Anda di halaman 1dari 53

Laporan Capaian Kinerja Triwulan III Tahun 2022

Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

A. Capaian Kinerja Triwulan III Tahun 2022

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan sampai dengan Triwulan III
Tahun 2022 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan
Triwulan III Tahun 2022

Target Tahun Realisasi


No Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian (%)
2022 Triwulan III

I Sasaran Kegiatan 1. Pengembangan


Wilayah Metropolitan untuk mendukung
"Terwujudnya Kebijakan di Bidang
Penguatan Daya Saing Kawasan yang
Berkualitas”

1.1 Indikator 1.1 Presentase Kebijakan Presentase 70% 75% 60%


Persiapan, Pembangunan, dan atau
Pengembangan Kawasan Perkotaan yang
direncanakan
1.2 Indikator 1.2 Jumlah Pembangunan Nominal 6 KSE 4 KSE 75%
Kawasan Strategis Ekonomi yang Berdaya
Saing

II Sasaran Kegiatan 2. Terwujudnya


Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi,
dan Pengendalian di Bidang Penguatan
Daya Saing Kawasan yang Efektif
2.1 Indikator 2.1 Indeks Kualitas Koordinasi, Nominal 3 dari 4 (baik) 3 75%
Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang
Penguatan Daya Saing Kawasan
2.2 Indikator 2.2 Presentase Penyelesaian Persentase 80% 75% 70%
Analisis Kebijakan di Bidang Penguatan
Daya Saing Kawasan

III Sasaran Kegiatan 3. Terwujudnya Tata


Kelola Asisten Deputi Penguatan Daya
Saing Kawasan yang Baik

3.1 Indikator 3.1 Persentase ASN Asisten


Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan Persentase 70% 75% 70%
yang memenuhi jam pelajaran ASN

3.2 Indikator 3.2 Persentase Kualitas Persentase 95,2%


Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi 86% 90%
Penguatan Daya Saing Kawasan
Kinerja Deputi Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional sampai dengan
Triwulan III Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai
berikut:

Sasaran Program 1: Pengembangan Wilayah Metropolitan untuk mendukung "Terwujudnya


1 Kebijakan di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang Berkualitas”

Pencapaian Sasaran Program 1: Pengembangan Wilayah Metropolitan untuk mendukung


"Terwujudnya Kebijakan di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang Berkualitas ditunjukkan
oleh pencapaian lima indikator kinerja yaitu:
1. Presentase Kebijakan Persiapan, Pembangunan, dan atau Pengembangan Kawasan
Perkotaan yang direncanakan
2. Jumlah Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi yang Berdaya Saing

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1. Presentase Latar Belakang


Kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Persiapan, Ruang mengartikan kawasan perkotaan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan
Pembangunan, utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
dan atauperkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
Pengembangan dan kegiatan ekonomi. RPJMN 2020-2024 menetapkan bahwa pengembangan
Kawasan kawasan perkotaan menjadi salah satu dari 5 prioritas dalam sasaran pembangunan
Perkotaan yangkewilayahan tahun 2020-2024.
direncanakan
Dalam IKU ini, indikator persiapan dan pengembangan kawasan perkotaan difokuskan
pada 3 program pengembangan kawasan perkotaan, yaitu:
1. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Metropolitan (WM) yang
2. dikoordinasikan:
● WM diartikan sebagai wilayah yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan
yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan
di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan
dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah
penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
● Dalam RPJMN 2020-2024, kebijakan WM difokuskan pada perencanaan
ruang, pembangunan infrastruktur perkotaan, perencanaan investasi dan
pembiayaan pembangunan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan dan
meningkatkan daya dukung lingkungan untuk WM
3. Pembangunan Kota Baru yang dikoordinasikan:
● Kota Baru diartikan sebagai sebuah kebijakan pengembangan lahan yang
luasannya mampu menyediakan unsur-unsur perkotaan secara lengkap dan
utuh, yang mencakup tempat tinggal (perumahan), fasilitas sosial dan fasilitas
umum, perdagangan dan industri, yang secara keseluruhan dapat
memberikan kesempatan untuk hidup dalam lingkungan tersebut.
● Dalam RPJMN 2020-2024, Pembangunan kota baru sebagai contoh untuk
pengembangan kota publik inklusif yang terencana
4. Pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN) yang dikoordinasikan:
● Pembangunan Ibu Kota Negara di luar Pulau Jawa ditujukan sebagai stimulus
pertumbuhan ekonomi dan mendorong diversifikasi ekonomi Pulau
Kalimantan, sumber pertumbuhan ekonomi baru jangka Panjang terutama
untuk Wilayah Pulau Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia, dan
mengurangi antar wilayah, didukung oleh kebijakan pengelolaan ASN
berbasis smart governance.
● Pembangunan IKN harus memperhatikan keberlanjutan kawasan hutan dan
kekayaan hayati di dalamnya. Pengalihan fungsi hutan harus
mempertimbangkan aspek ekologis dan sosial
● Dalam RPJMN 2020 – 2024, Pembangunan Ibu Kota Negara difokuskan pada
agenda pembangunan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan
kebutuhan akan tata kelola kelembagaan dalam rangka persiapan dan
pemindahan IKN
Hasil Pengukuran Kinerja
(berisikan rincian:
- Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
- Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
- Kendala dalam Pencapaian Kinerja
- Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment
terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan III Tahun 2022, IKU Presentase Kebijakan Persiapan, Pembangunan,
dan atau Pengembangan Kawasan Perkotaan yang direncanakan yang telah terealisasi
sebesar 75% atau mencapai 60% dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai
berikut

Satuan Target Realisasi % Kinerja


Indikator Kinerja Utama

IKU-1.1
Presentase Kebijakan
Persiapan,
Pembangunan, dan Presentase 70% 75% 60%
atau Pengembangan
Kawasan Perkotaan
yang direncanakan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan hingga Triwulan III 2022, telah
dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi atas :
a. Pengesahan dan Implementasi dari Materi Teknis RTR-KSN Wilayah Metropolitan
Palembang, dan Banjarmasin
Berdasarkan RPJMN 2020-2024, pengembangan Wilayah Metropolitan Palembang
dan Banjarmasin adalah Major Project. Berikut merupakan hasil rapat koordinasi
terkait hal tersebut.
● WM PALEMBANG
- Perwakilan Kementerian ATR/BPN menyampaikan bahwa revisi RPerpres RTR
KSN Kawasan Perkotaan Patungraya Agung di Kementerian ATR/BPN terkait
draft R-Perpresnya sudah diselesaikan dan menunggu untuk tahap
harmonisasi.
- Perwakilan Bappenas menyampaikan bahwa berdasarkan RKP 2022 kegiatan
yang menjadi fokus di WM Palembang diantaranya SAUM Perkotaan, PLTS
Atap, PSO MBR, dan perluasan SPAM.
- Perwakilan BPIW, KemenPUPR menyampaikan bahwa untuk lokasi WM
- Palembang tidak ada perubahan yaitu tetap terdiri dari Kota Pelembang,
Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.
- Selanjutnya terkait pembangunan infrastruktur di Kota Palembang, dengan
pencabutan Tanjung Api Api sebagai KEK dan nantinya digantikan KEK
Tanjung Carat, maka hal ini perlu dilakukan finalisasi. Untuk aksesibilitasnya
sudah ada jalan nasional ke lokasi KEK baru sepanjang kurang lebih 9
kilometer. Mengenai Pelabuhan di dalam lokasi KEK baru tersebut rencananya
dibangun melalui skema KPBU.
- Selanjutnya disampaikan bahwa pada tahun 2022 terdapat 17 rencana
kegiatan infrastruktur PUPR yang terdiri dari 7 kegiatan mengenai Sumber
Daya Air, 4 kegiatan mengenai Cipta Karya, dan 6 kegiatan mengenai
Perumahan.
- Sebagai catatan khusus untuk usulan kegiatan perumahan dan Cipta Karya
tahun 2023,berdasarkan arahan Menteri PUPR bahwa seluruh infrastruktur
terbangun harus memenuhi prinsip OPOR, maka dalam pengusulannya harus
siap secara readiness kriterianya yaitu selesai pembebasan lahan dan design.
Jika kedua hal tersebut belum siap maka tidak bisa diusulkan sebagai rencana
kegiatan di tahun 2023.
- Perwakilan Bappeda Pemprov Sumatera Selatan menyampaikan progres
pembangunan Pelabuhan di KEK Tanjung Carat yaitu tengah berproses
permohonan alih fungsi lahan oleh Kementerian Perhubungan kepada
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan di lingkup provinsi,
sudah disusun SK Satgas Tim Percepatan Pembangunan Pelabuhan Tanjung
Carat dan SK Pelepasan kawasan Hutan. Adapun mengenai kajian
pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat, tengah disusun Tim Kajian terhadap
master plan dokumen mangrove di Tanjung Carat dan hal ini didampingi BPKP
Pemprov Sumatera Selatan dalam rangka penyiapan pokjanya.

● Arah Pengembangan WM Banjarmasin


- Perwakilan Kementerian ATR/BPN menyampaikan bahwa penyusunan
RPerpres RTR KSN Kawasan Perkotaan Banjarbakula di Kementerian
ATR/BPN masih dalam tahap pengintegrasian dengan Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Kawasan Strategis Nasional (RZWP3K
KSN) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai dampak dari aturan
baru UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
- Perwakilan Bappenas menyampaikan bahwa fokus kegiatan di WM
Banjarmasin berdasarkan RKP Tahun 2022 diantaranya SAUM Perkotaan,
pemugaran pemukiman kumuh, pembangunan PSO MBR, dan PLTS Atap.
Sedangkan untuk indikasi program di Tahun 2023, WM Banjarmasin termasuk
salah satu WM yang masuk sebagai Metropolitan Statistical Area.
- Perwakilan Bappeda Kalimantan Selatan menyampaikan urgensi kegiatan
infrastruktur di WM Banjarmasin antara lain mengenai pengembangan
SPAM.Saat ini ada beberapa wilayah di WM Banjarmasin mengalami
permasalahan penggunaan sumur yang mengalami intrupsi air laut dan
distribusi air bersih yang tidak merata. TPA Regional sudah tersedia tapi belum
dilengkapi dengan incinerator untuk pengolahan limbah medis.
- Selanjutnya disampaikan bahwa dalam menangani banjir, perlu dilakukan
normalisasi pada sejumlah saluran, guna menghindari bencana banjir seperti
yang terjadi di tahun 2021.
- Kemudian fokus pembangunan juga terkait pembangunan jalan akses untuk
menghubungkan antar daerah, menghubungkan ke terminal tipe A di daerah
gambut Kabupaten Banjar dan jalan akses ke bandara.

Selain itu dalam rapat tersebut juga disampaikan bahwa terdapat kendala/masalah
serta tindak lanjut yang disepakati.
1. Terkait penyusunan R-Perpres RTR KSN WM Banjarmasin, WM Manado, dan WM
Surabaya akan dilakukan rapat koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN dalam
rangka mendapatkan informasi lebih mendetail mengenai progress integrasi antara
RTR KSN dengan dengan RZ WP3K.
2. Terkait isu spesifik di masing-masing WM, maka akan diadakan rapat koordinasi
dengan masing-masing WM untuk membahas secara lebih mendetail mengenai
progress, isu, dan permasalahan tersebut.

b. Proses Penyusunan RTR KSN WM Manado (Ranperpres dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis / KLHK )
Berdasarkan RPJMN 2020-2024,pengembangan Wilayah Metropolitan Surabaya dan
Manado merupakan Non Major Project. Dengan dasar tersebut maka dilaksanakan
rapat koordinasi Progres Arah Pengembangan Wilayah Metropolitan (WM) Surabaya,
Palembang, Banjarmasin, dan Manado bersama Kementerian PUPR, Kementerian
ATR/BPN, Kementerian PPN/Bappenas, dan Pemerintah Daerah terkait. Berikut
merupakan hasil rapat koordinasi terkait hal tersebut.
● Perwakilan dari Kementerian ATR/BPN menyampaikan bahwa pada Bulan
Desember 2020, Pemprov Sulawesi Utara sudah menyepakati substansi dan
dukungan proses legalisasi Rancangan Peraturan Presiden tentang RTR KSN
Perkotaan Bitung – Minahasa – Manado (BIMINDO).
● Selanjutnya memberikan rekomendasi kepada Kementerian ATR/BPN untuk
melakukan penyempurnaan dan memfinalkan substansi RPerpres RTR Kawasan
Perkotaan Bimindo sesuai mekanisme guna diusulkan kepada Presiden dengan
memperhatikan aspirasi daerah dan ketentuan perundang – undangan yang
berlaku.
● Saat ini penyusunan RPerpres RTR KSN Kawasan Perkotaan Bimindo di
Kementerian ATR/BPN masih dalam tahap pengintegrasian dengan Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Kawasan Strategis Nasional
(RZWP3K KSN) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai dampak dari
aturan baru UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Selain itu dalam rapat tersebut juga disampaikan bahwa terdapat kendala/masalah
serta tindak lanjut yang disepakati.
1. Terkait penyusunan R-Perpres RTR KSN WM Banjarmasin, WM Manado, dan WM
Surabaya akan dilakukan rapat koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN dalam
rangka mendapatkan informasi lebih mendetail mengenai progress integrasi antara
RTR KSN dengan dengan RZ WP3K.
2. Terkait isu spesifik di masing-masing WM, maka akan diadakan rapat koordinasi
dengan masing-masing WM untuk membahas secara lebih mendetail mengenai
progress, isu, dan permasalahan tersebut.

c. Percepatan Pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor berdasarkan


Inpres Nomor 9 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan KBM Tanjung Selor
Yang selanjutnya, dalam rangka pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung
Selor berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2018, dilaksanakan beberapa kali rapat
untuk membahas koordinasi, evaluasi dan penyelesaian debottlenecking (pembiayaan
pematangan lahan pembangunan jalan lingkungan). Dalam kegiatan pembangunan
KBM Tanjung Selor masih terdapat debottlenecking berupa terjadinya dispute antara
Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mengenai
pembiayaan pematangan lahan untuk pembangunan jalan lingkungan di KBM Tanjung
Selor. Tindak lanjut dari permasalahan yang dibahas pada rapat tersebut adalah :
Pembangunan jalan lokal sekunder ROW 30 tersebut telah diusulkan oleh
Pemprov Kalimantan Utara agar dapat menjadi proyek prioritas dalam forum
Rakorgub, yang meliputi penyiapan badan jalan lokal sekunder kawasan perkantoran
ROW 30 (7,1 km), penyiapan badan jalan lokal sekunder kawasan permukiman ROW
30 (4,2 km), dan penyiapan badan jalan lokal sekunder kawasan permukiman ROW
30 (6,4 km).
Agar dapat masuk ke dalam Daftar Proyek Prioritas (DPP) tahun 2023, maka tahapan
yang perlu dikawal adalah multilateral meeting karena pada saat itulah menu bidang
dan lokasi prioritas akan disepakati.
Terkait peluang dukungan DAK yang dibutuhkan untuk pematangan lahan jalan lokal
sekunder di KBM Tanjung Selor dapat diintervensi melalui DAK non tematik dengan
memasukkannya ke dalam lingkup bidang transportasi pedesaan atau dapat juga
melalui DAK yang terintegrasi.
Guna mengatasi kendala pembiayaan pematangan lahan jalan lokal sekunder di KBM
Tanjung Selor, diusulkan agar dilakukan pematangan lahan jalan lokal sekunder ROW
30 sebagian saja dulu dengan memprioritaskan jalan yang menuju ke arah gedung
perkantoran DPRD, Kementerian Agama, Pengadilan Tinggi dan Kejaksaan Tinggi,
dengan estimasi perhitungan kebutuhan biayanya sebesar Rp15.312.500.000,00.

Berikut merupakan hasil rapat koordinasi


1. Rapat ditujukan untuk menyelesaikan debottlenecking yang muncul dalam
pembangunan KBM Tanjung Selor, yaitu mengenai pembiayaan pematangan
lahan jalan lokal sekunder (ROW 30) dan aksesibilitas KBM Tanjung Selor – KI
Tanah Kuning.
2. Terkait pembiayaan pematangan lahan jalan lokal sekunder disepakati bahwa
pembiayaan tersebut dimasukkan ke dalam RAB pekerjaan bangunan di
kavling, meskipun demikian Pemprov Kalimantan Utara tetap mengharapkan
adanya dukungan penuh dari pemerintah pusat sebagaimana kegiatan
pematangan lahan infrastruktur jalan yang dilaksanakan saat ini diantaranya:
pembangunan jalan akses menuju kantor BLK dan jalan menuju kawasan
permukiman khususnya rumah susun (ROW 44), jalan menuju rumah tapak saat
ini baru terealisasi sepanjang 221 meter, pematangan lahan kavling sedang
berproses khususnya untuk TVRI, serta pematangan jalan dan pembentukan
badan jalan dengan ROW 15 sepanjang 200 meter yang terletak di belakang
kantor DPRD.
3. Terdapat beberapa rencana kegiatan pembangunan KBM Tanjung Selor yang
akan dilaksanakan tahun 2023 – 2024, yaitu:
a. Pembangunan kantor Balai PUPR, BWS Kalimantan V, BPJN, BPPW,
dan Satker Perumahan di lahan seluas 5 Ha yang telah disiapkan oleh
Pemprov Kalimantan Utara dan telah dianggarkan oleh Balai Cipta
Karya tahun 2023 untuk perencanaan DED termasuk pematangan
lahan dan pembangunan fisiknya;
b. Pembangunan pengendali banjir;
c. Proses hibah jalan akses KBM Tanjung Selor dari Bina Marga kepada
Pemprov Kalimantan Utara.
Oleh karena itu, diharapkan ada perpanjangan masa berlaku Inpres Nomor 9
Tahun 2018 demi keberlanjutan pembangunan KBM Tanjung Selor yang
berkesinambungan
4. Terkait pembangunan jalan akses/pendekat KBM Tanjung Selor – KI Tanah
Kuning yang dimohonkan oleh Gubernur Kalimantan Utara melalui Surat
tertanggal 21 April 2022 disimpulkan bahwa ruas jalan yang akan diprioritaskan
pembangunannya sebagai jalan pendekat adalah ruas jalan akses yang
berwarna merah dan merah putus-putus sepanjang 53 km, yang membutuhkan
percepatan proses pembebasan lahan yang melewati lahan perkebunan sawit
milik beberapa perusahaan (gambar terlampir). Adapun pembangunan jalan
akses/pendekat KBM - KI Tanah Kuning baru dapat direalisasikan pada periode
tahun 2025-2030. Sehubungan dengan hal tersebut, sudah ada arahan dari
BPIW agar rencana pembangunan PLTA Peso (Kayan) dapat didorong menjadi
PSN, yang mana pelaksanaannya harus bersamaan dengan pembangunan
KBM Tanjung Selor dan pembangunan aksesibilitas KBM Tanjung Selor – KI
Tanah Kuning mengingat ketiganya merupakan simpul di KBM Tanjung Selor
(gambar terlampir).
5. Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam rencana pembangunan
jalan akses/pendekat KBM – KI Tanah Kuning seperti status jalan, revisi
kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang serta alokasi anggaran yang
dibutuhkan akan dibahas lebih rinci dalam rapat koordinasi teknis tersendiri
dengan melibatkan K/L terkait.
6. Untuk usulan penanganan jalan simpang Berau – KI Tanah Kuning sepanjang
72,6 km dengan estimasi biaya sebesar Rp. 200 miliar dan penanganan jalan
akses menuju PLTA Peso (Kayan) sepanjang 125 km disarankan agar Pemkab
Bulungan mengajukan surat permohonan kepada Kemenko Perekonomian dan
ditembuskan kepada Kementerian PUPR dengan dilampiri RAB yang sudah
direvisi

d. Percepatan Pembangunan Kota Baru Mandiri Sofifi dan Maja sebagai Major Project
RPJMN 2020-2024
Belum adanya rapat koordinasi dengan K/L terkait dan Pemerintah Daerah untuk
pembahasan mengenai tindak lanjut dan percepatan pembangunan kota baru mandiri
Sofifi dan Maja di triwulan I tahun 2022 ini.

e. Percepatan Pembangunan Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan


Dengan hormat, berdasarkan undangan rapat dari Deputi Bidang Pengembangan
Regional KementerianPPN/Bappenas perihal Rapat Sinkronisasi Rancangan
Peraturan Pelaksanaan UU IKN tertanggal 11 Maret 2022dapat kami laporkan bahwa
tim Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan telah menghadiri rapat dimaksud
secara virtual pada tanggal 15-16 Maret 2022. Adapun hal-hal yang dibahas di dalam
rapat adalah sebagai berikut :
1. Rapat sikronisasi rancangan peraturan pelaksanaan UU IKN ini diselenggarakan
sebagai tindak lanjut dari permohonan izin prakarsa peraturan pelaksanaan UU
IKN yang telah diajukan oleh Kementerian PPN/Bappenas kepada Presiden pada
tanggal 8 Maret 2022.
Adapun rancangan peraturan pelaksanaan dimaksud sebagai berikut:
a) RPP tentang Pendanaan dan Anggaran IKN yang diinisiasi oleh Kementerian
Keuangan;
b) RPP tentang Kewenangan Khusus Otorita IKN yang diinisiasi oleh
Kementerian Dalam Negeri;
c) RPerpres tentang Otorita IKN yang diinisiasi oleh Kementerian
PPN/Bappenas;
d) RPerpres tentang Perincian Rencana Induk IKN yang diinisiasi oleh
Kementerian PPN/Bappenas;
e) RPerpres tentang RTR KSN IKN Tahun 2022-2042 yang diinisiasi oleh
Kementerian ATR/BPN;
f) RPerpres tentang Perolehan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah serta Pembatasan Pengalihan Hak Atas Tanah di IKN
yang diinisiasi oleh Kementerian ATR/BPN.

2. Terdapat beberapa materi/substansi pokok yang perlu pembahasan tersendiri


dengan K/L terkait dari masing-masing peraturan tersebut sehingga di dalam
forum rapat dibagi menjadi 6kelompok kecil antara lain :
a) Kelompok I (RPP tentang Pendanaan dan Anggaran IKN), yang mana RPP
ini merupakan simplifikasi peraturan yang menggabungkan beberapa
amanat di bidang keuangan dalam UU IKN mencakup sumber dan
skema pendanaan, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan
pertanggung jawaban, tata kelola BMN, serta pajak khusus dan pungutan
khusus IKN.
b) Kelompok II (RPP tentang Kewenangan Khusus Otorita IKN), yang mana
pembahasan substansi difokuskan pada rincian kewenangan apa saja dari
masing-masing K/L terkait yang bisa diserahkan dan kewenangan yang
tidak bisa diserahkan kepada Otorita IKN dan kemudian rincian
kewenangan tersebut akan dituangkan dalam lampiran RPP. Di samping itu,
dipandang perlu adanya ketentuan peralihan yang mengatur bahwa dalam
hal NSPK Otorita IKN belum siap digunakan pada masa transisi maka dapat
menggunakan NSPK K/L teknis.
c) Kelompok III (RPerpres tentang Otorita IKN), yang mana substansi
RPerpres ini meliputi tugas dan fungsi Otorita IKN, struktur organisasi Otorita
IKN, dewan pengarah Otorita IKN, pelaksanaan kegiatan persiapan,
pembangunan dan pemindahan IKN, pembentukan Peraturan Kepala
Otorita IKN, badan usaha milik Otorita IKN, partisipasi masyarakat, serta
laporan pelaksanaan kegiatan persiapan, pembangunan dan pemindahan
IKN.
d) Kelompok IV (RPerpres tentang Perincian Rencana Induk IKN), yang
manapembahasan difokuskan padamateri muatan RPerpres ini secara
umum mencakup fungsi perincian rencana induk, sistematika perincian
rencana induk, tahapan pembangunan dan pemindahan IKN, pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan perincian rencana induk, serta KPBU untuk
penyediaan sektor infrastruktur di luar perincian rencana induk.
e) Kelompok V (RPerpres tentang RTR KSN IKN), yang mana dalam
pembahasan RPerpres ini masih terdapat pending issuesantara lain:
validasi KLHS masih on processdi KLHK, kepastian lokasi bandara TNI
AU masih perlu dikaji apakah nanti akan direncanakan multifungsi dengan
bandara sipil atau terpisah.
f) Kelompok VI (RPerpres tentang Penggunaan, Pemanfaatan, dan
Pemilikan serta Pembatasan Pengalihan Hak Atas Tanah di IKN), yang
mana ruang lingkup RPerpres ini mencakup perolehan tanah di IKN
melalui mekanisme pelepasan kawasan hutan dan pengadaan tanah,
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di IKNyang
diberikan melalui hak pakai maupun hak pengelolaan, pembatasan
pengalihan hak atas tanah di IKN, serta pengawasan dan pengendalian
pertanahan di IKN.

3. Mengingat UU IKN mengamanatkan banyaknya peraturan pelaksanaan yang


perlu disusun, maka pemerintah perlu memperhatikan keselarasan seluruh
rancangan peraturan pelaksanaan turunan UU IKN agar tidak saling tumpang
tindih satu sama lain. Contohnya seperti pengaturan tentang kewenangan Otorita
IKN di bidang pertanahan yang diatur di dalam RPP tentang Kewenangan
Khusus Otorita IKN, RPerpres tentang Otorita IKN, dan RPerpres tentang
Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemilikan serta Pembatasan Pengalihan Hak
Atas Tanah di IKN.

4. Hasil pembahasan dari masing-masing kelompok agar ditindaklanjuti dengan rapat


teknis guna mempertajam pembahasan substansi yang akan dipimpin oleh
masing-masing K/L inisiator dengan melibatkan K/L terkait.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III dan Capaian Kegiatan TW III


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
- Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
- Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi
dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)

1.1. Presentase Kebijakan Persiapan, Pembangunan, dan atau


Pengembangan Kawasan Perkotaan yang direncanakan

Keterangan
No Rencana Aksi TW I Status (Dapat Berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)

1 Rapat Koordinasi Terkait Terlaksana Dalam rangka tindak lanjut


Proses pengesahan RTR mengenai penyusunan R-Perpres
KSN dengan Kementerian RTR KSN WM Banjarmasin akan
ATR/BPN, K/L terkait, dan dilakukan rapat koordinasi dengan
Pemda terkait RTR - KSN Kementerian ATR/BPN dalam
wilayah metropolitan rangka mendapatkan informasi
Palembang dan Banjarmasin lebih mendetail mengenai progres
integrasi antara RTR KSN dengan
RZWP3K.
Sementara itu untuk revisi
RPerpres RTR
KSN Kawasan Perkotaan
Patungraya Agung (WM
Palembang) di Kementerian
ATR/BPN terkait
draft R-Perpresnya sudah
diselesaikan dan menunggu untuk
tahap harmonisasi.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

2 Rapat Koordinasi Terlaksana Dalam rangka tindak lanjut


Pembahasan rencana mengenai penyusunan R-Perpres
Penyusunan RTR KSN RTR KSN WM Banjarmasin, WM
dengan Kementerian Manado, dan WM Surabaya, akan
ATR/BPN, K/L terkait, dan dilakukan rapat koordinasi dengan
Pemda terkait proses Kementerian ATR/BPN dalam
penyusunan RTR KSN WM rangka mendapatkan informasi
Manado (Ranperpres dan lebih mendetail mengenai progres
Kajian Lingkungan Hidup integrasi antara RTR KSN dengan
Strategis / KLHS) RZWP3K.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

3 Rapat Koordinasi dengan K/L Terlaksana Percepatan pembangunan kota


terkait dan Pemerintah baru yang yaitu KBM Tanjung
Daerah terkait mengenai Selor yang dilaksanakan
tindak lanjut percepatan berdasarkan Inpres Nomor 9
pembangunan kota baru Tahun 2018 masih terdapat
mandiri Tanjung Selor debottlenecking yang belum
menemukan solusi sehingga
diperlukan upaya untuk
mengusulkan pembangunan jalan
lokal sekunder ROW 30.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

4 Rapat Koordinasi dengan K/L Tertunda Rapat koordinasi terkait


terkait dan Pemerintah dan Digeser pembangunan Kota Baru Mandiri
Daerah terkait mengenai Sofifi dan Maja untuk triwulan I
tindak lanjut percepatan tahun 2022 ini masih belum
pembangunan kota baru dijalankan dan akan dijalankan di
mandiri Sofifi dan Maja triwulan II tahun 2022 nantinya.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

5 Rapat Koordinasi dengan K/L Terlaksana Asisten Deputi V Pengembangan


terkait dan Pemerintah Daya Saing Kawasan telah
Daerah terkait mengenai mengikuti beberapa kali rapat
tindak lanjut percepatan koordinasi dengan K/L terkait
pembangunan IKN termasuk dengan tindak lanjut percepatan
di dalamnya membahas pembangunan IKN , namun
mengenai regulasi dan penyelenggara atas rapat tersebut
kelembagaan IKN bukanlah dari pihak asisten 3
Deputi VI sendiri melainkan dari
pihak K/L terkait.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW II Status (Dapat Berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)

1 Rapat Koordinasi terkait Tertunda dan Kendala : Belum ditemukan


pelaksanaan program pada Digeser urgensi untuk melakukan rapat
RTR KSN dengan koordinasi terkait WM Palembang
Kementerian ATR/BPN, K/L, dan Banjarmasin
dan pemda terkait RTR -
KSN wilayah metropolitan Rekomendasi : Dibahas pada
Palembang dan Banjarmasin triwulan selanjutnya apabila telah
ditemukan urgensi untuk
Monitoring dan Evaluasi membahas permasalahan ini

2 Rapat Koordinasi Tertunda dan Kendala : Belum ditemukan


pembahasan debottlenecking Digeser urgensi untuk melakukan rapat
penyusunan materi teknis koordinasi terkait WM Manado
dengan Kementerian
ATR/BPN, K/L, terkait dan Rekomendasi : Dibahas pada
Pemda terkait proses triwulan selanjutnya apabila telah
penyusunan RTR KSN WM ditemukan urgensi untuk
Manado (Ranperpres dan membahas permasalahan in
Kajian Lingkungan Hidup
Strategis / KLHS)

3 Rapat koordinasi dengan K/L Tertunda dan Kendala : Belum ditemukan


terkait dan Pemerintah Digeser urgensi untuk melakukan rapat
Daerah terkait tindak lanjut koordinasi terkait kota baru
percepatan pembangunan mandiri Tanjung Selor
kota baru mandiri Tanjung
Selor Rekomendasi : Dibahas pada
triwulan selanjutnya apabila telah
Monitoring dan evaluasi ditemukan urgensi untuk
membahas permasalahan ini

4 Rapat koordinasi dengan K/L Tertunda dan Kendala : Belum ditemukan


terkait dengan Pemerintah Digeser urgensi untuk melakukan rapat
Daerah terkait tindak lanjut koordinasi terkait Kota baru
percepatan pembangunan mandiri Sofifi dan Maja
kota baru mandiri Sofifi dan
Maja Rekomendasi : Dibahas pada
triwulan selanjutnya apabila telah
ditemukan urgensi untuk
membahas permasalahan ini

5 Rapat Koordinasi dengan K/L Tertunda Kendala : Belum ditemukan


terkait dan Pemerintah dan Digeser urgensi untuk melakukan rapat
Daerah terkait mengenai koordinasi terkait IKN
tindak lanjut percepatan
pembangunan IKN termasuk Rekomendasi : Dibahas pada
di dalamnya membahas triwulan selanjutnya apabila telah
mengenai regulasi dan ditemukan urgensi untuk
kelembagaan IKN membahas permasalahan ini

Monitoring dan Evaluasi

Keterangan
No Rencana Aksi TW III Status (Dapat Berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)
Rapat Koordinasi terkait Tertunda dan Kendala : Belum ditemukan
pelaksanaan program pada Digeser urgensi untuk melakukan rapat
RTR KSN dengan koordinasi terkait WM Palembang
dan Banjarmasin
Kementerian ATR/BPN, K/L
1.
terkait dan Pemda terkait Rekomendasi : Dibahas pada
wilayah metropolitan triwulan selanjutnya apabila telah
Palembang dan ditemukan urgensi untuk
Banjarmasin membahas permasalahan ini

Rapat Koordinasi lanjutan Tertunda dan Kendala : Belum ditemukan


debottlenecking dengan Digeser urgensi untuk melakukan rapat
Kementerian ATR/BPN, K/L koordinasi terkait WM Manado
2. terkait dan Pemda terkait Rekomendasi : Dibahas pada
WM Manado triwulan selanjutnya apabila telah
ditemukan urgensi untuk
Monitoring dan evaluasi membahas permasalahan in

Terlaksana Kendala : ditemukan


permasalahan dalam rencana
pembangunan jalan
Rapat koordinasi dengan akses/pendekat KBM – KI Tanah
K/L terkait dan Pemerintah Kuning seperti status jalan, revisi
kesesuaian kegiatan pemanfaatan
Daerah terkait mengenai
3 ruang serta alokasi anggaran
tindak lanjut percepatan yang dibutuhkan
pembangunan kota baru
Tanjung Selor Rekomendasi : dibahas lebih rinci
dalam rapat koordinasi teknis
tersendiri dengan melibatkan K/L
terkait.

Tertunda dan Kendala : Belum ditemukan


Rapat Koordinasi dengan Digeser urgensi untuk melakukan rapat
K/L terkait dan Pemerintah koordinasi terkait Kota baru
mandiri Sofifi dan Maja
Daerah terkait mengenai
4
tindak lanjut percepatan Rekomendasi : Dibahas pada
pembangunan kota baru triwulan selanjutnya apabila telah
Sofifi dan Maja ditemukan urgensi untuk
membahas permasalahan ini

Rapat Koordinasi dengan Kendala : Sudah dipindahkan pada


K/L terkait dan Pemerintah Asisten Deputi Perencanaan
Daerah terkait mengenai Pengembangan Kawasan Strategis
tindak lanjut percepatan Ekonomi
Tidak
5 pembangunan IKN terlaksana
termasuk di dalamnya Rekomendasi : DIlanjutkan oleh
membahas mengenai Asisten Deputi Perencanaan
regulasi dan kelembagaan Pengembangan Kawasan Strategis
Ekonomi
IKN

Kolom status dapat diisi dengan:


- Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
- Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon dituliskan
realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
- Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW berapa)
- Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

1.2. Jumlah Latar Belakang


Pembangunan Kawasan strategis ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilai strategis dalam
Kawasan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, daya saing diartikan oleh kemampuan
untuk memiliki keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan kapasitas ekonomi, baik
Strategis
dalam konteks regional maupun nasional.
Ekonomi yang
Berdaya Saing Dengan demikian pembangunan kawasan strategis ekonomi yang berdaya saing adalah
pembentukan kawasan yang memiliki nilai strategis dan keunggulan kompetitif dalam
meningkatkan kapasitas dan pertumbuhan ekonomi, baik dalam konteks regional
maupun nasional.

Di dalam RPJMN 2020-2024, disebutkan bahwa kawasan strategis ekonomi dapat terdiri
atas Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Pelabuhan
bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN),
Kawasan Perbatasan.

Dalam dokumen Rencana Strategis Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah


dan Tata Ruang, penguatan daya saing kawasan akan dilaksanakan dengan strategi
utama pada debottlenecking dan penyelesaian pengembangan permasalahan kawasan
strategi ekonomi, yang dijalankan melalui proses koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian kebijakan di dalamnya.

Dalam rangka pembangunan kawasan strategis, arah kebijakan yang diambil adalah
meningkatkan keunggulan kompetitif pusat-pusat pertumbuhan wilayah yang
diwujudkan melalui strategi optimalisasi pembangunan kawasan strategis ekonomi
prioritas sebagai pusat-pusat pertumbuhan wilayah, yaitu KEK, KI, KPBPB, Destinasi
Pariwisata Super Prioritas, dan kawasan lainnya yang telah ditetapkan untuk mendorong
hilirisasi dan penciptaan nilai tambah komoditas unggulan, perluasan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan devisa dan penghematan devisa dari substitusi impor.

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
- Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
- Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
- Kendala dalam Pencapaian Kinerja
- Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment
terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan III Tahun 2022, IKU Jumlah Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi
yang Berdaya Saing yang telah terealisasi sebesar 4 KSE atau mencapai 75% dari
target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut

Satuan Target Realisasi % Kinerja


Indikator Kinerja Utama

IKU-1.2
Jumlah Pembangunan
Kawasan Strategis nominal 6 KSE 4 KSE 75%
Ekonomi yang
Berdaya Saing
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan hingga Triwulan III tahuun 2022, telah
dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi atas :
a. Percepatan Pembangunan dan atau Pengembangan Kawasan Industri berdasarkan
list proyek KI PSN dan RPJMN 2020-2024 serta pengajuan baru

Dalam rangka Koordinasi terkait percepatan penyediaan infrastruktur di KI serta


mengeksplorasi skema pembiayaan atau insentif fiskal yang dapat diberikan dengan
K/L terkait, dilaksanakan rapat monitoring dan evaluasi terkait progres
pembangunan Kawasan Industri PSN (Kuartal I-2022). Pelaksanaan rapat ini sejalan
dengan mandat Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 terkait pemantauan dan
dukungan percepatan penyediaan Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor Kawasan
Industri. Masing-masing perwakilan Kawasan Industri (KI) menyampaikan usulan
dan masalah yang terjadi pada kawasannya. Sementara itu Asisten Deputi
Penguatan Daya Saing Kawasan, Kemenko Bidang Perekonomian menyampaikan
hal-hal sebagai berikut:
● Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tentang Percepatan Proyek Strategis
Nasional (PSN) dalam Masa Pandemi Covid-19 pada Jum’at, 16 Juli 2021:
- Meskipun saat ini Indonesia masih dalam masa Pandemi Covid-19,
namun PSN tetap harus berjalan dan dilakukan berbagai Langkah
percepatan.
- Evaluasi terhadap PSN, diprioritaskan untuk PSN yang dapat
diselesaikan hingga tahun 2024 dan mendukung Percepatan Pemulihan
Ekonomi Nasional(PEN).
- Terhadap Usulan PSN karena keterbatasan APBN diprioritaskan untuk
usulan yang tidak menggunakan dana APBN/D.
● Diperlukan Evaluasi dan Peninjauan Kembali Terhadap Proyek-Proyek PSN
yang masuk ke dalam Perpres No.109/2020.
● Agenda rapat:
Progres dan isu pembangunan terkait update proyek terbaru, isu dan kendala di
lapangan, serta evaluasi terhadap dampak pandemic covid-19 serta pemenuhan
target PSN selesai 2024. Yang kedua yakni menyusun rencana tindak lanjut
terkait tindak lanjut penyelesaian isu-isu yang dihadapi dan terkait dukungan
perizinan, pendampingan debottlenecking, dsb.

Berikut laporan hasil rapat koordinasi Monitoring dan Evaluasi Progres


Pembangunan Kawasan Industri PSN (kuartal I-2022) yang dilaksanakan pada
tanggal 16 Februari 2022.
1. jumlah kawasan industri yang sudah memiliki IUKI adalah 8 kawasan,
sedang berproses pengurusan IUKI sebanyak 4 kawasan, dan 5
kawasan masih belum berproses.
2. Isu strategis pada setiap kawasan industri dapat dilaporkan sebagai
berikut:

No. Nama Permasalahan Utama


Kawasan

1 Kawasan ▪ Penyelesaian percepatan Pengadaan lahan


Industri Kuala menggunakan skema pengadaan lahan untuk
Tanjung kepentingan umum. Izin lokasi dari Pemda sudah
terbit 400Ha dari total rencana 3.500 Ha. Lahan
150 Ha sedang berproses AJB, untuk perubahan
menjadi HGB
▪ Belum dilakukan pembangunan infrastruktur
(terkendala pengadaan lahan) dan terkendala
masalah pendanaan dalam pembangunan KI Kuala
Tanjung.
▪ Pelu integrasi antara pengembangan KI Kuala
Tanjung dengan pengembangan Pelabuhan
Internasional Kuala Tanjung

2 Kawasan ▪ Belum tersedia infrastruktur dasar dalam kawasan


Industri industri karena keterbatasan pendanaan.
Landak ▪ Tidak ada pasokan air baku ke KI sehingga
dibutuhkan embung dan jaringan pipa untuk
membawa air baku ke KI, sudah dianggarkan
pembangunan oleh DItjen PSDA namun terkendala
pembebasan lahan oleh Pemkab Landak
Kalimantan Barat

Update Triwulan III :


▪ Adanya perubahan jalur nasional yang menuju
pelabuhan sehingga perlu untuk peningkatan jalur
alternatif jalan pintas ke Pelabuhan Kijing +- 60 km
(jalan provinsi)

3 Kawasan ▪ Perlu peningkatan status jalan menjadi jalan


Industri nasional.
Ketapang ▪ Infrastruktur komunikasi belum memadai, sudah
disounding sejak 3 tahun yang lalu.

Update Triwulan III :


▪ Percepatan penyelesaian proses sertifikasi lahan
menjadi HGB
▪ Tindak lanjut -> Dukungan pembangunan
infrastruktur penunjang luar kawasan

4 Kawasan ▪ Proses penyusunan dokumen masterplan KI


Industri Tanggamus.
Tanggamus ▪ Pengelola memerlukan penyiapan pemilihan mitra
Kerjasama dan melakukan penjajakan terhadap
calon-calon tenant.
▪ Kondisi Jalan Provinsi Menuju Kawasan perlu
dilakukan pelebaran dan peningkatan kualitas jalan
sepanjang 10 Km.
▪ Kebutuhan Listrik untuk Kawasan Industri (30
Mega Watt)
▪ Perlu optimalisasi Pelabuhan/Dermaga Batu Balai
yang berlokasi di dalam Kawasan Industri.

5 Kawasan ● Kendala proses OSS yang memakan waktu lama


Industri Jorong sehingga menghambat penerbitan ijin.
● Pembatasan operasional Pelabuhan Pelaihari oleh
KUPP Kintap sehingga pelabuhan tidak berfungsi
optimal. Dibutuhkan percepatan kajian Pelabuhan
Palihari oleh Balitbang Kemenhub
● Pada triwulan III ditemukan kendala proses OSS
kembali sehingga diperlukan koordinasi lintas K/L

6 Kawasan ▪ Pemkab Bantaeng terkendala keterbatasan


Industri kapasitas finansial sehingga Pembebasan lahan
Bantaeng selama ini dilakukan oleh investor;
▪ Dari luasan 3.128 Ha yang dicadangkan telah
dibebaskan oleh investor seluas 390 Ha
(Pelepasan 349 Ha, dan Pendaftaran Hak 51,8
Ha), sisanya masih dikuasai oleh masyarakat (Hak
Garap);
▪ RDTR KI Bantaeng sedang disesuaikan dengan
Perda RDTR Kab Bantaeng
▪ Perlu infrastruktur di luar kawasan : Pembangunan
fly over, terminal khusus, instalasi air bak dan
rusun pekerja.

7 Kawasan ▪ Sedang menunggu proses penyesuaian RTRW


Industri Kab. Morowali untuk menyesuaikan perluasan
Morowali lahan KI.

Update Triwulan III


▪ Percepatan penyesuaian RTRW Kab. Morowali
untuk menyesuaikan perluasan lahan KI
▪ Tindak Lanjut -> dukungan percepatan
penyesuaian RTRW Kab. Morowali

8 Kawasan ▪ Ijin SIPPA belum terbit dari Kementerian PUPR


Industri namun temam sudah mengambil air sehingga
Konawe tumbul denda restribusi selama bertahun-tahun
yang belum dibayarkan.
▪ Perluasan KI menjadi 4.000 Ha terhambat oleh
batas wilayah Kabupaten Konawe dan Konawe
Utara yang belum jelas

Update Triwulan III


▪ Tindak Lanjut ->
1. Diperlukan update progres izin SIPPA
2. Dukungan percepatan kesesuain tata ruang
3. Dukungan pembangunan dan penataan
infrastruktur penunjang luar kawasan

9 Kawasan ▪ Belum ditandatanganinya MoU Gas oleh Sekjen


Industri Teluk KemenESDM
Bintuni ▪ Membutuhkan dukungan pembangunan
infrastruktur penunjang Kawasan (Akses jalan, Air
Baku, dll).
▪ Kendala finansial, Kemenperin sudah bersurat ke
Bappenas untuk tambahan angagran
pengembangan KI Bintuni

Update Triwulan III


lahan belum dibebaskan, Perlu percepatan
Penyesuaian tata ruang (revisi RTRW dan
penyusunan RDTR), Diperlukan kepastian pasokan
gas dengan kebutuhan 90 mmscfd, belum ada
kesepakatan harga gas untuk suplai ke dalam
kawasan industri, dan Membutuhkan dukungan
pembangunan infrastruktur penunjang kawasan
(akses jalan, air baku, dll).
Tindak lanjutnya adalah dengan Dukungan
pembangunan infrastruktur penunjang dan update
penyelesaian kendala secara terus menerus

10 Kawasan ▪ Keberlanjutan pembangunan pasca ground


Industri Tanah breaking. Kesiapan KI Tanah Kuning menjadi pilot
Kuning project green industrial park.
▪ Masih terdapat isu tumpang tindih lahan antar
pengelola atau dengan pihak lahan (kesesuaian
tata ruang) Infrastruktur di luar kawasan,
khususnya jalan menuju kawasan, belum memadai

update triwulan III


Secara khusus, kebutuhan dukungan dari Kemenko
Bidang Perekonomian yang perlu ditindaklanjuti
segera adalah sebagai berikut:
1.Penetapan status PSN:PLTU PT. Kalimantan Energi
Lestari Indonesia (KELI) sebagai pemegang wilayah
usaha danpenyedia transmisi;PLTA Kayan Epsilon,
PLTA Kayan Delta, PLTA Kayan Eta, dan PLTA
Mentarang Induk sebagai sistem pembangkit listrik
untuk KI Tanah Kuning.
2.Penunjukkan PT. Kawasan Industri Kalimantan
Indonesia (KIKI) menjadi pengelola PSN KI Tanah
Kuning (dokumen terlampirdi Lampiran II)3.Status
PSN diperlukanuntuk membantu percepatan
proses perizinan yang melibatkan berbagaiK/L,
sebagai contoh Izin KKPR/ KKPR Lautdan Izin
PPKH.Rapat tindak lanjut akan diselenggarakan
antara tanggal 25 Juli atau 26 Juli 2022 di
Kemenko Bidang Maritim & Investasi.

11 Kawasan ▪ Dukungan pembangunan Interchange Jalan Toll


Industri Jakarta - Merak KM 86 (Akses Langsung dari
Terpadu Eksisting Jalan Toll Jakarta Merak menuju Existing
Wilmar Jalan Raya Bojonegara & Jalan Provinsi
Penghubung menuju Kawasan)

Update Triwulan III :


▪ Dukungan pembangunan infrastruktur penunjang
luar kawasan

12 Kawasan ▪ Lokasi Kawasan Industri dalam RTRW Kabupaten


Industri Pulau Halmahera masih merupakan Kawasan Hutan dan
Obi merupakan area Pertambangan (IUP). Sehingga
diperlukan Penyesuaian RTRW Maluku Utara dan
RTRWK Halmahera Selatan.
▪ Sebagian areal Kawasan Industri berada dalam
Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
(HPK), sehingga diperlukan perubahan fungsi
Kawasan Hutan menjadi Area Penggunaan Lain.
▪ Masih adanya kegiatan pertambangan di dalam
rencana lokasi kawasan. Perlu ada koordinasi
dengan Kemenperin dan ESDM agar kedua
kegiatan bisa berjalan simultan.
▪ Wilayah IUP status mine out dan tidak ada potensi
tambang diupayakan konversi menjadi KI.

13 Kawasan ▪ Percepatan Revisi RTRW Kab Halmahera Tengah


Industri Weda saat ini masih memerlukan persetujuan substansi
Bay di Kementerian ATR/BPN dan DPRD Halteng.
▪ Isu Pengalihan sebagian ruas Jalan Nasional
Transhalmahera ruas Weda-Sagea. Pengalihan
ruas jalan masih terkendala di Kemen PUPR dan
isu tukar menukar Aset Perusahaan (PT IWIP)
kepada Kementerian Keuangan.
▪ Izin Pengalihan aliran sungai Sake serta izin
pengambilan air baku (SIPA) sungai kobe dari
Kementerian PUPR.
▪ Izin Pembangunan Deepsea Tailing Placement
(DSTP)/Limbah B3 dari kementerian LHK.

Update Triwulan III :


▪ Tindak Lanjut ->
○ diperlukan koordinasi tindak lanjut
untuk percepatan penyelesaian :
■ isu sumber daya air dengan
K. PUPR
■ isu pengalihan sebagian ruas
jalan dengan K. PUPR
■ isu tukar menukar asset
perusahaan (PT IWIP)
dengan K. Keuangan
■ isu pengolahan limbah
dengan KLHK
○ Dukungan pembangunan infrastruktur
penunjang luar kawasan
-

14 Takalar ▪ Pengadaan lahan terhambat oleh keterbatasan


Integrated finansial.
Industrial Park ▪ Peningkatan Izin Lokasi atas lahan seluas 350 Ha
menjadi Penetapan Lokasi sebagai bentuk
penyesuaian atas terbitnya UU CK.
▪ Percepatan pembangunan infrastruktur penunjang,
khususnya aksesibilitas dan logistik.
▪ Penggunaan lahan eks transmigrasi masih belum
selesai proses perizinannya.

15 Kawasan ▪ Belum adanya infrastruktur telekomunikasi dan


Industri jaringan IT yang memadai.
Tanjung Enim ▪ Belum ada perencanaan tata ruang di sekitar
Kawasan/RDTR di sekitar KI.
▪ Kondisi akses transportasi darat kurang memadai
diperlukan pembangunan trase jalan tol Muara
Enim - Inderalaya dan Jalan Lingkar dari Rencana
Pintu Tol Muara Enim ke lokasi kawasan.

Update Triwulan III :


▪ Dukungan pembangunan infrastruktur penunjang
luar kawasan
▪ dukungan percepatan penyelesaian kesesuaian
tata ruang

16 Kawasan ▪ Pencabutan status KEK oleh Presiden. Setdenas


Ekonomi KEK dan Pemda setuju untuk dicabut dari PSN.
Khusus
Tanjung Api-
api

17 Kawasan ▪ Menunggu penetapan Rperpres agar operasional


Industri KIT Batang bisa segera berlangsung.
Terpadu ▪ Masih diperlukan anggaran untuk pematangan
Batang lahan seluas 2.650 Ha (fase 2 dari klaster 1).
▪ Kebutuhan infrastuktur (logistik) yang mendesak
dipenuhi untuk target operasional tahun 2023
meliputi : reaktivasi jalur KA, dryport, jetty, dan
fasilitas supply gas dengan harga terjangkau.
▪ Dalam proses pengajuan KEK.

Update Triwulan III :


▪ RPerpres Percepatan Investasi Melalui
Pengembangan KIT Batang belum diresmikan
▪ Kebutuhan infrasrtuktur (logistik) yang mendesak
dipenuhi untuk target operasional tahun 2023
meliputi : reaktivasi jalur KA, dryport, jetty
▪ Percepatan infrastruktur supply gas dengan harga
kompetitif
▪ Tindak Lanjut ->
○ Diperlukan alternatif pendanaan untuk
pembangunan infrastruktur logistik,
khususnya jetty
○ Diperlukan percepatan penetapan
RPerpres dimaksud
○ Dukungan penyesuaian regulasi
eksisting terkait kebijakan harga gas

3. Pemerintah daerah dan Setdenas KEK merekomendasikan untuk


mencabut status PSN KEK Tanjung Api-api dikarenakan sudah tidak
berproses dan status KEK telah dicabut oleh Presiden sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pencabutan
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2014 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api
4. Kawasan Industri yang memiliki isu mendesak untuk segera dilakukan
pembahasan lebih lanjut adalah:
a) Kawasan Industri Jorong: Adanya pembatasan operasional
pelabuhan oleh KUPP dari kapasitas 10.000 DWT menjadi
1.000 DWT dikarenakan Balitbang Kemenhub sedang
mengkaji proses kenaikan level Pelabuhan yang sebelumnya
Pelabuhan Pengumpan menjadi Pelabuhan Pengumpul.
Kondisi ini membuat Pelabuhan berfungsi tidak optimal karena
kebutuhan kapasitas operasional harian oleh tenan mencapai
lebih dari 1.000 DWT. Sehingga dibutuhkan percepatan kajian
pelabuhan oleh Balitbang Kemenhub.
b) Kawasan Industri Konawe: Ijin SIPPA belum terbit dari
Kementerian PUPR namun tenan harus tetap mengambil dan
memanfaatkan air karena kebutuhan operasional harian. Hal ini
telah terjadi selama lebih dari 5 tahun sejak kawasan
beroperasi, sehingga timbul denda retribusi yang berakumulasi
dan belum bisa dibayarkan oleh pengelola kawasan.Dibutuhkan
percepatan pengeluaran ijin SIPPA.
c) Kawasan Industri Weda Bay: Isu Pengalihan sebagian ruas
Jalan Nasional Trans Halmahera ruas Weda - Sagea.
Pengalihan ruas jalan masih terkendala di Kemen PUPR dan
Isu tukar menukar Aset Perusahaan (PT IWIP) kepada
Kementerian Keuangan. Dan Izin Pengalihan aliran sungai
Sake serta izin pengambilan air baku (SIPA)Sungai Kobe dari
Kementerian PUPR.
Selanjutnya pada triwulan II dilaksanakan Rapat Koordinasi Percepatan Pengadaan
Lahan Kawasan Industri Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan dengan rincian Lahan
yang akan dibebaskan seluas 3.500 Ha (Tahap 1 = 350 Ha, Tahap 2 = 920 Ha,
Tahap 3 = 2.230 Ha). Estimasi kebutuhan anggaran untuk pembebasan lahan 3.500
Ha = Rp1,75 triliun. Pengadaan tanah KI Takalar akan ditempuh lewat mekanisme
Penetapan Lokasi (Penlok), sekaligus sebagai bentuk penyesuaian dengan UU
Cipta Kerja. Adapun lahan seluas 350 Ha yang sudah memiliki Izin Lokasi akan
ditingkatkan menjadi Penetapan Lokasi. Sebagai progres dari Penlok tersebut, saat
ini PT. KBN sedang menyiapkan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT).

Masalah pembebasan lahan yang prioritas diselesaikan adalah lahan yang sudah
MoU dengan Pemerintah Kabupaten Takalar seluas 350 Ha. Dari total lahan
tersebut, tanah seluas 224 merupakan lahan ekstransmigrasi yang harus segera
diperoleh kepastian status lahannya. Kepastian mengenai status lahan
ekstransmigrasi bisa diperoleh pada awal Mei 2022 sebagaimana informasi dari
Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Takalar. Rapat koordinasi ini merupakan lanjutan dari pembahasan rapat mengenai
perizinan pengadaan lahan KI Takalar oleh PT. KBN yang diadakan oleh
Kementerian Perindustrian.

Kemudian berdasarkan Nota Dinas nomor IPW.6/57/D.VI.M.EKON.3/07/2022


pada Triwulan III sudah dilaksanakan Rapat Koordinasi terkait pembangunan KI
Takalar Semester I-2022 pada 5-7 Juli 2022. Progres terakhir dari pembangunan
KI Takalar saat ini berada pada tahap Penyiapan (pengadaan tanah dan
penyelesaian perizinan) Pembangunan K Takalar utamanya terkendala pada
pengadaan tanah. Pengadaan tanah KI Takalar akan ditempuh lewat mekanisme
Penetapan Lokasi (Penlok), sekaligus sebagai bentuk penyesuaian dengan UU
Cipta Kerja. Adapun lahan seluas 350 Ha yang sudah memiliki Izin Lokasi akan
ditingkatkan menjadi Penetapan Lokasi. Sebagai progres dari Penlok tersebut,
saat ini PT. KBN sedang menyiapkan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT). Rencana lahan yang akan dibebaskan seluas 3.500 Ha (Tahap 1 =
350 Ha, Tahap 2 = 920 Ha, Tahap 3 = 2.230 Ha). Estimasi kebutuhan anggaran
untuk pembebasan lahan 3.500 Ha = Rp1,75 triliun.

Agar pembebasan lahan bisa terwujud di tahun 2023, diperlukan segera


kepastian lahan ekstransmigrasi seluas 224 Ha. Sebagai langkah awal,
diperlukan peninjauan langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi terkini
yang ada pada lahan 350 Ha, utamanya menyangkut delineasi dan tingkat okupansi
warga serta inventarisasi aset dan jumlah keluarga yang masih bermukim
Selanjutnya, berdasarkan Surat Gubernur Jambi kepada Menko Bidang
Perekonomian nomor: S455/Bappeda-5.2/II/2022, Pemerintah Provinsi Jambi
memberikan dukungan kepada PT. BRI untuk Pembangunan JIIP dapat tercantum
dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk didalamnya yaitu:
a) membantu mengakselerasi pemanfaatan lahan seluas 1.551 Ha;
b) pembangunan Infrastruktur pendukung di luar JIIP, yang terdiri dari (1) rencana
pembangunan terminal khusus 100 Ha dan (2) rencana pembangunan jalan khusus
sepanjang sekitar 153.

Berdasarkan Surat Bupati Muaro Jambi kepada Menko Bidang Perekonomian


Nomor: 503/445/II/DPMPTSP tertanggal 19 Mei 2022, disampaikan bahwa Bupati
Muaro Jambi mendukung KI Kemingking menjadi PSN dengan pertimbangan:
a) KI Kemingking akan menjadi tempat pengolahan/hilirisasi sumber daya alam yang
ada di Provinsi Jambi;
b) Merupakan KI yang pertama dan satu-satunya di Provinsi Jambi;
c) terbangunnya KI Kemingking akan meningkatkan perekonomian, penerimaan
negara dan penyerapan tenaga kerja serta multiplier effect lainnya.
d) KI Kemingking terkendala perizinan karena belum terakomodir di dalam RTRW
Kab. Muaro Jambi yang sedang dalam proses revisi.

Progres pembangunan KI Kemingking berada pada tahap penyiapan. Isu utama


dalam proses pembangunannya meliputi (1) kesesuaian tata ruang serta (2)
dukungan pembangunan infrastruktur penunjang berupa jalan khusus dan terminal
khusus. Rancangan Kawasan Industri JIIP dari PT. BRI masih belum terwadahi
dalam KPI Kabupaten Muaro Jambi (belum memiliki kesesuaian tata ruang)
sehingga diperlukan
percepatan penetapan revisi RTRW Kabupaten Muaro Jambi. Rencana
pembangunan KI Kemingking berikut infrastruktur penunjangnya perlu disinkronkan
dengan keberadaan Cagar Budaya Muaro Jambi beserta RPerpres tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Kawasan Cagar Budaya
Muarajambi Tahun 2022 – 2042. Pada prinsipnya Kementerian ATR/ BPN
mendukung rencana pembangunan KI Kemingking di Provinsi Jambi. Kementerian
ATR/ BPN masih bisa mengakomodir kepentingan pembangunan industri selama
bukan berada di kawasan inti cagar budaya serta tidak mengganggu kepentingan
pelestarian cagar budaya dan lingkungan sekitar. Atas penjelasan di atas, maka
telah dilakukan koordinasi pembangunan Kawasan Industri Kemingking ke Provinsi
Jambi dengan tanggal penugasan 29 Juni 2022 – 1 Juli 2022.

Hasil yang disepakati dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut:


a) Para pemangku kepentingan menyepakati dan menyetujui substansi pengaturan
yang termuat dalam RPerpres RTR Kawasan Strategis Nasional Cagar Budaya
Muarajambi, dengan penyempurnaan berdasarkan hasil pembahasan dan masukan
tertulis;
b) Para pemangku kepentingan menyepakati dan menyetujui proses pembahasan
lebih lanjut terkait mekanisme penggantian akibat pembatalan izin usaha bila pelaku
usaha tidak menerapkan rekayasa teknis (sekurang- kurangnya terdiri atas kajian
lingkungan dan kajian arkeologi) sesuai dengan fungsi kawasan dalam RTR
Kawasan Strategis Nasional Cagar Budaya Muarajambi;
c) Para pemangku kepentingan mendukung proses legalisasi RPerpres RTR
Kawasan Kawasan Strategis Nasional Cagar Budaya Muarajambi untuk ditetapkan
menjadi Peraturan Presiden sesuai target pada September 2022; dan
d) Para pemangku kepentingan memohon agar RPerpres RTR Kawasan Strategis
Nasional Cagar Budaya Muarajambi segera ditetapkan menjadi Peraturan Presiden
khususnya melalui izin prakarsa.

Selanjutnya, Berdasarkan Surat Tugas Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan


Wilayah dan Tata Ruang Nomor IPW.3/13/D.VI.M.EKON/05/2022, telah
dilaksanakan Perjalanan Dinas Dalam Negeri ke BAPPEDA Pemerintah Kota
Pekanbaru dalam rangka koordinasi pembangunan infrastruktur Kawasan Industri
Tenayan di Provinsi Riau pada tanggal 18 – 20 Mei 2022. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah melaksanakan kunjungan kerja dalam rangka koordinasi
pembangunan infrastruktur Kawasan Industri Tenayan di Provinsi Riau pada tanggal
18 – 20 Mei 2022. Koordinasi diterima oleh Kepala Bidang P2EPD BAPPEDA
Pemerintah Kota Pekanbaru dan dihadiri juga oleh Direktur Operasional PT. Sarana
Pembangunan Pekanbaru dan Officer SDM dan Umum PT. Hutama Karya
(Persero).
Dari kegiatan tersebut telah dicapai hasil bahwa Pengembangan Kawasan Industri
(KI) diutamakan untuk KI di luar Pulau Jawa yang mencakup beberapa KI prioritas
yang difokuskan pada percepatan penyediaan sarana penunjang, fasilitasi
perizinan, peningkatan investasi, revitalisasi pasca bencana, serta KPBU. Selain itu,
KI Tenayan masuk sebagai salah satu KI Prioritas yang termuat dalam RPJMN
2020-2024 dan RKP Th. 2022.

Progres perizinan KI Tenayan:


• Feasibility study sudah disusun pada tahun 2013.
• Masterplan sudah disusun pada tahun 2013 untuk seluas 266 Ha dengan review
pertama pada tahun 2017 dan review kedua sedang dalam proses untuk seluas
1550 Ha.
• AMDAL sudah dibentuk regulasinya dengan Perda No.829 Tahun 2017 dan review
pertamanya menyesuaikan masterplan (on progress).
• IUKI nomor 001/DPMPTSP/XII/2019 seluas 266 Ha.
• RTRW Kota Pekanbaru dengan Perda Nomor 7 Tahun 2020 tentang RTRW Kota
Pekanbaru 2020-2040.
• Perda Penyertaan Modal Nomor 1 Tahun 2020 yang menekankan pada penyertaan
modal dalam bentuk aset lahan KI.
• HPL yang sedang diproses BPN seluas 266 Ha.

KI Tenayan saat ini utamanya memerlukan dukungan pembangunan infrastruktur


luar kawasan berupa Jembatan Siak V dan Jalan Lingkar Luar Kota Pekanbaru.
Kebutuhan anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan tersebut, sepanjang
28,8 KM, memiliki total nilai perkiraan proyek sebesar Rp2,12 triliun yang
dianggarkan melalui APBD Kota Pekanbaru senilai Rp373,12 milyar sehingga
terdapat sisa kebutuhan anggaran dari APBN/sumber lain senilai Rp1,75 triliun.

Pemerintah Kota Pekanbaru telah mengajukan proposal pembiayaan infrastruktur


melalui sumber alternatif lainnya bersumber dari program Dana Hibah Compact-2
Millenium Challenge Compact (MCC) untuk pembangunan:
• Jembatan Siak V sepanjang 1,384 M dengan perkiraan nilai proyek
Rp663 milyar.
• Jalan Lingkar 70 Trase 4 (Dari Pintu Tol Pekanbaru menuju Rencana
Jembatan Siak V) sepanjang 12,9 KM dengan nilai proyek Rp486,5 milyar.

Selain itu terdapat tiga ruas Jalan Tol yang mendukung aksesibilitas KI Tenayan:
• Jalan Tol Pekanbaru – Dumai: telah selesai dan sudah beroperasi.
• Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang: konstruksi, progres per April 2022:
82%.
• Jalan Tol Rengat – Pekanbaru: progres konstruksi.

Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang merupakan salah satu ruas dalam Tol Pekanbaru–
Padang. Jalan tol ini memiliki main road sepanjang 40 km. Ruas Pekanbaru–
Bangkinang mulai dibangun pada bulan Maret 2019. Jalan Tol Pekanbaru-
Bangkinang memiliki 6 jembatan dan direncanakan memiliki 2 rest area. Adapun
kecepatan rencana pada tol ini yakni 80 km/jam. Jalan Tol Rengat – Pekanbaru
merupakan salah satu ruas jalan tol yang dibangun PT Hutama Karya (Persero)
dalam pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS) tahap II sepanjang 574
kilometer pada pertengahan 2022. Terdapat 3 ruas yang masuk dalam tahap kedua,
yakni Ruas Betung–Tempino–Jambi dengan total panjang 169 KM dan nilai investasi
Rp25,2 triliun, Ruas Jambi–Rengat yang membentang sepanjang 198 KM dengan
nilai Rp34,19
triliun, dan Ruas Rengat–Pekanbaru sepanjang 207 KM dengan nilai Rp43,47 triliun.

b. Percepatan Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional


1. Dalam rangka mempercepat pengembangan Destinasi Pariwisata Super
Prioritas (DPSP) juga dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap PSP
Mandalika dengan perjalanan dinas ke Dinas Perhubungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB) dan Pelabuhan Lembar Mengenai Persiapan
Penyelenggaraan MotoGP di Mandalika untuk koordinasi rencana persiapan
floating hotel oleh PT PELNI guna mengatasi kekurangan akomodasi selama
acara MotoGP Mandalika di Lombok

2. Rencana pengembangan Kepulauan Seribu termasuk usulan ditetapkan


menjadi KEK pada dasarnya telah mendapatkan dukungan dari Menko
Perekonomian dengan catatan perlu dilakukan penyelesaian permasalahan
teknis yang muncul dengan tetap mengikuti syarat dan prosedur yang berlaku
sesuai peraturan perundang-undangan.

Kemudian pada triwulan II telah dilaksanakan Rakor Dukungan terkait Usulan


Rencana Pengembangan Pariwisata Kepulauan Seribu sebagai PSN. Rapat
tersebut diadakan untuk menindaklanjuti rapat koordinasi tanggal 21 Maret
2022, yang menyimpulkan bahwa pengajuan usulan rencana pengembangan
pariwisata di Kepulauan Seribu sebagai PSN membutuhkan surat dukungan dari
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif guna memenuhi salah satu persyaratan
pengusulan PSN. Terkait dukungan yang dibutuhkan untuk pengusulan rencana
pengembangan
Kepulauan Seribu sebagai PSN, Kemenparekraf pada prinsipnya mendukung
sepenuhnya rencana tersebut dengan catatan seluruh proses tetap mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dukungan
disampaikan melalui Surat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor
B/SD/76/PP.00.01/MK/2022 tanggal 25 April 2022 Perihal Dukungan
Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Seribu dengan pertimbangan:
- Kepulauan Seribu dan sekitarnya merupakan Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) sesuai PP No. 50 Tahun 2011;
- Pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kepulauan Seribu
dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah DKI
Jakarta dan membuka peluang usaha dan investasi serta menciptakan
lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat di Kepulauan
Seribu dan sekitarnya;
- Pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kepulauan Seribu
dibiayai dana non APBN;
- Komitmen PT. Seribu Pesona Indonesia (SPI) untuk merealisasikan
pembangunan proyek Negeri Seribu Pulau paling lambat kuartal 3 (Q3)
Tahun 2024, dan
- Komitmen PT. Seribu Pesona Indonesia (SPI) untuk mematuhi
ketentuan peraturan yang berlaku dalam pembangunan proyek Negeri
Seribu Pulau.

3. Guna menindaklanjuti hal tersebut, K/L terkait bersama pemerintah daerah telah
menyepakati penyusunan rencana kerja (milestone) pengembangan Kepulauan
Seribu sebagai berikut :
No Output Penanggung Target Selesai
Jawab

1 Pelaksanaan Kajian Teknik PT SPI Akhir Februari 2022

2 Presentasi Kajian Teknis PT SPI Akhir Februari 2022


(difasilitasi oleh
Kemenko Ekon)

3 Revisi Desain Tapak KLHK/Balai Awal Maret 2022


TNKpS

4 Penyesuaian Perencanaan PT SPI Akhir Maret 2022


dan proposal/RKU

5 Pengajuan Proposal/RKU KLHK/Balai Akhir April 2022


untuk memperoleh TNKpS
persetujuan teknis

6 KBLI-risiko (OSS) PT SPI September 2022


- List persyaratan
dalam PP 5/2021
- 5 Persyaratan
(UKL-
UPL/Amdal,dll)

7 Pengajuan izin PKKPRl PT SPI Awal April 2022

8 Izin PKKPRL KKP Awal Mei 2022

9 Groundbreaking (mulai PT SPI-Pemda Juni 2022


konstruksi)

Upaya Penetapan KEK

1 Penetapan RTRW DKI Bappeda DKI Agustus 2022


Jakarta (untuk pengajuan Jakarta / Dinas
KEK) CKTRP DKI
Jakarta

2 Penetapan RDTD (untuk Finas CKTRP April 2022


pengajuan KEK) DKI Jakarta

3 Pengajuan KEK Pemrakarsa Agustus 2022

4 Penetapan KEK DEWAN Desember 2022


NASIONAL
KEK

c. Pelaksanaan Inpres Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan


Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motamain dan Skouw

Selanjutnya dalam rangka Koordinasi dengan BNPP, K/L terkait, dan Pemerintah
Daerah terkait mengenai tindak lanjut pelaksanaan Inpres Nomor 1 Tahun 2021,
dilaksanakan penyusunan draft Inpres baru terkait wilayah perbatasan yang
mengacu pada Inpres tersebut dan Masterplan yang telah dibuat.
Kemudian pada triwulan II dilaksanakan fasilitasi anggaran berdasarkan Nota Dinas
Nomor IPW/ 61 /D.VI.M.EKON/05/2022 tanggal 19 Mei 2022 perihal Permohonan
Fasilitasi Anggaran untuk Pelaksanaan Penugasan Inpres 1/2021 Tentang
Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk,
Motaain, Dan Skouw. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-
458/MK.02/2022 tanggal 23 Mei
2022 perihal Penambahan Automatic Adjustment Belanja Kementerian/Lembaga TA
2022, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian diminta melakukan
penambahan automatic adjustment (pencadangan anggaran) sebesar
Rp12.991.849.000,- dalam rangka mengantisipasi ketidakpastian perekonomian
global.

d. Percepatan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Dalam rangka mendukung pengembangan KEK Kendal, pada tanggal 5


Agustus 2022 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Pengembangan Pelabuhan
Kendal berdasarkan ND Nomor IPW.3/ 108 /D.VI.M.EKON/08/2022. Dalam rapat
koordinasi tersebut diperoleh beberapa hal penting sebagai berikut :
1. Rapat dihadiri oleh Perwakilan Direktorat Kepelabuhanan Kementerian
Perhubungan, Sekretaris Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah,
Sekretaris Daerah, Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Tengah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kendal, Kepala KSOP
Kelas I Tanjung Mas, dan Head Regional 3 PT Pelindo.
2. PT Pelindo menyampaikan bahwa pada prinsipnya, PT Pelindo akan tetap
mengikuti arah kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan siap
apabila terdapat penugasan lebih lanjut untuk pembangunan Pelabuhan Kendal.
Namun, PT Pelindo memiliki pertimbangan teknis dalam rencana
pengembangan Pelabuhan Kendal
3. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Jawa Tengah
menyampaikan bahwa perlu adanya kepastian terhadap keberlanjutan
pembangunan Pelabuhan Kendal dalam kerangka kerja sama bilateral
Indonesia – Singapura yang telah ditetapkan sejak tahun 2018. Selanjutnya,
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menyambut baik apabila lokasi
pelabuhan ditetapkan di lokasi Kawasan Industri Baja Seafer yang secara lokasi
diharapkan dapat mengakomodasi aktivitas industri di KEK Kendal dan KIT
Batang.
4. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa
pembangunan pelabuhan ini memiliki urgensi untuk pemenuhan kebutuhan
perusahaan yang berlokasi di KEK Kendal terkait ketersediaan pelabuhan
sebagai sarana distribusi barang. Saat ini, kondisi Pelabuhan Kendal eksisting
yang berstatus Pelabuhan Pengumpan juga tidak dapat beroperasi karena
kedalaman depan dermaga hanya sedalam 1,5 – 2 m LWS sehingga tidak
memungkinkan untuk kapal besar bersandar.
5. Perwakilan Direktorat Kepelabuhanan Kementerian Perhubungan
menyampaikan bahwa kerja sama pengembangan Pelabuhan Kendal antara
Port of Singapore Authority (PSA) selain dengan Pelindo dapat dimungkinkan
untuk dilakukan dengan pihak swasta, sebagaimana kerangka regulasi yang
telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 48 tahun 2021
tentang Konsesi dan Kerja Sama Bentuk Lainnya antara Penyelenggara
Pelabuhan dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan.
6. Akan dilaksanakan pertemuan Bapak Menko dengan Direktur Utama PT Pelindo
dalam hal penetapan kebijakan pengembangan pelabuhan Kendal.

e. Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Perdagangan Bebas dan


Pelabuhan Bebas termasuk terkait Kerjasama Internasional
Rapat Koordinasi Lanjutan Rencana Pembangunan Batam New International Port
berdasarkan Surat Undangan Nomor B-005/202/SAM.MK/III/2022 dengan agenda
utama Paparan Hasil Kajian PT Sarana Multi Infrastruktur yang dipimpin langsung
oleh Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi pada 25 Maret 2022. Dalam rapat koordinasi tersebut
dapat disimpulkan:
1. PT SMI diminta untuk menyempurnakan kajian berdasarkan
masukan/tanggapan dari peserta rapat.
2. Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi menyarankan PT SMI untuk membuat beberapa
skenario opsi Analisis Keuangan dan Analisis Demand Pelabuhan dengan
mempertimbangkan intervensi dana APBN, intervensi konsolidasi shipping liner,
dan intervensi lainnya. Nantinya, dapat dipaparkan saat Rapat Koordinasi
Menteri Pembangunan Batam New Port, dan dapat diambil keputusan opsi
terbaik untuk dilakukan.
3. Perlu segera dilakukan pembentukan tim teknis untuk percepatan pembangunan
Pelabuhan Batam New Port dengan tugas untuk segera menyelesaikan
permasalahan dari sisi regulasi, kabel dan/atau pipa bawah laut, lahan, dan
mengundang shipping liner untuk turut serta dalam proyek pembangunan
tersebut.

Pada triwulan III dilaksanakan Rapat Koordinasi Tindaklanjut Percepatan


Pengembangan Pulau Rempang, Batam tgl 8 september 2022. Tindak Lanjut dari
Rapat Koordinasi Percepatan Pengembangan Pulau Rempang,
Batam disampaikan sebagai berikut :
1. BP Batam melakukan pemenuhan terhadap persyaratan administratif yang
disampaikan oleh perwakilan Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan
Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Diperlukan adanya peta citra jarak jauh dari Pulau Rempang yang harus
didapatkan oleh BP Batam. Peta tersebut dapat diperoleh dari LAPAN yang berada
di kawasan Pasar Rebo, Jakarta.

Kemudian juga dilaksanakan Rapat Rapat Pembahasan Percepatan IPPKH Waduk


Duriangkang Kota Batam yang diselenggarakan pada tanggal 12 Agustus 2022
yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari usulan BP Batam yang disampaikan
pada Rapat Progress PSN PLTS Skala Besar di Batam tanggal 5 Juli 2022 yang
dipimpin oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian
ESDM. Dalam rapat tersebut BP Batam menyampaikan adanya kebutuhan
percepatan IPPKH dan mengingat status Kawasan Duriangkang yang merupakan
hutan lindung

Selanjutnya sebagaimana surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang


ditujukan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan nomor
IPW/163/M.EKON/06/2022 tanggal 30 Juni 2022 perihal Pelepasan Kawasan
Hutan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, sehingga
pengajuan IPPKH yang berada pada KPBPB diajukan terlebih dahulu kepada BP
Batam untuk selanjutnya BP Batam mengajukan kepada KLHK untuk menghindari
adanya tumpang tindih perizinan

f. Rapat Koordinasi Usulan PSN Proyek PLTA Kayan, Inisiasi PT Indonesia Fortescue
Infrastructure

Rapat koordinasi dimaksudkan untuk penyamaan persepsi dan substansi atas


permohonan PLTA Kayan menjadi PSN sesuai surat PT. Indonesia Fortescue
Infrastructure (IFI) nomor 044/IFI/II/1822/GR tanggal 18 Februari 2022. Hasil
evaluasi Tim KPPIP atas usulan PSN PLTA Kayan inisiasi PT. IFI:
• Melalui dokumen yang telah diterima, proyek ini belum memenuhi kriteria
operasional (konstruksi masih akan mulai dijalankan pada Q1 tahun 2025 dengan
belum ada kepastian nilai investasi), namun proyek ini dinilai memiliki peran
strategis untuk pengembangan energi hijau (dengan 600.000 ton hidrogen hijau per
tahun).
• Banyak tumpang tindih pada wilayah izin, sehingga diperlukan proses perizinan
PPKH dan KKPR.
• Proses studi kelayakan baru dijalankan pada Q2 tahun 2022, sehingga belum ada
kepastian rencana aksi dan pendanaan.
• Catatan:
1) belum melampirkan surat komitmen Menteri terkait;
2) target selesai di 2030, target mulai konstruksi di 2025;
3) terdapat rencana untuk kerjasama dengan anak perusahaan Pertamina.

g. Diskusi Teknis Percepatan Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-
Semarang

Berdasarkan Nota Dinas Nomor IPW.3/34/D.VI.M.EKON/04/2022, telah


dilaksanakan rapat yang bertujuan untuk melakukan diskusi teknis terkait
percepatan pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang pada
triwulan II dengan beberapa poin yang disampaikan bahwa Progres terakhir
pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon – Semarang, khususnya
Fase 1, saat ini pada tahap lelang.

Tanda tangan kontrak ditargetkan pada 17 Mei 2022 dengan Proses konstruksi
ditargetkan mulai pada awal Juni 2022. Ditjen Bina Marga belum mengizinkan
proses konstruksi dimulai di rumija tol apabila Perjanjian Kerja Sama (PKS) belum
disepakati. Salah satu isi kesepakatan penting dalam PKS tersebut adalah terkait
biaya pemanfaatan lahan rumija tol untuk penempatan pipa.

Apabila penempatan ruas pipa di rumija tol masih dikenai biaya sebagaimana yang
dibebankan oleh BUJT, maka kebijakan harga gas 6 USD/MBBTU akan sulit
tercapai. Oleh karena itu, dimohonkan agar Menteri PUPR dapat menetapkan biaya
pemanfaatan lahan Rumija untuk penempatan Pipa Cisem sebesar Rp0 (nol rupiah).

Perwakilan Ditjen Kekayaan Negara (DJKN), Kementerian Keuangan


menyampaikan
bahwa terkait dengan penggunaan barang milik negara (BMN), mengingat jalan tol
termasuk BMN dan pelaksana pembangunan Pipa Gas Cisem adalah Kementerian
ESDM (yang juga pemerintah) maka tidak berlaku jual beli dan/atau sewa menyewa.
Oleh karena itu skema yang lebih tepat bukan pemanfaatan, tetapi penggunaan
sementara.

Dalam diskusi tersebut, disepakati beberapa poin penting sebagai berikut:


1. Disepakati bahwa penempatan Pipa Gas di rumija tol menggunakan mekanisme
penggunaan sementara (biaya = Rp0), selama masa konstruksi.
2. Biaya pemanfaatan lahan rumija tol untuk masa pengoperasian perlu dibahas
lebih
lanjut. Sebagai opsi, selama masa pengoperasian, biaya kompensasi yang ada
bisa dibebankan kepada operator seperti halnya beberapa contoh BMN yang
sudah ada.
3. Menteri ESDM sebaiknya segera menetapkan operator yang akan
mengoperasikan Pipa Gas Cisem
4. Selain menggunakan rumija tol, Pipa Gas Cisem juga akan melewati beberapa
ruas jalan nasional, sungai, dan irigasi. Oleh karena itu, paralel dengan proses
penetapan pemenang lelang, Kementerian ESDM diharapkan segera
menyampaikan basic design dan beberapa dokumen lain yang disyaratkan
kepada BBWS dan BBPJN sebagai dasar penerbitan Rekomtek dari keduanya.
5. Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan akan terus mengawal dan
memfasilitasi penyelesaian perizinan dalam rangka percepatan pembangunan
Pipa Gas Pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon – Semarang.

i. Koordinasi Kriteria & Indikator Eco- Industrial Park (EIP)

Salah satu upaya dalam mengimplementasikan agenda Green Industry adalah


melalui pengembangan konsep eco-industrial park. Terkait hal tersebut maka
telah dilaksanakan Koordinasi Kriteria & Indikator Eco- Industrial Park (EIP) dari
Perspektif Pengelola Kawasan Industri ke KI Jababeka di Cikarang, Bekasi,
Provinsi Jawa Barat. Masukan dari pengelola Kawasan industri diharapkan
mampu mengontekstualisasi kriteria dan indikator EIP yang telah disusun
sebelumnya. Sejauh mana proses penerapan konsep green industri dan
permasalahan serta tantangan dalam penerapan EIP. Ruang lingkup kegiatan ini
meliputi dua hal berikut. Pertama, kegiatan diskusi terkait kriteria dan indikator
Eco- Industrial Park (EIP) dari perspektif pengelola kawasan industri. Masukan
dari pengelola Kawasan industri diharapkan mampu mengontekstualisasi kriteria
dan indikator EIP yang telah disusun sebelumnya. Sejauh mana proses
penerapan konsep green industri dan permasalahan serta tantangan dalam
penerapan EIP. Kedua, kegiatan survey lapangan meninjau beberapa
percontohan infrastruktur KI Jababeka yang telah menerapkan prinsip- prinsip
berwawasan lingkungan: fasilitas Waste Water Treatment Plant (WWTP), fasilitas
Water Treatment Plant (WTP), fasilitas dry port, dan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS).
Berikut merupakan beberapa kesimpulan dan tindak lanjut atas koordinasi yang
dilaksanakan tersebut.
• Pada prinsipnya KI Jababeka mendukung upaya pengembangan EIP di Indonesia.
• Prinsip-prinsip green industry sudah banyak diterapkan di level tenant/
perusahaan
industry yang ada di KI Jababeka Cikarang.
• Penerapan EIP memerlukan payung hukum dalam bentuk regulasi yang eksplisit
dari Pemerintah. Hal itu selanjutnya akan menjadi kekuatan hukum bagi pengelola
KI untuk menerapkan prinsip-prinsip EIP yang sebagiannya wajib dipenuhi oleh
tenant/perusahaan industry.
• Pemenuhan standar-standar green industry memerlukan pembiayaan tersendiri.
Oleh karena itu, kewajiban pemenuhan green industry dan EIP oleh Kawasan
Industri dan tenant yang ada di dalamnya perlu diimbangi oleh fasilitas/ insentif yang
diberikan oleh Pemerintah, contohnya pengurangan pajak ataupun insentif
fiskal/nonfiscal lainnya.
• Pengelola Jababeka siap dilibatkan dalam proses kajian yang sedang dilakukan
Tim
TA dari Kemenko Perekonomian. Beberapa data/ informasi lebih lanjut dapat
dikomunikasan kembali.

j. Rapat Koordinasi Relaksasi Peraturan Kegiatan Usaha Rumah Sakit di KEK


Kesehatan
Berdasarkan Laporan Rapat Koordinasi Relaksasi Peraturan Kegiatan Usaha Rumah
Sakit di KEK Kesehatan pada tanggal 26 September 2022 terdapat masukan-masukan
dari para stakeholder yang dihimpun dalam rapat,menghasilkan keputusan bahwa
dipandang perlu untuk mengadakan rapat lanjutan yang membahas teknis dan detail
mengenai apa saja kegiatan utama di KEK Kesehatan yang membutuhkan tax holiday
sehingga profitnya menjadi lebih tinggi serta pembahasan business process
pelaksanaan PMK Nomor 33 dan PMK 237 di dalam dan di luar KEK . Dalam
rapat tersebut diharapkan mengundang pula perwakilan PT. Pertamina Bina Medika
IHC selaku anchor investor dan PT. Hotel Indonesia Natour (Persero) selaku pengusul
pembentukan KEK Sanur.
k. Rapat Koordinasi Pengendalian Perbatasan Negara Tahun 2022
Berdasarkan Nota Dinas nomor IPW.6/73/D.VI.M.EKON.3/08/2022, telah dilaksanakan
Rapat Koordinasi Pengendalian Perbatasan Negara pada tanggal 4 Agustus 2022.
Rapat dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi alokasi sumber daya,
akuntabilitas dan mengoptimalkan kinerja program pengelolaan perbatasan negara
yang dimandatkan kepada Kementerian/Lembaga, hingga Semester I Tahun 2022.

Pengelolaan perbatasan negara dilakukan melalui 4 pendekatan yaitu; pengelolaan


batas wilayah, pengelolaan lintas batas, pembangunan kawasan perbatasan, dan tata
kelola. Dalam konteks pengelolaan batas wilayah, penekanannya adalah bagaimana
batas wilayah ditetapkan dan ditegaskan, kemudian diperkuat dengan sistem
pertahanan dan keamanan, kemudian dilakukan penegakan hukum. Dalam konteks
lintas batas, yang didorong adalah pelayanan lintas batas negara meliputi ketertiban,
keamanan, dan juga menjaga dan membangun hubungan yang harmonis dengan
negara tetangga. Untuk pembangunan kawasan perbatasan dilakukan dengan
mendorong pembangunan ekonomi, sarana dan prasarana, dan peningkatan kualitas
dan sumber daya manusia.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW III


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
- Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
- Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi
dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana A
1.2. Jumlah Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi yang Berdaya Saing

Keterangan
No Rencana Aksi TW I Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Persiapan dan Pelaksanaan Terlaksana Dalam rangka mempercepat


Kajian terkait Green Industry pemantauan dan dukungan
percepatan penyediaan Proyek
Rapat Koordinasi terkait Strategis Nasional (PSN) sektor
percepatan penyediaan Kawasan Industri yang merupakan
infrastruktur di KI serta mandat Peraturan Presiden Nomor
mengeksplorasi skema 109 Tahun 2020 maka diadakanlah
pembiayaan atau insentif rapat monitoring dan evaluasi
fiskal yang dapat diberikan progress pembangunan Kawasan
dengan K/L terkait Industri PSN (Kuartal I-2022)

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

2 Rapat Koordinasi dengan K/L Terlaksana Terdapat permasalahan dalam


terkait dan Pemerintah pengembangan 5 DPSP yaitu belum
Daerah terkait mengenai inklusif dan berkelanjutannya
tindak lanjut percepatan pengembangan kawasan DPSP
pengembangan 5 Destinasi untuk mencapai Sustainable
Pariwisata Super Prioritas Development Goals atau SDGs
(DPSP) dan Kepulauan pada 2030.
Seribu
Dalam rangka koordinasi atas
pembahasan isu dan tindak lanjut di
PSP Mandalika, akan dilakukan
beberapa penyelesaian sebagai
berikut : (1) pengembangan
berdasarkan konsep desa wisata
oleh Kemenparekraf : turunan
pengembangan secara teknis oleh
tiap K/L. (2) inventarisasi lahan dan
rencana pemulihan pertambangan
rakyat (3) matriks pengembangan
desa dengan tujuan penyelesaian
pengembangan pada akhir tahun
2023 (4) rehabilitasi hutan lindung di
desa Rembitan dan TWA (5)
penyelesaian permasalahan
sedimentasi oleh ITDC, koordinasi
bersama BWS, KemenPUPR dan
Pemda.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

3 Rapat Koordinasi dengan Terlaksana Penyusunan draft Inpres terbaru


BNPP, K/L terkait, dan terkait daerah perbatasan
Pemerintah Daerah terkait berdasarkan Inpres Nomor 1 Tahun
mengenai tindak lanjut 2021
pelaksanaan Inpres Nomor 1
Tahun 2021 Kendala :Tidak ada
Rekomendasi : Tidak ada

4 Rapat Koordinasi dengan K/L Terlaksana Dalam rangka tindak lanjut


terkait dan Pemerintah percepatan pembangunan KEK,
Daerah terkait mengenai terdapat beberapa hal yang perlu
tindak lanjut percepatan ditindaklanjuti dalam permasalahan
pembangunan KEK KEK Gresik JIIPE, yaitu : (1)
Identifikasi posisi freeport pada
permasalahan tersebut apabila
diperlukan untuk memperoleh
gambaran yang lebih komprehensif
hal ini mengingat terdapatnya isu
terkait dengan investasi freeport
sebagai modal utama dari rencana
pembangunan konstruksi pipa
saluran air yang akan dilakukan
oleh KEK Gresik (2) Fasilitasi
pembahasan permasalahan dengan
para pihak secara tertutup untuk
mencapai win-win solution di antara
semua pihak (3) Pembahasan
terkait dengan lokasi tapping air dari
SPAM unggulan agar melibatkan
ahli yang berwenang terkait dengan
konstruksi saluran pipa air di
wilayah yang dimaksud.

Kendala :Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

5 Rapat Koordinasi dengan Terlaksana Pidato Presiden Joko Widodo


K/L, BP, dan Pemda terkait dengan PM Singapura pada
mengenai persiapan Pertemuan Leader’s Retreat
Leader’s Retreat Meeting RI– Indonesia-Singapore yang
Singapore menyatakan bahwa akan ada
investasi senilai USD 9.2 miliar
Rapat Koordinasi dengan dalam ranah EBT di kawasan Batam
K/L, BP, dan KL terkait untuk memprioritaskan
Kerjasama Internasional pembangunan berbasis ekonomi
antara KPBPB dengan hijau dan berkelanjutan.
negara lain
Di KPBPB Bintan Wilayah Kota
Rapat Koordinasi dengan Tanjungpinang, terdapat 2 calon
K/L, BP, dan Pemda terkait investor yang berminat
mengenai percepatan mengembangkan PLTS dengan
pembangunan ekonomi di kategori marine floating solar panel
KPBPB dan ground-mounted
solar panel.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW II Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Persiapan Kajian terkait Terlaksana Salah satu upaya dalam


Green Industry mengimplementasikan agenda
Green Industry adalah melalui
Rapat koordinasi terkait pengembangan konsep eco-
percepatan dan penyediaan industrial park. Terkait hal tersebut
infrastruktur di KI serta maka telah dilaksanakan Koordinasi
mengeksplorasi skema Kriteria & Indikator Eco-
pembiayaan atau insentif Industrial Park (EIP) dari Perspektif
fiskal yang dapat diberikan Pengelola Kawasan Industri ke KI
dengan K/L terkait Jababeka di Cikarang, Bekasi,
Provinsi Jawa Barat. Masukan dari
Monitoring dan Evaluasi pengelola Kawasan industri
diharapkan mampu
mengontekstualisasi kriteria dan
indikator EIP yang telah disusun
sebelumnya. Sejauh mana proses
penerapan konsep green industri
dan
permasalahan serta tantangan
dalam penerapan EIP.

Selain itu terdapat monitoring dan


evaluasi dalam rangka rapat
koordinasi terkait perkembangan KI
Tenayan di Pekanabaru Riau, KI
Kemingking, serta Kawasan Cagar
Budaya Muara Jambi.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

2 Rapat koordinasi dengan K/L Terlaksana Telah dilaksanakan rapat koordinasi


terkait dan Pemerintah untuk mendukung Kepulauan
daerah terkait mengenai Seribu sebagai PSN yang juga
tindak lanjut percepatan didukung oleh Kementerian
pengembangan 5 Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pariwisata Super Prioritas (Kemenparekraf) yang mana
(DPSP) dan Kepulauan pengembangannya nanti didanai
Seribu dan KSPN Lainnya dengan anggaran non APBN
dengan tujuan untuk mengurangi
Monitoring dan evaluasi kesenjangan ekonomi dengan DKI
Jakarta.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

3 Rapat koordinasi dengan Tertunda Kendala : Belum ada urgensi untuk


BNPP, K/L terkait dan dan melakukan rapat koordinasi lagi
Pemerintah Daerah terkait Digeser terkait tindak lanjut Pelaksanaan
mengenai tindak lanjut Inpres No 1 Tahun 2021
Pelaksanaan Inpres No 1
Tahun 2021 Rekomendasi : Akan dilakukan
pembahasan pada triwulan
Monitoring dan Evaluasi selanjutnya apabila sudah terdapat
urgensi untuk rapat koordinasi lagi

4 Rapat koordinasi dengan K/L Terlaksana Telah dilaksanakan rapat koordinasi


terkait dan Pemerintah berupa diskusi atas tindak lanjut
Daerah terkait mengenai proses pengusulan perubahan lokasi
tindak lanjut percepatan
KEK Morotai yang dihadiri oleh
pengembangan KEK
Setdenas KEK dan Pengelola KEK
Monitoring dan evaluasi Morotai pada tanggal 1 April 2022.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

5 Rapat koordinasi dengan KL, Terlaksana Pada triwulan II dilaksanakan


BP, dan KL terkait kerjasama Coaching Clinic Implementasi
Internasional antara KPBPB Penerbitan Perizinan Berusaha
dengan negara lain Berdasarkan Lampiran PP Nomor 41
Tahun 2021 tentang
Rapat koordinasi dengan Penyelenggaraan KPBPB yang
K/L, BP, dan Pemda terkait dilanjutkan dengan pertemuan untuk
mengenai percepatan membahas kerjasama terkait yang
pembangunan ekonomi di dilaksanakan di Singapura dan
KPBPB dilanjutkan dengan pertemuan di
Bangke Belitung.
Monitoring dan evaluasi
Kendala : tidak ada
Rekomendasi : tidak ada
Keterangan
No Rencana Aksi TW III Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Rapat koordinasi terkait Terlaksana Salah satu upaya dalam


percepatan penyediaan mengimplementasikan agenda
infrastruktur di KI serta Green Industry adalah melalui
mengeksplorasi skema pengembangan konsep eco-
pembiayaan atau insentif industrial park. Terkait hal tersebut
fiskal yang dapat diberikan maka telah dilaksanakan Koordinasi
dengan K/L terkait Kriteria & Indikator Eco-
Industrial Park (EIP) dari Perspektif
Monitoring dan Evaluasi Pengelola Kawasan Industri ke KI
Jababeka di Cikarang, Bekasi,
Provinsi Jawa Barat. Masukan dari
pengelola Kawasan industri
diharapkan mampu
mengkontekstualisasi kriteria dan
indikator EIP yang telah disusun
sebelumnya. Sejauh mana proses
penerapan konsep green industri
dan
permasalahan serta tantangan
dalam penerapan EIP.

Selain itu terdapat monitoring dan


evaluasi dalam rangka rapat
koordinasi terkait perkembangan KI
Tenayan di Pekanabaru Riau, KI
Kemingking, serta Kawasan Cagar
Budaya Muara Jambi.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

2 Rapat koordinasi dengan K/L Terlaksana Telah dilaksanakan rapat koordinasi


terkait dan Pemerintah untuk mendukung Kepulauan
Daerah terkait mengenai Seribu sebagai PSN yang juga
tindak lanjut percepatan didukung oleh Kementerian
pengembangan 5 Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pariwisata Super Prioritas (Kemenparekraf) yang mana
(DPSP) dan Kepulauan pengembangannya nanti didanai
Seribu dan KSPN Lainnya dengan anggaran non APBN
dengan tujuan untuk mengurangi
Monitoring dan evaluasi kesenjangan ekonomi dengan DKI
Jakarta.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

3 Rapat koordinasi dengan Terlaksana Kendala : Beberapa pekerjaan


BNPP K/L terkait dan masih belum selesai, terutama
Pemerintah Daerah terkait terkait penetapan batas negara
mengenai tindak lanjut
pelaksanaan Inpres No 1 Rekomendasi : Akan dilakukan
Tahun 2021 penyelesaian pekerjaan tersebut

Monitoring dan evaluasi


4 Rapat koordinasi dengan K/L Terlaksana Telah dilaksanakan rapat koordinasi
terkait dan Pemerintah berupa diskusi atas tindak lanjut
Daerah terkait mengenai proses pengusulan perubahan lokasi
tindak lanjut percepatan
KEK Morotai yang dihadiri oleh
pengembangan KEK
Setdenas KEK dan Pengelola KEK
Monitoring dan Evaluasi Morotai

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

5 Rapat koordinasi dengan Terlaksana Pada triwulan II dilaksanakan Rapat


K/L, BP, dan K/L terkait Koordinasi Percepatan
kerjasama internasional Pengembangan Pulau Rempang,
antara KPBPB dengan
negara lain Kendala : tidak ada
Rekomendasi : tidak ada
Rapat Koordinasi dengan
K/L, BP, dan Pemda terkait
mengenai percepatan
pembangunan ekonomi di
KPBPB

Monitoring dan Evaluasi

Kolom status dapat diisi dengan:


- Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
- Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon dituliskan
realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
- Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW berapa)
- Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

Sasaran Program 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di


2 Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang Efektif

Pencapaian Sasaran Program 2: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan


Pengendalian di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang Efektif ditunjukkan oleh
pencapaian dua indikator kinerja yaitu:
1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Penguatan Daya Saing
Kawasan
2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1 Indeks Kualitas Latar Belakang


Koordinasi, Persentase Kebijakan yang Ditindaklanjuti merupakan alat untuk mengukur tingkat
Sinkronisasi, dankeberhasilan atau pencapaian proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian
Pengendalian dikebijakan Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan. Proses Koordinasi, sinkronisasi,
Bidang dan pengendalian dikatakan efektif dan berkualitas apabila hasil rekomendasi
Penguatan Dayakebijakan yang dikeluarkan ditindaklanjuti oleh K/L terkait dan K/L terkait puas
Saing Kawasan dengan layanan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang diberikan.

Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan kebijakan di bidang Penguatan Daya


Saing Kawasan dikategorikan ke dalam 4 (empat) kategori : a. Sangat Baik, rentang
nilai 85 – 100 (4) b. Baik, rentang nilai 75 – 84 (3) c. Cukup, rentang nilai 65 – 74 (2)
d. Kurang, rentang nilai <65 (1)

Adapun nilai dari indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan
Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan diperoleh melalui penilaian dari 2 (dua) sub
indikator :

a. Sub indikator pertama, merupakan Persentase Kebijakan Bidang Penguatan


Daya Saing Kawasan yang ditindaklanjuti.
Persentase Kebijakan Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang
ditindaklanjuti adalah perbandingan jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh unit
kerja sebagai hasil dari proses koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan
penetapan kebijakan, pengelolaan dan penanganan isu, dan penyelesaian
permasalahan antar Kementerian, pelaksanaan pengendalian kebijakan,
pengawalan program prioritas, dan yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh K/L
terkait kebijakan tersebut. Adapun Instrumen kebijakan yang ditindaklanjuti oleh
K/L antara lain :
1. Peraturan perundang-undangan yang diprakarsai oleh kantor Kemenko
Perekonomian (PP, Perpres, Permenko, dll)
2. Regulasi yang dihasilkan oleh Presiden dan K/L lain sebagai dampak/tindak
lanjut dari hasil proses dan koordinasi yang dikeluarkan kantor Kemenko Ekon
3. Surat dari K/L terkait
4. Kesepakatan kerjasama ekonomi internasional
5. Notula Rapat yang diselenggarakan oleh Presiden melalui Ratas atau K/L
terkait sebagai tindak lanjut dari hasil pengendalian

b. indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan.


Pada sub indikator ketiga ini, variabel indeks kepuasan layanan
koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan merupakan hasil
pengukuran tingkat kepuasan pelayanan Asdep Penguatan Daya Saing
Kawasan dengan melakukan survey pelayanan ke
Kementerian/Lembaga/Stakeholder terkait. Nilai indeks diperoleh dari nilai rata-
rata hasil kuesioner yang telah diisi oleh koresponden, dengan empat kategori
penilaian, yaitu:(1) Sangat Tidak Puas, (2) Tidak Puas, (3) Puas, dan (4) Sangat
Puas. Untuk sub indikator kedua. Indeks kepuasan layanan koordinasi dapat
dibuktikan dengan penghargaan atau apresiasi dari pihak luar yang kredibel.
Apabila unit kerja telah mendapatkan penghargaan atau apresiasi tersebut, maka
unit kerja tidak perlu melakukan survey kepuasan layanan koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian; dan langsung memperoleh nilai bobot
pengukuran secara penuh yaitu 20 point.

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
- Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
- Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
- Kendala dalam Pencapaian Kinerja
- Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self
Assesment terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan III Tahun 2022, IKU Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan
Pengendalian di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang telah terealisasi
sebesar 3 atau mencapai 75% dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai
berikut

Satuan Target Realisasi % Kinerja


Indikator Kinerja Utama

IKU-2.1
Indeks Kualitas
Koordinasi,
3 dari 4
Sinkronisasi, dan nominal 3 75%
(baik)
Pengendalian di
Bidang Penguatan
Daya Saing Kawasan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan hingga Triwulan III 2022, telah
dilaksanakan kegiatan :
a. Penyampaian Laporan Rapat Evaluasi Teknis Pelaksanaan Kebijakan
Perluasan Travel Bubble di Kawasan Batam, Bintan dengan Singapura

Rapat Evaluasi Teknis Pelaksanaan Kebijakan Perluasan Travel Bubble di


Kawasan Batam, Bintan dengan Singapura pada 17 Maret 2022. Rapat
membahas beberapa hal-hal penting yang masih menjadi kendala sebagai
berikut:
1. Kedudukan SE Satgas Covid-19 Nomor 12 Tahun 2022 tentang
Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri (PPLN) pada Masa
Pandemi Covid-19 terhadap SE Satgas Covid-19 Nomor 13 Tahun
2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri (PPLN)
Khusus Pintu Masuk Bali, Batam, dan Bintan dalam Masa Pandemi
Covid-19;
2. Sistem pengajuan visa secara online yang mengalami kendala
sebagai salah satu persyaratan memasuki wilayah Indonesia bagi
Warga Negara Asing selain Warga Negara Singapura;
3. Usulan penyempurnaan protokol kesehatan bagi Pelaku Perjalanan
Luar Negeri khusus pintu masuk Batam dan Bintan, khususnya
permohonan pemberlakuan kembali Visa on Arrival bagi PPLN
pemegang Permanent Resident Singapura, serta permohonan
relaksasi terhadap Kewajiban pelaksanaan Pre-departure RT-PCR
2x24 jam sebelum tiba di Indonesia dan tes RT-PCR setelah selesai
melakukan kegiatan di Batam dan Bintan.

Dalam hal ini, dilaksanakan Pelayaran Perdana PPLN Mekanisme Travel Bubble pada
23 Februari 2022 (dari Terminal Ferry Tanah Merah, Singapura tujuan Terminal Ferry
Nongsapura, Batam) dan pada 25 Februari 2022 (dari Terminal Ferry Tanah Merah,
Singapura tujuan Terminal Ferry Bandar Bintan Telani, Bintan) sebagaimana
tercantum dalam Nota Dinas Nomor IPW.3/ 29 /D.VI.M.EKON/02/2022.

Pada pelayaran tersebut, Pemerintah Singapura menetapkan kebijakan VTL (sea)


sebagai bentuk bi-directional quarantine-free travel dengan kuota mingguan sejumlah
700 orang (masing-masing 350 orang dari Kawasan Nongsa dan Kawasan Lagoi)
untuk dapat memasuki Singapura dimulai pada 25 Februari 2022.

Menteri Perhubungan Singapura, S.Iswaran mengumumkan pemberlakuan


perjalanan bebas karantina secara dua arah (bi directional quarantine-free travel)
melalui peluncuran VTL (Sea) pertama dengan Pulau Bintan dan Pulau Batam.
Serupa dengan skema VTL (Air), PPLN dari Kawasan Nongsa, Batam dan Kawasan
Lagoi, Bintan yang telah divaksinasi akan dapat memasuki Singapura
tanpa perlu menjalankan SHN (Stay Home Notice). VTL (Sea) akan dimulai dengan
kuota mingguan sejumlah 700 PPLN, masing-masing 350 untuk Kawasan Nongsa
dan Kawasan Lagoi. Pengajuan aplikasi VTP (Vaccinated Travel Pass) untuk VTL
(Sea) akan dibuka pada tanggal 22 Februari 2022, PPLN yang telah memiliki VTP
akan dapat memasuki Singapura mulai tanggal 25 Februari 2022.

MPA Singapura telah mengeluarkan Rilis Resmi terkait Pemberlakuan VTL (Sea) dari
Indonesia. Dalam Rilis tersebut disebutkan VTL (Sea) dari Batam dan Bintan di
Indonesia merupakan bagian dari upaya untuk memulihkan konektivitas transportasi
secara bertahap.

Pada tanggal 23 Februari 2022 telah dilaksanakan acara Penyambutan Pelayaran


Perdana PPLN Mekanisme Travel Bubble bertempat di Terminal Ferry Internasional
Nongsapura, Batam. Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Riau,
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau,
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Chairman Nongsa Sensation, dan
Direktur PT Bintan Resort Cakrawala. Acara penyambutan berlangsung secara
singkat dan sesuai dengan protokol kesehatan.

Dalam pelayaran perdana terdapat 26 PPLN asal Singapura yang berangkat dari
Terminal Ferry Tanah Merah pada pukul 14:00 (SGT) dan berlabuh di Terminal Ferry
Internasional Nongsapura pada pukul 14:40 WIB. PPLN melakukan tes RT-PCR saat
kedatangan dengan masa tunggu hasil + 60 menit. Setelah mendapatkan hasil RT-
PCR negatif, PPLN diminta untuk melakukan scan barcode melalui Aplikasi Peduli
Lindungi dan masuk ke armada angkutan yang telah disiapkan oleh masing-masing
pengelola Resort/Hotel. Berdasarkan informasi dari pihak pengelola Kawasan
Nongsa, dari 26 PPLN tersebut, 15 menginap di Batam View Beach Resort dan 11
menginap di Turi Beach Resort.

Pada 25 Februari 2022, telah dilaksanakan acara Penyambutan Pelayaran Perdana


PPLN Mekanisme Travel Bubble di Kawasan Lagoi, Bintan yang dihadiri oleh
Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Asisten Administrasi Perekonomian dan
Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau, Bupati Kabupaten Bintan, Kepala Dinas
Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Riau, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bintan. Acara tersebut dilaksanakan dengan penerapan
protokol kesehatan secara ketat.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III dan Capaian Kegiatan TW III


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
- Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
- Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana
Aksi dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)

2.1 Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang


Penguatan Daya Saing Kawasan

Keterangan
No Rencana Aksi TW I Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Pemantauan, Terlaksana Dalam rangka mempercepat


Perencanaan, dan koordinasi terkait Teknis
Pelaksanaan Program Pelaksanaan Kebijakan
dan Kebijakan di Bidang Perluasan Travel Bubble di
Penguatan Daya Saing Kawasan Batam, Bintan dengan
Kawasan Singapura. maka diperlukan
peraturan yang mengatur
tentang evaluasi teknis yang
ada. Dalam proses perumusan
ditemukan kendala terkait
penyamaan persepsi tentang
usulan keringanan tes Pre-
Departure RT-PCR 2 x 24 jam
sebelum keberangkatan dan tes
RT-PCR di hari ketiga setelah
kedatangan sesuai dengan SE
Satgas Nomor 13 Tahun 2022
yang diusulkan untuk diubah
menjadi tes Antigen, belum
dapat dilakukan dikarenakan
adanya upaya Pemerintah
Indonesia yang menerapkan
prinsip kehati-hatian dalam
membatasi penyebaran virus
Covid-19 pasca Gelombang
Ketiga. Namun, usulan relaksasi
terhadap ketentuan tes RT-PCR
menjadi tes Antigen masih
dalam proses permohonan
dengan melihat situasi
perkembangan penyebaran
Covid-19 nasional.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW I Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Koordinasi Tertunda Kendala : Belum ditemukan urgensi


debottlenecking dan untuk melaksanakan kegiatan
permasalahan yang terjadi Digeser tersebut
dalam pelaksanaan
Rekomendasi : Dilakukan pada
perencanaan kebijakan triwulan berikutnya
Bidang Penguatan Daya
Saing Kawasan

Keterangan
No Rencana Aksi TW III Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

Koordinasi Analisis Dampak Kendala : Belum ditemukan urgensi


Implementasi Kebijakan Tertunda dan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
1 Digeser
Bidang Penguatan Daya Rekomendasi : Dilakukan pada
Saing Kawasan triwulan berikutnya

Kolom status dapat diisi dengan:


- Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
- Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon
dituliskan realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
- Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
- Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

2.2 Presentase Latar Belakang


Penyelesaian Kebijakan yang berkualitas dihasilkan dari proses analisis yang dalam dan
Analisis Kebijakankomprehensif. Untuk itu, dalam rangka perumusan kebijakan bidang Penguatan Daya
di BidangSaing Kawasan diperlukan analisa kebijakan berupa karya tulis kedinasan (naskah
Penguatan Dayaakademik RUU, RPerpres, RPermen, Memo Kebijakan, Model Kebijakan, dan
Saing Kawasan Advokasi Kebijakan) dan karya tulis ilmiah (policy brief, policy paper, artikel kebijakan
dan makalah). Adapun IKU Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang
Penguatan Daya Saing Kawasan merupakan indikator untuk mengukur tingkat
penyelesaian atas dokumen analisis kebijakan yang ditargetkan. Dokumen Analisis
Kebijakan yang dihasilkan nantinya harus mendapat persetujuan dari Deputi. Pada
tahun 2022, Keasdepan Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan menargetkan
menyusun 8 dokumen analisis kebijakan di bidang Penguatan Daya Saing Kawasan.
Dengan terpenuhinya Indikator kinerja ini, diharapkan tidak hanya mampu
meningkatkan kualitas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian di lingkungan
Asisten Deputi Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan namun juga diharapkan
mampu berkontribusi pada peningkatan Kompetensi ASN yang merupakan “ultimate
indicator” pada sasaran strategis di level Kementerian.

Berdasarkan rencana aksi dan Indikator Kinerja Utama, penyusunan karya tulis ilmiah
(policy brief, policy paper, artikel kebijakan dan makalah) dilaksanakan pada triwulan
III dengan jangka waktu penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada triwulan
sebelumnya. Oleh karena itu, pada triwulan ini masih dilaksanakan pengumpulan
informasi.

Selanjutnya dalam hal pencarian informasi sebagai bahan penyusunan makalah


tentang Kawasan Strategis Ekonomi dan Perkotaan sebagaimana tercantum di
rencana aksi ketiga, informasi yang dikumpulkan tidak hanya informasi substansi
tetapi juga informasi terkait teknis pelaksanaan penulisan karya tulis ilmiah (tata cara).
Berkaitan dengan rencana aksi pada Indikator Kinerja Utama yang lain, telah
dilaksanakan bimbingan teknis terkait kemampuan menulis dan cara menyusun
makalah/artikel/karya tulis lainnya. Hal ini saling berkaitan untuk mengembangkan
kemampuan dan informasi untuk penyusunan makalah sembari meningkatkan
kualitas dan kemampuan ASN di Deputi Bidang Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang.

Kemudian sehubungan dengan rencana aksi dan dalam hal menindaklanjuti Disposisi
Bapak Deputi Nomor Agd.680.023 bersama ini kami laporkan bahwa pada tanggal 24
Maret 2022 Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan telah mengikuti Focus
Group Discussion(FGD) tentang FGD tentang Pembahasan Kebijakan Strategis
dalam Merealisasikan Penataan dan Pemanfaatan Wilayah Pertahanan dalam
Pembangunan IKN Nusantara. Beberapa hal pokok yang diperoleh dari hasil
pembahasan rapat adalah sebagai berikut:

1. Kementerian PUPR akan bertugas membangun infrastruktur dasar di Ibukota


Negara Nusantara diantaranya : Kantor Presiden dan Wakil Presiden, Gedung
MPR DPR, kantor Kementerian Koordinator dan fasilitas umum lainnya.
2. Bappenas mengusulkan agar pelaksanaan perencanaan hingga pembangunan
di bidang pertahanan dan keamanan dilakukan oleh K/L terkait (bukan
PUPR)sehingga dapat menambah kapasitas pembangunan.
3. Terkait rencana usulan bandara VVIP yang akan bergabung dengan
pangkalan TNI AU belum terdapat kepastian lokasi akan ditempatkan di luar atau
di dalam kawasan IKN. Untuk sementarabandara VVIP akan dipersiapkan di
Bandara Sepinggan Balikpapan.Kemenhan akan menyampaikan rencana lokasi
pembangunan Pangkalan TNI AU kepada Pokja Hankam IKN.
4. Terkait potensi konflik/sengketa tanah dengan masyarakat lokal (khususnya
masyarakat adat setempat) diupayakan agar penyelesaiannya dilakukan melalui
jalur non litigasi seperti Alternative Dispute Resolution(ADR), tidak melalui
pengadilan yang akan membutuhkan waktu dan prosedur yang lebih lama.
5. Terdapat isu hankam dalam pembangunan IKN Nusantara diantaranya : Flight
Information Region berdekatan dengan Singapura, Kinabalu dan Manila,Trans
National Crime, Radius jelajah ICBM (Peluru Kendali Balistik Antar Benua),Terorist
Transit Triangle,dan ancaman pertahanan pada Alur Laut Kepulauan Indonesia
(ALKI) II.
6. Untuk menghadapi isu hankam pada poin 4 diatas, sistem pengamanan awal
yang akan disiapkan tahun 2022-2024 diantaranya: Paspampres, Skadron Udara
17 dan 45, Batalyon Paskhas, Kodim dan Koramil, Batalyon Koramil, Batalyon
mekanis, batalyon Zipur, Batalyon Kavaleri, Batalyon Arhanud, Lanal Escape
VVIP, dan Satrudal PAM IKN.
Pembangunan sarana dan prasarana pertahanan sampai dengan tahun 2045
perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan postur IKN Nusantara yang
ideal.

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
- Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
- Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
- Kendala dalam Pencapaian Kinerja
- Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self
Assesment terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan III Tahun 2022, IKU Presentase Penyelesaian Analisis Kebijakan di
Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang telah terealisasi sebesar 75% atau
mencapai 70% dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut

Satuan Target Realisasi % Kinerja


Indikator Kinerja Utama

IKU-2.2
Presentase
Penyelesaian Analisis
Presentase 80% 75% 70%
Kebijakan di Bidang
Penguatan Daya
Saing Kawasan

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III dan Capaian Kegiatan TW III


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
- Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
- Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana
Aksi dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)
2.2. Presentase Penyelesaian Analisis Kebijakan di Bidang Penguatan Daya
Saing Kawasan

Keterangan
No Rencana Aksi TW III Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Pengumpulan data dan Terlaksana Berdasarkan rencana aksi, pada


informasi terkait penyusunan triwulan I dilaksanakan
Policy Brief tentang pengumpulan data untuk
Perkotaan penyusunan policy brief terkait
perkotaan yang harus disusun pada
triwulan III. Oleh karena itu,
pelaksanaan kegiatan,
pengumpulan data, dan analisisnya
dilakukan dan dikumpulkan pada
triwulan I.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

2 Pengumpulan data dan Terlaksana Berdasarkan rencana aksi, pada


informasi terkait penyusunan triwulan I dilaksanakan
Policy Paper tentang pengumpulan data untuk
Kawasan Strategis Ekonomi penyusunan policy brief terkait
Kawasan Strategis Ekonomi yang
harus disusun pada triwulan III. Oleh
karena itu, pelaksanaan kegiatan,
pengumpulan data, dan analisisnya
dilakukan dan dikumpulkan pada
triwulan I.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

3 Pencarian informasi sebagai Terlaksana Berdasarkan rencana aksi,


bahan penyusunan makalah pencarian informasi mulai dilakukan
tentang Kawasan Strategis pada triwulan I untuk persiapan
Ekonomi dan Perkotaan penyusunan yang dilaksanakan
pada triwulan III. Berhubungan
dengan rencana aksi yang lain
terkait dengan keikutsertaan ASN
pada workshop juga dilaksanakan
bimbingan teknis terkait kemampuan
menulis dan cara menyusun
makalah/artikel/karya tulis lainnya.
Hal ini saling berkaitan untuk
mengembangkan kemampuan dan
informasi untuk penyusunan
makalah sembari meningkatkan
kualitas dan kemampuan ASN di
Deputi Bidang Koordinasi Wilayah
dan Tata Ruang.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW II Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Pengolahan data bahan Terlaksana Berdasarkan rencana aksi, pada


penyusunan Policy Brief triwulan II dilaksanakan pengolahan
data bahan penyusunan policy brief
tentang Kawasan Strategis terkait perkotaan yang nantinya
Ekonomi harus disusun pada triwulan III.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

2 Pengolahan data bahan Terlaksana Berdasarkan rencana aksi, pada


penyusunan Policy Paper triwulan II dilaksanakan pengolahan
tentang Kawasan Strategis data untuk penyusunan policy paper
Ekonomi terkait Kawasan Strategis Ekonomi
yang harus disusun pada triwulan III.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

3 Penyusunan analisis Policy Terlaksana Berdasarkan rencana aksi, pada


Paper tentang Perkotaan dan triwulan II dilaksanakan penyusunan
Kawasan Strategis Ekonomi analisis Policy Paper tentang
Perkotaan dan Kawasan Strategis
Ekonomi yang nantinya diselesaikan
pada triwulan III.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

4 Penyusunan Draft Policy Terlaksana Berdasarkan rencana aksi, pada


Brief tentang Perkotaan, triwulan II dilaksanakan penyusunan
Kawasan Strategis Ekonomi, draft policy brief tentang Perkotaan,
dan Perkotaan Kawasan Strategis Ekonomi, dan
Perkotaan yang nantinya harus
diselesaikan pada triwulan III.

Kendala : tidak ada


Rekomendasi : tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW III Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Penyusunan analisis Policy Tertunda Kendala: Belum selesainya


Paper tentang perkotaan dan dan penyusunan policy paper
kawasan strategis ekonomi Digeser
Rekomendasi : Digeser pada
triwulan berikutnya

2 Penyusunan analisis Policy Tertunda Kendala: Belum selesainya


Brief tentang Perkotaan dan dan penyusunan policy brief
Kawasan Strategis Ekonomi Digeser
Rekomendasi : Digeser pada
triwulan berikutnya

3 Publikasi Policy Brief tentang Tertunda Kendala: Belum selesainya


Perkotaan dan Kawasan dan penyusunan policy brief
Strategis Ekonomi Digeser
Rekomendasi : Digeser pada
triwulan berikutnya

Kolom status dapat diisi dengan:


- Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
- Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon
dituliskan realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
- Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
- Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

Sasaran Program 3: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan
3 yang Baik

Pencapaian Sasaran Program 3: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Penguatan Daya Saing
Kawasan yang Baik ditunjukkan oleh pencapaian dua indikator kinerja yaitu:
1. Persentase ASN Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan yang memenuhi jam
pelajaran ASN
2. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1. Persentase ASN Latar Belakang


Asisten DeputiBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017, pengembangan kompetensi
Penguatan bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 Jam pelajaran. Adapun pemenuhan 20 Jam
Daya Saingpelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi,
Kawasan yangworkshop/lokakarya,dan benchmarking. Persentase ASN Asisten Deputi Penguatan
memenuhi jamDaya Saing Kawasan yang memenuhi jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam
pelajaran ASN seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya,dan benchmarking
merupakan alat untuk mengukur pemenuhan pengembangan kompetensi pegawai
dalam memenuhi jam pelajaran sebanyak 20 jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam
FGD/seminar/workshop mengacu pada PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
- Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
- Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
- Kendala dalam Pencapaian Kinerja
- Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment
terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan III Tahun 2022, IKU Persentase ASN Asisten Deputi Penguatan Daya
Saing Kawasan yang memenuhi jam pelajaran ASN yang telah terealisasi sebesar 75%
atau mencapai 70% dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut

Satuan Target Realisasi % Kinerja


Indikator Kinerja Utama

IKU-3.1
Persentase ASN
Asisten Deputi
Penguatan Daya Presentase 70% 75% 70%
Saing Kawasan yang
memenuhi jam
pelajaran ASN
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan hingga Triwulan III tahun 2022, telah
dilaksanakan:
1. FGD terkait potensi nilai ekonomi karbon
2. sosialisasi penggunaan aplikasi e-Monev yang memudahkan kegiatan
pemantauan dan evaluasi anggaran dan kegiatan
3. Workshop terkait penulisan karya tulis, artikel, policy brief, dan lain-lain.
4. Coaching Clinic Implementasi Perizinan Berusaha Berdasarkan PP 41 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan KPBP
5. FGD Hasil Pengembangan Kebijakan LVC
6. Capacity Building Implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30 Tahun
2021 tentang Tata Cara Pemberian Jaminan Pemerintah Pusat untuk
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Berdasarkan rencana aksi, pada triwulan I tahun 2022 telah dilaksanakan 4 (empat)
kegiatan yaitu dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Potensi Nilai Ekonomi
Karbon,sosialisasi penggunaan aplikasi e-Monev yang memudahkan kegiatan
pemantauan dan evaluasi anggaran dan kegiatan; Workshop terkait penulisan karya
tulis, artikel, policy brief, dan lain-lain; dan Coaching Clinic Implementasi Perizinan
Berusaha Berdasarkan PP 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan KPBP. Keempat
kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan pegawai di Asisten Deputi Penguatan Daya
Saing Kawasan sebagai wujud keikutsertaan pegawai dalam FGD, sosialisasi, maupun
workshop untuk meningkatkan kualitas sdm di unit kerja ini.

Untuk kegiatan pertama, Focus Group Discussion (FGD) Potensi Nilai Ekonomi Karbon
diadakan dalam Rangka Pengembangan Proyek Energi Baru dan Terbarukan di
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan agenda Pemaparan
kajian dari narasumber terkait dengan Potensi Nilai Ekonomi Karbon dalam Rangka
Pengembangan Proyek Energi Baru dan Terbarukan di Kawasan Perdagangan Bebas
dan Pelabuhan Bebas serta Diskusi mekanisme pelaksanaan penyelenggaraan nilai
ekonomi karbon melalui pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) oleh investor dari dalam
negeri maupun luar negeri. Dengan penjelasan serta paparan yang telah disampaikan
oleh para narasumber, terdapat diskusi yang cukup elaboratif di dalam FGD ini dalam
membahas implementasi NEK di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas,
serta mendiskusikan mengenai tantangan implementasi NEK di Indonesia.

Yang kedua, Dalam rangka pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia di


Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan, telah diikuti beberapa sosialisasi, yakni
sosialisasi penggunaan aplikasi e-Monev yang memudahkan kegiatan pemantauan dan
evaluasi anggaran dan kegiatan. Monitoring dan evaluasi secara elektronik ini dilakukan
secara mandiri oleh setiap keasdepan, karenanya diperlukan wadah/platform yang
dapat memudahkan pemantauan oleh pihak yang berwenang. Monitoring dan evaluasi
ini mendorong adanya pemantauan yang lebih efisien dalam hal Perkotaan/Kawasan
Strategis Ekonomi/Superhub/Pembiayaan Alternatif. Dengan peran dan tugas dari
Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan yang berkaitan dengan kawasan, maka
diperlukan monitoring untuk memantau progres pengerjaan dan evaluasi apabila ada
hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Selain itu, e-Monev yang dibangun oleh
Bappenas juga memudahkan K/L tersebut untuk mengetahui progres pembangunan
yang berkaitan erat pula dengan tugas keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan.

Yang ketiga, rencana aksi yang berbunyi ‘Keikutsertaan ASN pada Workshop terkait
Perkotaan/ Kawasan Strategis Ekonomi/ Superhub/Pembiayaan Alternatif/Bahasa’
dilaksanakan dengan diadakannya bimbingan teknis terkait tata cara penulisan Karya
Tulis Ilmiah, artikel, policy brief, telaahan staf, dan lain-lain. Berdasarkan dialog kinerja
sebelumnya, disampaikan bahwa kendala dalam membuat kebijakan dan pengambilan
keputusan adalah adanya keterbatasan data yang dimiliki oleh instansi. Deputi Bidang
Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang juga menyampaikan mandat yang sejalan dengan
rencana aksi untuk mengadakan bimbingan teknis/pelatihan kepenulisan untuk
meningkatkan kualitas penelitian yang bermanfaat sebagai data. Bimbingan teknis
dilaksanakan selama dua hari dengan beberapa pembicara yang ahli di bidangnya dari
K/L lain dengan memberikan penjelasan secara teori dan praktik mengenai kemampuan
menulis. Dengan dimilikinya kemampuan menulis, akan meningkatkan jumlah riset,
publikasi, jurnal, telaahan staf, dan lain-lain yang mendukung data untuk peningkatan
kualitas kebijakan.

Selain itu, Deputi Bidang Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang juga menyampaikan
bahwa perlu adanya kolaborasi data dan sinergi antara ASN internal Kedeputian Bidang
Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang dengan pihak lain, misalnya pihak perguruan tinggi
sebab perguruan tinggi melakukan riset dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang
baik. Hal ini pun sesuai dengan rencana aksi yang diwujudkan dalam bimbingan teknis
ini. Dalam pelaksanaannya, pembicara yang mengisi bimbingan teknis ini adalah Dosen
di Institut Teknologi Bandung.

Yang keempat, adanya keikutsertaan pegawai di Asisten Deputi Penguatan Daya Saing
Kawasan pada Coaching Clinic Implementasi Perizinan Berusaha Berdasarkan PP 41
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan KPBP. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka
untuk melakukan klarifikasi serta penyamaan persepsi terkait dengan perbedaan
nomenklatur Perizinan Berusaha di dalam PP Nomor 41 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan KPBPB dan PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Tujuan dilaksanakannya Coaching Clinic yaitu
untuk memperjelas alur dan kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Selain itu, untuk melakukan pembaharuan
terhadap Daftar Lampiran Perizinan Berusaha dalam PP Nomor 41 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan KPBPB berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Pada masa Triwulan II tahun 2022 terdapat adanya keikutsertaan FGD terkait
pembiayaan alternatif yaitu kegiatan FGD pengembangan kebijakan LVC serta adanya
keikutsertaan workshop terkait pembiayaan alternatif yaitu Capacity Building
Implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Pemberian Jaminan Pemerintah Pusat untuk Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional. Kedua kegiatan tersebut mampu membantu meningkatkan pengetahuan
pegawai di Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan terkait pembiayaan
alternatif yang dapat digunakan dalam suatu proyek infrastruktur.

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan fiskal pada APBN, maka
dikembangkan inovasi skema pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di
Indonesia yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
bekerjasama dengan Bank Dunia dan DFAT-Australia. Kerjasama ini dilaksanakan
dengan cara menyusun kajian demo proyek implementasi skema Land Value Capture
(LVC) di lima kota di Indonesia salah satunya dilaksanakan di Kota Bandung. Dalam
rangka menyempurnakan hasil kajian tersebut, maka dilakukanlah workshop secara
offline atas hasil Kajian Hasil Kajian Pengembangan Kebijakan Land Value Capture
(LVC) dengan melibatkan Kementerian/Lembaga teknis dan Pemerintah Daerah terkait.

Yang terakhir, adanya keikutsertaan pegawai di Asisten Deputi Penguatan Daya Saing
Kawasan pada Capacity Building Implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30
Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemberian Jaminan Pemerintah Pusat untuk
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan pegawai tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU) Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi, serta Jaminan Pemerintah
Pusat untuk Proyek Strategis Nasional sebagaimana mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 30 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemberian Jaminan Pemerintah
Pusat untuk Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, kegiatan Capacity
Building ini difasilitasi oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).

Pada triwulan III telah dilaksanakan pelatihan legal drafting dan penulisan kontrak kerja
sama untuk pengembangan kawasan perdagangan bebas dan Pelabuhan Bebas
(KPBPB) pada 11-15 September 2022. Pelatihan penulisan ini dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan menulis dalam bidang hukum yang terdiri dari beberapa sesi
dan evaluasi.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III dan Capaian Kegiatan TW III


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
- Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
- Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi
dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)

3.1. Persentase ASN Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan yang
memenuhi jam pelajaran ASN

Keterangan
No Rencana Aksi TW I Status (Dapat Berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)

1 Keikutsertaan ASN pada Terlaksana Dalam rangka pengembangan


FGD terkait Perkotaan/ proyek energi baru dan terbarukan
Kawasan Strategis Ekonomi/ di Kawasan Perdagangan Bebas
Superhub/ Pembiayaan dan Pelabuhan Bebas,
Alternatif dilaksanakan FGD terkait potensi
nilai ekonomi karbon.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

2 Keikutsertaan ASN pada Terlaksana Dalam rangka pengembangan


sosialisasi tentang kualitas Sumber Daya Manusia di
Perkotaan/Kawasan Keasdepan Penguatan Daya
Strategis Saing Kawasan, telah diikuti
Ekonomi/Superhub/Pembiay beberapa sosialisasi, yakni
aan Alternatif sosialisasi penggunaan aplikasi e-
Monev yang memudahkan
kegiatan pemantauan dan evaluasi
anggaran dan kegiatan.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

3 Keikutsertaan ASN pada Terlaksana Dalam rangka pengembangan


Workshop terkait Perkotaan/ kualitas Sumber Daya Manusia di
Kawasan Strategis Ekonomi/ Keasdepan Penguatan Daya
Superhub/ Pembiayaan Saing Kawasan,telah diikuti
Alternatif/Bahasa workshop terkait penulisan karya
tulis, artikel, policy brief, dan lain-
lain.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

4 Keikutsertaan ASN pada Terlaksana Dalam rangka untuk melakukan


Coaching Clinic klarifikasi serta penyamaan
Implementasi Perizinan persepsi terkait dengan perbedaan
Berusaha Berdasarkan PP nomenklatur Perizinan Berusaha
41 Tahun 2021 tentang di dalam PP Nomor 41 Tahun
Penyelenggaraan KPBP 2021 tentang Penyelenggaraan
KPBPB dan PP Nomor 5 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko. Tujuan dilaksanakannya
Coaching Clinic yaitu untuk
memperjelas alur dan
kewenangan penerbitan Perizinan
Berusaha di Kawasan
Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas.
Selain itu, untuk melakukan
pembaharuan terhadap Daftar
Lampiran Perizinan Berusaha
dalam PP Nomor 41 tahun 2021
tentang Penyelenggaraan KPBPB
berdasarkan PP Nomor 5 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW II Status (Dapat Berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)

1 Keikutsertaan ASN pada Terlaksana Sebagai salah satu upaya untuk


program pendidikan dan mengatasi keterbatasan fiskal
pelatihan tentang pada APBN, maka dikembangkan
Perkotaan/Kawasan
inovasi skema pembiayaan untuk
Strategis
Ekonomi/Superhub/Pembiay pembangunan infrastruktur di
aan Alternatif/Bahasa Indonesia yang melibatkan
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian bekerjasama
dengan Bank Dunia dan DFAT-
Australia. Kerjasama ini
dilaksanakan dengan cara
menyusun kajian demo proyek
implementasi skema Land Value
Capture (LVC) di lima kota di
Indonesia salah satunya
dilaksanakan di Kota Bandung.
Dalam rangka menyempurnakan
hasil kajian tersebut maka
diperlukan workshop secara offline
atas hasil Kajian Hasil Kajian
Pengembangan Kebijakan Land
Value Capture (LVC) dengan
melibatkan Kementerian/Lembaga
teknis dan Pemerintah Daerah
terkait.
Kendala :tidak ada
Rekomendasi : tidak ada

2 Keikutsertaan ASN pada Tidak Kendala : tidak ada


Sosialisasi tentang Terlaksana Rekomendasi :tidak ada
Perkotaan/Kawasan
Strategis
Ekonomi/Superhub/Pembiay
aan Alternatif/Bahasa

3 Keikutsertaan ASN pada Terlaksana Workshop yang diikuti oleh


Workshop tentang pegawai di Asisten Deputi
Perkotaan/Kawasan Penguatan Daya Saing Kawasan
Strategis di Triwulan II ini ialah berupa
Ekonomi/Superhub/Pembiay Capacity Building Implementasi
aan Alternatif/Bahasa Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 30 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Pemberian Jaminan
Pemerintah Pusat. Dalam rangka
meningkatkan pengetahuan
pegawai tentang Kerjasama
Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU)
Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi, serta Jaminan
Pemerintah Pusat untuk Proyek
Strategis Nasional sebagaimana
mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 30 Tahun 2021
tentang Tata Cara Pemberian
Jaminan Pemerintah Pusat untuk
Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional, maka
beberapa pegawai di asisten
deputi penguatan daya saing
kawasan telah diikutsertakan
dalam kegiatan Capacity Building
difasilitasi oleh PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia (PT PII).

Kendala : tidak ada


Rekomendasi :tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW III Status (Dapat Berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)

1 Keikutsertaan ASN Pada Terlaksana Kendala : tidak ada


program pendidikan dan Rekomendasi : Tidak ada
pelatihan tentang
Perkotaan/Kawasan
Strategis
Ekonomi/Superhub/Pembiay
aan Alternatif/Bahasa

2 Keikutsertaan ASN pada Tidak Kendala : Belum ada program


Sosialisasi tentang Terlaksana sosialisasi terkait topik terkait di
Perkotaan/Kawasan triwulan III ini.
Strategis Rekomendasi : Tidak ada
Ekonomi/Superhub/Pembiay
aan Alternatif

3 Keikutsertaan ASN Pada Tidak Kendala : Belum ada program


Workshop tentang Terlaksana workshop terkait topik terkait di
Perkotaan/Kawasan triwulan III ini.
Strategis Ekonomi/ Rekomendasi : Tidak ada
Superhub/ Pembiayaan
Alternatif/ Bahasa

Kolom status dapat diisi dengan:


- Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
- Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon dituliskan
realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
- Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
- Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

3.2. Persentase Latar Belakang


Kualitas Persentase kualitas pelaksanaan anggaran adalah indikator yang ditetapkan untuk
Pelaksanaan menggambarkan kualitas pelaksanaan anggaran belanja dari sisi kesesuaian terhadap
Anggaran perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran dan penggunaan belanja secara
Asisten proporsional.
Deputi
Penguatan Hasil Pengukuran Kinerja
Daya Saing(berisikan rincian:
Kawasan - Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
- Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
- Kendala dalam Pencapaian Kinerja
- Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment
terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan III Tahun 2022, IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran
Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan yang telah terealisasi sebesar 86%
atau mencapai 90% dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut

Satuan Target Realisasi % Kinerja


Indikator Kinerja Utama

IKU-3.2
Persentase Kualitas
Pelaksanaan
Presentase 95,2% 86% 90%
Anggaran Asisten
Deputi Penguatan
Daya Saing Kawasan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan hingga Triwulan III tahun 2022, telah
dilaksanakan kegiatan :
a. Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran Asisten Deputi Penataan
Ruang dan Pertanahan Sesuai dengan Aturan / Kebijakan yang Berlaku

Pelaksanaan Rencana Aksi TW III dan Capaian Kegiatan TW III


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
- Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
- Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi
dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)

3.2. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Penguatan


Daya Saing Kawasan

Keterangan
No Rencana Aksi TW I Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)
1 Pelaksanaan kegiatan dan Terlaksana Dalam rangka pelaksanaan
penggunaan anggaran regulasi/kebijakan dan kegiatan
sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan
dan regulasi/kebijakan yang sebelumnya, disusun anggaran
berlaku untuk melaksanakannya.

Berdasarkan tabel pelaksanaan


anggaran Asisten Deputi Penguatan
Daya Saing Kawasan yang
terlampir di bawah, pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan anggaran
sudah sejalan dengan perencanaan
dan regulasinya.

Kendala :Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

2 Pelaksanaan anggaran dan Terlaksana Berdasarkan tabel pelaksanaan


penggunaan belanja anggaran Asisten Deputi Penguatan
dilaksanakan secara Daya Saing Kawasan yang
proporsional terlampir di bawah, penggunaan
anggaran telah dilakukan secara
proporsional.

Kendala :Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW II Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Pelaksanaan kegiatan dan Terlaksana Dalam rangka pelaksanaan


penggunaan anggaran regulasi/kebijakan dan kegiatan
sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan
dan regulasi/kebijakan yang sebelumnya, disusun anggaran
berlaku untuk melaksanakannya.

Berdasarkan tabel pelaksanaan


anggaran Asisten Deputi Penguatan
Daya Saing Kawasan yang
terlampir di bawah, pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan anggaran
sudah sejalan dengan perencanaan
dan regulasinya.

Kendala :Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

2 Pelaksanaan anggaran dan Terlaksana Berdasarkan tabel pelaksanaan


penggunaan belanja anggaran Asisten Deputi Penguatan
dilaksanakan secara Daya Saing Kawasan yang
proporsional terlampir di bawah, penggunaan
anggaran telah dilakukan secara
proporsional.

Kendala :Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

Keterangan
No Rencana Aksi TW III Status (Dapat Berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

1 Pelaksanaan kegiatan dan Terlaksana Dalam rangka pelaksanaan


penggunaan anggaran regulasi/kebijakan dan kegiatan
sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan
dan regulasi/kebijakan yang sebelumnya, disusun anggaran
berlaku untuk melaksanakannya.

Berdasarkan tabel pelaksanaan


anggaran Asisten Deputi Penguatan
Daya Saing Kawasan yang
terlampir di bawah, pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan anggaran
sudah sejalan dengan perencanaan
dan regulasinya.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

2 Pelaksanaan anggaran dan Terlaksana Berdasarkan tabel pelaksanaan


penggunaan belanja anggaran Asisten Deputi Penguatan
dilaksanaan secara Daya Saing Kawasan yang
proporsional terlampir di bawah, penggunaan
anggaran telah dilakukan secara
proporsional.

Kendala : Tidak ada


Rekomendasi : Tidak ada

Kolom status dapat diisi dengan:


- Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
- Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon dituliskan
realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
- Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
- Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan

No Kelompok Output Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi Realisasi Output % Capaian


Substansi Anggaran Tw III Output

1 PDSK Koordinasi Kawasan 660.878.000 576.330.954 1 rekomendasi 50%


Pembangunan Industri, Kawasan (87,2%) kebijakan
Kawasan Strategis Ekonomi Khusus,
Ekonomi Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
dan Kawasan
Perbatasan

Koordinasi Kawasan
Pelabuhan Bebas
dan Pelabuhan
Bebas

2 PDSK Peningkatan Koordinasi 339.122.000 282.344.316 1 rekomendasi 50%


Daya Saing Perencanaan dan (83,3%) kebijakan
Kawasan Pengembangan
Wilayah Metropolitan
Koordinasi
Pembangunan Kota
Baru

Koordinasi
Pembangunan Ibu
Kota Negara Baru

Anda mungkin juga menyukai