Anda di halaman 1dari 31

Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022

Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

A. Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan sampai dengan Triwulan I
Tahun 2022 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan
Triwulan I Tahun 2022

Target Tahun Realisasi Capaian


No Indikator Kinerja Utama Satuan
2022 Triwulan I (%)

I Sasaran Kegiatan 1. Pengembangan


Wilayah Metropolitan untuk mendukung
"Terwujudnya Kebijakan di Bidang
Penguatan Daya Saing Kawasan yang
Berkualitas”
1.1 Indikator 1.1 Presentase Kebijakan presentase 70% 25% 35%
Persiapan, Pembangunan, dan atau
Pengembangan Kawasan Perkotaan yang
direncanakan
1.2 30%
Indikator 1.2 Jumlah Pembangunan nominal 6 KSE 2 KSE
Kawasan Strategis Ekonomi yang Berdaya
Saing

II Sasaran Kegiatan 2. Terwujudnya


Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi,
dan Pengendalian di Bidang Penguatan
Daya Saing Kawasan yang Efektif

Indikator 2.1 Indeks Kualitas Koordinasi, 1 33%


2.1 Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang nominal Baik
Penguatan Daya Saing Kawasan (3 dari 4)

Indikator 2.2 Presentase Penyelesaian 25% 31%


2.2 Analisis Kebijakan di Bidang Penguatan presentase 80%
Daya Saing Kawasan

III Sasaran Kegiatan 3. Terwujudnya Tata


Kelola Asisten Deputi Penguatan Daya
Saing Kawasan yang Baik

3.1 Indikator 3.1 Persentase ASN Asisten presentase 70% 25% 35%
Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan
yang memenuhi jam pelajaran ASN
Persentase Kualitas Pelaksanaan
3.2 Anggaran Asisten Deputi Penguatan Daya presentase 95,2% 52% 54%
Saing Kawasan
Kinerja Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022
sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1: Pengembangan Wilayah Metropolitan untuk mendukung "Terwujudnya


1 Kebijakan di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang Berkualitas”

Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan
yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu:

1. Presentase Kebijakan Persiapan, Pembangunan dan atau Pengembangan Kawasan


Perkotaan yang direncanakan
2. Jumlah Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi yang Berdaya Saing

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


1.1. Presentase Latar Belakang
Kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Persiapan, Ruang mengartikan kawasan perkotaan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
Pembangunan dan
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
atau dan kegiatan ekonomi. RPJMN 2020-2024 menetapkan bahwa pengembangan kawasan
Pengembangan perkotaan menjadi salah satu dari 5 prioritas dalam sasaran pembangunan kewilayahan
Kawasan Perkotaantahun 2020-2024.
yang direncakan
Dalam IKU ini, indikator persiapan dan pengembangan kawasan perkotaan difokuskan
pada 3 program pengembangan kawasan perkotaan, yaitu:
1. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Metropolitan (WM) yang
dikoordinasikan:
● WM diartikan sebagai wilayah yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan
yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan
dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah
penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
● Dalam RPJMN 2020-2024, kebijakan WM difokuskan pada perencanaan
ruang, pembangunan infrastruktur perkotaan, perencanaan investasi dan
pembiayaan pembangunan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan dan
meningkatkan daya dukung lingkungan untuk WM
2. Pembangunan Kota Baru yang dikoordinasikan:
● Kota Baru diartikan sebagai sebuah kebijakan pengembangan lahan yang
luasannya mampu menyediakan unsur-unsur perkotaan secara lengkap dan
utuh, yang mencakup tempat tinggal (perumahan), fasilitas sosial dan fasilitas
umum, perdagangan dan industri, yang secara keseluruhan dapat memberikan
kesempatan untuk hidup dalam lingkungan tersebut.
● Dalam RPJMN 2020-2024, Pembangunan kota baru sebagai contoh untuk
pengembangan kota publik inklusif yang terencana
3. Pembangunan Ibu Kota Negara Baru (IKN) yang dikoordinasikan:
● Pembangunan Ibu Kota Negara di luar Pulau Jawa ditujukan sebagai stimulus
pertumbuhan ekonomi dan mendorong diversifikasi ekonomi Pulau
Kalimantan, sumber pertumbuhan ekonomi baru jangka Panjang terutama
untuk Wilayah Pulau Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia, dan
mengurangi antar wilayah, didukung oleh kebijakan pengelolaan ASN berbasis
smart governance.
● Pembangunan IKN harus memperhatikan keberlanjutan kawasan hutan dan
kekayaan hayati di dalamnya. Pengalihan fungsi hutan harus
mempertimbangkan aspek ekologis dan sosial
● Dalam RPJMN 2020 – 2024, Pembangunan Ibu Kota Negara difokuskan pada
agenda pembangunan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan kebutuhan
akan tata kelola kelembagaan dalam rangka persiapan dan pemindahan IKN

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
a. Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
b. Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
c. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
d. Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment
terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Wilayah Metropolitan (WM) di Luar Jawa yang
direncanakan (WM) mampu mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional
yang telah terealisasi sebesar 25% atau mencapai 35% dari target Tahun 2022 dengan
ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-1.1
1.1.Presentase
Kebijakan Persiapan,
Pembangunan dan
presentase 70% 25% 35%
atau Pengembangan
Kawasan Perkotaan
yang direncakan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan I 2022, telah dilaksanakan
kegiatan monitoring dan evaluasi atas :
a. Pengesahan dan Implementasi dari Materi Teknis RTR-KSN Wilayah Metropolitan
Palembang, dan Banjarmasin
Berdasarkan RPJMN 2020-2024, pengembangan Wilayah Metropolitan Palembang
dan Banjarmasin adalah Major Project. Berikut merupakan hasil rapat koordinasi
terkait hal tersebut.
● WM PALEMBANG
- Perwakilan Kementerian ATR/BPN menyampaikan bahwa revisi RPerpres RTR
KSN Kawasan Perkotaan Patungraya Agung di Kementerian ATR/BPN terkait
draft R-Perpresnya sudah diselesaikan dan menunggu untuk tahap harmonisasi.
- Perwakilan Bappenas menyampaikan bahwa berdasarkan RKP 2022 kegiatan
yang menjadi fokus di WM Palembang diantaranya SAUM Perkotaan, PLTS
Atap, PSO MBR, dan perluasan SPAM.
- Perwakilan BPIW, KemenPUPR menyampaikan bahwa untuk lokasi WM
- Palembang tidak ada perubahan yaitu tetap terdiri dari Kota Pelembang,
Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.
- Selanjutnya terkait pembangunan infrastruktur di Kota Palembang, dengan
pencabutan Tanjung Api Api sebagai KEK dan nantinya digantikan KEK Tanjung
Carat, maka hal ini perlu dilakukan finalisasi. Untuk aksesibilitasnya sudah ada
jalan nasional ke lokasi KEK baru sepanjang kurang lebih 9 kilometer. Mengenai
Pelabuhan di dalam lokasi KEK baru tersebut rencananya dibangun melalui
skema KPBU.
- Selanjutnya disampaikan bahwa pada tahun 2022 terdapat 17 rencana kegiatan
infrastruktur PUPR yang terdiri dari 7 kegiatan mengenai Sumber Daya Air, 4
kegiatan mengenai Cipta Karya, dan 6 kegiatan mengenai Perumahan.
- Sebagai catatan khusus untuk usulan kegiatan perumahan dan Cipta Karya
tahun 2023,berdasarkan arahan Menteri PUPR bahwa seluruh infrastruktur
terbangun harus memenuhi prinsip OPOR, maka dalam pengusulannya harus
siap secara readiness kriterianya yaitu selesai pembebasan lahan dan design.
Jika kedua hal tersebut belum siap maka tidak bisa diusulkan sebagai rencana
kegiatan di tahun 2023.
- Perwakilan Bappeda Pemprov Sumatera Selatan menyampaikan progres
pembangunan Pelabuhan di KEK Tanjung Carat yaitu tengah berproses
permohonan alih fungsi lahan oleh Kementerian Perhubungan kepada
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan di lingkup provinsi,
sudah disusun SK Satgas Tim Percepatan Pembangunan Pelabuhan Tanjung
Carat dan SK Pelepasan kawasan Hutan. Adapun mengenai kajian
pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat, tengah disusun Tim Kajian terhadap
master plan dokumen mangrove di Tanjong Carat dan hal ini didampingi BPKP
Pemprov Sumatera Selatan dalam rangka penyiapan pokjanya.

● Arah Pengembangan WM Banjarmasin


- Perwakilan Kementerian ATR/BPN menyampaikan bahwa penyusunan
RPerpres RTR KSN Kawasan Perkotaan Banjarbakula di Kementerian
ATR/BPN masih dalam tahap pengintegrasian dengan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Kawasan Strategis Nasional (RZWP3K KSN) dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai dampak dari aturan baru UU
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
- Perwakilan Bappenas menyampaikan bahwa fokus kegiatan di WM
Banjarmasin berdasarkan RKP Tahun 2022 diantaranya SAUM Perkotaan,
pemugaran pemukiman kumuh, pembangunan PSO MBR, dan PLTS Atap.
Sedangkan untuk indikasi program di Tahun 2023, WM Banjarmasin termasuk
salah satu WM yang masuk sebagai Metropolitan Statistical Area.
- Perwakilan Bappeda Kalimantan Selatan menyampaikan urgensi kegiatan
infrastruktur di WM Banjarmasin antara lain mengenai pengembangan
SPAM.Saat ini ada beberapa wilayah di WM Banjarmasin mengalami
permasalahan penggunaan sumur yang mengalami intrupsi air laut dan
distribusi air bersih yang tidak merata. TPA Regional sudah tersedia tapi belum
dilengkapi dengan incinerator utk pengolahan limbah medis.
- Selanjutnya disampaikan bahwa dalam menangani banjir, perlu dilakukan
normalisasi pada sejumlah saluran, guna menghindari bencana banjir seperti
yang terjadi di tahun 2021.
- Kemudian fokus pembangunan juga terkait pembangunan jalan akses untuk
menghubungkan antar daerah, menghubungkan ke terminal tipe A di daerah
gambut Kabupaten Banjar dan jalan akses ke bandara.

Selain itu dalam rapat tersebut juga disampaikan bahwa terdapat kendala/masalah
serta tindak lanjut yang disepakati.
1. Terkait penyusunan R-Perpres RTR KSN WM Banjarmasin, WM Manado, dan WM
Surabaya akan dilakukan rapat koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN dalam
rangka mendapatkan informasi lebih mendetail mengenai progress integrasi antara
RTR KSN dengan dengan RZ WP3K.
2. Terkait isu spesifik di masing-masing WM, maka akan diadakan rapat koordinasi
dengan masing-masing WM untuk membahas secara lebih mendetail mengenai
progress, isu, dan permasalahan tersebut.

b. Proses Penyusunan RTR KSN WM Manado (Ranperpres dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis / KLHK )
Berdasarkan RPJMN 2020-2024,pengembangan Wilayah Metropolitan Surabaya dan
Manado merupakan Non Major Project. Dengan dasar tersebut maka dilaksanakan
rapat koordinasi Progres Arah Pengembangan Wilayah Metropolitan (WM) Surabaya,
Palembang, Banjarmasin, dan Manado bersama Kementerian PUPR, Kementerian
ATR/BPN, Kementerian PPN/Bappenas, dan Pemerintah Daerah terkait. Berikut
merupakan hasil rapat koordinasi terkait hal tersebut.
● Perwakilan dari Kementerian ATR/BPN menyampaikan bahwa pada Bulan
Desember 2020, Pemprov Sulawesi Utara sudah menyepakati substansi dan
dukungan proses legalisasi Rancangan Peraturan Presiden tentang RTR KSN
Perkotaan Bitung – Minahasa – Manado (BIMINDO).
● Selanjutnya memberikan rekomendasi kepada Kementerian ATR/BPN untuk
melakukan penyempurnaan dan memfinalkan substansi RPerpres RTR Kawasan
Perkotaan Bimindo sesuai mekanisme guna diusulkan kepada Presiden dengan
memperhatikan aspirasi daerah dan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.
● Saat ini penyusunan RPerpres RTR KSN Kawasan Perkotaan Bimindo di
Kementerian ATR/BPN masih dalam tahap pengintegrasian dengan Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Kawasan Strategis Nasional (RZWP3K KSN)
dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai dampak dari aturan baru UU
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Selain itu dalam rapat tersebut juga disampaikan bahwa terdapat kendala/masalah
serta tindak lanjut yang disepakati.
1. Terkait penyusunan R-Perpres RTR KSN WM Banjarmasin, WM Manado, dan WM
Surabaya akan dilakukan rapat koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN dalam
rangka mendapatkan informasi lebih mendetail mengenai progress integrasi antara
RTR KSN dengan dengan RZ WP3K.
2. Terkait isu spesifik di masing-masing WM, maka akan diadakan rapat koordinasi
dengan masing-masing WM untuk membahas secara lebih mendetail mengenai
progress, isu, dan permasalahan tersebut.

c. Percepatan Pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor berdasarkan Inpres
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan KBM Tanjung Selor
Yang selanjutnya, dalam rangka pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor
berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2018, dilaksanakan beberapa kali rapat untuk
membahas koordinasi, evaluasi dan penyelesaian debottlenecking (pembiayaan
pematangan lahan pembangunan jalan lingkungan). Dalam kegiatan pembangunan
KBM Tanjung Selor masih terdapat debottlenecking berupa terjadinya dispute antara
Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara mengenai
pembiayaan pematangan lahan untuk pembangunan jalan lingkungan di KBM Tanjung
Selor. Tindak lanjut dari permasalahan yang dibahas pada rapat tersebut adalah :
Pembangunan jalan lokal sekunder ROW 30 tersebut telah diusulkan oleh
Pemprov Kalimantan Utara agar dapat menjadi proyek prioritas dalam forum Rakorgub,
yang meliputi penyiapan badan jalan lokal sekunder kawasan perkantoran ROW 30
(7,1 km), penyiapan badan jalan lokal sekunder kawasan permukiman ROW 30 (4,2
km), dan penyiapan badan jalan lokal sekunder kawasan permukiman ROW 30 (6,4
km).
Agar dapat masuk ke dalam Daftar Proyek Prioritas (DPP) tahun 2023, maka tahapan
yang perlu dikawal adalah multilateral meeting karena pada saat itulah menu bidang
dan lokasi prioritas akan disepakati.
Terkait peluang dukungan DAK yang dibutuhkan untuk pematangan lahan jalan lokal
sekunder di KBM Tanjung Selor dapat diintervensi melalui DAK non tematik dengan
memasukkannya ke dalam lingkup bidang transportasi pedesaan atau dapat juga
melalui DAK yang terintegrasi.
Guna mengatasi kendala pembiayaan pematangan lahan jalan lokal sekunder di KBM
Tanjung Selor, diusulkan agar dilakukan pematangan lahan jalan lokal sekunder ROW
30 sebagian saja dulu dengan memprioritaskan jalan yang menuju ke arah gedung
perkantoran DPRD, Kementerian Agama, Pengadilan Tinggi dan Kejaksaan Tinggi,
dengan estimasi perhitungan kebutuhan biayanya sebesar Rp15.312.500.000,00.

d. Percepatan Pembangunan Kota Baru Mandiri Sofifi dan Maja sebagai Major Project
RPJMN 2020-2024
Belum adanya rapat koordinasi dengan K/L terkait dan Pemerintah Daerah untuk
pembahasan mengenai tindak lanjut dan percepatan pembangunan kota baru mandiri
Sofifi dan Maja di triwulan I tahun 2022 ini.

e. Percepatan Pembangunan Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan


Dengan hormat, berdasarkan undangan rapat dari Deputi Bidang Pengembangan
Regional KementerianPPN/Bappenasperihal Rapat Sinkronisasi Rancangan
Peraturan Pelaksanaan UU IKN tertanggal 11 Maret 2022dapat kami laporkanbahwa
tim Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan telah menghadiri rapat dimaksud
secara virtual pada tanggal 15-16 Maret 2022. Adapun hal-halyang dibahas di dalam
rapat adalahsebagai berikut :
1. Rapat sikronisasi rancangan peraturan pelaksanaan UU IKN ini diselenggarakan
sebagai tindak lanjut dari permohonan izin prakarsa peraturan pelaksanaan UU IKN
yang telah diajukan oleh Kementerian PPN/Bappenas kepada Presidenpada
tanggal 8 Maret 2022.
Adapun rancangan peraturan pelaksanaan dimaksud sebagai berikut:
a) RPP tentang Pendanaan dan Anggaran IKN yang diinisiasi oleh Kementerian
Keuangan;
b) RPP tentang Kewenangan Khusus Otorita IKN yang diinisiasi oleh
Kementerian Dalam Negeri;
c) RPerpres tentang Otorita IKN yang diinisiasi oleh Kementerian
PPN/Bappenas;
d) RPerpres tentang Perincian Rencana Induk IKN yang diinisiasi oleh
Kementerian PPN/Bappenas;
e) RPerpres tentang RTR KSN IKN Tahun 2022-2042 yang diinisiasi oleh
Kementerian ATR/BPN;
f) RPerpres tentang Perolehan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah serta Pembatasan Pengalihan Hak Atas Tanah di IKN
yang diinisiasi oleh Kementerian ATR/BPN.

2. Terdapat beberapa materi/substansi pokok yang perlu pembahasan tersendiri


dengan K/L terkait dari masing-masing peraturan tersebut sehingga di dalam
forum rapat dibagi menjadi 6kelompok kecil antara lain :
a) Kelompok I (RPP tentang Pendanaan dan AnggaranIKN), yang mana RPP ini
merupakan simplifikasi peraturan yang menggabungkan beberapaamanat di
bidang keuangan dalam UU IKN mencakup sumber dan skema
pendanaan, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan pertanggung
jawaban, tata kelola BMN, serta pajak khusus dan pungutan khusus IKN.
b) Kelompok II (RPP tentang Kewenangan Khusus Otorita IKN), yang mana
pembahasan substansi difokuskan pada rincian kewenangan apa saja dari
masing-masing K/L terkait yang bisa diserahkan dan kewenangan yang tidak
bisa diserahkan kepada Otorita IKN dan kemudian rincian kewenangan
tersebut akan dituangkan dalam lampiran RPP. Di samping itu, dipandang
perlu adanya ketentuan peralihan yang mengatur bahwa dalam hal NSPK
Otorita IKN belum siap digunakan pada masa transisi maka dapat
menggunakan NSPK K/L teknis.
c) Kelompok III (RPerpres tentang Otorita IKN), yang mana substansi
RPerpres ini meliputi tugas dan fungsi Otorita IKN, struktur organisasi Otorita
IKN, dewan pengarah Otorita IKN, pelaksanaan kegiatan persiapan,
pembangunan dan pemindahan IKN, pembentukan Peraturan Kepala
Otorita IKN, badan usaha milik Otorita IKN, partisipasi masyarakat, serta
laporan pelaksanaan kegiatan persiapan, pembangunan dan pemindahan IKN.
d) Kelompok IV (RPerpres tentang Perincian Rencana Induk IKN), yang
manapembahasan difokuskan padamateri muatan RPerpres ini secara
umum mencakup fungsi perincian rencana induk, sistematika perincian
rencana induk, tahapan pembangunan dan pemindahan IKN, pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan perincian rencana induk, serta KPBU untuk
penyediaan sektor infrastruktur di luar perincian rencana induk.
e) Kelompok V (RPerpres tentang RTR KSN IKN), yang mana dalam
pembahasan RPerpres ini masih terdapat pending issuesantara lain: validasi
KLHS masih on processdi KLHK, kepastian lokasi bandara TNI AU masih
perlu dikaji apakah nanti akan direncanakan multifungsi dengan bandara
sipil atau terpisah.
f) Kelompok VI (RPerpres tentang Penggunaan, Pemanfaatan, dan
Pemilikan serta Pembatasan Pengalihan Hak Atas Tanah di IKN), yang
mana ruang lingkup RPerpres ini mencakup perolehan tanah di IKN
melalui mekanisme pelepasan kawasan hutan dan pengadaan tanah,
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di IKNyang
diberikan melalui hak pakai maupun hak pengelolaan, pembatasan
pengalihan hak atas tanah di IKN, serta pengawasan dan pengendalian
pertanahan di IKN.

3. Mengingat UU IKN mengamanatkan banyaknya peraturan pelaksanaan yang


perlu disusun, maka pemerintah perlu memperhatikan
keselarasanseluruhrancangan peraturan pelaksanaan turunan UU IKN agar tidak
saling tumpang tindih satu sama lain. Contohnya seperti pengaturan tentang
kewenangan Otorita IKN di bidang pertanahan yang diatur di dalam RPP
tentang Kewenangan Khusus Otorita IKN, RPerpres tentang Otorita IKN, dan
RPerpres tentang Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemilikan serta Pembatasan
Pengalihan Hak Atas Tanah di IKN.

4. Hasil pembahasan dari masing-masing kelompokagarditindaklanjuti dengan rapat


teknis guna mempertajam pembahasan substansi yang akan dipimpinoleh
masing-masing K/L inisiator dengan melibatkan K/L terkait.

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi
dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)

Presentase Kebijakan Persiapan, Pembangunan dan atau Pengembangan


Kawasan Perkotaan yang direncakan

No Keterangan ( dapat
Rencana Aksi TW I Status berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)

Dalam rangka tindak lanjut


mengenai penyusunan R-
Perpres RTR KSN WM
Rapat Koordinasi Terkait Proses Banjarmasin akan dilakukan
pengesahan RTR KSN dengan rapat koordinasi dengan
Kementerian ATR/BPN, K/L Terlaksana Kementerian ATR/BPN dalam
1
terkait, dan Pemda terkait RTR - rangka mendapatkan
KSN wilayah metropolitan informasi lebih mendetail
Palembang dan Banjarmasin mengenai progres integrasi
antara RTR KSN dengan
RZWP3K.
Sementara itu untuk revisi
RPerpres RTR
KSN Kawasan Perkotaan
Patungraya Agung (WM
Palembang) di Kementerian
ATR/BPN terkait
draft R-Perpresnya sudah
diselesaikan dan menunggu
untuk tahap harmonisasi.

Dalam rangka tindak lanjut


Rapat Koordinasi Pembahasan mengenai penyusunan R-
rencana Penyusunan RTR KSN Perpres RTR KSN WM
dengan Kementerian ATR/BPN, Banjarmasin, WM Manado,
K/L terkait, dan Pemda terkait dan WM Surabaya, akan
proses penyusunan RTR KSN dilakukan rapat koordinasi
2 Terlaksana
WM Manado (Ranperpres dan dengan Kementerian
Kajian Lingkungan Hidup ATR/BPN dalam rangka
Strategis / KLHS) mendapatkan informasi lebih
mendetail mengenai progres
integrasi antara RTR KSN
dengan RZWP3K.

Percepatan pembangunan
kota baru yang yaitu KBM
Tanjung Selor yang
Rapat Koordinasi dengan K/L dilaksanakan berdasarkan
terkait dan Pemerintah Daerah Inpres Nomor 9 Tahun 2018
3 terkait mengenai tindak lanjut Terlaksana masih terdapat
percepatan pembangunan kota debottlenecking yang belum
baru mandiri Tanjung Selor menemukan solusi sehingga
diperlukan upaya untuk
mengusulkan pembangunan
jalan lokal sekunder ROW 30.

Rapat koordinasi terkait


Rapat Koordinasi dengan K/L
pembangunan Kota Baru
terkait dan Pemerintah Daerah Tertunda Mandiri Sofifi dan Maja untuk
terkait mengenai tindak lanjut
4
percepatan pembangunan kota
dan triwulan I tahun 2022 ini
Digeser masih belum dijalankan dan
baru mandiri Sofifi dan Maja
akan dijalankan di triwulan II
tahun 2022 nantinya.

Asisten Deputi V
Pengembangan Daya Saing
Kawasan telah mengikuti
Rapat Koordinasi dengan K/L
beberapa kali rapat
terkait dan Pemerintah Daerah
koordinasi dengan K/L terkait
terkait mengenai tindak lanjut
dengan tindak lanjut
5 percepatan pembangunan IKN Terlaksana percepatan pembangunan
termasuk di dalamnya
IKN , namun penyelenggara
membahas mengenai regulasi
atas rapat tersebut bukanlah
dan kelembagaan IKN
dari pihak asisten 3 Deputi VI
sendiri melainkan dari pihak
K/L terkait.
Kolom status dapat diisi dengan:
a. Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
b. Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon dituliskan
realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
c. Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
d. Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

1.2. Jumlah Latar Belakang


Pembangunan Kawasan strategis ekonomi adalah kawasan yang memiliki nilai strategis dalam mendorong
Kawasan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, daya saing diartikan oleh kemampuan untuk memiliki
Strategis keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan kapasitas ekonomi, baik dalam konteks
regional maupun nasional.
Ekonomi yang
Berdaya SaingDengan demikian pembangunan kawasan strategis ekonomi yang berdaya saing adalah
pembentukan kawasan yang memiliki nilai strategis dan keunggulan kompetitif dalam
meningkatkan kapasitas dan pertumbuhan ekonomi, baik dalam konteks regional maupun
nasional.

Di dalam RPJMN 2020-2024, disebutkan bahwa kawasan strategis ekonomi dapat terdiri atas
Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Pelabuhan bebas dan
Pelabuhan Bebas (KPBPB), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Kawasan
Perbatasan.

Dalam dokumen Rencana Strategis Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan
Tata Ruang, penguatan daya saing kawasan akan dilaksanakan dengan strategi utama pada
debottlenecking dan penyelesaian pengembangan permasalahan kawasan strategi ekonomi,
yang dijalankan melalui proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan di
dalamnya.

Dalam rangka pembangunan kawasan strategis, arah kebijakan yang diambil adalah
meningkatkan keunggulan kompetitif pusat-pusat pertumbuhan wilayah yang diwujudkan
melalui strategi optimalisasi pembangunan kawasan strategis ekonomi prioritas sebagai pusat-
pusat pertumbuhan wilayah, yaitu KEK, KI, KPBPB, Destinasi Pariwisata Super Prioritas, dan
kawasan lainnya yang telah ditetapkan untuk mendorong hilirisasi dan penciptaan nilai tambah
komoditas unggulan, perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan devisa dan
penghematan devisa dari substitusi impor.

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
a. Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
b. Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk menunjang
Kinerja dan data dukung kinerja
c. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
d. Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment
terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi yang
Berdaya Saing yang telah terealisasi sebesar 2 KSE atau mencapai 30% dari target Tahun
2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-1.2
1.2.Jumlah
Pembangunan
Kawasan Strategis nominal 6 KSE 2 KSE 30%
Ekonomi yang
Berdaya Saing
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan I 2022, telah dilaksanakan
kegiatan monitoring dan evaluasi atas :
a. Percepatan Pembangunan dan atau Pengembangan Kawasan Industri berdasarkan list
proyek KI PSN dan RPJMN 2020-2024 serta pengajuan baru
Dalam rangka Koordinasi terkait percepatan penyediaan infrastruktur di KI serta
mengeksplorasi skema pembiayaan atau insentif fiskal yang dapat diberikan dengan K/L
terkait, dilaksanakan rapat monitoring dan evaluasi terkait progres pembangunan
Kawasan Industri PSN (Kuartal I-2022). Pelaksanaan rapat ini sejalan dengan mandat
Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 terkait pemantauan dan dukungan percepatan
penyediaan Proyek Strategis Nasional (PSN) sektor Kawasan Industri. Masing-masing
perwakilan Kawasan Industri (KI) menyampaikan usulan dan masalah yang terjadi pada
kawasannya. Sementara itu Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan, Kemenko
Bidang Perekonomian menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
● Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional
(PSN) dalam Masa Pandemi Covid-19 pada Jum’at, 16 Juli 2021:
- Meskipun saat ini Indonesia masih dalam masa Pandemi Covid-19, namun
PSN tetap harus berjalan dan dilakukan berbagai Langkah percepatan.
- Evaluasi terhadap PSN, diprioritaskan untuk PSN yang dapat diselesaikan
hingga tahun 2024 dan mendukung Percepatan Pemulihan Ekonomi
Nasional(PEN).
- Terhadap Usulan PSN karena keterbatasan APBN diprioritaskan untuk usulan
yang tidak menggunakan dana APBN/D.
● Diperlukan Evaluasi dan Peninjauan Kembali Terhadap Proyek-Proyek PSN yang
masuk ke dalam Perpres No.109/2020.
● Agenda rapat:
Progres dan isu pembangunan terkait update proyek terbaru, isu dan kendala di
lapangan, serta evaluasi terhadap dampak pandemic covid-19 serta pemenuhan target
PSN selesai 2024. Yang kedua yakni menyusun rencana tindak lanjut terkait tindak
lanjut penyelesaian isu-isu yang dihadapi dan terkait dukungan perizinan,
pendampingan debottlenecking, dsb.

Berikut laporan hasil rapat koodinasi Monitoring dan Evaluasi Progres Pembangunan
Kawasan Industri PSN (kuartal I-2022) yang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari
2022.
1. jumlah kawasan industri yang sudah memiliki IUKI adalah 8 kawasan, sedang
berproses pengurusan IUKI sebanyak 4 kawasan, dan 5 kawasan masih
belum berproses.
2. Isu strategis pada setiap kawasan industri dapat dilaporkan sebagai berikut:

No. Nama Permasalahan Utama


Kawasan

1 Kawasan ▪ Penyelesaian percepatan Pengadaan lahan


Industri Kuala menggunakan skema pengadaan lahan untuk
Tanjung kepentingan umum. Izin lokasi dari Pemda sudah
terbit 400Ha dari total rencana 3.500 Ha. Lahan 150
Ha sedang berproses AJB, untuk perubahan menjadi
HGB
▪ Belum dilakukan pembangunan infrastruktur
(terkendala pengadaan lahan) dan terkendala
masalah pendanaan dalam pembangunan KI Kuala
Tanjung.
▪ Pelu integrasi antara pengembangan KI Kuala
Tanjung dengan pengembangan Pelabuhan
Internasional Kuala Tanjung
2 Kawasan ▪ Belum tersedia ifrastruktur dasar dalam kawasan
Industri industri karena keterbatasan pendanaan.
Landak ▪ Tidak ada pasokan air baku ke KI sehingga
dibutuhkan embung dan jaringan pipa untuk
membawa air baku ke KI, sudah dianggarkan
pembangunan oleh DItjen PSDA namun terkendala
pembebasan lahan oleh Pemkab Landak Kalimantan
Barat

3 Kawasan ▪ Perlu peningkatan status jalan menjadi jalan


Industri nasional.
Ketapang ▪ Infrastruktur komunikasi belum memadai, sudah
disounding sejak 3 tahun yang lalu.

4 Kawasan ▪ Proses penyusunan dokumen masterplan KI


Industri Tanggamus.
Tanggamus ▪ Pengelola memerlukan penyiapan pemilihan mitra
Kerjasama dan melakukan penjajakan terhadap
calon-calon tenant.
▪ Kondisi Jalan Provinsi Menuju Kawasan perlu
dilakukan pelebaran dan peningkatan kualitas jalan
sepanjang 10 Km.
▪ Kebutuhan Listrik untuk Kawasan Industri (30 Mega
Watt)
▪ Perlu optimalisasi Pelabuhan/Dermaga Batu Balai
yang berlokasi di dalam Kawasan Industri.

5 Kawasan ● Kendala proses OSS yang memakan waktu lama


Industri sehingga menghambat penerbitan ijin.
Jorong ● Pembatasan operasional Pelabuhan Pelaihari oleh
KUPP Kintap sehingga pelabuhan tidak berfungsi
optimal. Dibutuhkan percepatan kajian Pelabuhan
Palihari oleh Balitbang Kemenhub

6 Kawasan ▪ Pemkab Bantaeng terkendala keterbatasan kapasitas


Industri finansial sehingga Pembebasan lahan selama ini
Bantaeng dilakukan oleh investor;
▪ Dari luasan 3.128 Ha yang dicadangkan telah
dibebaskan oleh investor seluas 390 Ha (Pelepasan
349 Ha, dan Pendaftaran Hak 51,8 Ha), sisanya
masih dikuasai oleh masyarakat (Hak Garap);
▪ RDTR KI Bantaeng sedang disesuaikan dengan
Perda RDTR Kab Bantaeng
▪ Perlu infrastruktur di luar kawasan : Pembangunan fly
over, terminal khusus, instalasi air bak dan rusun
pekerja.

7 Kawasan ▪ Sedang menunggu proses penyesuaian RTRW Kab.


Industri Morowali untuk menyesuaikan perluasan lahan KI.
Morowali

8 Kawasan ▪ Ijin SIPPA belum terbit dari Kementerian PUPR


Industri namun temam sudah mengambil air sehingga tumbul
Konawe denda restribusi selama bertahun-tahun yang belum
dibayarkan.
▪ Perluasan KI menjadi 4.000 Ha terhambat oleh batas
wilayah Kabupaten Konawe dan Konawe Utara yang
belum jelas

9 Kawasan ▪ Belum ditandatanganinya MoU Gas oleh Sekjen


Industri Teluk KemenESDM
Bintuni ▪ Membutuhkan dukungan pembangunan infrastruktur
penunjang Kawasan (Akses jalan, Air Baku, dll).
▪ Kendala finansial, Kemenperin sudah bersurat ke
Bappenas untuk tambahan angagran pengembangan
KI Bintuni

10 Kawasan ▪ Keberlanjutan pembangunan pasca ground breaking.


Industri Tanah Kesiapan KI Tanah Kuning menjadi pilot project
Kuning green industrial park.
▪ Masih terdapat isu tumpang tindih lahan
antarpengelola atau dengan pihak lahan (kesesuaian
tata ruang) Infrastruktur di luar kawasan, khususnya
jalan menuju kawasan, belum memadai

11 Kawasan ▪ Dukungan pembangunan Interchange Jalan Toll


Industri Jakarta - Merak KM 86 (Akses Langsung dari
Terpadu Eksisting Jalan Toll Jakarta Merak menuju Existing
Wilmar Jalan Raya Bojonegara & Jalan Provinsi
Penghubung menuju Kawasan)

12 Kawasan ▪ Lokasi Kawasan Industri dalam RTRW Kabupaten


Industri Pulau Halmahera masih merupakan Kawasan Hutan dan
Obi merupakan area Pertambangan (IUP). Sehingga
diperlukan Penyesuaian RTRW Maluku Utara dan
RTRWK Halmahera Selatan.
▪ Sebagian areal Kawasan Industri berada dalam
Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
(HPK), sehingga diperlukan perubahan fungsi
Kawasan Hutan menjadi Area Penggunaan Lain.
▪ Masih adanya kegiatan pertambangan di dalam
rencana lokasi kawasan. Perlu ada koordinasi
dengan Kemenperin dan ESDM agar kedua kegiatan
bisa berjalan simultan.
▪ Wilayah IUP status mine out dan tidak ada potensi
tambang diupayakan konversi menjadi KI.

13 Kawasan ▪ Percepatan Revisi RTRW Kab Halmahera Tengah


Industri Weda saat ini masih memerlukan persetujuan substansi di
Bay Kementerian ATR/BPN dan DPRD Halteng.
▪ Isu Pengalihan sebagian ruas Jalan Nasional
Transhalmahera ruas Weda-Sagea. Pengalihan ruas
jalan masih terkendala di Kemen PUPR dan isu tukar
menukar Aset Perusahaan (PT IWIP) kepada
Kementerian Keuangan.
▪ Izin Pengalihan aliran sungai Sake serta izin
pengambilan air baku (SIPA) sungai kobe dari
Kementerian PUPR.
▪ Izin Pembangunan Deepsea Tailing Placement
(DSTP)/Limbah B3 dari kementerian LHK.

14 Takalar ▪ Pengadaan lahan terhambat oleh keterbatasan


Integrated finansial.
Industrial Park ▪ Peningkatan Izin Lokasi atas lahan seluas 350 Ha
menjadi Penetapan Lokasi sebagai bentuk
penyesuaian atas terbitnya UU CK.
▪ Percepatan pembangunan infrastruktur penunjang,
khususnya aksesibilitas dan logistik.
▪ Penggunaan lahan eks transmigrasi masih belum
selesai proses perizinannya.

15 Kawasan ▪ Belum adanya infrastruktur telekomunikasi dan


Industri jaringan IT yang memadai.
Tanjung Enim ▪ Belum ada perencanaan tata ruang di sekitar
Kawasan/RDTR di sekitar KI.
▪ Kondisi akses transportasi darat kurang memadai
diperlukan pembangunan trase jalan tol Muara Enim
- Inderalaya dan Jalan Lingkar dari Rencana Pintu
Tol Muara Enim ke lokasi kawasan.

16 Kawasan ▪ Pencabutan status KEK oleh Presiden. Setdenas


Ekonomi KEK dan Pemda setuju untuk dicabut dari PSN.
Khusus
Tanjung Api-
api

17 Kawasan ▪ Menunggu penetapan Rperpres agar operasional KIT


Industri Batang bisa segera berlangsung.
Terpadu ▪ Masih diperlukan anggaran untuk pematangan lahan
Batang seluas 2.650 Ha (fase 2 dari klaster 1).
▪ Kebutuhan infrastuktur (logistik) yang mendesak
dipenuhi untuk target operasional tahun 2023
meliputi : reaktivasi jalur KA, dryport, jetty, dan
fasilitas supply gas dengan harga terjangkau.
▪ Dalam proses pengajuan KEK.

3. Pemerintah daerah dan Setdenas KEK merekomendasikan untuk mencabut


status PSN KEK Tanjung Api-api dikarenakan sudah tidak berproses dan
status KEK telah dicabut oleh Presiden sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 51
Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api
4. Kawasan Industri yang memiliki isu mendesak untuk segera dilakukan
pembahasan lebih lanjut adalah:
a) Kawasan Industri Jorong: Adanya pembatasan operasional
pelabuhan oleh KUPP dari kapasitas 10.000 DWT menjadi 1.000
DWT dikarenakan Balitbang Kemenhub sedang mengkaji proses
kenaikan level Pelabuhan yang sebelumnya Pelabuhan Pengumpan
menjadi Pelabuhan Pengumpul. Kondisi ini membuat Pelabuhan
berfungsi tidak optimal karena kebutuhan kapasitas operasional
harian oleh tenan mencapai lebih dari 1.000 DWT. Sehingga
dibutuhkan percepatan kajian pelabuhan oleh Balitbang Kemenhub.
b) Kawasan Industri Konawe: Ijin SIPPA belum terbit dariKementerian
PUPR namun tenan harus tetap mengambil dan memanfaatkan air
karena kebutuhan operasional harian. Hal ini telah terjadi selama lebih
dari 5 tahun sejak kawasan beroperasi, sehingga timbul denda
retribusi yang berakumulasi dan belum bisa dibayarkan oleh
pengelola kawasan.Dibutuhkan percepatan pengeluaran ijin SIPPA.
c) Kawasan Industri Weda Bay: Isu Pengalihan sebagian ruas Jalan
Nasional Transhalmahera ruas Weda - Sagea. Pengalihan ruas jalan
masih terkendala di Kemen PUPR dan Isu tukar menukar Aset
Perusahaan (PT IWIP) kepada Kementerian Keuangan. Dan Izin
Pengalihan aliran sungai Sake serta izin pengambilan air baku
(SIPA)Sungai Kobe dari Kementerian PUPR.

b. Percepatan Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional


1. Dalam rangka mempercepat pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas
(DPSP) juga dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap PSP Mandalika dengan
perjalanan dinas ke Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan
Pelabuhan Lembar Mengenai Persiapan Penyelenggaraan MotoGP di Mandalika
untuk koordinasi rencana persiapan floating hotel oleh PT PELNI guna mengatasi
kekurangan akomodasi selama acara MotoGP Mandalika di Lombok

2. Rencana pengembangan Kepulauan Seribu termasuk usulan ditetapkan menjadi KEK


pada dasarnya telah mendapatkan dukungan dari Menko Perekonomian dengan
catatan perlu dilakukan penyelesaian permasalahan teknis yang muncul dengan tetap
mengikuti syarat dan prosedur yang berlaku sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Guna menindaklanjuti hal tersebut, K/L terkait bersama pemerintah daerah telah
menyepakati penyusunan rencana kerja (milestone) pengembangan Kepulauan
Seribu sebagai berikut :

No Output Penanggung Jawab Target Selesai

1 Pelaksanaan Kajian Teknik PT SPI Akhir Februari 2022

2 Presentasi Kajian Teknis PT SPI (difasilitasi oleh Akhir Februari 2022


Kemenko Ekon)

3 Revisi Desain Tapak KLHK/Balai TNKpS Awal Maret 2022

4 Penyesuaian Perencanaan PT SPI Akhir Maret 2022


dan proposal/RKU

5 Pengajuan Proposal/RKU KLHK/Balai TNKpS Akhir April 2022


uuntuk memperoleh
persetujuan teknis

6 KBLI-risiko (OSS) PT SPI September 2022


- List persyaratan
dalam PP 5/2021
- 5 Persyaratan (UKL-
UPL/Amdal,dll)

7 Pengajuan izin PKKPRl PT SPI Awal April 2022

8 Izin PKKPRL KKP Awal Mei 2022

9 Groundbreaking (mulai PT SPI-Pemda Juni 2022


konstruksi)

Upaya Penetapan KEK

1 Penetapan RTRW DKI Bappeda DKI Jakarta / Agustus 2022


Jakarta (untuk pengajuan Dinas CKTRP DKI Jakarta
KEK)

2 Penetapan RDTD (untuk Finas CKTRP DKI Jakarta April 2022


pengajuan KEK)

3 Pengajuan KEK Pemrakarsa Agustus 2022

4 Penetapan KEK DEWAN NASIONAL KEK Desember 2022

c. Pelaksanaan Inpres Nomor 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi


pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motamain dan Skouw

Selanjutnya dalam rangka Koordinasi dengan BNPP, K/L terkait, dan Pemerintah Daerah
terkait mengenai tindak lanjut pelaksanaan Inpres Nomor 1 Tahun 2021, dilaksanakan
penyusunan draft Inpres baru terkait wilayah perbatasan yang mengacu pada Inpres
tersebut dan Masterplan yang telah dibuat

d. Percepatan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Menindaklanjuti arahan Deputi sebagaimana tercantum dalam Disposisi Nomor


Agd.527.03Disposisi TU Menko No. 0816 terkait Tindak Lanjut Arahan Presiden RI
Perihal Pembentukan KEK Kesehatan di Provinsi Bali, bersama ini disampaikan hal-hal
sebagai berikut:

1. Sekretaris Kabinet bersurat kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian


dan Menteri Badan Usaha Milik Negara tanggal 16 Februari 2022 nomor
B.93/Seskab/Ekon/2/2022 perihal Tindak Lanjut Arahan Presiden RI Perihal
Pembentukan KEK Kesehatan di Provinsi Bali Yang menyampaikan salah satunya
kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dapat mengkoordinasikan
pembentukan KEK Kesehatan dan melaporkan perkembangan penyelesaian KEK
Kesehatan secara berkala kepada Presiden.
2. Sesuai disposisi Deputi kepada Asdep Penguatan Daya Saing Kawasan untuk
berkoordinasi dengan Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK untuk mengecek
progress dan rencana pengusulannya, berdasarkan hasil koordinasi didapatkan
hasil sebagai berikut:
a) PT. Hotel Indonesia Natour(“HIN”)tanggal 14 Maret 2022 sudah melalui sidang
ANDAL RKL/RPL di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yang dihadiri
oleh sejumlah perwakilan K/L salah satunya dari Sekretariat Jenderal Dewan
Nasional KEK. Saat ini PT HIN sedang dalam proses revisi dokumen ANDAL
RKL/RP sebelum dikeluarkan Persetujuan Lingkungan.
b) Kementerian BUMN sedang mengoordinasikan penyelesaian penyusunan
business model KEK Kesehatan sebagai dasar penyusunan struktur pembiayaan
yang dapat menarik investasi dalam KEK serta menjadi masukan untuk dukungan
kebijakan yang diperlukan dalam pelaksanaan KEK Kesehatan.

e. Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan


Bebas termasuk terkait Kerjasama Internasional
Selain itu, dalam rangka Rapat Koordinasi dengan K/L, BP, dan Pemda terkait mengenai
persiapan Leader’s Retreat Meeting RI–Singapore, dilaksanakan Focus Group Discussion
(FGD): Potensi Nilai Ekonomi Karbon dalam Rangka Pengembangan Proyek Energi Baru
dan Terbarukan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Disampaikan
juga pemaparan yang oleh narasumber pertama, yaitu Direktur Jenderal Energi Baru dan
Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) berkaitan dengan Net Zero Emission (NZE) dan Pajak Karbon pada
Sektor Energi.Menyambung pemaparan dari Direktur Jenderal Energi Baru dan
Terbarukan dan Konservasi Energi, acara FGD kemudian dilanjutkan dengan penjelasan
mengenai Kebijakan Fiskal Menuju Transisi Energi untuk Mendukung NZE oleh Noor
Syaifudin, Analis Kebijakan Ahli Madya, Badan Kebijakan Fiskal,Kementerian Keuangan.
Selain berbagai paparan serta penjelasan mengenai Nilai Ekonomi Karbon dari berbagai
K/L terkait, FGD ini turut menghadirkan praktisi di bidang Perdagangan Karbon dan
Perubahan Iklim yang diwakilkan oleh Advisor Indonesia JCM Secretariat, Dicky Edwin
Hindarto, yang membahas mengenai Peluang dan Tantangan Penerapan NEK di
Indonesia.

Selain itu, juga dilakukan koordinasi dengan K/L, BP, dan Pemda terkait mengenai
percepatan pembangunan ekonomi di KPBPB dalam beberapa kali rapat. Pada Rapat
Koordinasi Tindak Lanjut Rencana Pengembangan Kawasan Industri di Bintan,
dilaksanakan 2 agenda rapat, yakni Sinkronisasi Implementasi Perizinan Berusaha Sektor
Ketenagalistrikan berdasarkan PP 41/21 dengan Regulasi yang Berlaku di Kementerian
ESDM dan Penyediaan Gas di BIIE dan Penyediaan tax holiday dan/atau tax allowance
bagi investasi baru di KIH serta penyediaan satuan tugas (desk) yang bertugas
menyediakan seluruh perizinan dan persyaratan produk halal di dalam Kawasan Industri.
Dilaksanakan pula Audiensi BP Bintan terkait Rancangan Peraturan Kepala BP Bintan
tentang Penyelenggaraan Pemasukan & Pengeluaran dari dan ke KPBPB Bintan
berdasarkan PP 41 Tahun 2021 untuk membahas permohonan audiensi Kepala Badan
Pengusahaan (BP) Bintan kepada Kemenko Bidang Perekonomian mengenai Rancangan
Peraturan Kepala BP Bintan tentang Penyelenggaraan Pemasukan & Pengeluaran dari
dan ke KPBPB Bintan berdasarkan PP 41 Tahun 2021. Dalam audiensi tersebut terdapat
empat poin utama yang dibahas, yakni:
1. Kejelasan mengenai apakah PP 41 tahun 2021 tidak/belum mengamanahkanlayanan
non perizinan sebagaimana tertuang dalam PMK 34 tahun 2021 tentang keluar masuk
barang.
2. Pendelegasian Perizinan Berusaha kepada BP selain lampiran PP 41 Tahun 2021.
3. Kejelasan Alur Proses Perizinan Berusaha pada OSS Khusus Untuk Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasTata Cara Pengusulan Pelabuhan yang
ditunjuk di KPBPB

Hasil audiensi ini menunjukkan bahwa akan diadakan coaching clinic yang melibatkan
Kemenko Perekonomian, K/L terkait, seluruh BP dan Dewan Kawasan dalam rangka
membahas mengenai lebih detail kejelasan pelaksanaan kewenangan perizinan berusaha
oleh Badan Pengusahaan berdasarkan PP 41 Tahun 2021 maupun implementasinya pada
OSS.

f. Rapat Koordinasi Lanjutan Rencana Pembangunan Batam New International Port

Rapat Koordinasi Lanjutan Rencana Pembangunan Batam New International Port


berdasarkan Surat Undangan Nomor B-005/202/SAM.MK/III/2022 dengan agenda utama
Paparan Hasil Kajian PT Sarana Multi Infrastruktur yang dipimpin langsung oleh Staf Ahli
Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi pada 25 Maret 2022. Dalam rapat koordinasi tersebut dapat disimpulkan:
a. PT SMI diminta untuk menyempurnakan kajian berdasarkan masukan/tanggapan dari
peserta rapat.
b. Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
dan Investasi menyarankan PT SMI untuk membuat beberapa skenario opsi Analisis
Keuangan dan Analisis Demand Pelabuhan dengan mempertimbangkan intervensi dana
APBN, intervensi konsolidasi shipping liner, dan intervensi lainnya. Nantinya, dapat
dipaparkan saat Rapat Koordinasi Menteri Pembangunan Batam New Port, dan dapat
diambil keputusan opsi terbaik untuk dilakukan.
c. Perlu segera dilakukan pembentukan tim teknis untuk percepatan pembangunan Pelabuhan
Batam New Port dengan tugas untuk segera menyelesaikan permasalahan dari sisi regulasi,
kabel dan/atau pipa bawah laut, lahan, dan mengundang shipping liner untuk turut serta
dalam proyek pembangunan tersebut.
d.
e. Rapat Koordinasi Usulan PSN Proyek PLTA Kayan, Inisiasi PT Indonesia Fortescue
Infrastructure
Rapat koordinasi dimaksudkan untuk penyamaan persepsi dan substansi atas permohonan
PLTA Kayan menjadi PSN sesuai surat PT. Indonesia Fortescue Infrastructure (IFI) nomor
044/IFI/II/1822/GR tanggal 18 Februari 2022. Hasil evaluasi Tim KPPIP atas usulan PSN
PLTA Kayan inisiasi PT. IFI:
• Melalui dokumen yang telah diterima, proyek ini belum memenuhi kriteria operasional
(konstruksi masih akan mulai dijalankan pada Q1 tahun 2025 dengan belum ada kepastian
nilai investasi), namun proyek ini dinilai memiliki peran strategis untuk pengembangan
energi hijau (dengan 600.000 ton hidrogen hijau per tahun).
• Banyak tumpang tindih pada wilayah izin, sehingga diperlukan proses perizinan PPKH dan
KKPR.
• Proses studi kelayakan baru dijalankan pada Q2 tahun 2022, sehingga belum ada
kepastian rencana aksi dan pendanaan.
• Catatan:
1) belum melampirkan surat komitmen Menteri terkait;
2) target selesai di 2030, target mulai konstruksi di 2025;
3) terdapat rencana untuk kerjasama dengan anak perusahaan Pertamina.

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi dan
Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)
Jumlah Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi yang Berdaya Saing

No Keterangan ( dapat berisikan


Rencana Aksi TW I Status Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

Dalam rangka mempercepat


Persiapan dan Pelaksanaan
pemantauan dan dukungan
Kajian terkait Green Industry
percepatan penyediaan Proyek
Strategis Nasional (PSN)
Rapat Koordinasi terkait
sektor Kawasan Industri yang
percepatan penyediaan
merupakan mandat Peraturan
1 infrastruktur di KI serta Terlaksana
Presiden Nomor 109 Tahun
mengeksplorasi skema
2020 maka diadakanlah rapat
pembiayaan atau insentif fiskal
monitoring dan evaluasi
yang dapat diberikan dengan K/L
progress pembangunan
terkait
Kawasan Industri PSN (Kuartal
I-2022)

Terdapat permasalahan dalam


pengembangan 5 DPSP yaitu
belum inklusif dan
berkelanjutannya
pengembangan kawasan
DPSP untuk mencapai
Sustainable Development
Goals atau SDGs pada 2030.

Dalam rangka koordinasi atas


pembahasan isu dan tindak
lanjut di PSP Mandalika, akan
dilakukan beberapa
Rapat Koordinasi dengan K/L
penyelesaian sebagai berikut :
terkait dan Pemerintah Daerah
(1) pengembangan
terkait mengenai tindak lanjut
berdasarkan konsep desa
percepatan pengembangan 5
2 Terlaksana wisata oleh Kemenparekraf :
Destinasi Pariwisata Super
turunan pengembangan secara
Prioritas (DPSP) dan Kepulauan
teknis oleh tiap K/L. (2)
Seribu
inventarisasi lahan dan
rencana pemulihan
pertambangan rakyat (3)
matriks pengembangan desa
dengan tujuan penyelesaian
pengembangan pada akhir
tahun 2023 (4) rehabilitasi
hutan lindung di desa Rembitan
dan TWA (5) penyelesaian
permasalahan sedimentasi
oleh ITDC, koordinasi bersama
BWS, KemenPUPR dan
Pemda.

Rapat Koordinasi dengan BNPP,


K/L terkait, dan Pemerintah Penyusunan draft Inpres
Daerah terkait mengenai tindak terbaru terkait daerah
3 Terlaksana
lanjut pelaksanaan Inpres Nomor perbatasan berdasarkan
1 Tahun 2021 Inpres Nomor 1 Tahun 2021

Rapat Koordinasi dengan K/L Dalam rangka tindak lanjut


4 Terlaksana
terkait dan Pemerintah Daerah percepatan pembangunan
terkait mengenai tindak lanjut KEK, terdapat beberapa hal
percepatan pembangunan KEK yang perlu ditindaklanjuti
dalam permasalahan KEK
Gresik JIIPE, yaitu : (1)
Identifikasi posisi freeport pada
permasalahan tersebut apabila
diperlukan untuk memperoleh
gambaran yang lebih
komprehensif hal ini mengingat
terdapatnya isu terkait dengan
investasi freeport sebagai
modal utama dari rencana
pembangunan konstruksi pipa
saluran air yang akan
dilakukan oleh KEK Gresik (2)
Fasilitasi pembahasan
permasalahan dengan para
pihak secara tertutup untuk
mencapai win-win solution di
antara semua pihak (3)
Pembahasan terkait dengan
lokasi tapping air dari SPAM
unggulan agar melibatkan ahli
yang berwenang terkait
dengan konstruksi saluran pipa
air di wilayah yang dimaksud

Pidato Presiden Joko Widodo


dengan PM Singapura pada
Pertemuan Leader’s Retreat
Indonesia-Singapore yang
Rapat Koordinasi dengan K/L,
menyatakan bahwa akan ada
BP, dan Pemda terkait mengenai
investasi senilai USD 9.2 miliar
persiapan Leader’s Retreat
dalam ranah EBT di kawasan
Meeting RI–Singapore
Batam untuk memprioritaskan
pembangunan berbasis
Rapat Koordinasi dengan K/L,
ekonomi hijau dan
BP, dan KL terkait Kerjasama
berkelanjutan.
5 Internasional antara KPBPB Terlaksana
dengan negara lain
Di KPBPB Bintan Wilayah Kota
Tanjungpinang, terdapat 2
Rapat Koordinasi dengan K/L,
calon investor yang berminat
BP, dan Pemda terkait mengenai
mengembangkan PLTS
percepatan pembangunan
dengan kategori marine floating
ekonomi di KPBPB
solar panel dan ground-
mounted
solar panel.

Kolom status dapat diisi dengan:


a. Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
b. Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon dituliskan
realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
c. Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab rencana
aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW berapa)
d. Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab rencana
aksi tidak terlaksana.
Sasaran Kegiatan 1: Terwujudunya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian
2 di Bidang Penguatan daya Saing Kawasan yang Efektif
Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan
Pengendalian di Bidang Penguatan daya Saing Kawasan yang Efektif ditunjukkan oleh pencapaian dua
indikator kinerja yaitu:
1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Penguatan Daya
Saing Kawasan
2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan di Bidang Penguatan Daya Saing
Kawasan

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


2.1 Indeks Kualitas Latar Belakang
Koordinasi, Persentase Kebijakan yang Ditindaklanjuti merupakan alat untuk mengukur tingkat
Sinkronisasi dan keberhasilan atau pencapaian proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian
Pengendalian di kebijakan Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan. Proses Koordinasi, sinkronisasi,
dan pengendalian dikatakan efektif dan berkualitas apabila hasil rekomendasi
Bidang Penguatan kebijakan yang dikeluarkan ditindaklanjuti oleh K/L terkait dan K/L terkait puas
Daya Saing dengan layanan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang diberikan.
Kawasan
Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan kebijakan di bidang Penguatan Daya
Saing Kawasan dikategorikan ke dalam 4 (empat) kategori : a. Sangat Baik, rentang
nilai 85 – 100 (4) b. Baik, rentang nilai 75 – 84 (3) c. Cukup, rentang nilai 65 – 74 (2)
d. Kurang, rentang nilai <65 (1)

Adapun nilai dari indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan
Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan diperoleh melalui penilaian dari 2 (dua) sub
indikator :

Sub indikator pertama, merupakan Persentase Kebijakan Bidang Penguatan Daya


Saing Kawasan yang ditindaklanjuti. Persentase Kebijakan Bidang Penguatan Daya
Saing Kawasan yang ditindaklanjuti adalah perbandingan jumlah kebijakan yang
dihasilkan oleh unit kerja sebagai hasil dari proses koordinasi dan sinkronisasi
perumusan dan penetapan kebijakan, pengelolaan dan penanganan isu, dan
penyelesaian permasalahan antar Kementerian, pelaksanaan pengendalian
kebijakan, pengawalan program prioritas, dan yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh
K/L terkait kebijakan tersebut. Adapun Instrumen kebijakan yang ditindaklanjuti oleh
K/L antara lain :
1. Peraturan perundang-undangan yang diprakarsai oleh kantor Kemenko
Perekonomian (PP, Perpres, Permenko, dll)
2. Regulasi yang dihasilkan oleh Presiden dan K/L lain sebagai dampak/tindak lanjut
dari hasil proses dan koordinasi yang dikeluarkan kantor Kemenko Ekon
3. Surat dari K/L terkait
4. Kesepakatan kerjasama ekonomi internasional
5. Notula Rapat yang diselenggarakan oleh Presiden melalui Ratas atau K/L terkait
sebagai tindak lanjut dari hasil pengendalian

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
a. Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
b. Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
c. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
d. Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self
Assesment terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan


Pengendalian di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang telah terealisasi
sebesar 1 atau mencapai 33% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai
berikut:

Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi % Kinerja
Utama

IKU-2.1
2.1.Indeks Kualitas
Koordinasi,
Sinkronisasi dan Baik (3
nominal 1 33%
Pengendalian di dari 4)
Bidang Penguatan
Daya Saing Kawasan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan I 2022, telah


dilaksanakan kegiatan :
a. Penyampaian Laporan Rapat Evaluasi Teknis Pelaksanaan Kebijakan
Perluasan Travel Bubble di Kawasan Batam, Bintan dengan Singapura

Rapat Evaluasi Teknis Pelaksanaan Kebijakan Perluasan Travel Bubble di


Kawasan Batam, Bintan dengan Singapura pada 17 Maret 2022. Rapat
membahas beberapa hal-hal penting yang masih menjadi kendala sebagai
berikut:
a. Kedudukan SE Satgas Covid-19 Nomor 12 Tahun 2022 tentang Protokol
Kesehatan Perjalanan Luar Negeri (PPLN) pada Masa Pandemi Covid-19
terhadap SE Satgas Covid-19 Nomor 13 Tahun 2022 tentang Protokol
Kesehatan Perjalanan Luar Negeri (PPLN) Khusus Pintu Masuk Bali,
Batam, dan Bintan dalam Masa Pandemi Covid-19;
b. Sistem pengajuan visa secara online yang mengalami kendala sebagai
salah satu persyaratan memasuki wilayah Indonesia bagi Warga Negara
Asing selain Warga Negara Singapura;
c. Usulan penyempurnaan protokol kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Luar
Negeri khusus pintu masuk Batam dan Bintan, khususnya permohonan
pemberlakuan kembali Visa on Arrival bagi PPLN pemegang Permanent
Resident Singapura, serta permohonan relaksasi terhadap
Kewajiban pelaksanaan Pre-departure RT-PCR 2x24 jam sebelum tiba di
Indonesia dan tes RT-PCR setelah selesai melakukan kegiatan di Batam
dan Bintan.
Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I
(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana
Aksi dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)
Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang
Penguatan Daya Saing Kawasan

No Keterangan ( dapat
Rencana Aksi TW I Status berisikan Kendala &
Rekomendasi Perbaikan)

Dalam rangka
mempercepat koordinasi
terkait Teknis Pelaksanaan
Kebijakan Perluasan Travel
Bubble di Kawasan Batam,
Bintan dengan Singapura.
maka diperlukan peraturan
yang mengatur tentang
evaluasi teknis yang ada.
Dalam proses perumusan
ditemukan kendala terkait
penyamaan persepsi
tentang usulan keringanan
tes Pre-Departure RT-PCR
2 x 24 jam sebelum
keberangkatan dan tes RT-
Pemantauan, Perencanaan, PCR di hari ketiga setelah
dan Pelaksanaan Program kedatangan sesuai dengan
Terlaksan
1 dan Kebijakan di Bidang SE Satgas Nomor 13
a
Penguatan Daya Saing Tahun 2022 yang diusulkan
Kawasan untuk diubah menjadi tes
Antigen, belum dapat
dilakukan dikarenakan
adanya upaya Pemerintah
Indonesia yang
menerapkan prinsip kehati-
hatian dalam membatasi
penyebaran virus Covid-19
pasca Gelombang Ketiga.
Namun, usulan relaksasi
terhadap ketentuan tes RT-
PCR menjadi tes Antigen
masih dalam proses
permohonan dengan
melihat situasi
perkembangan penyebaran
Covid-19 nasional.
Kolom status dapat diisi dengan:
a. Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
b. Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon
dituliskan realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
c. Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
d. Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)
2.2 Persentase Latar Belakang
Penyelesaian Analisis Kebijakan yang berkualitas dihasilkan dari proses analisis yang dalam dan
Kebijakan di Bidang komprehensif. Untuk itu, dalam rangka perumusan kebijakan bidang Penguatan Daya
Penguatan Daya Saing Saing Kawasan diperlukan analisa kebijakan berupa karya tulis kedinasan (naskah
akademik RUU, RPerpres, RPermen, Memo Kebijakan, Model Kebijakan, dan
Kawasan Advokasi Kebijakan) dan karya tulis ilmiah (policy brief, policy paper, artikel kebijakan
dan makalah). Adapun IKU Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang
Penguatan Daya Saing Kawasan merupakan indikator untuk mengukur tingkat
penyelesaian atas dokumen analisis kebijakan yang ditargetkan. Dokumen Analisis
Kebijakan yang dihasilkan nantinya harus mendapat persetujuan dari Deputi. Pada
tahun 2022, Keasdepan Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan menargetkan
menyusun 8 dokumen analisis kebijakan di bidang Penguatan Daya Saing Kawasan.
Dengan terpenuhinya Indikator kinerja ini, diharapkan tidak hanya mampu
meningkatkan kualitas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian di lingkungan
Asisten Deputi Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan namun juga diharapkan
mampu berkontribusi pada peningkatan Kompetensi ASN yang merupakan “ultimate
indicator” pada sasaran strategis di level Kementerian.

Berdasarkan rencana aksi dan Indikator Kinerja Utama, penyusunan karya tulis ilmiah
(policy brief, policy paper, artikel kebijakan dan makalah) dilaksanakan pada triwulan
III dengan jangka waktu penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada triwulan
sebelumnya. Oleh karena itu, pada triwulan ini masih dilaksanakan pengumpulan
informasi.

Selanjutnya dalam hal pencarian informasi sebagai bahan penyusunan makalah


tentang Kawasan Strategis Ekonomi dan Perkotaan sebagaimana tercantum di
rencana aksi ketiga, informasi yang dikumpulkan tidak hanya informasi substansi
tetapi juga informasi terkait teknis pelaksanaan penulisan karya tulis ilmiah (tata cara).
Berkaitan dengan rencana aksi pada Indikator Kinerja Utama yang lain, telah
dilaksanakan bimbingan teknis terkait kemampuan menulis dan cara menyusun
makalah/artikel/karya tulis lainnya. Hal ini saling berkaitan untuk mengembangkan
kemampuan dan informasi untuk penyusunan makalah sembari meningkatkan
kualitas dan kemampuan ASN di Deputi Bidang Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang .

Kemudian sehubungan dengan rencana aksi dan dalam hal menindaklanjuti Disposisi
Bapak Deputi Nomor Agd.680.023 bersama ini kami laporkan bahwa pada tanggal 24
Maret 2022 Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan telah mengikuti Focus
Group Discussion(FGD) tentang FGD tentang Pembahasan Kebijakan Strategis
dalam Merealisasikan Penataan dan Pemanfaatan Wilayah Pertahanan dalam
Pembangunan IKN Nusantara. Beberapa hal pokok yang diperoleh dari hasil
pembahasan rapat adalah sebagai berikut:

1. Kementerian PUPR akan bertugas membangun infrastruktur dasar di Ibukota


Negara Nusantara diantaranya : Kantor Presiden dan Wakil Presiden, Gedung
MPR DPR, kantor Kementerian Koordinator dan fasilitas umum lainnya.
2. Bappenas mengusulkan agar pelaksanaan perencanaan hingga pembangunan
di bidang pertahanan dan keamanan dilakukan oleh K/L terkait (bukan
PUPR)sehingga dapat menambah kapasitas pembangunan.
3. Terkait rencana usulan bandara VVIP yang akan bergabung dengan
pangkalan TNI AU belum terdapat kepastian lokasi akan ditempatkan di luar atau
di dalam kawasan IKN. Untuk sementarabandara VVIP akan dipersiapkan di
Bandara Sepinggan Balikpapan.Kemenhan akan menyampaikan rencana lokasi
pembangunan Pangkalan TNI AU kepada Pokja Hankam IKN.
4. Terkait potensi konflik/sengketa tanah dengan masyarakat lokal (khususnya
masyarakat adat setempat) diupayakan agar penyelesaiannya dilakukan melalui
jalur non litigasi seperti alternative dispute resolution(ADR), tidak melalui
pengadilan yang akan membutuhkan waktu dan prosedur yang lebih lama.
5. Terdapat isu hankam dalam pembangunan IKN Nusantara diantaranya : Flight
Information Region berdekatan dengan Singapura, Kinabalu dan Manila,Trans
National Crime, Radius jelajah ICBM (Peluru Kendali Balistikantar Benua),Terorist
Transit Triangle,dan ancaman pertahanan pada Alur Laut Kepulauan Indonesia
(ALKI) II.
6. Untuk menghadapi isu hankam pada poin 4 diatas, sistem pengamanan awal
yang akan disiapkan tahun 2022-2024 diantaranya: Paspampres, Skadron Udara
17 dan 45, Batalyon Paskhas, Kodim dan Koramil, Batalyon Koramil, Batalyon
mekanis, batalyon Zipur, Batalyon Kavelery, Batalyon Arhanud, Lanal Escape
VVIP, dan Satrudal PAM IKN.
7. Pembangunan sarana dan prasarana pertahanan sampai dengan tahun 2045
perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan postur IKN Nusantara
yang ideal.

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
a. Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
b. Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
c. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
d. Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self
Assesment terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan di


Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang telah terealisasi sebesar 25% atau
mencapai 31% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-2.2
2.2.Persentase
Penyelesaian Analisis
Kebijakan di Bidang presentase 80% 25% 31%
Penguatan Daya
Saing Kawasan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan I 2022, telah


dilaksanakan kegiatan penyusunan policy brief dan policy paper/monograf kebijakan
tentang Penguatan Daya Saing Kawasan

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana
Aksi dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)
Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan di Bidang Penguatan Daya
Saing Kawasan

No Keterangan ( dapat berisikan


Rencana Aksi TW I Status Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

Berdasarkan rencana aksi,


pada triwulan I dilaksanakan
pengumpulan data untuk
penyusunan policy brief terkait
Pengumpulan data dan informasi
perkotaan yang harus disusun
1 terkait penyusunan Policy Brief Terlaksana
pada triwulan III. Oleh karena
tentang Perkotaan
itu, pelaksanaan kegiatan,
pengumpulan data, dan
analisisnya dilakukan dan
dikumpulkan pada triwulan I.

Berdasarkan rencana aksi,


pada triwulan I dilaksanakan
pengumpulan data untuk
penyusunan policy brief terkait
Pengumpulan data dan informasi
Kawasan Strategis Ekonomi
terkait penyusunan Policy Paper
2 Terlaksana yang harus disusun pada
tentang Kawasan Strategis
triwulan III. Oleh karena itu,
Ekonomi
pelaksanaan kegiatan,
pengumpulan data, dan
analisisnya dilakukan dan
dikumpulkan pada triwulan I.

Berdasarkan rencana aksi,


pencarian informasi mulai
dilakukan pada triwulan I untuk
persiapan penyusunan yang
dilaksanakan pada triwulan III.
Berhubungan dengan rencana
aksi yang lain terkait dengan
keikutsertaan ASN pada
workshop juga dilaksanakan
Pencarian informasi sebagai
bimbingan teknis terkait
bahan penyusunan makalah
3 Terlaksana kemampuan menulis dan cara
tentang Kawasan Strategis
menyusun
Ekonomi dan Perkotaan
makalah/artikel/karya tulis
lainnya. Hal ini saling berkaitan
untuk mengembangkan
kemampuan dan informasi
untuk penyusunan makalah
sembari meningkatkan kualitas
dan kemampuan ASN di Deputi
Bidang Koordinasi Wilayah dan
Tata Ruang.
Kolom status dapat diisi dengan:
a. Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
b. Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon
dituliskan realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
c. Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
d. Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)
Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Tata Kelola Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan
3 yang Baik
Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan
Pengendalian di Bidang Penguatan Daya Saing Kawasan yang Efektif ditunjukkan oleh pencapaian
dua indikator kinerja yaitu:
1. Presentase ASN Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan yang
memenuhi jam pelajaran ASN
2. Presentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Penguatan Daya
Saing Kawasan

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


3.1 Presentase ASN Latar Belakang
Asisten Deputi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017, pengembangan
Penguatan Daya kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 Jam pelajaran. Adapun
Saing Kawasan pemenuhan 20 Jam pelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti
seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya,dan benchmarking.
yang memenuhi jam Persentase ASN Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan yang memenuhi
pelajaran ASN jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi,
workshop/lokakarya,dan benchmarking merupakan alat untuk mengukur pemenuhan
pengembangan kompetensi pegawai dalam memenuhi jam pelajaran sebanyak 20
jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam FGD/seminar/workshop mengacu pada PP
No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan rencana aksi, dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Potensi


Nilai Ekonomi Karbon dalam Rangka Pengembangan Proyek Energi Baru dan
Terbarukan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dengan agenda
Pemaparan kajian dari narasumber terkait dengan Potensi Nilai Ekonomi Karbon
dalam Rangka Pengembangan Proyek Energi Baru dan Terbarukan di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas serta Diskusi mekanisme pelaksanaan
penyelenggaraan nilai ekonomi karbon melalui pengembangan proyek Energi Baru
dan Terbarukan (EBT) di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
(KPBPB) oleh investor dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan penjelasan
serta paparan yang telah disampaikan oleh para narasumber, terdapat diskusi yang
cukup elaboratif di dalam FGD ini dalam membahas implementasi NEK di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, serta mendiskusikan mengenai
tantangan implementasi NEK di Indonesia.

Yang kedua, Dalam rangka pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia di


Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan, telah diikuti beberapa sosialisasi, yakni
sosialisasi penggunaan aplikasi e-Monev yang memudahkan kegiatan pemantauan
dan evaluasi anggaran dan kegiatan. Monitoring dan evaluasi secara elektronik ini
dilakukan secara mandiri oleh setiap keasdepan, karenanya diperlukan
wadah/platform yang dapat memudahkan pemantauan oleh pihak yang berwenang.
Monitoring dan evaluasi ini mendorong adanya pemantauan yang lebih efisien dalam
hal Perkotaan/Kawasan Strategis Ekonomi/Superhub/Pembiayaan Alternatif. Dengan
peran dan tugas dari Keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan yang berkaitan
dengan kawasan, maka diperlukan monitoring untuk memantau progres pengerjaan
dan evaluasi apabila ada hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Selain itu, e-
Monev yang dibangun oleh Bappenas juga memudahkan K/L tersebut untuk
mengetahui progres pembangunan yang berkaitan erat pula dengan tugas
keasdepan Penguatan Daya Saing Kawasan.

Yang terakhir, rencana aksi yang berbunyi ‘Keikutsertaan ASN pada Workshop terkait
Perkotaan/ Kawasan Strategis Ekonomi/ Superhub/Pembiayaan Alternatif/Bahasa’
dilaksanakan dengan diadakannya bimbingan teknis terkait tata cara penulisan Karya
Tulis Ilmiah, artikel, policy brief, telaahan staf, dan lain-lain. Berdasarkan dialog
kinerja sebelumnya, disampaikan bahwa kendala dalam membuat kebijakan dan
pengambilan keputusan adalah adanya keterbatasan data yang dimiliki oleh instansi.
Deputi Bidang Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang juga menyampaikan mandat yang
sejalan dengan rencana aksi untuk mengadakan bimbingan teknis/pelatihan
kepenulisan untuk meningkatkan kualitas penelitian yang bermanfaat sebagai data.
Bimbingan teknis dilaksanakan selama dua hari dengan beberapa pembicara yang
ahli di bidangnya dari K/L lain dengan memberikan penjelasan secara teori dan
praktik mengenai kemampuan menulis. Dengan dimilikinya kemampuan menulis,
akan meningkatkan jumlah riset, publikasi, jurnal, telaahan staf, dan lain-lain yang
mendukung data untuk peningkatan kualitas kebijakan.

Selain itu, Deputi Bidang Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang juga menyampaikan
bahwa perlu adanya kolaborasi data dan sinergi antara ASN internal Kedeputian
Bidang Koordinasi Wilayah dan Tata Ruang dengan pihak lain, misalnya pihak
perguruan tinggi sebab perguruan tinggi melakukan riset dengan jumlah yang banyak
dan kualitas yang baik. Hal ini pun sesuai dengan rencana aksi yang diwujudkan
dalam bimbingan teknis ini. Dalam pelaksanaannya, pembicara yang mengisi
bimbingan teknis ini adalah Dosen di Institut Teknologi Bandung.

Hasil Pengukuran Kinerja


(berisikan rincian:
a. Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
b. Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk
menunjang Kinerja dan data dukung kinerja
c. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
d. Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self
Assesment terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Jumlah Presentase ASN Asisten Deputi Penguatan
Daya Saing Kawasan yang memenuhi jam pelajaran ASN yang telah terealisasi
sebesar 25% atau mencapai 35% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai
berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-3.1
3.1.Presentase ASN
Asisten Deputi
Penguatan Daya
presentase 70% 25% 35%
Saing Kawasan yang
memenuhi jam
pelajaran ASN

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan I 2022, telah


dilaksanakan:
1. program pengembangan Workshop/FGD/Seminar tentang Penguatan Daya
Saing Kawasan
2. Coaching Clinic Implementasi Perizinan Berusaha Berdasarkan PP 41 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan KPBP
Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I
(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana
Aksi dan Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)

Presentase ASN Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan yang


memenuhi jam pelajaran ASN

No Keterangan ( dapat berisikan


Rencana Aksi TW I Status Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

Dalam rangka pengembangan


proyek energi baru dan
Keikutsertaan ASN pada FGD
terbarukan di Kawasan
terkait Perkotaan/ Kawasan
1 Terlaksana Perdagangan Bebas dan
Strategis Ekonomi/ Superhub/
Pelabuhan Bebas,
Pembiayaan Alternatif
dilaksanakan FGD terkait
potensi nilai ekonomi karbon.

Dalam rangka pengembangan


kualitas Sumber Daya Manusia
di Keasdepan Penguatan Daya
Keikutsertaan ASN pada
Saing Kawasan, telah diikuti
sosialisasi tentang
beberapa sosialisasi, yakni
2 Perkotaan/Kawasan Strategis Terlaksana
sosialisasi penggunaan
Ekonomi/Superhub/Pembiayaan
aplikasi e-Monev yang
Alternatif
memudahkan kegiatan
pemantauan dan evaluasi
anggaran dan kegiatan.

Dalam rangka pengembangan


Keikutsertaan ASN pada kualitas Sumber Daya Manusia
Workshop terkait Perkotaan/ di Keasdepan Penguatan Daya
3 Kawasan Strategis Ekonomi/ Terlaksana Saing Kawasan,telah diikuti
Superhub/ Pembiayaan workshop terkait penulisan
Alternatif/Bahasa karya tulis, artikel, policy brief,
dan lain-lain.

Dalam rangka untuk


melakukan klarifikasi serta
penyamaan persepsi terkait
dengan perbedaan
nomenklatur Perizinan
Berusaha di dalam PP Nomor
41 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan KPBPB dan
PP Nomor 5 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis
Keikutsertaan ASN pada Risiko. Tujuan
Coaching Clinic Implementasi dilaksanakannya Coaching
4 Perizinan Berusaha Berdasarkan Terlaksana Clinic yaitu untuk memperjelas
PP 41 Tahun 2021 tentang alur dan kewenangan
Penyelenggaraan KPBP penerbitan Perizinan Berusaha
di Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Selain itu, untuk melakukan
pembaharuan terhadap Daftar
Lampiran Perizinan Berusaha
dalam PP Nomor 41 tahun
2021tentang Penyelenggaraan
KPBPB berdasarkan PP
Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko.
Kolom status dapat diisi dengan:
a. Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
b. Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon
dituliskan realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
c. Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW
berapa)
d. Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab
rencana aksi tidak terlaksana)

3.2 Presentase Latar Belakang


Kualitas Persentase kualitas pelaksanaan anggaran adalah indikator yang ditetapkan untuk
Pelaksanaan menggambarkan kualitas pelaksanaan anggaran belanja dari sisi kesesuaian terhadap
Anggaran perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran dan penggunaan belanja secara
proporsional.
Asisten
Deputi Hasil Pengukuran Kinerja
Penguatan (berisikan rincian:
Daya Saing a. Hasil Perbandingan Antara target dan Realisasi
Kawasan b. Narasi atas Capaian Kinerja disertai dengan Upaya yang dilakukan untuk menunjang
Kinerja dan data dukung kinerja
c. Kendala dalam Pencapaian Kinerja
d. Rekomendasi Perbaikan Kinerja untuk Triwulan selanjutnya dan Self Assesment
terkait capaian target kinerja tahun 2022 (jika memungkinkan)

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Presentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi
Penguatan Daya Saing Kawasan yang telah terealisasi sebesar 52% atau mencapai 54%
dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja

IKU-3.2
3.2.Presentase
Kualitas Pelaksanaan
presentase
Anggaran Asisten l
95,2% 52% 54%
Deputi Penguatan
Daya Saing Kawasan

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan I 2022, telah dilaksanakan
kegiatan :
a. Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran Asisten Deputi Penataan
Ruang dan Pertanahan Sesuai dengan Aturan / Kebijakan yang Berlaku

Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I


(berisikan penjelasan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
rencana aksi yang telah disebutkan di dalam PK yang meliputi :
a. Tabel Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan
b. Keterangan (Faktor-Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Rencana Aksi dan
Rekomendasi Perbaikan terkait Pelaksanaan Rencana Aksi)
Presentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Penguatan
Daya Saing Kawasan

No Keterangan ( dapat berisikan


Rencana Aksi TW I Status Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)

Dalam rangka pelaksanaan


regulasi/kebijakan dan
kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya,
disusun anggaran untuk
melaksanakannya.
Pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan anggaran sesuai
1 Terlaksana Berdasarkan tabel
dengan perencanaan dan
pelaksanaan anggaran Asisten
regulasi/kebijakan yang berlaku
Deputi Penguatan Daya Saing
Kawasan yang terlampir di
bawah, pelaksanaan kegiatan
dan penggunaan anggaran
sudah sejalan dengan
perencanaan dan regulasinya.

Berdasarkan tabel
pelaksanaan anggaran Asisten
Pelaksanaan anggaran dan
Deputi Penguatan Daya Saing
penggunaan belanja
2 Terlaksana Kawasan yang terlampir di
dilaksanakan secara
bawah, penggunaan anggaran
proporsional
telah dilakukan secara
proporsional.

Kolom status dapat diisi dengan:


a. Terlaksana (pada kolom keterangan mohon dituliskan realisasi kegiatan yang
dilakukan dan narasi bahwa renaksi selesai pada TW tersebut)
b. Tidak Terlaksana dengan Perubahan (pada kolom keterangan mohon dituliskan
realisasi kegiatan pengganti yang dilakukan)
c. Tertunda dan Digeser (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab rencana
aksi tidak terlaksana pada TW tersebut dan akan digeser pada TW berapa)
d. Gagal Dilaksanakan (pada kolom keterangan mohon dijelaskan penyebab rencana
aksi tidak terlaksana)

Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Penguatan Daya Saing Kawasan

No Kelompok Output Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi Realisasi Output % Capaian


Substansi Anggaran Tw I Output

1 PDSK Koordinasi Kawasan 762.632.000 416.103.952 2 Rekomendasi 30%


Pembangunan Industri, Kawasan (54.6%) Kebijakan
Kawasan Strategis Ekonomi Khusus,
Ekonomi Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
dan Kawasan
Perbatasan
Koordinasi Kawasan
Pelabuhan Bebas
dan Pelabuhan
Bebas

2 PDSK PeningkatanKoordinasi 237.368.000 145.551.362 2 Rekomendasi 30%


Daya Saing Perencanaan dan (61.3%) Kebijakan
Kawasan Pengembangan
Wilayah Metropolitan

Koordinasi
Pembangunan Kota
Baru

Koordinasi
Pembangunan Ibu
Kota Negara Baru

Anda mungkin juga menyukai