran dapat dilakukan dengan menerapkan metode
District Meter Area (DMA). Adapun prinsip-prinsip dari metode DMA ini adalah:
Membagi wilayah pelayanan menjadi zona hidrolik kecil yang dapat
dipisahkan.
Pengukuran aliran dan tekanan secara terus-menerus.
Gambar 2.1 Diagram Skematis Pengembangan Sistem DMA Atau Zona Meter
Pada diagram diatas dijelaskan upaya menanggulangi kebocoran pada
suatu sistem air minum. Di setiap blok dipasang valve untuk mempermudah
petugas kebocoran dalam memperbaiki pipa jika ada kebocoran pada suatu blok.
Dalam hal kegiatan penurunan kebocoran air hal paling utama yang harus
dipenuhi untuk keberhasilan penurunan Air Tak Berekening (ATR) atau kebocoran
air adalah:
LAPORAN ANTARA 66
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
2.5.5 Investasi
2.5.5.1 Pola Investasi
Tahapan perencanaan dilakukan terkait dengan tahap yang menyertai
perencanaan sistem penyediaan air minum. Untuk periode perencanaan yang
dibuat terlalu singkat maka dapat kesulitan untuk menambah jaringan-jaringan.
LAPORAN ANTARA 67
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 68
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 69
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 70
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 71
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 72
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 73
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 74
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Tabel 2.8 Matriks Sinkronisasi Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan di Kabupaten Magetan
No Sumber/ Tujuan dan
Visi dan Misi Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Program
. Dokumen Sasaran
1 Rencana Tata Visi: Tujuan: Strategi: Rencana Sistem Perkotaan
Ruang Wilayah ‘Terwujudnya Ruang mewujudkan ruang Strategi untuk meningkatkan keterkaitan kantong-kantong produksi utama a. PKN: Kawasan Perkotaan Gresik–
(RTRW) Provinsi Wilayah Provinsi wilayah provinsi yang di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–
Jawa Timur Tahun Berbasis Agribisnis dan berdaya saing tinggi pengembangan sistem agropolitan meliputi: Sidoarjo–Lamongan
2011-2031 Jasa Komersial yang dan berkelanjutan a. pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai (Gerbangkertosusila) dan Malang;
Berdaya Saing Global melalui penunjang agrobisnis dan agroindustri; b. PKW: Probolinggo, Tuban, Kediri,
dalam Pembangunan pengembangan b. pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat- Madiun, Banyuwangi, Jember,
Berkelanjutan’ sistem agropolitan pusat pemasaran hingga ke pasar internasional; Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan
dan sistem c. pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas Pacitan;
metropolitan lembaga tani dan lembaga keuangan; dan c. PKWP: Pasuruan dan Batu;
d. pengembangan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco- d. PKL: Jombang, Ponorogo, Ngawi,
region. Nganjuk, Tulungagung, Lumajang,
Strategi untuk pembentukan sistem perkotaan meliputi: Sumenep, Magetan, Situbondo,
a. penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk Trenggalek, Bondowoso, Sampang,
PKN, PKW, dan PKL; Kepanjen, Mejayan, Kraksaan,
b. revitalisasi dan percepatan pembangunan kawasan metropolitan Kanigoro, dan Bangil; dan
sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung Rencana Wilayah Pengembangan
oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat Madiun dan sekitarnya dengan pusat di
pertumbuhan lokal; dan Kota Madiun meliputi: Kota Madiun,
c. pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan Kabupaten Madiun, Kabupaten
perannya. Ponorogo, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten
Ngawi dengan fungsi: pertanian
tanaman pangan, perkebunan,
hortikultura, kehutanan, peternakan,
pertambangan, pariwisata, pendidikan,
kesehatan, dan industri;
Arahan pengelolaan kawasan
permukiman perkotaan meliputi:
a. pengaturan perkembangan
pembangunan permukiman
perkotaan baru;
b. pengembangan permukiman
perkotaan dengan
memperhitungkan daya tampung
perkembangan penduduk, sarana,
dan prasarana yang dibutuhkan;
c. penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan
LAPORAN ANTARA 75
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 76
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 77
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
Pengembangan Strategi Penataan Sistem Transportasi Kegiatan Lokal (PKL) Kec. Kawedanan
Sistem Jaringan 1) Pengembangan jalan penghubung perdesaan dan perkotaan. dengan arah kegiatan:
LAPORAN ANTARA 78
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 79
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 80
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN
LAPORAN ANTARA 81