Anda di halaman 1dari 81

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

KAWASAN KUMUH PERKOTAAN


KABUPATEN
MAGETAN

B
A 2
B

TINJAUAN
KEBIJAKAN
2.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011-2031

2.1.1 Visi
Visi Penataan Ruang Provinsi adalah ‘terwujudnya ruang wilayah Provinsi
berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam
pembangunan berkelanjutan.’

2.1.2 Strategi
Strategi penataan ruang Provinsi Jawa Timur yang dapat menjadi tinjauan
dan pertimbangan kebijakan dalam pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan
Infrastruktur Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Magetan diantaranya adalah:
1. Strategi untuk meningkatkan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di
Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti
pengembangan sistem agropolitan meliputi:
a. pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai
penunjang agrobisnis dan agroindustri;
b. pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat
pemasaran hingga ke pasar internasional;
c. pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas
lembaga tani dan lembaga keuangan; dan

LAPORAN ANTARA 1
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

d. pengembangan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco-region.


2. Strategi untuk pembentukan sistem perkotaan, meliputi:
a. penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk PKN,
PKW, dan PKL;
b. revitalisasi dan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai
pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat
pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan
c. pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya.

2.1.3 Rencana
Rencana tata ruang Provinsi Jawa Timur yang dapat menjadi tinjauan dan
pertimbangan kebijakan dalam pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur
Kawasan Kumuh Perkotaan Kabupaten Magetan diantaranya adalah:
1. Rencana Sistem Perkotaan
a. PKN: Kawasan Perkotaan Gresik–Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–
Sidoarjo–Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang;
b. PKW: Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar,
Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan;
c. PKWP: Pasuruan dan Batu;
d. PKL: Jombang, Ponorogo, Ngawi, Nganjuk, Tulungagung, Lumajang,
Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek, Bondowoso, Sampang,
Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil; dan
2. Rencana Wilayah Pengembangan Madiun dan sekitarnya dengan pusat di Kota
Madiun meliputi: Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Ngawi dengan
fungsi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan,
peternakan, pertambangan, pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan industri;
3. Arahan pengelolaan kawasan permukiman perkotaan meliputi:
a. pengaturan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru;

LAPORAN ANTARA 2
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

b. pengembangan permukiman perkotaan dengan memperhitungkan daya


tampung perkembangan penduduk, sarana, dan prasarana yang
dibutuhkan;
c. penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan dapat dilakukan
melalui pembangunan rumah susun; dan
d. penataan kawasan permukiman perkotaan melalui konsolidasi tanah.
4. Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
salah satunya meliputi:
a. Sistem Agropolitan Wilis (meliputi Kabupaten Madiun, Kabupaten
Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo,
dan Kota Madiun),
b. Kawasan perbatasan antarprovinsi, yaitu Provinsi Jawa Timur-Jawa
Tengah-DI Yogyakarta dilakukan melalui kerja sama regional meliputi
Karismapawirogo (Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri,
Kabupaten Sragen, Kabupaten Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten
Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo).

2.2 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG


DAERAH (RPJPD) KABUPATEN MAGETAN
TAHUN 2005 - 2025

2.2.1 Visi
Visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Magetan 2005-2025 sebagai
berikut:
‘Kabupaten Magetan sebagai Simpul Koleksi Distribusi Agribisnis yang
Kompetitif di Tingkat Nasional untuk Menciptakan Masyarakat dan
Lingkungan yang Produktif, Sejahtera, Lestari, Mandiri, dan
Bermartabat’

LAPORAN ANTARA 3
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

2.2.2 Misi
Upaya mewujudkan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Magetan
akan dicapai melalui misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
2. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis
3. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan
4. mewujudkan ketersediaan dan pelayanan infrastruktur yang berkualitas
5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan berwibawa yang menjunjung
tinggi supremasi hukum dan keadilan
Misi yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah misi RPJPD Kabupaten
Magetan Tahun 2005-2025 nomor 4.

2.2.3 Sasaran
Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini dan tantangan yang dihadapi
serta visi dan misi pembangunan yang telah dirumuskan maka pembangunan
daerah diarahkan pada pencapaian sasaran pembangunan. Sasaran dari misi 4)
mewujudkan ketersediaan dan pelayanan infrastruktur yang berkualitas adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
infrastruktur berkualitas
b. terwujudnya pemerataan pelayanan pembangunan di seluruh wilayah
c. meningkatnya pertumbuhan sector-sektor ekonomi wilayah
d. terwujudnya kelancaran distribusi barang dan jasa

2.2.4 Arah Kebijakan


Arah kebijakan merupakan sasaran pembangunan yang hendak dicapai
dalam pembangunan daerah dalam kurun waktu dua puluh tahun. Arah kebijakan
di Kabupaten Magetan dibagi dalam beberapa fungsi untuk memudahkan

LAPORAN ANTARA 4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

pemahaman. Untuk arah kebijakan dari misi 4) mewujudkan ketersediaan dan


pelayanan infrastruktur yang berkualitas adalah sebagai berikut:
A. Bidang Pekerjaan Umum
a) meningkatkan jalan dan mengembangkan kapasitas jalan antardesa,
antarkecamatan, dan antar pusat-pusat pertumbuhan untuk kemajuan
sektor utama, yakni pertanian dan peternakan
b) Meningkatkan kualitas dan kapasitas jalan yang menghubungkan pusat
produksi pertanian dengan industri pengolahan dan pemasaran untuk
menekan biaya produksi sehingga pada akhirnya akan tercapai harga jual
yang kompetitif
c) Mengembangkan jaringan jalan untuk pembukaan wilayah secara lebih
memadai.
d) Mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana
pengairan.

B. Bidang Perumahan
a) Masyarakat dan pengembang memiliki kesadaran tinggi membangun
infrastruktur pelengkap dalam rangka meningkatkan sanitasi dan konservasi
lahan dan lingkungan.
b) Membangun infrastruktur permukiman khususnya rumah layak huni dan
sehat secara merata dan menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah
dengan memperhatikan rencana tata ruang.
c) Mengembangkan infrastruktur permukiman oleh pemerintah serta swadaya
masyarakat.
d) Masyarakat memiliki kemampuan dalam manajemen lingkungan
permukiman.
e) Adanya peraturan daerah tentang manajemen permukiman yang relevan
dengan RTRW.
f) Adanya respons masyarakat dan pengembang untuk cenderung melakukan
pengembangan vertikal.

LAPORAN ANTARA 5
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

g) Adanya peraturan zonasi yang jelas mengenai wilayah yang tidak dapat
didirikan bangunan perumahan (untuk perlindungan hutan).
h) Meningkatkan pengadaan air bersih berkualitas.
i) Meningkatkan pelayanan air bersih baik aspek kaualitas maupun kuantitas.

2.2.5 Tahapan Prioritas


Berdasarkan arah kebijakan pembangunan sebagaimana telah disebutkan
di atas, maka dalam pembangunan jangka panjang diperlukan tahapan dan skala
prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka
menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi
permasalahan yang hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan yang
lain. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan jangka panjang
Kabupaten Magetan maka skala prioritas masingmasing tahapan pembangunan
jangka menengah akan memiliki tekanan yang berbeda, akan tetapi skala prioritas
tersebut harus tetap memiliki kesinambungan dari periode ke periode berikutnya.
Berikut tahapan pembangunan pada periode 2015-2025 yang berkaitan dengan
misi 4) mewujudkan ketersediaan dan pelayanan infrastruktur yang berkualitas:
A. Rencana RPJM III (2015-2019)
Meningkatkan upaya perwujudan sarana dan prasarana infrastruktur yang
memadai dalam menunjang pertumbuhan ekonomi daerah dengan:
a) memantapkan peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
yang berkualitas dan merata untuk seluruh wilayah sebagai penunjang
aktvitas perekonomian daerah.
b) Memantapkan peningkatan pengelolaan dan pembangunan fasilitas lalu
lintas angkutan jalan.
c) Memantapkan pengembangan dan peningkatan pengelolaan sarana dan
prasarana pengairan secara efektif dan efisien.
d) Memantapkan peningkatan pengelolaan dan pelayanan air bersih.
e) Memantapkan pengembangan pengelolaan sarana, prasarana, lingkungan
perumahan dan permukiman.
B. Rencana RPJM IV (2020-2025)

LAPORAN ANTARA 6
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Memantapkan ketersediaan dan pelayanan infrastruktur yang berkualitas


dengan:
a) Memantapkan berkembangnya jaringan sarana dan prasarana transportasi.
b) Mengembangkan infrastruktur perdesaan sebagai pendukung
pembangunan pertanian.
c) Memantapkan peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pengairan
yang efektif dan efisien secara terus mgnerus.
d) Memantapkan peningkatan pengelolaan dan pelayanan air bersih.
e) Memantapkan peningkatan pengelolaan sarana prasarana dan
lingkunganperumahan dan permukiman.

2.3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)


KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2012-2032
(MATERI TEKNIS REVISI 2018)

2.3.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten


Magetan
Tujuan penataan ruang Kabupaten Magetan adalah:
“Untuk mewujudkan ruang Kabupaten dengan mengembangkan potensi lokal
agribisnis, industri pengolahan, dan pariwisata dengan memperhatikan
daya dukung lingkungan”

Dari tujuan penataan ruang Kabupaten Magetan tersebut, maka perlu


dirumuskan kebijakan dan strategi untuk dapat mewujudkan tujuan penataan
ruang Kabupaten Magetan. Kebijakan dan strategi yang ada dapat dikelompokan
menjadi 4 bagian antara lain:
1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah
2. Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang
3. Kebijakan dan Strategi Pola Ruang
4. Kebijakan dan Strategi Kawasan Strategis.

LAPORAN ANTARA 7
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

2.3.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan


Wilayah
1. Kebijakan: Pengembangan Sistem Pusat Perkotaan yang terntegrasi dan
berhierarki.
Strategi:
 Pemantapan Fungsi dan arahan kegiatan uatama pada PKL – PPK dan
PPL di Kabupaten Magetan
 Peningkatan keterkaitan fungsi kegiatan antar pusat perkotaan yang
didukung prasarana wilayah yang handal.
2. Kebijakan: Pemantapan penyediaan jaringan prasarana wilayah dengan
meningkatkan ketersediaannya, skala pelayanannya, dan keterpaduannya
guna menunjang pengembangan wilayah
Strategi:
 Peningkatan peranan prasarana transportasi dalam mendukung
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan.
 Pengembangan Jaringan Energi dan diversifikasi sumber energi baru dan
terbarukan dalam mendukung pengembangan wilayah
 Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan informatika yang
efektif dan efisien
 Pengembangan jaringan prasarana wilayah lainnya seperti sumberdaya
air, pengelolaan lingkungan guna mendukung pengembangan wilayah.
3. Kebijakan: Pemantapan perlindungan kawasan lindung guna mencapai
keseimbangan ekologi kawasan.
Strategi:
 Penetapan batas kawasan hutan dengan fungsi lindung dengan prinsip
pengelolaan berkelanjutan
 pengamanan kawasan perlindungan setempat dengan prinsip konservasi
 pengembangan manajemen pengelolaan pada kawasan rawan bencana
alam

LAPORAN ANTARA 8
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

4. Kebijakan: Pengembangan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung


dan daya tampung lingkungan yang mendukung pengembangan wilayah
terutama di sektor agribisnis, industri dan pariwisata.
Strategi:
• Penetapan pusat dan simpul produksi Agropolitan dengan didukung
infrastruktur pendukung yang handal.
• Pengembangan sentra industri yang memperhatikan potensi
pengembangan dan keterkaitan kegiatan hulu – hilir.
• Pengembangan kegiatan pariwisata skala nasional dengan
memperhatikan keterkaitan potensi pengembangan ODTW yang
terintegrasi dengan pengembangan wilayah.
• Mempertahankan lahan pertanian dengan cara penetapan lahan
pertanian pangan berkelanjutan untuk mendukung kegiatan agropolitan.
• pengembangan kawasan permukiman dengan dukungan sarana dan
prasarana permukiman yang memadai.
• mendukung penetapan kawasan pertahanan dan keamanan melalui
pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan secara ketat

2.3.3 Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang


Kebijakan pengembangan struktur ruang terdiri dari kebijakan dan strategi
sistem permukiman serta kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan
prasarana wilayah.

2.3.3.1 Kebijakan dan Strategi Sistem Permukiman


1. Kebijakan Pengembangan Sistem Permukiman
Kebijakan pengembangan sistem permukiman meliputi:
a. Mengarahkan struktur permukiman perkotaan secara berhirarki dan
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung
memusat ke arah kawasan perkotaan di Kabupaten Magetan.
b. Mendistribusikan secara merata pemanfaatan ruang terbangun kawasan
perkotaan untuk mencegah terbentuknya kawasan permukiman padat.

LAPORAN ANTARA 9
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

c. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan minimal 30%


dr luas wilayah kawasan permukiman perkotaan.
d. Penataan Sistem Perdesaan guna mendorong pembentukan pusat2
pelayanan di kawasan perdesaan secara mandiri untuk mendorong
peningkatan kualitas hidup dan sumberdaya manusia di kawasan
perdesaan.
e. Peningkatan mutu pelayanan sarana dan prasarana lingkungan di pusat
permukiman perdesaan untuk mendorong peningkatan kualitas hidup dan
sumber daya manusia di kawasan perdesaan.
f. Peningkatan mutu hubungan antar kawasan perdesaan dan antara kawasan
perdesaan dengan kawasan perkotaan melalui pengembangan akses jalan–
jalan desa dan peningkatan jalan lokal primer di wilayah Kabupaten
Magetan guna mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di wilayah
perdesaan khususnya yang berbasis pada sektor pertanian dan industri.
g. Pembentukan sistem agropolitan di kawasan perdesaan.
2. Strategi Sistem Permukiman
Strategi pengembangan sistem permukiman meliputi:
1) Mengarahkan struktur permukiman pusat Perkotaan secara berhirarki dan
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung
memusat ke arah kawasan perkotaan di Kabupaten Magetan.
 Peningkatan Peran perkotaan Magetan sebagai Pusat Kegiatan Lokal
dan peningkatan peran ibu kota kecamatan/pusat-pusat pelayanan
untuk menunjang kegiatan skala lokal.
 PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
Yaitu wilayah yang menjadi pusat regional skala kabupaten dan
menjadi kutub pertumbuhan utama pada seluruh wilayah Kabupaten
Magetan. Wilayah yang terkategori sebagai kawasan ini adalah:
kawasan perkotaan Magetan sebagai ibukota Kabupaten Magetan,
kota ini berperan sebagai pusat regional, dengan wilayah pelayanan
seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Magetan. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh variabel kebijakan pembangunan yang menetapkan

LAPORAN ANTARA 10
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

kawasan perkotaan Magetan ini akan menjadi pusat kegiatan skala


regional untuk kegiatan perdagangan jasa.
 PPK (Pusat Pelayanan Kawasan)
Merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Kutub pertumbuhan
desa/kelurahan yang berada di Pusat Kegiatan Kawasan ini terletak
pada kawasan perkotaan pada masing-masing Kecamatan di
Kabupaten Magetan meliputi Kecamatan Ngariboyo, Kecamatan Barat,
Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Karas,
Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Bendo, Kecamatan Takeran,
Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Poncol,
dan Kecamatan Lembeyan.
 PPL (Pusat Pengembangan Lingkungan)
Yaitu kecamatan-kecamatan yang berada di luar pengaruh secara
langsung perkembangan wilayah kota di Kabupaten Magetan dan bisa
menjadi pendukung pengembangan kecamatan-kecamatan di
sekitarnya. Diantaranya yaitu Kecamatan Parang dan Kecamatan
Barat.

LAPORAN ANTARA 11
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

2) Distribusi pemanfaatan ruang terbangun kawasan perkotaan secara merata


untuk mencegah kawasan permukiman padat
 Sebagai penunjang fungsi wilayah sebagai pusat pelayanan umum
maka pada tiap-tiap PKL harus tersedia pusat pelayanan kesehatan
hingga tingkat rumah sakit (klas C), pusat pendidikan hingga tingkat
kejuruan, terdapat fasilitas taman rekreasi dan hiburan, pusat-pusat
perkantoran dan pelayanan Bank, pusat pelayanan moda transportasi
darat.
 Sedangkan PPK tetap merupakan wilayah inti bagi desa-desa
sekitarnya pada tingkat kecamatan. Wilayah perkotaan kecamatan ini
juga harus memberikan pelayanan minimal sampai tingkat wilayah
administrasi kecamatan itu sendiri. Seperti halnya wilayah yang
berfungsi sebagi PKL, maka PPK yang termasuk dalam golongan ini
juga harus emberikan pelayanan sosial-ekonomi bagi wilayah
sekitarnya dengan lingkup pelayanan lokal tingkat kecamatan.
 Disamping itu sebaiknya setiap kecamatan menyediakan tanah dan
ruang yang diperuntukan bagi:
 Pengembangan kawasan industri dalam skala besar maupun kecil
yang mengolah komoditi unggulan.
 Kawasan peternakan skala besar bagi pengembangan pertanian
dan perkebunan.
 Pembukaan jalan baru (yang bertujuan meningkatkan akses).
 Untuk pengembangan dan pemberdayaan serta pengelolaan
sumber air bagi irigasi dan air minum.
 Mengembangkan kegiatan agropolitan untuk meningkatkan
kualitas hasil pertanian dan perkebunan.
 Membentuk Ruang Terbuka Hijau Perkotaan minimal seluas 30 %
termasuk didalamnya berupa Hutan Kota.

2.3.3.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Jaringan


Prasarana Wilayah
1. Strategi Penataan Sistem Transportasi

LAPORAN ANTARA 12
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

1) Pengembangan jalan penghubung perdesaan dan perkotaan.


2) Pengembangan jalan nasional arteri primer yang melintasi Madiun –
Maospati – Ngawi.
3) Pengembangan jaringan jalan provinsi berupa pengenbangan jalan kolektor
4) Pengembangan jalan kolektor primer yang menghubungkan antar
kecamatan.
5) Pengembangan jalan lokal primer dan lokal sekunder yang menghubungkan
antar pusat permukiman.
6) Pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang melintasi Lembeyan –
Parang – Poncol – Plaosan serta Jalan Lingkar Utara (JLU) yang melintasi
Sidorejo – Panekan.
7) Pengembangan terminal Maospati menjadi terminal tipe A.
2. Strategi Penataan Sistem Persampahan
Strategi penataan sistem Persampahan di Kabupaten Magetan adalah:
1) Kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan penanggulangan
masalah sampah terutama di wilayah perkotaan.
2) Pengalokasian tempat pembuangan akhir sesuai dengan persyaratan teknis
TPA yang ada.
3) Pengendalian volume persampahan, yang dapat dilakukan melalui daur
ulang dan komposting pada skala kawasan atau TPS dan rumah tangga.
4) Sosialisasi penggunaan komposting untuk skala rumah tangga.
3. Strategi Penataan Sistem Utilitas Air Bersih
Strategi penataan sistem utilitas air bersih di Kabupaten Magetan adalah:
1) Pembangunan prasarana sumber daya air.
2) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air.
3) Penetapan zona pengelolaan sumber daya air sesuai dengan keberadaan
wilayah sungai, cekungan air tanah dan mata air pada zona kawasan
lindung, tidak diizinkan pemanfaatan sumber daya air untuk fungsi
budidaya, termasuk juga untuk penambangan.
4) Peningkatan daya resap air ke dalam tanah melalui upaya reboisasi.

LAPORAN ANTARA 13
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

5) Perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air.


4. Strategi Penataan Sistem Utilitas Telepon dan Listrik
Strategi penataan sistem utilitas telepon dan listrik di Kabupaten Magetan
adalah:
1) Mengembangkan prasarana telematika yang dikembangkan, meliputi sistem
kabel, sistem seluler, dan sistem satelit.
2) Pengembangan sistem utilitas telepon dan listrik menjadi suatu jenis utilitas
yang merupakan turunan dari pengembangan infrastruktur lainnya.
3) Penataan BTS di tiap-tiap kecamatan melalui penggunaan BTS secara
bersama menjangkau ke pelosok pedesaan dan membatasi perkembangan
BTS di kawasan perkotaan Magetan.
4) Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi hingga mencapai
kawasan perdesaan yang terisolasi.
5) Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan
tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem
penyediaan tenaga listrik.
5. Strategi Penataan Sistem Drainase Kota
Strategi penataan sistem drainase kota di Kabupaten Magetan adalah:
1) Pengaturan sistem drainase mengikuti jaringan jalan dan mengikuti
perkembangan pembangunan perumahan.
2) Pengaturan sistem drainase untuk mencegah terjadinya bencana banjir dan
erosi.
3) Sistem pembuangan drainase mengarah ke saluran drainase primer.
4) Pengembangan sarana prasarana pendukung untuk mewujudkan
perkembangan wilayah secara sinergi dan sesuai dengan kebutuhan
pengembangannya.

2.3.4 Rencana Sistem Perkotaan


Pusat permukiman adalah sistem perkotaan wilayah kabupaten yang
berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya. Sistem
perkotaan wilayah tersebut dapat berupa pusat perekonomian, rencana kota baru,

LAPORAN ANTARA 14
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

simpul ekonomi baru, dan/atau koridor ekonomi baru yang dibutuhkan untuk
menjaga keseimbangan ruang, keberlanjutan pembangunan, dan ketahanan
masyarakat. Kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya adalah wilayah
yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya
alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri ATR No.1 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan setelah
dilakukan proses analisa, maka sistem perkotaan dalam RTRW Kabupaten
Magetan direncanakan sebagai berikut.
1) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten. PKL
merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
2) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan, yang ditentukan
berdasarkan antara lain:
(1) merupakan ibukota kecamatan;
(2) proyeksi jumlah penduduk;
(3) jenis dan skala fasilitas pelayanan; dan/atau
(4) jumlah dan kualitas sarana dan prasarana.
Dengan demikian sistem perkotaan di Kabupaten Magetan adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Sistem Perkotaan di Kabupaten Magetan

Pusat RTRW Kabupaten Sistem Perkotaan


No.
Kegiatan Magetan 2012-2032 Revisi RTRW Magetan

1 PKL Perkotaan Magetan 1. Perkotaan Magetan


2. Perkotaan Maospati
3. Perkotaan Plaosan
4. Perkotaan Kawedanan

2 PKLp Perkotaan Maospati


Perkotaan Kawedanan
 

LAPORAN ANTARA 15
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Pusat RTRW Kabupaten Sistem Perkotaan


No.
Kegiatan Magetan 2012-2032 Revisi RTRW Magetan

Perkotaan Plaosan
Perkotaan Parang

3 PPK Perkotaan Ngariboyo 1. Perkotaan Parang


Perkotaan Barat 2. Perkotaan Panekan
Perkotaan Kartoharjo 3. Perkotaan Barat
Perkotaan Karangrejo 4. Perkotaan Lembeyan
Perkotaan Karas 5. Perkotaan Karas
Perkotaan Sukomoro 6. Perkotaan Takeran
Perkotaan Bendo 7. Perkotaan Poncol
Perkotaan Takeran 8. Perkotaan Bendo
Perkotaan Nguntoronadi 9. Perkotaan Sukomoro
Perkotaan Sidorejo 10. Perkotaan Ngariboyo
Perkotaan Poncol 11. Perkotaan Karangrejo
Perkotaan Lembeyan 12. Perkotaan Sidorejo
13. Perkotaan Kartoharjo
14. Perkotaan Nguntoronadi
Sumber: Materi Teknis Revisi RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032

Adapun fungsi dan arahan masing-masing sistem perkotaan adalah sebagai


berikut:

Tabel 2.2 Arahan Sistem Pusat Kegiatan di Kabupaten Magetan


Sentra
Pusat Wilayah Jangkauan Fungsi Arahan Pengembangan
No. Pengembang
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kegiatan Kegiatan Fasilitas
an
1. Pusat Kec. Panekan Regional Pusat Kegiatan Fasilitas -
Kegiatan Kec. Ngariboyo Kabupaten & Pemerintahan Pemerintahan pemerintahan
Lokal Kecamatan skala regional
(PKL) Kec. kabupaten dan
Magetan skala kecamatan
Kesehatan Pusat kegiatan Fasilitas Kesehatan:
pelayanan sosial  Pengembangan
(kesehatan dan RS tipe C
pendidikan)  Pengadaan RS
Swasta
Pendidikan Fas. Pendidikan:
 SMA
 Akademi
 Perguruan Tinggi
(PT)
Perdagangan Fasilitas Pasar Induk
dan Jasa Kegiatan Perdagangan dan
perdagangan dan jasa:
jasa skala regional  Peningkatan pasar

LAPORAN ANTARA 16
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Sentra
Pusat Wilayah Jangkauan Fungsi Arahan Pengembangan
No. Pengembang
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kegiatan Kegiatan Fasilitas
an
dan kecamatan umum
 Pengembangan
pasar induk
Pertanian Kegiatan Pertanian tanaman Sentra
pengembangan pangan tanaman
tanaman pangan pangan
(padi, jagung, ubi
rambat)
Peternakan Kegiatan -
pengembangan Peternakan
peternakan (sapi,
kambing, ayam)
Perindustrian Pengembangan Home Industri Sentra Home
home industri Industri:
(penyamakan  Penyamakan
kulit, anyaman kulit
bambu, dan  Anyaman
makanan ringan) bamboo
 Manisan kulit
pamelo
 Jenang
 Kerupuk puli
Pariwisata Pengembangan Prasarana sarana -
wisata kota wisata
2 Pusat Kec. Barat Regional Perindustrian Pengembangan Fasilitas
Kegiatan Kec. Kecamatan, kawasan industri perindustrian
Lokal Kartoharjo Lokal pabrik gula
(PKL) Kec. Kec. Purwodadi,
Maospati Karangrejo industri genteng.
Kec. Karas Pertanian Budidaya tanaman Irigasi pertanian Sentra
Kec. Sukomoro pangan (padi, ubi tanaman
Kec. Bendo kayu, jagung), pangan: Padi
perkebunan (jeruk
pamelo, tebu)
Peternakan Kegiatan Peternakan
pengembangan
peternakan (sapi,
kambing, ayam)
Perhubungan Pengembangan Peningkatan kualitas Terminal Tipe
distribusi Terminal Maospati A
pergerakan tipe B
manusia dan
barang
Hankam Pengembangan Kawasan militer Kawasan
kawasan Lanud Iswahyudi strategis
pertahanan Lanud Hankam Lanud
Iswahyudi Iswahyudi
3. Pusat Kec. Poncol Regional Pertanian Budidaya tanaman Fasilitas pertanian; Sentra
Kegiatan Kec. Sidorejo Kecamatan, pangan irigasi pertanian tanaman
Lokal Lokal pangan dan
(PKL) hortikultura
Kec.Plaosa Peternakan Budidaya Peternakan
n peternakan
Perikanan Budidaya Fasilitas perikanan
perikanan: ikan
nila, lele dan
udang
Pariwisata Pengembangan Fasilitas pariwisata
wisata alam,

LAPORAN ANTARA 17
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Sentra
Pusat Wilayah Jangkauan Fungsi Arahan Pengembangan
No. Pengembang
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kegiatan Kegiatan Fasilitas
an
wisata minat
khusus, wisata
sejarah dan
budaya
4. Pusat Kec. Takeran Regional Pertanian Budidaya tanaman Irigasi pertanian Sentra
Kegiatan Kec. Kecamatan, pangan (padi, tanaman
Lokal Nguntoronadi Lokal jagung, ketela pangan: Padi
(PKL) Kec. Kec. pohon), Ketela pohon
Kawedana Lembeyan perkebunan (tebu, Kacang
n Kec. Parang jeruk pamelo, Kelapa
kacang tanah)
Perindustrian Pengembangan Fasilitas Home Industri:
kawasan industri perindustrian;  Jeruk
pabrik gula industri kecil Pamelo
Rejosari, home  Manisa kulit
industri manisan pamelo
kulit pamelo
Peternakan Budidaya Peternakan
peternakan (Sapi,
kambing, ayam)
Pariwisata Pemanfaatan Fasilitas pariwisata Pengembanga
kawasan wisata n OWSB
OWSB: Makam
G.B.R.Ay.
Maduretno dan
K.P.A.H. Ronggo
Prawirodirdjo III
Sumber: Materi Teknis Revisi RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032

Pengembangan kawasan perkotaan ditetapkan adanya sistem pusat


pelayanan perkotaan yang dimaksudkan agar pengembangan Kabupaten
Magetan berkembang secara merata dan jangkauan pelayanan sarana dan
prasarana wilayah terdistribusi dan sarana prasarana tidak terpusat di satu wilayah
saja.
Selain itu, setiap kecamatan direncanakan wilayah perkotaan dan pedesaan
agar pengembangannya lebih terarah. Adapun wilayah perkotaan dan pedesaan di
Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Magetan


Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
1 Poncol Perkotaan  Desa Alastuwo
 Desa Janggan
Perdesaan  Desa Plangkrongan
 Desa Cileng
 Desa Sombo
 Desa Poncol
 Desa Gonggang
 Desa Alastuwo

LAPORAN ANTARA 18
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
 Desa Genilangit
2 Parang Perkotaan  Desa Parang
 Desa Taman Arum
 Desa Syutan
 Desa Pragak
Perdesaan  Desa Ngagliik
 Desa Ngunut
 Desa Trosono
 Desa Nglopang
 Desa Mategal
 Desa Bungkuk
 Desa Jokorto
 Desa Krajan
 Desa Sundul
3 Lembeyan Perkotaan  Desa Kulon
 Desa Lembeyan
 Desa Kediren
 Desa Tunggur
Perdesaan  Desa Lembeyan Wetan
 Desa Dukuh
 Desa Kedungpanji
 Desa Nguri
 Desa Pupus
 Desa Tapen
 Desa Krowe
4 Takeran Perkotaan  Desa Takeran
 Desa Kapuhrejo
 Desa Kerik
 Desa Waduk
 Desa Madigondo
 Desa Jomlang Kerang
 Desa Tawangrejo
 Desa Sawojajar
 Desa Duyung
 Desa Kuwonharjo
Perdesaan  Desa Kiringan
5 Nguntoronadi Perkotaan  Desa Nguntoronadi
 Desa Petungrejo
 Desa Purworejo
 Desa Kenongomudo
 Desa Driyorejo
 Desa Simbatan
Perdesaan  Desa Goranggareng
 Desa Sukowidi
 Desa Semen
6 Kawedanan Perkotaan  Desa Kawedaan
 Desa Tulung
 Desa Ngunut
 Desa Gahon
 Desa Ngentep
 Desa Balerejo
 Desa Sampung
 Desa Rejosari

LAPORAN ANTARA 19
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
 Desa Bogem
 Desa Genengan
 Desa Mojorejo
 Desa Karangrejo
 Desa Selorejo
 Desa Jambangan
Perdesaan  Desa Bangunrejo
 Desa Giripurno
 Desa Tiadan
 Desa Pojok
 Desa Ngadirejo
 Desa Sugirejo
7 Magetan Perkotaan  Desa Magetan
 Desa Pulukerto
 Desa Tambaran
 Desa Kepolorejo
 Desa Selosari
 Desa Candirejo
 Desa Siniganung
 Desa Sukowinanggun
 Desa Baron
Perdesaan  Desa Tambakrejo
 Desa Purwosari
 Desa Lawanganom
8 Ngariboyo Perkotaan  Desa Banyudono
 Desa Ngaribowo
 Desa Mojopurno
 Desa Balegondo
Perdesaan  Desa Pendem
 Desa Sumberdukun
 Desa Selopanggung
 Desa Bangsri
 Desa Bangsribaleasri
 Desa Selotinatah
 Desa Banjarejo
 Desa Banjarpanjang
9 Plaosan Perkotaan  Desa Buluharjo
 Desa Bulugunung
 Desa Sedangagung
 Desa Plaosan
Perdesaan  Desa Dadi
 Desa Puntukdoro
 Desa Plumpung
 Desa Ngacar
 Desa Sarangan
 Desa Pacalan
 Desa Nitikan
 Desa Sumberagung
 Desa Sidomukti
 Desa Bogoarum
 Desa Randugede
10 Sidorejo Perkotaan  Desa Sidorejo
 Desa Campursari

LAPORAN ANTARA 20
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
 Desa Widorokandang
 Desa Sumbersawit
 Desa Sidomulyo
 Desa Sambirobyong
Perdesaan  Desa Durenan
 Desa Kalang
 Desa Sidokerto
 Desa Getasenyar
11 Panekan Perkotaan  Desa Rejomulyo
 Desa Turi
 Desa Panekan
 Desa Manjung
 Desa Sumberdodol
 Desa Milangsari
Perdesaan  Desa Tapak
 Desa Sukowidi
 Desa Ngiliran
 Desa Jabung
 Desa Bedagung
 Desa Tanjungsari
 Desa Cepoko
 Desa Terung
 Desa Wates
 Desa Sidowayan
 Desa Banjarejo
12 Sukomoro Perkotaan  Desa Tinap
 Desa Bulu
 Desa Pojoksari
 Desa Sukomoro
 Desa Bibis
 Desa Bandar
 Desa Tambakmas
 Desa Kembangan
 Desa Kedungnggowo
Perdesaan  Desa Karangkati
 Desa Tanaman
 Desa Kentangan
 Desa Bogem
 Desa Truneng
 Desa Bontok
 Desa Ginuk
13 Bendo Perkotaan  Desa Bendo
 Desa Kledekan
 Desa Carikan
 Desa Soco
 Desa Tanjung
 Desa Pingkuk
 Desa Belotan
 Desa Dukuh
 Desa Setren
 Desa Kleco
 Desa Tegalarum
Perdesaan  Desa Duwet

LAPORAN ANTARA 21
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
 Desa Bulugledek
 Desa Lemahbang
 Desa Kinandang
 Desa Bulak
14 Maospati Perkotaan  Desa Maospati
 Desa Kraton
 Desa Ngunjung
 Desa Ronowijayan
 Desa Pendeyan
 Desa Suratmajan
 Desa Malang
 Desa Gulun
 Desa Mranggen
 Desa Gempol
 Desa Ugihwaras
 Desa Tanjungsepreh
Perdesaan  Desa Klagengambiran
 Desa Sumberejo
 Desa Pesu
15 Karangrejo Perkotaan  Desa Prampelan
 Desa Gebyog
 Desa Patihan
 Desa Kauman
 Desa Palem
 Desa Manisrejo
 Desa Sambirembe
 Desa Patihan
 Desa Gondang
 Desa Mantren
Perdesaan  Desa Maron
 Desa Baluk
16 Karas Perkotaan  Desa Karas
 Desa Temenggung
 Desa Temogo
 Desa Sobontoro
 Desa Jungke
Perdesaan  Desa Geplak
 Desa Taji
 Desa Sumursongo
 Desa Kuwon
17 Barat Perkotaan  Desa Ngumpal
 Desa Manjung
 Desa Panggung
 Desa Tebon
 Desa Bogorejo
 Desa Banjarejo
 Desa karangsono
 Desa Mangge
 Desa Blaran
 Desa Bangunas
 Desa Rejomulyo
 Desa Klagen
Perdesaan  Desa Jonggrangan

LAPORAN ANTARA 22
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Perkotaan/
No. Kecamatan Desa/Kelurahan
Perdesaan
18 Kartoharjo Perkotaan  Desa Sukowidi
 Desa Gelang
 Desa Kartoharjo
 Desa Pencol
 Desa Karangmojo
 Desa Jeruk
 Desa Mrahu
Perdesaan  Desa Bayemtaman
 Desa Bayemwetan
 Desa Jajar
 Desa Gunungan
Sumber: RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032

2.3.5 Rencana Kawasan Permukiman


Kawasan permukiman adalah kawasan di luar hutan lindung yang
diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyarakat
yang berada di daerah perkotaan atau pada daerah pedesaan. Sebagai kawasan
budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-
masing permukiman, tertutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di
pergunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya. Permukiman
pada kawasan khusus yaitu sebagai tempat peristirahatan pada kawasan
pariwisata, kawasan permukiman yang timbul akibat perkembangan infrastruktur,
permukiman yang timbul akibat kegiatan sentra ekonomi, permukiman di sekitar
kawasan industri, serta bagian lain adalah dikaitkan dengan aspek lingkungan,
keterkaitan antara fungsi permukiman dalam sistem wilayah, serta konflik
penggunaan tanah dan alternatif pemecahannya.
Bentuk pengelolaan kawasan permukiman antara lain dengan melengkapi
sarana dan prasarana permukiman sesuai hirarki dan tingkat pelayanan masing-
masing, membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari penumpukan
dan penyatuan antar kawasan permukiman, pengembangan permukiman
perkotaan kecil melalui pembentukan pusat pelayanan kecamatan.
Adapun kriteria dari kawasan pemukiman adalah kawasan yang secara
teknis dapat digunakan untuk pemukiman yang aman dari bahaya bencana alam,
sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha, dan kawasan yang
apabila digunakan untuk pemukiman dapat memberikan manfaat meningkatkan

LAPORAN ANTARA 23
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

ketersediaan pemukiman dan mendayagunakan fasilitas yang ada di sekitarnya


dan meningkatkan kegiatan sektor dan ekonomi yang ada di sekitarnya, tidak
mengganggu fungsi lindung, tidak mengganggu upaya kelestarian sumber daya
alam, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan pendapatan nasional
dan daerah, menyediakan kesempatan kerja, mendorong perkembangan
masyarakat. Pengelolaan kawasan permukiman dilakukan untuk menyediakan
tempat bermukim yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat
memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembagan masyarakat dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan.
Perkembangan kawasan permukiman secara umum diawali dengan
pemusatan kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang dan membutuhkan
ruang, sehingga terjadi konservasi penggunaan tanah dari lahan produktif menjadi
lahan terbangun, terutama di daerah perkotaan atau ibukota kecamatan. Kegiatan
yang dapat diambil dalam pengembangan permukiman adalah menentukan
kawasan permukiman yang bukan merupakan kawasan konservasi sesuai dengan
fungsi dan pola guna tanah.
Kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Magetan terdiri dari
permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Kawasan peruntukan
permukiman ditetapkan dengan kriteria:
a. berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan
bencana;
b. memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan;
dan/atau
c. memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.
Rencana pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Magetan
seluas kurang lebih 14.145,73 Ha atau 20 % dari luas Kabupaten Magetan.

2.3.5.1 Kawasan Permukiman Perdesaan


Kawasan pemukiman pedesaan adalah suatu kawasan untuk pemukiman
yang pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan,
perkebunan dan pemanfaatan lahannya. Dimana untuk kawasan permukiman

LAPORAN ANTARA 24
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

pedesaan di Kabupaten Magetan prosentasenya lebih tinggi dibanding dengan


permukiman pada kawasan perkotaan. Hal ini disebabkan mayoritas wilayah
Kabupaten Magetan yang termasuk dalam kawasan pedesaan. Pada kawasan ini
peningkatan kegiatannya diarahkan untuk permukiman dengan fasilitas
penunjangnya dan terdapat kawasan pertanian untuk kegiatan usaha.
Arahan pengelolaan kawasan permukiman perdesaan meliputi:
a. Pengelompokan lokasi permukiman perdesaan yang sudah ada.
b. Pengembangan permukiman perdesaan sedapat mungkin menghindari
terjadinya alih fungsi lahan produktif.
c. Penanganan kawasan permukiman kumuh di perdesaan melalui perbaikan
rumah tidak layak huni.

2.3.5.2 Kawasan Permukiman Perkotaan


Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang digunakan untuk
kegiatan permukiman dengan kegiatan uatama non pertanian dan pada umumnya
ditunjang oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai, fasilitas
peribadatan, pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran dan pemerintahan.
Di Kabupaten Magetan kawasan yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman
perkotaan adalah Hirarki I (K1) adalah di Kecamatan Magetan yang juga
merupakan pusat PKL Magetan dan ibukota kabupaten, Kecamatan Ngariboyo,
dan Kecamatan Panekan. Selanjutnya yang termasuk kota hirarki II (K2) yakni
wilayah perkotaan di Kecamatan Maospati, Kawedanan, Palosan, dan Parang. Kota
hirarki III (K3) mencakup wilayah perkotaan di Kecamatan Ngariboyo, Barat,
Kartoharjo, Karangrejo, Karas, Sukomoro, Bendo, Takeran, Nguntoronadi,
Sidorejo, Poncol, dan Lembeyan. Kota hirarki IV (K4) Kecamatan Panekan,
Takeran, Kawedanan, Parang, Sukomoro, Lembeyan, Karas, Barat, dan
Kartoharjo. Pada wilayah yang didominasi kegiatannya untuk kegiatan yang
bersifat kekotaan dan merupakan orientasi pergerakan bagi penduduk yang ada
pada wilayah sekitar.
Kawasan permukiman perkotaan merupakan kawasan permukiman yang
mencakup wilayah administrasi kota dan wilayah pengembangan kota. Selain itu,
beberapa wilayah yang memiliki indeks kekotaan yang tinggi juga berpotensi

LAPORAN ANTARA 25
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

untuk berkembang menjadi permukiman perkotaan. Rencana pengembangan


permukiman perkotaan direncanakan tersebar di seluruh kawasan perkotaan di
Kabupaten Magetan.
Arahan pengelolaan kawasan permukiman perkotaan meliputi:
a. Pengaturan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru.
b. Pengembangan permukiman perkotaan dengan memperhitungkan daya
tampung perkembangan penduduk, sarana, dan prasarana yang dibutuhkan.
c. Penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan dapat dilakukan melalui
pembangunan rumah susun (rusun).

2.3.6 Rencana Kawasan Strategis


2.3.6.1 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Kawasan Strategis ekonomi adalah kawasan yang memberikan pengaruh
yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah. Kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magetan adalah kawasan
Agropolitan, Sentra Industri dan kawasan strategis penopang ketahanan pangan.

2.3.6.1.1 Pengembangan Kawasan Agropolitan


Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena
berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong,
menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah
sekitarnya. Sistem agribisnis adalah pembangunan pertanian yang dilakukan
secara terpadu, tidak saja dalam usaha budidaya (on farm) tetapi juga meliputi
pembangunan agribisnis hulu (penyediaan sarana pertanian), agribisnis hilir
(prosessing dan pemasaran hasil pertanian) dan jasa – jasa pendukunganya.
Maka rencana kawasan Agropolitan yaitu pengembangan suatu kawasan
dengan basis utamanya dalam sektor pertanian (hortikultura). Tujuan
pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Magetan adalah untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan
pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan
mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing

LAPORAN ANTARA 26
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

berbasis kerakyatan, keberlanjutan (tidak merusak lingkungan) dan


terdesentralisasi (wewenang berada di pemerintah daerah dan masyarakat) di
kawasan agropolitan.
Adapun arah pengembangan agropolitan Kabupaten Magetan adalah
sebagai berikut:
1) Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis didalamnya termasuk
peningkatan kualitas pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu
memanfaatkan potensi atau peluang ekonomi yang ada di perdesaan.
2) Meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalitas, yang saling
mendukung dan menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan
hasil, jasa pemasaran dan agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat
sumer daya alam secara efisien dan ekonomis.
3) Menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan
enam tepat yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi.
4) Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan
pengembangan agribisnis.
5) Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedia agroinput,
pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa).
6) Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian menjadi balai
penyuluhan pengembangan terpadu.
7) Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara
lokalitas.
8) Peningkatan perdagangan/pemasaran termasuk pengembangan terminal /
subterminal agribisnis dan pusat lelang hasil pertanian.
9) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
umum yang bersifat strategis.
10)Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda.
11)Pengembangan percobaan/pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai
lokalita.
Rencana pengembangan kawasan Agropolitan ini dilakukan dengan
beberapa proses yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai pertanian,

LAPORAN ANTARA 27
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

perkebunan dan peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi
dalam hal sektor industri seperti kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari
potensi yang ada dibuat linkage sistemnya. Sehingga akan muncul perkembangan
agroindustri dan agrowisata basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan Kawasan
Plaosan, Panekan dan sebagian wilayah Poncol sebagai kawasan agropolitan
hortikultura, Kawasan BETASUKA (Kecamatan Bendo, Takeran, Sukomoro,
Kawedanan) sebagai kawasan agropolitan perkebunan. Pengembangan ekonomi
tinggi di kawasan Kabupaten Magetan memicu tingginya aktivitas baik di dalam
maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari
aspek lainnya misalnya dari transportasi.
Adapun wilayah yang memiliki potensi sebagai pengembangan pertanian,
meliputi:
 Budidaya tanaman padi yang terdapat di Kecamatan Takeran, Ngariboyo,
Bendo, Karas, dan Kartoharjo;
 Budidaya tanaman jagung yang terdapat di Kecamatan Lembeyan, Plaosan
dan Sukomoro;
 Budidaya tanaman ubi kayu yang terdapat di Kecamatan Poncol, Parang,
dan Plaosan;
 Budidaya tanaman kacang tanah yang terdapat di Kecamatan Lembeyan
dan Takeran;
 Budidaya tanaman kacang hijau yang terdapat di Kecamatan Maospati.
Potensi pengembangan peternakan di wilayah Kabupaten Magetan
mencakup dalam budidaya ternak besar (sapi,sapi perah, kerbau, dan kuda),
ternak kecil (kambing, domba, dan babi), serta unggas (ayam kampung, itik,
mentok, ayam petelur, dan ayam potong) dan kelinci, potensi peternakan tersebut
harus terus dikembangkan. Adapun wilayah yang memiliki potensi sebagai
pengembangan peternakan, meliputi:
 Budidaya ternak besar terdapat di Kecamatan Poncol, Lembeyan, Bendo
dan Barat;
 Budidaya ternak kecil di Kecamatan Poncol, Parang, Lembeyan, Magetan,
Ngariboyo, Bendo, Karas, Barat;

LAPORAN ANTARA 28
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

 Budidaya ternak unggas terdapat di Kecamatan Takeran dan Kecamatan


Nguntoronadi;
 Budidaya ternak kelinci terdapat di Kecamatan Parang, Lembeyan,
Nguntoronadi, Kawedanan, Sukomoro, Karangrejo, Barat, dan Kartoharjo.

2.3.6.1.2 Pengembangan Kawasan Strategis Sentra Industri


Sentra industri yang terdapat di Kabupaten Magetan meliputi Sentra
Kerajinan Kulit, Sentra Kerajinan Bambu, Sentra Kerajinan Gamelan, Sentra
Makanan Khas Magetan, Industri Ayam Panggang Gandu, serta Sentra Kerajinan
Batik Sidomukti.
1) Kerajinan Kulit
Industri kerajinan kulit ini dipusatkan di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari,
Kecamatan Magetan, ± 1 km arah Barat Kota Magetan. Hasil industri ini
bermacam-macam jenisnya, antara lain sepatu dengan berbagai model, tas,
dompet, ikat pinggang, serta bermacam-macam souvenir lainnya.
2) Kerajinan Bambu
Di Magetan, dikembangkan bermacam-macam produk unggulan kerajinan
anyaman bambu berupa caping, topi, baki, kap lampu, tempat tissue, tempat
buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya. Sentra
industri ini terletak di Desa Ringinagung, Kecamatan Magetan ± 1,5 arah
Barat Daya Kota Magetan.
3) Kerajinan Gamelan
Industri alat musik tradisional gamelan dikerjakan dengan peralatan
tradisional, namun hasilnya cukup mengagumkan. Hasil industri ini sempat
diexpor ke beberapa negara di Benua Eropa. Sentralisasi kegiatannya ada di
Desa Kauman, Karangrejo, ± 14 Km arah Timur Kota Magetan.
4) Industri Makanan Khas Magetan
Makanan khas Magetan terdiri dari makanan kecil (camilan) berupa lempeng
beras, lempeng ketan, emping mlinjo, rengginan, rangin dari kelapa dan
keripik tempe, yang merupakan kegemaran wisatawan dari dalam dan luar
daerah Kota Magetan. Kegiatan pembuatan makanan khas ini pada umumnya

LAPORAN ANTARA 29
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang diupayakan secara profesional,


dan terletak di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan.
5) Industri Ayam Panggang Gandu
Ayam Panggang menjadi potensi wisata karena banyak wisatawan yang
singgah di lokasi ini. Salah satu pengusaha ayam panggang di wilayah ini yang
cukup terkenal adalah Pak Setu yang berlokasi di dekat Papringan. Dari segi
pangsa pasar, ayam panggang ini dijual ke pasar tradisional Ngawi dan
Madiun. Bahan baku industri ayam panggang ini berupa ayam kampung dan
berasal dari berbagai tempat. Kendala yang dihadapi oleh Ayam Panggang
Gandu antara lain adalah modal.
6) Industri Batik Sidomukti
Batik Sidomukti merupakan industri batik Magetan yang berpusat di Desa
Sidomukti. Proses pembuatan batik yang ada saat ini dilakukan dengan
metode batik tulis dan batik printing dengan tenaga kerja yang terdiri dari
masyarakat lokal. Motif yang saat ini paling banyak diminati dari industri batik
Sidomukti adalah motif Pringsedapur.

2.3.6.2 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya


Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya yaitu Makam
G.B.R.Ay. Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III, Monumen Soco,
Candi Simbatan – Arca Dewi Sri, Candi Reog, Prasasti Watu Ongko. Rencana
pengembangan pada kawasan ini adalah dengan melakukan pengamanan
terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan
bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu
dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya yang terdapat
dikabupaten Magetan adalah berupa:
1) Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III
K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III adalah Adipati Maospati Madiun ke III, yang
dihukum mati sebagai pemberontak melawan penjajahan Belanda dan
dimakamkan di makam pemberontak Banyu Sumurup tahun 1810. Beliau
dinyatakan sebagai pejuang perintis melawan Belanda oleh Sri Sultan

LAPORAN ANTARA 30
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Hamengku Buwono IX tahun 1957, dan dimakamkan kembali di Gunung


Bancak, Desa Giripurno, Kecamatan Kawedanan, ± 18 Km arah Tenggara dari
Kota Magetan. Makam permaisuri Putri Hamengku Buwono II, G.B.R.Ay.
Maduretno, merupakan tempat semedi dan ziarah oleh warga masyarakat luar
maupun dalam Kota Magetan.
2) Monumen Soco
Merupakan obyek wisata sejarah, di mana tempat wisata ini merupakan
tempat terjadinya tragedi berdarah dari keganasan pemberontakan PKI tahun
1948 dengan ditandai adanya monumen berupa gerbong Kereta Api
"Kertopati". Gerbong ini digunakan untuk mengangkut para korban keganasan
PKI. Monumen tersebut terletak di Desa Soco, Kecamatan Bendo, ± 15 Km
arah Timur dari pusat kota Kabupaten Magetan.
3) Candi Simbatan – Arca Dewi Sri
Lokasinya terletak di Desa Simbatan, Kecamatan Takeran, ± 17 Km arah
Timur dari Kota Magetan. Sejak tahun 1813, pada Arca Dewi Sri di setiap hari
Jum'at Pahing bulan Muharram dilaksanakan Bersih Desa secara rutin tiap
tahun oleh warga setempat pada siang hari. Sejak tahun 1933 sampai tahun
1942, pada ”artefak” Arca Dewi Sri, tepat pada dada kiri dan kanan keluar air
sumber yang bersih, yang oleh sebagian besar warga Tulungagung dan Kediri,
air tersebut diambil dan dimanfaatkan untuk pengobatan segala macam
penyakit.
4) Candi Reog
Candi Reog merupakan salah satu peninggalan di jaman Erlangga, yang
merupakan petilasan Kerajaan Majapahit, yang terletak di Desa Cepoko,
Kecamatan Panekan, sebelah Utara Kabupaten Magetan.
5) Prasasti Watu Ongko
Berlokasi di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan. Prasasti Watu Ongko ini
dikembangkan sebagai bagian dari rangkaian kawasan obyek wisata air terjun
di sekitarnya yang sedang dikembangkan pemerintah Kabupaten Magetan.
Kawasan di sekitar candi perlu dijaga agar tidak berkembang menjadi
kawasan budidaya yang menyebabkan keberadaan candi menjadi tenggelam

LAPORAN ANTARA 31
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

atau bahkan hilang tergusur oleh kegiatan budidaya permukiman. Untuk itu,
lingkungan di sekitar candi perlu ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya
dan Ilmu Pengetahuan, dengan batas luasan disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan analisis Lembaga yang terkait dengan kepurbakalaan. Kawasan
cagar budaya memiliki nilai sejarah peradaban manusia di lokasi tersebut dari
zaman ke zaman. Informasi yang terkandung di dalamnya perlu dipelihara
keberadaannya agar dapat dipelajari oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

2.4 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN
MAGETAN TAHUN 2018-2023

2.4.1 Visi dan Misi


2.4.1.1 Visi
Visi dan misi RPJMD Kabupaten Magetan 2018—2023 merupakan
penjabaran lima tahun keempat dan kelima dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Magetan 2005—2025. Berdasarkan kondisi
daerah Kabupaten Magetan serta visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih, maka visi pembangunan Kabupaten Magetan dalam RPJMD 2018—2023
adalah:
“Masyarakat Magetan yang Smart Semakin Mantab dan Lebih
Sejahtera”
Visi ini menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan
Magetan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, sehingga
diharapkan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Magetan saling
bekerjasama dalam mewujudkan visi tersebut.
Visi pembangunan tersebut perlu diuraikan menjadi pokok-pokok visi untuk
memberikan gambaran yang lebih luas, spesifik, dan jelas horizon waktunya.
Penjelasan visi memuat penjabaran kriteria dan indikator-indikator keberhasilan
untuk mewujudkan visi. Dalam mengembangkan penjelasan visi harus merujuk
sasaran pokok RPJPD Kabupaten Magetan periode keempat dan kelima untuk
menghasilkan penjelasan visi yang selaras dengan arah kebijakan RPJPD.

LAPORAN ANTARA 32
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Masyarakat Magetan yang SMART merupakan kepanjangan dari Sehat,


Maju, Agamis, Ramah dan Terampil yang merepresentasikan karakteristik
masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini. Masyarakat yang memiliki
kemampuan jasmani (sehat), intelektual (maju), religiusitas (agamis), sosial
(ramah) dan motorik (terampil) sebagai elemen-elemen penting bagi tumbuh dan
berkembangnya wirausaha-wirausaha baru (enterpreneur) dalam berbagai bidang
kehidupan produktif di Kabupaten Magetan.
Sehat merupakan perwujudan dari kondisi masyarakat yang terbebas dari
berbagai penyakit, baik penyakit jasmani, penyakit rohani, penyakit sosial, dan
penyakit lingkungan. Kondisi masyarakat yang sehat memungkinkan untuk
berpartisipasi secara produktif dalam kegiatan pembangunan melalui peran
strategis masing-masing elemen masyarakat.
Maju merupakan perwujudan dari kondisi masyarakat yang memiliki
tingkat intelektual/pendidikan memadai ( educated) dan memiliki wawasan
keilmuan yang luas dan progresif sehingga mampu berkiprah secara aktif dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat (politik, ekonomi, sosial dan budaya).
Kondisi masyarakat yang maju sangat terbuka terhadap pembaharuan dan
kemajuan teknologi serta selektif.
Agamis merupakan perwujudan dari kondisi ketaatan dalam menjalankan
ajaran agama yang diwujudkan dalam tata keyakinan (keimanan), peribadatan,
tata hubungan keluarga dan sosial masyarakat, serta akhlak dan perilaku budi
pekerti yang luhur. Kondisi masyarakat yang agamis memiliki hubungan inter dan
antar umat beragama yang toleran, saling menghargai dan menjaga serta saling
berkasih sayang sehingga terwujud suasana masyarakat yang damai, aman dan
tenteram.
Ramah merupakan perwujudan dari kondisi masyarakat yang peduli
terhadap sesama melalui berbagai unsur komunikasi yang sehat seperti mudah
bertegur sapa, mudah akrab, saling bersilaturahmi dan saling berbagi. Kondisi
masyarakat yang ramah tidak mudah terpecah belah, terprovokasi yang dapat
merenggangkan hubungan kemasyarakatan serta persatuan dan kesatuan
berbangsa dan bernegara.

LAPORAN ANTARA 33
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Terampil merupakan perwujudan dari kondisi masyarakat yang memiliki


penguasaan ketrampilan serta teknologi dan sekaligus memiliki kemampuan untuk
mengelola dan mengimplementasikan ketrampilan dan teknologi tersebut dalam
berbagai kegiatan produksi. Kondisi masyarakat yang terampil mudah mengelola
dan mengolah kesempatan/peluang menjadi kegiatan usaha yang produktif,
profitable dan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat ikut serta
mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan.
Masyarakat Magetan yang semakin Mantab merupakan kepanjangan
dari Mandiri, Lestari dan Bermartabat yang merepresentasikan suasana
kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Magetan sebagaimana dicita-citakan
dalam RPJPD Kabupaten Magetan Tahun 2005–2025. Periode pembangunan
tahun 2018–2023 merupakan periode lima tahun terakhir RPJPD 2005–2025
sehingga dapat disebut sebagai periode pamantapan.
Mandiri dapat diartikan bahwa daerah mampu mengatasi berbagai
tantangan yang dihadapi dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan
sendiri, dengan mengoptimalkan berbagai potensi sumber daya yang dimiliki.
Kemandirian dapat terwujud melalui pembangunan yang mengarah kepada
kemajuan ekonomi yang bertumpu kepada potensi unggulan/andalan daerah
dengan didukung oleh sumber daya manusia yang SMART.
Lestari dapat diartikan sebagai perwujudan dari kondisi kehidupan yang
ditandai oleh keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan serta
kegunaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang terjaga fungsi, daya
dukung dan kenyamanan sebagai pendukung kualitas kehidupan masa sekarang
maupun masa yang akan datang. Lestari dapat juga menunjukkan sinergitas
pembangunan tiga pilar yaitu perspektif pembangunan sosial, perspektif
pembangunan ekonomi, dan perspektif pembangunan lingkungan menjadi aras
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Bermartabat dapat diartikan sebagai perwujudan dari kondisi
masyarakat yang memiliki harga diri yang terhormat, dimana masyarakat tersebut
memiliki orientasi nilai moral yang tinggi dengan selalu mengutamakan nilai
religius dan mengedepankan nilai-nilai kemanusian dalam setiap langkah

LAPORAN ANTARA 34
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

perbuatannya, sehingga mewujudkan sebagai suatu masyarakat yang beradab.


Bermartabat juga dapat diartikan terbentuknya perilaku, budaya pemerintah dan
masyarakat yang menjunjung tinggi religiusitas, akhlak mulia dan nilai-nilai luhur
tradisi dan budaya masyarakat madani serta menjunjung tinggi supremasi hukum
yang dikembangkan melalui kepemimpinan yang tulus-ikhlas, amanah, transparan,
partisipatif dan akuntabel.

2.4.1.2 Misi
Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka disusun misi
yaitu rumusan umum tentang upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai
dan menguraikan upaya-upaya yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin
dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai misi.
Visi pembangunan Kabupaten Magetan tahun 2018 – 2023 tersebut di
atas akan dapat terwujud dengan serangkaian misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan percepatan dan perluasan pembentukan sumberdaya manusia
yang SMART (Sehat, Maju, Agamis, Ramah, Terampil)
2. Meningkatkan perekonomian daerah melalui keberpihakan dan
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro sebagai pilar ekonomi kerakyatan
serta pemberdayaan masyarakat desa sebagai basis sekaligus ujung tombak
pembangunan daerah.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya alam yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
4. Memantapkan ketercukupan kuantitas dan kualitas sarana prasarana dan
fasilitas bagi kegiatan pelayanan masyarakat.
5. Mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan
manajemen pemerintahan yang bersih, profesional dan adil.
Adapun masing-masing misi tersebut di atas memiliki penjabaran sebagai
berikut:

Tabel 2.4 Perumusan Penjelasan Misi

LAPORAN ANTARA 35
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Pokok-
Misi Penjelasan Misi
pokok Visi
Kabupaten 1. Meningkatkan Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan
Magetan percepatan dan sumber daya manusia Magetan yang
yang SMART perluasan pembentukan berkualitas melalui pendidikan yang
sumberdaya manusia berkualitas, berkarakter, bermoral dan
yang SMART (Sehat, berakhlak mulia, serta pelayanan kesehatan
Maju, Agamis, Ramah, yang terjangkau, merata, dan berkualitas.
Terampil) Misi ini memiliki arah dalam rangka
menciptakan sosok masyarakat Kabupaten
Magetan yang sehat, berkarakter (berakhlak
mulia, agamis, dan berbudaya), cerdas,
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan memiliki spirit untuk maju dan berdaya
saing.
Kabupaten 2. Meningkatkan Misi ini dimaksudkan untuk memberikan
Magetan perekonomian daerah dukungan dan pendampingan kepada
yang melalui keberpihakan masyarakat dalam penguatan sistem
MANTAB dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis kekuatan
koperasi dan usaha lokal, peningkatan sarana dan prasarana
mikro sebagai pilar perekonomian, serta peningkatan akses
ekonomi kerakyatan masyarakat dalam berusaha sehingga
serta pemberdayaan kemampuan ekonomi masyarakat lebih
masyarakat desa berkembang dan semakin kuat. Disamping
sebagai basis sekaligus itu, misi ini juga dimaksudkan untuk
ujung tombak meningkatkan keberdayaan masyarakat
pembangunan daerah desa sebagai pemegang peranan penting
dalam pembangunan daerah.
3. Mengoptimalkan Misi ini merupakan arah upaya untuk
pengelolaan dan meningkatkan dan memantapkan
pendayagunaan sumberdaya alam, kualitas lingkungan, dan
sumberdaya alam yang ketangguhan wilayah.
berwawasan Sumberdaya alam berkaitan dengan
lingkungan dan pemanfaatan serta pengelolaan agar tetap
berkelanjutan lestari dan mampu memenuhi kebutuhan.
Lingkungan hidup agar kualitasnya tidak
menurun dan berkelanjutan untuk masa
depan. Ketangguhan wilayah agar siap
menghadapi bencana dan tidak mengalami
kerugian maupun kerusakan yang besar.
4. Memantapkan Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
ketercukupan kuantitas dan memantapkan sarana prasarana dan
dan kualitas sarana fasilitas yang menunjang kegiatan
prasarana dan fasilitas masyarakat, seperti sarana prasarana dan
bagi kegiatan fasilitas perhubungan, ekonomi,
pelayanan masyarakat permukiman, dan sosial kemasyarakatan.
Dalam hal ini, yang menjadi sasaran adalah
berkembangnya kuantitas dan kualitas
sarana prasarana dan fasilitas yang dapat
menjangkau seluruh wilayah Magetan.
5. Mengembangkan Misi ini memiliki arah untuk mewujudkan

LAPORAN ANTARA 36
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Pokok-
Misi Penjelasan Misi
pokok Visi
penyelenggaraan tata tata kelola pemerintahan yang efektif,
pemerintahan yang dengan cara peningkatan kualitas birokrasi
baik dan manajemen yang profesional dalam pelayanan terhadap
pemerintahan yang masyarakat yang adil.
bersih, profesional dan Pelayanan masyarakat ini juga didukung
adil oleh pemanfaatan teknologi informasi yang
terintegrasi dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Dengan demikian, kualitas
birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan
pelaksanaan reformasi birokrasi dan
kepuasan terhadap layanan aparat birokrasi
dalam rangka menuju good governance.

2.4.2 Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka
menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur
kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis
daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran
merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan
sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Dengan memperhatikan permasalahan dan isu strategis yang sudah
dirumuskan, maka tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah
Kabupaten Magetan tahun 2018-2013 dari masing-masing misi pembangunan
ditetapkan sebagai berikut:

LAPORAN ANTARA 37
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Tabel 2.5 Visi Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kabupaten Magetan

Kondisi Target Tahun Kondisi


Indikator
No. Misi Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
(2018) (2023)
1. Misi 1 Tujuan 1
  Meningkatkan Meningkatkan
  percepatan dan kualitas SDM
  perluasan Indikator tujuan:  
  pembentukan Indeks 72,60
73,80 73,99 74,10 74,30 74,50 74,50
  sumberdaya Pembangunan (2017)
  manusia yang Manusia (IPM)
  SMART (Sehat, Sasaran 1.1                
Maju, Agamis, Meningkatnya Indeks 80,36 80,41 80,46 80,51 80,56 80,61 80,61
Ramah, derajat kesehatan
Terampil) kesehatan
  masyarakat
  Sasaran 1.2
 
  Meningkat nya Indeks 72,65 72,70 72,75 72,80 72,85 72,90 72,90
  taraf pendidikan
  pendidikan
masyarakat
  Sasaran 1.3  
 
Meningkatnya Angka
10,48 10,11 9,91 9,71 9,51 9,31 9,31
kesejahteraan kemiskinan
masyarakat
    Tingkat
Penganggu
3,10% 3% 2,90% 2,85% 2,80% 2,75% 2,75%
ran
Terbuka
Tujuan 2

LAPORAN ANTARA 38
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Kondisi Target Tahun Kondisi


Indikator
No. Misi Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
(2018) (2023)
Meningkatkan
kualitas
kehidupan sosial

Indikator tujuan:
Indeks n.a 62,1 62,2 62,3 62,4 62,5 62,5
kesalehan sosial
Sasaran 2.1  
Terwujudnya Indeks n.a 63,1 63,2 63,3 63,4 63,5 63,5
masyarakat Toleransi
yang rukun,
tertib dan
agamis
2. Misi M2 Tujuan 3
  Meningkatkan Memperkuat
  perekonomian perekonomian
  daerah melalui daerah yang
  keberpihakan berkualitas
  dan Indikator tujuan                
  pemberdayaan Pertumbuhan
  5,09 5,12 5,15 5,17 5,2 5,25 5,25
koperasi dan Ekonomi (%)
  usaha mikro Indeks Gini 0,37
  sebagai pilar 0,36 0,35 0,34 0,33 0,32 0,32
(2017)
  ekonomi Sasaran 3.1                
  kerakyatan serta Meningkatnya Nilai 637.250 685.625 740.500 801.790 873.840 963.200 963.200
  pemberdayaan kemampuan Omset
masyarakat desa /keberdayaan Usaha
sebagai basis koperasi dan Koperasi
sekaligus ujung usaha mikro dan Usaha
tombak Mikro (Juta

LAPORAN ANTARA 39
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Kondisi Target Tahun Kondisi


Indikator
No. Misi Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
(2018) (2023)
pembangunan Rupiah)
daerah Sasararan 3.2
  Meningkatknya Nilai 190 220 250 290 340 390 390
  kegiatan investasi, milyar, milyar, milyar, milyar, milyar, milyar, milyar,
  investasi Jumlah 316 435 450 485 510 520 520
  investor investor investor investor investor investor investor investor
    Sasaran 3.3                
    Meningkatnya Nilai PDRB 569.087, 616.160, 667.126, 722.308, 782.055, 846.743, 846.743,
  kegiatan Sektor 42 14 54 68 27 87 87
  industri Pariwisata
  pariwisata (nilai PDRB
  sektor
  penyediaa
n
akomodasi
makan
minum)
(Juta Rp.)
  Sasaran 3.4                
  Meningkatnya Nilai PDRB 1.979.08 2.088.78 2.198.49 2.308.19 2.417.89 2.527,60 2.527,60
kegiatan sektor sektor 2,05 6,17 0,29 4,41 8,53 2,65 2,65
perdagangan perdagang
an
(Juta Rp.)
  Sasaran 3.5                
  Meningkatnya Nilai PDRB 3.554.58 3.652.42 3.750.26 3.848.09 3.945.93 4.043.76 4.043.76
kegiatan sektor Sektor 8,73 4,43 0,12 5,82 1,52 7,21 7,21
pertanian Pertanian
(Juta Rp.)
Tujuan 4                
Meningkatnya

LAPORAN ANTARA 40
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Kondisi Target Tahun Kondisi


Indikator
No. Misi Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
(2018) (2023)
kualitas
pembangunan
desa
Indikator tujuan: 0,67 0,68 0,69 0,71 0,72 0,74 0,74
Indeks Desa
Membangun
(IDM)
Sasaran 4.1
Meningkatnya Jumlah - 2 3 4 5 6 20
status desa maju
kemandirian yang
desa menjadi
desa
mandiri
   Jumlah 28  23  26 34 44   35  162
desa
berkemban
g yang
menjadi
desa maju
3. Misi M3 Tujuan 5                
  Mengoptimalkan Meningkatkan 67,29 67,79 67,94 68,07 68,61 68,70 68,70
  pengelolaan dan kualitas
  pendayagunaan lingkungan
  sumberdaya hidup
alam yang
berwawasan Indikator
lingkungan dan Tujuan: Indeks
berkelanjutan kualitas
  lingkungan
  hidup (IKLH)

LAPORAN ANTARA 41
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Kondisi Target Tahun Kondisi


Indikator
No. Misi Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
(2018) (2023)
  Sasaran 5.1
Meningkatnya Indeks 49 49,1 49,15 49,2 49,25 49,3 49,3
kualitas air, kualitas air
udara dan
lahan

Indeks 85,27 86,67 87,04 87,38 88,93 89,17 89,17


Kualitas
Udara
(IKU)
Indeks 67,61 67,62 67,62 67,63 67,63 67,64 67,64
Kualitas
Tutupan
Lahan
(IKTL)
Tujuan 6
Menurunkan 153 153 152 152 151 151 151
resiko dampak
bencana

Indikator tujuan:
Indeks Resiko
Bencana
Sasaran 6.1                

Meningkatnya Persentase 4,92 1,64 3,27 3,27 4,92 4,92 4,92


ketangguhan Desa
masyarakat Tangguh
dalam Bencana

LAPORAN ANTARA 42
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Kondisi Target Tahun Kondisi


Indikator
No. Misi Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
(2018) (2023)
menghadapi Tingkat
bencana Madya
4. Misi M4 Tujuan 7                
  Memantapkan Mewujudkan n.a 6,5 6,7 6,9 7,1 7,3 7,3
  ketercukupan infrastruktur
kuantitas dan pelayanan
kualitas sarana wilayah yang
prasarana dan mantap
fasilitas bagi
kegiatan Indikator tujuan:
pelayanan Indeks Kualitas
masyarakat Layanan
  Infrastruktur

Sasaran 7.1
Meningkatnya Indeks 77,07% 77,09% 77,11% 77,13% 77,15% 77,17% 77,17%
kualitas konektivita
infrastruktur s
jalan yang
merata untuk
semua wilayah
Sasaran 7.2                
Meningkatnya Persentase 72,85% 92,51% 92,93% 93,28% 93,61% 94,2% 94,2%
kualitas lahan yang
jaringan irigasi terlayani
irigasi
5. Misi M5 Tujuan 8
  Mengembangka Meningkatkan 43,66 45 50 55 60 65 65
  n tata kelola

LAPORAN ANTARA 43
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Kondisi Target Tahun Kondisi


Indikator
No. Misi Tujuan Sasaran Awal Akhir
Sasaran 2019 2020 2021 2022 2023
(2018) (2023)
penyelenggaraa pemerintahan
n tata yang baik
pemerintahan
yang baik dan
manajemen Indikator tujuan:
pemerintahan Indeks
yang bersih, Reformasi
profesional dan Birokrasi
adil Sasaran 8.1                
  Meningkatnya Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
kualitas
penyelenggara
an
pemerintahan
dan pelayanan
publik yang
efektif dan
efisien
Indeks - 2.0 2.2 2.4 2.8 3.0 3.0
Sistem
Pemerinta
han
Berbasis
Elektronik
  Hasil B BB BB BB BB A A
evaluasi
AKIP
Indeks 76,88 78 78,20 78,40 79 79 79
Kepuasan
Masyaraka
t (IKM)

LAPORAN ANTARA 44
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

LAPORAN ANTARA 45
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

2.4.3 Strategi Pembangunan Daerah


Visi pembangunan daerah “MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART
SEMAKIN MANTAB DAN LEBIH SEJAHTERA” dapat tercapai dengan efektif tepat
guna dan efisien selama lima tahun ke depan dapat terwujud apabila strategi dan
arah kebijakan terumuskan secara komprehensif. Rumusan strategi berupa
pernyataan yang menjelaskan cara tujuan dan sasaran akan dicapai yang
selanjutnya diperjelas dengan dengan serangkaian arah kebijakan.
Strategi merupakan langkah-langkah taktis yang berisi program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi dalam rangka pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata. Sementara
itu, arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi
yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke
waktu selama lima tahun. Rumusan arah kebijakan tersebut nantinya menjadikan
pilihan strategi menjadi rasional dan konkret sehingga pada akhirnya menjadi
dasar penyusunan program dan kegiatan. Pada dasarnya, semua program
merupakan program-program RPJMD Kabupaten Magetan 2018—2023. Pada
RPJPD Kabupaten Magetan 2005—2025 program-program RPJMD 2018—2023
merupakan program yang mendukung terwujudnya visi dan misi kepala daerah
terpilih serta sasaran pokok pada tahapan pembangunan jangka menengah ketiga
dan keempat.

Tabel 2.6 Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2018-2023


VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN
OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
Meningkatkan percepatan dan perluasan pembentukan
Misi 1 sumberdaya manusia yang SMART (Sehat, Maju, Agamis,
Ramah, Terampil)
Tujuan 1 Sasaran 1.1      
Meningkatk Meningkatn Indeks Meningkatka Meningkatkan akses Dinas
an kualitas ya derajat Kesehatan n upaya pelayanan kesehatan Kesehatan
SDM. kesehatan promotif dan bayi, anak, remaja, Dinas
masyarakat preventif ibu dan lanjut usia TPHPKP,
Indikator dalam rangka yang berkualitas, Dinas
tujuan: upaya pemenuhan gizi Peternakan

LAPORAN ANTARA 46
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
Indeks kesehatan masyarakat yang dan
Pembangun masyarakat sehat dan Perikanan
an Manusia yang terjangkau
(IPM) berkualitas masyarakat,
penerapan pola
hidup bersih dan
sehat serta
penyehatan
lingkungan.
Meningkatkan upaya Dinas
pencegahan dan Kesehatan
pengendalian
penyakit menular,
peyakit tidak
menular dan
surveylance
epidemiologi.
Meningkatka Meningkatkan Dinas
n akses kualitas dan Kesehatan
pelayanan keterjangkauan
kesehatan pelayanan kesehatan
dasar dan dasar di Puskesmas
rujukan yang dan jaringannya
berkualitas maupun pelayanan
kesehatan rujukan di
rumah sakit.
Meningkatn Indeks Meningkatka Peningkatan kualitas Dinas Dikpora
ya taraf pendidikan n partisipasi layanan pendidikan
pendidikan sekolah usia usia dini serta
masyarakat dini dan meningkatkan
pendidikan pelaksanaan wajib
dasar belajar pendidikan
dasar secara inklusif
Meningkatka Meningkatkan Dinas Dikpora
n ilmu layanan pendidikan
pengetahuan non formal dalam
dan rangka menuntaskan
keterampilan pemberantasan buta
masyarakat huruf serta
memberikan
bimbingan
ketrampilan
kecakapan hidup
Meningkatka Meningkatkan Dinas Arspus
n budaya kualitas pelayanan
gemar perpustakaan dan
membaca merintis
pengembangan
perpustakaan digital
dan perpustakaan
sastra Jawa

LAPORAN ANTARA 47
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
Sasaran 1.3      
Meningkatn Angka Menyediakan Pengembangan basis Dinas Sosial
ya Kemiskinan data data terpadu
kesejahtera ; Tingkat kemiskinan pengentasan
an Penganggu yang valid, kemiskinan berbasis
masyarakat ran akurat, dan NIK
Terbuka terbaru
sebagai dasar
penyelenggar
aan
pengentasan
kemiskinan
secara
terpadu
Menyelengga Penyediaan bantuan Dinas Sosial
rakan pangan
perlindungan Memberikan bantuan Dinas Dikpora
sosial dalam biaya pendidikan
rangka Memberikan jaminan Dinas
meningkatka kesehatan serta Kesehatan
n pemenuhan meningkatkan
kebutuhan kepesertaan asuransi
dasar bagi kesehatan dalam
maskin dan rangka mencapai
PMKS lainnya Universal Health
Coverage
Rehabilitasi rumah Dinas Perkim,
dan lingkungan tidak Dinas PUPR
layak huni serta
perbaikan sanitasi
Memberikan bantuan Dinas PUPR
pemasangan PDAM
sambungan air
minum bagi warga
miskin atau
Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah (MBR)
Pemberdayaa Memberikan Dinas Sosial
n ekonomi bimbingan pelatihan
warga miskin usaha ekonomi
dan PMKS produktif bagi miskin
lainnya dan PMKS lainnya
Pemberdayak Pembinaan dan Dinas
an pemberikan bantuan TPHPKP
petani/buruh sarana produksi Disnakkan
tani, pertanian/ Dinas Indag
peternak dan perkebunan,
pembudidaya peternakan,
ikan, perikanan, usaha
pedagang perdagangan,

LAPORAN ANTARA 48
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
tradisional industri kecil
PK5 dan
asongan dari
kalangan
warga miskin
Meningkatka Meningkatkan Disnaker
n daya saing kemampuan tenaga
dan kerja lokal untuk
penyerapan bersaing di pasar
tenaga kerja tenaga kerja melalui
pemberian
bimbingan dan
latihan kerja disertai
dengan bantuan
peralatan serta
perolehan sertifikat
profesi yang sesuai
dengan kebutuhan
kerja, terutama bagi
pencari kerja
kalangan maskin
Memperbaiki Memberikan Disnaker
kehidupan bimbingan dan
tenaga kerja pembinaan terhadap
perusahaan agar
tenaga kerja
mendapatkan hak-
haknya sesuai
ketentuan serta
mendapatkan
jaminan sosial
tenaga kerja
Tujuan 2 Sasaran 2.1      
Meningkatk Terwujudny Indeks Memperkuat Mengembangkan Bakesbangpol
an kualitas a Toleransi rasa dialog antar umat
kehidupan masyarakat persatuan beragama, tokoh
sosial yang dan kesatuan masyarakat dan
ramah, serta gotong pemuda serta
Indikator tertib dan royong dalam memberdayakan
tujuan agamis kehidupan forum pembaruan
Indeks masyarakat bangsa
kesalehan Meningkatka Mengembangkan Bakesbangpol
sosial n kesadaran wawasan
masyarakat kebangsaan akan
sebagai pentingnya
warga negara kehidupan
yang baik demokrasi,
(good citizen) pluralisme,
penghormatan HAM.
Memperkuat Meningkatkan Dinas Sosial
kehidupan kualitas sarana

LAPORAN ANTARA 49
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
beragama di peribadatan dan
masyarakat lembaga sosial
keagamaan untuk
sebagai tempat
warga berkumpul,
bersosialisasi serta
melakukan kegiatan
keagamaan
Meningkatka Pemberdayaan Bakesbangpol
n rasa masyarakat dalam Satpol PP
keamanan menjaga keamanan
dan lingkungan
kenyamanan Mengintensifkan Bakesbangpol
masyarakat komunikasi
kemitraan dengan
instansi vertikal
dalam rangka
deteksi dini
pencegahan dan
penanganan konflik
sosial
Misi 2 Meningkatkan perekonomian daerah melalui
keberpihakan dan pemberdayaan koperasi dan usaha
mikro sebagai pilar ekonomi kerakyatan serta
pemberdayaan masyarakat desa sebagai basis sekaligus
ujung tombak pembangunan daerah
Tujuan 3 Sasaran 3.1      
Memperkua Meningkatn Nilai Omset Meningkatka Pemberdayaan Dinkop UM
t ya Usaha n kapasitas koperasi dan usaha
perekonomi kemampua Koperasi dan daya mikro melalui
an daerah n/ dan Usaha saing pembinaan
yang keberdayaa Mikro koperasi dan managemen,
berkualitas n koperasi usaha mikro produksi, pemasaran
Indikator dan usaha dan fasilitasi akses
tujuan mikro permodalan
Pertumbuh Mendorong Pembinaan Dinkop UM
an tumbuhnya perempuan dan DTPHPKP
Ekonomi, wirausaha pemuda menjadi Dinas PMD
Indeks Gini baru wirausaha baru
melalui fasilitasi
modal usaha bunda
sejahtera dan modal
usaha pemuda
Sasaran 3.2      
Meningkatn Nilai Meningkatka Mengembangkan Dinas
ya kegiatan investasi, n daya tarik iklim investasi yang PMPTSP
investasi Jumlah investasi kondusif antara lain
investor melalui pemetaan
potensi investasi,
pemberian insentif

LAPORAN ANTARA 50
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
dan kemudahan
serta fasilitas
penanaman modal
Meningkatkan Dinas
promosi secara PMPTSP
intentif dan masif
serta melakukan
kerjasama investasi
Optimalisasi Dinas
pelayanan perizinan PMPTSP
dan non perizinan
sesuai Standar
Pelayanan Prima.
Sasaran 3.3      
Meningkatn Nilai PDRB Mengembang Meningkatkan Dinas Parbud
ya kegiatan Sektor kan destinasi kualitas dan
industri Pariwisata pariwisata kuantitas destinasi
pariwisata (nilai PDRB unggulan wisata serta
sektor Daerah yang mengembangkan
penyediaan didukung wisata religi
akomodasi oleh tripel Mengembangkan Dinas
makan agro agrowisata buah, TPHPKP
minum) (agrowisata, sayur dan bunga
agroindustri Mengembangkan Disnakkan
dan agro wisata
agrobisnis) peternakan dan
perikanan
Mengembangkan Dinas Indag
agroindustri
pengolahan
makanan produk
lokal
Meningkatka Meningkatkan Dinas PUPR,
n akses kualitas infrastruktur Dinas
menuju jaringan jalan yang Perhubungan
kawasan dilengkapi dengan
wisata penerangan jalan
umum, rambu,
marka dan penunjuk
arah menuju
kawasan wisata
unggulan
Sasararan
     
3.4
Meningkatn Nilai PDRB Meningkatka Meningkatkan Dinas Indag
ya kegiatan sektor n usaha infrastruktur sarana
sektor perdaganga perdagangan dan prasarana pasar
perdaganga n dengan daerah terutama di
n mengutamak kawasan yang
an mendukung
penyerapan pariwisata serta

LAPORAN ANTARA 51
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
pasar meningkatkan
terhadap kualitas pengelolaan
produk lokal pasar tradisional
Mendorong produk Dinas Indag
lokal memasuki
pasar modern
Sasaran 3.5      
Meningkatn Nilai PDRB Meningkatka Peningkatan kualitas Dinas
ya kegiatan Sektor n produksi dan kuantitas sarana TPHPKP
sektor Pertanian pertanian produksi pertanian Disnakkan
pertanian Peningkatan Dinas
keberdayaan petani TPHPKP
melalui peningkatan Disnakkan
SDM dan mendorong
terbentuknya
korporasi petani
Peningkatan Dinas
penanganan pasca TPHPKP
panen untuk Disnakkan
meningkatkan nilai
tambah produksi
pertanian
Penetapan kawasan Dinas
LP2B untuk TPHPKP
mencegah alih
fungsi lahan
pertanian yang
subur menjadi lahan
non pertanian serta
menjamin
ketersediaan lahan
pertanian
Tujuan 4 Sasaran 4.1      
Meningkatn Meningkatn  Jumlah Meningkatka Meningkatkan Dinas PMD
ya kualitas ya desa n kapasitas pembinaan terhadap
pembangun kemandiria maju aparatur aparatur pemerintah
an desa n desa yang pemerintah dan lembaga
menjadi dan lembaga kemasyarakatan di
Indikator desa desa desa
tujuan mandiri Meningkatka Fasilitasi Dinas PMD
Indeks  Jumlah n kualitas peningkatan akses
Desa desa SDM dan pendidikan dan
Membangu berkem kehidupan kesehatan serta
n (IDM) bang sosial peningkatan
yang ekonomi pengetahuan dan
menjadi masyarakat ketrampilan
desa desa masyarakat desa
maju Dinas PMD
Peningkatan
kapasitas
masyarakat dan

LAPORAN ANTARA 52
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
lembaga sosial
ekonomi desa untuk
meningkatkan
ketahanan sosial
ekonomi masyarakat
desa
Meningkatka Memfasilitasi Dinas PMD
n kualitas perbaikan rumah
perumahan tidak layak huni,
dan perbaikan sanitasi
permukiman dan permukiman
serta sarana kumuh di desa
dan asilitasi peningkatan
prasarana kualitas dan
wilayah desa kuantitas
infrastruktur wilayah
Desa antara lain
perumahan,
permukiman, sarana
pendidikan,
kesehatan,
perhubungan,
pengairan, listrik dan
telekomunikasi
Mengoptimalkan pengelolaan dan pendayagunaan
Misi 3 sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan
Tujuan 5 Sasaran 5.1      
Meningkatk Meningkatn - Indeks Melakukan Meningkatkan DLH
an kualitas ya kualitas kualitas air pengendalian pengelolaan limbah
lingkungan air, udara - Indeks pencemaran industri dan rumah
hidup dan lahan Kualitas air dan udara tangga
Udara Meningkatkan DLH
Indikator - Indeks pengawasan
tujuan Kualitas terhadap kegiatan
Indeks Tutupan yang berpotensi
kualitas Lahan mencemari air dan
lingkungan (IKTL) udara serta
hidup penegakan hukum
(IKLH) lingkungan
Meningkatka Peningkatan kualitas DISPERKIM
n kualitas dan kuantitas RTH
dan luasan publik serta
Ruang kerjasama dengan
Terbuka masyarakat dan
Hijau (RTH) swasta dalam
menyediakan RTH
privat
Menegakkan Meningkatkan DPUPR
peraturan penertiban terhadap
daerah pelanggaran tata

LAPORAN ANTARA 53
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
terkait tata ruang
ruang
Sasaran 5.2      
Meningkatn Jumlah Meningkatka Peningkatan kualitas BPBD
ya desa n kualitas kawasan dan
ketangguha tangguh lingkungan permukiman di
n bencana kawasan daerah rawan
masyarakat tingkat rawan bencana serta
dalam madya bencana dan mendorong
menghadap pasca pengembangan
i bencana bencana rumah tahan
bencana.
Merehabilitasi BPBD
kondisi kawasan
pasca bencana
Meningkatka Memberikan BPBD
n pelatihan kepada
kesiapsiagaa masyarakat dalam
n masyarakat deteksi dini dan
dalam penanganan
menghadapi bencana serta
bencana pemulihan dari
dampak bencana.
Memantapkan ketercukupan kuantitas dan kualitas
Misi 4 sarana prasarana dan fasilitas bagi kegiatan pelayanan
masyarakat
Tujuan 6 Sasaran 6.1      
Meningkatk Meningkatn Indeks Meningkatka Pembangunan, DPUPR
an kualitas ya kualitas konektivitas n kualitas peningkatan dan
infrastruktu infrastruktu dan kapasitas perbaikan jaringan
r wilayah r jalan yang jalan dan jalan dan jembatan
dan merata jembatan Pembangunan, DPUPR,
infrastruktu untuk beserta peningkatan dan DISHUB
r pelayanan semua kelengkapann perbaikan
publik wilayah ya kelengkapan jalan
Sasaran 6.2      
Indikator Meningkatn Persentase Meningkatka Peningkatan fungsi DPUPR
tujuan: ya kualitas lahan yang n kualitas jaringan irigasi dan
Indeks jaringan terlayani dan kapasitas bangunan
kualitas irigasi irigasi jaringan penampung air
layanan irigasi (waduk/embung)
infrastruktu
r
Mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan
Misi 5 yang baik dan manajemen pemerintahan yang bersih,
profesional dan adil
Tujuan 7 Sasaran 7.1      
Meningkatk Meningkatn - Opini Memperbaiki Mengembangkan Bappeda
an tata ya kinerja BPK sistem sistem perencanaan, Litbang
kelola penyelengg - Hasil penyelenggar penganggaran dan BPPKAD

LAPORAN ANTARA 54
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

VISI: MASYARAKAT MAGETAN YANG SMART SEMAKIN MANTAB DAN


OPD
LEBIH SEJAHTERA
Penanggun
Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan g Jawab
Sasaran
pemerintah araan evaluasi pelaporan yang
an yang pemerintah AKIP aan terintegrasi secara
baik an dan - Indeks pemerintahan elektronik untuk
pelayanan sistem dan memaksimalkan
Indikator publik pemerint pelayanan capaian target
tujuan: ahan publik pembangunan
Indeks berbasis daerah
Reformasi elektroni Meningkatkan Dinas
Birokrasi k   kualitas pengelolaan Kominfo
- Indeks e-government
Kepuasan Meningkatkan BKD
Masyarak kinerja aparatur
at (IKM) melalui
penyelenggaraan
Meningkatka
kinerja
n kinerja
pemerintahan
aparatur
daerah secara
Pemerintah
elektronik,
Daerah
peningkatan kualitas
dan penerapan
managemen ASN
yang professional
Meningkatkan Inspektorat
pengendalian dan
pengawasan
Mengoptimal
terhadap
kan fungsi
penyelenggaraan
pengendalian
pemerintahan dan
dan
pembangunan
pengawasan
daerah di semua
jajaran hingga
pemerintahan desa

2.4.4 Program Pembangunan Daerah yang


Berkaitan dengan Infrastruktur Permukiman
Dalam lingkup infrastruktur permukiman, berikut program beserta target
capaian kegiatan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penanggung jawabnya
yang tertuang pada RPJMD Kabupaten Magetan Tahun 2018-23:

LAPORAN ANTARA 55
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Tabel 2.7 Program Pembangunan Daerah Bidang Infrastruktur Permukiman yang Disertai Pagu Indikatif Kabupaten Magetan Tahun
2018-2023
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
Misi/Tujuan/Sasaran/ Indikator Kinerja Kondisi Kinerja pada Perangkat Daerah
Awal 2019 2020 2021 2022 2023
Kode Program Pembangunan (tujuan/impact/ akhir periode RPJMD Penanggungjawa
RPJMD
Daerah outcome/) b
(Tahun Targe Targe Targe Targe Targe Targe
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
0) t t t t t t
4 Memantapkan  
ketercukupan kuantitas
dan kualitas sarana
prasarana dan fasilitas
bagi kegiatan pelayanan
masyarakat
4.1 Mewujudkan infrastruktur Indeks kualitas layanan n.a 6,5
pelayanan wilayah yang infrastruktur(Angka)   6,7   6,9   7,1   7,3   7,3
mantap
4.1.1 Meningkatnya kualitas Indeks konektivitas | % 77,07 77,09 147.650.000.00 77,11 161.250.000.00 77,13 168.000.000.00 77,15 161.000.000.00 77,17 142.225.000.00 87,38 780.125.000.00  
infrastruktur jalan yang merata 0 0 0 0 0 0
untuk semua wilayah
1.4.1.1 Program Peningkatan Jalan & Prosentase ruas jalan 0 77,09 41.000.000.000 77,11 42.500.000.000 77,13 43.000.000.000 77,15 43.700.000.000 77,17 43.700.000.000 77,17 213.900.000.00 DINAS PEKERJAAN
Jembatan yang ditingkatkan | % 0 UMUM DAN
PENATAAN RUANG
1.4.1.2 Program pembangunan jalan Prosentase jaringan jalan 0 77,09 13.000.000.000 77,11 14.000.000.000 77,13 14.000.000.000 0 0 0 0 77,13 41.000.000.000 DINAS PEKERJAAN
dan jembatan baru | % UMUM DAN
PENATAAN RUANG
1.4.1.3 Program pembangunan Persentase jalan yang   42 10.000.000.000 43 20.000.000.000 43,5 20.000.000.000 44 25.000.000.000 45 25.000.000 45 75.025.000.000 DINAS PEKERJAAN
saluran drainase/gorong- dilengkapi drainase | % UMUM DAN
gorong PENATAAN RUANG
1.4.1.4 Program pembangunan Persentase Talud   30 16.000.000.000 32 17.000.000.000 34 18.000.000.000 36 19.000.000.000 38 20.000.000.000 38 90.000.000.000 DINAS PEKERJAAN
turap/talud/bronjong berkondisi baik | % UMUM DAN
PENATAAN RUANG
1.4.1.5 Program Prosentase jalan dan   77,09 49.750.000.000 77,11 51.600.000.000 77,13 52.900.000.000 77,15 54.400.000.000 77,17 55.200.000.000 77,17 263.850.000.00 DINAS PEKERJAAN
rehabilitasi/pemeliharaan jalan jembatan yang 0 UMUM DAN
dan jembatan direhabilitasi/ dipelihara | PENATAAN RUANG
%
1.4.1.6 Program Peningkatan Persentase Penerangan   29 15.600.000.000 31 15.850.000.000 32 17.300.000.000 34 18.600.000.000 36 19.900.000.000 36 87.250.000.000 DINAS PEKERJAAN
Penerangan Jalan Umum Jalan Umum kondisi Baik UMUM DAN
pada ruas - ruas Jalan PENATAAN RUANG
Prioritas | %
1.4.1.7 Program peningkatan sarana Persentase sarana   70 2.300.000.000 70 300.000.000 72 2.800.000.000 72 300.000.000 74 3.400.000.000 74 9.100.000.000 DINAS PEKERJAAN
dan prasarana kebinamargaan kebinamargaan yang UMUM DAN
memadai | % PENATAAN RUANG

LAPORAN ANTARA 56
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

2.5 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SISTEM


PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN
MAGETAN

2.5.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM


A. KEBIJAKAN 1: Peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh
penduduk Kabupaten Magetan
Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan secara konsisten dan bertahap, menurunkan tingkat kehilangan
air melalui perbaikan dan rehabilitasi serta memprioritaskan pembangunan
untuk masyarakat berpenghasilan rendah
 STRATEGI 1  Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas
jangkauan pelayanan air minum terutama untuk
masyarakat berpenghasilan rendah yang dilakukan
secara bertahap di setiap Kecamatan
 STRATEGI 2  Mengembangkan aset manajemen SPAM dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pengelolaan
 STRATEGI 3  Meningkatkan dan memperluas akses air yang aman
melalui non perpipaan terlindungi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
B. KEBIJAKAN 2: Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM
dari berbagai sumber dana yang tersedia
 STRATEGI 1  Mengembangkan sumber alternatif pembiayaan
melalui penciptaan sistem pembiayaan dan pola
investasi
 STRATEGI 2  Meningkatkan peran dunia usaha/swasta & atau
masyarakat (koperasi) dalam pembiayaan sarana air
minum

LAPORAN ANTARA 57
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

C. KEBIJAKAN 3: Pengembangan kelembagaan, peraturan-peraturan untuk


SPAM
 STRATEGI 1  Memperkuat peran dan fungsi dinas PU dalam
pembinaan dan pengembangan SPAM
 STRATEGI 2  Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan
Good Corporate Governance terutama untuk
penyelenggara SPAM jaringan perpipaan
D. KEBIJAKAN 4: Peningkatan pengamanan Air Baku secara berkelanjutan
 STRATEGI 1  Konservasi wilayah sungai dan waduk
 STRATEGI 2  Peningkatan dan penjaminan kualitas dan kuantitas
air baku
 STRATEGI 3  Menyediakan air baku di daerah rawan air
 STRATEGI 4  Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan
sumber daya air
 STRATEGI 5  Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha,
swasta dan masyarakat
E. KEBIJAKAN 5: Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan
masyarakat
 STRATEGI 1  Meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya
bagi masyarakat berpenghasilan rendah/Perumahan
Kumuh
 STRATEGI 2  Menciptakan kemudahan dan kecepatan pelayanan
dalam investasi dan kepastian hukum

2.5.2 Rencana Sistem Pelayanan


Rencana sistem pelayanan SPAM di Kabupaten Magetan ditujukan untuk
meningkatkan akses air minum yang aman melalui jaringan perpipaan atau
mengurangi akses air minum bukan jaringan perpipaan sumur tak terlindung,
mata air tak terlindung dan jarak sumber air minum penduduk dengan
pembuangan kotoran/tinja/sampah kurang dari 10 meter yang mempunyai risiko

LAPORAN ANTARA 58
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

tinggi terhadap penyakit yang diakibatkan oleh air, masyarakat berpenghasilan


rendah dan pemukiman kumuh serta mempertimbangkan teknologi yang sesuai
dengan topografi, efisien dalam pengoperasiannya dan mudah untuk dilakukan
pemeliharaan dimasa mendatang, kesiapan pengelolaannya, tingkat sosial
ekonomi masyarakat yang akan dilayani dengan sistem SPAM Jaringan perpipaan.
Beberapa faktor yang juga dipertimbangkan dalam rencana sistem
pelayanan SPAM yang akan dibangun agar dapat dilaksanakan dengan biaya
pembangunan yang ekonomis, serta bermanfaatnya hasil pembangunan SPAM
yang dilaksanakan, yaitu:
1. Jumlah penduduk dan kepadatannya per wilayah pelayanan;
2. Terjadinya kasus penyakit akibat air;
3. Keberadaan sumber air baku potensial;
4. Pendekatan penentuan wilayah pengembangan pelayanan.

2.5.3 Rencana Pengembangan SPAM


Rencana pengembangan SPAM dimaksudkan untuk peningkatan cakupan
dan kualitas pelayanan dari sistem jaringan perpipaan eksisting di ibukota
kabupaten dan ibukota kecamatan (IKK) baik yang dikelola oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Magetan maupun yang dikelola oleh
instansi/lembaga swadaya masyarakat., dan pembangunan jaringan perpipaan
baru sebagai upaya penurunan tingkat akses penggunaan BJP Tidak Terlindungi.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pembagian zonasi
pengembangan wilayah di Kabupaten Magetan jika dikaitkan dengan zonasi
pengembangan pelayanan air minum tidak bisa berjalan secara beriringan
disebabkan oleh topografi wilayah yang berfluktuasi dan juga persebaran
penduduk yang beraneragam di kecamatan yang ada di Kabupaten Magetan.
Pengembangan yang berdasarkan Kecamatan ini walaupun tidak
mengelompokkan secara zona pengembangan yang ada di dalam RTRW tetapi
tetap menyesuaikan dengan karakteristik kecamatan yang termasuk didalam zona
pengembangan yang ada.

LAPORAN ANTARA 59
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Penyusunan rencana pengembangan SPAM secara umum ada 3 tahap yaitu


rencana induk pengembangan SPAM Jangka Pendek, Jangka Menengah dan
Jangka Panjang.
a) Rencana Jangka Pendek
Rencana pengembangan jangka pendek periode waktu lima tahuan yaitu
yaitu tahun 2013 sampai 2017. Rencana Induk penmgembangan SPAM
Jangka pendek dilakukan berbarengan dengan Penyusuan RISPAM. Lokasi
pelaksanaan pengembangan SPAM Jangka Pendek ditentukan berdasarkan
studi RISPAM yang dilaksanakan pada Tahun 2012 ini.
b) Rencana Jangka Menengah
Rencana pengembangan jangka menengah periode tahun 2018 sampai
2022. Rencana Induk pengembangan SPAM Jangka menengah dilakukan
pemenuhan kebutuhan air penduduk 76% pada tahun 2018-2022,
kebutuhan air minum baik domestik maupun non domestek sampai tahun
2021, kondisi sumber air baku baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas
serta perencanaan jaringan distribusi air minum. Pada perencanaan ini akan
dilakukan kegiatan keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi dan
rencana pembiayaan dan pola investasi pengembangan SPAM serta
rencana pengembangan kelembagaan penyelenggaraan SPAM.
c) Rencana Jangka Panjang
Rencana pengembangan jangka pendek periode waktu dua tahuan yaitu
periode tahun 2022 sampai 2032. Rencana Induk penmgembangan SPAM
Jangka panjang dilakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan air minum
masyarakat 80% dari kebutuhan air minum penduduk. Pada perencanaan
ini akan dilakukan kegiatan keterpaduan dengan prasarana dan sarana
sanitasi dan rencana pembiayaan dan pola investasi pengembangan SPAM.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi pada masing-masing unit produksi,
selain dari upaya-upaya perbaikan/rehabilitasi unit produksi yang sudah ada, maka
perlu juga dilakukan kajian terhadap kapasitas bangunan (penambahan) dan
ketersediaan sumber air yang ada di Kabupaten Magetan dan sekitarnya.
Pemilihan lokasi sumber air menjadi penting untuk sebagai pertimbangan dalam

LAPORAN ANTARA 60
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

pemasangan jaringan, terutama jaringan transmisi dan distribusi utama.


Pertimbangan yang lebih penting terkait dengan sumber air adalah ketersediaan
(debit andalan) dan kontinuitas (keberlanjutan) debit air yang akan digunakan,
tanpa mengesampingkan aspek kualitas sumber air yang bersangkutan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh
pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrem, sehingga perlu
dilakukan kajian yang komprehensif terkait dengan kondisi sumber-sumber air.
Keberlangsungan aliran permukaan dan mata air sangat tergantung pada kondisi
Daerah Aliran Sungai (DAS) dari perubahan tata guna lahan.
Sumber air baku direncanakan untuk dikembangkan dalam Master Plan Air
Minum Kabupaten Magetan. Tiap zona pelayanan direncanakan memiliki minimal 1
sumber air baku utama dimana kapasitas produksinya direncanakan paling besar,
dengan tetap didukung oleh sumber-sumber air baku lainnya baik yang saat ini
sudah beroperasi maupun yang masih dalam tahap perencanaan.
Proyeksi Kebutuhan Air SPAM PDAM Kabupaten Magetan Terhadap Rencana
Peningkatan Kapasitas Produksi disimulasikan proyeksi kebutuhan air minum
pelanggan PDAM Kabupaten Magetan terhadap kemampuan sistem produksi yang
menyuplai air minum kepada para pelanggan. Secara umum berdasarkan rencana
pengembangan kebutuhan pelanggan masih dibawah kapasitas produksi air
minum yang diproduksi oleh PDAM. Akan tetapi jika tidak dilakukan penambahan
kapasitas produksi, maka ketersediaan eksisting saat ini hanya akan mampu
melayani pelanggan hingga tahun 2015. Oleh karena itu diperlukan rencana
pembangunan unit produksi baru untuk menampung kebutuhan para pelanggan
PDAM Kabupaten Magetan hingga akhir tahun 2032.
Penambahan kapasitas produksi untuk Sistem Pelayanan Kota Magetan
dilakukan pada 2 (dua) tahap, yaitu pada tahun 2016 dan tahun 2025,
pertimbangan pembangunan secara bertahap ini diambil guna menghindari
kapasitas tidak termanfaatkan yang besar. Sementara untuk pembangunan unit
produksi diwilayah pelayanan IKK hanya dilakukan sekali saja mengingat
kebutuhan air minum IKK yang tidak terlalu besar dan juga untuk peningkatan

LAPORAN ANTARA 61
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

akses air minum wilayah IKK juga sudah direncanakan program-program


pembangunan perpipaan yang investasi dari non-PDAM.

2.5.3.1 Wilayah Pengembangan Kota Magetan


Pada tahun 2013 direncanakan PDAM akan melayani 97,63% penduduk di
wilayah kota, seterusnya untuk tahun 2017 sebanyak 98,63%, tahun 2022
sebanyak 99,63%, tahun 2027 sebanyak 99,63%, dan pada akhir periode
perencanaan sebanyak 99,79%. Peningkatan cakupan pelayanan PDAM
Kabupaten Magetan pada wilayah kota akan mereduksi jumlah BJP (Bukan
Jaringan Perpipaan) yang tidak terlindungi yang pada tahun 2012 persentasenya
masih 51,2% dari total jumlah penduduk pada wilayah kota. Selain BJP Tidak
Terlindungi, jumlah BJP terlindungi juga direncanakan dapat berkurang sehingga
penduduk wilayah Kota pada akhir tahun perencanaan dapat terlayani oleh sistem
jaringan perpipaan yang akan dilayani oleh PDAM sebanyak 99,79% dan oleh
perpipaan non PDAM yang dapat dibangun dari pendanaan dari program-program
pemerintah, bantuan luar negeri, maupun dari Program CSR yang jumlahnya pada
akhir periode tahun 2032 sebanyak 13,60%, sehingga jumlah BJP tidak terlindungi
pada akhir tahun perencanaan hanya akan tersisa sebanyak 3,23% jauh
berkurang dari kondisi eksisting pada tahun 2012 sebanyak 44,41%. Adapun
syarat-syarat dan tata cara pembangunan BJP terlindungi disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan.
Pada sistem eksisting diketahui bahwa jumlah kapasitas yang beroperasi
untuk sistem Kota Magetan sebanyak 64 L/dt. Jumlah kapasitas eksisting perlu
dilakukan peningkatan karena pada tahun 2017 direncanakan bahwa kebutuhan
air minum dalam wilayah pelayanan PDAM adalah sejumlah 72,69 L/dt. Perlu
direncanakan pembangunan untuk mengantisiapsi kebutuhan hingga tahap
menengah perlu penambahan sejumlah 40 L/dt sehingga dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat hingga tahun 2022. Sedangkan untuk tahap jangka
panjang untuk mampu memenuhi kebutuhan masyarakat wilayah pelayanan Kota
yang pelayanan dikelola oleh PDAM sebanyak 102 L/det, maka diperlukan lagi
penambahan sebanyak 30 L/dt sehingga akan diperoleh kapasitas total produksi

LAPORAN ANTARA 62
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

sebanyak 110 L/dt yang mampu melayani kebutuhan 102,49 L/dt pada akhir
periode perencanaan di tahun 2032.
Disamping peningkatan cakupan pelayanan, penurunan kebocoran juga
menjadi program dalam pengembangan PDAM Kabupaten Magetan yang pada
tahun 2012 sebesar 37,59% menjadi 36% pada tahun 2012 dan menjadi 34%
pada tahun 2017, dan pada tahun 2022 rata-rata menjadi 30% hingga akhir
periode tahun 2032.

2.5.3.2 Wilayah Pengembangan Kota Magetan


Pada tahun 2013 direncanakan PDAM akan melayani 97,63% penduduk di
wilayah kota, seterusnya untuk tahun 2017 sebanyak 98,63%, tahun 2022
sebanyak 99,63%, tahun 2027 sebanyak 99,63%, dan pada akhir periode
perencanaan sebanyak 99,79%. Peningkatan cakupan pelayanan PDAM
Kabupaten Magetan pada wilayah kota akan mereduksi jumlah BJP (Bukan
Jaringan Perpipaan) yang tidak terlindungi yang pada tahun 2012 persentasenya
masih 51,2% dari total jumlah penduduk pada wilayah kota. Selain BJP Tidak
Terlindungi, jumlah BJP terlindungi juga direncanakan dapat berkurang sehingga
penduduk wilayah Kota pada akhir tahun perencanaan dapat terlayani oleh sistem
jaringan perpipaan yang akan dilayani oleh PDAM sebanyak 99,79% dan oleh
perpipaan non PDAM yang dapat dibangun dari pendanaan dari program-program
pemerintah, bantuan luar negeri, maupun dari Program CSR yang jumlahnya pada
akhir periode tahun 2032 sebanyak 13,60%, sehingga jumlah BJP tidak terlindungi
pada akhir tahun perencanaan hanya akan tersisa sebanyak 3,23% jauh
berkurang dari kondisi eksisting pada tahun 2012 sebanyak 44,41%. Adapun
syarat-syarat dan tata cara pembangunan BJP terlindungi disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan.
Pada sistem eksisting diketahui bahwa jumlah kapasitas yang beroperasi
untuk sistem Kota Magetan sebanyak 64 L/dt. Jumlah kapasitas eksisting perlu
dilakukan peningkatan karena pada tahun 2017 direncanakan bahwa kebutuhan
air minum dalam wilayah pelayanan PDAM adalah sejumlah 72,69 L/dt. Perlu
direncanakan pembangunan untuk mengantisiapsi kebutuhan hingga tahap
menengah perlu penambahan sejumlah 40 L/dt sehingga dapat memenuhi

LAPORAN ANTARA 63
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

kebutuhan masyarakat hingga tahun 2022. Sedangkan untuk tahap jangka


panjang untuk mampu memenuhi kebutuhan masyarakat wilayah pelayanan Kota
yang pelayanan dikelola oleh PDAM sebanyak 102 L/det, maka diperlukan lagi
penambahan sebanyak 30 L/dt sehingga akan diperoleh kapasitas total produksi
sebanyak 110 L/dt yang mampu melayani kebutuhan 102,49 L/dt pada akhir
periode perencanaan di tahun 2032.
Disamping peningkatan cakupan pelayanan, penurunan kebocoran juga
menjadi program dalam pengembangan PDAM Kabupaten Magetan yang pada
tahun 2012 sebesar 37,59% menjadi 36% pada tahun 2012 dan menjadi 34%
pada tahun 2017, dan pada tahun 2022 rata-rata menjadi 30% hingga akhir
periode tahun 2032.

2.5.3.3 Optimalisas idanPengembangan Wilayah IKK


Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengembangan
wilayah IKK merupakan kecamatan yang sebelumnya sudah terlayani sistem oleh
PDAM Kabupaten Magetan. Dalam perjalanannya untuk dapat memenuhi
kebutuhan air minum sesuai dengan sasaran yang ditetapkan didalam buku RI-
SPAM Kabupaten Magetan ini, maka diperlukan penambahan kapasitas produksi
yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan proyeksi kebutuhan air dan target
cakupan pelayanan untuk masing-masing kecamatan.

2.5.3.4 Rencana Pembangunan IKK


Dalam perjalanannya untuk dapat memenuhi kebutuhan air minum sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan didalam buku RI-SPAM Kabupaten Magetan ini,
maka diperlukan penambahan kapasitas produksi yang jumlahnya bervariasi
sesuai dengan proyeksi kebutuhan air dan target cakupan pelayanan untuk
masing-masing kecamatan.
Pelayanan perpipaan non-PDAM merupakan fokus utama dalam
peningkatan akses air minum masyarakat. Dengan adanya pelayanan unit SPAM
IKK dan peningkatan akses pelayanan dari jaringan perpipaan non PDAM maka
secara langsung akses air minum masyarakat yang menggunakan BJP tidak
terlindungi akan menurun secara bertahap. Adapun syarat-syarat dan tata cara
pembangunan BJP terlindungi disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan

LAPORAN ANTARA 64
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Umum No. 1 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan.
Disamping pembangunan unit produksi juga akan dibangun reservoir
dengan kapasitas 200 m3 yang berfungsi sebagai pemerataan aliran pada jam
puncak dan juga untuk memberikan waktu detensi atau waktu kontak agar klorin
dapat bereaksi sempurna sehingga kualitas air yang dihasilkan dapat memenuhi
persyaratan air minum berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010.

2.5.4 Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum


Kehilangan air atau ”Non Revenue Water” (NRW) adalah selisih antara
produksi air dengan air yang tercatat di meter pelanggan. Komponen utama
penyebab kehilangan/kebocoran ini adalah seperti limpahan air reservoir,
kebocoran pipa induk, pemadam kebakaran dan sambungan ilegal serta
kerusakan/ ketidaktepatan pembacaan meter air. Besarnya angka kehilangan air
pada umumnya berkisar antara:
 Sistem baru < 20%
 Sistem lama 30%-50%
Kehilangan air dapat terjadi dari semua sistem pelayanan air minum,
adapun penyebab utama kehilangan air pada setiap sistem adalah sebagai
berikut:
1. Sumber (Broncapturing/IPA)
- Overflow pada Broncapturing
2. Jaringan Transmisi
Kerusakan pipa akibat besarnya tekanan pada jaringan transmisi ini
sangatlah jarang terjadi. Kerusakan pipa sering terjadi pada musim
kemarau, dan biasanya terjadi karena ulah masyarakat yang sengaja
merusak pipa untuk irigasi sawah.
3. Jaringan Distribusi
 Faktor teknis
- Tingginya tekanan air
- Sambungan liar

LAPORAN ANTARA 65
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

- Pipa keropos
- Hydrant.
 Faktor non teknis
- Meter air tidak akurat
- Meter air rusak
- Kelalaian petugas pencatat meter
Pengendalian kebocoran dapat dilakukan dengan menerapkan metode
District Meter Area (DMA). Adapun prinsip-prinsip dari metode DMA ini adalah:
 Membagi wilayah pelayanan menjadi zona hidrolik kecil yang dapat
dipisahkan.
 Pengukuran aliran dan tekanan secara terus-menerus.

Gambar 2.1 Diagram Skematis Pengembangan Sistem DMA Atau Zona Meter
Pada diagram diatas dijelaskan upaya menanggulangi kebocoran pada
suatu sistem air minum. Di setiap blok dipasang valve untuk mempermudah
petugas kebocoran dalam memperbaiki pipa jika ada kebocoran pada suatu blok.
Dalam hal kegiatan penurunan kebocoran air hal paling utama yang harus
dipenuhi untuk keberhasilan penurunan Air Tak Berekening (ATR) atau kebocoran
air adalah:

LAPORAN ANTARA 66
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

1. Komitmen jangka panjang dari pemerintah daerah, manajemen dan staf


PDAM dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
menurunkan ATR
2. Terbentuknya tim penurunan ATR yang merupakan bagian dalam struktur
organisasi PDAM
3. Mempunyai area pelayanan yang diisolasi, yaitu district metered area
(DMA)
4. Memiliki gambar nyata laksana (as built drawing) jaringan perpipaan jika
ada per area DMA
5. Mempunyai peralatan yang dibutuhkan untuk membuat DMA
Kegiatan penurunan kebocoran pelayanan PDAM Kabupaten Magetan untuk
Poin 1 dan poin 2 diatas dapat dilaksanakan dengan komitmen bersama antara
pemerintah daerah dan internal PDAM. Sedangkan untuk poin 3, 4, dan 5
penangannya harus didahului dengan kegiatan studi yang direncanakan dapat
terlaksana pada program jangka pendek yaitu interval tahun 2013 hingga tahun
2017.
Disamping itu diperlukan penggantian pipa ACP dengan panjang kurang
lebih 15 Km yang masih digunakan sebagai jaringan distribusi utama yang
melayani pelanggan. Keberadaan pipa ACP yang telah berumur lebih dari 20
Tahun ini merupakan penyumbang kebocoran terbesar karena jenis pipa ini sudah
tidak diproduksi lagi sehingga sangat sulit dalam pemeliharaan dan perawatannya.
Disamping itu menurut penelitian partikel yang berada pada pipa ACP juga sangat
berbahaya atau bersifat karsinogen sehingga jika terbawa aliran air dalam pipa
dan dikonsumsi oleh pelanggan maka akan terakumulasi didalam tubuh dan dalam
jangka panjang akan menyebabkan penyakit.

2.5.5 Investasi
2.5.5.1 Pola Investasi
Tahapan perencanaan dilakukan terkait dengan tahap yang menyertai
perencanaan sistem penyediaan air minum. Untuk periode perencanaan yang
dibuat terlalu singkat maka dapat kesulitan untuk menambah jaringan-jaringan.

LAPORAN ANTARA 67
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Sebaliknya periode perencanaan yang terlalu panjang akan mengakibatkan idle


capacity yang terlalu besar. Periode perencanaan yang terlalu lama berarti bahwa
infrastruktur jaringan perpipaan harus disiapkan sampai akhir periode
perencanaan. Adapun tahap pengembangan SPAM di Kabupaten Magetan di bagi
kedalam 3 tahapan, antara lain:
 Tahap Pembangunan Jangka Pendek : Tahun 2013 – 2017
Pada tahap pembangunan jangka pendek ini umumnya dilakukan
optimalisasi sistem SPAM yang sudah terbangun sebelumnya. Diantara
optimalisasi itu akan dibangun sistem pelayanan dengan penambahan
kapasitas produksi dan pembangunan SPAM IKK.
 Tahap Pembangunan Jangka Menengah : Tahun 2018– 2022
Pada tahap pembangunan jangka menengah program-program
peningkatan cakupan layanan dari Unit SPAM PDAM, Perpipaan Non-PDAM
dan BJP Terlindungi akan semakin ditingkatkan guna mengurangi akses
terhadap BJP Tidak Terlindungi yang jumlahnya masih 69,3% pada tahun
2012.
 Tahap Pembangunan Jangka Panjang : Tahun 2023 – 2032
Pada tahap pembangunan jangka panjang ini sama halnya dengan tahap
pembangunan jangka menengah akan tetap fokus dengan penambahan
cakupan pelayanan yang mengurangi akses terhadap BJP tidak terlindungi
dengan mengoptimalkan program-program dari SPAM PDAM, Perpipaan
Non-PDAM dan Pembangunan BJP Terlindungi.

2.5.5.2 Besaran Investasi


Kebutuhan biaya investasi yang disusun tidak hanya melingkupi pelayanan
yang masuk dalam kegiatan pengembangan PDAM Kabupaten Magetan, akan
tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan biaya investasi untuk pengembangan
sistem perpipaan Non-PDAM dan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) Terlindungi.
Pembiayaan pengembangan SPAM di Kabupaten Magetan dapat bersumber
dari beberapa sumber pendanaan yang pembiayaannya disebar dalam 3 (tiga)
tahap pengembangan yaitu Program Jangka Pendek, Program Jangka Menengah,
dan Program Jangka Panjang.

LAPORAN ANTARA 68
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

2.5.5.3 Sumber Pendanaan


Sumber dana untuk kebutuhan pengembangan SPAM, direncanakan
diperoleh dari sumber dana sebagai berikut:
 Air Baku dan pipa transmisi bersumber dari APBN Ditjend SDA
 Unit Produksi dan pipa distribusi utama bersumber dari APBN Ditjend Cipta
Karya
 Unit Distribusi dan pelayanan bersumber dari APBD dan investasi PDAM
Pembiayaan pengembangan SPAM dengan sumber dana pinjaman
komersial melalui bank sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden RI
No.29 Tahun 2009 tentang pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh Pemerintah
Pusat saat ini tidak dapat dilaksanakan karena kinerja keuangan PDAM.
Program kerjasama dengan Pihak Swasta akan terkendala dengan kondisi
tarif air yang masih relative rendah, disamping kondisi sosial ekonomi masyarakat
yang akan dilayani juga masih banyak yang tergolong MBR (masyarakat
berpenghasilan rendah), dan biaya operasional tinggi sedangkan kehilangan air
dan minat masyarakat terhadap penggunaan air masih cukup rendah sehingga
pengembangan SPAM di Kabupaten Magetan masih mengandalkan subsidi dari
Pemerintah.

2.5.6 Rencana Pengembangan Kelembagaan


2.5.6.1 Kajian/ Identifikasi dan Evaluasi Pelayanan Air Minum dan
Pengaturan Kelembagaan Saat Ini
Pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di kabupaten Magetan
untuk jaringan perpipaan (JP) saat ini dilakukan oleh 1).Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Magetan dan 2).Lembaga Swadaya Masyarakat dari
proyek-proyek yang dibangun oleh PNPM Mandiri Perkotaan, dan Proyek-proyek
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) dan sebagian oleh
Unicef/PCI.
1) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Magetan yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magetan No. 4 Tahun 1982

LAPORAN ANTARA 69
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Tentang pendirian PDAM Kabupaten Magetan diperbaharui dengan Perda No.


8 Tahun 2012 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Lawu Tirta
Dalam kegiatan operasi untuk penyediaan air minum PDAM melakukan
pengololaan asset sistem penyediaan air bersih tinggalan Belanda yang
dibangun tahun 1905 untuk pelayanan 3 (tiga) Kecamatan Magetan ibu kota
Kabupaten, Sarangan Kecamatan Plaosan, Maospati pangkalan TNI AU terdiri
dari:
i) 2 (dua) Bangunan Intake,
ii) 1 (satu) unit intake dibangun pada tahun 1970-an untuk Maospati
iii) Jaringan perpipaan.
Terdapat beberapa asset baru yang belum termanfaatkan secara optimal
dalam menjamin ketersedian produksi air minum wilayah Magetan Selatan
yaitu Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cileng kapasitas 50 l/detik yang belum
dioperasikan secara maksimum karena Waduk Gonggang sebagai sumber
baku nya baru tahap uji coba.

2) Lembaga Swadaya Masyarakat dibentuk berdasarkan musyawarah penerima


manfaat dari kegiatan proyek-proyek PNPM Mandiri perkotaan dan Proyek
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) untuk pengelolaan
jaringan perpipaan air minum yang dibangun.
Hasil-hasil pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) jaringan
perpipaan yang berada dibawah program Proyek Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan (PPIP) adalah SPAM sederhana dan dikelola dengan
Lembaga yang dinakaman Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa,sedangkan yang berada dibawah program
PNPM Mandiri dikelola dengan lembaga yang dinamakan Tim Pelestarian
ditetapkan sesuai buku pedoman dari PNPM Mandiri.
3) Instansi Pembina Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kabupaten Magetan
adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan Bidang Cipta Karya Seksi
Perumahan dan Penyehatan Lingkungan hal ini terkait dengan TUPOKSI
Seksi Perumahan dan Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas

LAPORAN ANTARA 70
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian,penyuluhan,


pembangunan perumahan, penyehatan lingkungan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan perkembangan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan
pemukiman.
Untuk mengoptimalkan tugas dan tanggung jawab dalam peningkatan akses
air minum penduduk mencapai tingkat pelayanan 76% dan terjadinya
pengelolaan yang berkelanjutan diperlukan adanya pembinaan secara
terprogram.
Langkah-langkah peningkatan kemampuan akan diperkenalkan melalui
pendekatan terinci, termasuk: i) berorientasi pada TUPOKSI yang bertujuan
untuk pembinaanteknis baik yang dikelola oleh BUMD, dan oleh lembaga
masyarakat dalam pelayanan air minum, ii) bertujuan untuk pengoperasian
sarana yang telah dibangun secara berkelanjutan. Indikasi pengembangan
kelembagaan pelayanan dan pembinaan pelayanan air minum jangka
panjang 2013 – 2032.
1. Mempertimbangkan penambahan seksi air minum dan sanitasi di
Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum yang akan melakukan
pembinaan dan pengawasan pengelolaan sarana air minum baik yang
dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah serta yang dikelola oleh
Lembaga Masyarakat agar tetap berkelanjutan dalam pengelolaan
pelayanannya
2. Mempertimbangkan kemungkinan adanya sarana pelayanan air minum
jaringan perpipaan yang telah dibangun dan dikelola oleh masyarakat
tidak berkelanjutan dalam pengelolaannya
3. Mempertimbangkan penguatan kelembagaan dan kenerja PDAM
Kabupaten Magetan untuk peningkatan cakupan pelayanan air bersih
dan melakukan kerjasama jual beli air curah (Bulk Water) untuk pihak
swasta

LAPORAN ANTARA 71
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

2.5.6.2 Pendekatan Konseptual untuk pembentukan Seksi Air Minum


dan Air Limbah di Bidang Ke-Ciptakarya-an Kabupaten
Magetan
Untuk menjawab tantangan pencapaian target pelayanan air minum dan air
limbah di Kabupaten Magetan perlu dipertimbangkan adanya penambahan Seksi
Air Minum dan Air Limbah dengan tupoksi:
1. Seksi Air Minum dan Air Limbah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas melakukan pembinaan, koordinasi, monitoring dan
evasulasi Air Minum dan Air Limbah.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada item 1, Kepala
Seksi Air Minum dan Air Limbah menyelenggarakan fungsi:
 Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya
 Menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah kabupaten mengenai
kebijakan dan strategi pengembangan air minum di daerah kabupaten
 Menyiapkan bahan penetapan peraturan daerah NSPK pelayanan
Prasarana air minum berdasarkan Sstandar Pelayanan Minimum yang
disusun pemerintah dan provinsi
 Menyiapkan bahan penerbitan izin penyelenggaraan pengembangan
SPAM di wilayah Kabupaten
 Menyelesaikan masalah-masalah pengelolaan air minum dan air limbah
di dalam wilayah kabupaten;
 Meningkatkan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum di
wilayah kabupaten termasuk kepada PDAM Sebagai Badan
Pengusahaan Pelayanan (operator) pelayanan air bersih masyarakat
 Menyiapkan bahan penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk
kebutuhan pengembangan SPAM di wilayah kabupaten
 Melaksanakan program pengembangan SPAM di wilayah kabupaten
untuk pemenuhan SPM
 Memfasilitasi penyelenggaraan (bantuan teknis) kepada kecamatan,
pemerintah desa, serta kelompok masyarakat di wilayahnya dalam
penyelenggaraan pengembangan SPAM

LAPORAN ANTARA 72
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

 Menyusn konsep rencana induk sistem penyediaan air minum (RI


SPAM) wilayah administrasi kabupaten;
 Menyiapkan Prasarana dan Sarana air minum untuk daerah bencana
dan daerah rawan air skala kabupaten
 Mengkoordinasikan penyediaan air bersih untuk masyarakat yang
terkena bencana alam tingkat kabupaten
 Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan
pengembangan SPAM yang berada di wilayah kabupaten
 Melaksanakan evaluasi terhadap penyelenggaraan pengembangan
SPAM yang utuh di wilayah Kabupaten
 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK
 Menyiapkan bahan penetapan Peraturan Daerah tentang kebijakan
pengembangan Prasarana dan Sarana air limbah di wilayah kabupaten
mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi
 Menyiapkan bahan pembentukan lembaga tingkat kabupaten sebagai
penyelenggara Prasarana dan Sarana air limbah di wilayah kabupaten
 Menyiapkan bahan penetapan Peraturan Daerah tentang pengelolaan
air limbah berdasarkan NSPK yang ditetapkan oleh pemerintah dan
provinsi
 Menyiapkan bahan penerbitan izin penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana air limbah di wilayah kabupaten
 Menyelesikan masalah-masalah yang berkaitan pelayanan air limbah di
wilayah kabupaten
 Menyelenggarakan bantuan teknik (bantek) pada kecamatan,
pemerintah desa, serta kelompok masyarakat di wilayahnya dalam
penyelenggaraan Prasarana Sarana air limbah
 Menyelenggarakan pembangunan Prasarana dan Sarana air limbah
untuk daerah kabupaten dalam rangka memenuhi SPM
 Menyusun konsep rencana induk (Master Plan) air limbah kabupaten
 Melaksanakan monitoring penyelenggaraan Prasarana dan Sarana air
limbah di kabupaten;

LAPORAN ANTARA 73
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

 Melaksanakan evaluasi terhadap penyelenggaraan pengelolaan air


limbah di kabupaten;
 Melaksanan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan SPM;
 Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

2.6 MATRIKS SINKRONISASI KEBIJAKAN


KEBIJAKAN
Berikut matriks sinkronisasi kebijakan, baik sektoral maupun spasial, yang
berkaitan dengan rencana pengembangan Kabupaten Magetan, sebagai salah satu
dasar pertimbangan identifikasi dan perencanaan pada pelakasanaan kegian ini:

LAPORAN ANTARA 74
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

Tabel 2.8 Matriks Sinkronisasi Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan di Kabupaten Magetan
No Sumber/ Tujuan dan
Visi dan Misi Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Program
. Dokumen Sasaran
1 Rencana Tata Visi: Tujuan: Strategi:  Rencana Sistem Perkotaan
Ruang Wilayah ‘Terwujudnya Ruang mewujudkan ruang  Strategi untuk meningkatkan keterkaitan kantong-kantong produksi utama a. PKN: Kawasan Perkotaan Gresik–
(RTRW) Provinsi Wilayah Provinsi wilayah provinsi yang di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti Bangkalan–Mojokerto–Surabaya–
Jawa Timur Tahun Berbasis Agribisnis dan berdaya saing tinggi pengembangan sistem agropolitan meliputi: Sidoarjo–Lamongan
2011-2031 Jasa Komersial yang dan berkelanjutan a. pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai (Gerbangkertosusila) dan Malang;
Berdaya Saing Global melalui penunjang agrobisnis dan agroindustri; b. PKW: Probolinggo, Tuban, Kediri,
dalam Pembangunan pengembangan b. pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat- Madiun, Banyuwangi, Jember,
Berkelanjutan’ sistem agropolitan pusat pemasaran hingga ke pasar internasional; Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan
dan sistem c. pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas Pacitan;
metropolitan lembaga tani dan lembaga keuangan; dan c. PKWP: Pasuruan dan Batu;
d. pengembangan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco- d. PKL: Jombang, Ponorogo, Ngawi,
region. Nganjuk, Tulungagung, Lumajang,
 Strategi untuk pembentukan sistem perkotaan meliputi: Sumenep, Magetan, Situbondo,
a. penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk Trenggalek, Bondowoso, Sampang,
PKN, PKW, dan PKL; Kepanjen, Mejayan, Kraksaan,
b. revitalisasi dan percepatan pembangunan kawasan metropolitan Kanigoro, dan Bangil; dan
sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung  Rencana Wilayah Pengembangan
oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat Madiun dan sekitarnya dengan pusat di
pertumbuhan lokal; dan Kota Madiun meliputi: Kota Madiun,
c. pengembangan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan Kabupaten Madiun, Kabupaten
perannya. Ponorogo, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten
Ngawi dengan fungsi: pertanian
tanaman pangan, perkebunan,
hortikultura, kehutanan, peternakan,
pertambangan, pariwisata, pendidikan,
kesehatan, dan industri;
 Arahan pengelolaan kawasan
permukiman perkotaan meliputi:
a. pengaturan perkembangan
pembangunan permukiman
perkotaan baru;
b. pengembangan permukiman
perkotaan dengan
memperhitungkan daya tampung
perkembangan penduduk, sarana,
dan prasarana yang dibutuhkan;
c. penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan

LAPORAN ANTARA 75
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

No Sumber/ Tujuan dan


Visi dan Misi Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Program
. Dokumen Sasaran
dapat dilakukan melalui
pembangunan rumah susun; dan
d. penataan kawasan permukiman
perkotaan melalui konsolidasi
tanah.
 Rencana pengembangan kawasan
strategis dari sudut kepentingan
ekonomi salah satunya meliputi:
a. Sistem Agropolitan Wilis (meliputi
Kabupaten Madiun, Kabupaten
Magetan, Kabupaten Ngawi,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten
Ponorogo, dan Kota Madiun),
b. Kawasan perbatasan antarprovinsi,
yaitu Provinsi Jawa Timur-Jawa
Tengah-DI Yogyakarta dilakukan
melalui kerja sama regional
meliputi Karismapawirogo
(Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Wonogiri, Kabupaten
Sragen, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten
Ngawi, dan Kabupaten Ponorogo)
2 Rencana Visi: Sasaran Misi 4: Strategi: Rencana RPJM III (2015-2019) -
Pembangunan ‘Terwujudnya 1. Meningkatnya  Pekerjaan Umum Meningkatkan upaya perwujudan sarana
Jangka Panjang Kabupaten Magetan kualitas dan a) meningkatkan jalan dan mengembangkan kapasitas jalan antardesa, dan prasarana infrastruktur yang
Daerah (RJPD) sebagai Simpul Koleksi kuantitas sarana antarkecamatan, dan antar pusat-pusat pertumbuhan untuk kemajuan memadai dalam menunjang
Kabupaten Distribusi Agribisnis yang dan prasarana sektor utama, yakni pertanian dan peternakan pertumbuhan ekonomi daerah dengan:
Magetan Tahun Kompetitif di Tingkat pelayanan b) Meningkatkan kualitas dan kapasitas jalan yang menghubungkan a) memantapkan peningkatan
205-2025 Nasional untuk infrastruktur pusat produksi pertanian dengan industri pengolahan dan pemasaran ketersediaan sarana dan prasarana
Menciptakan Masyarakat berkualitas untuk menekan biaya produksi sehingga pada akhirnya akan tercapai transportasi yang berkualitas dan
dan Lingkungan yang 2. terwujudnya harga jual yang kompetitif merata untuk seluruh wilayah
Produktif, Sejahtera, pemerataan c) Mengembangkan jaringan jalan untuk pembukaan wilayah secara sebagai penunjang aktvitas
Lestari, Mandiri, dan pelayanan lebih memadai. perekonomian daerah.
Bermartabat’ pembangunan di d) Mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan sarana dan b) Memantapkan peningkatan
seluruh wilayah prasarana pengairan. pengelolaan dan pembangunan
Misi: 3. meningkatnya  Perumahan fasilitas lalu lintas angkutan jalan.
6. Meningkatkan pertumbuhan a) Masyarakat dan pengembang memiliki kesadaran tinggi membangun c) Memantapkan pengembangan dan
kualitas sumberdaya sector-sektor infrastruktur pelengkap dalam rangka meningkatkan sanitasi dan peningkatan pengelolaan sarana dan
manusia ekonomi wilayah konservasi lahan dan lingkungan. prasarana pengairan secara efektif
7. Mengembangkan 4. terwujudnya b) Membangun infrastruktur permukiman khususnya rumah layak huni dan efisien.
kelancaran dan sehat secara merata dan menjangkau masyarakat berpenghasilan d) Memantapkan peningkatan

LAPORAN ANTARA 76
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

No Sumber/ Tujuan dan


Visi dan Misi Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Program
. Dokumen Sasaran
sistem ekonomi distribusi barang rendah dengan memperhatikan rencana tata ruang. pengelolaan dan pelayanan air
kerakyatan berbasis dan jasa c) Mengembangkan infrastruktur permukiman oleh pemerintah serta bersih.
agribisnis swadaya masyarakat. e) Memantapkan pengembangan
8. Mewujudkan d) Masyarakat memiliki kemampuan dalam manajemen lingkungan pengelolaan sarana, prasarana,
pengelolaan permukiman. lingkungan perumahan dan
sumberdaya alam e) Adanya peraturan daerah tentang manajemen permukiman yang permukiman
yang berwawasan relevan dengan RTRW.
lingkungan dan f) Adanya respons masyarakat dan pengembang untuk cenderung Rencana RPJM IV (2020-2025)
berkelanjutan melakukan pengembangan vertikal. Memantapkan ketersediaan dan
9. mewujudkan g) Adanya peraturan zonasi yang jelas mengenai wilayah yang tidak pelayanan infrastruktur yang berkualitas
ketersediaan dan dapat didirikan bangunan perumahan (untuk perlindungan hutan). dengan:
pelayanan h) Meningkatkan pengadaan air bersih berkualitas. a) Memantapkan berkembangnya
infrastruktur yang i) Meningkatkan pelayanan air bersih baik aspek kaualitas maupun jaringan sarana dan prasarana
berkualitas kuantitas. transportasi.
10. Mewujudka b) Mengembangkan infrastruktur
n tata pemerintahan perdesaan sebagai pendukung
yang baik dan pembangunan pertanian.
berwibawa yang c) Memantapkan peningkatan
menjunjung tinggi pengelolaan sarana dan prasarana
supremasi hukum pengairan yang efektif dan efisien
dan keadilan secara terus mgnerus.
d) Memantapkan peningkatan
pengelolaan dan pelayanan air
bersih.
e) Memantapkan peningkatan
pengelolaan sarana prasarana dan
lingkunganperumahan dan
permukiman
3 Rencana Tata Untuk mewujudkan Pemantapan  Peningkatan peranan prasarana transportasi dalam mendukung Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kec. Magetan Pengembangan:
Ruang Wilayah ruang Kabupaten penyediaan jaringan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. dengan arahan kegiatan:  Fasilitas pemerintahan
(Rtrw) Kabupaten dengan prasarana wilayah  Pengembangan Jaringan Energi dan diversifikasi sumber energi baru dan  Kegiatan Pemerintahan skala regional  Fasilitas Kesehatan:
Magetan Tahun mengembangkan dengan terbarukan dalam mendukung pengembangan wilayah kabupaten dan skala kecamatan - Pengembangan RS tipe C
2012-2032 potensi lokal agribisnis, meningkatkan  Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan informatika yang  Pusat kegiatan pelayanan sosial - Pengadaan RS Swasta
(Materi Teknis industri pengolahan, dan ketersediaannya, efektif dan efisien (kesehatan dan pendidikan)  Fas. Pendidikan:
Revisi) pariwisata dengan skala pelayanannya,  Pengembangan jaringan prasarana wilayah lainnya seperti sumberdaya  Kegiatan perdagangan dan jasa skala - SMA
memperhatikan daya dan keterpaduannya air, pengelolaan lingkungan guna mendukung pengembangan wilayah. regional dan kecamatan - Akademi
dukung lingkungan guna menunjang  Kegiatan pengembangan tanaman - Perguruan Tinggi (PT)
pengembangan pangan (padi, jagung, ubi rambat)  Fasilitas Perdagangan dan jasa:
wilayah  Kegiatan pengembangan peternakan - Peningkatan pasar umum
(sapi, kambing, ayam) - Pengembangan pasar induk
 Pengembangan home industri  Pertanian tanaman pangan

LAPORAN ANTARA 77
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

No Sumber/ Tujuan dan


Visi dan Misi Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Program
. Dokumen Sasaran
(penyamakan kulit, anyaman bambu,  Peternakan
dan makanan ringan)  Home Industri
 Pengembangan wisata kota
Pengembangan pengembangan kawasan permukiman dengan dukungan sarana dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kec. Maospati Pengembangan:
kawasan budidaya prasarana permukiman yang memadai. dengan arah kegiatan: Sentra tanaman pangan: Padi
berdasarkan daya  Pengembangan kawasan industri  Terminal Tipe A
dukung dan daya pabrik gula Purwodadi, industri  Kawasan strategis Hankam Lanud
tampung lingkungan genteng. Iswahyudi
yang mendukung  Budidaya tanaman pangan (padi, ubi
pengembangan kayu, jagung), perkebunan (jeruk
wilayah terutama di pamelo, tebu)
sektor agribisnis,  Kegiatan pengembangan peternakan
industri dan (sapi, kambing, ayam)
pariwisata.  Pengembangan distribusi pergerakan
manusia dan barang
 Pengembangan kawasan pertahanan
Lanud Iswahyudi
Pengembangan a. Mengarahkan struktur permukiman perkotaan secara berhirarki dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kec.Plaosan
Sistem Permukiman mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung dengan arahan kegiatan:
memusat ke arah kawasan perkotaan di Kabupaten Magetan.  Budidaya tanaman pangan
b. Mendistribusikan secara merata pemanfaatan ruang terbangun kawasan  Budidaya peternakan
perkotaan untuk mencegah terbentuknya kawasan permukiman padat.  Budidaya perikanan: ikan nila, lele dan
c. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan minimal udang
30% dr luas wilayah kawasan permukiman perkotaan.  Pengembangan wisata alam, wisata
d. Penataan Sistem Perdesaan guna mendorong pembentukan pusat2 minat khusus, wisata sejarah dan
pelayanan di kawasan perdesaan secara mandiri untuk mendorong budaya
peningkatan kualitas hidup dan sumberdaya manusia di kawasan
perdesaan.
e. Peningkatan mutu pelayanan sarana dan prasarana lingkungan di pusat
permukiman perdesaan untuk mendorong peningkatan kualitas hidup dan
sumber daya manusia di kawasan perdesaan.
f. Peningkatan mutu hubungan antar kawasan perdesaan dan antara
kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan melalui pengembangan
akses jalan–jalan desa dan peningkatan jalan lokal primer di wilayah
Kabupaten Magetan guna mendorong peningkatan pertumbuhan
ekonomi di wilayah perdesaan khususnya yang berbasis pada sektor
pertanian dan industri.
g. Pembentukan sistem agropolitan di kawasan perdesaan.

Pengembangan Strategi Penataan Sistem Transportasi Kegiatan Lokal (PKL) Kec. Kawedanan
Sistem Jaringan 1) Pengembangan jalan penghubung perdesaan dan perkotaan. dengan arah kegiatan:

LAPORAN ANTARA 78
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

No Sumber/ Tujuan dan


Visi dan Misi Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Program
. Dokumen Sasaran
Sarana dan 2) Pengembangan jalan nasional arteri primer yang melintasi Madiun –  Budidaya tanaman pangan (padi,
Prasarana Maospati – Ngawi. jagung, ketela pohon), perkebunan
3) Pengembangan jaringan jalan provinsi berupa pengenbangan jalan (tebu, jeruk pamelo, kacang tanah)
kolektor  Pengembangan kawasan industri
4) Pengembangan jalan kolektor primer yang menghubungkan antar pabrik gula Rejosari, home industri
kecamatan. manisan kulit pamelo
5) Pengembangan jalan lokal primer dan lokal sekunder yang  Budidaya peternakan (Sapi, kambing,
menghubungkan antar pusat permukiman. ayam)
6) Pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang melintasi Lembeyan –  Pemanfaatan kawasan wisata OWSB:
Parang – Poncol – Plaosan serta Jalan Lingkar Utara (JLU) yang Makam G.B.R.Ay. Maduretno dan
melintasi Sidorejo – Panekan.  K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III
7) Pengembangan terminal Maospati menjadi terminal tipe A.

Strategi Penataan Sistem Persampahan


Strategi penataan sistem Persampahan di Kabupaten Magetan adalah:
1) Kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan penanggulangan
masalah sampah terutama di wilayah perkotaan.
2) Pengalokasian tempat pembuangan akhir sesuai dengan persyaratan
teknis TPA yang ada.
3) Pengendalian volume persampahan, yang dapat dilakukan melalui daur
ulang dan komposting pada skala kawasan atau TPS dan rumah
tangga.
4) Sosialisasi penggunaan komposting untuk skala rumah tangga.

Strategi Penataan Sistem Utilitas Air Bersih


Strategi penataan sistem utilitas air bersih di Kabupaten Magetan adalah:
1) Pembangunan prasarana sumber daya air.
2) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.
3) Penetapan zona pengelolaan sumber daya air sesuai dengan
keberadaan wilayah sungai, cekungan air tanah dan mata air pada zona
kawasan lindung, tidak diizinkan pemanfaatan sumber daya air untuk
fungsi budidaya, termasuk juga untuk penambangan.
4) Peningkatan daya resap air ke dalam tanah melalui upaya reboisasi.
5) Perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air.

Strategi Penataan Sistem Utilitas Telepon dan Listrik


Strategi penataan sistem utilitas telepon dan listrik di Kabupaten Magetan
adalah:
1) Mengembangkan prasarana telematika yang dikembangkan, meliputi
sistem kabel, sistem seluler, dan sistem satelit.

LAPORAN ANTARA 79
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

No Sumber/ Tujuan dan


Visi dan Misi Strategi dan Arah Kebijakan Rencana Program
. Dokumen Sasaran
2) Pengembangan sistem utilitas telepon dan listrik menjadi suatu jenis
utilitas yang merupakan turunan dari pengembangan infrastruktur
lainnya.
3) Penataan BTS di tiap-tiap kecamatan melalui penggunaan BTS secara
bersama menjangkau ke pelosok pedesaan dan membatasi
perkembangan BTS di kawasan perkotaan Magetan.
4) Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi hingga mencapai
kawasan perdesaan yang terisolasi.
5) Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan
dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan
sistem penyediaan tenaga listrik.

Strategi Penataan Sistem Drainase Kota


Strategi penataan sistem drainase kota di Kabupaten Magetan adalah:
1) Pengaturan sistem drainase mengikuti jaringan jalan dan mengikuti
perkembangan pembangunan perumahan.
2) Pengaturan sistem drainase untuk mencegah terjadinya bencana banjir
dan erosi.
3) Sistem pembuangan drainase mengarah ke saluran drainase primer.
Pengembangan sarana prasarana pendukung untuk mewujudkan
perkembangan wilayah secara sinergi dan sesuai dengan kebutuhan
pengembangannya.
4 Rencana Visi: Tujuan: Strategi: a. Program Peningkatan Jalan &
Pembangunan Masyarakat Magetan Meningkatkan Meningkatkan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan beserta Jembatan
Jangka Menengah yang Smart Semakin kualitas infrastruktur kelengkapannya b. Program pembangunan jalan dan
Daerah (RPJMD) Mantab dan Lebih wilayah dan jembatan
Kabupaten Sejahtera infrastruktur Arah Kebijakan: c. Program pembangunan saluran
Magetan Tahun pelayanan publik Pembangunan, peningkatan dan perbaikan jaringan jalan dan jembatan drainase/gorong-gorong
2018-2023 Misi 4: Pembangunan, peningkatan dan perbaikan kelengkapan jalan d. Program pembangunan
Memantapkan Sasaran: turap/talud/bronjong
ketercukupan kuantitas Meningkatnya e. Program rehabilitasi/pemeliharaan
dan kualitas sarana kualitas infrastruktur jalan dan jembatan
prasarana dan fasilitas jalan yang merata f. Program Peningkatan Penerangan
bagi kegiatan pelayanan untuk semua wilayah Jalan Umum
masyarakat. g. Program peningkatan sarana dan
prasarana kebinamargaan

LAPORAN ANTARA 80
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN
MAGETAN

LAPORAN ANTARA 81

Anda mungkin juga menyukai